Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak pada

peningkatan konsumsi produk peternakan (daging, telur, susu). Meningkatnya

kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya

protein hewani juga turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan.

Puyuh merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki potensi untuk

dikembangkan dan ditingkatkan produksinya. Selain menghasilkan daging, puyuh

juga menghasilkan telur untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi

masyarakat. Puyuh merupakan unggas daratan yang memiliki ukuran tubuh kecil,

pemakan biji-bijian dpan serangga kecil. Jenis puyuh yang sering dibudidayakan

adalah puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica) karena puyuh ini mulai bertelur

pada umur 42 hari. Puyuh betina mampu menghasilkan 250-300 butir telur dalam

setahun. Berat telurnya sekitar 10 g/butir atau 7-8% dari bobot badan. Puyuh

berpotensi sebagai penyumbang bahan pangan asal hewani untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi protein. Menurut data dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan

Hewan (2012), populasi puyuh di Indonesia sebanyak 7.840.880 ekor. Dengan

populasinya yang cukup banyak maka perlu ketersediaan bahan pakan yang

banyak pula.

Puyuh mempunyai potensi yang besar untuk di jadikan sebagai usaha

peternakan, dan sangat mudah di jumpai di daerah yang ada di Indonesia.

Pemeliharaan puyuh juga tidak cukup sulit karena tidak membutuh kan lahan

yang begitu luas dan juga kebutuhan pakan nya relatif sedikit.
2

Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan

suatu usaha peternakan, karena 60-70% biaya yang dikeluarkan peternak

digunakan untuk pembelian pakan. Saat ini Indonesia masih mengimpor sebagian

bahan pakan dari luar negeri. Hal ini menyebabkan harga pakan unggas komersil

relatif mahal dan tidak stabil.

Untuk memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan produktifitas ternak

perlu dilakukan upaya mencari sumber pakan alternatif yaitu dengan cara

mengganti sebagian bahan-bahan tersebut dengan bahan pakan yang lain yang

lebih murah, mudah diperoleh, dan bergizi tinggi.

Salah satu bahan pakan alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber

energi dalam ransum dan memberikan peluang cukup baik adalah tepung limbah

roti yang berasal dari roti yang telah afkir kurang dari 1 minggu, kemudian roti-

roti tersebut ditarik dari pasaran.

Apabila tidak termanfaatkan maka roti tersebut menjadi produk yang terbuang

oleh pabrik dan akan mencemari lingkungan. Bahan dasar roti adalah 90% tepung

terigu dan bahan lain seperti telur, susu sehingga kandungan proteinnya cukup

tinggi, selain itu roti juga mengandung beta karotin, thiamin (vit B), riboflavin (vit

B), niasin, mineral, zat besi dan kalsium, Astawan (2007). Harga dari roti afkir itu

juga cukup murah yaitu berkisar Rp 1000/kg - Rp 2000/kg, apabila dibandingkan

dengan jagung yang lebih mahal yaitu berkisar Rp 4000/kg – Rp 5000/kg.

Ketersediaan limbah roti cukup melimpah didaerah Pantai Labu, dimana terdapat

pengumpul roti afkir yang mampu mengumpulkan roti afkir sebanyak 300– 400

kg / minggu.
3

Tepung limbah roti tawar merupakan produk samping yang dihasilkan dari

industri olahan makanan pabrik roti. Limbah roti didapat dari roti-roti yang sudah

kadaluarsa yang ditarik dari pasaran yang tidak layak dikonsumsi manusia.

Limbah roti mengandung Gross Energy 4217 Kkal/kg, Protein Kasar 10,25% dan

Lemak 13,42% pemanfaatan tepung limbah roti sampai 30% dalam pakan

masih dapat direspons dengan baik oleh ayam pedaging terhadap pencapaian

efisiensi pakan dan income over feed and chick cost secara optimal

sedangakan hasil penelitian Alfi (2009) penggantian jagung dengan tepung roti

afkir hingga 30% dapat menghasilkan karkas yang optimal, namun menyebabkan

hati menjadi berwarna hijau.

Untuk memanfaatkan limbah yang kurang berguna dan ada disekitar

lingkungan, salah satunya dibuatlah pakan campuran dengan cara fermentasi. Dari

uraian diatas penulis ingin meneliti “Pengaruh Pemberian Tepung Roti Afkir

Yang Di Fermentasi Dengan Em4 Sebagai Pakan Tambahan Terhadap

Karkas Puyuh Lokal”

1.2 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung roti

afkir yang di fermentasi dengan em4 sebagai pakan tambahan terhadap karkas

puyuh.

Adapun tujuan lain nya adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapat kan

gelar sarjana.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberi informasi kepada

masyarakat yang beternak puyuh tentang pemanfaatan limbah roti afkir sebagai

pakan tambahan untuk puyuh lokal dan pengaruh nya terhadap karkas puyuh.
4

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah penggantian sebagian ransum komersil dengan tepung roti afkir

berpengaruh terhadap karkas puyuh?

2. Perlakuan manakah yang terbaik pada penggantian sebagian ransum komersil

dengan tepung roti afkir terhadap karkas puyuh?

1.4 Hipotesis Penelitian

1. Diduga penggantian sebagian ransum komersil dengan tepung roti afkir yang

di ferentasi dengan em4 berpengaruh terhadap karkas puyuh lokal

2. Diduga penambahan yang berbeda di setiap perlakuan akan menghasilkan

hasil yang berbeda

Anda mungkin juga menyukai