“Anak muda memang minim pengalaman maka ia tak menawarkan masa lalu, anak muda menawarkan
masa depan”. - Anies Baswedan
LDK Insani melalui Kaderisasinya terus berupaya mencetak pemuda-pemuda yang Anies sampaikan
menawarkan masa depan. Karya ini adalah bukti ikhtiar, semangat dan kesungguhan kami LDK Insani
Universitas Diponegoro untuk terus mencetak pemuda-pemuda bangsa yang unggul, modern,
COMPLETE, berkarakter dan cinta bangsa, negara, dan tanah airnya. Sebuah jawaban atas ikhtiar kami
mencetak pemuda, kader bangsa yang siap menghadapi tantangan zaman.
“Untuk mencapai sesuatu harus diperjuangkan dulu. Seperti mengambil buah kelapa. Tidak menunggu
saja seperti jatuh durian yang telah masak” - Muhammad Natsir
Dalam Q.S. As Sajadah Ayat 24, Allah menitipkan kepada kader-kader muslim untuk yakin dan
bersabar dalam melakukan kebaikan. Pelaksanaan peremajaan RMK ini bukan tidak mudah, perjuangan
dan pengorbanan waktu, dana hingga fikiran harus dikerahkan.
Matur Nuwun sanget, Terima kasih, Jazakumullaah ahsanal jaza’ kepada Kaderisasi Insani 2021,
Kaderisasi LDF, dan mitra lainnya yang telah yakin, sabar dan tulus sehingga peremajaan risalah ini
dapat terwujud.
1
Kita semua berharap, melalui Kaderisasi LDK yang modern akan tercetak kader-kader bangsa yang
dapat membawa Indonesia menjadi negara adil, makmur dan sejahtera menuju indonesia emas pada
2045 nanti.
2
SAMBUTAN KABID KADERISASI INSANI 2021
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas limpahan rahmat dan karuniaNya Allah SWT
masih berikan kesempatan dan kesehatan kepada kita sehingga proses revisi Buku Panduan
Kaderisasi LDK Universitas Diponegoro mampu diselesaikan dengan baik. Tak lupa,
syukur yang juga tak pernah putus kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia
serta kecerdasan bagi kita dalam berpikir dan berdiskusi hingga mampu mencurahkan energi
dan kontribusi terbaik dalam penyelesaian revisi Buku Panduan Kaderisasi LDK ini.
Dalam keberjalanan organisasi, Sumber Daya Manusia merupakan salah satu peran penting
yang mampu menggerakkan roda organisasi. Maka, organisasi juga sangat perlu untuk
mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia yang ada didalamnya. Apabila modal
dalam suatu organisasi sudah mapan, tentu tujuan dan mimpi besar yang hendak dicapai
akan lebih mudah. Modal besar seperti SDM yang mumpuni, pemanfaatan teknologi yang
maksimal, serta sumber daya penyokong organisasi yang kuat harus diusahakan dengan
optimal.
Mahasiswa memiliki peran Agent of Change, Social Control, dan Iron Stock yang
diharapkan mampu menjadi cikal bakal dan generasi pembaharu yang mampu memajukan
negara termasuk dalam lingkup terdekat, yakni Universitas Diponegoro itu sendiri. Tak
hanya menjadi generasi pembaharu untuk bangsa, mahasiswa khususnya bagi pemuda
muslim pun harus mampu bersumbangsih dan berkontribusi bagi agama. Lembaga Dakwah
Kampus merupakan salah satu organisasi yang menjadi wadah kontribusi dan sumbangsih
pemuda muslim untuk nantinya mampu bermanfaat untuk membangun generasi dan
masyarakat madani.
Lembaga Dakwah Kampus yang merupakan satu organisasi islam di tingkat Universitas
juga tentunya harus mengusahakan untuk memiliki SDM yang kuat dan pengelolaan
organisasi yang mapan. Mimpi besar LDK untuk mencetak alumni – alumni yang berafiliasi
terhadap islam tentu bukan kerja satu dua hari yang langsung dapat diwujudkan. Tentu perlu
sebuah proses panjang dan perencanaan kaderisasi LDK yang mapan dimana nantinya
mampu mengarahkan SDM kepada output yang hendak dicapai.
Mimpi besar Lembaga Dakwah Kampus dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia yang
sesuai dengan sepuluh karakter muslim ideal harus diusahakan dengan berbagai sarana
3
dakwah. Dimana salah satunya adalah melalui proses kaderisasi dan pembinaan berjenjang
bagi Sumber Daya Manusia didalamnya. Profil kaderisasi LDK di Undip seperti Aqidah
yang lurus, Intelektual, Integritas, dan Loyalitas terhadap dakwah juga membutuhkan proses
berjenjang, berkelanjutan, dan seimbang. Oleh karenanya, perlu dirancang suatu pedoman
khusus yang menjadi acuan bagi alur dan cara kerja keseluruhan proses kaderisasi Lembaga
Dakwah Kampus di Universitas Diponegoro.
Buku Pedoman Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus ini berisikan tentang latar belakang,
nilai-nilai, alur, tahapan, kurikulum, tujuan serta esensi selama proses kaderisasi Lembaga
Dakwah Kampus yang berlangsung di Universitas Diponegoro Harapannya adalah agar
proses kaderisasi menjadi lebih terstruktur, tersistematis, serta mampu menyelaraskan
output kaderisasi di setiap fakultasnya. Selain itu, rangkaian kaderisasi LDK yang sistematis
dan berjenjang ini juga nantinya mampu mewujudkan SDM yang sesuai dengan profil
kaderisasi LDK Undip, sepuluh karakter muslim ideal, serta tak lupa turut memujudkan
SDM yang COMPLETE sesuai dengan profil kaderisasi mahasiswa Universitas
Diponegoro. Setiap proses kaderisasi LDK tentu tak hanya ada di tingkat Universitas saja
melainkan dijalankan di fakultas melalui Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) dan di jurusan
melalui Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) serta stakeholder yang terlibat dalam prosesnya.
Semoga proses kaderisasi mampu dijalankan dengan maksimal dan mampu dilaksanakan
sebaik – baiknya, karena proses kaderisasi merupakan proses yang panjang dan madal
hayyah, sepanjang hidup.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri”. –QS. Ar – Rad : 11
Muhammad Abdullah Azzam
Ketua Bidang Kaderisasi UKM Insani Undip 2021
MUQODIMAH
Tak bisa dipungkiri, bahwa kebutuhan akan kader da’wah kampus yang berkualitas sangat
dibutuhkan. Mereka sangat dibutuhkan dalam kehausan yang sekarang mendera. Kehausan akan sebuah
sosok yang mampu mengubah nasib bangsa ini. Yang dimulai dari lingkungan terkecil berupa keluarga,
yang diteruskan hingga ke kampus. Dan akhirnya diharapkan mampu membangun negara ini menjadi
lebih baik.
4
Sudah menjadi sunnatullah bahwa Al-Fath akan direngkuh dengan persiapan baik, berupa
ruhiyah, fisik, keahlian dan kompetensi, fikrah, dan sebagainya. Untuk itu tata kelola SDM yang akan
menjadi kader da’wah sangat dibutuhkan.
Fokus kaderisasi di lingkungan kampus UNDIP ini adalah penumbuhan jumlah dan peningkatan
kualitas kader. Ini membuat agenda pengkaderan menjadi lebih besar dan berat. Namun bukan berarti
tidak mungkin.
Selama ikhtiar kita sesuai dengan sunnah syar’iyyah dan sunnah kauniyah, hal-hal yang berat
dalam pandangan sebagian manusia menjadi ringan karena pertolongan Allah SWT. Kualitas memang
harus diutamakan daripada kuantitas. Ketika kualitas kader baik, maka mudah untuk memompa
kuantitas.
Perlu dipahami kembali bahwa gerakan da’wah kampus kita adalah harakah nukhbawiyah.
Artinya da’wah yang cmenempatkan kader sebagai aset utama gerakan dan sebagai ujung tombak
terdepan seluruh aktivitas da’wah.
Semakin meningkat marhalah dan semakin meluas ladang da’wah, maka kualitas kader pun
dituntut untuk semakin berkembang. Bila yang terjadi sebaliknya, maka akan muncul bencana bagi
da’wah. Apa bentuk bencana itu?
Pertama, akan muncul kader-kader yang tidak mampu istiqomah di dalam mengikuti irama
perjalanan da’wah yang dinamis. Ingatlah, ayat yang membuat rambut nabi Muhammad SAW beruban
adalah: "Maka istiqomahlah kamu (pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan
(juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. 11:112).
Kedua, munculnya sebagian kader yang menginginkan kehidupan da’wah sebagai sesuatu yang
ringan dan menyenangkan secara duniawi. Mereka menjadi enggan ketika perjalanan da’wah ini begitu
panjang dan membutuhkan pengorbanan yang banyak. Perhatikan peringatan Allah SWT: "Kalau yang
kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak
seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu. Tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh
mereka. Mereka bersumpah dengan (nama) Allah: "Jikalau kami sanggup, tentulah kami berangkat
bersamamu". Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa mereka
sesungguhnya benar-benar orang yang berdusta." (QS. 9:42).
Ketiga, munculnya ketidakmampuan di dalam menjalankan misi da’wah di tengah-tengah
lingkungan kampus. Allah SWT mengarahkan Rasulullah SAW untuk menyiapkan diri sedemikian rupa
agar mampu mengemban misi da’wah yang besar dan berat. "Hai orang yang berselimut. Bangunlah,
lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan
dosa tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah." (QS. 74: 1-7).
Keempat, akibat dari ketiga hal ini, da’wah menjadi disibukkan oleh problematika internal yang
menguras energi da’wah. Padahal misi utama da’wah adalah melakukan perubahan dan perbaikan
5
secara nyata. "... Dan aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada
Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya lah aku kembali." (QS. 11:88).
Terakhir, pada saat semacam itulah, akan muncul pikiran di sebagian kader yang lemah, untuk
menarik kembali da’wah ke belakang. Mereka merasa lebih nyaman ketika da’wah ini belum
berhadapan langsung dengan masyarakat secara terbuka. Cukuplah pelajaran dari kisah perang Uhud
berikut ini: "Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan
tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah. Dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam
panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas", jikalau mereka
mengetahui." (QS. 9:81). Inilah bencana yang bisa terjadi pada da’wah manakala aspek kualitas
diabaikan.
6
DAFTAR ISI
7
C. TAHAPAN 55
1. Rekruitmen 55
2. Pembinaan dan Penjagaan 56
3. Muwashofat dan Kurikulum (terdapat pada poin sebelumnya) 56
4. Perangkat Pembinaan dan Penjagaan 56
5. Pengkaryaan 63
6. Sistem Kontrol dan Evaluasi 65
BAB V 66
SERTIFIKASI 66
Mekanisme Sertifikasi 67
KETERANGAN NILAI 68
BAB VI 69
PENUTUP 69
NOTA KESEPAHAMAN 70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mencetak generasi yang berafiliasi terhadap islam tentulah bukan perkara yang mudah,
kita membutuhkan sistem yang dapat menjawab visi besar tersebut dan salah satu caranya
adalah menciptakan rangkaian pengkaderan bagi mahasiswa muslim untuk mencetak calon-
8
calon kader muslim yang berkualitas. Sistem ini dibangun karena kebutuhan dan keresahan
mahasiswa muslim Universitas Diponegoro khususnya yang beramanah di Lembaga Dakwah,
kebutuhan akan sosok pemimpin Lembaga Dakwah yang berkualitas dan memiliki kapabilitas
untuk memimpin Lembaga Dakwah yang ada di lingkunganya.
Di samping menciptakan calon kader yang berkualitas, sistem pengkaderan yang baik
pun melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak dengan visi yang sama dan harapanya dapat
menjadi standarisasi dalam seluruh kegiatan pengkaderan rohis baik tingkat jurusan, fakultas,
dan universitas.
Di dalam sistem pengkaderan rohis yang dibangun oleh seluruh Lembaga Da'wah baik
tingkat fakultas dan jurusan ini kami bertujuan untuk menciptakan kader ideal yang dapat
memimpin Lembaga Da'wah di sekitarnya. 10 profil kader ideal yang kami maksud, yaitu:
1. Salimul Aqidah (aqidah yang bersih)
2. Sahihul Ibadah (ibadah yang benar)
3. Matinul Khuluq (akhlak yang tegar)
4. Qadirun 'alal Kasbi (kemampuan berpenghasilan)
5. Mutsaqqaful Fikri (pikiran yang intelek)
6. Qowiyyul Jism (fisik yang kuat)
7. Mujahidun li Nafsihi (bersungguh-sungguh terhadap dirinya)
8. Munazhzham fi Syu’unihi (teratur dalam urusan-urusannya)
9. Haritsun ‘ala Waqtihi (efisien menjaga waktu)
10. Nafi’un li Ghairihi (bermanfaat bagi orang lain)
Itulah visi besar, cita-cita, dan harapan kami untuk sistem alur pengkaderan mahasiswa muslim
di Universitas Diponegoro ini. Semoga sistem pengkaderan ini dapat membentuk kader-kader
yang berafiliasi terhadap islam dan mencetak pemimpin-pemimpin yang kompeten untuk
Lembaga Da'wah di lingkungan sekitarnya.
B. Halaman Persembahan
Dengan rahmat Allah SWT, kami persembahkan Buku Pedoman Kaderisasi Lembaga Dakwah
KampusUniversitas Diponegoro ini dengan penuh rasa syukur, kerja keras, dan segala
keterbatasan yang ada kami dapat menyelesaikan buku ini. Ucapan terima kasih kami
sampaikan pula kepada pihak-pihak yang mendukung penerbitan buku ini antara lain
1. Ustadz Adi Darmawan, selaku Pembina INSANI UNDIP yang telah memberikan saran
dan bimbingan dalam proses penyusunan Buku Pedoman Kaderisasi Lembaga Dakwah
Kampus
9
2. Muhammad Abdullah Azzam, selaku kepala bidang Kaderisasi INSANI 2021 yang
selalu mendampingi dan memberikan bantuan selama proses pembuatan Buku
Pedoman Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus
3. Divisi Kurikulum Bidang Kaderisasi INSANI 2021 yang telah bersama-sama dengan
segenap stakeholders dalam pembentukan Buku Pedoman Kaderisasi Lembaga
Dakwah Kampus
4. Keluarga bidang Kaderisasi serta rekan seperjuangan INSANI 2021 yang mempunyai
peranan dalam pembentukan Buku Pedoman Kaderisasi Lembaga Dakwah
Kampus
5. Ucapan terima kasih kami persembahkan kepada Pengurus Bidang
Kaderisasi/PSDM/HRD Lembaga Dakwah Fakultas, Sekolah Vokasi, Dan Jurusan/
Program Studi di Universitas Diponegoro 2021.
Semoga Buku Pedoman Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus Universitas Diponegoro ini
dapat bermanfaat bagi mahasiswa muslim terkhusus mahasiswa muslim Universitas Diponegoro
dalam menciptakan dan membina kader rohis Universitas Diponegoro yang sesuai dengan 10
karakter muslim ideal demi menciptakan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk
kemajuan generasi muslim kedepanya.
Akhir kata, sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah maupun belum
mampu disebutkan dalam buku ini, yang telah membantu proses pembuatan hingga penerbitan
Buku Pedoman Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus Universitas Diponegoro.
1. Definisi Kaderisasi
Secara terminologis, definisi kaderisasi adalah proses pencetakan kader. Sedangkan
definisi kader itu sendiri adalah orang yang dipercaya mampu melanjutkan dan melaksanakan
tugas-tugas yang ada dalam suatu organisasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kaderisasi
adalah proses pencetakan manusia-manusia yang memiliki kompetensi yang mapan untuk
menjalankan amanahnya dalam suatu organisasi. Kaderisasi adalah pencetakan manusia,
sehingga proses pencetakannya pun harus sesuai dengan nilai kemanusiaan: bersifat manusiawi.
Kaderisasi adalah proses penyiapan dan peningkatan kualitas SDM untuk pemenuhan
kebutuhan LDK INSANI UNDIP, pembinaan yang dilakukan oleh LDK INSANI UNDIP
10
secara kontinyu terhadap anggota LDK INSANI UNDIP guna menyiapkan SDM yang
berkualitas.
2. Urgensi Kaderisasi
Da’wah kampus menyimpan nilai-nilai strategis yang tak pernah berubah. Sementara
pelaku da’wah, kondisi yang meliputinya, strategi yang diterapkan, serta perspektif analisa
dalam menentukan gerak lembaga da’wah kampus (LDK INSANI UNDIP) akan berubah setiap
saat. Pertanyaanya, mampukah kita bertahan dalam menghadapi semua tantangan tersebut?
Di sinilah urgensi kaderisasi. Kaderisasi akan sangat menentukan strategi da’wah yang
akan diterapkan di LDK INSANI UNDIP serta menjaga keberlangsungan da’wah kampus.
Kaderisasi ibarat nafas bagi da’wah ini, dia menjadi aset utama LDK INSANI UNDIP. Kita
butuh jumlah kader yang banyak demi percepatan da’wah. Akan tetapi kita juga butuh kader
yang berkualitas, yang siap memikul amanah dalam berda’wah secara total di dalamnya. Hal
ini dikarenakan kaderisasi yang baik akan berperan besar sebagai roda penggerak da’wah kita.
Seiring dengan tuntutan peran LDK INSANI UNDIP yang semakin melebar dan citra
publik da’wah yang semakin dirasakan keberadaannya maka kebutuhan akan kader yang
tangguh dan berkualitas semakin besar. Oleh karena itu, da’wah kampus perlu menegaskan misi
kaderisasinya dengan memadukan aspek kualitas dan kuantitas kader.
Pembangunan fondasi iman harus menjadi prioritas pertama dan utama dalam
pengkaderan. Walaupun demikian, perlu dicatat bahwa ia bukanlah satu-satunya faktor dalam
kaderisasi dan menafikkan dimensi kaderisasi lainnya secara utuh. Faktor lain yang patut kita
pertimbangkan dalam hal kaderisasi adalah potensi dasar sang kader. Potensi ini sesungguhnya
telah dapat kita baca melalui perjalanan hidupnya, terlepas saat itu ia telah mengalami
kaderisasi penanaman keimanan atau belum.
Contoh yang paling monumental untuk hal di atas adalah bagaimana dahulu Rasulullah
SAW berdo’a agar Allah SWT membukakan hidayah Islam kepada salah satu dari dua Umar,
yakni Umar bin Khathab dan Umar bin Hisyam (Abu Jahal). Rasulullah sangat berharap
keislaman mereka karena mereka dikenal sebagai orang yang keras pendirian dan sangat berani.
Dengan masuknya salah seorang di antara mereka maka Islam insya Allah akan lebih kuat.
Peristiwa di atas menunjukkan bahwa visi integral dari kaderisasi tidak hanya
mengedepankan urgensi keimanan seseorang, tetapi juga tak boleh melupakan bakat/potensi
dasar yang dimiliki oleh sang calon kader tersebut. Dengan demikian tidak terjadi permasalahan
mengenai keimanan dan potensi dasar kader. Banyak kader yang matang dalam hal keimanan
dan semangat pengorbanan untuk Islam, tetapi saat organisasi atau gerakan Islam dihadapkan
pada persoalan lain muncul beberapa masalah. Kader-kader tersebut memiliki kelemahan di
berbagai bidang strategis, misalnya kualitas kepemimpinan, manajerial dalam organisasi,
pemikiran/perencanaan strategis, kepiawaian diplomasi, dan lain sebagainya.
11
Selain itu diharapkan kaderisasi mampu untuk menjaga kesinambungan LDK INSANI
UNDIP, membentuk kader yang memiliki kemampuan menyebarkan pemikiran islam dalam
kampus, membentuk kader yang bersyaksiyah (kepribadian) Islamiyah, meningkatkan kualitas
LDK INSANI UNDIP.
12
BAB II
ALUR KADERISASI
1. Landasan Umum
Dinamika kemahasiswaan Universitas Diponegoro dalam mencapai tujuan pendidikan
tinggi dan selanjutnya merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan
nasional berdasarkan pada :
a. Tri Dharma Perguruan Tinggi :
1.) Universitas Diponegoro sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai
fungsi sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran, lembaga peneliti dan
lembaga ilmu;
2.) Sebagai lembaga penelitian melakukan usaha ilmiah untuk kemajuan
pengetahuan, teknologi, dan seni budaya; dan
3.) Sebagai lembaga pengabdian masyarakat Universitas Diponegoro bertujuan
mengamalkan segala kemampuan ilmiah demi kemajuan masyarakat.
13
5.) Etika pergaulan dalam lingkungan Universitas Diponegoro didasarkan atas
kekeluargaan dan kesinambungan sesuai dengan pandangan hidup bangsa.
2. Asas-Asas
Kegiatan lembaga kemahasiswaan Universitas Diponegoro mengacu pada asas – asas
sebagai berikut :
1.) Asas Iman dan Takwa
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan harus berasaskan iman dan takwa.
2.) Asas Manfaat
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan harus membawa manfaat yang
sebesar –besarnya bagi peningkatan akademis dan kesejahteraan mahasiswa yang
berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberi manfaat kepada
masyarakat.
3.) Asas Kekeluargaan
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan berlandaskan dengan semangat
kekeluargaan, gotong – royong, dan saling percaya.
4.) Asas Demokrasi
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan berdasarkan pada prinsip – prinsip
demokrasi.
5.) Asas Adil dan Merata
Kegiatan kemahasiswaan harus dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh
mahasiswa secara adil dan merata.
6.) Asas Keseimbangan
Adanya keseimbangan antara program jasmani, rohani, akademik, pengembangan
diri, dan pengabdian masyarakat.
7.) Asas Kemandirian
Setiap kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan berdasarkan kepercayaan akan
kemampuan diri sendiri dan tidak diintervensi pihak luar dengan tidak
mementingkan kepentingan pribadi dan golongan.
8.) Asas Kontinuitas dan Fleksibilitas
Dalam penyusunan kegiatan mahasiswa selalu memperhatikan kesinambungan dan
mampu menyesuaikan perkembangan zaman.
9.) Asas Efektif dan Efisien
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi
14
10.) Asas Transparansi
Dalam pelaksanaan kegiatan harus mengedepankan keterbukaan, tanggung jawab
dan mudah diketahui publik.
11.) Asas Aspiratif dan Partisipatif
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan merupakan wujud aspirasi mahasiswa
dan dibuktikan dengan adanya partisipasi mahasiswa secara masif.
12.) Asas Integritas
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan di tingkat Universitas Diponegoro
memiliki fungsi dan wewenang sendiri, akan tetapi tetap terintegrasi secara utuh
dalam satu visi dan orientasi sehingga tercipta sikap profesionalisme fungsi dari
tiap elemen tanpa melupakan harmonisasi gerak dalam kesatuan visi dan orientasi.
5. Modal Dasar
1.) Mahasiswa
Mahasiswa dalam jumlah besar dengan potensi beragam merupakan modal utama
dalam penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan.
2.) Sarana dan Prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana di kampus yang dapat digunakan sebagai
penunjang kegiatan kemahasiswaan dengan memperhatikan pemanfaatannya di
masa yang akan datang.
3.) Kebebasan Mimbar Akademik
15
Kebebasan mimbar akademik merupakan kondisi yang kondusif dalam mendukung
perkembangan ide-ide kritis dan ilmiah bagi kegiatan kemahasiswaan.
4.) Kemampuan Ilmiah
Kemampuan ilmiah sesuai bidang ilmu yang ditekuni mahasiswa, merupakan
modal dasar kegiatan kemahasiswaan yang mengarah pada profesionalisme.
5.) Letak Geografis
Lokasi kampus yang berada di ibukota provinsi akan mempermudah akses dan
terjalin komunikasi dengan instansi lain.
6.) Eksistensi Lembaga Kemahasiswaan
Keberadaan lembaga kemahasiswaan pada periode selanjutnya turut memberikan
andil bagi keberadaan lembaga mahasiswa selanjutnya
2. Landasan Syar'i
● Al-Anfal: 2
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
● Al-Anfal: 60
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari
kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
● An-Nisa: 9
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.”
● At-Taubah: 71
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah
dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-
Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”
● Ali Imran: 102-104
16
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,
dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu,
agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.
17
C. Profil Kaderisasi Insani
1. Profil Kader Insani
Profil umum kader Insani merupakan 10 muwashafat muslim atau yang lebih dikenal 10 karakteristik muslim ideal yang terdiri dari:
18
1. Salimul aqidah a. Memahami hakikat ilmu tauhid a. Point Kader Muda a. Point Kader Madya
(aqidah yang Selalu meluruskan niat dalam b. Senantiasa bertaqarrub dengan Allah
bersih) melakukan sesuatu c. Merasakan ma’iyyatullah
b. Menjaga diri dari kemusyrikan d. Dzikrullah di setiap waktu dan keadaan
(tidak berhubungan dengan jin e. Memahami urgensi amal jama’i
dan hal-hal lain yang f. Mengetahui pergerakan organisasi-
berhubungan dengan organisasi yang memusuhi Islam
kemusyrikan) g. Memahami dan meyakini qadha dan
c. Mengingat adanya hari kiamat qadar
Mengenal Allah h. Senantiasa berhusnudzon (berprasangka
d. Mengenal Rasul baik)
e. Mengenal Al Qur’an
f. Mengenal hakikat Manusia
g. Memahami makna syahadatain
Mengenal Dinul Islam
h. Tidak ikut merayakan hari-hari
besar agama lain dan acara-acara
yang menjauhkan diri dari Allah
SWT
2. Sahihul Ibadah a. Melaksanakan shalat 5 waktu dan a. Point kader Muda a. Point Kader Madya
(ibadah yang shaum Ramadhan b. Membuat resume buku “tazkiyyatun b. Tilawah Al Qur’an dengan bacaan yang
benar) b. Melaksanakan shalat berjama’ah nafs” baik (tahsin): 1,5 juz / hari
min. 2x / hari c. Shalat berjama’ah (di masjid): 4 kali / c. Shalat sunnah rawatib 5 kali / hari
c. Melaksanakan tilawah 10 hal / hari hari untuk ikhwan d. Qiyamullail: 6 kali / pekan
d. Melaksanakan shalat sunnah rawatib d. Tilawah Al Qur’an 20 hal (1 juz) / hari e. Al Ma’tsurat: 7 kali / pekan
19
3x / hari e. Shalat sunnah rawatib 4 kali / hari f. f. Menjaga hafalan Al Qur’an: 40 hal (2
e. Melaksanakan shalat QL min. 1x / Qiyamullail: 3 kali / pekan juz)
pekan f. Al Ma’tsurat: 5 kali / pekan g. Tiap 1 pekan sekali melakukan tadabbur
f. Memiliki hafalan Qur’an min. surat g. Menjaga hafalan Al Qur’an: 20 hal (1 Al Qur’an
Adh Dhuha- An Nas juz) h. Menjaga hafalan hadits Arba’in: 10
g. Melaksanakan shaum sunnah min. 3x h. Mengikuti Tatsqif min. 1x / bulan buah
/ bulan i. Menjaga hafalan hadits Arba’in: 5 buah i. Menjaga hafalan hadits Riyadhus
h. Membaca Al Ma’tsuraat min. 2x / Shalihin: 20 buah
pekan j. Mengikuti Tatsqif min. 4x / bulan
i. Melaksanakan shalat Dhuha min. 1x k. Shalat berjama’ah (di masjid): 5 kali /
/ pekan hari untuk ikhwan
3. Matinul khuluq a. Tidak dusta a. Point Kader Muda a. Point Kader Madya
(akhlak yang b. Memenuhi janji b. Berani memimpin majelis b. Memiliki contact person (jaringan) di
tegar) c. Menjaga adab pergaulan Islami c. Memiliki Ruhul Istijabah (semangat lingkungan aktivitas da’wah dan kuliah,
d. Menjalin hubungan yang baik dengan menyambut tugas da’wah) yang baik serta memiliki kepercayaan
lingkungan d. Ihsanul ‘amal (ihsan dalam beramal) c. Tidak panik/tenang ketika menghadapi
e. Menyayangi yang muda dan e. Memiliki contact person (jaringan) di masalah yang besar
menghormati yang tua lingkungan aktivitas da’wah dan kuliah
f. Menjaga adab makan dan minum sesuai f. Menjadi teladan bagi level di bawahnya
dengan sunnah g. Menjadi pionir kebaikan
g. Tidak berkhalwat dengan yang bukan h. Mengobati virus hati
mahram i. Menjaga keamniyahan da’wah
h. Tidak pacaran j. Menundukkan pandangan
i. Mengenal karakter teman-teman k. Memahami ma’na qiyadah wal jundiyah
sekelompoknya (mentoring) l. Mengetahui adab-adab majelis
20
j. Tidak takabbur m.Mengaplikasikan rukun-rukun
k. Tidak ghibah ukhuwah
l. Berani mengemukakan pendapat m.Rapi
dalam berpakaian
m. Birul Walidain
4. Qadirun ‘alal a. Memiliki rekening pada Bank a. Point Kader Muda a. Point Kader Madya
Syari’ah b. Membaca buku kewirausahaan b. Memiliki maisyah
kasbi (kemampuan
b. Menjauhi sumber penghasilan c. Membayar zakat
berpenghasilan)
yang haram seperti judi, lotere, d. Infaq setiap hari
togel, dsb
c. Menabung meskipun sedikit
setiap bulan
d. Membiasakan berinfaq tiap
pecan
5. Mutsaqqaful a. Mampu berkomunikasi dengan baik a. Point Kader Muda a. Poin kader Madya
b. Memahami hukum-hukum Thaharah b. Ma’rifatul Maydan Kampus b. Memiliki visi dan strategi hidup beserta
fikri (pikiran yang
c. Memahami hukum-hukum shalat c. Memiliki wawasan yang baik tentang perencanaan 10 tahun ke depan
intelek) d. Memahami hukum-hukum shaum ke-Islaman, ke-Indonesiaan dan c. Mampu melakukan perencanaan
e. Memahami hukum-hukum zakat kemahasiswaan strategis
f. Memahami urgensi da’wah d. Memahami fungsi LDK d. Cepat dan tepat dalam mengambil
g. Memahami syumuliyatul Islam e. Mengenal 50 Kader Madya LDK keputusan
h. Mengetahui kisah Rasul dan sahabat f. Mengetahuiorganisasi-organisasi e. Memilki wawasan yang baik tentang
secara umum terselubung yang memusuhi Islam berbagai gerakan ideologi dan sejarah
i. Mengetahui perangkap-perangkap g. Memahami fiqh da’wah dan fiqh gerakan Islam di dunia dan di Indonesia
21
musuh-musuh Islam prioritas f. Memahami prinsip syuro dalam amal
j. Mengetahui ke-LDK-an (visi misi, h. Berusaha membiasakan diri jama’i
struktur, job description tiap mencurahkan ide tiap pekan g. Menguasai teknik komunikasi efektif
departemen) i. Berusaha membiasakan diri membaca h. Terbiasa/berusaha membiasakan diri
k. Mengenal seluruh Pengurus Harian buku di luar spesialisasinya mencurahkan ide tiap hari
departemen dan non departemen di j. Memilki perpustakaan pribadi sekecil i. Mampu mengaitkan isi antar bacaan
LDK apapun j. Mampu berpikir secara logis dan
l. Mengenal 50 orang kader muda terstruktur dengan baik
m. Memahami bagaimana harus bersikap k. Mengkuti perkembanagn politik
terhadap non Muslim kontemporer
n. Membiasakan diri berfikir positif l. Memiliki kemampuan untuk
o. Memahami urgensi menuntut ilmu menganalisis masalah dan menjadi
(kuliah) problem solver
p. Memahami urgensi tarbiyyah m. Memahami fiqh ikhtilaf
q. Mengikuti perkembangan berita terkini n. Mengenal anggota-anggota
departemennya (termasuk kader muda
dan kader madya)
o. Mengenal seluruh kader purna
6. Qawiyyul jism a. Berolahraga: ½ jam / pekan a. Point Kader Muda a. Point Kader Madya
(fisik yang kuat) b. Tidak merokok b. Tidak begadang untuk hal yang sia sia b. Memeriksakan kesehatan secara rutin
c. Tidak mengkonsumsi minuman keras c. Olahraga: 1 jam / pekan
dan narkoba d. .Bangun sebelum adzan shubuh
d. Bangun paling lambat ketika adzan e. Tidak tidur setelah shubuh dan setelah
shubuh ashar
22
7. Mujahidun li a. Mengkonsumsi makanan dan a. Poin kader Muda a. Poin kader Madya
minuman yang halal dan thoyib b. Tidak berlebihan dalam hal yang mubah b. Memerangi dorongan hawa nafsu
nafsihi (bersungguh
b. Menjauhi media informasi porno c. Berusaha menjadi pendengar yang baik c. Selalu menyertakan niat jihad
sungguh c. Tidak malas kuliah d. Tidak putus asa dalam menghadapi d. Menyesuaikan kata dan perbuatan
terhadap dirinya) d. Menjauhi tempat maksiat suatu masalah e. Sabar
e. Menjauhi seni yang tidak Islami e. Menjauhi hiburan yang bersifat f. Memenuhi janji
f. Berusaha untuk senantiasa jahiliyah dan membuat kita menjauh g. Komitmen terhadap kesepakatan
memperbaiki diri dari Allah bersama
f. Mengurangi bacaan yang tidak h. Memiliki cita-cita/keinginan untuk
bermanfaat syahid
g. Berhijab dengan baik i. Berani menegakkan amar ma’ruf dan
h. Memiliki jiwa rabbani nahi munkar
i. Pantang mengeluh
j. Siap menjadi naqieb (pementor)
k. Memprioritaskan kegiatan pembinaan
l. Berkomitmen terhadap ibadah ibadah
harian
m. .Bersemangat dalam berfastabiqul
khairat
8. Munazhzham fi a. Mengikuti min. 1 kepanitiaan di a. Poin kader Muda a. Poin kader Madya
syu’unihi (teratur INSANI, LDF atau pun LDJ b. Memilki catatan aktivitas b. Menjadikan shalat sebagai penata waktu
dalam urusan- b. Berusaha tepat waktu dalam segala c. Membaca buku mengenai manajemen, c. Disiplin dalam segala hal
urusannya) hal harokiyah, dan tanzhim d. Mampu menerapkan manajemen rapat
c. Merencanakan aktivitas harian d. d. Mengikuti tambahan kepanitiaan (di dengan baik
Memenuhi batas kehadiran dalam / di luar INSANI, LDF, atau LDJ) e. Menyediakan waktu khusus minimal 30
minimal, di setiap kuliah menit per hari untuk memutaba’ah
23
9. Haritsun ‘ala a. Bangun tidur maksimal saat adzan a. Poin kader Muda a. Poin kader Madya
waqtihi (efisien subuh b. Memiliki agenda perencanaan per hari b. Membaca buku Islami minimal 1 jam
menjaga waktu) b. Menyediakan waktu untuk c. Membiasakan mencari informasi terkini per hari
menambah keilmuan / wawasan tiap hari c. Memiliki perencanaan diri jangka
minimal 15 menit / hari d. Mengisi waktu dengan hal yang panjang dan menengah
c. Belajar materi perkuliahan: 1 jam / bermanfaat dalam berbagai hal d. Hiburan / relaksasi dengan murottal
hari e. Membiasakan tidak tidur setelah shubuh e. Mempersingkat semua urusan (tidak
dan setelah ashar bertele-tele)
f. Mengalokasikan waktu untuk membaca f. Tidak berlebihan dalam tidur (5 - 6 jam)
buku keIslaman min. 30 menit / hari
10. Nafi’un li ghairihi a. Menjaga hubungan dan komunikasi a. Poin kader Muda a. Poin kader Madya
(bermanfaat bagi yang baik dengan orang tua b. Pernah mengisi ta’lim / taujih min. 1x b. Memiliki jiwa pelayanan
orang lain) b. Menunaikan beberapa dari hak muslim c. Wajib memiliki min. 1 kelompok c. Membiasakan memberikan
atas saudaranya: salam, mendoakan mentoring penghargaan kepada staf minimal setiap
saat bersin, memenuhi undangan, d. Mengunjungi tempat tinggal pengurus selesai acara
ta'ziyah, menjenguk yang sakit dll. INSANI / LDF / LDJ min. 10 orang (di d. Mampu meng-upgrade anggota
c. Menjaga hubungan baik dengan teman luar kader muda) departemennya
d. Mengunjungi tempat tinggal pengurus e. Dapat memberikan taujih dan
INSANI / LDF / LDJ min. 3 orang muhasabah
f. Menjadikan fiqh da’wah sebagai
landasan amal / operasional
g. Pernah mengisi ta’lim / taujih min. 1x /
bulan
h. Wajib memiliki min. 1 kelompok
halaqoh
i. Mengunjungi tempat tinggal pengurus
INSANI / LDF / LDJ min. 10 orang (di
24
luar kader muda dan madya)
Profil kader Insani merupakan hasil utama yang menjadi acuan dalam pengkaderan mahasiswa muslim Universitas Diponegoro yang
berlandaskan nilai 10 karakteristik muslim ideal dan nilai kaderisasi, yaitu:
Salimul Aqidah a. Memahami hakikat a. Memahami urgensi amal jama’i Poin kader madya
ilmu tauhid b. Mengetahui pergerakan organisasi
b. Mengenal hakikat yang memusuhi islam (Ghazwul
manusia Fikr)
25
c. Memahami makna
syahadatain
Mutsaqqaful Fikri a. Mampu a. Memiliki wawasan yang baik a. Memiliki visi dan strategi hidup beserta
berkomunikasi tentang keislaman, ke- perencanaan 10 tahun ke depan (life
dengan baik Indonesiaan, dan kemahasiswaan plan)
b. Memahami urgensi b. Memahami fungsi LDK b. Mampu melakukan perencanaan strategis
da’wah c. Mengetahui organisasi-organisasi c. Cepat dan tepat dalam mengambil
c. Memahami yang memusuhi islam keputusan
syumuliyatul islam d. Memahami fiqh da’wah dan fiqh d. Memiliki wawasan yang baik tentang
d. Mengetahui prioritas berbagai gerakan ideologi dan sejarah
perangkap-perangkap gerakan islam di dunia dan di Indonesia
musuh islam e. Memahami prinsip syuro dalam amal
(Ghazwul Fikr) jama’i
e. Mengetahui ke-LDK- f. Menguasai Teknik komunikasi efektif
an (visi misi, struktur, g. Memiliki kemampuan untuk
job description tiap menganalisis masalah dan menjadi
departemen) problem solver
h. Memahami fiqh ikhtilaf (Amal Jama’i)
26
2. Nilai Kaderisasi
Nilai kaderisasi merupakan bentuk keresahan utama yang menjadi landasan berpikir setiap kader muslim dengan menjadikan 10 karakteristik
muslim ideal sebagai poin acuan, maka munculah 4 nilai kaderisasi, yaitu:
Aqidah yang lurus Aqidah yang sesuai dengan ahlus sunnah wal a. Memahami mengapa manusia bertuhan
jama'ah b. Memahami mengapa manusia diciptakan
c. Memahami mengapa manusia berislam
d. Memahami makna syahadatain
e. Memahami konsep syumuliyatul islam
27
Intelektual Memiliki kecerdasan emosional dan berpikir a. Memiliki kemampuan berpikir kritis dan sistematis
ilmiah berdasarkan data, fakta, dan keimanan b. Memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah dan menjadi
hingga memberikan dampak bagi kepentingan problem solver
islam c. Menguasai Teknik komunikasi efektif
d. Memiliki kemampuan memimpin diri sendiri
e. Memiliki wawasan yang baik tentang berbagai gerakan
ideologi dan sejarah gerakan islam di dunia dan di Indonesia
f. Memiliki wawasan yang baik tentang ke-islaman, ke-
Indonesiaan, dan kemahasiswaan
g. Mampu melaksanakan perencanaan strategis
h. Memiliki visi dan strategi hidup beserta perencanaan 10 tahun
ke depan (life plan)
i. Memahami fungsi LDK
j. Mengetahui perangkat-perangkat musuh-musuh islam
(Ghazwul Fikr)
Integritas Kemampuan untuk bertindak konsisten a. Mampu bertindak atas dasar pemahaman dan keikhlasan
terhadap nilai-nilai keislaman b. Memiliki semangat dan kesiapan untuk menyambut tugas
da’wah
Loyalitas Bersedia berkontribusi untuk islam a. Memahami fiqh da’wah dan fiqh prioritas
b. Memahami fiqh ikhtilaf (Amal Jama’i)
c. Memahami konsekuensi seorang muslim
28
d. Memahami mengapa kita berda’wah
e. Memahami konsep amal jama’i
f. Memahami prinsip syuro dalam amal jama’i
g. Memahami makna qiyadah wal jundiyah
BAB III
KURIKULUM KADERISASI LDK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Bentuk
Tujuan
Sarana Term of Reference Bentuk kegiatan dan Usulan
Tingkatan Instruksional Materi
Pelaksanaan (TOR) Penugasan Metode pemateri
Tahun Khusus (TIK)
penyampaian
29
tahun selama di Kaderisasi
kampus) Insani)
3. Memahami
mengapa manusia
berislam 2. Syahadatain 1. Memahami - Tugas Essay - Ceramah - Ustadz
4. Memahami pentingnya - Diskusi
makna syahadatain yang Atau interaktif
menjadi pintu
syahadatain
masuk manusia - Tugas Baca
5. Memahami (Disediakan
konsep pada Islam
2. Memahami oleh Bidang
syumuliatul islam Kaderisasi
6. Memiliki mengapa
manusia berislam Insani)
kemampuan
memimpin diri 3. Memahami
sendiri konsekuensi
7. Memahami seorang muslim
konsekuensi 4. Merdeka dari
seorang muslim segala bentuk
berhala dalam
diri
30
4. Konsep diri 1. Memahami untuk - Membuat life - Ceramah - Alumni DK
apa manusia plan / - Diskusi - Kader DK
diciptakan perencanaan 4 interaktif
2. Memahami visi
tahun selama di
besar seorang
muslim kampus (pra,
3. Mengenali disempurnakan
potensi diri di pasca)
4. Menyelaraskan
visi dunia dan
akhirat seorang
muslim
5. Mengoptimalkan
potensi diri untuk
mencapai visi
dunia dan akhirat
31
2. Mampu
mengenal diri
sendiri secara
objektif
3. Memiliki
kemampuan
manajemen
waktu yang baik
4. Memahami
konsep self
disiplin
33
3. Fiqih 2. Memahami - Ceramah - Ustadz
Dakwah I pengertian - Diskusi
(TR) da’wah sesuai
Hari H1 dengan yang
difahami oleh
salafus shalih
3. Konsekuensi
seorang muslim
untuk berdakwah
4. Memahami
karakteristik
da’wah
Islamiyah
5. Memahami
marhaliyah
(tahapan) da’wah
6. Memahami
pentingnya
melakukan
perencanaan
da’wah.
1. Mengetahui
karakteristik
seorang da’i dan
termotivasi
untuk
mengimplementa
sikan dalam
dirinya
34
Hari H1 2. Memahami membaca “etika
urgensi ‘amal berjamaah”
jama’i dalam
merealisasikan
sasaran da’wah
3. Memahami
syarat, unsur,dan
sarana ‘amal
jama’i
4. Termotivasi
untuk terlibat
dalam salah-satu
‘amal jama’i
da’wah
5. Fiqih ikhtilaf
dalam beramal
jama’i
9. Memahami
tahapan dalam
membangun
kolaborasi
bersama
stakeholder
da’wah
35
3. Urgensi dakwah
kampus
4. Mengetahui arah
kebijakan umum
da’wah kampus
5. Memahami
sinergisitas
da’wah kampus
1. Terlibat dalam
penentuan
strategi da’wah
36
7. Fiqh Dakwah 1. Memahami - Ceramah - Ustadz
II kaidah da’wah - Diskusi
yang diambil interaktif
dari ushul fiqh,
2. Mampu
mengimplementa
sikan prinsip dan
kaidah tersebut
dalam ruang
lingkup da’wah
kampus
2. Komitmen dalam
berdakwah
37
3. Memahami
tahapan dan
sarana
ghazwul
fikri sepanjang
sejarah ummat
Islam
4. Menyadari dan
mewaspadai
bahaya ghazwul
fikri terhadap
diri, keluarga,
dan masyarakat
4. Strategi dalam
menghadapi
ghazwul fikr
38
11. Ruhul 1. Memahami - Ceramah - Ustadz
istijabah keistimewaan - Diskusi - Alumni DK
(menyambut amanah, makna interaktif
seruan) amanah,
bagaimana harus
menyikapi
amanah dalam
kaitannya
dengan dakwah
5. Mampu
menumbuhkan
semangat
berdakwah
dalam diri
masing –masing
39
berbagai gerakan 5. Studi kasus
ideologi dan rekayasa da’wah
sejarah gerakan kampus
Islam di dunia (universitas-
dan di Indonesia fakultas)
5. Memiliki 6. Memahami
wawasan yang problematika /
baik tentang ke- dinamika kampus
Islaman, ke-
Indonesiaan dan 2. Gerakan 1. Sejarah gerakan - Ceramah - Tokoh
kemahasiswaan islam islam di - Diskusi Nasional
6. Mampu bertindak kontemporer Indonesia, pra Interaktif - Ustadz
atas dasar kemerdekaan,
pemahaman dan dan pasca
keikhlasan kemerdekaan
7. Marketing 2. Sejarah gerakan
dakwah islam di zaman
8. Empowering orde lama dan
leadership orde baru
9. Memiliki 3. Perkembangan
semangat dan pemikiran islam
kesiapan untuk yang
menyambut tugas menyimpang
da’wah 4. Gerakan islam
yang ada saat ini
40
3. Urgensi terkait
mengetahui
segmentasi target
dakwah di era
4.0/5.0/internet
of things dan
terkhusus di
masa pandemi
covid-19.
4. Menentukan
strategi dan jenis
dakwah kreatif
yang efektif
5. Studi kasus
aplikasi
marketing dalam
dakwah
6. Psikologi
konsumen
dakwah
7. Kendala-kendala
yang dihadapi
serta hal yang
harus
ditingkatkan
dalam
pelaksanaan
dakwah reatif
41
2. Kondisi
masyarakat
Indonesia
3. Peran yang bisa
diambil pemuda
4. Tahapan dan
tantangan
dakwah
masyarakat
5. Studi kasus
dakwah
masyarakat yang
diimplementasika
n oleh wali songo
42
pengambilan
keputusan
partisipatif
1. Memahami
konsep empati
dalam
kepemimpinan
43
8. Argumentasi
negara Indonesia
yang sesuai
dengan syari’at
44
9. Urgensi 1. Mengetahui - Ceramah - Ustadz
pergerakan urgensi Gerakan - Diskusi - Alumni DK
islam Islam untuk Interaktif - Kader ADK
mempertahankan
eksistensi ummat
dan
mengembalikan
kejayaan Islam,
2. pemahaman
mengenai
masalah dan
hambatan dalam
proses pergeakan
islam
3. pencerdasan
dalam strategi
dakwah yang
sesuai dengan
situasi dan
kondisi islam
masa sekarang
4. pemahaman cara
penyampaian
informasi dan
pesan yang
efektif dan
empatik dalam
penguatan
barisan ukhuwah
45
Problematika2. Refleksi pergerakan
Umat Islam ADK di era
Kontemporer reformasi
5. Pergerakan ADK
dalam menjawab
problematika
umat islam
kontemporer
46
BAB IV
TAHAPAN KADERISASI
TAHUN 1
TAHUN 2
TAHUN 3
1. Mentoring*** 1. SC kegiatan
2. Mutaba’ah buku/form 2. ketua LDF/INSANI
kader * 3. kabid LDF/INSANI
Keterangan :
* wajib
**menyesuaikan kondisi fakultas
***bekerja sama dengan BPMAI
Ideolog
47 Basis Kebijakan
Sertifikasi
Pemikir
Ada pun Titik Tekan Job Description dari Dept. kaderisasi (KADERISASI) :
1. Rekrutmen
2. Pembinaan dan penjagaan
3. Pengkaryaan
4. Pengontrolan
5. Evaluasi/mutaba’ah
6. Penyiapan sujek kaderisasi selanjutnya
C. TAHAPAN
1. Rekruitmen
a. Definisi dan Tujuan
Rekrutmen kader adalah proses menarik seseorang menjadi kader untuk kemudian
dibina melalui mekanisme pembinaan yang ada di INSANI (mencakup pembinaan di LDJ dan
LDF).
b. Metode
1.) Membuka pendaftaran (open recruitment)
Metode ini merupakan metode formal dengan sasaran yang masif. INSANI
(mencakup LDJ dan LDF) membuka pendaftaran untuk mengikuti proses pembinaan
(menjadi kader) INSANI maupun untuk menjadi pengurus INSANI.
2.) Interpersonal
Metode ini merupakan metode informal dan dilakukan secara personal (fardhiyah).
Pada metode ini, orang yang menjadi objek rekrutmen merupakan orang yang
direkomendasikan oleh tim formatur dan atau pun menawarkan diri untuk mengikuti proses
pembinaan INSANI.
48
b. Levelisasi Kader dan Pelaksana Pembinaan
b. TR I (Training Rohis I)
Training Rohis I
Bentuk kegiatan dan Pengkondisian acara Alternatif bentuk kegiatan dari TRI (Training
Rohis I) adalah dapat berupa kajian atau ta’lim,
training/outbond, FGD, dilaksanakan selama 2
hari (mabit jika memungkinkan). Ada beberapa
aspek yang harus dikondisikan, yaitu:
1.) Ruhiyah
● Adanya hafalan ayat tertentu yang
ditugaskan kepada peserta yang
kemudian akan dicek sebelum
pelantikan peserta, dalam hal ini
panitia pun harus hafal terlebih dahulu.
● Peserta diwajibkan melakukan tilawah
½ juz per hari selama acara
berlangsung, untuk membiasakan
tilawah dalam kondisi apapun dan
untuk menghindari kegiatan yang tidak
bermanfaat saat waktu kosong.
● Bagi yang mabit, perlu diadakan
qiyamul lail secara berjama’ah
2.) Ukhuwah
.Setiap peserta harus menghafalkan nama
semua peserta maupun panitia, untuk
bentuk ta’aruf dikemas sedemikian rupa
oleh panitia
3.) Amal jama’i
Dengan cara pembentukan tim untuk
outbond ataupun forum diskusi.
4.) Kedisiplinan
Pemberian iqob yang telah disepakati
sebelumnya melalui kontrak belajar.
5.) Tsaqofah
Peserta diminta untuk membuat resume dari
setiap materi yang telah disampaikan.
c. MR I (Madrasah Rohis I)
Madrasah Rohis I
50
Muatan Mengacu pada muwashafat/profil kader dan
kurikulum pembinaan kader INSANI dan
diarahkan untuk memenuhi seluruh
muwashafat/profil kader INSANI sesuai jenjang
kader.
Peserta Alumni TR I.
Training Rohis II
Pelaksana LDF
Bentuk kegiatan dan Pengkondisian acara Alternatif bentuk kegiatan TR II (training Rohis
II) adalah berupa training, outbond, tafakur alam.
51
Dilaksanakan 2-3 hari (jika memungkinkan
dilaksanakan di luar lingkungan kampus). Dalam
pelaksanaannya isa dilaksanakan bekerjasama
dengan fakultas lain, atau secara mandiri oleh
fakultas. Bisa juga dilaksanakan dengan sistem
pendelegasian. Ada beberapa aspek yang harus
dikondisikan, yaitu:
1.) Ruhiyah
● Adanya hafalan ayat tertentu yang
ditugaskan kepada peserta yang
kemudian akan dicek sebelum
pelantikan peserta, dalam hal ini
panitia pun harus hafal terlebih dahulu.
● Peserta diwajibkan melakukan tilawah
½-1 juz per hari selama acara
berlangsung, untuk membiasakan
tilawah dalam kondisi apapun dan
untuk menghindari kegiatan yang tidak
bermanfaat saat waktu kosong.
● Bagi yang mabit, perlu diadakan
qiyamul lail secara berjama’ah
2.) Ukhuwah
Setiap peserta harus menghafalkan nama
semua peserta maupun panitia, untuk
bentuk ta’aruf dikemas sedemikian rupa
oleh panitia
3.) Amal jama’i
Dengan cara pembentukan tim untuk
outbond ataupun forum diskusi.
4.) Kedisiplinan
Pemberian iqob yang telah disepakati
sebelumnya melalui kontrak belajar.
5.) Tsaqofah
Peserta diminta untuk membuat resume dari
setiap materi yang telah disampaikan.
Madrasah Rohis II
52
muwashafat/profil kader INSANI sesuai jenjang
kader.
Pelaksana LDK
Bentuk kegiatan dan Pengkondisian acara Bentuk kegiatan dari TR III (Training Rohis III)
adalah berupa workshop, training, outbond,
tafakur alam. Dilaksanakan selama 2-3 hari di
luar lingkungan kampus. Ada beberapa aspek
yang harus dikondisikan, yaitu:
1.) Ruhiyah
● Adanya hafalan ayat tertentu yang
ditugaskan kepada peserta yang
kemudian akan dicek sebelum
pelantikan peserta, dalam hal ini
panitia pun harus hafal terlebih dahulu.
● Peserta diwajibkan melakukan tilawah
½ juz per hari selama acara
53
berlangsung, untuk membiasakan
tilawah dalam kondisi apapun dan
untuk menghindari kegiatan yang tidak
bermanfaat saat waktu kosong.
● Bagi yang mabit, perlu diadakan
qiyamul lail secara berjama’ah
2.) Ukhuwah
Setiap peserta harus menghafalkan nama
semua peserta maupun panitia, untuk
bentuk ta’aruf dikemas sedemikian rupa
oleh panitia
3.) Amal jama’i
Dengan cara pembentukan tim untuk
outbond ataupun forum diskusi.
4.) Kedisiplinan
Pemberian iqob yang telah disepakati
sebelumnya melalui kontrak belajar.
5.) Tsaqofah
Peserta diminta untuk membuat resume dari
setiap materi yang telah disampaikan.
Pelaksana LDK
54
5. Pengkaryaan
a. Definisi dan Tujuan
Pengkaryaan merupakan proses pemberdayaan dan pengoptimalan potensi kader dengan
memberikan tugas ataupun amanah baik dalam kepanitiaan maupun dalam kepengurusan.
Pengkaryaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembinaan dan penjagaan.
b. Wilayah Pengkaryaan
1.) Kepengurusan
Level Kepengurusan Level Kader
PH LDJ Madya
2.) Kepanitiaan
3.) Pementor/Murrabi
4.) Organisasi Kemahasiswaan
c. Pemetaan Pengkaryaan
55
5 - Peserta - Peserta - Staff
- Staff - Staff - Kepanitiaan besar
- Kepanitiaan - Kepanitiaan besar - Mas’ul & PH
besar - PH - Pementor
- Pementor - Pementor
b. Ruang Lingkup
1) Tarbiyah (mentoring)
2) Amanah
3) Ekonomi
4) Akademik
c. Pelaksana
Pelaksana sistem kontrol dan evaluasi ini adalah bidang Kaderisasi Insani,/LDF, dan LDJ
56
d. Sarana/Instrumen
1) Database
Database kader disimpan oleh departemen KADERISASI INSANI dan LDF/LDJ yang
bersangkutan.
Database kader di-update setiap 2 bulan sekali.
Informasi yang tersimpan dalam database kader adalah
● Data pribadi standar
● Track record kaderisasi
● Kesehatan tarbiyah (mentoring)
● Performansi akademik
● Performansi amanah da’wah
● Catatan permasalahan
Informasi yang tersimpan dalam database bersifat rahasia dan menjadi tanggung jawab
departemen Kaderisasi Insani,/LDF, dan/LDJ
2) Syuro Departemen
3) Kajian Pengurus
BAB V
SERTIFIKASI
Untuk mengetahui tingkat kapabilitas (ahliyyah) seseorang, diperlukan adanya proses evaluasi dan
penyeleksian yang dilakukan secara serius, jujur, obyektif, jauh dari ifrath (terlalu memudahkan) dan tafrith
(terlalu menyulitkan), dan memiliki tingkat akurasi yang baik. Karenanya, peran pihak yang lebih dekat dan
tahu kepada seseorang yang sedang dievaluasi dan diseleksi harus lebih diutamakan dibandingkan dengan
pihak yang jauh darinya.
Dari sisi lain, evaluasi dan seleksi ini adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses
kaderisasi, baik kepada pihak yang dievaluasi dan diseleksi ataupun kepada pihak yang melakukan seleksi,
karenanya, penilaian itu hendaknya dilakukan secara jama’i melalui mekanisme syura, di samping agar
tingkat akurasi penilaiannya lebih terjamin.
57
Proses seleksi atau sertifikasi merupakan proses penilaian kualitas seorang kader yang telah melewati
proses pembinaan di setiap jenjangnya. Penilaian ini digunakan untuk memutuskan apakan seorang
kader telah memenuhi kualifikasi target Standar Mutu Kader (SMK) sehingga bisa mengikuti tahap
selanjutnya pada alur kaderisasi, juga digunakan untuk mempertimbangkan pemberian amanah
kepada kader yang bersangkutan.
b. Muatan
Muatan mengacu pada muwashafat/profil kader dan kurikulum pembinaan kader INSANI setiap
jenjang dan diarahkan untuk memenuhi seluruh muwashafat/profil kader INSANI sesuai jenjang
kader.
c. Pelaksana
Pelaksana atau sertifikan adalah dari pihak KADERISASI INSANI yang telah mengikuti TR III
atau Tim Sertifikasi yang ditunjuk langsung oleh Kepala Departemen KADERISASI INSANI
berdasasrkan hasil syuro, serta bekerjasama dengan KADERISASI LDF/LDJ
d. Peserta
Peserta sertikikasi adalah kader yang telah mengikuti jenjang pengkaderan INSANI.
e. Waktu pelaksanaan
Sertikasi dilaksanakan di tiap semester 3 2 bulan sebelum dilaksanakan penjenjangan kaderisasi
berikutnya.
f. Sarana Sertifikasi
● Kehadiran dan keaktifan dalam sarana suplemen kaderisasi (MR 1, Kajian Pengurus dll)
● Partisipasi dalam kepengurusan, kepanitiaan dan atau agenda-agenda LDK lainnya (seminar,
diskusi, bakti sosial, danus dll)
● Kesaksian atas perilaku sehari-hari (akhlaq, ibadah dll).
● Tes tertulis dan wawancara.
● Penugasan (buat makalah, baca, mengerjakan suatu proyek dakwah, dll).
● Investigasi atau konfirmasi pada pihak yang dianggap mengetahui tentang kader.
g. Standar kelulusan
Telah mengikuti semua sarana sertifikasi dan dinyatakan lulus oleh tim sertifikasi. Sedangkan
untuk TR2 dan TR3 terdapat ketentuan sebagai berikut:
1. TR2
- Hadir mentoring 60% dari jumlah pertemuan
- Menghadiri Wiru 50% pertemuan perbulan
- Rekomendasi baca: Komitmen Muslim Sejati dan Sirah
2. TR3
- Menghadiri Wiru 75% (April-Sept)
- Mabit 100% (mulai April)
- Mengikuti kegiatan GSJ 50%
- Mengikuti seleksi SAP
58
- Menghadiri agenda MR1 100% (sesuai yang diadakan LDF)
- Surat rekomendasi murabbi
Mekanisme Sertifikasi
1. Departemen Kaderisasi menyiapkan daftar nama kader yang akan disertifikasi dan diusulkan pada
KADERISASI INSANI untuk dibahas.
2. KADERISASI INSANI & TIM Sertifikasi melakukan pembahasan/proses sertifikasi terhadap
nama-nama kader yang diusulkan.
3. Tim Sertifikasi dan KADERISASI INSANI menyusun hasil sertifikasi yang telah dilakukan dan
melaporkan kepada Kaderisasi Fakultas.
4. Apabila dinyatakan tidak lulus oleh Tim Sertifikasi, dapat dilakukan upaya perbaikan/pemenuhan
SMK yang belum tercapai dengan metode yang tepat (proses Tarqy).Hal ini dilakukan jika masih
terdapat tenggat waktu yang cukup sebelum batas pengesahan oleh Tim Sertifikasi.
5. Tim Sertifikasi bila perlu dapat melakukan sarana tambahan yang diperlukan dalam proses
sertifikasi sebelum memutuskan kader yang lulus sertifikasi.
6. Tim sertifikasi mengesahkan nama-nama kader yang lulus sertifikasi dan berhak mengikuti TR3.
KETERANGAN NILAI
59
BAB VI
PENUTUP
Lahirnya Buku Pedoman Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus Universitas Diponegoro merupakan
sebuah kebutuhan yang berasal dari keresahan mahasiswa akan generasi penerus. Buku ini
merupakan salah satu langkah untuk mengintegrasikan seluruh bentuk kaderisasi rohis yang ada di
Universitas Diponegoro. Harapannya buku ini menjadi sistem yang akan membentuk seluruh
mahasiswa muslim Universitas Diponegoro menjadi kader yang unggul dan dapat menjadi tumpuan
bangsa Indonesia kedepannya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih terdapat kekurangan, sehingga
diperlukan pengembangan dan penyempurnaan oleh seluruh stakeholders sesuai kebutuhan
mahasiswa muslim Universitas Diponegoro pada masanya.
Buku Pedoman Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus Universitas Diponegoro tidaklah dapat
berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dan kontribusi dari seluruh elemen mahasiswa muslim
Universitas Diponegoro.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar – Rad : 11)
Terima kasih kepada seluruh pihak yang berkontribusi secara aktif, maupun pihak yang menjalankan
kaderisasi rohis yang ada di Universitas Diponegoro.
60
NOTA KESEPAHAMAN
(Memorandum of Understanding)
ANTARA
BIDANG KADERISASI INDAH PERSAUDARAAN ISLAM UNIVERSITAS
DIPONEGORO
DENGAN
BIDANG KADERISASI LEMBAGA DAKWAH FAKULTAS UNIVERSITAS
DIPONEGORO
Nomor: 06.27/SPn/INSANI/XI/2021
Pada hari ini, Minggu tanggal Dua Puluh Satu Bulan November Tahun Dua Ribu Dua Satu (21-
11-2021), kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. MUHAMMAD ABDULLAH AZZAM, KETUA BIDANG KADERISASI INDAH
PERSAUDARAAN ISLAM UNIVERSITAS DIPONEGORO dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama BIDANG KADERISASI INDAH PERSAUDARAAN ISLAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO yang selanjutnya akan disebut PIHAK PERTAMA.
2.
A. KETUA BIDANG KADERISASI IZZATI
B. KETUA DEPARTEMEN SDI MIZAN
C. KETUA DIVISI HRD FKMM
D. KETUA DEPARTEMEN KADERISASI GAMAIS
E. KETUA DEPARTEMEN HRD AN-NAHL
F. KETUA DEPARTEMEN KADERISASI FKMI
G. KETUA BIDANG KADERISASI KKI
H. KETUA DEPARTEMEN KADERISASI MADANI
I. KETUA DEPARTEMEN KADERISASI SKRIPSI
J. KETUA DEPARTEMEN HARMONIKA AVICENNA
K. KETUA DEPARTEMEN KADERISASI KHARISMA
L. KETUA DEPARTEMEN PSDM AL-BAHRAIN
M. KETUA DEPARTEMEN SDI FORMMAD
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama BIDANG KADERISASI LEMBAGA
DAKWAH FAKULTAS UNIVERSITAS DIPONEGORO yang selanjutnya akan di sebut
PIHAK KEDUA.Telah sepakat untuk menandatangani Nota Kesepahaman antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA (selanjutnya secara bersama-sama akan disebut
sebagai PARA PIHAK), mengenai penambahan nilai pada Buku Pedoman Kaderisasi
Lembaga Dakwah Universitas Diponegoro dengan ketentuan dan persyaratan sebagai berikut
:
Pasal 1
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
61
Nota Kesepahaman ini berisi nilai-nilai yang akan di selenggarakan oleh PIHAK KEDUA
di bawah BUKU PANDUAN KADERISASI LEMBAGA DAKWAH UNVERSITAS
DIPONEGORO, PIHAK KEDUA akan berkoordinasi dengan PIHAK PERTAMA dalam
pelaksanaannya dengan nilai-nilai sesuai di dalam BUKU PANDUAN LEMBAGA
DAKWAH UNIVERSITAS DIPONEGORO.
PASAL 2
PASAL 3
62
PASAL 4
63
1. PIHAK PERTAMA membantu PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan materi sebagaimana
yang tercantum di dalam Buku Panduan Kaderisasi Lembaga Dakwah Universitas
Diponegoro.
2. PIHAK KEDUA diberikan kebebasan dalam bentuk implementasi sebagaimana yang
tercantum di dalam Buku Panduan Kaderisasi Lembaga Dakwah Universitas Diponegoro.
3. PIHAK KEDUA berkoordinasi dan membantu PIHAK PERTAMA dalam pelaksanaan
POIN PERTAMA di PASAL 2.
PASAL 5
KEWAJIBAN MASING-MASING PIHAK
Kerjasama ini berlaku berkelanjutan sejak hari Minggu tanggal 21-01-2021 dan dapat
diperpanjang Kembali sesuai kesepakatan PARA PIHAK
PASAL 6
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
1. Isi dari nota kesepahaman ini dilaksanakan setelah penetapan dan pengesahan revisi Buku
Pedoman Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus Universita diponegoro 2021 dan kemudian
dievaluasi serta menjadi rekomendasi pada Lokakarya Kaderisasi 2022.
2. Isi dari nota kesepahaman ini mengikat pihak-pihak yang bertanda tangan.
3. Hal-hal yang tidak diatur dalam nota kesepahaman ini akan diatur lebih lanjut melalui
kesepakatan PARA PIHAK
PASAL 7
PENUTUP
Nota kesepahaman ini dibuat di Microsoft Teams Lokakarya Kaderisasi Insani kedua pada
hari Minggu, 21 November 2021, dengan disaksikan oleh para saksi dan ditandatangani
tanpa paksaan dari pihak manapun juga dan dibuat rangkap 2 (dua).
64
Ketua Bidang Kaderisasi Izzati
H.A. Ulya
NIM. 21010118130107
Nur Fatkhiyah
NIM. 12030119130230
65
Ketua Departemen Kaderisasi FKMI
Ketua Departemen HRD An – Nahl
Sheny Widyasari
NIM.Restu Zulvani
40030519650029
NIM. 23010119130278
Nur Fitrianingrum
NIM. 22020118120026
66
Ketua Departemen Kaderisasi Kharisma
Muhammad Rofiyqulibab
NIM. 26040119130054
67
68