Anda di halaman 1dari 4

Deogra B Pardede -

What kind of labor and delivery indications that should be referred to hospital?
21257
Secara normal, ada beberapa tanda melahirkan yang merupakan sinyal bahwa ibu
harus dibawa ke layanan kesehatan, yaitu:
1. Kontraksi otot uterus yang teratur
2. Peringanan (lightening)
3. Dilatasi serviks
4. Keluar lendir/darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mucus (mucous plug)
yang selama kehamilan menumpuk pada kanalis servikalis.

Berikut merupakan algoritme singkat pada tatalaksana menghadapi persalinan.

Rencana persalinan
vaginal usia aterm
dengan kondisi ibu
dan janin stabil

Belum dalam
Dalam persalinan
persalinan

Evaluasi kemajuan
persalinan
Rawat jalan menggunakan
partograf (dimulai
pada kala I fase aktif)

Melewati garis
tindakan pada Persalinan vaginal
partograf

Lakukan RUJUKAN
untuk rencana
stimulasi atau seksio
sesarea

Pengisian partograf merupakan tindakan yang penting dilakukan dalam memonitor


persalinan. Jika dilatasi serviks kurang dari 1 cm per jam, maka beberapa penyebab yang
dapat dicurigai yaitu fase aktif memanjang, serviks kaku, inersia uteri hipotonik primer atau
sekunder, dan lain-lain. Bila dilatasi serviks tidak bertambah (1 cm per jam) dan waktu telah
melewati garis tindakan (action line) maka segera lakukan rujukan ke rumah sakit PONEK
(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) (Mustafa & Olufemi, 2011).
Waktu permasalahan Indikasi rujuk
Kala I Jika dalam evaluasi, pembukaan sudah 5 cm
dan tidak ada kemajuan persalinan (partus
tak maju) maka dokter memutuskan untuk
merujuk ke RS PONEK.
Kala II Kala II memanjang yang dapat diatasi
dengan persalinan berbantu (ekstraksi
vakum/cunam), bila tersedia alatnya. Bila
alat tidak tersedia maka rujuk ke RS
PONEK.
Bila ada indikasi disproporsi kepala panggul
(DKP) atau dideteksi adanya tanda-tanda
gawat janin (FHR turun) maka putuskan
untuk dilakukan rujukan segera untuk
dilakukan seksio sesarea.
Kala III dan IV Bila terjadi perdarahan pasca-salin yang
disebabkan oleh atonia uteri atau retensio
plasenta atau gangguan pembekuan darah
atau perlukaan jalan lahir, maka lakukan
tindakan awal stabilisasi dan resusitasi
sesuai kausa, dan apabila perdarahan tidak
berhenti atau sudah melebihi 1000 mL
pervaginam segera rujuk ke RS PONEK
secepatnya.

Berdasarkan manual rujukan kehamilan (Kemkes, 2012), pada kelompok B1 (ibu hamil
dengan riwayat ANC normal, tetapi persalinan bermasalah dan harus dirujuk ke rumah sakit
dalam 24 jam) dengan indikasi yaitu:
1. Perdarahan antepartum
a. Abrupsio plasenta
b. Plasenta previa
2. Perdarahan pasca-salin
a. Atonia uteri
b. Retensi plasenta
c. Ruptur perineum derajat III-IV atau robekan serviks
3. Hipertensi (preeklamsia berat dan eklamsia)
4. Penyulit pada persalinan
a. Tali pusat menumbung
b. Fetal distress
c. Distokia bahu
d. Presentasi majemuk
5. Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu bersalin
a. Sesak (serangan asma)
b. Krisis tiroid
c. Demam tinggi/ketuban pecah >8 jam
6. Persalinan pre-term <37 minggu usia kehamilan
7. Partus macet/tidak maju
a. Grafik partograf menunjukkan persalinan mendekati/melewati garis bertindak
b. Persalinan pervaginam melalui induksi atau stimulasi
c. Persalinan pervaginam dengan tindakan
8. Presentasi bokong (pembukaan <9 cm)
9. IUFD (pembukaan <9 cm)
10. Abortus iminens
11. Abortus inkompletus
12. Dugaan kehamilan ektopik terganggu
13. Dugaan molla hidatidosa

Referensi:
Mustafa Adelaja, L., & Olufemi Taiwo, O. (2011). Maternal and fetal outcome of obstetric
emergencies in a tertiary health institution in South-Western Nigeria. ISRN obstetrics
and gynecology, 2011, 160932. https://doi.org/10.5402/2011/160932

https://kebijakankesehatanindonesia.net/v13/images/manualrujuk/MANUAL%20RUJUKAN
%20KEHAMILAN%20KULON%20RPOGO%20FINAL.pdf

Anda mungkin juga menyukai