Anda di halaman 1dari 7

HALAL FASHION DAN KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA

Tiara 1501200348
Zeniva Reimelda 1501203383

Konsep Dasar Investasi Syariah dan Keuangan Syariah dan


Perkembangannya di Indonesia
Investasi syariah adalah investasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip
syariah atau Islam. Prinsip-prinsip ini menetapkan bahwa investasi harus dilakukan
dalam bisnis yang halal dan tidak melanggar hukum Islam, serta menghindari bisnis
yang haram seperti perjudian, minuman keras, dan pornografi. Selain itu, investasi
syariah juga mendorong keadilan dan kesejahteraan sosial dalam bisnis, serta
menghargai lingkungan dan sumber daya alam.
Dalam investasi syariah, diterapkan prinsip-prinsip seperti mudharabah,
musyarakah, murabahah, ijarah, dan istisna. Mudharabah dan musyarakah adalah
prinsip yang menekankan pada kerjasama dan berbagi keuntungan antara investor
dan pengusaha. Dalam mudharabah, investor menyediakan dana dan pengusaha
bertanggung jawab atas pengelolaan bisnis, sementara keuntungan dibagi sesuai
dengan kesepakatan. Dalam musyarakah, investor dan pengusaha sama-sama
menyediakan modal dan bertanggung jawab atas pengelolaan bisnis serta
keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan.
Murabahah, ijarah, dan istisna adalah prinsip yang menekankan pada
keadilan dan kesejahteraan sosial. Murabahah adalah transaksi jual beli dengan
markup harga, namun tidak melanggar hukum Islam. Ijarah adalah penyewaan asset
atau barang secara syariah, dan istisna adalah pembelian barang yang belum ada
namun akan diproduksi di masa depan. Investasi syariah adalah investasi yang
didasarkan pada prinsip-prinsip syariah atau Islam. Prinsip-prinsip ini menetapkan
bahwa investasi harus dilakukan dalam bisnis yang halal dan tidak melanggar
hukum Islam, serta menghindari bisnis yang haram seperti perjudian, minuman
keras, dan pornografi. Selain itu, investasi syariah juga mendorong keadilan dan
kesejahteraan sosial dalam bisnis, serta menghargai lingkungan dan sumber daya
alam.
Keuangan syariah adalah sistem keuangan yang berdasarkan pada prinsip-
prinsip syariah Islam. Prinsip ini memperbolehkan transaksi finansial yang adil,
etis, dan halal bagi para pelakunya. Ada lima prinsip dasar dalam keuangan syariah
yang harus dipenuhi dalam setiap transaksi keuangan, yaitu:
1. Larangan riba (bunga)
Dalam sistem keuangan syariah, larangan riba merupakan prinsip dasar
yang harus dipatuhi. Dalam konteks ini, riba didefinisikan sebagai
keuntungan yang diperoleh dari suatu transaksi tanpa ada usaha yang jelas
atau risiko yang diambil. Oleh karena itu, transaksi yang mengandung unsur
riba dilarang dalam Islam.
2. Larangan gharar (ketidakpastian)
Prinsip kedua dalam keuangan syariah adalah larangan gharar atau
ketidakpastian. Hal ini mengacu pada ketidakpastian atau ketidaktahuan
yang signifikan dalam suatu transaksi finansial yang dapat membahayakan
salah satu pihak atau keduanya. Oleh karena itu, transaksi yang
mengandung unsur gharar juga dilarang dalam Islam.
3. Larangan maysir (spekulasi)
Prinsip ketiga dalam keuangan syariah adalah larangan maysir atau
spekulasi. Hal ini mengacu pada transaksi yang dilakukan dengan tujuan
memperoleh keuntungan yang tidak jelas atau tidak pasti. Prinsip ini juga
berlaku untuk transaksi yang melibatkan perjudian.
4. Larangan haram (dilarang)
Prinsip keempat dalam keuangan syariah adalah larangan haram atau hal-
hal yang dilarang dalam Islam. Hal ini mencakup semua jenis transaksi yang
melanggar syariat Islam seperti transaksi yang melibatkan alkohol, daging
babi, dan barang haram lainnya.
5. Keadilan dan keberlanjutan
Prinsip kelima dalam keuangan syariah adalah keadilan dan keberlanjutan.
Hal ini mencakup prinsip kesetaraan dalam transaksi finansial, ketentuan
keamanan dalam transaksi, serta keberlanjutan dalam aktivitas bisnis.
Dalam praktiknya, keuangan syariah memungkinkan transaksi finansial
yang melibatkan aset-aset yang bersifat halal, seperti properti, barang-barang
modal, atau investasi di sektor yang halal. Selain itu, keuangan syariah juga
menawarkan berbagai jenis produk finansial, seperti tabungan, deposito,
pembiayaan, dan asuransi, yang didasarkan pada prinsip-prinsip syariah.
Di Indonesia, keuangan syariah mulai berkembang sejak tahun 1990-an dan
semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Seiring dengan meningkatnya minat
masyarakat untuk menggunakan produk dan layanan keuangan syariah, banyak
bank dan lembaga keuangan non-bank yang mulai menawarkan produk keuangan
syariah. Pemerintah Indonesia juga mendukung perkembangan keuangan syariah
melalui berbagai kebijakan, termasuk pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
Syariah (OJK Syariah) pada tahun 2011 sebagai lembaga pengawas yang khusus
mengatur sektor keuangan syariah di Indonesia.
Dalam perkembangannya, keuangan syariah di Indonesia tidak hanya
terbatas pada sektor perbankan, tetapi juga meliputi pasar modal syariah, asuransi
syariah, reksa dana syariah, dan lain sebagainya. Hal ini memberikan lebih banyak
pilihan bagi masyarakat untuk mengakses produk dan layanan keuangan syariah
yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Perkembangan keuangan syariah di Indonesia juga didorong oleh faktor-
faktor lain seperti meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya prinsip-
prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi, dukungan regulasi dan peraturan dari
pemerintah, serta pertumbuhan industri halal di Indonesia yang membutuhkan
dukungan keuangan syariah.
Dalam konteks global, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang
berperan penting dalam pengembangan keuangan syariah. Hal ini terlihat dari
peringkat Indonesia yang masuk dalam 10 besar negara dengan pasar keuangan
syariah terbesar di dunia, serta aktifnya Indonesia dalam mempromosikan
pengembangan keuangan syariah melalui berbagai forum internasional seperti
Islamic Development Bank (IDB), Organisation of Islamic Cooperation (OIC), dan
International Islamic Financial Market (IIFM).
Dengan semakin pesatnya perkembangan keuangan syariah di Indonesia,
diharapkan masyarakat dapat semakin mudah untuk mengakses produk dan layanan
keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, diharapkan juga
bahwa pengembangan keuangan syariah dapat memberikan kontribusi positif bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Konsep Dasar Investasi Halal di Bidang Fashion dan Perkembangannya di
Indonesia
Investasi halal di bidang fashion mengacu pada investasi pada merek dan
produk fashion yang memenuhi persyaratan syariah, seperti tidak mengandung
bahan haram seperti kulit babi atau alkohol, serta tidak mengeksploitasi buruh atau
merusak lingkungan. Konsep dasar dari investasi halal di bidang fashion adalah
untuk memastikan bahwa investasi yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah dan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat dan lingkungan.
Salah satu aspek penting dari investasi halal di bidang fashion adalah
pemilihan merek dan produk yang memenuhi standar syariah. Merek-merek yang
halal dan ramah lingkungan adalah contoh produk fashion yang ideal untuk
diinvestasikan. Selain itu, investor juga perlu mempertimbangkan praktik bisnis
merek tersebut, seperti penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan, standar
kerja yang adil, dan upaya merek untuk mendukung komunitas lokal atau sosial.
Investasi halal di bidang fashion juga dapat mencakup investasi dalam industri
produksi pakaian dan aksesori halal. Pilihan investasi ini dapat meliputi pembelian
saham atau obligasi dari perusahaan yang memproduksi produk fashion halal, atau
membangun bisnis sendiri dengan memproduksi pakaian dan aksesori yang sesuai
dengan prinsip syariah.
Investasi halal di bidang fashion bukan hanya memberikan keuntungan
finansial bagi investor, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi
masyarakat dan lingkungan. Dengan memilih merek dan produk fashion yang
memenuhi persyaratan syariah dan ramah lingkungan, investor dapat membantu
mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan
lingkungan. Selain itu, investasi halal di bidang fashion juga harus memperhatikan
cara produksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Misalnya, tidak
menggunakan bahan-bahan haram seperti kulit babi atau produk-produk yang
dihasilkan dari hewan yang tidak disembelih sesuai aturan syariah. Selain itu,
produksi juga harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi kerja yang aman dan
menghormati hak pekerja.
Investasi halal di bidang fashion juga telah berkembang di Indonesia,
sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kehalalan produk
yang dikonsumsinya. Banyak perusahaan fashion di Indonesia yang mulai
memperhatikan aspek kehalalan produknya, seperti penggunaan bahan-bahan yang
halal dan menjaga keterbukaan mengenai sumber bahan yang digunakan.
Tidak hanya itu, beberapa brand fashion juga mulai memperkenalkan
produk fashion yang bertema keagamaan atau islami. Hal ini bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meningkat terhadap produk fashion yang
sesuai dengan nilai-nilai agama.
Untuk mendukung perkembangan investasi halal di bidang fashion,
pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program,
seperti program Halal Product Assurance System (HPAS) dan pembentukan Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Permasalahan Dari Berkembangnya Investasi dan Keuangan Syariah Bagi


Industri Fashion di Indonesia
Meskipun investasi dan keuangan syariah berkembang pesat di Indonesia,
masih ada beberapa permasalahan yang perlu diatasi terkait investasi dan keuangan
syariah dalam industri fashion di Indonesia. Beberapa permasalahan yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang investasi dan keuangan
syariah di kalangan pengusaha dan konsumen di industri fashion.
2. Keterbatasan produk dan jasa keuangan syariah yang tersedia di Indonesia
terutama dalam bidang fashion. Meskipun saat ini sudah ada beberapa
produk keuangan syariah yang ditawarkan oleh bank dan lembaga keuangan
lainnya, namun masih terbatas dan belum mencukupi kebutuhan pasar di
bidang fashion.
3. Kurangnya pengawasan dan sertifikasi halal terhadap produk-produk
fashion. Padahal, dalam investasi dan keuangan syariah, pengawasan dan
sertifikasi halal sangat penting untuk memastikan bahwa produk tersebut
benar-benar halal dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
4. pandangan dan interpretasi tentang syariah di antara para pelaku industri
fashion, baik pengusaha maupun konsumen. Hal ini dapat mengakibatkan
konflik dan ketidaksepahaman dalam memahami produk-produk investasi
dan keuangan syariah.
5. Rendahnya akses informasi dan edukasi tentang investasi dan keuangan
syariah, sehingga masyarakat masih kurang memahami tentang produk dan
layanan keuangan syariah yang tersedia di pasar.
Rekomendasi
Untuk mendorong berkembangnya peran investasi syariah dan keuangan
syariah di industri fashion halal di Indonesia, beberapa solusi yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Kolaborasi antara bank syariah dan industri fashion halal: Bank syariah
dapat berkolaborasi dengan industri fashion halal untuk memberikan
pembiayaan atau investasi dalam kegiatan produksi dan pemasaran produk
fashion halal. Dalam hal ini, bank syariah dapat memberikan pembiayaan
melalui skema yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti akad
musyarakah, mudharabah, atau murabahah.
2. Peningkatan kualitas produk fashion halal: Peningkatan kualitas produk
fashion halal akan meningkatkan minat masyarakat untuk membeli produk
tersebut dan pada akhirnya meningkatkan permintaan. Dalam hal ini,
pemerintah dapat memberikan dukungan untuk peningkatan kualitas produk
melalui program pelatihan, pengembangan produk, dan akses ke pasar.
3. Regulasi yang jelas dan mendukung: Pemerintah dapat memberikan
regulasi yang jelas dan mendukung untuk memfasilitasi perkembangan
investasi dan keuangan syariah di industri fashion halal. Regulasi ini harus
mengatur tentang standar keuangan syariah dan produk syariah, serta
melindungi konsumen dari praktik-praktik bisnis yang merugikan.

Dengan solusi-solusi di atas, diharapkan investasi dan keuangan syariah di


industri fashion halal dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi
ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, E., & Yulia, M. (2018). Peluang investasi syariah pada industri fashion

Indonesia. Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, 15(1), 1-14.

Fithriyah, A. (2018). Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia: Sebuah

Tinjauan. Jurnal Kajian Akuntansi dan Keuangan Islam, 2(1), 49-61

Hosen, M. N. (2018). Islamic Banking and Finance in Southeast Asia: Its

Development and Future. Springer.


Iqbal, Z., & Mirakhor, A. (2012). An Introduction to Islamic Finance: Theory and
Practice. John Wiley & Sons.
Ismail, N. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap
produk fashion halal. Jurnal Manajemen Bisnis, 16(1), 17-26.
Mufidah, R., & Sulistyaningrum, W. (2020). Investasi Halal di Bidang Fashion:
Tantangan dan Peluang. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 5(2), 153-164.
Nugroho, A. (2019). Indonesia, Market Leader Keuangan Syariah Dunia. CNBC
Indonesia. Diakses dari
https://www.cnbcindonesia.com/market/20191008170808-17-
106063/indonesia-market-leader-keuangan-syariah-dunia
Nuraini, S. A. (2019). Investasi Halal dan Dampaknya terhadap Pembangunan
Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 4(2), 132-144.
Pratama, A. (2020). Pengaruh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap
Perkembangan Pasar Modal Syariah Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen,
10(1), 1-13
Santoso, A. (2021). Peluang dan tantangan investasi syariah dalam industri fashion
halal di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, 7(1), 58-66.
Sari, I. P., & Asngari, R. (2021). Strategi Pengembangan Produk Fashion Halal di
Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis, 18(1), 45-56.
Sari, R. M., & Anwar, M. (2018). The Development of Halal Fashion Industry in
Indonesia. In IOP Conference Series: Materials Science and Engineering
(Vol. 434, No. 1, p. 012121). IOP Publishing.
Yuniar, N. A., & Ernawati, L. (2020). Perkembangan Investasi Halal di Indonesia
dan Dampaknya terhadap Perekonomian. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan
Publik, 11(2), 1-9.

Anda mungkin juga menyukai