Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No.

02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

DAMPAK BISNIS “PERIKANAN TANGKAP” DALAM


MENUNJANG PENDAPATAN NELAYAN DI DESA
KEDONGANAN JIMBARAN BADUNG BALI

Putu Ari Mulyani


1
Fakultas Ekonomi Universitas Mahendradatta, Bali, Indonesia
Email: arimulyani75@yahoo.com
ABSTRAK

Negara Indonesia merupakan negara dengan luas laut terbesar, kita memiliki
potensi untuk memanfaatkan hal tersebut demi kesejahteraan khususnya
masyarakat nelayan. Namun, realitanya masyarakat belum mampu meningkatkan
hasil produksi mereka, bahkan profesi sebagai nelayan cenderung identik dengan
kemiskinan. Tingkat kesejahteraan para pelaku perikanan (nelayan) pada saat ini
masih dibawah sektor-sektor lain, termasuk sektor pertanian agraris. Nelayan
(khususnya nelayan buruh dan nelayan tradisional) merupakan kelompok
masyarakat yang dapat digolongkan sebagai lapisan sosial yang paling miskin
diantara kelompok masyarakat lain di sektor pertanian. Penelitian ini membahas
faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan Nelayan di Desa Adat Kedonganan
Jimbaran Kabupaten Badung.
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah Modal (XI), Umur (X2),
Curahan Jam Kerja (X3), Pengalaman Kerja (X4) dan Pendidikan (X5) analisis
menggunakan analisis regresi linier berganda Hasil uji hipotesis bahwa pengaruh
modal (X1) terhadap pendapatan nelayan. Tingkat signifikansi dari thitung sebesar
0.039 lebih kecil dari α = 5 persen (0.05). pengaruh umur (X2) terhadap pendapatan
(Y) menunjukan tingkat signifikansi 0.642 lebih besar dari α = 5 persen (0.05).
Berarti bahwa umur berpengaruh negatif dan tidak signifikan. jam kerja (X3)
terhadap pendapatan (Y) menunjukan tingkat signifikansi 0.251 lebih besar dari α
= 5 persen (0.05). Berarti bahwa jam kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan nelayan, pengalaman kerja (X4) terhadap pendapatan (Y) menunjukan
tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari α = 5 persen (0.05). pendidikan (X5)
terhadap pendapatan (Y) menunjukan tingkat signifikansi 0.383 lebih besar dari α
= 5 persen (0.05).
Variabel umur, jam kerja dan pendidikan perlu mendapat perhatian dari
pemerintah dimana dalam melakukan pekerjaan sebagai nelayan tidak hanya di
ukur berdasarkan umur dan pendidikan saja tetapi juga keahlian atau keterampilan
sebagai nelayan dalam menangkap hasil laut dengan menggunakan teknik – teknik
tertentu dan perlengkapan yang memadai. Pemerintah Provinsi Bali dan dinas –
dinas terkait memberikan pelatihan – pelatihan kepada para nelayan dalam proses
penangkapan hasil laut secara maksimal dengan metode – metode tertentu sehingga
pengetahuan para nelayan dalam melakukan pekerjaan dapat secara maksimal
sehingga hal tersebut akan menambah tangkapan hasil laut dan dapat menambah
pendapatan para nelayan
Kata kunci : Pendapatan Nelayan, Modal, Umur, Jam Kerja, Pengalaman Kerja, Pendidikan

Putu Ari Mulyani 1


Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No. 02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

yang dapat digolongkan sebagai


lapisan sosial yang paling miskin
PENDAHULUAN diantara kelompok masyarakat lain di
Latar Belakang sektor pertanian. Tingkat
Dari beberapa hasil studi kesejahteraan masyarakat wilayah
menunjukkan bahwa masyarakat pesisir umumnya menempati strata
nelayan merupakan salah satu yang paling rendah (miskin)
kelompok masyarakat yang secara dibandingkan dengan masyarakat
intensif dilanda kemiskinan, lainnya di darat. Ditambah lagi
kemiskinan tersebut disebabkan oleh dengan belum optimalnya kebijakan-
faktor-faktor kompleks yang saling kebijakan dari pemerintah yang
terkait serta merupakan sumber cenderung lebih berorientasi kearah
utama yang melemahkan kemampuan pengembangan sektor daratan.
masyarakat dalam membangun Tingkat kesejahteraan nelayan
wilayah dan meningkatkan sangat ditentukan oleh hasil
kesejahteraan sosialnya. Kemiskinan tangkapannya atau yang biasa di
yang dialami masyarakat nelayan sebut dengan produksi hasil
juga dilatar belakangi oleh kurangnya tangkapan. Banyaknya tangkapan
modal dan teknologi yang dimiliki secara langsung juga berpengaruh
para nelayan, rendahnya akses pasar terhadap besarnya pendapatan yang
dan rendahnya partisipasi masyarakat diterima hingga nelayan mampu
dalam pengolahan sumber daya alam. memenuhi kebutuhan sehari-hari
Selain itu, ada juga penyebab lain mereka. Hal ini dapat diartikan bahwa
yaitu faktor sosial seperti kebutuhan-kebutuhan hidupnya
pertumbuhan jumlah penduduk yang tersedia dan mudah dijangkau setiap
tinggi, rendahnya tingkat pendidikan, penduduk sehingga pada gilirannya
dan rendahnya tingkat kesehatan serta penduduk yang miskin semakin
alasan lain seperti sarana dan sedikit jumlahnya.
prasarana umum di wilayah pesisir. Kabupaten Badung yang terletak
Mengingat Negara Indonesia antara 5,3 – 5,33 derajat Lintang
merupakan negara dengan luas laut Selatan dan 119,22- 118,39 derajat
terbesar, kita memiliki potensi untuk Bujur Timur memiliki potensi
memanfaatkan hal tersebut demi kelautan dan perikanan yang cukup
kesejahteraan khususnya masyarakat besar. Luas wilayah Kabupaten
nelayan. Namun, realitanya Badung adalah sekitar 566,51 km²,
masyarakat belum mampu dimana setengah wilayahnya atau
meningkatkan hasil produksi mereka, sekitar 240,88 km² diantaranya
bahkan profesi sebagai nelayan merupakan wilayah pesisir dengan
cenderung identik dengan panjang garis pantai sekitar 74 km,
kemiskinan. Tingkat kesejahteraan yang berpotensi terhadap subsektor
para pelaku perikanan (nelayan) pada perikanan . Ditambah lagi produksi
saat ini masih dibawah sektor-sektor perikanan darat yang pada umumnya
lain, termasuk sektor pertanian dilakukan melalui budidaya.
agraris. Nelayan (khususnya nelayan Kontribusi subsektor perikanan
buruh dan nelayan tradisional) terhadap PDRB Kabupaten Badung
merupakan kelompok masyarakat dari tahun ketahun mengalami

Putu Ari Mulyani 2


Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No. 02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

peningkatan, walaupun tingkat dan merupakan sektor andalan


pertumbuhan 3 berfluktuasi. Terlepas dibandingkan dengan sektor dan
dari hal tersebut subsektor perikanan subsektor lainnya. Kontribusi
tetap merupakan subsektor yang subsektor perikanan terhadap PDRB
memiliki kontribusi paling besar Kabupaten Badung terlihat pada tabel
terhadap PDRB Kabupaten Badung 1.1 berikut:
Tabel Kontribusi subsektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Badung
atas dasar harga berlaku tahun 2009-2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Prov. Bali, 2015


Dari tabel diatas terlihat bahwa terjadi yang terus meningkat, produksi
peningkatan kontribusi subsektor perikanan khusunya di bidang
perikanan terhadap PDRB Kabupaten perikanan tangkap laut Kabupaten
Badung dari tahun-ketahun. Pada Badung cenderung berfluktuasi pada
tahun 2009 kontribusinya sebesar Rp 5 tahun terakhir. Berikut adalah tabel
187.849,83 juta meningkat menjadi jumlah produksi tangkap Kabupaten
Rp 318.962,49 juta di tahun 2013. Badung :
Namun, berbeda dengan kontribusi

Tabel Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Laut Kabupaten Badung tahun


2009-2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Prov. Bali, 2015


Dari tabel diatas dapat diketahui Kemudian pada tahun 2013
bahwa jumlah produksi perikanan mengalami peningkatan sebanyak 8
tangkap di Kabupaten Badung ton ikan saja. Kasus ini juga terjadi di
mengalami fluktuasi. Yang kemudian Tanjung Benoa dimana terjadi
menyita perhatian pada tahun 2012 penurunan tajam hasil produksi
terjadi penurunan produksi perikanan perikanan tangkap. Hasil produksi
laut secara drastis yaitu hingga 5 kali perikanan tangkap laut Tanjung
lipat dari produksi tahun 2011. Benoa terlihat pada tabel berikut:

Putu Ari Mulyani 3


Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No. 02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

Tabel Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Laut Tanjung Benoa


tahun 2009-2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Prov. Bali, 2015

Putu Ari Mulyani 4


Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No. 02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

Produksi atau hasil tangkapan modal, jumlah perahu, jumlah tenaga


nelayan merupakan salah satu faktor kerja, jarak tempuh melaut dan
penentu atau faktor yang pengalaman. Kemudian ada pula
mempengaruhi pendapatan nelayan. faktor umur nelayan, pendidikan
Apabila produksi meningkat, nelayan dan ukuran mesin yang
pendapatan juga akan meningkat, digunakan.
begitu pula sebaliknya. Oleh karena TINJAUAN PUSTAKA
itu, hal yang diharapkan adalah Perikanan adalah suatu kegiatan
peningkatan jumlah produksi, akan ekonomi yang tujuan
tetapi berdasarkan data pada tabel 1.3 pembangunannya untuk Indonesia
di atas, jumlah produksi hasil adalah sebagai devisa negara, sumber
tangkapan di Tanjung Benoa justru pendapatan nelayan dan sumber
mengalami penurunan di tahun 2011 protein hewani bagi manusia. Untuk
dan 2012. Penurunan jumlah produksi mencapai tujuan-tujuan itu, produk-
yang terjadi di Tanjung Benoa yang produk perikanan biasanya harus
dimulai pada tahun 2011 tersebut juga mengalami perpindahan pemilikan
mengakibatkan penurunan dari nelayan atau petani ikan sebagai
pendapatan nelayan. Apalagi terjadi produsen kepada penduduk sebagai
penurunan jumlah produksi yang konsumen. Perpindahan pemilikan
tajam di tahun 2012, mengakibatkan yang dimaksud terjadi karena adanya
masyarakat nelayan yang berada pasar. Sebab itu pemasaran adalah
dalam belenggu kemiskinan, akan mata rantai yang penting dalam suatu
semakin miskin. Dari data yang pembangunan perikanan (Evi, 2001).
tercatat di Badan Pusat Statistik Ikan pada dasarnya merupakan
Kabupaten Badung, Tanjung Benoa sumber daya alam (sda) yang
dengan jumlah penduduk sebesar dikategorikan sebagai sda yang dapat
38.895 jiwa atau 10.209 Kepala diperbarui atau dipulihkan. Namun,
Keluarga, Tanjung Benoa memiliki hal ini tidak berarti bahwa sumber
jumlah penduduk miskin sebesar daya ikan tersebut dapat ditangkap
5.592 Kepala Keluarga, yang secara sembarangan, misalnya
sebagian besar berprofesi sebagai dengan menggunakan bahan-bahan
nelayan dengan jumlah 5.153 nelayan peledak atau menggunakan alat
tangkap. Jumlah penduduk miskin di tangkap yang dapat mengakibatkan
Tanjung Benoaini termasuk yang kerusakan lingkungan atau ekologi
terbesar dibandingkan laut maupun melakukan tangkap lebih
kecamatankecamatan lain yang (over eksploitasi). Untuk mendukung
penduduknya ada yang bermata pemulihan sumber daya ikan sangat
pencaharian sebagai nelayan tangkap diperlukan faktor pendukung lain,
di Kabupaten Badung. Penelitian ini yakni faktor lingkungan laut atau
akan mengamati dan menganalisis ekologi laut, misalnya terumbu
faktor-faktor yang mempengaruhi karang, yang meskipun terumbu
pendapatan nelayan tangkap. faktor karang ini dapat diperbaharui atau
yang mempengaruhi pendapatan dipulihkan namun pemulihannya
nelayan meliputi faktor sosial dan memerlukan waktu sangat lama dan
faktor ekonomi terdiri dari besarnya biaya besar (Endang, 2011).

Putu Ari Mulyani 5


Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No. 02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

Penangkapan ikan yang dilakukan 2012). Salas (2004) menjelaskan


nelayan secara kuantitas tergantung kegiatan menambah nilai tambah
pada perahu, peralatan yang atau nilai manfaat sesuatu barang
digunakan maupun faktor lain seperti dinamakan kegiatan
musim air pasang. Dengan perahu dan memproduksi. Menurut Anom
peralatan tangkap yang sesuai dan (2017) hubungan variabel input
layak dioperasikan maka hasil produksi dengan output (hasil
tangkapan menjadi lebih baik dan produksi) merupakan fungsi
dapat memberikan jaminan hidup produksi. Tentunya produksi
bagi rumah tangganya ( Samuelson dapat dijalankan melalui faktor
dan Nordhaus (2001) sumberdaya alam, biaya
Tingkat pendapatan merupakan produksi, manusia, dan skill
salah satu kriteria maju tidaknya suatu (teknologi).
daerah. Bila pendapatan suatu daerah Menurut Ananta dalam maulana
relatif rendah, dapat dikatakan bahwa (2013) berpendapat kegiatan
kemajuan dan kesejahteraan tersebut produksi tentunya memerlukan
akan rendah pula. Kelebihan dari beberapa faktor atau variabel
konsumsi maka akan disimpan pada produksi, seperti perlengkapan
bank yang tujuannya adalah untuk dan peralatan dalam kegiatan
berjaga – jaga. Demikian pula bila memproduksi. Kegiatan
pendapatan masyarakat suatu daerah memproduksi masyarakat
relatif tinggi, maka tingkat nelayan. Nelayan menggunakan
kesejahteraan dan kemajuan daerah peralatannya untuk mendapatkan
tersebut tinggi pula (Boediono, 2000). manfaat tambahan dengan cara
Pendapatan adalah seluruh digunakan untuk menangkap
penerimaan baik berupa uang maupun ikan sehingga nelayan akan
berupa barang yang berasal dari pihak mendapatkan pendapatan dari
lain maupun hasil industri yang hasil tangkapan ikan.
dinilai atas dasar sejumlah uang dari 2. Faktor yang Berpengaruh Secara
harta yang berlaku saat itu. Tidak Langsung
Pendapatan merupakan sumber a. Pengalaman
penghasilan seseorang untuk Pengalaman adalah periode
memenuhi kebutuhan sehari – hari waktu bekerja sebagai nelayan
dan sangat penting artinya bagi selama masa hidupnya,
kelangsungan hidup dan penghidupan pengalaman yang dimiliki akan
seseorang secara langsung mau pun berpengaruh pada produktivitas
tidak lagsung (Suroto, 2000). nelayan. Pengalaman adalah
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi periode waktu bekerja sebagai
Pendapatan Nelayan nelayan selama masa hidupnya,
1. Faktor yang berpengaruh secara pengalaman yang dimiliki akan
Langsung Jumlah Tangkapan berpengaruh pada produktivitas
(Produksi) Ikan nelayan. Arliman (2013)
Produktivitas merupakan jumlah menjelaskan human capital
barang atau jasa yang di hasilkan theory atau teori mutu modal
dalam satuan waktu (Mankiw, manusia merupakan batas

Putu Ari Mulyani 6


Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No. 02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

keahlian kemampuan dan Menurut Yuli (2016) secara


wawasan yang dipunyai manusia umum pengaruh teknologi
juga memberikan pengaruh memberikan pengaruh positif
terhadap hasil produksi, apabila terhadap output atau produksi.
seseorang semakin ahli dalam Tentunya jumlah tangkapan
bidangnya maka produksi yang juga dipengaruhi oleh teknologi
dihasilkan akan semakin besar. yang digunakan, menurut
b. Lama melaut Rahman (2016) kurangnya
Menurut penelitian yang teknologi juga merupakan salah
dilakukan oleh Sukma (2014) satu penghambat dalam
menyatakan pengaruh jam kerja meningkatnya pendapatan
atau durasi melaut memiliki nelayan.
pengaruh positif terhadap d. Biaya Operasional Melaut
penghasilan masyarakat nelayan Menurut Dahen (2016)
dengan lama waktu melaut makin besar biaya produksi
nelayan yang lebih lama maka melaut tentunya akan membuat
nelayan tersebut akan makin besar pula kesempatan
memperoleh pendapatan yang memperoleh tangkapan serta
lebih banyak. Azizi (2017) akan meningkatkan pendapatan
menyatakan lama melaut atau nelayan. Sukartini (2003) biaya
jam kerja melaut merupakan operasional dalam melaut yang
jumlah waktu yang dihabiskan berupa modal atau asset
nelayan dalam melakukan misalnya harga mesin kapal,
operasional penangkapan di laut harga perahu serta modal yang
yang bersifat one day fishing digunakan dalam kegiatan
yang memiliki hubungan positif sekali melaut (makanan atau
antara jam kerja melaut dan minuman dan bahan bakar yang
perubahan pendapatan. digunakan).
c. Teknologi
METODE PENELITIAN Analisis Linier Berganda
Teknik penentuan sampel yang Pada penelitian ini peneliti
digunakan adalah random sampling. menggunakan metode analisis regresi
Metode pengumpulan data yang berganda (multiple regression) karena
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan variabel
metode Accidental Sampling. multivariant dengan satu variabel
Penelitian ini menggunakan data dependen yang bersifat matrik.
sekunder yang bersumber dari Badan Metode analisis ini berguna untuk
Pusat Statistik Provinsi Bali dan mengetahui seberapa besar pengaruh
Dinas Pertanian Kabupaten Badung variabel independen terhadap variabel
dan data primer yang digunakan dependen. Model regresi linier
penulis ialah data secara langsung berganda pada penelitian ini sebagai
bersumber dari responden. berikut
Y= β0 + β1X1 + β2X2 + + β4X3 + β5X4 + β6X5+ e

Putu Ari Mulyani 7


Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No. 02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

Keterangan : Analisis Regresi Linier Berganda


Y = Pendapatan Nelayan Desa Hasil regresi pengaruh modal (X1),
Kedonganan ( Rp) umur (X2), jam kerja (X3),
V0 = Konstanta pengalaman kerja (X4), dan
β1, β2, β3, β4 & β5 = Koefisien pendidikan (X5) terhadap pendapatan
regresi (Y) nelayan di Desa Kedonganan,
X1 = Modal (unit) Bali yang diperoleh oleh hasil olah
X2= Umur (tahun) data menggunakan program
X3 = Curahan Jam Kerja (jam) Statistical Product and Service
X4 = Pengalaman Kerja (tahun) Solution (SPSS) Versi 21.00 . Hasil
X5 = Pendidikan (tahun sukses) tersebut kemudian menjadi dasar
e = Error (variabel bebas lain diluar untuk menguraikan variabel bebas
model regresi) terhadap variabel terikat dalam
penelitian ini dapat disajikan sebagai
berikut.
PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN

Tabel Hasil Uji Pengaruh Modal, Umur, Jam Kerja, Pengalaman Kerja,
dan Pendidikan Terhadap Pendapatan

DAFTAR PUSTAKA
Sumber : data diolah, 2015

Putu Ari Mulyani 8


Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No. 02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

Berdasarkan output SPSS diperoleh hasil pengaruh negatif jam kerja terhadap
bahwa modal, umur, jam kerja, pengalaman pendapatan nelayan.
kerja, dan pendidikan berpengaruh secara Berdasarkan output SPSS diperoleh hasil
simultan terhadap pendapatan nelayan di bahwa pengaruh pengalaman kerja (X4)
Desa Kedonganan, Bali Tahun 2018. terhadap pendapatan (Y) menunjukan tingkat
Berdasarkan tingkat signifikansi dari Fhitung signifikansi 0.000 lebih kecil dari α = 5
sebesar 0.000 yang lebih kecil dari α = 5 persen (0.05). Berarti bahwa pengalaman
persen (0.05). Berarti bahwa tinggi kerja berpengaruh signifikan terhadap
rendahnya pendapatan nelayan di Desa pendapatan nelayan. Nilai koefisien regresi
Kedonganan, Bali dipengaruhi oleh modal, pengalaman kerja (X4) sebesar 0.164
umur, jam kerja, pengalaman kerja, dan menunjukan adanya pengaruh positif
pendidikan. pengalaman kerja terhadap pendapatan
Hasil uji hipotesis bahwa pengaruh modal nelayan.
(X1) terhadap pendapatan nelayan. Tingkat Berdasarkan output SPSS diperoleh hasil bahwa
signifikansi dari thitung sebesar 0.039 lebih pengaruh pendidikan (X5) terhadap pendapatan
kecil dari α = 5 persen (0.05). Berarti bahwa (Y) menunjukan tingkat signifikansi 0.383 lebih
modal berpengaruh signifikan terhadap besar dari α = 5 persen (0.05). Berarti bahwa
pendapatan nelayan. Hasil uji menyatakan pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan nelayan. Nilai koefisien regresi
menerima H0 yang berarti modal pendidikan (X5) sebesar 0.020 menunjukan
berpengaruh terhadap pendapatan nelayan di adanya pengaruh negatif terhadap pendapatan
Desa Kedonganan, Bali. nelayan.
Berdasarkan output SPSS diperoleh hasil
bahwa pengaruh umur (X2) terhadap SIMPULAN DAN SARAN
pendapatan (Y) menunjukan tingkat Berdasarkan pembahasan hasil analisis
signifikansi 0.642 lebih besar dari α = 5 data penelitian dan mengacu pada tujuan
persen (0.05). Berarti bahwa umur penelitian yang sudah diuraikan pada bab
berpengaruh negatif dan tidak signifikan pendahuluan, maka simpulan yang dapat
terhadap pendapatan nelayan. Nilai koefisien disampaikan sekaligus yang dapat
regresi umur (X2) sebesar -0.044 digunakan untuk menjawab rumusan
menunjukan adanya pengaruh negatif masalah penelitian yang diajukan adalah
terhadap pendapatan nelayan. sebagai berikut:
Berdasarkan output SPSS diperoleh hasil 1) Secara simultan, variabel modal (X1),
bahwa pengaruh jam kerja (X3) terhadap umur (X2), jam kerja (X3),
pendapatan (Y) menunjukan tingkat pengalaman kerja (X4), dan
signifikansi 0.251 lebih besar dari α = 5 pendidikan (X5) berpengaruh secara
persen (0.05). Berarti bahwa jam kerja tidak simultan terhadap pendapatan (Y)
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di Desa Kedonganan, Bali.
nelayan. Nilai koefisien regresi jam kerja 2) Variabel modal (X1), dan
(X3) sebesar 0.264 menunjukan adanya pengalaman kerja (X4) secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan (Y) nelayan di
Desa Kedonganan, Bali, sedangkan

Putu Ari Mulyani 9


Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No. 02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

umur (X2), jam kerja (X3), dan Pendapatan Usaha Pedagang


pendidikan (X5) secara parsial tidak Angkringan di Kota Yogyakarta.
berpengaruh signifikan terhadap Jurnal Penelitian, 11: 117-125
pendapatan (Y) nelayan di Desa Aryanto, Daniel Agustinus, dan Sudarti.
Kedonganan, Bali. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang
Berdasarkan simpulan yang telah Mempengaruhi Pendapatan Buruh
diuraikan maka dapat diajukan saran Nelayan di Pantai Sendangbiru Desa
sebagai berikut: Tambakrejo Kabupaten Malang.
1) Variabel umur, jam kerja dan Jurnal Ilmu Ekonomi, 1(1):16-29.
pendidikan perlu mendapat perhatian Astuti, Desi. 2015. Analisis Faktor-Faktor
dari pemerintah dimana dalam yang Mempengaruhi Pendapatan
melakukan pekerjaan sebagai nelayan Nelayan di Kabupaten Langkat.
tidak hanya di ukur berdasarkan umur Jurnal Ilmiah Integritas, 1(4): 110-
dan pendidikan saja tetapi juga 125.BPS Kabupaten Badung. 2015.
keahlian atau keterampilan sebagai Data hasil perikanan yang di jual di
nelayan dalam menangkap hasil laut Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
dengan menggunakan teknik – teknik Badung.
tertentu dan perlengkapan yang Cahyadi, Deddy, dan M. Pudjihardjo. 2017.
memadai. Analisis Faktor-Faktor yang
2) Pemerintah Provinsi Bali dan dinas – Mempengaruhi Pendapatan Driver
dinas terkait memberikan pelatihan – Ojek Online (Studi Pada Go-Jek
pelatihan kepada para nelayan dalam Malang). Skripsi Universitas
proses penangkapan hasil laut secara Brawijaya, Malang.
maksimal dengan metode – metode Cunningham, Stephen. 1994. Fishermen's
tertentu sehingga pengetahuan para Incomes and Fisheries Management.
nelayan dalam melakukan pekerjaan Journal Marine Resource Economics,
dapat secara maksimal sehingga hal 9: pp. 241-252.
tersebut akan menambah tangkapan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
hasil laut dan dapat menambah Kabupaten Badung. 2015. Data
pendapatan para nelayan. jumlah nelayan laut. Badung.
Frydenberg, Stein. 2011. Theory of Capital
DAFTAR PUSTAKA Tructure-a Review. Trondheim
Adhiatma, Alfian Arif. 2015. Pengaruh Business School – Norwegian
Modal Awal, Lama Usaha, Dan Jam University Of Science And
Kerja Terhadap Pendapatan Technology; Sor Trodelag University
Pedagang Kayu Glondong Di Collage-Trondheim Business School.
Kelurahan Karang Kebagusan Bulletin of Indonesia Economic
Kabupaten Jepara. Tugas Akhir Studies., 35(1)pp:16-17.
Semester, Universitas Dian Gosyen, Tavi Supriana, dan Hasman Hasyim.
Nuswantoro Semarang. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang
Asakdiyah, Salamatun, Tina Sulistiyani, dan Mempengaruhi Pendapatan Nelayan.
Deny Ismanto. 2015. Analisis Journal On Social Economic Of

Putu Ari Mulyani 10


Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No. 02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

Agriculture and Agribusiness, 4(7):1- of Oceans and Oceanography, 9(2):


9. 97-104.
Heryansyah, Muhammad S, and Syahnur S. Raheman,Abdul and Nars, Muhamad. 2007.
2013. An Analysis Of The Influence Working Capital Manajement and
Factors Fishermen Productivity In Profitability (Case of Pakistani Firm).
East Aceh Regency. Jurnal Ilmu Internasional Review of Business
Ekonomi, Pascasarjana Universitas Research Papers, 3(1)pp:1-20.
SyiahKuala, 1(2):9-15. Rahayu, Shabrina umi, Made Trisnawati.
Jhingan, ML. 2003. Ekonomi Pembangunan 2014. Analisis Pendapatan Keluarga
dan Perencanaan. PT. Raja Grafindo Wanita Single Parent (Studi Kasus
:Padang Kelurahan Sesetan, Kecamatan
Julindri, Asda Rauf, dan Amir Halid. Denpasar Selatan, Kota Denpasar).
2016. Analisis Faktor-Faktor yang Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan,
Mempengaruhi Hasil Tangkapan 7(2): 1084- 111.
Nelayan di Kecamatan Bilato Rahman, Rosyidah, Razi Apriansyah
Kabupaten Gorontalo. Jurnal Ilmiah Mustaram, dan Masita. 2017.
Agribisnis, 1(1): 44-50. Pengaruh Modal, Tenaga Kerja Dan
Kiranasari, 2010. Pengaruh Upah Per Bulan, Jarak Tempuh Melalut Terhadap
Umur, Jenis Kelamin, Dan Jumlah Pendapatan Nelayan Di Desa Pulau
Tanggungan Keluarga Terhadap Kaung Kecamatan Buer Tahun 2016.
Curahan Jam Kerja Sektor Informal Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 14(2):
Di Kabupaten Tegal. Skripsi 144-156.
Universitas Diponegoro Semarang. Sahri, Muhammad, Soemarno, Efani A, and
Kartika, I Gusti Ayu, Made Suyana Utama, Zainal. A. 2014. Study on
dan A.A.I.N Marhaeni. 2016. Entrepreneurship Spirit and
Pengaruh Faktor Ekonomi, Sosial, dan Production Factors Affecting Sail
Demografi Terhadap Kontribusi Income of Madura Strait Fishermen.
Perempuan pada Pendapatan Keluarga Jurnal International Journal of Civil
di Sektor Informal Kecamatan & Enviromental Engineering, 14(1),
Melaya, Kabupaten Jembrana. Jurnal ISSN :2077-1258.
PIRAMIDA, 12(1):38-47. Suartawan, I Komang, dan I. B
Martusa, Riki, dan Marsiana Jennie. 2012. Purbadharmaja. 2017. Pengaruh
Penerapan Biaya Standar Terhadap Modal dan Bahan Baku Terhadap
Pengendalian Biaya Produksi (Studi Pendapatan Melalui Produksi
Kasus pada C.V SEJAHTERA Pengrajin Patung Kayu Di Kecamatan
BANDUNG). Jurnal Ilmiah Sukawati Kabupaten Gianyar. Jurnal
Akuntansi, 7 (3). ISSN: 2086-4159. Ekonomi Kuantitatif Terapan, 6(9):
Primyastanto, Mimit. 2015. Economic 1628-1657.
Analysis Of Pandega Fishermen Teniwut, Wellem A. 2016. For Sustainable
Household At Madura Strait To Keep Revenue Of Fisheries Sector In Small
Food Security. International Journal Islands: Evidence Of Maluku,

Putu Ari Mulyani 11


Jurnal Satyagraha, Vol. 02, No. 02, Agustus 2019 – Januari 2020 ISSN :2620-6358

Indonesia. Journal AACL Bioflux,


9(3): 722- 732.
Urmila, Made Heny, dan Ida Bagus Windu
Wiyasa. 2017. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Melalui
Curahan Jam Kerja Ibu Rumah
Tangga Pengrajin Bambu di
Kabupaten Bangli. Jurnal PIRAMIDA,
13(1):27-36.
Wulandari, Anak Agung Ratih, dan Ida
Bagus Darsana. 2017. Pengaruh
Modal, Tenaga Kerja, dan Lama
Usaha Terhadap Pendapatan Pengrajin
Industri Kerajinan Anyaman di Desa
Bona Kecamatan Blahbatuh
Kabupaten Gianyar.E-Jurnal EP
Unud, 6(4): 564-596.
Yanutya, Pukuh Ariga Tri. 2013. Analisis
Pendapatan Petani Tebu Di
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.
Economics Development Analysis
Journal, 2(4): 286- 296.

Putu Ari Mulyani 12

Anda mungkin juga menyukai