Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Intervensi Sosial dan Pembangunan (JISP)

Volume .., Nomor ..., ......... 20....


ISSN 2721 - 4311
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JISP

Judul Hendaknya Ringkas dan Informatif Tidak Lebih dari


15 Kata dalam Bahasa Indonesia (Cambria 16)

The Title Should Be Brief and Informative No More Than 15


Words in English (Cambria 16)

Nama Penulis Pertama1, Penulis Kedua2, Penulis Ketiga1*


1)Prodi atau Jurusan …, Fakultas …, Universitas …, Indonesia
2) Prodi atau Jurusan …, Fakultas …, Universitas …, Indonesia
*E-mail: corresponding_author@xxx.com

Abstrak
Perubahan sosial ekonomi merupakan penyesuaian perilaku berdasarkan orang yang mempengaruhi, identifikasi,
dan internalisasi yang menerima sikap baru dan memiliki nilai-nilai yang sama dengan sebelumnya sehingga
merubah dari keadaan tertentu ke keadaan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan sosial ekonomi salah
satu proses perubahan yang dialami manusia berdasarkan apa yang telah dipelajari dan sangat ditentukan oleh
kondisi dan kebutuhan setiap individu. Oleh karena itu, perubahan sosial ekonomi yang terjadi mempengaruhi
faktor sosial ekonomi masyarakat pesisir karena adanya pandemi Covid-19. Fenomena ini mendorong untuk bisa
mengetahui adanya perubahan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat pesisir patai Payangan, Dusun Watu
Ulo, Desa Sumberejo, untuk mensejahterahkan kehidupan mereka menjadi lebih baik pada masa pandemi Covid-
19. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif, menggunakan teknik
pengumpulan data melalui wawancara semi terstruktur, observasi non partisipatif, dan dokumentasi. Penetapan
informan dan lokasi menggunakan teknik snowball sampling. Kemudian, peneliti menentukan teknik analisis data
secara sistematis diawali dengan tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perubahan sosial ekonomi masyarakat pesisir mengalami penurunann pendapatan, terhambatnya
pekerjaan masyarakat pesisir, dan berubahannya pendidikan terhadap anak sekolah yang ada di Payangan, Dusun
Watu Ulo, Desa Sumberejo pada masa pandemic Covid-19.

Kata Kunci: Kata kunci terdiri atas 3 sampai 5 kata dan/atau kelompok kata; Ditulis sesuai urutan urgensi kata;
Antara kata kunci dipisahkan oleh koma (,).

Abstract [Font: Cambria, size, 10, Italic, Bold]


Abstract is written briefly and factually, covering research objectives, research methods, results and conclusions.
Abstracts are written in one paragraph; written in two languages (Indonesian and English); abstract lengths
ranging from 150 - 200 words. Avoid referrals and unusual abbreviations. Cambria 10, with one line spacing (1)
spacing. In Indonesian. . [ Font : Cambria, size 9, Italic ]

Keywords: Keywords consist of 3 to 5 words and / or word groups; Written in order of urgency of words; Between
keywords separated by commas (,).

Cara citasi : Pertama, N.P. Kedua, P. & Ketiga, P. (2020). Judul Hendaknya Ringkas dan Informatif Tidak
Lebih dari 15 Kata dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Intervensi Sosial dan Pembangunan (JISP) Vol 1 No 1
Maret 2020, halaman.

1
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

PENDAHULUAN
Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang memiliki wilayah garis
pantai di pesisir selatan Pulau Jawa. Sebagai wilayah yang memiliki garis pantai,
Kabupaten Jember memiliki potensi perikanan dan hasil laut yang cukup banyak apabila
dimanfaatkan secara optimal. Kabupaten Jember yang mempunyai letak wilayah pantai
strategis di wilayah Jawa Timur dengan luas 54.000 km2. Wilayah Jember yang
memiliki potensi pariwisata dan sumber daya alam tersendiri yang dapat menunjang
perekonomian daerah dan nasional sebagai lumbung perikanan laut. Kecamatan Ambulu
tepatnya di Kabupaten Jember merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai luas
wilayah 104,56 Km dengan ketinggian rata-rata 35m di atas permukaan laut dan
mempunyai pantai yang terkenal yaitu Pantai Payangan, Pantai Watu Ulo, dan Pantai
Papuma. Salah satu pantai yang mayoritas penduduknya nelayan adalah Pantai Payangan
yang terletak di Dusun Payangan, Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu.

Masyarakat pesisir selalu diidentikkan memiliki tingkat kesejahteraan paling


rendah, penghasilan yang tidak stabil dan cenderung menggantungkan hidup dari hasil
laut dan membuat nelayan selalu hidup dalam bayangan kemiskinan, tetapi adapun
masyarakat pesisir yang termasuk masyarakat yang berkecupan. Ditambah lagi
banyaknya sumber daya manusia (SDM) yang masih terbatasnya keahlian, tentunya
membuat kesulitan para nelayan, pedagang, dll untuk bisa memperbaiki taraf hidup
keluarganya. Selain itu tingkat pendidikan masyarakat pesisir yang dulu dan sekarang
sangat berbeda. Dulu sebagian besar untuk masyarakat pesisir pantai Payangan
pendidikan masih rendah, tetapi sekarang dengan perkembangan zaman sebagian dari
mereka pendidikannya sudah meningkat. Tetapi dengan adanya Pandemi Covid-19
untuk pendidikan yang di alami oleh anak sekarang berubah tidak seperti sebelum
pandemic Covid-19, karena dengan adanya pandemi Covid-19 banyak anak sekolah yang
belajar di rumah sehingga banyak anak sekolah yang kurang pemahaman dalam belajar
dikarenakan mereka dituntut belajar dengan online.

Di awal tahun 2020 Indonesia di gemparkan dengan munculnya wabah COVID-19


yang menyerang Indonesia dan menyebabkan aktivitas- aktivitas masyarakat terbatasi,
terjadinya penurunan produktivitas dari berbagai bidang pekerjaan terutama salah
satunya di bidang perikanan, khususnya sebagai nelayan yang pekerjaannya tertuju
pada laut. World Health Organization (2020) mengatakan coronavirus adalah suatu

2
Jurnal Intervensi Sosial dan Pembangunan (JISP), Volume ..., Nomor ..., Maret 20... : halaman

kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Virus
yang bermula dari kota Wuhan, Tiongkok, ini bahkan turut mempengaruhi
perekonomian negara-negara di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Astuti, D.R,dkk
(2020) mengatakan Himbauan penerapan social distancing (jaga jarak) yang dilakukan
oleh pemerintah dimaksudkan untuk memutus mata rantai dari penularan Covid 19.
Masyarakat tidak lagi bebas melakukan kegiatan, belum lagi banyaknya karyawan yang
harus dirumahkan sementara bahkan hingga diberhentikan dalam pekerjaannya oleh
perusahaan-perusahaan dengan alasan untuk menutup kerugian yang terus membesar
(Honoatubun, 2020).

Perubahan dalam masyarakat pesisir pada prinsipnya merupakan suatu proses


yang terus menerus, bahwa setiap masyarakatnya pada kenyataannya akan mengalami
suatu perubahan. Masyarakat pada dasarnya memang akan selalu mengalami perubahan
(Irwan dan Indradin, 2016). Proses perubahan masyarakat pesisir pantai Payangan pada
dasarnya merupakan perubahan pola perilaku kehidupan dari norma-norma sosial yang
lama menjadi pola perilaku yang baru secara seimbang, berkemajuan, dan
berkesinambungan.

Menurut pernyataan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) (2020)


menyatakan bahwa, perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi masyarakat pesisir
pada saat ini sangat menurun karena terdampak COVID-19 sehingga pendapatan yang
diterima oleh nelayan sangat rendah karena ketika mendapat ikan perolehan
pendapatan akan dibagi dengan kelompok nelayan. Mayoritas daerah melaporkan terjadi
penurunan harga ikan yang cukup signifikan, terutama jenis ikan tertentu yang
menjadi komoditas ekspor. Penjualan hasil tangkapan menjadi kendala besar saat ini,
dikarenakan banyak pengepul ikan tidak melayani atau setidaknya membatasi
pembelian ikan dari nelayan. Perubahan yang di alami oleh masyarakat pesisir Payangan
ini menyebabkan banyak nelayan yang kewalahan menjual hasil tangkapan yang
berkurang. Apalagi Negara tujuan ekspor perikanan Indonesia juga sedang “menutup
diri”, membatasi transaksi perdagangan internasionalnya dengan negara lain.
Perubahan ini terjadi karena menurunnya daya beli masyarakat sehingga pasar atau
Tempat Pelelangan Ikan menjadi sepi, salah satunya akibat penerapan kebijakan
pencegahan penyebaran COVID-19 yang mulai disosialisaikan pemerintah daerah.

3
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

Menurut Rosyidi (2021) juga menyatakan bahwa pendapatan nelayan di pantai


Payangan, Dusun watu Ulo, Desa Sumberejo mengalami penurunan saat masa pandemic
COVID-19, untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari khusus nelayan kecil masih
kurang, sehingga pendapatan yang diterima oleh nelayan kecil tidak stabil ketika masa
pandemi Covid-19. Banyak masyarakat pesisir pantai khususnya nelayan mendapatkan
pendapatan tambahan atau sampingan bila terjadi paceklik ketika pandemic Covid-19
sehingga nelayan membuka toko kecil-kecilan, beternak, buruh, dll. Oleh karena itu,
perubahan sosial ekonomi yang dialami oleh masyarakat peisisir Payangan banyak
perbedaan antara sebelum dan sesudah pandemi COVID-19. Perubahan masyarakat
peisisir Payangan sebelum pandemi COVID-19 pendapatan yang diterima oleh nelayan
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh nelayan, dan setelah pandemi COVID-19
pendapatan yang diterima oleh nelayan sangat menurun, sehingga mempengaruhi
pemenuhan sehari-hari. Sedangkan di pantai Payangan merupakan tempat wisata yang
banyak pengunjung sebelum covid-19, sehingga pada masa pandemi COVID-19
pengunjung berkurang sehingga pejualan ikan juga ikut meurun dan hal tersebut
berpengaruh pada nelayan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Pesisir Pantai Payangan, Dusun Watu Ulo, Desa
Sumberejo, kecamatan Ambulu, Kabupatn Jember. Penentuan informan menggunakan
Snawball Sampling dan pengumpulan data menggunakan observasi non partisipatif,
wawancara semi terstruktur dan studi dokumentasi. Teknik analisis data meliputi
pengumpulan data, reduksi data, display data dan kesimpulan. Triangulasi data
menggunakan sumber.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan letak geografis Payangan, Dusun Watu Ulo, Desa Sumbersari,


Kecamatan Ambulu. merupakan salah satu wilayah yang terletak di sisi selatan Kabupaten
Jember, dengan jarak kurang lebih 31 kilometer dari Kabupaten. Desa sumberejo ini
berada pada ketinggian rata-rata antara 10-sampai 18 meter di atas permukaan laut.
Potensi Sumber Daya Alam wilayah Desa Sumberejo termasuk adanya batas wilayah
antara lain sebelah utara Desa Sabrang, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera

4
Jurnal Intervensi Sosial dan Pembangunan (JISP), Volume ..., Nomor ..., Maret 20... : halaman

Indonesia, sebelah timur berbatasan dengan Sungai Mayang, dan sebelah barat berbatasa
dengan Desa Lojejer. Desa sumberejo yang terletak di Kecamatan Ambulu Kabupaten
Jember, memiliki 6 dusun yang memiliki nilai-nilai budaya dan lingkungan yang
pontensial untuk dikembangkan diantaranya Dusun Krajan Lor, Dusun Krajan Kidul,
Dusun Sido Mulyo, Dusun Mbrego, Dusun Curah Rejo, dan Dusun Watu Ulo. Hal ini
dibuktikan dengan adanya obyek wisata yang ada di desa sumberejo yaitu pantai watu
ulo, pantai payangam, dan pantai papuma. Oleh karena itu pemerintah meningkatkan
kelestarian lingkungan untuk bisa mengembangkan obyek wisata yang ada di Desa
Sumberejo seperti, pantai payangan, watu ulo, dan papuma. Hal ini dapat meningatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kondisi demografis yang tercatat dalam kurun periode waktu terbaru yakni tahun
2022 menunjukkan jumlah penduduk Desa sumberejo yang ada di kecamatan Ambulu
jumlah penduduk yang ada terdata 26.912 jiwa dengan rincian Jenis Kelamin laki-laki
terdapat 13.818 orang, penduduk yang berjenis kelamin perempuan terdapat 13094
Orang, dan banyak kepala keluarga terdapat 7.717 KK. Kepadatan penduduk di Desa
Sumberejo mencapai 1.438,41 per km. data tentang keadaan jumlah penduduk di Desa
Sumberejo.

Dengan perkembangan jumlah tenaga kerja di Desa Sumberejo ini merupakan


daerah pesisir sebagian mata pencaharian masyarakatnya adalah petani dan nelayan.
Khusus daerah payangan dusun watulo berdasarkan mata pencaharian mayoritas adalah
nelayan. Hal ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat
Payangan, Dusun Watu ulo bertempat tinggal di pesisir patai. Mata pencaharian yang lain
dari penduduk Desa Sumberejo adalah sektor perikanan dan perdagangan. Salah satu
Indikatornya adalah jumlah penduduk miskin di Desa Sumberejo tergolong tinggi
dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin desa lain yang berdekatan, misalnya,
sabrang, Tanjung Rejo, Silir.

Desa Sumberejo masih ketat dengan pengaruh adat istiadat dan budaya yang ada
sebagai kategori pedesaan. Hal ini tidak hanya di tunjukkan dengan hubungan antar
masyarakat yang guyub, saling gotong royong, hingga adanya keberadaan toleransi di
dalamnya. Dilihat dari sosial dan budayanya di Desa Sumberejo sangat kental dengan
tradisi yang diyakininya, terutama di Payangan Dusun Watu ulo, masyarakat yang

5
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

bertempat di pesisir pantai slalu menerapkan tradisi petik laut setiap setahun sekali
untuk mengucap rasa syukur kepada tuhan yang sudah memberikan pekerjaan dari laut,
dan ada beberapa tradisi yang di yakini oleh masyarakat pesisir.

Kehidupan ekonomi adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting dan harus
dipenuhi oleh setiap individu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini
kebutuhan ekonomi sangat penting dalam kehidupan manusia. Kehidupann ekonomi di
Desa Sumberejo dibilang masih bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kehidupan
ekonomi di Desa Sumberejo juga masih dikatakan naik turun dalam setiap tahun, karena
masih ada faktor kemiskinan bagi warga masyarakat Desa Sumberejo. Hal ini yang
menyebabkan suatu permasalahan bagi masyrakat Desa Sumberejo ketika mereka tidak
bisa mempunyai pekerjaan untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kehidupan
ekonomi salah sah satu kehidupan yang sangat penting bagi warga masyarakat Desa
Sumberejo.

Bagi masyarakat yang ada di Desa Sumberejo, agama adalah merupakan salah satu
faktor yang cukup dominan, pemeluk agama terbeesar di Desa Sumberejo adalah agama
Islam. Kehidupan dan kerukunan antar umat beragama dapat dikatakan cukup baik dan
saling bertoleransi. Desa Sumberejo juga dapat dikatakan masih aman dan terkendali.
Masyarakat Desa Sumberejo masih meliputi kebiasaan seperti acara pengajian hingga
selametan atau tasyakuran yang masih tetap dipertahankan hingga saat Keberadaan etnis
Jawa dan Madura yang di dominasi masyarakat etnis Jawa menjadi salah satu bagian
pendorong dari adanya kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Etnis adalah kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang
mempunyai kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya.
Anggota-anggotas suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah
(keturunan), bahasa (baik yang digunakan ataupun tidak), sistem nilai serta adat istiadat
dan tradisi. Desa Sumberejo ini mayoritas masyarakatnya yaitu etnis Jawa dan etnis
Madura yang sosial ekonominya secara umum dapat dikatakan rendah. Dalam suatu
wilayah biasanya dihuni ada beberapa etnis, di Desa Sumberejo yaitu etnis jawa seanyak
11.951 laki-laki dan etnis Madura sebanyak 1.867 laki-laki dan 1.819 perempuan.

Perubahan sosial ekonomi masyarakat pesisir Payangan, Dusun Watu Ulo, Desa
Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember merasakan adanya Covid-19.

6
Jurnal Intervensi Sosial dan Pembangunan (JISP), Volume ..., Nomor ..., Maret 20... : halaman

Masyarakat pesisir Payangan mengalami perubahan dari pendapatan, pendidikan, dll.


Khususnya nelayan, pedagang, anak sekolah, dll. Perubahan yang terjadi seperti adanya
pendapatan masyarakat pesisir mengalami penurunan drastis setelah adanya pandemic
Covid-19, sehingga pendapatan yang diterima sangat menurun. Sedangkan pekerjaan
masyarakat pesisir juga mengalami hambatan dikarenakan adanya Covid-19 banyak
masyarakat pesisir yang kehilangan pekerjaan dan khususnya nelayan mereka juga tidak
bekerja sebgaai nelayan saja, mereka juga menambah pekerjaan sampingan untuk
memperoleh pendapatan yang lebih untuk menvukupi kebutuhan sehari-hari, karena
hasil dari perolehan ikan saja tidak cukup pada masa pandemic Covid-19. Untuk pedagang
pada masa pademi Covid-19 pendapatan yang diperoleh juga sangat rendah, sehingga
banyak pedagang juga menambah pekerjaan sampingan untuk bisa mencukupi kebutuhan
sehari-hari.

Adanya pandemi Covid-19 banyak mengalami perubahan sosial ekonomi pada


masayrakat pesisir khususnya juga masalah pendidikan yang terjadi di Payangan, Dusun
Watu Ulo, Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu, bayaka nak didik yang kurang dapat ilmu
pengetahuan pada masa pandemic Covid-19 dikarenakan penetapaan dari pemerintah
untuk menghidari virus corona dianjurkan sekolah di rumah, sehingga guru hanya
memberi pekerjaan rumah saja. Oleh karena itu, ada beberapa anak juga ikut orang
tuanya mencari ikan untuk bisa makan sehari-harinya.

Pada penelitian ini, fokus yang diambil adalah masyarakat pesisir pantai Payangan,
Dusun Watu Ulo yaitu nelayan. pemilihan nelayan sebagai fokus penelitian ini didasarkan
pada perubahan perilaku yang dialami oleh nelayan. Fenomena berdasarkan fakta dari
penelitian yaitu perubahan sosial ekonomi masyarakat nelayan pada masa pandemi
Covid-19, masyarakat nelayan Payangan, Dusun Watu Ulo mengalami perubahan finansial
yang menyebabkan masyarakat nelayan kesulitan dari segi mata pencaharian dan segi
pendapatan. Dimana aktivitas masyarakat sangat dibatasi karena adanya pandemi Covid-
19. Kondisi masyarakat nelayan pada masa pandemi Covid-19 sangat banyak perubahan
dibanding sebelum adanya pandemi Covid-19, karena masyarakat nelayan mengalami
adanya perubahan mata pencaharian dan pendapatan seperti, masyarakat nelayan tidak
fokus dengan pekerjaan nelayan sehingga nelayan juga menambah pekerjaan sampingan
untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, dll.

7
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

a. Perubahan Mata Pencaharian


Dengan berubahnya sosial ekonomi pada nelayan di masa pandemi Covid-19
sehingga mencari pekerjaan sampingan, hal tersebut dilakukan oleh para nelayan
didasarkan pada pertimbangan penentuan kebutuhan ekonomi masyarakat
nelayan karena apabila masyarakat nelayan pada masa pandemic Covid-19
mengandalkan dari kegiatan melaut dirasa sangat kurang karena masayrakat
nelayan sangat merasakan dampak pandemi Covid-19. Penghasilan yang didapat
dari melaut maupun dari pekerjaan sampingan bagi masyarakat nelayan hanya
mampu untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan pokok,
dikarenakan pengahsilan yang di dapat dari nelayan sehari-hari tergantung
perolehan yang di dapat atau tergantung rejeki nalayan, ketika musim angin ikan
tidak keluar sehingga nelayan banayk yang tidak mendapatkan ikan apalagi pada
musim pandemic Covid-19 harga ikan sangat merosot sehingga menjadi
permasalahan bagi masyarakat nelayan pada masa pandemic Covid-19.
b. Pendapatan
Perekonomian masyarakat pesisir selama pandemic Covid-19 banyak perubahan
yang di alami oleh nelayan, pedagang, pengelola ikan, dll. pendapatan yang
diterima oleh masyarakat pesisir khususnya nelayan rata-rata mendapatkan hasil
antara Rp 20.000,- sampai Rp.100.000,- dalam sekali melaut, hal tersebut juga
tergantung perolehan ikan yang di dapat ketika nelayan tidak mendapatkan ikan
maka nelayan juga tidak dapat mendapatkan pendapatan dalam sehari. Banyak
kehawatiran masayarakat nelayan pada masa Pandemi Covid-19 dikarenakan
perekonomian masyarakat pesisir sangat turun. Hal ini menunjukkan bahwa
pandemi Covid-19 membuat pendapatan masyarakat pesisir semakin menurun
dan akhirnya menyebabkan perkonomian nelayan menjadi salah satu
permasalahan nelayan di pesisir pantai Payangan, Dusun Watu Ulo. Dari hasil
penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa pendapatan masyarakat pesisir
khususnya sebagai nelayan menjadi faktor penunjang tingkat kesejahteraan
nelayan di Payangan, Dusun Watu Ulo dimana aktivitas nelayan banyak
memberikan peluang bagi nelayan untuk berusaha dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Terlihat dari mereka yang bekerja sebagai nelayan banyak juga yang
memiliki pekerjaan sampingan untuk menunjang pendapatan selama pandemic
Covid-19, karena selama pandemi Covid-19 pendapatan yang diterima oleh

8
Jurnal Intervensi Sosial dan Pembangunan (JISP), Volume ..., Nomor ..., Maret 20... : halaman

nelayan sangat kecil dibanding sebelum adanya pandemic covid-19. Dan


pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga sangat banyak. Bagi
masyarakat pesisir pendapatan pokoknya berasal dari menangkap atau mencari
ikan dengan peralatan yang telah tersedia, sedangkan pendapatan pokok bagi
masyarakat dengan memanfaatkan pengelolaan pantai payangan. Sebagaimana
hasil analisis yang peneliti dapatkan di Dusun Watu Ulo Desa Sumberejo
Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember, menunjukkan bahwa cara nelayan dalam
menghasilkan pendapatan pokoknya dari hasil milik perahunya sendiri dan juga
ikut perahu orang lain. Sedangkan bagi masyarakat pesisir lainnya seperti adanya
pedagang, tukang parkir dll mereka juga merasakan bahwa pendapatan yang
diterima sangat menurun. Perubahan yang di alami oleh masyarakat pesisir sangat
berbeda jauh sebelum dan ketika adanya pandemic Covid-19. Sehingga untuk
asyarakat pesisir pantai di Payangan, Dusun watu Ulo, khususnya masyarakat di
kalangan bawah mereka juga mengalami kesusahan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari ketika adanya pandemic Covid-19.
c. Pendidikan
Pendidikan di pesisir pantai payangan sebelum adanya pandemic Covid-19 masih
berjalan dengan baik. Anak sekolah yang ada di pesisir pantai masih melakukan
belajar di sekolah dan melakukan aktivitas-aktivitas dalam mencari ilmu.
sedangkan dengan adanya pandemic Covid-19. Perubahan pendidikan yang terjadi
pada daerah pesisir pantai Payangan juga salah satu bentuk dari perubahan sosial
ekonomi yang terjadi pada masa pandemic Covid-19. Sistem pembelejaran yang
semula dilaksanakan secara tatap muka di sekolah, sekarang digantikan dengan
sistem pembelajaran jarak jauh atau disebut sengan sistem pembelajaran daring.
Sistem belajar daring memiliki dampak lain seperti yang terjadi di Payangan,
Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo dimana anak-anak sekolah selama proses daring
hanya mendapatkan tugas dari guru. Selain itu anak-anak juga lebih melakukan
aktivitas yang kurang produktiv. Sehingga anak-anak sekolah tidak fokus dengan
sekolahnya selama pandemi Covid-19, adapun salah satu anak ikut melaut untuk
bekerja.

Hasil penelitian dapat disajikan dengan dukungan tabel, grafik atau gambar sesuai
kebutuhan, untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal. Judul tabel dan grafik atau
keterangan gambar disusun dalam bentuk frase (bukan kalimat) secara ringkas.

9
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

Keterangan gambar/grafik diletakkan di bawah gambar/grafik tersebut, sedangkan


judul tabel diletakkan di atasnya. Judul diawali dengan huruf kapital. Jangan mengulang
menulis angka-angka yang telah tercantum dalam tabel di dalam teks pembahasan. Jika
akan menekankan hasil yang diperoleh sebaiknya sajikan dalam bentuk lain, misalnya
persentase atau selisih. Untuk menunjukkan angka yang dimaksud, rujuk saja tabel yang
memuat angka tersebut.
Pada umumnya jurnal internasional tidak menginginkan bahasa statistik (seperti:
significantly different, treatment, dll) ditulis dalam pembahasan. Hindari copy dan paste
tabel hasil analisis statistik langsung dari software pengolah data statistik.
Contoh Tabel dan Gambar:
Tabel 1..................... (Huruf Cambria 10)
Artikel X N Ket.
9 Afiliasi, Judul Tabel,
Judul Gambar,
11 Nama penulis,
batang tubuh
makalah
Sumber Tabel.... (Huruf Cambria 10)

Gambar 1. ..........................(huruf Cambria 10)


Sumber Gambar (huruf Cambria 10)

Materi pembahasan terutama mengupas apakah hasil yang didapat sesuai dengan
hipotesis atau tidak, dan kemukakan argumentasinya. Pengutipan rujukan dalam
pembahasan jangan terlalu panjang (bila perlu dihindari). Sitasi hasil penelitian atau
pendapat orang lain hendaknya disarikan dan dituliskan dalam kalimat sendiri (tidak
menggunakan kalimat yang persis sama). Kumpulan penelitian sejenis dapat dirujuk
secara berkelompok.

10
Jurnal Intervensi Sosial dan Pembangunan (JISP), Volume ..., Nomor ..., Maret 20... : halaman

SIMPULAN
Perubahan sosial ekonomi yang di alami oleh masyarakat pesisir mempunyai banyak
perubahan pada masa pandemic covid-19. Salah satunya perubahan mata pencaharian atau
pekerjaan nelayan yang awalnya bergantung dengan mencari ikan di laut, bergantung dengan
berdagang di pinggir pantai, dan banyak masyarakat pesisir pantai di payangan yang
mengalami perubahan pada masa pandemi Covid-19 mereka merubah hidup untuk
mendapatkan pendapatan yang maksimal dengan menambah pekerjaan sampingan, seperti
bertani, beternak, dan membuka warung di pinggir pantai. Selama pandemi juga pengunjung
sepi jadi untuk masyarakat nelayan penjualan ikan di warung juga sangat sedikit. Adapun
nelayan sebagai ABK selama pandemi Covid-19 sudah tidak bekerja lagi dikarenakan perahu
dijual karena pendapatan yang tidak memadai. Sehingga ada beberapa nelayan ABK yang
tidak bekerja lagi dikarenakan pasang surut pendapatan pada masa pandemi Covid-19. Hal
tersebut yang menjadi nelayan kewalahan. Sedangkan untuk perubahan pendidikan yang di
alami oleh masyarakat pesisir khususnya anak sekolah, mereka mengalami penghambatan
belajar dikarenakan awalnya anak sekolah pergi sekolah dengan adanya pandemic Covid-19
merek belajar di rumah sehingga ilmu yang diterima sangat berbeda waktu di sekolah.

UCAPAN TERIMAKASIH (Optional)


Peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
telah membantu dan mendukung peneliti selama proses penelitian ini, baik kepada
kedua orang tua, dosen pembimbing, seluruh teman dekat penulis yang telah
memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini, serta kepada
masyarakat pesisir pantai Payangan yang telah memberikan informasi dan data yang
berguna dalam penyelesaian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Haber, A., dan Runyon, R. P. (1984). Psychology of adjustment. Homewood, III. : The Dorsey Press.
Herabudin. 2015. Pengantar Sosiologi. Bandung : Pustaka Setia.
Indraddin & Irwan. 2016. Strategi dan Perubahan Sosial. Yogyakarta : Deepublish Publisher.
Milles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Soekanto, Soerjono & Suustyowati, Budi. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada.
Sidiq, Umar & Choiri, Miftachul. 2019. Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pe
ndidikan. Yogyakarta : Nata Karya.
Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sumardi Mulyanto & Evers. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta : CV Rajawali
Utsman, Sabian. 2007. Anatomi Konflik & Solidaritas Masyarkat Nelayan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

11
Nama Penulis Pertama, Penulis Kedua & Penulis Ketiga, Judul artikel hanya satu baris, Cambria 10

Jurnal :
Basrowi & Juariyah. 2010. Analisi Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkan Pendidikan Masyarakat Desa
Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan. 7(1). 58-81.
Fahlia, dkk. 2019. Analaisis Dampak Perubahan Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat Dasa Mapin Rea
Pasca Bencana Gempa Bumi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 4(1). 51-55.
Imron, Masyhuri. 2003. Kemiskinan Dalam Masyarakat Nelayan. Jurnal Masyarakat dan Budaya. 5(1). 63-
82.
Irwandi & Murhenna Uzra. 2021. Kondisi Usaha Rumah Tangga Nelayan Pasia Nantigo Di Masa COVID-19.
1(2). 175-183.
Lontoh, Lady J.V. 2016. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Di Sekitar Kawasan Reklamasi Di
Kecamatan Sario Kota Manado. Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan. 2(1).
1-8.
Megasyara, Ira, dkk. 2021. Analisis Dampak Perubahan Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat Akibat Covid-
19. Jurnal penelitian Pendidikan Ekonomi. 18(2). 139-148.
Nugroho, Matheus. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Di Kabupaten Pasuruan : Kajian Pengembangan
Model Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Di Wilayah Pesisir Pantai. Jurnal Teknologi Pangan.
6(1). 19-26.
Pitriani, Tia, Fuad, Akhmad Dzukaul, & Rochmawati, Rina. 2020. Dinamika Kehidupan Masyarakat Nelayan
Dusun Watu Ulo Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Pasca Penggunaan Motorisasi Perahu
Sebagai Alat Tangkap Ikan Tahun 1980. Jurnal Pendidikan Sejarah, Sosial, dan Budaya. 1(1). 47-
62.
Rahman, Fathor. 2014. Perubahan Pola Perilaku Sosial dan Ekonomi Buruh Tani Akibat Industrialisasi.
Jurnal Paradigma. 2(1). 1-6.
Rahmawati, Emma, dkk. 2020. Dampak Media Sosial Terhadap Perubahan Perilaku Sosial Ekonomi Petani
Di Desa Srigading Kabupaten Bantul. Jurnal Ilmiah Membangun Desa dan Pertanian. 5(1). 27-36.
Rosana, Ellya. 2011. Modernisasi Dan Perubahan Sosial. Jurnal TAPIs. 7(12). 31-47.
Rosni. 2017. Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Di Desa Dahari Selebar Kecamatan
Talawi Kabupaten Batubara. Jurnal Geografi. 9(1). 53-66.
Samudera, Dara Habila. 2021. Mekanisme Survival Nelayan Pada Masa pandemic Covid-19 Di Lingkungan
Nelayan II Kabupaten Bangka. Jurnal Studi Inovasi. 1(4). 23-32.
Suprihatin, Ira. 2014. Perubahan Perilaku Bergotong Royong Masyarakat Sekitar Perusahaan Tambang
BatuBara Di Desa Mulawarman Kecamatan Tenggarong Seberang. eJournal Sosiatri. 1(3). 63-77.
Sudarmiani & MTh. Kuswarningsih. 2016. Perubahan Pola Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat Sub-Urban
Dengan Mengelola Home Industry Keripik Tempe Di Kabupaten Ponorogo. Jurnal LPPM. 4(1). 17-
25.
Ulfa, Mariam. 2018. Persepsi Masyarakat Nelayan Dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Ditinjau Dalam
Aspek Sosial Ekonomi). Jurnal Pendidikan Geografi. 23(1). 41-49.

Artikel
Petisi. 2020. Dampak Covid-19, Nelayan Jember Tidak Bisa Pasarkan Ikan. https://petisi.co/dampak-
covid-19-nelayan-jember-tidak-bisa-pasarkan-ikan/.
Tammy. 2021. Mengenal Perubahan Perilaku Manusia. Puspensos.
https://puspensos.kemensos.go.id/mengenal-perubahan-perilaku-manusia.
KNTI. 2020. Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan dan Pembudidaya di Masa Pandemi Covid-19.
https://knti.or.id/kondisi-sosial-ekonomi-nelayan-dan-pembudidaya-di-masa-pandemi-covid-
19-2/.

12

Anda mungkin juga menyukai