Anda di halaman 1dari 2

Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi

Pekerti
budi pekerti atau yang disebut watak diartikan sebagai bulatnya jiwa manusia yang
merupakan hasildari bersatunya gerak pikiran perasaan dan kehendakatau kemauan
sehingga menimbulkan suatu tenaga budi. Pekerti juga dapat dimaknai sebagai
perpaduan antara cipta kognitif dan rasa afektif sehingga menghasilkan karsa
psikomotorik.

Budi pekerti adalah kemampuan kodrat manusia atau individu yang berkaitan dengan
bagian biologis dan berperan menentukan karakter seseorang" Ki Hajar Dewantara

Watak atau budi pekerti merupakan kodrat setiap manusia, sehingga kuta sebagai
pendidik perlu memahami kodrat itu dan dapat mendampingi tumbuhnya kecapakan
budi pekerti murid dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dialaminya." Ki Hajar
Dewantara

Memahami kemampuan kodrat anak atau murid sebagai individu yang sadar mampu
memikirkan, memahami, merasakanm berempati, berkehendak, dan bertindak
semestinya dapat kita tanamkan dalam benak kita sebagai pendidik" Ki Hajar
Dewantara

Teori konvergensi didasarkan atas 2 teori utama. 


Yang pertama teori tabularasa yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat
kertas kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh pendidik dengan pengetahuan
dan wawasan yang diinginkan pendidik .
Yang kedua teori negatif yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas
yang sudah terisi penuh dengan berbagai macam coretan dan tulisan. 
Rasa takut, rasa malu, rasa kecewa, rasa iri, rasa egois, merasa berani, dan
segala yang berkaitan dengan perasaan dan jiwa manusia adalah bagian
biologis yang tidak dapat berubah dan menetap pada individu sejak anak-anak
hingga dewasa. 
Sementara kecakapan dan keterampilan pikiran kemampuan menyerap
pengetahuan adalah bagian intelligible yang dapat berubah karena pengaruh
keadaan dan lingkungan termasuk salah satunya pengaruh pendidikan. 
Ketika pikirannya tidak bergerak maka akan memunculkan rasa asli yang dimilikinya
yaitu menjadi penakut dan pemalu sesuai dengan watak biologisnya yang tidak dapat
berubah. 

Dengan adanya budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka
(berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri " Ki Hajar Dewantara
Menciptakan lingkungan pembelajaran terbaik murid

l𝐢𝐧𝐠𝐤𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫𝐮𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩


𝐩𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐚𝐤. 𝐃𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐨𝐧𝐝𝐮𝐬𝐢𝐟
𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐟𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐩𝐞𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫
𝐛𝐚𝐠𝐢 𝐚𝐧𝐚𝐤. 𝐋𝐢𝐧𝐠𝐤𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐤𝐬𝐮𝐝 𝐲𝐚𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐞𝐠𝐚𝐥𝐚 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮
𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐩𝐫𝐨𝐬𝐞𝐬 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐥𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧.
𝐒𝐞𝐝𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐧𝐝𝐮𝐬𝐢𝐟 𝐚𝐫𝐭𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐨𝐧𝐝𝐢𝐬𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫-𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐧𝐲𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐫𝐭𝐚
𝐦𝐞𝐧𝐝𝐮𝐤𝐮𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐠𝐢𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚𝐫.

𝐓𝐢𝐩𝐬 𝐌𝐞𝐧𝐜𝐢𝐩𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐮𝐚𝐬𝐚𝐧𝐚 𝐊𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐨𝐧𝐝𝐮𝐬𝐢𝐟 𝐝𝐚𝐧 𝐌𝐞𝐧𝐲𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧:


    1. Menyampaikan aturan dengan tegas namun penuh empati
    2. Bangun komunikasi yang baik dengan siswa dan orangtua
    3. Libatkan siswa dalam membuat aturan.
    4. Amati dan pahami perilaku setiap siswa
    5. Berikan dukungan siswa dalam belajar.

𝟒 𝐂𝐚𝐫𝐚 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐄𝐟𝐞𝐤𝐭𝐢𝐟, 𝐄𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐌𝐞𝐧𝐲𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧


    1. Guru harus konsisten dengan waktu pembelajaran.
    2. Berikanlah materi pelajaran sesuai dengan silabus dan RPP.
    3. Pemilihan metode/model pembelajaran Kerja Kelompok
    4. Gunakan sumber belajar bisa berupa buku atau alat peraga.

𝐁𝐞𝐫𝐢𝐤𝐮𝐭 𝐢𝐧𝐢 𝟕 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐬𝐢𝐬𝐰𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠


𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐆𝐮𝐫𝐮 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐬.
    1 Memberikan Teladan
    2 Memberikan Penghargaan/Apresiasi
    3 Menyisipkan Pesan Moral dalam Setiap Pelajaran
    4 Jujur dan Open-Minded
    5 Mengajarkan Sopan Santun
    6 Menanamkan Leadership
    7 Menceritakan Pengalaman Inspiratif

Anda mungkin juga menyukai