Anda di halaman 1dari 10

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

Nomor :____/PKWT/HYSY 902/FAB/III/2022

Pihak – pihak yang membuat kesepakatan di bawah ini :

1. Nama : ________________________
Jabatan : Direktur Utama

Karena jabatan bertindak untuk dan atas nama PT. XXX – yang untuk selanjutnya juga disebut
Perusahaan – beralamat di Jl. Paseban Salemba No. 10, Jakarta Pusat Jakarta yang kemudian disebut
sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ________________________
Tempat/Tgl. Lahir : ________________________
Alamat : ________________________
Telpon : ________________________
No. KTP : ________________________
Status : S/K0/K1/K2/K3 (berisilang)

Bertindak untuk dan atas namanya sendiri, yang kemudian disebut PIHAK KEDUA

Masing – masing Pihak sepakat untuk mengikat diri dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT),
sebagai berikut :

PASAL 1
STATUS DAN JABATAN

PIHAK PERTAMA mempekerjakan PIHAK KEDUA dengan status Pegawai Kontrak dengan
domisili di Jakarta berdasarkan Proyek HYSY 902.

PIHAK KEDUA dipekerjakan untuk jabatan RADIO OPERATOR dengan tugas dan tanggung
jawab yang diberitahukan oleh Atasan Langsung dan Kepala Operasi (Operation Head) ditempat yang
bersangkutan bekerja yang untuk selanjutnya disebut Lokasi Kerja.

PASAL 2
JANGKA WAKTU PERJANJIAN KERJA

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) antaraPIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA ini
mempunyai jangka waktu 6 (enam bulan) sebagai berikut :
Mulai tanggal :________________________
Berakhir tanggal :________________________

1
Dengan catatan sebagai berikut :
 Perjanjian Kerja ini akan berakhir sebelum masa berlaku tersebut diatas selesai apa bila terjadi
penghentian proyek dari Pengguna Jasa Perusahaan (PT. XXX) atau Pemberi Proyek (PT. XXX)
atau Prinsipal (PHE OSES Ltd).
 Perjanjian Kerja ini akan berakhir sebelum masa berlaku tersebut diatas selesai apabila PIHAK
KEDUA dinyatakan tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik atau dinyatakan dalam
kondisi kesehatan yang tidak memenuhi syarat oleh Pihak Pengguna Jasa Perusahaan (PT. XXX)
atau Pemberi Proyek (PT. XXX) atau Prinsipal (PHE OSES Ltd)
 Perjanjian Kerja ini akan berakhir sebelum masa berlaku tersebut diatas selesai apabila salah satu
dari ketentuan – ketentuan mengenai Pemutusan Hubungan Kerja dalam Perjanjian Kerja ini
terpenuhi.
 Perjanjian Kerja ini dapat berakhir sebelum masa berlaku tersebut diatas selesai apabila PIHAK
KEDUA mengajukan pengunduran diri. Apabila PIHAK KEDUA berniat untuk
mengundurkandiri, pengajuan pengunduran diri tersebut harus disampaikan selambat – lambatnya
1 bulan sebelumnya.
 Perjanjian Kerja ini dapat diperpanjang atau diperbaharui dengan persetujuan kedua belah pihak
apabila dikemudian hari proyek tersebut diatas diperpanjang masa kerjanya oleh Pihak Pengguna
Jasa Perusahaan atau Pemberi Proyek (PT. XXX).

PASAL 3
WAKTU DAN TEMPAT KERJA

PIHAK PERTAMA mempekerjakan PIHAK KEDUA untuk bekerja didaerah lepas pantai
(Offshore) diatas Workover HYSY 902 atau di Lokasi Kerja lainnya sesuai dengan kebutuhan
Perusahaan dengan jadwal kerja 14 “On Duty” termasuk perjalanan – dari tempat Crew Change di
Kalijapat atau Departure Point lainnya ke Lokasi Kerja dan Sebaliknya – dan 14 hari istirahat (“Off
Duty”) dengan ketentuan sebagai berikut :
 Dengan Jadwal 2.2 tersebut diatas, PIHAK KEDUA mengerti bahwa PIHAK KEDUA
berkewajiban untuk bekerja di Lokasi Kerja selama rata – rata 14 hari dalam satu bulan. Hari –
hari kerja dimana PIHAK KEDUA berkewajiban untuk bekerja di Lokasi Kerja selanjutnya
disebut “Hari KerjaWajib di Lokasi Kerja”
 Apabila untuk kepentingan operasi PIHAK PERTAMA meminta PIHAK KEDUA untuk
bekerja di Lokasi Kerja pada masa istirahat (“Off Duty”), maka PIHAK KEDUA wajib bekerja
dengan imbalan seperti diatur dalam Pasal lain dari Perjanjian Kerja ini.
 Masa istirahat “Off Duty” tersebut diatas sudah termasuk masa cuti pegawai yang bersangkutan.
 Jadwal Kerja dapat berubah, dan perubahan tersebut akan diberitahukan kepada PIHAK
KEDUA.
 PIHAK KEDUA hanya dapat meninggalkan Lokasi Kerja atas izin dari Kepala Operasi di Lokasi
Kerja (Barge Master) hanya setelah pengganti yang bersangkutan dating ke Lokasi Kerja.
 PIHAK KEDUA wajib bersedia dimutasikan ke Lokasi Kerja (Barge) lain selama masih dibawah
naungan Perusahaan.

PASAL 4
GAJI DAN TUNJANGAN

PIHAK KEDUA sebagai RADIO OPERATOR di Lokasi Kerja mana pun dalam lingkup
Perusahaan, berhak atas gaji dan tunjangan sebagai berikut :
Gaji Pokok : Rp. 8.000.000
Tunjangan Jabatan : Rp. 3.000.000
Tunjangan Lapangan / Offshore Allowance : Rp. 3.000.000

PIHAK PERTAMA membayar gaji dengan cara transfer kenomor rekening yang ditunjuk oleh
PIHAK KEDUA setiap akhir bulan, dengan
nomor sebagai berikut :
2
 Nama Bank : -
 Alamat Bank : -
 PemilikRekening : -
 NomorRekening : -

BantuanPemeliharaan Kesehatan yang diatur dalam Pasal lain dalam Perjanjian Kerja ini. Tunjangan
Hari Raya (THR) yang diatur dalam Pasal lain dalam Perjanjian Kerja ini.
 Tunjangan Lapangan / Offshore Allowance diberikan setiap bulan berdasarkan jumlah hari
pegawai bekerja di lokasi kerja – dimulai dilokasi Crew Change di Kali Japat atau Departure
Point lainnya pada saat berangkat menuju Lokasi Kerja, dan berakhir pada crew boat pada saat
meninggalkan Lokasi Kerja. Dengan demikian apabila PIHAK KEDUA tidak bekerja
diLapangan / Offshore maka tidak berhak atas Tunjangan Lapangan / Offshore Allowance.
 Tunjangan transport diberikan sebagai pengganti biaya perjalanan dari rumah ke Kali Japat atau
Departure Point lainnya dan sebaliknya (pp), sehingga apabila pada bulan berjalan
 PIHAK KEDUA tidak bekerja di Offshore maka tidak berhak atasTunjangan Transport.
 Gaji Pokok akan diberikan penuh hanya apabila PIHAK KEDUA telah memenuhi seluruh
kewajibannya untuk bekerja di Lokasi Kerja. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi
kewajiban yang telah ditetapkan dalam Pasal-3 karena hal-hal lain yang tidak diatur dalam
ketentuan – ketentuan Pasal -15 dari Perjanjian Kerja ini atas kesalahan PIHAK KEDUA maka,
PIHAK KEDUA setuju untuk dikurangi perdapatannya pada akhir bulan sebesar :

1.5 x GajiPokok x 28 x n hari


173

 PIHAK PERTAMA membayar gaji dengan cara transfer kenomor rekening yang ditunjuk oleh
PIHAK KEDUA setiap akhir bulan.
 Masing – masing Pihak setuju untuk menjaga kerahasiaan Gaji dan Tunjangan.

PASAL 5
UPAH OVERDAY (“ON CALL”)

 Jika untuk kepentingan operasi PIHAK PERTAMA meminta PIHAK KEDUA untuk bekerja di
Lokasi Kerja melebihi jumlah hari kerja yang ditentukan atau meminta PIHAK KEDUA untuk
bekerja di Lokasi Kerja pada masa istirahat (“Off Duty”) sehingga PIHAK KEDUA bekerja
melebihi jumlah Hari Kerja Wajib di Lokasi Kerja yang ditentukan dalam Pasal-3, maka
kelebihan hari kerja di Lokasi Kerja akan diperhitungkan sebagai “On-Call”. Untuk itu PIHAK
KEDUA berhak atas imbalan Kelebihan Hari Kerja yang dihitung dengan perhitungan sebagai
berikut :

1.5 x GajiPokok x 28 x n hari


173

Dimana “n” adalah jumlah kelebihan hari kerja diluar Hari Kerja Wajib di Lokasi Kerja yang dihitung
berdasarkan time sheet yang telah disetujui oleh Penyelian (Supervisor) dari yang bersangkutan serta
diketahui oleh Kepala Operasi di Lokasi Kerja (Barge Master) dan diverifikasi oleh Kantor Pusat
Jakarta.
 Kecuali ditentukan lain oleh Perusahaan, hari dimana pekerja yang bersangkutan dalam
perjalanan pulang tidak dapat dihitung sebagai hari “On Call”.
 Imbalan Kelebihan Hari Kerja (On-Call) tersebut sudah termasuk Offshore Allowance.

PASAL 6

3
UPAH LEMBUR (OVERTIME)

 Jika PIHAK KEDUA bekerja lebih dari Jam Kerja yang ditentukan di Lapangan, maka kelebihan
jam tersebut akan diperhitungkan sebagai Overtime dengan formula perhitungan untuk setiap Jam
Kerja sebagai berikut :

(Total Jam Overtime x 2) x GajiPokok


173

 Apabila bekerja overtime untuk kebutuhan internal Perusahaan, Total Overtime dihitung
berdasarkan Overtime Record yang telah disetujui oleh Barge Master dan diverifikasi oleh Kantor
Pusat Jakarta.
Apabila bekerja overtime untuk kebutuhan Pemberi Proyek (PT. XX), Total Overtime dihitung
berdasarkan Overtime Record yang telah disetujui oleh Barge Master dan representatip dari
Pemberi Proyek (PT. XXX) dan diverifikasi oleh Kantor Pusat Jakarta.

PASAL 7
BANTUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

 PIHAK KEDUA berhak untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang sudah disediakan di
Barge.
 Dalam 1 (satu) tahun, PIHAK PERTAMA akan memberikan Tunjangan Bantuan Kesehatan
untuk Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan bagi PIHAK KEDUA sampai dengan sejumlah
maksimum 3x (tigakali) Gaji Pokok. Bila masa berlaku Perjanjian Kerja ini kurang dari 1 (satu)
tahun, maka Tunjangan Bantuan Kesehatan dihitung secara proporsional.
 Tunjangan Bantuan Kesehatan tersebut hanya berlaku untuk individu PIHAK KEDUA saja.
 Bagi PIHAK KEDUA Tunjangan Bantuan Kesehatan juga berlaku untuk 1 (satu) orang Istri
Pertama yang syah dan 2 (dua) orang Anak Kandung yang berusia dibawah 17 tahun, yang
terdaftar di Bagian Kepegawaian (HR) Kantor Pusat Jakarta. Tunjangan Bantuan Kesehatan ini
tidak berlaku untuk keluarga yang lain dari PIHAK KEDUA.
 Tunjangan Bantuan Kesehatan ini diberikan dalam bentuk penggantian biaya yang telah
dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA untuk Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan dari PIHAK
KEDUA berdasarkan kwitansi asli dari dokter, kwitansi asli dan copy resep dari apotik, atau
kwitansi asli dari Rumah Sakit atau Balai Bantuan Kesehatan tidak dapat diuangkan tanpa bukti
asli pemeriksaan kesehatan, pembelian obat, atau rawat inap tersebut diatas.
 Untuk meminta/mencairkan Tunjangan Bantuan Kesehatan, PIHAK KEDUA diminta mengisi
dan menandatangani permohonan yang dilengkapi denganbukti – bukti pembayaran yang syah
seperti disyaratkan diatas. Tanggal dari kwitansi bukti pembayaran yang syah tersebut harus
tertangggal tidak lebihtua/lama dari dua bulan sebelum tanggal permintaan penggantian. Kwitansi
dengan tanggal lebih tua dari 2 (dua) bulan dari tanggal permintaan pengganti anakan dinyatakan
kadaluarsa, sehingga tidak dapat digunakan untuk bukti permohonan Tunjangan Bantuan
Kesehatan.
 PIHAK KEDUA mengerti bahwa apabila PIHAK PERTAMA merasa ragu akan kebenaran dari
klaim Tunjangan Bantuan Kesehatan, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menyelidiki
kebenaran dari kwitansi dan dokumen lain yang dilampirkan. Dalam hal ini, PIHAK KEDUA
akan memberikan waktu yang cukup bagi PIHAK PERTAMA untuk proses klarifikasi tersebut.
 Tunjangan Bantuan Kesehatan tidak berlaku untukhal – halberikut :
- Kwitansi bukan kwitansi asli atas nama PIHAK KEDUA,
- Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan alternative non medis seperti misalnya
sinshe/paranormal/dukun,
- Pembelian obat tanpa ada pemeriksaan dan resep dokter,
- Pembelian kacamata tanpa pemeriksaan dan resep dokter,
- Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan akibat kecelakaan lalu-lintas,
- Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan untuk kosmetik dan obat kuat,
4
- Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan penyakit kelamin dan AIDS/HIV,
- Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan akibat kecanduan alcohol, zat – zat psikotropika,
narkotika dan zat addictive lain.
 Apabila diakhir tahun dinas, dan pada saat Perjanjian Kerja ini berakhir, ternyata Tunjangan
Bantuan Kesehatan yang telah diterima PIHAK KEDUA lebih kecil dari pada batasan
maksimum diatas, maka sisa dari Tunjangan Bantuan Kesehatan tidak dapat diuangkan/diberikan
kepada PIHAK KEDUA.
 Jika PIHAK PERTAMA mengikut sertakan PIHAK KEDUA dalam program Asuransi
Kesehatan, maka pasal – pasal diatas dinyatakan tidak berlaku lagi, dan digantikan oleh peraturan
– peraturan dari pihak Perusahaan Asuransi.

PASAL 8
TUNJANGAN HARI RAYA (THR)

 Tunjangan Hari Raya (THR) diatur sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor PER-04/MEN/1994, sebagai berikut :
- Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 (duabelas) bulan terus menerus atau lebih,
berhak untuk memperoleh THR sebesar 1 (satu) bulan Gaji Pokok.
- Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan terus menerus tetapi kurang dari 12
(duabelas) bulan, akan memperoleh THR secara proporsional yaitu masa kerja dibagi 12
(duabelas) dikalikan satu bulan Gaji Pokok.
 PIHAK KEDUA yang tidak merayakan Hari Raya Idul Fitri dapat memilih apakah Tunjangan
Hari Raya akan diberikan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri atau untuk menyambut Hari
Natal dengan menyampaikan pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada Bagian Kepegawaian
Kantor Pusat Jakarta satu bulan sebelum hari Raya Idul Fitri.
 Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum Hari Raya (IdulFitri atau Hari Natal) maka
PIHAK KEDUA tidak mendapatkan Tunjangan Hari Raya.

PASAL 9
ASURANSI

1. PIHAK PERTAMA mengikut sertakan PIHAK KEDUA dalam program Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenaga kerjaan (d/a JAMSOSTEK) yaitu dengan perincian sebagai
berikut :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
b. Jaminan Kematian (JKM)
c. Jaminan Hari Tua (JHT)
d. Jaminan Pensiun (JP)
Premi JHT sebesar 2% dan Jaminan Pensiun sebesar 1% dari Upah Bersih perbulan akan
dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
2. PIHAK PERTAMA mengikut sertakan PIHAK KEDUA dalam program Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan (d/a ASKES) yg berlaku untuk 1 istri sah dan 3 anak dengan
maksimal usia 21th (dengan syarat belum menikah dan belum bekerja); untuk rawat jalan dan
rawat inap di klinik/puskesmas/rumahsakit yang menjadi provider BPJS. Adapun premi per bulan
sebesar 5% ,dengan ketentuan 4% ditanggung oleh perusahaan dan 1% di bebankan kepada
tenagakerja.
3. PIHAK KEDUA juga didaftar sebagai peserta asuransi WCA (Workmen Compentation
Insurance) .

PASAL 10
PAJAK PENGHASILAN

5
Pajak penghasilan Pegawai ditanggung oleh PIHAK KEDUA

PASAL 11
PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN DIRI (PPE)

PIHAK PERTAMA memberikan perlengkapan Perlindungan Diri (PPE) dibawah ini kepada
PIHAK KEDUA :

JENIS PPE JUMLAH UNIT JADWAL


Coverall 2 Set Setiap 7bulan
Safety Shoes 1 Pasang Setiap 8bulan
Safety Helmt 1 Buah Satu x sampai masa berlakuhabis
SarungTangan 8 Pasang Setiap crew change
Earplug 1 Pasang Sesuaikebutuhan
Safety Glasses 1 Buah Sesuaikebutuhan
 Penggantian PPE dilluar jadwal yang ditentukan hanya dapat dilakukan apabila memang
kondisinya sudah tidak memenuhi syarat untuk dipakai, dengan menunjukkan perlengkapan lama
yang tidak layak pakai tersebut kepada petugas kantor yang berwenang atas dasar permohonan
tertulis dari Kepala Operasi di Lokasi Kerja (Barge Master).

PASAL 12
TANGGUNG JAWAB TERHADAP PERALATAN KERJA

PIHAK KEDUA akan dilengkapi dengan perlatan kerja yang dibutuhkan untuk menjalankan
tugasnya selama bekerja di Lokasi Kerja.
PIHAK KEDUA wajib menjaga dan memelihara semua peralatan kerja. Jika PIHAK KEDUA tanpa
alasan yang wajar menelantarkan, merusak atau menghilangkan suatu perlatan kerja makaPIHAK
KEDUA dapat disanksi dan/atau harus mengganti peralatan kerja tersebut.

PASAL 13
PEMERIKSAAN KESEHATAN

 PIHAK KEDUA wajib menjalani Pemeriksaan Kesehatan Berkala (Medical Check-Up) di


Rumah Sakit/Dokter/Laboratorium yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA atas tanggungan
PIHAK PERTAMA.
 Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala (Medical Check-Up) tersebut akan menentukan kelanjutan
dari dapat atau tidaknya PIHAK KEDUA dipekerjakan.
PIHAK KEDUA hanya dapat terus dipekerjakan jika kesehatan dari PIHAK KEDUA
dinyatakan memenuhi syarat (“fit”) untuk bekerja di lokasi lepas pantai oleh Rumah
Sakit/Dokter/Laboratorium tersebut diatas, dan/atau oleh pihak Pemberi Proyek atau Pengguna
Jasa Perusahaan.
 PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan Medical Check-Up mengikuti jadwal yang telah
ditentukan oleh PIHAK PERTAMA, apabila PIHAK KEDUA tidak dapat mengikuti jadwal
Medical Check-Up yang telah ditentukan tersebut tanpa alasan yang syah, maka Perusahaan akan
memberikan sanksi sesuai Pasal 16 dan/atau 17 dari Perjanjian Kerja ini.
 Apabila PIHAK KEDUA menolak untuk menjalani Pemeriksaan Kesehatan Berkala (Medical
Check-Up), makaPIHAK KEDUA dianggap tidak mematuhi instruksi Pimpinan sehingga dapat
menjadi dasar kuat untuk Pemutusan Hubungan Kerja.
 Waktu dan Pemeriksaan Kesehatan Berkala (Medical Check-Up) yang diselenggarakan pada
periode “Off Duty” tidak dapat diperhitungkan untuk perhitungan “On Call”. Namun waktu
Pemeriksaan Kesehatan Berkala (Medical Check-Up) yang diselenggarakan pada periode “On
Duty” akan mengurangi Hari KerjaWajib di Lokasi Kerja pada bulan berjalan.
 PIHAK KEDUA mengerti bahwa hasil Medical Check-Up yang dibiayai PIHAK PERTAMA
adalah milik PIHAK PERTAMA. Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum masa
6
Perjanjian Kerja ini berakhir, dan jika PIHAK KEDUA menginginkan hasil Medical Check-Up
yang asli, makaPIHAK KEDUA wajib mengganti seluruh biaya Medical Check-Up yang telah
dikeluarkan PIHAK PERTAMA.

PASAL 14
PELATIHAN/TRAINING

 PIHAK PERTAMA dapat menugaskan PIHAK KEDUA untuk mengikuti Pelatihan/Training


yang sesuai dengan kebutuhan operasi atas tanggungan PIHAK PERTAMA. Ijazah, Sertifikat,
Licences atau Brevet hasil Pelatihan/Training akan disimpan oleh PIHAK PERTAMA.
 PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan Training mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat mengikuti jadwal Training yang
telah ditentukan tersebut tanpaalasan yang syah, maka Perusahaan akan memberikan sanksi sesuai
Pasal 16 dan/atau 17 dari Perjanjian Kerja ini.
 Waktu Pelatihan/Training yang diselenggaran pada periode “Off Duty” tidak dapat
diperhitungkan untuk perhitungan “On Call”. Namun sebaliknya, waktuPelatihan/Training yang
diselenggarakan pada periode “On Duty” akan mengurangi Hari KerjaWajib di Lokasi Kerja pada
bulan berjalan.
 PIHAK KEDUA mengerti bahwa ijazah, Sertifikat, Licenses atau Brevet hasil Pelatihan/Training
yang dibiayai PIHAK PERTAMA adalah milik PIHAK PERTAMA. Apabila PIHAK KEDUA
mengundurkandiri sebelum masa Perjanjian Kerja ini berakhir, dan jika PIHAK KEDUA
menginginkan hasil Ijazah/Sertifikat/Licenses/Brevet yang aslli, maka PIHAK KEDUA wajib
mengganti seluruh biaya Pelatihan/Training yang telah dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 15
IZIN UNTUK MENINGGALKAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA dapat meninggalkan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :


- Permohonan izin untuk meninggalkan pekerjaan harus disampaikan secara tertulis ditujukan
kepada Kepala Operasi di Lokasi Kerja (Barge Master) dengan tembusan ke Bagian Kepegawaian
(HR) Kantor Pusat Jakarta, dengan dilampiri bukti tertulis berupa Surat Keterangan yang
mencantumkan nama anggota keluarga yang bersangkutan.

PASAL 16
SURAT PERINGATAN

 PIHAK KEDUA mengerti bahwa untuk tujuan pembinaan pegawai, Perusahaan dapat
memberikan Surat Peringatan ke-I, Surat Peringatan ke-II, Surat Peringatan ke-III, dan Surat
Peringatan Pertama/Kedua dan Terakhir kepada PIHAK KEDUA.
 Surat Peringatanke-I (First Warning Letter) yang berlaku selama 3 (tiga) bulan, akan di berikan
jika PIHAK KEDUA :
- Melakukan perbuatan tercela atau melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Perusahaan,
atau Peraturan Pengguna Jasa Perusahaan yang bersifat pelanggaran ringan.
- Tidak hadir di Lokasi Kerja (mangkir) dari jadwal kerja yang telah ditetapkan tanpa alasan,
atau dengan alasan lain yang tidak dapat di terima.
- Dalam bekerja tidak mengikuti prosedur kerja yang dibuat oleh PIHAK PERTAMA maupun
Prinsipal (PHE OSES Ltd) atau Pengguna Jasa Perusahaan (PT. XXX) atau Pemberi Proyek
(XXXX).
- Membawa pulang atau tidak menjaga atau tidak memelihara dengan semestinya Peralatan
Perlindungan Diri (PPE) dan Perlatan Kerja lainnya.
- Tidak dapat mengikuti jadwal Medical Check-Up dan/atau Training yang telah ditentukan
Perusahaan tanpa alasan yang syah.
7
- Membocorkan sebagian atau keseluruhan isi Perjanjian Kerja (PWKT) yang telah disepakati
sebagai hal – hal yang bersifat rahasia.
- Dinilai oleh Kepala Operasi di Lokasi Kerja (Barge Master) telah bersikap tidak sopan yang
diluar batas kewajaran terhadap atasan.
Surat peringatan ke-II (Second Warning Letter) yang berlaku selama 6 (enam) bulan, akan di
berikan jika PIHAK KEDUA.
- Melakukan kesalahan yang patut mendapat teguran tertulis setelah kurang dari 3 (tiga) bulan
sebelumnya mendapat Surat Peringatan ke-I.
 Surat Peringatan ke-III/Terakhir (Third/Last Warning Letter) yang berlaku sampai dengan di
terbitkannya Surat Percabutan Peringatan/Rehabilitasi, akan di berikan jika PIHAK KEDUA
melakukan kesalahan yang patut mendapat teguran tertulis setelah kuran gdari 6 (enam) bulan
sebelum nya mendapat Surat Peringatan ke-II.
 Surat Peringatan ke-III/Terakhir akan di tinjau setelah 12 bulan untuk melihat kemungkinan di
terbitkannya Surat Pencabutan Peringatan/Rehabilitasi.
 Surat Peringatan Pertama/Kedua dan Terakhir (First/Second and Last Warning Letter) yang
berlakuselama 12 (Dua Belas) bulan, akan diberikan jika PIHAK KEDUA :
- Melakukan perbuatan tercela, atau melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Perusahaan
atau Peraturan Pengguna Jasa Perusahaan, atau Peraturan Pemberi Proyek yang tergolong
bukan pelanggaran ringan.
- Tidak hadir di lokasi kerja (mangkir) sampai 5 (lima) hari kerja atau lebih dari jadwal yang
telah di tetapkan dengan alasan apapun yang tidak termasuk dalam perjanjian kerja ini,
kecuali menjalani perawatan inap di RumahSakit.
- 2 (dua) bulan berturut – turut gagal untuk memenuhi jumlah hari KerjaWajib di Lokasi Kerja
yang telah di tetapkan.
- Membujuk teman sekerja untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan
perundang – undangan.
- Melakukan kecerobohan atau pelanggaran prosedur yang dapat membahayakan diri sendiri
atau orang lain, atau dapat mengakibatkan kerusakan barang milik perusahaan dan/atau
Pengguna Jasa Perusahaan atau Pemberi Proyek.

PASAL 17
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

 Hubungan kerja antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA dapat berahir tanpa
peringatan tertulis sebelum masa berlaku Perjanjian Kerja ini selesai apabila PIHAK KEDUA :
- Terbukti mengambil, menggelapkan atau membawa barang atau uang milik perusahaan
dan/atau Pengguna Jasa Perusahaan dan/atau teman sekerja tanpa izin dan atau tanpa melalui
prosedur yang berlaku.
- Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan sehingga merugikan perusahaan atau,
- Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau mengedarkan
narkotika, psikotropika dan zat addictive lain nya di lingkungan kerja atau,
- Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja atau,
- Menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha.
- Merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan dan/atau
Pengguna Jasa Perusahaan atau Pemberi Proyek sehingga menimbulkan kerugian.
- Melakukan tindakan yang dapat menimbulkan bahaya yang dapat mengancam jiwa teman
sekerja di tempat kerja.
- Membocorkan rahasia Perusahaan dan/atau Pengguna Jasa Perusahaan dan/atau Pemberi
Proyek yang seharus nya di rahasiakan (convidential) kecuali untuk kepentingan Negara.
- Tidak mematuhi dan tidak melaksanakan instruksi Atasan dan Tata Tertib yang dibuat oleh
Perusahaan dan/atau Pengguna Jasa Perusahaan dan/atau Pemberi Proyek.

8
- Tidak dapat memperbaiki diri sehingga patut mendapat teguran tertulis (pantas untuk
mendapat surat peringatan lain) setelah kurang dari 1 (satu) tahun sebelum nya mendapat
Surat Peringatan ke –III/Terakhir (Third/Last Warning Letter) atau Surat Peringatan
Pertama/Kedua dan Terakhir (First/Second and Last Warning).
- Mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut – turut dengan alasan apapun kecuali
menjalani rawat inap di RumahSakit.
- Tidak bersedia menjalani Pemeriksaan Kesehatan Berkala (Medical Check-up)
- Kondisi kesehatan PIHAK KEDUA dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk bekerja,
termasuk dan tidak terbatas kepada kemungkinan menularkan suatu penyakit tertentu kepada
teman sekerja, atau dapat meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja.
- Meninggal dunia. Untuk kasus ini gaji terakhir akan di bayarkan ke Ahli Waris.

 Hubungan kerja antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA juga dapat berakhir tanpa
peringatan tertulis sebelum masa berlaku Perjanjian Kerja ini selesai apabila ada permintaan
Pengguna Jasa Perusahaan ( PT. XXX) atau Pemberi Proyek (PT. XXX) atau Prinsipal (PHE
OSES Ltd) untuk tidak memperkerjakan lagi PIHAK KEDUA di lingkungan kerja Pengguna
Jasa Perusahaan (PT. XXX) atau Pemberi Proyek (PT. XXX)

PASAL 18
LAIN – LAIN

Padasaatberakhirnya masa berlaku Perjanjian Kerja ini PIHAK PERTAMA akan memberikan
TERMINATION kepada PIHAK KEDUA, yang di dalam nya sudah meliputi tunjangan cuti dan
pesangon selama PIHAK KEDUA bekerja, yang akan diberikan sampai waktu pada saat terjadi nya
Pemutusan Hubungan Kerja.

PASAL 19
HUBUNGAN EXCLUSIVE DENGAN PENGGUNA JASA PERUSAHAAN

 PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk mematuhi peraturan – peraturan dari Pengguna Jasa
Perusahaan.
 PT. XXX sebagai Pengguna Jasa Perusahaan mempunyai hak untuk tidak mempekerjakan PIHAK
PERTAMA dengan mengacu pada pasal – pasal dalam Perjanjian Kerja ini.
 PT. XXX sebagai Pengguna Jasa Perusahaan mempunyai hak untuk Seleksi Penerimaan Pegawai,
Pembinaan Pegawai dan PengelolaanPegawai.
Pembinaan Pegawai antara lain meliputi memberi penugasan untuk mengikuti pelatihan/training,
member Surat Penghargaan, Memberi Surat Peringatan dan lain – lain
Pengelolaan Pegawai antara lain meliputi penugasan kerja dan promosi (jabatan dan tempat
kerja), pengaturan imbalan kerja, pemberian benefit, dan lain lain.

PASAL 18
KUASA

Apabila terjadi hal – hal yang tidak diinginkan, maka PIHAK KEDUA memberikan kuasa
kepada PIHAK PERTAMA untuk menghubungi nama dan alamat sebagai mana tercantum di
bawah ini :

9
Nama :
Hubungandengan PIHAK KEDUA :
Alamat :
Telephone :

Dan Apabila suatu saat nanti ada kesalahan dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini, maka
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini dapat di rubah atau di perbaiki.

Demikianlah Perjanjian Kerja ini di buat dan ditanda tangani dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
tanpa paksaan dari pihak mana pun.

Perjanjian Kerja ini di buat dan di tanda tangan rangkap dua, sehingga masing - masing pihak
memegang satu set sebagai acuan dalam menyelesaikan segala perselisihan antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

Jakarta, ________________________
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

________________________ ________________________
DIREKTUR UTAMA RADIO OPERATOR

10

Anda mungkin juga menyukai