Anda di halaman 1dari 75

HASIL PENELITIAN

EFEKTIVITAS PELAYANAN PROGRAM KARTU PELAKU USAHA


KELAUTAN DAN PERIKANAN (KUSUKA)
(Dinas Perikanan Kota Kendari)

Disusun oleh :

MUHAMAD ADIN

C1D6 16 051

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................................6
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................................6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Konsep Efektivitas Pelayanan...........................................................................7
2.2. Pelayanan Publik.............................................................................................13
2 3. Program Kartu Pelaku Usaha (KUSUKA) Kelautan dan Perikanan .............18
2 4. Penelitian Terdahulu.......................................................................................22
2.5. Kerangka Pikir................................................................................................24

BAB III : METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian................................................................................................26
3.2. Waktu dan lokasi Penelitian............................................................................26
3.3. Informan Penelitian.........................................................................................26
3.4. Jenis dan Sumber Data....................................................................................27
3.5. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................28
3.6. Teknik Analisis Data.......................................................................................28
3.7. Definisi Konseptual.........................................................................................29

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran umum lokasi penelitian…………………………………………..30
4.2 Efektivitas pelayanan program kartu kusuka ke kantor dinas perikanan kota
kendari....................................................................................................................40
4.2.1 Pemahaman program kartu kusuka...............................................................40
4.2.2 Ketepatan sasaran pelayanan program kartu kusuka....................................43
4.2.3 Ketepatan waktu pelayanan program kartu kusuka......................................50
4.2.4 Ketercapaian tujuan program kartu kusuka...................................................52
4.2.5 Perubahan nyata dari program kartu kusuka.................................................56

BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….....59
5.2 Saran………………………………………………………….......................60

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian..................................................... 18


Gambar 3.1. Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman (1994).......... 22

iv
DAFTAR TABEL

1.1. Sumbangan Sektor Perikanan Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara................2

2.1. Penelitian Terdahulu.......................................................................................16

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu tulang punggung

perekonomian penting di Indonesia. Mengingat wilayah geografis indonesia

yang memiliki sekitar 17.504 pulau dengan panjang garis pantai kurang lebih

99.093 km (Salim, 2016:11). Wilayah perairan laut Indonesia yang mencapai

6,34 km2 menjadikan sekitar 38,11 juta atau 29,04% masyarakat Indonesia

berprofesi di sektor ini (BPS, 2020).

Dilansir dari indonesiabaik.id (20/4/19), setidak terdapat lima hal yang

masih menjadi polemik para nelayan di Indonesia. Diantaranya selain

permasalahan keuangan, segi aset juga menjadi kendala seperti kesulitan

dalam mendapat bantuan kapal, tidak adanya asuransi jiwa, dan biaya solar

yang tinggi. Kemudian dari segi penangkapan ikan, dimana para nelayan

cenderung memiliki informasi yang terbatas mengenai kondisi cuaca,

gelombang perairan, arah angin, dan lokasi penyebaran ikan serta informasi

jenis ikan yang dibutuhkan pasar.

Permasalahan lain juga terkait dengan kemampuan nelayan dalam

menyediakan fasilitas penyimpanan dan pengelolaan ikan dimana para

nelayan cenderung memiliki kapasitas penyinpanan pendingin yang kurang

sehingga kualitas hasil tangkapan menurun. Terakhir berkaitan dengan

pemasaran, dimana para nelayan cenderung kurang mengetahui harga pasar

1
2

dan metode pengembangan pemasaran secara elektronik, selain itu

munculnya para tengkulak juga menjadi permasalahan tersendiri.

Salah satu wilayah timur indonesia yang memiliki potensi perikanan

yang besar adalah Sulawesi Tenggara. Sulawesi Tenggara sendiri menjadikan

sektor kelautan dan perikanan ini menjadi andalan bagi pemasukan daerah.

Dengan wilayah perairan mencapai 74,25% atau 110.000 km2 maka tentu saja

akan menjadi sangat potensial untuk pengembangan sektor kelautan dan

perikanan (Wibawa, et.al, 2019:10).

Jika melihat data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Sulawesi

Tenggara dari segi lapangan usaha, perekonomian Sultra bergantung pada

empat sektor yang mana diantaranya sektor perikanan. Data sumbangan

sektor perikanan terhadap PDRB Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada table

berikut:

Tabel 1.1.
Sumbangan Sektor Perikanan Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara

No. Tahun Nilai Distribusi (%)


1. 2015 24,03
2. 2016 24,32
3. 2017 24,09
4. 2018 23,96
5. 2019 23,73
Sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara, 2020.

Dari tabel diatas, dapat kita lihat sektor perikanan menyumbangkan

23,73% dari total PDRB Sulawesi Tenggara pada tahun 2019. Namun jika

melihat data pada empat tahun sebelumnya (2015-2019), Kontribusi sektor ini

terhadap PDRB Sulawesi Tenggara terbilang menurun dimana pada tahun

2015, sektor ini mampu memberikan sumbangan sebesar 24,03% yang


3

kemudian meningkat hingga 24,32% pada tahun 2016. Sumbangan sektor ini

mulai menurun pada tahun 2017, dengan nilai sumbangan sebesar 24,08%

dan terus menurun pada tahun berikutnya (2018) sebesar 23,96% hingga pada

tahun 2019 kembali menurun mencapai angka 23,73% .

Terdapat berbagai faktor yang menjadi tantangan perkembangan sektor

kelautan dan perikanan di Sulawesi Tenggara, yang mana hal tersebut

berkaitan dengan pengelolaan potensi sumber daya alam perikanan dan

permasalahan geografi wilayah (Wibawa, et.al., 2019:6-13). Dari segi

pengelolaan Sumber daya alam, tantangannya berupa kesulitan para pelaku

usaha perikanan untuk mendapatkan sumber-sumber pendanaan sehingga

mengakibatkan minimnya ketersediaan modal yang dimiliki oleh masyarakat.

Kemudian masih maraknya praktik eksploitasi sumber daya perikanan yang

tidak sustainable seperti illegal fishing mengakibatkan rusaknya terumbu

karang yang tidak terkendali sehingga berdampak pula pada hasil produksi

perikanan. Sementara dari segi permasalahan geografi wilayah, tantangan

yang dimaksud disini berkaitan dengan perubahan iklim yang berpotensi

mengakibatkan penurunan produksi ikan karena kenaikan suhu air laut,

perubahan pola musim (ENSO), dan rusaknya alat tangkap para nelayan

akibat terjangan angin kencang.

Sektor Kelautan dan Perikanan juga menjadi salah satu penyumbang

terbesar ekonomi di wilayah Kota Kendari. Dengan garis pantai yang tak

kurang dari 85,8 kilometer, potensi laut Kota Kendari dikenal kaya akan

berbagai jenis ikan berekonomis tinggi seperti Cakalang, Layang, Tenggiri,


4

Kembung, dan Udang mengingat wilayah pengelolaan perikanan Kota

Kendari yang relatif dekat dengan Laut Banda. Selain itu juga terdapat

perikanan darat yang potensial wilayah budidaya tambak mencapai 380,25

hektar (Dhakidae, dalam Nasriyah & Anas, 2018:83).

Meski dikatakan memiliki potensial yang besar, kondisi sektor kelautan

dan perikanan di Kota Kendari tentu saja tidak luput dari berbagai persoalan.

Menilik kkp.go.id (26/7/19), permasalahan-permasalahan umum yang terjadi

ditengah masyarakat nelayan di Kota Kendari terkait dengan terbatasnya

akses terhadap permodalan, pengetahuan dan keterampilan dalam

memanfaatkan teknologi perikanan. Terlebih pada masa pandemi ini,

kekuatan permodalan para nelayan menjadi persoalan serius.

Kartu Pelaku Usaha Bidang Kelautan dan Perikanan (Kusuka)

merupakan salah satu program pemerintah untuk mengatasi berbagai

persoalan nelayan tersebut. Melalui penggunaan kartu ini, para nelayan akan

mendapatkan tiga manfaat yakni diantaranya dapat memudahkan pelaku

usaha kelautan dan perikanan dalam mengakses transaksi online,

memudahkan akses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan

memudahkan dalam pengajuan asuransi nelayan (Permen-KP No.39/2017).

Dilansir dari mediakendari.com (5/10/20), sejak peluncuran kartu

Kusuka pada tahun 2017 hingga 2020, data terakhir DKP Kota Kendari

mencatat dari 6.989 orang jumlah nelayan di Kota Kendari baru sekitar 3.880

orang atau 40% yang terdaftar kartu Kusuka. Data tersebut menunjukkan

kurangnya kesadaran masyarakat nelayan Kota Kendari mengenai pentingnya


5

program ini. Padahal Seyogyanya program ini dapat membantu kekuatan

permodalan para nelayan Kota Kendari seperti melalui penerimaan bantuan-

bantuan dari program KKP.

Walaupun disisi lain, DKP Kota Kendari telah melaksanakan program

sosialisasi terkait Kartu Kusuka ini setiap awal tahunnya. Tercatat pada 23

Maret 2019, DKP Kota Kendari bekerja sama dengan Dewan Pimpinan

Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPC HNSI) Kota Kendari

untuk melaksanakan sosialisasi Kartu Kusuka dan Asuransi Nelayan yang

bertempat di Aula Kantor Lurah Bungkutoko, Kecamatan Bungkutoko (dkp-

kendari.info/23/3/19).

Kemudian pada 24 Januari 2020, DKP Kota Kendari bersama Penyuluh

Perikanan melaksanakan sosialisasi program-program Kementerian Kelautan

dan Perikanan (KKP) termasuk didalamnya program Kartu Kusuka dan

Program Pemerintah Daerah Kota Kendari yang bertempat di dua kecamatan

(Kecamatan Nambo dan Kecamatan Abeli) dan delapan Kelurahan Pesisir

(Kelurahan Tondonggeu, Kelurahan Sambuli, Kelurahan, Petoaha, Kelurahan

Nambo, Kelurahan Bungkutoko, Kelurahan Talia, Kelurahan Poasia,

Kelurahan Lapulu, dan Kelurahan Puday) (dkp-kendari.info/24/01/20).

Permasalahan diatas menarik perhatian peneliti untuk mengkaji lebih

mendalam mengenai program kartu Kusuka di Kota Kendari melalui kajian

efektivitas pelayanan program tersebut. Mengingat berjalannya suatu program

pemerintah juga mendapat banyak pengaruh dari proses pelayanan publiknya.

Oleh karena itu, peneliti mengajukan sebuah penelitian berjudul "Efektivitas


6

Pelayanan Program Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (Kusuka)

(Dinas Perikanan Kota Kendari)".

1.2. Rumusan Masalah

Berangkat dari permasalahan yang diangkat di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: "Bagaimanakah efektivitas pelayanan

program kartu Kusuka di Dinas Perikanan Kota Kendari ?".

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelayanan

program kartu Kusuka di kantor Dinas Perikanan Kota Kendari

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan

teori dan analisis terkait Pelayanan Publik dan Program Kartu Pelaku

Usaha (KUSUKA) Kelautan dan Perikanan demi kepentingan penelitian

dimasa yang akan datang serta bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan

peneliti serta menjadi masukan mahasiswa ilmu pemerintahan untuk

mempersiapkan diri terjun ke dalam dunia masyarakat.

b. Bagi pemerintah setempat dapat menjadi bahan masukan dan

pertimbangan dalam pelaksanaan pelayanan Program Kartu Pelaku

Usaha (KUSUKA) Kelautan dan Perikanan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Efektivitas Pelayanan.

2.1.1. Definisi Efektivitas.

Konsep efektivitas mempunyai arti yang berbeda dengan efisiensi.

Efisiensi lebih menitikberatkan dalam pencapaian hasil yang besar dengan

perngobanan yang sekecil mungkin, sedangkan pengertian efektif lebih

terarah pada tujuan yang ingin dicapai, tanpa mementingkan pengorbanan

yang dikeluarkan (Arif, 2018:70). Senada dengan hal tersebut A.F Stoner

(Susanti, Lanin & Putri, 2018:3) mengartikan efektivitas sebagai

kemampuan menentukan tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Markus Zahnd (Pathony, Yuhana & Kusnadi, 2020:44) juga

membedakan efektivitas dan efisiensi dimana efektivitas lebih berfokus

pada akibatnya, pengaruhnya atau efeknya sedangkan efesiensi berari tepat

atau sesuai untuk mnegerjakan sesuatu dengan tidak membuang-buang

waktu, tenaga dan biaya.

Menurut Robbins (Susanti, Lanin & Putri, 2018:3) efektivitas adalah

tingkat pencapaian organisasi jangka pendek dan jangka panjang. Steers

(Razak, 2016:3) menjelaskan efektivitas adalah jangkauan usaha suatu

program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk

memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya

itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya.

7
8

Sependapat dengan itu, Siagian (Amalo, 2019:20) menjelaskan

efektivitas sebagai suatu pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana

dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

Begitu pun dengan Sondang (Asti, Normajatun & Sugiarno, 2020:3)

yang berpendapat bahwa efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya,

sarana prasarana, dan jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan

sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang

dijalankannya.

Dalam konteks organisasi, Komaruddin (Susanti, Lanin & Putri,

2018:3) efektivitas adalah keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan

atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan terlebih dahulu. Handoko (Arif, 2018:70) menerangkan bahwa

efektivitas merupakan hubungan antara ouput dengan tujuan, dimana

semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin

efektif organisasi, program atau kegiatan. Sejalan dengan itu, Saputra &

Rahadian (2018:166) memberikan definisi efektivitas sebagai suatu ukuran

dalam organisasi yang menunjukkan target yang hendak dicapai oleh

organisasi sesuai rencana yang dtelah ditetapkan.

Dari sejumlah uraian pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa efektivitas merupakan suatu kondisi dimana tujuan yang telah

direncanakan sebelumnya dapat tercapai melalui proses kegiatan

pemanfaatan sumber daya dan sarana tertentu.


9

2.1.2. Indikator Efektivitas

Epstein (Susanti, Lanin & Putri, 2018:4) menyatakan bahwa ada

empat kriteria untuk mengukur keefektifan suatu program pemerintah

daerah yaitu:

1. Kebutuhan masyarakat secara implisit dapat dikontrol;

2. Adanya program layanan khusus yang dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat tersebut;

3. Mengukur kualitas layanan pemerintah tersebut terutama dengan ukuran

kepuasan dan persepsi masyarakat;

4. Pemberi layanan tersebut harus menyesuaikan diri dengan masalah-

masalah yang ada di masyarakat.

Menurut Gibson, dkk. (Asti, Normajatun & Sugiarno, 2020:3-4),

terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

efektivitas diantaranya:

1. Produktivitas, yaitu merupakan kemampuan organisasi untuk

memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan

lingkungan.

2. Kualitas, yaitu suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan.

3. Efesiensi yaitu merupakan perbandingan (ratio) antara output dengan

input.
10

4. Fleksibilitas, yaitu respons terhadap suatu organisasi atau perubahan-

perubahan yang terjadi pada suatu organisasi.

5. Kepuasaan, yaitu merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat dimana

organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

6. Keunggulan, yaitu kemampuan bersaing dari organisasi dan anggota

organisasi terhadap perubahan-perubahan yang ada.

7. Pengembangan, yaitu merupakan mengukur kemampuan organisasi

untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan

masyarakat.

Siagian (Susanti, Lanin & Putri, 2018:4) mengemukakan bahwa

kriteria atau ukuran untuk mengukur tujuan yang efektif atau tidak adalah

sebagai berikut:

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai;

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan;

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap;

4. Perencanaan yang matang;

5. Penyusunan program yang tepat;

6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja;

7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien; dan

8. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.

Sementara menurut Sutrisno (Arif, 2018:71), dalam mengukur

efektivitas dari suatu organisasi perlu diperhatikan beberapa indikator yaitu:


11

1. Pemahaman program, yakni sejauh mana pihak organisasi dapat

memahami kegiatan program.

2. Tepat sasaran, yakni sejauh mana apa yang dikehendaki pada suatu

program tercapai atau menjadi kenyataan.

3. Tepat waktu, yakni dilihat dari penggunaan waktu pelaksanaan program

apakah telah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.

4. Tercapainya tujuan, yakni dilihat dari ketercapaian tujuan program yang

telah dijalankan.

5. Perubahan nyata, yakni dilihat dari sejauhmana suatu program tersebut

memberikan efek serta perubahan nyata.

Menurut Campbell (Susanti, Lanin & Putri, 2018:4) pengukuran

efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah: (a) Keberhasilan

program, (b) Keberhasilan sasaran, c) Kepuasan terhadap program, (d)

Kesesuaian input dan output, (e) Pencapaian tujuan menyeluruh. Efektif

atau tidaknya suatu program yang dibuat oleh pemerintah tidak terlepas dari

tujuan program itu sendiri. Jika tujuan yang telah dirumuskan efektif maka

efektivitas program akan lebih mudah untuk diukur.

Sedangkan menurut Lubis dan Martani (Amalo, 2019:20), terdapat

tiga pendekatan utama dalam pengukuran efektivitas, yakni:

1. Pendekatan sumber (resources approach) Pendekatan sumber mengukur

efektivitas dari input. Pendekatan ini mengutamakan adanya

keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik

maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.


12

2. Pendekatan proses (process approach), Pendekatan proses bertujuan

untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua

kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.

3. Pendekatan sasaran (goals approach), Pendekatan sasaran memusatkan

perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk

mencapai hasil yang sesuai dengan rencana.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan uraian teori dari

Sutrisno (Arif, 2018:71) diatas yang menjelaskan adanya lima indikator

untuk mengukur suatu efektivitas, yakni pemahaman program, tepat

sasaran, tepat waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata. Pemilihan

teori tersebut juga berkaitan dengan relevansi teori dengan permasalahan

yang diangkat dalam penelitian ini.


13

2.2. Pelayanan Publik

2.2.1. Definisi Pelayanan Publik.

Pelayanan dapat didefinisikan sebagai aktivitas seseorang,

sekelompok dan/atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung

untuk memenuhi kebutuhan (Susanti, Lanin & Putri, 2018:5). Menurut

Soeprapto (Jumarianto, 2016:6), Pelayanan publik adalah pemberian

pelayanan oleh agen-agen pemerintah melalui pegawainya.

Menurut Maulidiah (2014:18), pelayanan publik pada hakekatnya

tidak lain adalah hasil dari salah satu aktivitas lembaga birokrasi publik

yang secara langsung diterima dan dirasakan oleh seluruh warga

masyarakat yang dilayani, sehingga pelayanan publik merupakan rangkaian

dari salah satu aktivitas dari tugas hakiki dan fungsi dasar pemerintah, baik

dari sisi personal aparatur pemerintah maupun dari sisi kelembagaan

organisasi pemerintah itu sendiri, untuk memenuhi segala bentuk kebutuhan

masyarakat, khususnya kebutuhan dasar dari warga negara, oleh karena itu

manusia tidak akan pernah lepas dari ketergantungannya terhadap lembaga

pemerintah.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sinambela (Wulandari,

Afifuddin, & Suyeno, 2020:29), bahwa pelayanan publik merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusi yang

memiliki kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau

kesatuan serta menawarkan kepuasan mesikpun hasilnya tidak terkait

dengan produk secara fisik.


14

Monir (Susanti, Lanin & Putri, 2018:5) mengatakan bahwa pelayanan

adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara

langsung. Hal ini sejalan dengan penjelasan yang terdapat di dalam

Undang-Undang No 25 tahun 2009 yang menjelaskan bahwa pelayanan

publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi

setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan

administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Sementara itu, Kurniawan (Lopes, 2013:3) mendefinisikan Pelayanan

publik sebagai pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan

aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Sejalan dengan itu,

Atmaja (Monoarfa, 2012:23) menjelaskan pelayanan publik dapat diartikan

sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat

yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan

pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Sinambela (Susanti, Lanin & Putri, 2018:5) menjelaskan bahwa

pelayanan publik adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah

terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang

menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan

kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.

Menurut Mahmudi (Sellang, 2016:76) pelayanan publik adalah segala

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik


15

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh

Rinaldi (Amalo, 2019:22), dimana menurutnya pelayanan publik adalah

segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan

publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun

dalam rangka pelaksanaan ketentuan.

Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa

pelayanan publik merupakan suatu kegiatan pelayanan kebutuhan

masyarakat yang menjadi tugas kewajiban organisasi pemerintah (birokrasi)

yang dilaksanakan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2.2. Fungsi Pelayanan Publik

2.2.3. Prinsip Pelayanan Publik

Dalam KepMenpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman

Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, yang dalam hal lini terdiri dari

10 prinsip penyelenggaraan pelayanan publik yakni diantaranya:

a. Kesederhanaan. Kesederhanaan yang dimaksud dalam bentuk prosedur

pelayanan publik yang tidak berbelit-belit, lebih mudah dipahami oleh

semua unsur masyarakat, dan lebih mudah dimengerti serta mudah

untuk dilaksanakan dalam pemberian pelayanan publik kepada

masyarakat.

b. Kejelasan. Kejelasan yang dimaksud disini adalah adanya kejelasan dari

persyaratan teknis dan kejelasan dari susu proses penyelenggaraan

administrasi pelayanan publik. Kemudian kejelasan dari unit kerja atau


16

pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan

pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam

pelaksanaan pelayanan publik. Serta kejelasan mengenai rincian biaya

pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

c. Kepastian waktu. Yakni suatu pelaksanaan pelayanan publik dapat

diselesaikan dengan kurun waktu yang telah ditentukan.

d. Akurasi. Akurasi yang dimaksudkan merupakan produk pembayaran

publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

e. Keamanan. Yakni proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa

aman dan kepastian hukum.

f. Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau

pejabat yang ditunjuk harus bertanggungjawab atas penyelenggaraan

pelayanan publik dan penyelesaian terhadap berbagai permasalahan dan

keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja. Yakni peralatan kerja dan

pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana

teletematika.

h. Kemudahan akses. Tempat dan lokasi sarana prasarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan

teknologi telekomunikasi dan informasi.

i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. Unsur pemberi pelayanan

harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan

pelayanan kepada masyarakat dengan ikhlas.


17

j. Kenyamanan. Lingkungan pelayanan publik harus lebih tertib, teratur,

tersedia ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah

dan sehat, serta dilengkapi dengan faasilitas pendukung pelayanan

parkir, toilet, tempat ibadah dan lainnya.

2.2.4. Standar Pelayanan Publik

Pemerintah sebagai institusi yang mengemban tugas pelaksana

pelayanan publik memerlukan sebuah sistem kerja yang terstandarisasi agar

pelaksanaan pelayanan tersebut lebih optimal. Melalui keputusan Menteri

PAN RB No. 63 tahun 2003, Kementrian Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi menetapkan standar pelayanan publik yang meliputi:

1. Prosedur pelayanan; 10. Kewajaran biaya


2. Persyaratan pelayanan; pelayanan;
3. Kejelasan petugas 11. Kepastian biaya pelayanan;
pelayanan; 12. Kepastian jadwal
4. Kedisiplinan petugas pelayanan;
pelayanan; 13. Kenyamanan lingkungan;
5. Tanggung jawab petugas 14. Keamanan pelayanan.
pelayanan;
6. Kemampuan petugas
pelayanan;
7. Kecepatan pelayanan;
8. Keadilan mendapatkan
pelayanan;
9. Kesopanan dan keramahan
petugas;
2.3. Program Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (Kusuka).

Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (Kusuka) merupakan salah

satu program pemerintah yang bertujuan untuk melindungi dan

memberdayakan para pelaku usaha kelautan dan perikanan, percepatan

pelayanan, peningkatan kesejahteraan serta menciptakan efektivitas dan

efisiensi program program Kementerian Kelautan dan Perikanan agar tepat

sasaran dan bentuk pendataan kepada pelaku usaha kelautan dan perikanan.

Program ini ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

No. 39/PERMEN-KP/2017 tentang Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan

Perikanan, pada 28 Agustus 2017 yang lalu.

1. Manfaat Kartu Kusuka.

Dengan adanya program kartu Kusuka ini, para pelaku usaha

kelautan dan perikanan akan mendapatkan sejumlah manfaat,

diantaranya: 1) memudahkan pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam

mengakses transaksi online; 2) memudahkan akses pembiayaan kredit

usaha rakyat (KUR) kepada pelaku usaha kelautan dan perikanan; dan 3)

memudahkan dalam pengajuan asuransi nelayan.

2. Fungsi Kartu Kusuka.

Dalam Pasal 2 Permen KKP No. 39 tahun 2017 dijelaskan adanya

empat fungsi dari program kartu Kusuka, diantaranya berfungsi sebagai:

a. Identitas profesi Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan;

b. Basis data untuk memudahkan perlindungan dan pemberdayaan

Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan;


c. Pelayanan dan pembinaan Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan; dan

d. Sarana untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program

Kementerian.

3. Ruang Lingkup Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan.

Kemudian terkait dengan kriteria Pelaku Usaha Kelautan dan

Perikanan yang dimaksud untuk berhak mendaftar kartu Kusuka diatur

pada Pasal 3, diantaranya:

a. Nelayan yang terdiri dari nelayan kecil, nelayan tradisional, nelayan

buruh, dan nelayan pemilik;

b. Pembudidaya ikan yang terdiri dari pembudidaya ikan kecil,

penggarap lahan, dan pemilik lahan;

c. Petambak garam, yakni petambak kecil, penggarap tambak, dan

pemilik tambak;

d. Pengolah ikan;

e. Pemasar Perikanan; dan

f. Penyedia jasa pengiriman produk kelautan dan perikanan.

4. Informasi dalam Kartu Kusuka.

Dalam Pasal 6, dijelaskan mengenai informasi yang ada dalam kartu

Kusuka, yang diantaranya berupa:

a. Nama Pelaku Usaha;

b. Profesi Pelaku Usaha;

c. Alamat Pelaku Usaha;


d. Nomor Induk Kependudukan orang perseorangan atau penanggung

jawab korporasi;

e. Masa berlaku; dan

f. Kode QR Identitas dan informasi tambahan di kartu Kusuka:

1) Tempat dan tanggal lahir orang perseorangan atau penanggung

jawab korporasi;

2) Profesi tambahan Pelaku Usaha;

3) Tahun Register;

4) Nomor Telepon; dan

5) Sarana dan prasarana produksi yang digunakan.

5. Tata Cara Pendaftaran Kartu Kusuka.

a. Secara Online

1) Mendaftar pada situs https://satudata.kkp.go.id/.

2) Menunggu proses administrasi dari administrator.

b. Secara Langsung:

1) Datang langsung ke Dinas Perikanan Kabupaten/Kota atau UPT

di lokasi terdekat.

2) Mengisi formulir permohonan penerbitan Kartu Kusuka.

3) Menyiapkan fotokopi KTP orang perseorangan atau

penanggungjawab korporasi.

4) Melampirkan surat keterangan dari Kepala Desa/Lurah yang

menyatakan bahwa yang bersangkutan bekerja sebagai Pelaku

Usaha Kelautan dan Perikanan untuk perseorangan.


5) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk korporasi.

Masa berlaku Kartu Kusuka ini selama lima tahun dan dapat

diperpanjang. Dimana pada seluruh proses permohonan, penerbitan,

perubahan, perpanjangan, dan penggantian kartu Kusuka tidak dikenakan

biaya. Berikut rekap pelaku usaha per provinsi yang telah terdaftar dalam

program Kartu Kusuka di Indonesia:

Tabel 2.1.

Rekap Pelaku Usaha Per Provinsi Per Tanggal 04 September 2021.

Provinsi Nelayan Pemasar Pemasar Pembudidaya Pengolah Petambak


Antar Ikan Ikan Ikan Garam
Pelabuhan
Total 910.739 3.093 36.154 377.666 52.291 13.177
Aceh 40.866 18 1.166 18.607 1.396 1.516
Bali 18.176 48 1.106 8.130 997 331
Banten 15.813 44 447 4.226 1.161 11
Bengkulu 7.591 31 559 5.450 1.093 0
DIY 2.224 78 97 9.058 615 23
Dki Jakarta 3.072 111 460 1.225 505 5
Gorontalo 10.593 27 456 2.214 236 89
Jambi 5.003 125 212 5.856 733 0
Jawa Barat 28.350 114 1.220 30.787 5.253 1.368
JawaTengah 83.881 48 3.704 64.309 6.683 2.292
Jawa Timur 96.260 190 2.860 41.752 6.406 3.407
Kalimantan 13.789 131 390 5.179 1.208 1
Barat
Kalimantan 25.905 129 695 10.639 2.052 0
Selatan
Kalimantan 18.119 96 612 5.654 1.015 0
Tengah
Kalimantan 25.114 158 184 4.839 781 31
Timur
Kalimantan 9.535 126 220 1.869 356 3
Utara
Kepulauan 22.514 80 269 1.864 1.239 0
Bangka
Belitung
Kepulauan 28.049 54 135 1.459 842 0
Riau
Lampung 19.207 17 1.131 12.984 1.674 0
Maluku 20.338 38 1.601 1.773 397 5
Maluku 16.058 63 571 508 403 0
Utara
Nusa 32.935 134 3.891 13.869 4.303 1.665
Tenggara
Barat
Nusa 23.865 97 2.181 11.500 638 1.231
Tenggara
Timur
Papua 9.112 124 221 1.503 225 0
Papua Barat 12.895 114 149 1.108 452 1
Riau 30.092 154 190 8.884 837 1
Sulawesi 22.495 7 1.541 4.088 454 2
Barat
Sulawesi 70.100 129 3.049 40.367 2.992 993
Selatan
Sulawesi 32.647 66 828 3.637 518 185
Tengah
Sulawesi 50.196 183 1.564 8.666 1.025 0
Tenggara
Sulawesi 25.677 146 2.422 3.414 254 0
Utara
Sumatera 15.703 28 505 13.691 1.513 16
Barat
Sumatera 18.880 127 400 15.939 2.339 0
Selatan
Sumatera 55.685 58 1.118 12.618 1.696 1
Utara
Sumber: Satu Data KKP (2021).

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

perbandingan dan acuan bagi peneliti. Selain itu, penelitian terdahulu ini guna

menghindari adanya kesamaan dalam penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya. Berikut peneliti memaparkan hasil-hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya.
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No. Penulis Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


1. Dida Efektivitas Kartu Kusuka efektif Meneliti Fokus pada
Daniarsyah Pelaksanaan sebagai media pendataan tentang pelaksanaan
(2019). Kebijakan kepada pelaku usaha Kartu kebijakan.
Program sehingga terekam kuantitas Kusuka dan
Kartu pelaku usaha di seluruh efektivitas.
Kusuka pada Indonesia. Kualitas manfaat
Kementerian kartu Kusuka belum sama
Kelautan sekali dirasakan oleh
dan pelaku usaha.
Perikanan
Waktu pemrosesan
terbitnya kartu Kusuka
hampir membuat pelaku
usaha putus asa karena
seringnya diminta data oleh
para pemangku
kepentingan. KKP melalui
penyuluh harus menjadwal
ulang pendataan kartu
Kusuka terhadap pelaku
usaha yang belum
mendapatkan kartu tanpa
harus meminta data atau
mengisi formulir kembali.
Dan memperbaruhi kembali
modul Kartu Kusuka agar
lebih mudah dalam
pendataan pelaku usaha.
2. Ratumakin Pengakuan Hasil penelitian Meneliti Fokus pada
dan Kaha Formal dan menunjukkan terdapat mengenai evaluasi
(2020). Pemenuhan 73,26% nelayan yang kartu pelaksanaan
Hak Nelayan belum memiliki kartu Nelayan .
(Evaluasi nelayan bahkan pemilik (Kartu
Pelaksanaan kartu nelayan tidak Kusuka).
Kartu mengetahui fungsi kartu
Nelayan di nelayan. Minimnya
Kota kepemilikan kartu nelayan
Kupang). ini karena sumberdaya
peralatan di Kota Kupang
yang tidak memadai serta
kapasitas SDM yang tidak
menjangkau semua nelayan
Kota Kupang.
3. Dahlan, Kesadaran Perlindungan nelayan di Meneliti Fokus Pada
Patitting, & Hukum Kabupaten Bulukumba mengenai aspek
Lahae Masyarakat dilakukan menggunakan Kartu asuransi
(2020). dalam sistem asuransi sejak 2016. Kusuka nelayan dan
Implementas Premi asuransi ditanggung kesadaran
i Kebijakan oleh pemerintah daerah hukum.
Asuransi yang telah dianggarkan
Nelayan di melalui APBD. Hambatan
Kabupaten pelaksanaan kebijakan ini
Bulukumba. adalah budaya hukum
masyarakat yang enggan
mendaftarkan diri dalam
program yang dilaksanakan
pemerintah.

Selain itu kurangnya


sosialisasi kepada
masyarakat juga menjadi
pendorong melemahnya
kesadaran hukum
masyarakat terhadap
urgensi asuransi diri saat
beraktifitas di laut.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2020.

2.5. Kerangka Pikir

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitas

pelayanan program kartu Kusuka di kantor Dinas Perikanan Kota Kendari.

Untuk mengkaji hal tersebut, peneliti menggunakan kajian teori dari Sutrisno

(Arif, 2018:71), yang mmengungkapkan adanya lima indikator dalam

mengukur efektivitas dari suatu organisasi yakni: 1) Pemahaman program; 2)

Tepat sasaran; 3) Tepat waktu, 4) Tercapainya tujuan; dan 5) Perubahan

nyata.

Secara sistematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai

berikut :
Efektivitas Pelayanan Program Kartu Pelaku Usaha
Kelautan dan Perikanan (KUSUKA)
(Dinas Perikanan Kota Kendari)

Efektivitas Pelayanan

Pemahaman Program;
Tepat Sasaran;
Tepat Waktu;
Tercapainya Tujuan; dan
Perubahan Nyata.

Sutrisno (Arif, 2018:71).

Gambar 2.1.
Bagan Kerangka Pikir Penelitian
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif bersifat deskriptif.

Menurut Strauss dan Corbin (Rianto, 2020:3) penelitian kualitatif adalah

jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

statistik atau bentuk hitungan lainnya.

Maka hasil dari penelitian ini nantinya akan disajikan secara deskriptif

atau narasi menggunakan data-data hasil penelitian yang didapat dilokasi

penelitian. Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan secara mendalam tentang bagaimana efektivitas pelayanan

Program Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (Kusuka) pada Dinas

Perikanan Kota Kendari.

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan sampai selesai dan berlokasi di kantor

Dinas Perikanan Kota Kendari. Pemilihan lokasi penelitian tersebut, selain

untuk menggali lebih jauh permasalahan yang diangkat pada penelitian ini,

faktor biaya dan waktu serta akses ke lokasi penelitian juga menjadi

pertimbangan bagi peneliti.

3.3. Informan Penelitian

Informan adalah individu yang diharapkan dapat memberikan informasi

melaui wawancara langsung (Rianto, 2020:82). Penentuan informan dalam

26
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini merupakan

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi khusus (Siyoto

& Sodik, 2015:66).

Penggunaan teknik ini dapat menjamin relevansi informan dengan

informasi yang diinginkan dalam penelitian ini. Berikut daftar informan

dalam penelitian ini.

1. Sekretaris Dinas Perikanan Kota Kendari.

2. Staff Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Usaha Perikanan (2

Orang).

3. Penyuluh Dinas Perikanan (2 Orang)

4. Pelaku Usaha Perikanan (2 Orang).

3.4. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif

yang berbentuk kata-kata dan bukan dalam bentuk angka, kemudian data ini

terbagai kedalam dua sumber yakni sumber primer dan sumber sekunder

(Siyoto & Sodik, 2015:67-68):

1. Sumber Primer, data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber datanya.

2. Sumber Sekunder, data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua) (Siyoto &

Sodik, 2015:67-68).
3.5. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara, yaitu hubungan tatap muka (face to face relationship) antara

peneliti dan narasumber untuk mendapatkan informasi (Berger, dalam

Rianto, 2020:75).

2. Observasi, yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan,

penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan pengecapan

(Siyoto & Sodik, 2015:81).

3. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda, dan sebagainya (Siyoto & Sodik, 2015:77-78).

3.6. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data

(Siyoto & Sodik, 2015:120).

Penelitian ini, menggunakan metode analisis data interaktif versi Miles

& Huberman yang menyebutkan terdapat tiga alur kegiatan, yaitu (Siyoto &

Sodik, 2015:122-124):

1. Reduksi data, berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta

membuang yang tidak perlu.

2. Penyajian data, berarti menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.


3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, tahap ini dimaksudkan untuk

mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan,

persamaan, atau perbedaan hingga ditarik sebuah kesimpulan.

Pengumpulan Penyajian
Data Data

Reduksi Data Verifikasi/


Penarikan
Kesimpulan
Gambar 3.1.
Model Interaktif Milles dan Huberman (1992).

3.7. Definisi Konseptual

1. Pemahaman program, yakni melihat sejauh mana seluruh elemen dalam

organisasi dapat memahami kegiatan program.

2. Tepat sasaran, yakni melihat sejauh mana apa yang dikehendaki pada

suatu program tercapai atau menjadi kenyataan.

3. Tepat waktu, yakni melihat apakah penggunaan waktu dalam pelaksanaan

program telah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.

4. Tercapainya tujuan, yakni melihat dari ketercapaian tujuan program yang

telah dijalankan.

5. Perubahan nyata, yakni melihat sejauhmana suatu pelaksanaan program

tersebut memberikan efek serta perubahan nyata.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kota Kendari

Kota Kendari merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, yang

terbentuk memalui Undang-Undang No. 6 Tahun 1995 disahkan pada

tanggal 3 Agustus 1995 dengan status Kota Madya Daerah Tingkat II

Kendari. Secara astronomis, Kota Kendari terletak di bagian selatan garis

khatulistiwa berada diantara 3◦54’40’’ dan 4◦5’05’’ Lintang Selatan (LS)

dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122◦26’33’’ dan

122◦39’14’’ Bujur Timur (BT). Kota Kendari memiliki batas-batas

geografis sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe;

 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Kendari;

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan;

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan.

Dari segi luas wilayah, Kota Kendari memiliki luas daratan

mencapai 271,76 km2 atau 0,7 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi

Tenggara yang terdiri atas 11 wilayah Kecamatan dengan luas wilayah

30
yang beragam. Secara detail, berikut pembagian luas wilayah per

Kecamatan di Kota Kendari:

Tabel 4.1. Pembagian Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah

Ibukota Jumlah Luas


No. Kecamatan
Kecamatan Kelurahan (Km2)
1 Mandonga Wawombalata 6 21,74
2 Baruga Watubangga 4 49,41
3 Puuwatu Puuwatu 6 43,51
4 Kadia Kadia 5 6,48
5 Wua-Wua Anawai 4 10,79
6 Poasia Rahandouna 5 42,91
7 Abeli Anggalomelai 7 13,9
8 Kambu Padaleu 4 22,1
9 Nambo Nambo 6 25,32
10 Kendari Kandai 9 14,48
11 Kendari Barat Punggaloba 9 21,12
Kota Kendari 271,76
Sumber: Kota Kendari dalam Angka 2021 (diolah).

Kecamatan Baruga memiliki wilayah terluas yakni 18,18% dari total

luas wilayah Kota Kendari. Selanjutnya Kecamatan Puuwatu (16,01%),

Kecamatan Poasia (15,79%), Kecamatan Nambo (9,32%), Kecamatan

Kambu (8,13%), Kecamatan Mandonga (8,00%), Kecamatan Kendari

Barat (7,77%), Kecamatan Kendari (5,33%), Kecamatan Abeli (5,12),

Kecamatan Wua-Wua (3,97%), dan terakhir Kecamatan Kadia (2,38).

Dari Kependudukan, data tahun 2020 menunjukkan bahwa Kota

Kendari memiliki jumlah penduduk yang mencapai 345.107 jiwa yang

terdiri atas 173.987 jiwa laki-laki dan 171.120 jiwa perempuan. Laju

Pertumbuhan Penduduk sendiri mencapai 1,70% per Tahun 2010-2020

dengan kepadatan penduduk mencapai 1.270 jiwa per km2.


2. Dinas Perikanan Kota Kendari

Kantor Dinas Perikanan Kota Kendari terletak di Jalan .... Dinas

Perikanan Kota Kendari dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Kendari No. 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kota Kendari Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kota Kendari dan Peraturan Walikota Kendari No. 2

Tahun 2020 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi

serta Tata Kerja Dinas Perikanan Kota Kendari.

Dalam Pasal 2 (d) Perda Kota Kendari No. 10/2019 disebutkan

bahwa Dinas Perikanan tergolong Tipe B yang berfungsi

menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang perikanan. Terdapat 55

orang Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Perikanan Kota Kendari yang

terdiri atas 29 orang laki-laki dan 26 orang perempuan.

3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perikanan Kota Kendari

1) Tugas Pokok Dinas Perikanan Kota Kendari.

Tugas pokok Dinas Perikanan Kota Kendari termuat dalam Pasal

6 Peraturan Walikota Kendari No.2/2020 yang menyebutkan bahwa

Dinas Perikanan bertugas membantu Walikota melaksanakan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan

di bidang Perikanan.
2) Fungsi Dinas Perikanan Kota Kendari

Fungsi Dinas Perikanan Kota Kendari termuat dalam Pasal 7

Peraturan Walikota Kendari No. 2/2020 yang menyebutkan bahwa

dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas Perikanan menyelenggarakan

fungsi:

a. Perumusan kebijakan pemberdayaan nelayan kecil dan usaha kecil

pembudidayaan ikan, penerbitan SIUP di bidang pembudidayaan ikan

yang usahanya dalam 1 (satu) daerah kota, pengelolaan dan

penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dan pengelolaan

pembudidayaan ikan;

b. Pelaksanaan kebijakan pemberdayaan nelayan kecil dan usaha kecil

pembudidauaan ikan, penerbitan SIUP di bidang pembudidayaan ikan

yang usahanya dalam 1 (satu) daerah kota, pengelolaan dan

penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dan pengelolaan

pembudidayaan ikan;

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pemberdayaan nelayan kecil dan

usaha kecil pembudidayaan ikan, penerbitan SIUP di bidang

pembudidayaan ikan dan usahanya dalam 1 (satu) daerah kota,

pengelolaan dan penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dan

pengelolaan pembudidayaan ikan;

d. Pembinaan terhadap UPTD lingkup dinas;

e. Pelaksanaan administrasi dinas; dan


f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

tugas dan fungsi dinas.

4. Struktur Organisasi Dinas Perikanan Kota Kendari

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dinas Perikanan Kota Kendari.

Kepala Dinas Sekretaris


Ir. Agus Salim S., MS Imran Ismail, S.Pt., M.Si

Kasubag Perencanaan, Kasubag Umum dan


Pelaporan dan Keuangan Kepegawaian
Roy Kia, S.Pi Kurnia Sari, S.Pi

Kabid. Pemberdayaan dan Kabid Perizinan, Pembinaan Mutu Kabid Usaha Budidaya dan
Kelembagaan Usaha Perikanan dan Pengelolaan TPI Pembenihan
Hj. Rini Rismayanti, SE., MM Alda Kesutan Lapae, S.Si Satrio, S.STP., M.Si

Kasi Diklat dan Pemberdayaan Kasi Perizinan dan Pencatatann Kasi Produksi dan
Yusriani Halmin, S.Pi., M.Si Usaha Perikanan Pengembangan usaha
Firdaus, S.Pi Moh. Ihsan A. Mansa, S.Pi
Kasi Produksi, Kemitraan Usaha
dan Iptek Kasi Pembinaan Mutu Pengolahan Kasi Sarana dan Prasarana
Hartati, S.Pi dan Pemasaran Hasil Budidaya
Selvye, S.Pi Muh. Aswan, S.Pi
Kasi. Kelembagaan, Sarana dan
Prasarana Kasi Pengelolaan dan Kasi Pengelolaan Unit
Nining Kurnia, S.Pi Penyelenggaraan TPI Pembenihan
Tima Pimpi, SH Fitriah Firman Syah, S.Pi

Kepala UPTD PPI/TPI Kepala UPTD PPI/PPS Kepala UPTD BBIAT Kepala UPTD PIH
- Sriwati, S.Pi., MM Abd. Wahid Said, A.Md Amir

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas bertugas memimpin, membina dan

mengkoordinasikan pelaksanaan penyelenggaraan urusan

pemerintahan bidang perikanan dan bertanggung jawab atas

terlaksananya tugas dan fungsi Dinas.

b. Bagian Sekretariat

Tugas: Sekretariat bertugas melaksanakan urusan administrasi umum,

kepegawaian, perencanaan, pengelolaan keuangan, perlengkapan,


rumah tangga, pemeliharaan kantor, menyiapkan bahan koordinasi,

penyusunan program kerja, LAKIP, SOP, evaluasi kinerja dan

pelaporan.

Fungsi:

- Pengkoordinasian dan penyusunan program dan anggaran kegiatan

di lingkungan Dinas;

- Pengoordinasian dan penyusunan RPJMD dan RKPD;

- Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

(LAKIP) dan standar operasional prosedur (SOP);

- Penyelenggaraan urusan ketatatausahaan , surat menyurat dan

kearsipan;

- Penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian;

- Penyusunan perencanaan dan program serta pengelolaan keuangan;

- Pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga;Pelaksanaan

evaluasi dan pelaporan Dinas; dan

- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

c. Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Usaha Perikanan

Tugas: Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan serta evaluasi pelaporan bidang pemberdayaan dan

kelembagaan usaha perikanan.

Fungsi:
- Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan, sarana dan

prasarana serta kelembagaan usaha perikanan, baik perikanan

tangkap maupun budidaya ikan;

- Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan, sarana dan

prasarana serta kelembagaan usaha perikanan, baik perikanan

tangkap maupun budidaya ikan;

- Pelaksanaan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan pemberdayaan

nelayan kecil, pengolah ikan dan usaha kecil pembudidaya ikan;

- Pelaksanaan administrasi data dan statistik produksi perikanan

tangkap, data kenelayanan dan pembudidaya ikan, serta data sarana

kapal dan alat tangkap ikan;

- Pengkoordinasian dan fasilitasi perlindungan nelayan, kemitraan

usaha serta kemudahan akses ilmu pengetahuan dan teknologi dan

informasi kepada nelayan dan pembudidaya ikan;

- Pembinaan kelembagaan dan kelompok usaha nelayan dan

pembudidaya ikan; dan

- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

d. Bidang Perizinan, Pembinaan Mutu dan Pengelolaan Tempat

Pengelolaan Ikan

Tugas: Melaksanakan penyiapan koordinasi, fasilitasi perumusan dan

pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan

penerbitan surat izin usaha perikanan di bidang pembudidayaan ikan


yang usahanya dalam 1 (satu) daerah dan pencatatan usaha perikanan,

pembinaan mutu produk serta pengelolaan dan penyelenggaraan

tempat pelelangan ikan.

Fungsi:

- Pelaksanaan penyiapan koordinasi pelaksanaan penerbitan Surat

Izin Usaha Perikanan di bidang pembudidayaan ikan, pelaksanaan

penerbitan Tanda Pencatatan Usaha pembudidayaan Ikan dan

Tanda Pencatatan Kapal Pengangkut Ikan Hidup, serta

rekomendasi izin/pencatatan usaha perikanan lainnya sesuai

ketentuan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;

- Pelaksanaan fasilitasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi serta pelaporan pelaksanaan penerbitan Surat Izin Usaha

Perikanan di bidang pembudidayaan ikan yang usahanya dalam 1

(satu) daerah dan pencatatan usaha perikanan lainnya;

- Pelaksanaan fasilitasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi pelaporan pelaksanaan pembinaan mutu produk,

pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, serta pengelolaan dan

penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan, dan

- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.


e. Bidang Usaha Budidaya dan Perbenihan

Tugas: Melaksanakan penyiapan koordinasi, fasilitasi perumusan dan

pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan

pengelolaan pembudidayaan ikan dan pembenihan.

Fungsi:

- Perumusan kebijakan dan rencana kerja pengelolaan

pembudidayaan ikan dan perbenihan;

- Pelaksanaan kebijakan pengelolaan pembudidayaan ikan dan

perbenihan;

- Pelaksanaan penyusunan rencana pengelolaan kawasan budidaya

perikanan berdasarkan rencana tata ruang wilayah dan penyediaan

data dan informasi pengelolaan pembudidayaan ikan;

- Pelaksanaan pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan

bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta

pelaporan pelaksanaan pengelolaan kualitas air dan lahan untuk

pembudidayaan ikan (air laut, payau dan air tawar), pengelolaan

kesehatan ikan dan lingkungan, dan pembinaan mutu pakan ikan

dan obat ikan yang digunakan pembudidaya ikan;

- Pelaksanaan pembinaan cara pembenihan dan pembesaran ikan

yang baik, penyediaan benih ikan, calon induk, dan induk ikan

yang bermutu, dan pelestarian calon induk, dan/atau benih ikan;

- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.


f. Unit Pelaksana Teknis Dinas

Dalam Perwali Kendari No. 9/2020, Pasal 4 menyebutkan bahwa

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unsur pelaksana sebagian

kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang

tertentu. Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Perikanan Kota

Kendari terdiri atas empat yakni: 1) UPTD Balai Ikan Air Tawar; 2)

UPTD Pusat Pemasaran dan Distribusi Ikan; 3) UPTD Tempat

Pelelangan Ikan; dan UPTD Pelabuhan Perikanan Samudra.


4.2. Efektivitas Pelayanan Program Kartu Kusuka di Kantor Dinas

Perikanan Kota Kendari.

4.2.1. Pemahaman Program Kartu Kusuka.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sutrisno (Arif, 2018:71), bahwa

pemahaman program yang dimaksud disini adalah mengukur sejauh mana

pihak-pihak dalam organisasi dapat memahami suatu kegiatan program.

Maka dalam hal ini bagaimana tingkat pemahaman para pegawai Dinas

Perikanan program kartu Kusuka.

Berdsarkan hasil wawancara oleh bapak Imran ismail selaku

Sekretaris Dinas Perikanan Kota Kendari beliau mengatakan :

“Para pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan, dasarnya ada


empat kategori yakni diantaranya nelayan, pembudidaya, pengolah dan
Pemasar. Proses penginputan data dilakukan oleh para penyuluh
perikanan dengan yang pertama kali yang perlu didata adalah
keterangan profesi pada KTP yang mesti berprofesi sebagai nelayan
dan berdomisili di kota kendari. Besar manfaat dari program ini bagi
pelaku usaha perikanan dimana mereka mendapatkan akses kepada
setiap program perlindungan dan pemberdayaan dari pemerintah dan
juga bermanfaat dalam kelengkapan basis data pemerintah.”
(wawancara, 5 Agustus 2021).

Pernyataan tersebut kemudian dipertegas kembali oleh ibu Hartati

selaku Kasi Produksi, Kemitraan Usaha dan Iptek mengatakan bahwa :

”Yang mendasari pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan ada


empat yakni nelayan, pembudidaya, pengola, dan pemasar. Kriteria-
kriteria yang perlu diperhatikan yakni pertama, domisili ktpnya harus
KTP kota kendari, Kedua, dilihat keterangan pekerjaannya dimana
dalam KTP itu perlu tertuang pekerjaan nelayan atau minimal terdapat
keterangan dari lurah setempat bahwasanya ia benar seorang pelaku
usaha di sektor kelautan dan perikanan. Dalam proses pendaftaran
Kartu Kusuka itu yang menginput adalah penyuluh perikanan. Kartu
kusuka itu harus dipahami tujuannya yang akan menjadi manfaat.
Pertama, sebagai identitas pelaku usaha. Kedua, ini menjadikan basis
data pelaku usaha di sektor perikanan di Kota Kendari, ketiga sebagai
program perlindungan bagi pelaku usaha. Keempat adalah program
pemberdayaan berupa bantuan sarana prasarana bagi pelaku usaha
kelautan dan perikanan.” (Wawancara, 29 Juli 2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

pemahaman pegawai Dinas Perikanan Kota Kendari terkait program Kartu

Kusuka terbilang sangat baik. Hal ini Terlihat pada kemampuan para staf

Dinas Perikanan Kota Kendari dalam menjelaskan kepada masayrakat bagi

yang ingin mendapatkan kartu KUSUKA harus memenuhi 4 (empat)

kategori yakni pertama keterangan provesi pada KTP harus berprovesi

sebagai nelayan, dan berdomisili di kota kendari.

Agar pelaksanaan pelayanan program kartu Kusuka dapat berjalan

dengan baik, maka terdapat beberapa hal yang perlu untuk dipahami oleh

setiap staf/pegawai mengenai dasar-dasar pokok dari program Kartu

Kusuka yakni diantaranya berkaitan dengan manfaat dari program kartu

Kusuka, Fungsi dari Program Kartu Kusuka, Ruang Lingkup dari program

Kartu Kusuka, informasi apa saja yang terdapat dalam Kartu Kusuka, dan

tata cara pendaftaran Kartu Kusuka. Berdasarkan hasil wawancara oleh ibu

Rista selaku staf Kasi Produksi, Kemitraan Usaha dan Iptek mengatakan :

“Mengenai runag ligkup, manfaat, fungsi, informasi, dan tatacara


pendaftaran program kartu kusuka ini telah dijelaskan didalam
peraturan mentri kelautan dan perikanan no 39 tahun 2017 (no
39/PERMEN-KP/2017)..” (Wawancara, 12 Agustus 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diastase bahwa perjelasan mengenai

kartu KUSUKA ini telah diatur dan di jelaskan didalam Peraturan Mentri

Kelautan dan Perikanan No 39 Tahun 2017 mengenai ruang lingkup,

manfaat, informasi, dan tatacara pendaftaran kartu kusuka.

Mulai pada pemahaman terhadap manfaat, fungsi, ruang lingkup,

informasi dalam kartu Kusuka dan tahapan pendaftaran kartu Kusuka dapat

dipaparkan dengan baik dan mendetail hingga pada pembahasan mengenai

kondisi terkini perkembangan program Kartu Kusuka dan fenomena yang

terjadi di masyarakat seperti kendala yang dihadapi dilapangan dapat

disampaikan dengan baik. Selain itu, data yang disampaikan dalam proses

wawancara tidak terdapat tumpang tindih informasi antar informan.

Namun disisi lain, beberapa masyarakat nelayan penerima kartu

Kusuka yang peneliti wawancarai terlihat masih bingung mengenai

penggunaan kartu Kusuka yang dimilikinya. Seperti dalam wawancara

bersama Bapak Asrar selaku nelayan pemilik Kartu Kusuka, beliau

mengungkapkan:

“Ini Kartu Kusuka yang kami ketahui cuma sebagai syarat untuk
mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti peralatan melaut dan uang
tunai, selain itu saya kurang paham pemanfaatan lainnya.” (Wawancara,
13 Agustus 2021).

Wawancara tersebut mengindikasikan kurangnya pemahaman

masyarakat tentang penggunaan kartu Kusuka yang dimilikinya, dimana

pengetahuan terkait Kartu Kusuka hanya sebatas sebagai syarat administrasi

bagi para nelayan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sementara

pemanfaatan lain seperti penggunaan asuransi jiwa, pemberdayaan nelayan,


dan lainnya, mereka masih kurang memahami prosedur yang perlu

dilakukan.

4.2.2. Ketepatan Sasaran Pelayanan Program Kartu Kusuka.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sutrisno (Arif, 2018:71), ketepatan

sasaran yang dimaksud disini ialah sejauh mana apa yang dikehendaki

pada suatu program tercapai atau menjadi kenyataan. Dapat diketahui

Sasaran dari program Kartu Kusuka ini terkhusus bagi para pelaku usaha

di sektor kelautan dan perikanan, pada dasarnya ada empat yakni .nelayan,

pembudidaya, pengolah dan Pemasar

Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan dapat diliha melalu

tabel dibawab kepemilikan tartu kusuka masayarakat nelayan Kota

Kendari.

Tabel …… Kepemilikan kartu KUSUKA wilayah Kota Kendari Tahun


2020

Provesi utama
Wilayah Pemasar Pemasar Pembudidayaa Pengelola
Nelayan Total
ikan pelabuhan n ikan ikan
Kendari 3,277 314 56 589 158 4.394
Sumber : Dinas Perikanan Kota Kendari

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa terdapat 3.277 masyarakat

nelayan yang memiliki kartu KUSUKA, kemudian pemasar ikan 314,

pemasar pelabuhan 56, pembudidayaan ikan 589, dan pengelola ikan 158,

jadi total maasayrakat nelayan kota kendari yang memiliki kartu

KUSUKA sebanyak 4.394 orang.


Utnuk memliki kartu KUSUKA ini masyrakat kota kendari harus

memenuhi beberapa kriteria yang tekah di tetapkan oleh pemerintah.

Dalam wawancara bersama Bapak Imran Ismail selaku Sekretaris Dinas

Perikanan Kota Kendari, beliau menjelaskan:

“Sasaran dari program Kartu Kusuka ini terkhusus bagi para pelaku
usaha di sektor kelautan dan perikanan, dasarnya ada 4 yakni .nelayan,
pembudidaya, pengolah dan Pemasar. Nah ini yg sasarannya semua,
semua pelaku usaha. Kriteria khusus yang perlu diperhatikan adalah
domisili ktpnya harus KTP kota kendari, yang kemudian dilihat dari
jenis pekerjaannya, dimana dalam KTP itu dia tertuang kalau dia
pekerjaan nelayan pun kalau dia di pekerjaannya wiraswasta harus
mengambil keterangan dari lurah setempat. Selain itu juga perlu
diperhatikan spesifikasidari kapal yang digunakan, hasil tangkapan,
dll.” (Wawancara, 5 Agustus 2021).

Dari hasil wawancara disebut diketahui bahwa sasaran pelayanan

program kartu KUSUKA berfokus pada para pelaku usaha di sektor

perikanan yang mencakup diantaranya:

a. Nelayan yang terdiri dari nelayan kecil, nelayan tradisional, nelayan

buruh, dan nelayan pemilik;

b. Pembudidaya ikan yang terdiri dari pembudidaya ikan kecil, penggarap

lahan, dan pemilik lahan;

c. Petambak garam, yakni petambak k

d. ecil, penggarap tambak, dan pemilik tambak;

e. Pengolah ikan;

f. Pemasar Perikanan; dan

g. Penyedia jasa pengiriman produk kelautan dan perikanan.

Selain itu terdapat beberapa kriteria khusus yang diberlakukan oleh

Dinas Perikanan Kota Kendari dalam rangka menjamin ketepatan sasaran


penerima program kartu Kusuka di Kota Kendari. Diantaranya pelaku

usaha perikanan yang hendak mendaftarkan kartu Kusuka mesti

berdomisili di Kota Kendari, dengan kata lain Kartu Tanda Penduduk

(KTP) yang dimiliki oleh calon pendaftar mesti tertera sebagai penduduk

Kota Kendari.

Informasi pekerjaan pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) calon

pendaftar mesti tertera profesi sebagai nelayan atau keterangan profesi lain

yang berkaitan dengan pelaku usaha dibidang perikanan. Namun jika

terdapat perbedaan keterangan pada KTP milik calon pendaftar, maka

calon pendaftar perlu melampirkan sebuah surat keterangan dari lurah

setempat bahwa calon pendaftar benar-benar bekerja di bidang usaha

perikanan.

Kriteria lain yang juga sangat penting diperhatikan adalah terkait ada

tidaknya kepemilikan sarana dan prasarana usaha perikanan oleh calon

pendaftar. Sebab calon pendaftar program kartu KUSUKA yang dapat

diterima hanya jika beliau memiliki sarana dan prasarana usaha perikanan

kepemilikan sendiri. Sehingga bagi para nelayan ataupun masyarakat Kota

Kendari yang bergerak diusaha perikanan namun tidak memiliki tempat

sarana dan prasarana sendiri maka tidak dapat mendaftar pada program

Kartu Kusuka.

Dari hasil studi dokumentasi, diketahui bahwa sasaran program kartu

Kusuka terbagi atas dua jenis pelaku usaha perikanan yakni perseorangan

dan korporasi.
1. Perseorangan

Dalam hal kriteria pelaku usaha perseorangan, terdapat beberapa

kriteria umum dan khusus yang menjadi pertimbangan penerima kartu

Kusuka yang berbeda-beda tergantung jenis usaha perikanan yang

digeluti. Secara umum, data yang perlukan adalah berupa Nomor

Induk Kependudukan (NIK), Nama (sesuai KTP), Nomor NPWP,

Nomor SIUP, Jenis Kelamin, Tempat Tanggal Lahir, Nomor HP,

Email, Alamat, Tahun Mulai Usaha, Status Perkawinan, Jumlah

Anggota Keluarrga ditanggung, dan Pendidikan yang ditamatkan.

Kemudian kriteria khusus untuk profesi Nelayan, diperlukan data

diantaranya Keterangan Profesi Nelayan tersebut sebagai mata

pencaharian utama atau sebagai sampingan atau tambahan, Total

Pendapatan Kotor Tahunan, dan Sarana Penangkapan/Pengangkutan

Ikan yang mencakup:

- Jenis usaha (penangkapan laut, Penangkapan Perairan Umum

Daratan (PUD), atau pengangkutan ikan).

- Jenis pendaratan (pelabuhan atau non pelabuhan).

- Jenis perairan (sungai, danau, waduk, rawa, atau genangan air

lainnya).

- Status milik (milik sendiri, sewa, kerjasama/bagi hasil, atau

pekerja).

- Jenis kapal (kapal motor, kapal motor tempel, kapal tanpa motor,

atau tanpa kapal).


- Nama dan Spesifikasi kapal (ukuran, daya mesin, API

Utama/Tambahan, dan jumlah API).

Bagi profesi Pembudidaya Ikan, informasi data yang diperlukan

terdiri atas Keterangan profesi sebagai mata pencaharian utama atau

tambahan, total pendapatan kotor tahunan, dan sarana budidaya ikan

yang mencakup:

- Klasifikasi, terdiri dari pembesaran, pembenihan, dan ikan hias.

- Status milik (milik sendiri, sewa, atau kerjasama/bagi hasil).

- Spesifikasi Lahan (Total luas lahan dan luas lahan yang digunakan).

Bagi profesi Petambak Garam, informasi data yang diperlukan

terdiri atas Keterangan profesi sebagai mata pencaharian utama atau

tambahan, total pendapatan kotor tahunan, dan sarana tambak garam

yang mencakup:

- Jenis usaha (tambak garam atau non tambak garam).

- Status milik (milik sendiri, sewa, atau kerjasama/bagi hasil).

- Spesifikasi Lahan (luas lahan).

Bagi profesi Pemasar Ikan, informasi data yang diperlukan terdiri

atas keterangan profesi sebagai mata pencaharian utama atau

tambahan, total pendapatan kotor tahunan, dan sarana pemasaran ikan

yang mencakup:

- Jenis lokasi (pasar, TPI, atau lainnya).

- Jenis usaha (grosir atau eceran)

- Nama Pasar/TPI/Lainnya dan alamat kios.


Bagi profesi Pengolah Ikan, informasi data yang diperlukan

terdiri atas Keterangan profesi sebagai mata pencaharian utama atau

tambahan, total pendapatan kotor tahunan, kapasitas total terpasang,

jumlah cold storage, kapasitas total cold storage, nilai aset, sertifikasi,

kepemilikan modal, jumlah tenaga kerja dan sarana pengolahan ikan

yang mencakupkegiatan/komoditas dan jenis produk olahan serta

alamat.

2. Korporasi

Dalam hal kriteria pelaku usaha korporasi, umumnya data yang

dibutuhkan meliputi informasi bentuk usaha, nama instansi/korporasi,

alamat kantor, nomor telpon, email, tahun terbentuk, nomor NPWP

korporasi/instansi, nomor SIUP, nomor TDP, nomor Akte Pendirian,

dan nomor SK Pengesahan serta diperlukan data Penanggung Jawab

atau anggota pengurus.

Sementara secara khusus bagi korporasi yang bergerak dalam

bidang profesi nelayan, diperlukan data diantaranya Keterangan

Profesi tersebut sebagai mata pencaharian utama atau sebagai

sampingan atau tambahan, Total Pendapatan Kotor Tahunan, dan

Sarana Penangkapan/Pengangkutan Ikan yang dimiliki oleh Korporasi.

Untuk korporasi pembudidaya ikan dan pertambakan garam,

dibutuhkan data berupa keterangan Profesi sebagai mata pencaharian

utama atau sebagai sampingan atau tambahan, Total Pendapatan Kotor

Tahunan, dan Sarana Budidaya Ikan/Tambak Garam yang dimiliki


oleh korporasi meliputi klasifikasi usaha, status milik, total luas lahan

dan luas lahan yang digunakan.

Untuk korporasi yang bergerak dalam hal pemasaran ikan,

dibutuhkan data berupa Keterangan Profesi sebagai mata pencaharian

utama atau sebagai sampingan atau tambahan, Total Pendapatan Kotor

Tahunan, dan Sarana pemasaran Ikan yang dimiliki oleh korporasi.

Namun bagi korporasi yang melakukan kegiatan pemasaran

(ekspor/impor) antar pelabuhan maka diperlukan tambahan data

meliputi keterangan lingkup usaha (ekspor/impor/domestik/PPJK),

kelengkapan administratif, sertifikat, permohonan pelayanan, frekuensi

pelayanan, jumlah karyawan dan media pembawa (ikan konsumsi, non

konsumsi, atau lainnya).

Dalam wawancara bersama Bapak Yusran selaku Nelayan, beliau

megungkapkan adanya permasalahan data nelayan yang keluar pada tahun

2020-2021 baru-baru ini:

“Dalam pertemuan di kantor Kelurahan Bungkutoko baru-baru ini, saya


mengutarakan adanya masalah pada data penerima kartu Kusuka yang
kebanyakan keluar namanya bukanlah seorang nelayan. Kita protes
akan hal itu karna undang-undang dengan jelas menyatakan bahwa para
nelayan harus diprioritaskan. Sebagai contoh ada nama penerima Kartu
Kusuka yang sebenarnya tidak pernah melaut lagi, meski di KTP nya
masih tertera sebagai nelayan namun saat ini tidak berprofesi nelayan
lagi”. (Wawancara, 14 Agustus 2021).

Dalam wawancara tersebut diketahui bahwa masih adanya kesalahan

data nelayan dilapangan dimana pada data penerima kartu Kusuka yang

telah dikeluarkan pada tahun 2020-2021 terdapat beberapa perbedaan data

antara informasi pekerjaan pada KTP yang memang menunjukkan profesi


sebagai nelayan namun sebenarnya pihak yang bersangkutan sudah tidak

bekerja lagi disektor perikanan atau bekerja di bidang lain.

Permasalahan ini menunjukkan masih adanya faktor human error

dalam proses pendataan nelayan calon penerima kartu Kusuka di Kota

Kendari, mengingat disisi lain kriteria penerima kartu Kusuka di Kota

Kendari seyogyanya telah ditetapkan melalui penyaringan kriteria yang

ketat dan terukur bahwa benar-benar calon penerima kartu Kusuka

merupakan pelaku usaha perikanan yang memenuhi syarat.


4.2.3. Ketepatan Waktu Pelayanan Program Kartu Kusuka.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sutrisno (Arif, 2018:71), ketepatan

waktu yang dimaksud disini ialah penggunaan waktu pelaksanaan program

apakah telah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Pada

penelusuran dokumentasi di Kantor Dinas Perikanan Kota Kendari,

peneliti tidak menemukan adanya keterangan waktu pelayanan program

Kartu Kusuka yang jelas. Dari hasil wawancara bersama Ibu Rista selaku

staff Kasi Produksi, Kemitraan Usaha dan IPTEK beliau mengungkapkan:

“Untuk pelayanan Kartu Kusuka, pada dasarnya kepesertaan kartu


Kusuka dapat langsung dibuat dan dicetak pada hari yang sama karena
prosesnya secara elektronik namun untuk kartu yang dilinkan ke Bank
BNI memerlukan proses dari Bank BNI.” (Wawancara, 12 Agustus
2021).

Senada dengan itu, Ibu Hasmiah selaku penyuluh perikanan Dinas

Perikanan Kota Kendari, beliau mengungkapkan:

“Masalah waktu pelayanan sebenarnya dapat diselesaikan kapan saja


sepanjang data yang dimiliki oleh pendaftar lengkap berupa KTP, Kartu
Nelayan, dan informasi detil lainnya sampai valid, pada saat itu juga
dapat dibuatkan kartu Kusukanya” (Wawancara, 26 Agustus 2021).

Hal ini sesuai dengan pengakuan dari Bapak Asrar yang merupakan

salah satu nelayan penerima kartu Kusuka, beliau mengungkapkan:

“Waktu itu pengurusannya sekitar sehari dua hari saja sudah ada
panggilan di kelurahan untuk mengambil kartu Kusuka”. (Wawancara,
13 Agustus 2021).

Ibu Hartati selaku Kasi Produksi, Kemitraan Usaha dan Iptek, beliau

menambahkan:

“Proses pencetakan kartu Kusuka dapat dilakukan dihari yang sama


sepanjang data yang dimiliki oleh calon penerima tergolong valid di
sistem Kementerian.” (Wawancara, 29 Juli 2021).
Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa waktu proses

pelayanan kartu Kusuka di Dinas Perikanan Kota Kendari terbilang cepat

yang sebagaimana diketahui proses pelayanan kartu kusuka ini melalui

beberapa tahapan yakni pertama, pendaftaran kartu Kusuka baik dilakukan

oleh para penyuluh perikanan dilapangan ataupun pelaku usaha yang

mendaftar di Kantor Dinas Perikanan secara langsung.

Kedua, penginputan data-data calon penerima Kartu Kusuka sesuai

dengan syarat kriteria khusus yang telah diatur dalam perundang-

undangan. Ketiga, proses validasi data oleh Kementerian, Keempat, proses

pencetakan kartu Kusuka oleh Dinas Perikanan, dan kelima, proses

aktivasi kartu Kusuka di Bank BNI.

Mulai dari proses pendaftaran hingga pencetakan Kartu Kusuka

dapat dilaksanakan dalam satu hari kerja dengan ketentuan bahwa calon

penerima Kartu Kusuka telah masuk dalam kriteria valid menurut data

Kementerian. Selanjutnya bagi pelaku usaha yang telah mendaftar dan

mendapatkan kartu Kusuka baik di Dinas Perikanan Kota Kendari maupun

kartu Kusuka yang telah disalurkan ke Kantor Kelurahan setempat dapat

melakukan aktivasi Kartu Kusuka di Kantor Bank BNI dengan deposit

minimal Rp 100.000,- agar dapat menerima segala bentuk manfaat dari

Program Kartu Kusuka.


4.2.4. Ketercapaian Tujuan Program Kartu Kusuka.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sutrisno (Arif, 2018:71), ketepatan

tujuan yang dimaksud disini ialah dilihat dari ketercapaian tujuan program

yang telah dijalankan. Diketahui bahwa tujuan dari diselenggarakannnya

program kartu KUSUKA adalah untuk melindungi dan memberdayakan

para pelaku usaha kelautan dan perikanan, percepatan pelayanan,

peningkatan kesejahteraan serta menciptakan efektivitas dan efisiensi

program-program Kementerian Kelautan dan Perikanan agar tetap sasaran

dan bentuk pendataan kepada pelaku usaha kelautan dan perikanan.

Dalam wawancara bersama bapak Ismail selaku penerima bantuan

program kartu KUSUKA,beliau mengatakan:

“dengan adnya kartu ini Alhamdulillah dapat membatu usaha kami, dari
kartu ini kamu mendapatkan bebera manfaat, salsatunya mempermudah
dalam transak ionline, jadi kartu ini lansung tercetak dibank berbentuk
kartu atm sehingga mempermudah untuk meminjam uang di bank”
(Wawancara, 13 Agustus 2021).

Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa kertu kusuka ini

sangat bermanfaat begi para pelaku usaha nelayan dan juga mempu

menunjang kesejahteraan masyarakat nelayan bagi mereka yang

mendapatkan kartu KUSUKA. Program kartu KUSUKA ini tentu

memiliki beragam manfaat salah satunya menjadi bentuk perlindungan dan

pemberdayaan bagi para pelaku usaha kelautan dan perikanan.

Berdasarkan wawancara oleh bapak Abdul Aziz selaku penerima bantuan

program kartu kusuka beliau mengatakan :

“Kartu ini juga memberikan pelayana dalam hal memudahkan


pengajuan asuransi nelayan ketika misalnya kami mengalami
kecelakaan pada saat melaut, dengan kartu ini kami lebihmuda bisa
mendapatkan asuransi kesehatan dari kementrian kelautan dan
perikanan malalui kartu kusuka.” (Wawancara, 13 Agustus 2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa masyarakat

merasa terbantu dengan adanya kartu ini, melalui program kartu kusuka

kementrian kelautan dan perikanan sangat memudahkan bagi para pelaku

usaha kelautan dan perikanan dan mewujudkan kepedulian pemerintah

terhadap pelaku usaha pada sektor perikanan.

Dalam wawancara bersama Ibu Hartati selaku Kasi Produksi,

Kemitraan Usaha dan Iptek, beliau menguraikan:

“Kartu kusuka itu harus dipahami manfaatnya, Pertama, sebagai


identitas pelaku usaha, Kedua ini menjadikan basis data bahwasanya
di kota kendari berapa jumlah sebenarnya pelaku usaha di sektor
perikanan. Ketiga terdapat program perlindungan dari kementrian bagi
yg pelaku usaha yg sudah terdata di kartu kusuka. Keempat adalah
program pemberdayaan” (Wawancara, 29 Juli 2021)

Dari hasil wawancara tersebut diketahui setidaknya terdapat empat

tujuan utama dari program kartu Kusuka yang berorientasi lebih kepada

manfaat bagi para pelaku usaha sektor perikanan di Kota Kendari yakni

diantaranya:

1. Sebagai identitas pelaku usaha perikanan Kota Kendari.

Kartu Kusuka layaknya seperti sebuah kartu yang menjadi id

entitas dari seluruh pelaku usaha perikanan yang telah terdaftar di Kota

Kendari. Hal ini dapat kita lihat dari informasi apa saja yang terdapat

dalam kartu Kusuka, mulai dari Nama Pelaku Usaha, Profesi Pelaku

Usaha, Alamat Pelaku Usaha, Nomor Induk Kependudukan orang


perseorangan atau penanggung jawab korporasi, Masa berlaku, Kode

QR Identitas dan informasi tambahan di kartu Kusuka berupa tempat

dan tanggal lahir orang perseorangan atau penanggung jawab

korporasi, Profesi tambahan Pelaku Usaha, Tahun Register, Nomor

Telepon dan Sarana dan prasarana produksi yang digunakan.

Gambar 4.2. Kartu Kusuka Milik Nelayan Kota Kendari

Sumber: Dokumentasi Penulis.

2. Sebagai pengumpulan basis data para pelaku usaha perikanan di Kota

Kendari.

Kartu Kusuka juga menjadi kegiatan pengumpulan data valid

mengenai kuantitas para pelaku usaha sektor perikanan di Kota

Kendari yang sehingga dapat menjadi basis data yang akurat dan dapat

bermanfaat bagi pemerintah khususnya dalam mempertimbangkan

segala kebijakan yang perlu dirumuskan untuk kesejahteraan para

pelaku usaha perikanan kedepannya. Diketahui saat ini telah terdapat


6.989 orang yang tecatat di basis data Dinas Perikanan Kota Kendari

sebagai pelaku usaha perikanan, 3.880 orang diantaranya telah

terdaftar dalam program kartu Kusuka.

3. Sebagai program perlindungan kepada para pelaku usaha perikanan di

Kota Kendari.

Program perlindungan yang dimaksud adalah layanan asuransi

yang dapat diterima oleh setiap para pelaku usaha perikanan. Terdiri

atas dua yakni asuransi jiwa dan asuransi budidaya. Profesi nelayan

dikhususkan untuk para nelayan yang dinilai memiliki resiko tinggi

dalam pekerjaannya. Sedangkan untuk asuransi budidaya lebih

diberikan kepada para pengusaha perikanan karena dinilai memiliki

resiko lebih kecil. Asuransi tersebut dapat melalui Bantuan Pemerintah

Asuran Nelayan (BPAN) ataupun asuransi secara mandiri melalui

BPJS Ketenagakerjaan maupun Jasindo.

Pada penelusuran dokumentasi, terlihat bahwa sejak

pemberlakuan program kartu Kusuka di Kota Kendari baik para

pengusaha perikanan ataupun para nelayan telah memperoleh

pelayanan asuransi baik jenis asuransi jiwa maupun asuransi budidaya.

Terakhir pada 2 Februari 2021, dimana sebelas nelayan sebagai pelaku

usaha perikanan mendapatkan klaim asuransi mereka sebesar 498 juta

Rupiah.

4. Sebagai program pemberdayaan para pelaku usaha perikanan di Kota

Kendari.
Program pemberdayaan yang dimaksud merupakan sebuah

bantuan pemerintah yang dapat diterima oleh para pelaku usaha

perikanan baik berupa pelatihan-pelatihan ataupun bantuan sarana dan

prasarana perikanan untuk menunjang mutu kualitas hasil perikanan

baik bantuan dari kementerian maupun dari APBD.

Dari hasil penelusuran dokumentasi terlihat pada 2 Februari 2021,

14 Kelompok Usaha Budidaya Perikanan yang terdaftar sebagai

penerima kartu Kusuka di Kota Kendari mendapatkan bantuan sarana

dan prasarana berdasarkan jenis komoditi yang digeluti seperti

Budidaya Ikan Hias, Budidaya Cacing Sutera, Budidaya Ikan Ember,

Budidaya Cyprinus dan lain-lain.

Dari urain hasil penelitian diatas, terlihat bahwa pencapaian tujuan

dari penyelenggaraan program kartu Kusuka telah terlaksana dengan baik.

Mulai dari manfaatnya sebagai identitas khusus pelaku usaha perikanan

yang kemudian menjadi dasar dari pengumpulan basis data pelaku usaha

sektor perikanan di Kota Kendari. Kemudian dari tercapainya penyerahan

klaim asuransi dari para nelayan hingga penerimaan bantuan sarana dan

prasarana budidaya bagi para pelaku usaha budidaya perikanan di Kota

Kendari.
4.2.5. Perubahan Nyata dari Program Kartu Kusuka.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sutrisno (Arif, 2018:71), aspek

perubahan nyata yang dimaksud disini ialah dilihat dari sejauhmana suatu

program tersebut memberikan efek serta perubahan nyata. Maka dalam hal

ini yang menjadi perhatian adalah terkait dengan manfaat nyata yang telah

dirasakan oleh masyarakat pelaku usaha perikanan penerima kartu Kusuka.

Diketahui terdapat beberapa manfaat dari program kartu Kusuka bagi

masyarakat yang berprofesi sebagai pelaku usaha di sektor perikanan Kota

Kendari diantaranya memudahkan para pelaku usaha perikanan dalam

mengakses transaksi online. Selain itu, dapat memudahkan unntuk

mengakses pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) kepada pelaku usaha

perikanan dan juga bermanfaat dalm proses pengajuan asuransi jiwa dan

budidaya nelayan.

Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa telah terdapat beberapa

pelaku usaha perikanan yang menjadi peserta program Kartu Kusuka

mendapatkan bantuan berupa sarana dan prasarana operasi usahanya dan

mendapatkan klaim asuransi. Hal itu telah memberikan kepada kita sedikit

gambaran bahwa program kartu Kusuka di Kota Kendari telah dapat

memberikan dampak nyata terhadap kemajuan usaha-usaha perikanan di

Kota Kendari.
Gambar 4.3.
Penyerahan Klaim Asuransi dan Bantuan Sarana Prasarana
Kepada Peserta Kartu Kusuka di Kota Kendari

Sumber: Kendarikota.go.id

Untuk menelusuri lebih lanjut mengenai dampak nyata yang diterima

oleh para pelaku usaha perikanan Kota Kendari atas program Kartu

Kusuka, maka peneliti melakukan proses wawancara kepada beberapa

nelayan di Kota Kendari yang telah menerima kartu Kusuka.

Dimana hasil wawacara tersebut dapat dilihat bahwa terdapat

beberapa nelayan pada tahun 2020 telah mendapatkan bantuan sarana dan

prasarana melaut dengan total berkisar 6 jutaan berupa perahu, pukat, dan

lain-lain. Selain itu, para nelayan merasa terbantu dengan adanya berbagai
bantuan selama masa pandemi Covid-19 karena seringkali mereka terpaksa

tidak melaut atau berhenti sejenak disebabkan kondisi darurat ini.

Tahun 2020 Kemarin, pada tanggal 18 Juni 2020 pihak Pemerintah

Kota Kendari menyalurkan Bantuan Lansung Tunai (BLT) sebesar 300

ribu kepada 1.355 nelayan terdampak pandemi covid-19. Para nelayan

tersebut merupakan mereka yang telah memiliki kartu Kusuka.

Bulan kemarin pun tepatnya pada 4 Agustus 2021, sebanyak 1.178

nelayan di Kota Kendari kembali menerima Bantuan Lansung Tunai

(BLT) sejumlah 300 ribu dari Pemerintah Kota Kendari sebagai bantuan

atas dampak pandemi yang mengakibatkan kurangnya pendapatan para

nelayan dari akibat turunnya daya beli masyarakat. Bantuan ini disalurkan

di dua Kecamatan yakni Kecamatan Kendari Barat dan Kendari ditambah

8 Kelurahan.

Para nelayan yang tercatat tersebut hanyalah bagi mereka yang

memenuhi syarat salah satunya wajib terdaftar sebagai peserta program

Kartu Kusuka. Syarat lainnya berupa wajib menunjukkan identitas diri

berupa KTP domisili Kota Kendari, tidak memiliki kapal diatas 3 Gross

Tonnage (GT) dan belum mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah

baik bantuan program keluarga harapan (PKH) maupun bantuan sembako.

Dari hasil penelusuran data diatas maka dapat kita lihat bahwa

program kartu Kusuka di Kota Kendari telah memberikan dampak nyata

kepada para pelaku usaha perikanan di Kota Kendari, pasalnya selain

dapat memberikan jaminan keamanan kerja dalam bentuk asuransi jiwa


dan budidaya, para pelaku usaha perikanan di Kota Kendari juga diberikan

kemudahan dalam hal mengakses segala bentuk bantuan yang disalurkan

oleh pemerintah kepada para pelaku usaha disektor perikanan.


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan.

Dari pemaparan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa efektivitas pelayanan program kartu Kusuka di kantor

Dinas Perikanan Kota Kendari yang dilihat dari lima indikator penelitian

terbilang baik. Dimana, dari aspek pemahaman program terlihat bahwa

persentase pemahaman program kartu Kusuka oleh pegawai Dinas Perikanan

mencapai nilai 94% atau sangat baik. Begitu pula dengan aspek ketepatan

sasaran, dimana proses penyaringan data calon penerima kartu Kusuka

dilakukan melalui proses yang ketat dan terintegrasi dengan data kementerian

sehingga penyaluran program kartu Kusuka dapat menjangkau pihak yang

benar-benar seorang pelaku usaha perikanan yang memenuhi syarat. Namun

meski begitu, masih terdapat indikasi kesalahan human error dalam proses

pendataan sehingga terdapat beberapa masyarakat yang terdaftar sebagai

nelayan namun sebenarnya sudah beralih profesi lain.

Dari segi ketepatan waktu, terlihat bahwa meski tidak terdapat patokan

waktu pelayanan yang jelas namun proses pelayanan kartu Kusuka terbilang

cepat yakni dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 24 jam selama data

pendaftar telah valid di Kementerian. Selain itu dari segi ketercapaian tujuan

dan adanya perubahan nyata,terlihat bahwa para pelaku usaha perikanan yang

telah memiliki kartu Kusuka telah mendapatkan manfaat berupa proses klaim

asuransi dan bantuan sarana prasarana perikanan,

62
5.2. Saran.

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan

beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan, yang diantaranya

sebagai berikut:

a. Hendaknya kemungkinan adanya kesalahan human error dalam proses

penginputan data pelaku usaha perikanan Kota Kendari dapat dibenahi

dan perlu adanya pengawasan lebih.

b. Hendaknya diperlukan sosialisasi secara intensif mengenai penggunaan

Kartu Kusuka kepada para pelaku usaha perikanan yang terdaftar dalam

program kartu Kusuka, mengingat masih banyaknya masyarakat nelayan

yang kebingungan dalam mempergunakan kartu Kusuka yang

diterimanya.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Badan Pusat Statistik. (2021). Kota Kendari dalam Angka 2021, Kendari: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2020). Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sulawesi
Tenggara Menurut Lapangan Usaha, Kendari: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2020). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari


2020, Jakarta: BPS.

Maulidiah, Sri. (2014). Pelayanan Publik-Pelayanan Terpadu Administrasi


Kecamatan (PATEN), Bandung: CV. Indra Prahasta.

Nurdin, Ismail. (2019). Kualitas Pelayanan Publik, Surabaya: Penerbit Media


Sahabat Cendekia.

Rianto, Puji. (2020). Modul Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:


Komunikasi UII.

Salim, Zamroni. (2016). Standarisasi Produk Perikanan dan Olahannya dalam


Penguatan Pasar Ekspor, Jakarta: LIPI Press.

Sellang, Kamaruddin. (2016). Administrasi dan Pelayanan Publik, Yogyakarta:


Penerbit Ombak.

Siyoto, Sandu dan M. Ali Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian,


Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Wibawa, Arif, et.al. (2020). Kajian Fiskal Regional Provinsi Sulawesi Tenggara
2019, Kendari: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi
Tenggara.

Sumber Jurnal

Amalo, Christo Vorando. (2019). Soda Molek: Efektivitas Pelayanan Publik di


Kelurahan Naikoten II Kec. Kota Raja Kota Kupang, diakses dari
https://jurnalinovkebijakan.com/index.php/JIK/article/view/39, pada
tanggal 9 Februari 2021 pukul 09.20 WITA.

Arif, Muhammad Andy. (2018). Efektivitas Pelayanan Publik dalam Penerapan


Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) di Kantir
Imigrasi Kelas I Polonia Medan, diakses dari http://jurnal.dharma
wangsa.ac.id/index.php/jupublik/article/view/405, pada tanggal 11
Februari 2021 pukul 23.00 WITA.
Asti, Firda Anggraini, Normajatun, dan Sugiannor. (2020). Efektivitas Pelayanan
Publik pada Sistem Pelayanan Terpadu di Kantor Kec. Pelaihari Kab.
Tanah Laut, diakses dari http://eprints.uniska-bjm.ac.id/2577/, pada
tanggal 12 Februari 2021 pukul 11.00 WITA.

Dahlan, Nurul Khasanah, Farida Patitting, dan Kahar Lahae. (2020). Kesadaran
Hukum Masyarakat dalam Implementasi Kebijakan Asuransi Nelayan di
Kab. Bulukumba, diakses dari http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/
syariah/article/view/10072, pada tanggal 13 Februari 2021 pukul 23.30
WITA.

Daniarsyah, Dida. (2019). Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Program Kartu


Kusuka pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, diakses dari
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS/article/view/7552, pada
tanggal 14 Februari 2021 pukul 15.00 WITA.

Jumarianto. (2016). Efektivitas Pelayanan Publik Berdasarkan UU No. 24/2013


(Studi Penelitian pada Kantor Kec. Barambi, Kab. Barito Kuala), diakses
dari http://ejurnal.untag-smd.ac.id/index.php/LG/article/view/2863, pada
tanggal 5 Februari 2021 pukul 10.00 WITA.

Lopes, Rizali. (2013). Efektivitas Pelayanan Publik di Kecamatan Kendahe Kab.


Sangihe, diakses dari https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/governance/
article/view/1503, pada tanggal 5 Februari 2021 pukul 19.20 WITA.

Monoarfa, Heryanto. (2012). Efektivitas dan Efisiensi Penyelenggaraan


Pelayanan Publik, diakses dari http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/
article/view/891, pada tanggal 7 Februari 2021 pukul 21.30 WITA.

Nasriyah, Pigoselpi Anas. (2018). Identifikasi Potensi dan Analisis Masalaha


Sumber Daya Perikanan di Kec. Nambo Kota Kendari Prov. Sulawesi
Tenggara, diakses dari https://www.neliti.com/id/publications/283157/id
entifikasi-potensi-dan-analisis-masalah-sumber-daya-perikanan-di-
kecamatan-nam, pada tanggal 13 Februari 2021 pukul 10.30 WITA.

Pathony, Tony, Kusman Yuhana, dan Iwan Henri Kusnadi. (2020). Efektivitas
Program Pemberdayaan Nelayanan pada Dinas Perikanan Kab. Subang
(Studi Kasus di Kec. Blanakan), diakses dari https://www.google.com /url?
q=https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/bisnis/article/download/
914/777&sa=U&ved=2ahUKEwi6zc-
6__LuAhVFgOYKHf07A8cQFjAAegQI
ABAB&usg=AOvVaw3bn0sBRWJfrYBwUM-bVj04, pada tanggal 9
Februari 2021 pukul 22.30 WITA.

Ratumakin, P. Adrianus K. L., dan Hendrikus L. Kaha. (2020). Pengakuan


Formal dan Pemenuhan Hak Nelayan (Evaluasi Pelaksanaan Kartu
Nelayan di Kota Kupang), diakses dari
https://journal.unwira.ac.id/index.php/JAP/ article/view/425, pada tanggal
14 Februari 2021 pukul 22.30 WITA.

Razak, Arman. (2016). Efektivitas Pelayanan di Balai Diklat Keagamaan


Manado, diakses dari https://adoc.pub/efektifitas-pelayanan-di-balai-
diklat-keagama an-manado-oleh-.html, pada tanggal 8 Februari 2021 pukul
14.00 WITA.

Rinaldi, Rudi. (2012). Analisis Kualitas Pelayanan Publik (Studi pada Biro
Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara), diakses dari
https://ojs.uma.ac.id/index.php/adminpublik/article/view/945, pada tanggal
13 Februari 2021 pukul 19.00 WITA.

Saputra, Munir dan A. H. Rahadian. (2018). Analisis Efektivitas Pelayanan


Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kec. Cimanggis, Kota
Depok, diakses dari https://www.google.com/url?q=https://ojs.stiami.ac.id/
index.php/reformasi/article/download/275/165&sa=U&ved=2ahUKEwjM
7sXl__LuAhXFc30KHQYAAoAQFjAAegQIABAB&usg=AOvVaw0M5
TIQnPRlZ9OpS8TcBj2b, pada tanggal 10 Februari 2021 pukul 16.30
WITA.

Susantri, Ani Eka, Dasman Lanin dan Nora Eka Putri. (2018). Efektivitas
Pelaksanaan Program Pelayanan Publik Plus di Kecamatan Kuranji Kota
Padang, diakses dari http://jess.ppj.unp.ac.id/index.php/JESS/article/do
wnload/52/34/, pada tanggal 29 Agustus 2021, pukul 15:17 WITA.

Wulandari, Herlina, Afifuddin dan Suyeno. (2020). Efektivitas Inovasi Program


Pelayanan Publik Berbasis E-Government, diakses dari
http://riset.unisma .ac.id/index.php/rpp/article/view/7926, pada tanggal 11
Februari 2021 pukul 17.00 WITA.

Sumber Perundang-Undangan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 39/PERMEN-KP/2017 tentang


Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan.

Peraturan Daerah Kota Kendari No. 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Kendari.

Peraturan Walikota Kendari No. 2 Tahun 2020 tentang Kedudukan, Susunan


Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perikanan Kota
Kendari.

Sumber Website

Antaranews.com. (2020). Pemkot Kendari Salurkan Bantuan Tunai 1.355


Nelayan terdampak Covid-19, diakses dari https://www.antaranews.com/
berita/1561396/pemkot-kendari-salurkan-bantuan-tunai-1355-nelayan-
terdampak-covid-19, pada tanggal 4 September 2021 pukul 12.38 WITA.

Diskominfo. (2021). Walikota Kendari Serahkann Bantuan Budidaua Perikanan


dan Kusuka di Anawai, diakses dari https://www.kendarikota.go.id/berita
/walikota-kendari-serahkan-bantuan-budidaya-perikanan-dan-kusuka-di-
anawai/, pada tanggal 20 Agustus 2021 pukul 09.00 WITA.

DKP Kota Kendari. (2019). DKP Kota Gandeng HNSI Sosialisasikan Kartu
Kusuka dan Asuransi Nelayan, diakses dari http://dkp-kendari.info/
berita/dkp-kota-gandeng-hnsi-sosialisasikan-kartu-kusuka-dan-asuransi-
nelayan, pada tanggal 25 Februari 2021, pukul 19:51 WITA.

DKP Kota Kendari. (2020). Dinas Perikanan Melakukan Sosialisasi Program


Kegiatan Kepada Masyarakat Pesisir, diakses dari http://dkp-
kendari .info/berita/dinas-perikanan-melakukan-sosialisasi-program-
kegiatan-kepada-masyarakat-pesisir?gvas=red, pada tanggal 25 Februari
2021, pukul 19:00 WITA.

Kendarinews. (2021). Sekira 4000 Nelayan di Kota Kendari memiliki Kartu


Kusuka, diakses dari https://kendarinews.com/sekira-4-000-nelayan-di
kendari-memiliki-kartu-kusuka/, pada tanggal 27 agustus 2021 pukul
12.30 WITA

MK., Sultan. (2020). Enggan Daftar Kartu Kusuka, Pelaku Usaha Perikanan di
Kendari "Kering" Bantuan Pusat, diakses dari https://metro.mediakendari.
com/enggan-daftar-kartu-kusuka-pelaku-usaha-perikanan-di-kendari-
kering-bantu an-pusat/86256/, pada tanggal 15 Februari 2021 pukul 22.00
WITA.

Putra, Germawan Dwi. (2019). Problematika Nelayan Indonesia, diakses dari


http://indonesiabaik.id/infografis/problematika-nelayan-indonesia, pada
tanggal 15 Februari 2021 pukul 04.00 WITA.

Soleh, Kaharuddin. (2018). Gambaran Potensi, Produksi, dan Pemasaran Produk


Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Tenggara, diakses dari
https://kkp.go.id/djpdspkp/bbp2hp/artikel/4173-gambaran-potensi-
produksi-dan-pemasaran-produk-perikanan-dan-kelautan-provinsi-
sulawesi-tenggara, pada tanggal 15 Februari 2021 pukul 11.30 WITA.

Sultranesia.id. (2021). 1.178 Nelayan Dapat Bantuan dari Pemkot Kendari,


diakses dari https://www.sultranesia.id/9986/1-178-nelayan-dapat-bantuan
-dari-pemkot-kendari/, pada tanggal 4 September 2021 pukul 12.25 WITA.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA

1. Ketepatan Sasaran:
(Pemerintah)
- Siapa saja pihak yang menjadi sasaran dari program Kartu Kusuka ?
- Apa saja kriteria pihak yang menjadi sasaran dari program Kartu Kusuka ?

(Masyarakat Penerima Layanan)


- Menurut Anda, apakah program kartu Kusuka di Kota Kendari telah
menjangkau setiap nelayan yang membutuhkan program ini ?

2. Ketepatan Waktu:
(Pemerintah)
- Berapa lama standar waktu pelayanan pendaftaran dan pencetakan Kartu
Kusuka ?

(Masyarakat Penerima Layanan)


- Menurut Anda, apakah waktu pelayanan dikantor ini telah sesuai dengan
ketentuan yang ada ?

3. Pencapaian Tujuan:
(Pemerintah)
- Berapa target pendaftaran dan pencetakan Kartu Kusuka selama tahun
2019-2020 ?
- Bagaimana hasil realiasasi target pendaftaran dan pencetakan Kartu
Kusuka selama tahun 2019-2020

4. Perubahan Nyata:
(Pemerintah)
- Apa saja dampak dari adanya program Kartu Kusuka bagi para nelayan
Kota Kendari ?

(Masyarakat Penerima Layanan)


- Melalui penggunaan Kartu Kusuka, apa saja dampaknya terhadap bisnis
Anda ?

Keterangan:

Pedoman wawancara diatas hanya menjadi acuan atau panduan peneliti dalam
melakukan proses wawancara dilapangan, dimana akan dilakukan pengembangan
pertanyaan sesuai dengan situasi dan kondisi dilapangan.
GAMBAR DOKUMENTASI

Kuisioner pendaftaran Kartu Kusuka

Anda mungkin juga menyukai