Anda di halaman 1dari 14

Resume Pertanian Terintegrasi Ternak Sapi dan Tanaman Jagung

A. Definisi Pertanian Terintegrasi


Secara teknis Simantri merupakan kegiatan integrasi pertanian dalam arti luas yang
diintroduksikan pada usaha tanaman pangan, palawija dan hortikultura, peternakan,
perkebunan, perikanan, dan tanaman kehutanan pada satu wilayah/lokasi kegiatan. Simantri
juga sekaligus merupakan pengembangan model percontohan dalam percepatan alih teknologi
kepada masyarakat perdesaan yang diakselerasi sebelumnya melalui model Prima Tani. Sasaran
Simantri meliputi peningkatan luas tanam, populasi ternak, perikanan dan kualitas hasil,
tersedianya pakan ternak berkualitas sepanjang tahun, tersedianya pupuk dan pestisida
organik, biogas, kemudian berkembangnya diversifikasi usaha dan lembaga usaha ekonomi
serta infrastruktur di perdesaan. Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada
usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer, dan
fuel). Kegiatan utama Simantri adalah mengintegrasikan usaha budi daya tanaman dan ternak.
Limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan pakan pada musim kemarau. Limbah
ternak (faeces, urine) diolah menjadi biogas, biourine, pupuk organik dan biopestisida (Dinas
Pertainian Tanaman Pangan dalam Anugrah, 2014:158)
https://media.neliti.com/media/publications/64511-none-e52f0b34.pdf

B. Manfaat pola integrasi ternak sapi dan tanaman jagung diantaranya


Beberapa manfaat yang didaptkan oleh petani pada dengan penerapan pola pertanian
terintegrasi ternak sapi dan tanaman jagung:
a) Petani dapat memanfaatkan pupuk organik yang dihasilkan dari ternak sapi untuk
memupuk tanamannya.
b) Limbah jagung berupa batang atas dan daun jagung dapat dimanfaatkan petani untuk
pakan ternak sapi (silase)
c) Limbah jagung berupa batang bawah, tongkol, dan kelobot bisa dimanfaatkan menjadi
pupuk organik
d) Pola integrasi tanaman jagung dan ternak sapi mampu menekan biaya produksi
e) Pendapatan petani bisa meningkat
f) Membaiknya kualitas tanah akibat pemberian pupuk kandang

C. Analisis yang bisa digunakan untuk melihat peluang usaha pola integrasi ternak sapi dan
tanaman jagung:
a) Analisis biaya pendapatan
 Pendapatan
I = TR – TC
Keterangan: I = Income (Pendapatan)
TR = Total Revenue (Penerimaan total)
TC = Total Cost (Biaya Keseluruhan)
 Penerimaan usaha tani
TR = Q. PQ
Keterangan: TR = Total penerimaan (Rp)
Q = Produksi (kg)
PQ = Harga Q (Rp/kg )
 Total biaya produksi
TC = TFC + TVC
Keterangan: TC = Total Biaya (Rp)
TFC = TotalBiayaTetap (Rp)
TVC = Total BiayaVariabel (Rp)
b) Penekanan biaya pola integrasi ternak sapi dan tanaman jagung
 Penekanan Biaya Limbah Jagung (PJBL)
Nilai Limbah Jagung
PJBL= x 100 %
Nilai Total Kebutuhan Pakan
 Penekanan Biaya Pupuk (PBP)
Nilai Limbah Pupuk Kandang
PBP= x 100 %
Nilai Total Kebutuhan Pupuk pada Jagung
c) Analisis profitibalitas
I = TR – TC atau
= P.Q – (TVC + TFC)
n n
=∑ ¿1 𝑇𝐶 +∑ ¿1 Pi𝑋𝑖
1 1

Keterangan: I = pendapatan
TR = total penerimaan
TC = total biaya
P = harga output
Q = jumlah output
TFC = total biaya tetap
TVC = total biaya variable
FC𝑖 = jenis biaya tetap
ke- i P 𝑖= harga input
ke- i Xi = jumlah input ke- i
Kriteria: Bila 𝜋> 0: usahatani layak Bila 𝜋< 0: usahatani tidaklayak
π
Profitabilitas usahtani (Pf) dihitung dengan rumus seperti berikut: P =( ¿𝑥 100%
TR
D. Informasi Perihal Peternakan Sapi
 Syaralat lokasi:
1) Jauh dari pemukiman penduduk dan berjarak minimal 10 m dari rumah tinggal
2) Sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang
3) Dekat dengan lahan pertanian

 Syarat/ciri-ciri ternak yang harus diperhatikan:


1) Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap
silsilahnya
2) Matanya tampak cerah dan bersih
3) Tidak terganggu pernapasannya, hidung tidak berlendir
4) Kuku tidak terasa panas apabila diraba
5) Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulu
6) Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur
7) Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu
8) Pusar bersih dan kering

 Sapi ideal untuk bakalan (https://disnakkeswan.ntbprov.go.id/cara-memilih-sapi-


bakalan-yang-baik/)
1) Umur 1,5 – 2,5 tahun.
2) Cara melihat umur sapi bakalan umur 1,5 – 2,5 tahun adalah dari giginya. Biasanya
sapi dengan umur tersebut memiliki 1 poel gigi.
3) Alasan memilih umur sapi ideal karena pada umur inilah pembentukan/sintesis
daging sedang bagus-bagusnya, efisiensi saluran cerna optimal sehingga pakan yang
diberikan bisa diserap secara optimal.
 Bibit unggul dan berkualitas (https://dispkh.riau.go.id/post/35/cara-memilih-bibit-
unggul-dan-berkualitas#:~:text=Bibit%20sapi%20mempunyai%20bentuk%20kaki,tidak
%20terlalu%20baik%20untuk%20dikembangbiakkan.)

1) Memiliki bentuk tubuh yang proporsional, yaitu mempunyai rangka tubuh yang
kokoh serta lebar.
2) Memiliki tinggi tubuh yang sama antara depan dan belakang serta tubuhnya
memanjang.
3) Memiliki dada yang lebar, dengan mempunyai dada yang lebar akan membuat
pertumbuhan daging di daerah dada bisa maksimal.
4) Memiliki bulu yang kering dan pendek dengan mata yang bersinar dan responsif
terhadap lingkungan sekitar.
5) Bibit sapi yang bagus biasanya mempunyai pantat yang lebar serta perut kecil. Sebab,
bibit sapi yang mempunyai perut besar menandakan bahwa bibit sapi terkena
penyakit cacingan. Perut bibit sapi yang terlalu besar akan menghalangi pertumbuhan
pada bagian yang lain, karena daging biasanya hanya akan tumbuh di bagian perut.
6) Memiliki kaki yang kokoh dan tulang kaki yang besar. Kaki yang kokoh pada bibit sapi
yang bagus akan menopang berat badan sapi yang semakin besar.
7) Bibit sapi mempunyai bentuk kaki yang normal serta lurus.
8) Bibit sapi yang bagus memiliki bentuk tubuh yang tidak terlalu kurus dan tidak terlalu
gemuk. Pilihlah bibit sapi yang berukuran sedang karena bibit yang terlalu kurus dan
gemuk pertanda bahwa keadaan sapi tidak terlalu baik untuk dikembangbiakkan.

 Sapi peranakan limousin dengan umur poel 1 dan poel 2 sangat baik untuk bakalan,
dengan berat badal awal ˃300 kg . Bobot badan awal demikian sangat baik karena akan
memberikan efisiensi dan ekonomis dalam konsumsi pakan, dibandingkan yang ˂300 kg.
 BCS yang paling ideal untuk awal pemeliharaan berkisar antara BCS 2- 3, hal ini karena
akan menentukan pertumbuhan bobot badan setelahnya (Pawere, Baliarti dan Nurtini,
2012).

 Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga
pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan
 Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas
tahu. yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Selain
itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus
 Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan
keraman.
 Pakan hijau bisa dijadikan pakan utama dan sangat baik untuk sapi terutama pada masa
penggemukan. Pakan hijau yang dapat diberikan antara lain jenis rumput: siratro,
lamtoro, gamal, dan centro, serta daun lamtoro dan limbah pertanian seperti jerami.
 Lahan hijauan bisa dijadikan padang rumput penggembalaan sapi untuk memenuhi
kebutuhan pakan hijau. Besarnya jumlah kapasitas tampung pada suatu lahan
tergantung pada produksi hijauan. Rumput Gama Umami bisa menghasilkan 700
ton/ha/tahun dengan protein kasar PK16% dan Rumput Gajah 150 ton/ha/tahun
dengan PK 5%.
 Rumput odot memiliki keunggulan dari segi nilai pemanfaatan oleh ternak. Diketahui
bahwa rumput odot dapat dimanfaatkan oleh hampir seluruh bagian tanaman namun
rumput gajah hanya 60% hingga 75%. Rumput odot memiliki kandungan nutrisi yang
lebih baik dibanding rumput gajah. Kandungan protein kasar (PK) rumput odot berkisar
10-15% sedangkan protein kasar (PK) rumput gajah hanya 7-10%
(http://repository.ub.ac.id/id/eprint/177641/)
 Berdasarkan standar yang direkomendasikan oleh Crowder dan Chheda (1982) dan
Junaidi (2010) bahwa kualitas Padang penggembalaan tergolong baik apabila proporsi
antara rumput dibanding legume adalah sebanyak 3 : 2
 Hama dan Penyakit:
1) Penyakit antraks
Penyebab: Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung,
makanan/minuman atau pernafasan. Gejala: (1) demam tinggi, badan lemah dan
gemetar; (2) gangguan pernafasan; (3) pembengkakan pada kelenjar dada, leher,
alat kelamin dan badan penuh bisul; (4) kadang-kadang darah berwarna merah
hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina; (5) kotoran
ternak cair dan sering bercampur darah; (6) limpa bengkak dan berwarna
kehitaman. Pengendalian: vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang
sakit.
2) Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE)
Penyebab: virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu,
air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE. Gejala: (1) rongga mulut, lidah, dan
telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang
bening; (2) demam atau panas, suhu badan menurun drastis; (3) nafsu makan
menurun bahkan tidak mau makan sama sekali; (4) air liur keluar berlebihan.
Pengendalian: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.
3) Penyakit ngorok/mendekur atau penyakit Septichaema epizootica (SE)
Penyebab: bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan
minuman yang tercemar bakteri. Gejala: (1) kulit kepala dan selaput lendir lidah
membengkak, berwarna merah dan kebiruan; (2) leher, anus, dan vulva
membengkak; (3) paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam dan
berwarna merah tua; (4) demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yang
ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36
jam. Pengendalian: vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.
4) Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot)
Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
Gejala: (1) mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih
keruh; (2) kulit kuku mengelupas; (3) tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa
sakit; (4) sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.
 Pengendalian Penyakit Secara Umum
Melakukan pencegahan:
1) Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi.
2) Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan.
3) Mengusahakan lantai kandang selalu kering.
4) Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai
petunjuk.
Vaksinasi adalah pemberian antigen untuk merangsang sistem kekebalan yang
menghasilkan antibodi khusus terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus,
bakteri, dan protozoa. Tujuannya adalah untuk memberi kekebalan atau antibodi pada
ternak sehingga dapat melawan antigen atau microorganisme penyebab penyakit.
Ada beberapa jenis vaksin yang bisa diberikan kepada sapi, antara lain:
1) Vaksin PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Vaksin ini diberikan saat sapi belum
terkena virus PMK dan saat kondisi sapi masih sehat. Adapun tahap pemberian
vaksin PMK adalah: Setelah pemberian vaksin I, bisa dilakukan lagi vaksin ke II
dengan jarak 4-5 minggu dari vaksin pertama. Apabila ada vaksin booster maka
bisa diberikan setiap enam bulan sekali. Biaya untuk vaksin PMK sekitar Rp
100.000 – Rp 150.000.
2) Vaksin Strain-19 (B. Abortus S19) atau Strain RB-51 saat sapi berumur 4-10
minggu. Vaksin ini diberikan kepada sapi untuk mencegah penyakit Brucellosis.
3) Vaksin hidup Strain Sterne, dilakukan pada daerah endemic.
4) Vaksin inaktif atau bakterin, diberikan untuk mencegah penyakit SE atau penyakit
ngorok.
5) Vaksin hidup inaktif BHV-1, diberikan untuk mencegah penyakit IBR yang
disebabkan oleh virus BHV-1 (Bovine Herpes Virus).
6) Vaksin hidup, untuk mencegah penyakit BVD.
7) Vaksin massal, diberikan untuk penyakit jembrana. Vaksin massal semua sapi
yang beresiko terkena penyakit pada daerah endemis jembrana.
 Sapi betina umumnya beranak pertama kali pada umur 15 bulan dengan lama
kebuntingan 9 bulan. Bila pakannya cukup memadai maka 3-4 bulan setelah melahirkan
induk sapi biasanya sudah dapat dikawinkan lagi.
 Lama penggemukan tergantung umur sapi. Bila umur 1 – 2 tahun dibutuhkan waktu 6
bulan dan bila umur sapi dewasa 2 - 3 tahun dibutuhkan waktu 4 bulan. (Sumber pedet
di Siponjot dari mana saja? Berapa harga pedet sesuai umur? Mau beli di mana?)
 Pemeliharaan sapi potong kereman
Ada 4 patokan dalam memilih sapi untuk dierem, diantaranya :
1) Sapi yang berumur kurang dari satu tahun yang akan diperlukan masa kereman
selama 8-12 bulan.
2) Sapi berumur 1-2 tahun dengan masa kerem selama 6-8 bulan.
3) Sapi yang berumur 2-3 tahun dengan masa kereman selama 4-6 bulan.
4) Sapi yang berumur 3 tahun keatas dengan masa kereman maksimal selama 4 bulan
Selain dari segi umur juga perlu pertimbangan dari bentuk tubuh sapi yang akan
dikerem dapat dipilih kurus, tapi bukan karena penyakit. Kurus dalam artian kurang pakan dan
perawatan. Berat ideal sapi yang akan dikerem antara 140-200 kg. Pemberian konsentrat
berupa dedak padi + starbio sebanyak 1 kg hari akan memberikan pertambahan berat badan
rata-rata 600 gram/hari.
 Pada dasarnya ternak ruminansia seperti sapi akan membutuhkan pakan sebanyak 10%
dari berat badannya setiap hari.
 Limbah sapi
1) Per ekor sapi dapat menghasilkan feses dan urin sekitar 15-20 kg/hari
2) Feses sapi bisa dimanfaatkan untuk menjadi POP dan bahan utama untuk energi
biogas
3) Kandungan unsur hara makro pada pupuk kandang sapi: N 0,33%, P2O5 0,11 %, K2O
0,13%, Ca 1,04 %, Mg 0,33 %, Mn 179 ppm dan Zn 70,5 ppm.
4) Syekhfani, (2011) menyatakan bahwa kandungan unsure hara yang terdapat
didalam pupuk kandang sapi yakni N 2,33 %, P2O5 0,61 %, K2O 1,58 %. Winarso,
(2011) menyatakan peran unsur hara N berfungsi untuk pertumbuhan tanaman dari
sifat kerdil selanjutnya P berfungsi untuk diperlukan pada stadia awal pertumbuhan
untuk meningkatkan perkembangan akar, pembentukan anakan, dan mempercepat
tanaman berbunga sedangkan K sendiri berfungsi untuk diperlukan untuk
memperkuat dinding sel tanaman dan berperan memperluas kanopi daun untuk
proses fotosintesis pada tanaman.
 Urine sapi memiliki kandungan kimia lebih tinggi dibanding dengan feses sapi, akan
tetapi kandungan amoniak sangat tinggi juga, jadi perlu dihilangkan jika diaplikasikan ke
tanaman. Urine sapi bisa dijadikan pupuk organik cair . Pupuk organik cair yang berasal
dari urine sapi ini disebut bio urine. Kandungan amoniak yang tinggi ini bisa dihilangkan
dengan beberapa metode, yakni dengan menggunakan metode fermentasi dan aerasi.
 Nitrogen dalam urin sapi berbentuk senyawa amoniak sehingga memberikan pengaruh
negatif terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman karena suhunya yang tinggi. Suhu ini
dapat diturunkan dengan menurunkan kadar amoniak dalam urin sapi dengan cara
fermentasi, baik menggunakan bakteri pengurai atau dengan cara menyimpan urin
tersebut. Proses pemanfaatan urine sapi menggunakan metode aerasi yaitu dengan
memberikan oksigen menggunakan aerator ke dalam urine sapi agar kandungan
amoniak yang ada pada urine dapat menguap.
 Potensi ternak sapi: Daging untuk dikonsumsi, kotoran sapi untuk dijadikan POP dan
POC, serta kotoran sapi bisa digunakan untuk sumber energi biogas
 Jadi dalam 1 ekor sapi jenis limosin bisa mendapatkan pendapatan:
Penjualan sapi/ekor: Rp 35.000.000 juta (bobot 500- 700kg)
Penjualan pupuk kandang sapi: Rp2.000 - Rp3.000/Kg (dalam 1 hari rata-rata
menghasilkan feses 15-20 kg. Hasil penelitian Adijaya et al. (2008) mendapatkan potensi
urin ternak sapi jantan dengan berat ±300 kg menghasilkan 8-12 liter per hari,
sedangkan sapi betina ±250 kg menghasilkan urin 7,5-9 liter per hari.).
(Buat perhitungan biayanya dengan asumsi pemeliharaan sapi di areal tanaman jagung
…… ha)
 Tahap kegiatan untuk mengelolah limbah:
1) Pengumpulan limbah jagung
2) Pengankutan limbah dengan gerobak sorong/truk
3) Pencacahan jagung (alat chooper) (cari alat, alamat dan biaya pembelian semua
peralatan)
4) Proses fermentasi/pengomposan
5) Penggilingan kompos (alat penggiling)
6) Penyaringan kompos (pengayak kompos)
 Jurnal Agroscript, Vol. 3 No. 2, 2021
Kebutuhan pupuk kandang sapi terbaik menurut penelitian yang dilakukan (Mokh
Banyul Maryo Khan, dkk-Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi Terhadap Hasil
Tanaman Jagung Manis) dalam 1 ha adalah 25 ton/ha.

Lebih spesifiknya lagi, dalam penelitian Setiono dan Azwarta (Jurnal Sains Agro, Vol 5
No. 2, 2020-Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Jagung Manis) menyimpulkan bahwa:
1) Pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, dan bobot bersih tanaman.
2) Perlakuan terbaik ialah pemberian pupuk kandang sapi 600 gr/lobang tanam
mampu menghasilkan berat tongkolbersih/tanaman sebesar 197, 29 gr.
Syamsiah et al (2023-Pengaruh Subsitusi Pupuk Kimia dengan Pupuk Organik
Terhadap Sifat Kimia dan Produktivitas Jagung di Alfisol Jumantono-JUrnal Tanah dan
Sumber Daya Lahan Vol. 10 No. 1 :57-64, 2023) dalam hasil penelitiannnya menyatakan
bahwa imbangan 10 t ha¯¹ pupuk organik mampu menggantikan ½ dosis pupuk NPK atau
berpotensi mensubtitusi 50% pupuk anorganik.
E. Informasi Perihal Pertanian Jagung
 Jagung memiliki umur panen 2-3 bulan (panen bisa dilakukan setelah hari ke 63)
 Perawatan dapat dilakukan dengan:
1) Penyulaman di minggu pertama
2) Penyiangan
3) Pemupukan
 Rumus menghitung produksi limbah jagung:
Produksi per ubin= 3 x 3 m²
Luas 1 Ha
Produksi/Ha= xProduksiubin
Luas sampel
(https://media.neliti.com/media/publications/233195-potensi-pakan-hasil-limbah-
jagung-zea-ma-56637ff6.pdf)
 Dari setiap panen jagung diperkirakan jagung (rendemen) yang dihasilkan sekitar 65%,
sementara 35% dalam bentuk limbah berupa batang, daun, kulit, dan tongkol jagung
(Siradjuddin Haluti, 2016). Sebanyak kurang lebih 30% dari setiap 100 kg jagung yang
dipanen adalah limbah jagung, setiap satu hektar lahan tanaman jagung dapat
menghasilkan kurang lebih 9 ton jagung dan diperkirakan lebih dari 2- 3 tonnya adalah
limbah tanaman jagung (jurnal agri rinjani, vol. 1 no 1:41-51Muhammad Anwar, et al.
Identifikasi Peluang Usaha Pemanfaatn Limbah Tanaman Jagung)
 Nutrisi dan Nilai kecernaan tanaman jagung (limbah):
1) Kulit jagung: nilai kecernaan bahan kering in vitro tertinggi yaitu 68%
2) Batang jagung: bahan yg paling sukar dicerna sekitar 51%
3) Kulit jagung dan tongko: 60% (hampir sama dengan nilai kecernaan rumput gajah)
4) TDN tertinggi terkandung pada silase tanaman jagung termasuk buah yang matang
5) TDN terendah ada pada tongkol.
6) Jenggel jagung (tongkol) mengandung protein tertinggi yakni 2,94%, lignin 5,2%, dan
selulosa 30%. (jika difermentasi maka kandungan senyawa beracun dan nutrisi
terendah bisa diatasi)
 Cara membuat pakan ternak sapi:
1) Jenggel jagung dipotong-potong
2) Tambah tetes tebu atau molases sebnyak 2% dari berat jenggel jagung yang
digunakan
3) Aduk semua bahan
4) Masukkan ke dalam tong plastik dan tutup hingga rapt
5) Diamkan selama 23 hari
6) Pakan siap digunakan setelah 23 hari
 Membuat Pupuk Organik dengan Bahan Dasar Limbah Jagung dan Kulit Buah Coklat
1) Siapkan material organik dari sisa-sisa tanaman, bisa juga dicampur dengan kotoran
ternak.
2) Cacah bahan organik tersebut hingga menjadi potongan-potongan kecil. Semakin
kecil potongan bahan organic semakin baik. Namun jangan sampai terlalu halus,
agar aerasi bisa berlangsung sempurna saat pengomposan berlangsung
3) Fermentasi secara semi-anaerob
4) Proses pembuatan Kompos tidak terkena sinar matahari maupun hujan secara
langsung
5) Kadar air campuran bahan 30 %, ditandai dengan jika campuran dikepal dengan
tangan, air tidak keluar dan jika kepalan tangan dilepas, campuran akan mekar
kembali.
 Teknik Pengomposan:
1) Mencacah batang jagung menjadi bagian-bagian kecil.
2) Mencampurkan cacahan batang jagung dengan 0,1 Kg arang
3) Mencampurkan 0,1 Kg jamur Trochoderma ke dalam bahan padatan
4) Menambahkan 0,1 EM4 dan air secukupnya dalam bahan padatan dan mengaduk
hingga rata.
5) Kadar air campuran bahan sekitar 30-40%, yang ditandai dengan tidak adanya
tetesan air atau jika bahan di genggam akan mengembang (mekar) dan tidak
menggumpal.
6) Setiap hari bahan tersebut di aduk agar suhunya terjaga (40-500C) dan suhunya
tidak terlalu tinggi.
7) Pupuk akan matang dalam kurun waktu 3 minggu (±21 hari),
8) Pupuk yang sudah matang di ayak hingga halus.
 Bahan Baku lain untuk pembuatan kompos limbah jagungyaitu:
1) Kotoran ternak Sapi/kerbau,
2) Jerami yang dicacah terlebih dahulu kurang lebih 5-10 cm(copper)
3) Arang Sekam (secukupnya), Sekam yang sudah dibakar namun tidak samapi menjadi
abu.
4) Air (20 liter)
5) EM4 (5 sendok makan)
6) Gula pasir (5 sendok makan)
7) Bubuk gergaji atau bisa juga dengan dedaunan dan bahan-bahan organik lainnya
8) Batang jagung yang udah di cacah dengan menggunakan mesin pencacah (chopper).
 Populasi tanaman untuk jagung berkisar 66.000-71.000 tanaman/Ha. Untuk itu jarak
tanam biasa diterapkan adalah 75 cm x 20 cm (1 tanaman/lobang) atau 70 cm x 20 cm (1
tanaman/lobang)
 Amalia, et al (2013) menyatakan bahwa potensi limbah berupa daun dan batang jagung
sebesar 12,19 t/ha (bentuk segar) dan janggel/tongkol jagung 1 t/ha

 Informasi kegiatan dan biaya dalam pola integrasi ternak sapi dan tanaman jagung (file
xl)

Bisa menciptakan energi ramah lingkungan, mandiri pangan, hewani dan nabati.
1. Limbah pertanian dari setiap komoditas (apa dan seberapa banyak)?
2. Pengaruh buruk limbah pertanian terhadap lingkungan dan bagaimana hubungannya
dengan global climate change?
3. Penggunaan pupuk sintetis kimia dan efek negatifnya terhadap lingkungan.
4. Biaya pupuk sintetis kimia yang selalu naik.
5. Solusi untuk ketersediaan pupuk, produktivitas, dan efisiensi biaya dengan
memanfaatkan limbah organik.
6. Manfaat positif dari limbah organik dijadikan pupuk
(misal: bisa menjadi subtitusi pupuk kimia atau mengimbangi penggunaan pupuk kimia,
hubungannya dengan perbaikan kualitas tanah, dll)
7. Sedikit data tentang aspek pengetahuan, motivasi, serta kesiapan dalam

Anda mungkin juga menyukai