Anda di halaman 1dari 86

TRAINING PLTU PT MAKMUR

SEJAHTERA WISESA

MODUL BOILER
Bagian 1
RIWAYAT HIDUP
NAMA : SUDIRMANTO
TEMPAT/TGL. LAHIR : JAKARTA, 09 OKTOBER 1958
ALAMAT : JALAN QOMARI 1, BLOK D No. 25
PERUMAHAN VILA ILHAMI
KARAWACI, TANGERANG, B A N T E N
KELUARGA : BERISTRI DENGAN 3 ANAK
NOMOR TELPON : 08122867415 & 087771106768
EMAIL : pakde.sudirmanto@gmail.com

RIWAYAT PEKERJAAN
•Pembangkit Listrik Tenaga Uap Muara Karang Tahun 1979 – 1984
•Pembangkit Listrik Tenaga Air Saguling Tahun 1984 – 1987
•Pembangkit Listrik Tenaga Uap Bukit Asam Tahun 1994 – 1997
•Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tambak Lorok Tahun 2001 – 2006
•Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya Tahun 1987 – 1994
•Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya Tahun 1997 – 2000
•Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya Tahun 2008 – 2010
•Kepala Audit Internal PT IP Kantor Pusat Tahun 2010 – 1994
•Dosen STT PLN Jakarta Tahun 2012 – sek..
RIWAYAT PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR : SD BLOK B II PETANG, JAKARTA
TAMAT TAHUN 1970
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : SMP XI, JAKARTA
TAMAT TAHUN 1973
SEKOLAH TEKNIK MENENGAH PEMBANGUNAN :
STM PEMBANGUNAN, JAKARTA
TAMAT TAHUN 1977
JURUSAN MESIN
SEKOLAH TINGGI TEKNIK NASIONAL :
STTN CIKINI, JAKARTA
TAMAT TAHUN 1986
JURUSAN MESIN
SEKOLAH MANEJEMEN :
LPPM CIKINI, JAKARTA
TAMAT TAHUN 1999
JURUSAN MANAJEMEN
OPERASI
TRAINING PLTU PT MSW
MODUL BOILER

1. Prinsip Kerja (Working Principle)


2. Bagian Boiler Bertekanan (Pressure Part)
3. Sistem Air Pengisi (Feed Water System)
4. Sistem Uap Utama (Main Steam System)
5. Sistem Udara & Gas (Air & Gas System)
6. Sistem Bahan Bakar Cair (Liquid Fuel System)
7. Sistem batubara CFB (CFB Coal Fuel System)
8. Sistem Proteksi Boiler (Boiler Protection)
9. Rangkaian Logic (Logic Sequence)
10.Urutan Start, pembebanan & Stop ( Starting,
Loading & Shut Down Sequence)
1. PRINSIP KERJA (WORKING PRINCIPLE)

A. Teori Yang Digunakan pada PLTU


A.1. Siklus Rankine

PLTU adalah jenis Pembangkit Listrik Tenaga Thermal yang banyak


digunakan karena effisiensinya tinggi sehingga menghasilkan enegi
listrik yang ekonomis. PLTU juga merupakan mesin konversi energi
yang mengubah energi kimia bahan bakar menjadi energi listrik yang
konversi energinya berlangsung melalui tiga tahapan (seperti Gambar
2.1), yaitu :

1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas


dalam bentuk uap bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi di
Boiler.
2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran di Turbin.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik di Generator.
Temperatur &
Tekanan tinggi

Uap
Putaran Turbin

Bahan bakar BOILER TURBINE Poros GENERATOR Listrik

Energi Kimia Energi Panas menjadi Energi Mekanik


menjadi Energi Mekanik menjadi
Energi Panas Energi Listrik

Gambar 2.1. Proses Konversi Energi pada PLTU


PLTU menggunakan fluida kerja Air dan Uap yang bersirkulasi secara
tertutup (siklus tertutup) artinya menggunakan fluida kerja yang sama
secara ber-ulang-ulang.
Urutan sirkulasinya adalah sebagai berikut :
1. Pertama Air diisikan ke Boiler hingga penuh ke seluruh permukaan
pemindah panas, selanjutnya Air ini di[anaskan dengan Gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi Uap.
2. Kedua, Uap hasil produksi Boiler dengan tekanan dan temperatur
tertentu di arahkan untuk memutar Turbin sehingga menghasilkan Daya
mekanik berupa putaran.
3. Ketiga, Generator yang di kopel langsung dengan Turbin berputar
mengkasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnit
dalam kumparan, sehingga menghasilkan energi listrik dari terminal
output generator.
4. Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke Kondensor untuk
didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi Air yang
disebut Air Kondensat kemudian digunakan kembali sebagai Air Pengisi
Boiler,
5. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan ber-ulang-ulang.
(Lihat Gambar 2.2)
Proses a-b  Kompresi Isentropis Air dinaikkan tekanannya dari P1 ke P2 di Pompa Air
Peingisi.
Proses b-c  Air bertekanan dinaikkan temperaturnya sampai mendidih di LP/HP Heater dan
Ekonomiser.
Proses c-d  Air berubah menjadi Uap jenuh (Vapourising), proses Isothermis di Pipa Boiler
& Steam Drum.
Proses d-e  Uap dipanaskan lanjut (Superheated Vapour), proses Isobar di Superheater.
Proses e-f  Uap melakukan kerja Tekanan dan Temperaturnya turun, proses ekspansi
Isentropik di Turbin.
Proses f-a  Pembuangan panas laten uap dan merubahnya menjadi Air Kondensat, proses
Isobar Isothermis di Kondensor
Diagram Temperatur – Enthalphy &
Temperatur - Entrophy
Diagram Temperatur – Enthalphy &
Temperatur - Entrophy
Proses 1-2  Kompresi Isentropis Air dinaikkan tekanannya dari P1 ke P2 di Pompa Air
Peingisi.
Proses 2-3  Air bertekanan dinaikkan temperaturnya sampai mendidih di LP/HP Heater dan
Ekonomiser. Air berubah menjadi Uap jenuh (Vapourising), proses Isothermis
di Pipa Boiler & Steam Drum. Uap dipanaskan lanjut (Superheated Vapour),
proses Isobar di Superheater.
Proses 3-4  Uap melakukan kerja Tekanan dan Temperaturnya turun, proses ekspansi
Isentropik di Turbin.
Proses 4-5  Uap dipanaskan lanjut (Superheated Vapour),proses Isobar di Reheater.
Proses 5-6  Uap melakukan kerja Tekanan dan Temperaturnya turun, proses ekspansi
Isentropik di Turbin.
Proses 6-1  Pembuangan panas laten uap dan merubahnya menjadi Air Kondensat,
proses Isobar Isothermis di Kondensor
A.2. Perpindahan Panas pada PLTU.
A.2.1. Radiasi (pancaran).

Perpindahan Panas yang terjadi karena Pancaran/Sinaran/Radiasi


gelombang elektro magnetik, tanpa memerlukan media perantara.
 Dasar Hukum Stephan Boltzman.

Q = Ɛ.σ.A.T⁴ .............................................. ( 1.2)

Q = Jumlah panas yang dipancarkan ( W )


A = Luas permukaan terkena pancaran ( m²)
T = Suhu mutlak ( ºK )
σ = Tetapan Stefan – Boltzman, ……. ( W.m².ºK⁴ )
Ɛ = Emisivitas benda ( tdk ada satuan )
A.2.2. Konduksi (hantaran), ( k )

Proses perpindahan panas jika panas mengalir dari tempat yang


suhunya tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah, dengan media
penghantar panas tetap.  Dasar : Hukum Fourier .

Daya hantar panas konduksi (k) tiap zat berbeda-beda. Daya hantar
tinggi disebut penghantar panas (Konduktor Panas ) dan Daya
Hantar rendah adalah penyekat panas (Isolator Panas ).

Q = k * A * (T1-T2) / X .......................... (1.3.)

k : Koeffisien Perpindahan Panas Konduksi ( W/m.ºC )


A : Luas bidang perpindahan panas ( m² )
X : Panjang jalan perpindahan panas(tebal) ( m )
Q : Panas yang dipindahkan ( W )
T : Temperatur benda ( ºC )
Satuan k lainnya : ( Btu/hr.ft.ºF )
A.2.3. Konveksi (aliran / edaran), ( h )

Adalah Perpindahan panas yang terjadi antara permukaan padat


dengan fluida yang mengalir di sekitarnya, dengan menggunakan
media penghantar berupa fluida ( cairan/gas ).

Q = h * A * (T2 – T1) .................................. 1.4.)

Q = Panas yang dipindahkan ( W )


h = Koefisien perpindahan panas Konveksi suatu lapisan
fluida ( W/ m².ºC )
A = Luas perpindahan panas ( m² )
T = Temperatur benda ( ºC )
Dalam melaksanakan operasi perpindahan panas, perlu
diperhitungkan :
- Jumlah panas yang dipindahkan (Q)
- Perbedaan suhu (∆T = T2 – T1)
- Tahanan terhadap perpindahan panas (R).

Persamaan utama yg menghubungkan besaran – besaran diatas


adalah :

Q = A * (T2 – T1) / R = U * A * (T2 – T1) ...... (1.5)

Q = jumlah panas yang dipindahkan


R = tahanan terhadap perpindahan panas
U = 1/R = Koefisien perpindahan panas keseluruhan,
gabungan antara konduksi dan konveksi ( W / m². ºC )

Harga U atau R tergantung pada :


- Jenis zat (daya hantar)
- Kecepatan aliran
- Ada tidaknya kerak.
Perpindahan Panas Konduksi Perpindahan Panas Konveksi

Perpindahan Panas Radiasi


image

21
BOILER SALAH SATU KOMPONEN SISTEM PLTU

Fungsi dari Boiler

Boiler adalah alat yg befungsi untuk memanaskan air dgn menggunakan


panas pembakaran bahan bakar, panas ini dialirkan ke air sehingga
menghasilkan uap dengan temperatur tinggi untuk selanjutnya uap ini
digunakan untuk menggerakkan turbin.
Proses memproduksi uap ini disebut “Steam Raising” (Pembuat Uap). Alat
ini disebut “Boiler” atau lebih tepat “Steam Generator” (Pembangkit Uap).
Umumnya bahan bakar yg digunakan untuk memanaskan boiler adalah
Batu bara, Gas dan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Jenis Boiler Dilihat dari Pembakarannya.


1. Boiler Pembakaran Lapisan Tetap.

Boiler jenis ini menggunakan Stoker Boiler untuk proses pembakarannya,


bahan bakarnya adalah Batu bara dengan kadar abu yg tidak terlalu
rendah dan ukurannya ± 30 mm.
Alasan tdk digunakan batu bara dengan kadar abu yg tdk terlalu rendah
adalah karena batu bara dibakar diatas lapisan abu tebal yg terbentuk di
atas kisi api (traveling fire grate) pada Stocker Boiler (Gambar 3.1).
Teori Boiler

Boiler Boiler merupakan mesin kalor (thermal engineering) yang


mentransfer energi-energi kimia atau energi otomis menjadi kerja
(usaha) (Muin 1988 : 28). Boiler atau ketel uap adalah suatu alat
berbentuk bejana tertutup yang digunakan untuk menghasilkan
steam. Steam diperoleh dengan memanaskan bejana yang berisi air
dengan bahan bakar (Yohana dan Askhabulyamin 2009: 13). Boiler
mengubah energi-energi kimia menjadi bentuk energi yang lain
untuk menghasilkan kerja. Boiler dirancang untuk melakukan atau
memindahkan kalor dari suatu sumber pembakaran, yang biasanya
berupa pembakaran bahan bakar.

Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang


mengkonversikan energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi
energi panas.
Boiler terdiri dari 2 komponen utama, yaitu:
1. Dapur sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi
panas.
2. Alat penguap (evaporator) yang mengubah energi pembakaran
(energi panas) menjadi energi potensial uap (energi panas).
Kedua komponen tersebut dia atas telah dapat untuk
memungkinkan sebuah boiler untuk berfungsi.
Boiler pada dasarnya terdiri dari bumbungan (drum) yang tertutup
pada ujung pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi
dengan pipa api maupun pipa air. Banyak orang mengklasifikasikan
ketel uap tergantung kepada sudut pandang masing-masing (Muin
1988 : 8). Boiler diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka boiler


diklasifikasikan menjadi:
a. Boiler pipa api (fire tube boiler) Boiler jenis ini pada bagian
tubenya dialiri dengan gas pembakaran dan bagian lainnya
yaitu sell dialiri air yang akan diuapkan. Tube-tubenya
langsung didinginkan oleh air yang melindunginya. Jumlah
pass dari boiler tergantung dari jumlah laluan horizontal dari
gas pembakaran diantara furnace dan pipa-pipa api. Laluan
gas pembakaran pada furnace dihitung sebagai pass
pertama. Boiler jenis ini banyak dipakai untuk industri
pengolahan mulai skala kecil sampai skala menengah
(Raharjo dan Karnowo 2008: 180).
b. Boiler pipa air (water tube boiler) Boiler jenis ini banyak
dipakai untuk kebutuhan uap skala besar. Prinsip kerja dari
boiler pipa air berkebalikan dengan pipa api, gas
pembakaran dari furnace dilewatkan ke pipa-pipa yang
berisi air yang akan diuapkan (Raharjo dan Karnowo 2008:
2. Berdasarkan pemakaiannya, boiler dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Boiler stasioner (stasioner boiler) atau boiler tetap. Boiler
stasioner ialah boiler yang didudukkan diatas fundasi yang
tetap, seperti boiler untuk pembangkit tenaga, untuk industri
dan lain-lain yang sepertinya.
b. Boiler mobil (mobile boiler), boiler pindah atau portable boiler.
Boiler mobil, ialah boiler yang dipasang pad fundasi yang
berpindahpindah (mobile), seperti boiler lokomotif, loko mobil
dan boiler panjang serta lain yang sepertinya termasuk boiler
kapal (marine boiler).
3. Berdasarkan letak dapur (furnace position), boiler diklasifikasikan
menjadi:
a. Boiler dengan pembakaran didalam (internally fired steam
boiler)
b. Boiler dengan pembakaran di luar (outernally fired steam
boiler
4. Menurut jumlah lorong (boiler tube), boiler diklasifikasikan menjadi:
a. Boiler dengan lorong tunggal (single tube steam boiler).
b. Boiler dengan lorong ganda (multitubuler steam boiler).
5. Menurut poros tutup drum (shell), boiler diklasifikasikan menjadi:
a. Boiler tegak (vertical steam boiler)
b. Boiler mendatar (horizontal steam boiler)
6. Menurut bentuk dan letak pipa, boiler diklasifikasikan menjadi:
a. Boiler dengan pipa lurus, bengkok dan berlekuk (straight,
bent and sinous tubuler heating surface)
b. Boiler dengan pipa miring-datar dan miring-tegak (horizontal,
inclined or vertical tubuler heating surface).
7. Menurut sistem peredaran air boiler (water circulaion), ketel uap
diklasifikasikan sebagai:
a. Boiler dengan peredaran alam (natural circulation steam
boiler). Pada natural circulation boiler, peredaran air dalam
boiler terjadi secara alami, yaitu air yang ringan naik sedang
air yang berat turun, sehingga terjadilah aliran konveksi
alami.
b. Boiler dengan peredaran paksa (forced circulation steam
boiler). Pada ketel dengan aliran paksa (forced circulation
steam boiler), aliran paksa diperoleh dari sebuah pompa
centrifugal yang digerakkan dengan electric motor.
8. Boiler menurut sumber panasnya (heat source) untuk pembuatan
uap, boiler dapat diklasifikasikan sebagai:
a. Boiler dengan bahan bakar alami.
b. Boiler dengan bahan bakar buatan.
c. Boiler dengan dapur listrik.
d. Boiler dengan energi nuklir Dalam perancangan boiler ada
beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan agar
boiler yang direncanakan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan yang kebutuhan.

Faktor yang mendasari pemilihan jenis boiler adalah sebagai


berikut:
a. Kapasitas yang digunakan.
b. Kondisi uap yang dibutuhkan.
c. Bahan bakar yang dibutuhkan.
d. Konstruksi yang sederhana.
Gambar. La Mont Boiler
2. Boiler Pembakaran Batu bara Serbuk (Pulverized Coal
Combustion/PCC).

Pada PCC batu bara digiling dahulu menggunakan Coal Pulverizer


(Coal Mill) sampai berukuran 200 mesh (diameter 74 µm) kemudian
ber-sama-sama dengan udara pembakaran disemprotkan ke Boiler
untuk dibakar.
Pembakaran jenis ini sangat sensitif terhadap kualitas batubara yg
digunakan, terutama sifat Ketergerusan (Grindability), sifat Slagging,
sifat Fauling dan kadar air (Moisture Content).
Batubara yg disukai untuk Boiler PCC adalah dengan Hardgrove
Grindability Index (HGI) > 40 dan kadar air < 30% serta rasio bahan
bakar (Fuel ratio) < 2.
Pembakaran metode PCC akan menghasilkan abu terdiri dari Clinker
Ash (Bottom Ash) 15 % dan sisanya Fly Ash.

Perhatikan ( Gambar 3.2.)


Gambar 3.2 PC Boiler
3. Boiler Pembakaran Lapisan Mengambang (Fluidized Bed
Combustion/FBC).

Pada pembakaran dengan metode FBC batu bara digiling dahulu


dengan menggunakan Crusher sampai ukuran maksimum 25 mm dan
butiran batubara dijaga dalam posisi mengambang dengan cara
melewatkan angin berkecepatan tertentu dari bagian bawah Boiler.
(Gambar 3.3).
Jenis Boiler Dilihat dari zat yg mengalir dalam Pipa.
1. Boiler Pipa Api.

Pada jenis Boiler pipa api, gas panas hasil pembakaran (flue gas) mengalir
melalui pipa-pipa yang dibagian luarnya diselimuti air sehingga terjadi
perpindahan panas dari gas panas ke air dan air berubah menjadi uap.
Keterbatasan dari boiler pipa api adalah tekanan uap tidak dapat dibuat
terlampau tinggi karena ketebalan drum akan sedemikian tebalnya
sehingga tidak menguntungkan. Boiler seperti ini banyak digunakan
dipabrik-pabrik gula karena tidak memerlukan tekanan uap yang tinggi.
2. Boiler Pipa Air.

Pada boiler (Boiler) jenis ini, air berada didalam pipa sedangkan gas
panas berada diluar pipa. Boiler pipa air dapat beroperasi dengan tekanan
sangat tinggi (lebih dari 100 Bar).
Jenis Boiler Dilihat dari tekanan ruang bakarnya .

1. PLTU dgn Pressurized Boiler (Boiler tekanan positif).

PLTU dengan Pressurized Boiler menggunakan Forced Draft Fan untuk


menghasilkan tekanan di Boiler. (Gambar 3.7)

2. PLTU dgn Balanced Draft Boiler (Boiler tekanan berimbang)

PLTU dengan Balanced Draft Boiler biasa digunakan untuk bahan bakar
batubara dimana tekanan ruang bakar sekitar –10 mmH₂O, PLTU ini
menggunakan Kipas Hisap Paksa (Induced Draft Fan/IDF) dan Kipas
Tekan Paksa (Forced Draft fan/FDF). (Gambar 3.8)

3. PLTU dengan Vacuum Boiler (Boiler tekanan negatif)

PLTU dengan Vacuum Boiler sdh tdk dikembangkan lagi.


Tata Letak Boiler.

Tata letak PLTU apakah


berbahan bakar Batu
bara, Minyak maupun Gas
adalah gambaran letak
dari komponen-komponen
PLTU sesuai dengan
urutan dari proses yang
ada, sehingga kita dapat
dengan mudah untuk
dapat mengetahui letak
atau posisi dari komponen
tersebut di lapangan (site).

Pulverized Coal Boiler


1. Boiler berbahan Bakar Minyak.

Boiler berbahan bakar


minyak di Indonesia
banyak digunakan di
bawah tahun 2000
dimana saat itu harga
minyak belum terlalu
mahal relatif dibanding
dengan batu bara selain
cadangan yang masih
melimpah serta
dianggap cukup andal
dalam melayani system
kelistrikan yang ada.
Gambar disebelah
memperlihatkan salah
satu dari Tata letak PLTU
berbahan bakar Minyak
dan biasanya Boiler
Fuel Oil Boiler
dengan tekanan Posistif.
2. Boiler berbahan Bakar Gas.

Boiler berbahan bakar


minyak di Indonesia
banyak digunakan di
bawah tahun 2000
dimana saat itu harga
minyak belum terlalu
mahal relatif dibanding
dengan batu bara selain
cadangan yang masih
melimpah serta
dianggap cukup andal
dalam melayani system
kelistrikan yang ada.
Gambar disebelah
memperlihatkan salah
satu dari Tata letak PLTU
berbahan Gas dan
biasanya Boiler dengan
Gas Fuel Boiler
tekanan Posistif.
3. Boiler berbahan Bakar Batu bara.

Seiring dengan semakin


mahal dan langkanya Bahan
Bakar Minyak, maka Boiler
berbahan bakar batu bara
semakin banyak di bangun
di Indonesia.
Adapun jenisnya sementara
ini diantaranya Stoker Boiler,
Pulverizer coal Boiler,
Fluidizing Bed Boiler dan
Super Critycal Boiler.
Gambar berikut ini
memperlihatkan Tata letak
PLTU berbahan bakar Batu
bara tsb. dan biasanya
Boiler dengan tekanan
Posistif Negatif (Balance
Draft).
Pulverized Coal Boiler
Coal Fluidizing Bed Boiler
Stoker Boiler
Pulverized Coal Boiler
2. Bagian Utama dari Boiler (Boiler Pressure Part).

a. Ruang Bakar (Furnace).

Ruang bakar adalah bagian dari Boiler yang berfungsi untuk tempat
berlangsungnya proses pembakaran antara bahan bakar dan udara.
Tekanan gas panas yang berada didalam ruang bakar (Furnance)
dapat lebih besar dari pada tekanan udara luar (Tekanan ruang bakar
positip) dan dapat juga bertekanan lebih kecil dari tekanan udara luar
(Tekanan ruang bakar negatif) atau bertekanan seimbang (Balance
Draught).
Pada boiler dengan tekanan ruang bakar positif, udara luar
dihembuskan masuk kedalam ruang bakar dengan menggunakan
forced draught fan (Kipas tekan paksa), yang sekaligus mendorong
gas panas hasil pembakaran ke arah cerobong. Boiler/Boiler dengan
tekanan ruang bakar positif banyak digunakan oleh Boiler dengan
bahan bakar minyak.
a. Ruang Bakar (Furnace).

Pada boiler dengan tekanan ruang bakar negatif, gas panas hasil
pembakaran dihisap oleh induced draught fan sekaligus menghisap
udara luar masuk kedalam ruang bakar.
Gabungan dari kedua cara tersebut diatas diterapkan pada balanced
draught yang memiliki baik forced draught fan untuk mendorong
udara luar masuk kedalam boiler, maupun induced draught fan untuk
menghisap gas panas hasil pembakaran.
Pada sistem balanced draught, tekanan ruang bakar dibuat sedikit
negatif yaitu sekitar - 10 mmWg (0,001 bar) .
Boiler dengan tekanan ruang bakar negatif, jarang digunakan/kurang
ekonomis. Sedangkan boiler dengan tekanan balanced draught
(seimbang) banyak digunakan oleh Boiler dengan bahan bakar
Batubara.
b. Boiler Drum

Boiler Drum adalah bejana tempat menampung air yang datang dari
Economizer dan uap hasil penguapan dari Tube Wall ( Riser). Kira-kira
separuh dari Boiler Drum berisi air dan separuhnya lagi berisi uap.
Boiler Drum terbuat dari plat baja dilas dan dilengkapi diantaranya :
• Man hole.
• Saluran menuju Superheater.
• Saluran menuju Feedwater Inlet.
• Saluran menuju Blow Down.
• Saluran menuju Down Comer
• Saluran menuju Safety Valve.
• Pipa injeksi bahan Kimia.
• Pipa Sampling.
• Pipa menuju alat ukur dan alat kontrol.

Seperti terlihat pada Gambar …. di bagian dalam Boiler Drum terdapat


peralatan Screen Dryer (pengering uap) & Steam separator (pemisah uap).
Level air didalam drum harus dijaga agar selalu tetap kira-kira separuh dari
tinggi drum. Banyaknya air pengisi yang masuk ke dalam drum harus
sebanding dengan banyaknya uap yang meninggalkan drum, sehingga
level air terjaga konstan.
Pengaturan level didalam Boiler Drum dilakukan dengan mengatur
besarnya pembukaan Flow Control Valve. Apabila level didalam air
drum terlalu rendah/tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya
Overheating pada pipa-pipa Boiler, sedangkan bila level drum terlalu
tinggi, kemungkinan butir-butir air terbawa uap ke turbin dan
mengakibatkan kerusakan pada turbin. Untuk mengamankannya pada
boiler drum dipasang alarm untuk level high dan level low serta trip
untuk level very low dan very high.

Level air didalam boiler drum dapat dimonitor dengan menggunakan


peralatan level gauge/level indikator yang terdapat didekat boiler drum
(lokal), atau dengan cara remote (jarak jauh) di control room, juga
dicatat pada level recorder.

Uap yang dihasilkan dari dalam tube wall (riser), terkumpul didalam
boiler drum. Uap akan mengalir ke arah puncak boiler drum melewati
steam separator dan screen dryer lalu keluar dari dalam drum dalam
keadaan kering menuju separator dan akhirnya ke turbin.
Butir-butir air yang terpisah dari uap akan jatuh dan bersirkulasi
kembali bersama air yang baru masuk. Lihat Gambar Boiler Drum….
Gambar Boiler Drum
Boiler Pressure Part lainnya diantaranya seperti :
• Deaerator.
• Water Heater (Tekanan Rendah & Tinggi)
• Economiser.
• Superheater.
• Reheater (Bila ada)
• Blow Down Pipe.
• Down Comer Pipe.
• Safety Valve.
• Dan lain sebagainya.

Satu persatu akan diuraikan sesuai dengan kelompok sistemnya.


3. Sirkulasi Air Boiler (Feed Water System).

1. Sirkulasi Air Tekanan Tinggi

Sirkulasi air tekan tinggi dimulai saat air dari Deaerator dipompakan
kedalam boiler dengan menggunakan pompa air pengisi (Boiler Feed
Pump/BFP), melalui katup pengatur. Sebelum masuk kedalam Boiler
Drum, air dipanaskan terlebih dahulu di Low Pressure Heater juga
dipanasi di High Pressure Heater dan terakhir dipanasi di Economizer
sehingga temperatur air mendekati titik didihnya.

2. Sirkulasi Air Tekanan Rendah

Sirkulasi air pengisi Boiler dapat dilihat pada gambar.

Sirkulasi air tekanan rendah dimulai saat air kondensat dari hotwell
kondensor dipompakan dengan pompa kondensat menuju ke
pemanas tekanan rendah (LP Water Heater) yang jumlahnya
tergantung dari besarnya kapasitas pembangkit (bisa satu, dua
bahkan tiga buah), kemudian menuju ke Deaerator (kadang melalui
peralatan Gland Steam Condensor, Main Air Ejector dll).
1. Sirkulasi Air Tekanan Tinggi

Dari dalam Boiler Drum air bersirkulasi melalui Down Comer dan
Riser (Pipa naik) sehingga dengan adanya pemanasan dari ruang
bakar terbentuklah uap air.
Sirkulasi ini dapat terjadi secara alami (natural circulation) ataupun
sirkulasi yang dibantu (assited circulation) dengan menggunakan
pompa sirkulasi. Lihat Gambar…..
Salah satu bagian dari boiler adalah Down Comer. Down comer ini
berada diluar ruang bakar, menghubungkan antara boiler drum
dengan bagian bawah tube wall (Riser). Down comer tidak mendapat
pemanasan dari ruang bakar boiler. Karena air didalam riser
mendapat pemanasan dari ruang bakar maka akan timbul uap air.
Campuran air dan uap yang berada didalam riser berat jenisnya akan
lebih kecil dari pada air yang ada didalam down comer, karena air
didalam down comer tidak menerima pemanasan.

Selanjutnya air dan uap yang ada didalam riser akan naik sedangkan
air yang ada didalam down comer akan turun.
Dengan demikian terjadilah sirkulasi air didalam boiler secara alami.
Uap yang dihasilkan ditampung didalam boiler drum kemudian
dialirkan menuju turbin melewati superheater.
Komponen utama boiler dalam sirkulasi air adalah Economiser, Drum
Boiler, Water Heater, Riser (Water Wall) dan Down Comer. Lihat
Gambar …..

Selanjutnya akan kita bahas komponen tersebut diatas satu persatu


sebagai berikut :
a. Economiser

Economizer adalah Heat Exchanger (penukar kalor) yang dipasang


pada saluran air pengisi sebelum air masuk ke Boiler Drum,
pemanasnya adalag Gas Panas sisa pembakaran bahan bakar di
Furnace (Dapur)
Konstruksi Economizer berupa sekelompok pipa-pipa kecil yang
disusun berlapis-lapis. Di bagian dalam pipa mengalir air pengisi
yang dipompakan oleh Boiler Feed Pump dan dibagian luar pipa
mengalir gas panas hasil pembakaran yang terjadi di ruang bakar.
Karena temperatur gas panas lebih tinggi dari temperatur air pengisi
maka gas panas menyerahkan panas kepada air pengisi sehingga
temperatur air pengisi menjadi naik dan diharapkan mendekati titik
didihnya, tapi jangan melampaui titik didih karena akan menyebabkan
terbentuknya uap di dalam pipa Economizer dengan akibat lebih
lanjut terjadi overheating pada pipa tersebut. Lihat Gambar…..
b. Boiler Drum

Boiler Drum adalah bejana tempat menampung air yang datang dari
Economizer dan uap hasil penguapan dari Tube Wall ( Riser). Kira-kira
separuh dari Boiler Drum berisi air dan separuhnya lagi berisi uap.
Boiler Drum terbuat dari plat baja dilas dan dilengkapi diantaranya :
• Man hole.
• Saluran menuju Superheater.
• Saluran menuju Feedwater Inlet.
• Saluran menuju Blow Down.
• Saluran menuju Down Comer
• Saluran menuju Safety Valve.
• Pipa injeksi bahan Kimia.
• Pipa Sampling.
• Pipa menuju alat ukur dan alat kontrol.

Seperti terlihat pada Gambar …. di bagian dalam Boiler Drum terdapat


peralatan Screen Dryer (pengering uap) & Steam separator (pemisah uap).
Level air didalam drum harus dijaga agar selalu tetap kira-kira separuh dari
tinggi drum. Banyaknya air pengisi yang masuk ke dalam drum harus
sebanding dengan banyaknya uap yang meninggalkan drum, sehingga
level air terjaga konstan.
Pengaturan level didalam Boiler Drum dilakukan dengan mengatur
besarnya pembukaan Flow Control Valve. Apabila level didalam air
drum terlalu rendah/tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya
Overheating pada pipa-pipa Boiler, sedangkan bila level drum terlalu
tinggi, kemungkinan butir-butir air terbawa uap ke turbin dan
mengakibatkan kerusakan pada turbin. Untuk mengamankannya pada
boiler drum dipasang alarm untuk level high dan level low serta trip
untuk level very low dan very high.

Level air didalam boiler drum dapat dimonitor dengan menggunakan


perlatan level gauge/level indikator yang terdapat didekat boiler drum
(lokal), atau dengan cara remote (jarak jauh) di control room, juga
dicatat pada level recorder.

Uap yang dihasilkan dari dalam tube wall (riser), terkumpul didalam
boiler drum. Uap akan mengalir ke arah puncak boiler drum melewati
steam separator dan screen dryer lalu keluar dari dalam drum dalam
keadaan kering menuju separator dan akhirnya ke turbin.
Butir-butir air yang terpisah dari uap akan jatuh dan bersirkulasi
kembali bersama air yang baru masuk. Lihat Gambar Boiler Drum….
Gambar Boiler Drum
c. Header

Dari header air akan masuk ke tube wall (riser) untuk diubah menjadi
uap dan kembali ke Boiler. Header (low header) merupakan tempat
penampungan air yang berasal dari down comer.

d. Riser (Tube Wall) dan Down Comer

Didalam tube wall terdapat air yang bersirkulasi dari boiler drum
melalui down comer dan low header. Panas yang dihasilkan dari
proses pembakaran didalam furnance sebagian diberikan kepada air
yang ada didalam tube wall sehingga air berubah menjadi uap.
Selain berfungsi untuk membuat air menjadi uap, tube wall juga
mencegah penyebaran panas dari dalam furnance ke udara luar dan
untuk lebih menjamin agar panas tersebut tidak terbuang ke udara
luar melewati tube wall, maka dibalik tube wall (arah udara luar)
dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber.
Sedangkan pada down comer merupakan pipa yang berukuran
besar, menghubungkan bagian bawah boiler drum dengan lower
header. Down comer (pipa turun) tidak terkena panas secara
langsung dari ruang bakar. Dan untuk menghindari kerugian panas
yang terbuang pada down comer, maka down comer diberi isolasi.
e. Water Heater (Pemanas Air)

Air Boiler akan masuk ke Economiser sebelumnya dipanaskan pada


Water Heater (Pemanas air) baik itu Water Heater tekanan rendah
maupun pada Water Heater tekanan tinggi.

Adapun tujuan menaikkan temperatur Air Boiler tersebut diantaranya :


• Menghindarkan thermal stress
• Mengurangi kerja Boiler
• Mendinginkan alat bantu
• Menaikkan effisiensi Boiler.

Sementara tujuan menaikkan kemurnian air pengisi adalah mencegah


deposit, kerak dan korosi pada pipa pemanas, pipa boiler, sudu turbin,
dilakukan dengan cara menginjeksikan bahan kimia (phospate).

Sedangkan tujuan menaikkan tekanan air pengisi Boiler adalah :


• Agar Air Boiler tidak menjadi uap saat berada pada pipa boiler.
• Agar Air Boiler dapat masuk ke boiler drum (biasanya Boiler
drum posisinya diatas.)
e. Water Heater (Pemanas Air)

Pada sistem air pengisi Boiler, jenis pemanas air yang digunakan
adalah pemanas air pengisi tekanan rendah (LP Feed Water Heater).
Deaerator dan pemanas air pengisi tekanan tinggi (HP Feed Water
Heater).

Pemanas Air Pengisi Tekanan Rendah (LP Feed Water Heater) &
Tekanan Tinggi (HP Feed Water Heater)

Fungsi :

Menaikkan suhu air pengisi keluar kondensor Pemanas Air Pengisi


Tekanan Rendah (LP Feed Water Heater) dan keluar deaerator untuk
Tekanan Tinggi (HP Feed Water Heater) dengan media pemanas :
• Uap pengambilan (bled steam) dari turbin dan atau
• Uap bantu (Auxilliary steam).

Pemanas ini terdiri dari dua jenis yaitu :


1. Tipe “tube/pipa” (sering juga disebut tipe permukaan)
2. Tipe “hubung langsung” (direct contact)
1. Pemanas tipe “tube/pipa” :

Pemanas tipe ini terdiri dari 2 jenis yaitu :


a. Pemanas air pengisi aliran tunggal
b. Pemanas air pengisi aliran ganda.
Cara pemanasan adalah dengan mengalirkan air pengisi didalam pipa
dan uap pemanas diluar pipa-pipa.

a. Pemanas air pengisi aliran tunggal.

Tipe pemanas ini seperti terlihat pada gambar…. , air mengalir dari
pompa kondensat dan masuk ke pemanas pada sisi masuk kotak air
(water box) mengalir didalam pipa U dan meninggalkan pemanas
melalui sisi keluar kotak air.
Uap pemanas dialirkan diluar pipa-pipa dan diarahkan oleh baffle-baffle
dan dikeluarkan sudah berbentuk air (kondensasi).

b. Pemanas air pengisi aliran ganda

Pemanas ini ditunjukkan pada gambar …, dimana ikatan pipa (tube


nest) dipisahkan kedalam 2 bagian dan kotak air kedalam tiga bagian.
Air pengisi mengalir melalui satu setengah dari ikatan pipa kemudian
melalui begian tengah dari kotak air dan melalui setengah bagian yang
kedua dari ikatan pipa seperti terlihat pada gambar. Penyekat ini juga
berperan sebagai penyangga pipa-pipa.
Satu atau lebih ventilasi dipasang untuk mengeluarkan gas yang tidak
dapat mengembun dari rumah (shell) pemanas, ventilasi ini
dikembalikan kekondensor utama dan dikeluarkan dari sistem oleh
pompa vakum (ejector). Uap yang terkondensasi dikeluarkan dari sisi
bawah rumah pemanas melalui sistem “pengeluaran pemanas” (heater
drains).
Konstruksi pemanas air pengisi tekanan tinggi adalah tipe pipa,
dimana air pengisi mengalir didalam pipa dan dipanaskan oleh uap
yang mengalir diluar pipa. Pada unit modern yang besar pemanas air
pengisi berbentuk pipa U terbalik sehingga kotak air berada dibagian
bawah.
Contoh tipikal terlihat dalam Gambar ….

Pemanas dapat dipisahkan kedalam beberapa bagian dasar, yaitu :


• Bagian de-superheating dimana uap superheat pertamakali
mengalir pada saat memasuki pemanas.
• Bagian pemanas utama
• Ini merupakan bagian terbesar dari pemanas air pengisi, disini
uap mengembun setelah memberikan panasnya pada pipa-
pipa yang berisi air pengisi.
• Bagian pendinginan pembuangan (drain cooling)
• Air kondensasi dari uap mengalir sekeliling pipa-pipa pada sisi
masuk (inlet) ke pemanas yaitu sisi air pengisi yang terdingin,
sehingga memanfaatkan uap dengan lebih baik.
• Casing (shell) dari baja tuang.
2. Pemanas Air Kontak Langsung (Direct Contact Heater)

Pada tipe ini uap dan air pengisi bercampur bersama-sama dengan
baik. Air pengisi yang masuk ke heater dikabutkan dengan perantaraan
nozzle-nozzle dan bled steam yang masuk akan langsung bercampur
dengan air yang dikabutkan tadi dan jatuh ke “tray” yang dibuat
bertingkat-tingkat.
Dengan bercampurnya uap dan air tadi berarti berarti panas yang
dikandung oleh uap akan dipindahkan secara langsung ke air pengisi,
karenanya uap tadi menjadi air kondensasi dan bersama air pengisi
keluar dari heater sebagai air pengisi, sehingga di heater tipe ini tidak
diperlukan sistem drain.
Bila ada gas-gas atau uap yang tidak dapat terkondensasi dibuang
dengan pipa ke condensor dan akan dapat dibuang dengan sistem
ejector yang terpasang di condensor. Pemanas tipe ini dapat dilihat
pada gambar ...
f. Deaerator

Fungsinya :
• Untuk membuang gas/udara yang larut dalam air pengisi
• Pemanas air pengisi
• Tangki air persediaan untuk pompa air pengisi (BFP)
• Memberi tekanan pada sisi hisap BFP
Deaerator modern terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian de-aerating dan
tangki penyimpan air besar. Lihat Gambar …
Konstruksi dan operasi bagian de-aerating adalah sama dengan
pemanas hubung langsung, dimana air dikabutkan dengan perantaraan
nozzle-nozzle menjadi bentuk butir yang halus dan kemudian bercampur
secara langsung dengan uap. Gas-gas yang tidak terkondensasi
dikeluarkan dari sisi atas unit deaerating dan setelah melalui suatu
kondensor ventilasi (vent kondensor), kemudian dialirkan kembali
kekondensor utama untuk dikeluarkan dari sistem oleh pompa vakum.
Tangki penyimpan adalah cadangan untuk kebutuhan seluruh sistem
dan memasok untuk perubahan kebutuhan air dan menyediakan
cadangan untuk keadaan darurat (sebagai contoh turbin trip).
Untuk mempertahankan temperatur air tangki penyimpan selama
periode off-load, maka dipasang uap bantu dan/atau pemanas listrik
celup.
Gambar Deaerator
g. Boiler Feed Pump (BFP)

Fungsi dari Boiler Feed Pump adalah untuk memompakan air biler
dari Deaerator menuju Ekonomiser dengan melalui Pemanas Air
Tekanan Tinggi (HP Heater).
Penggerak pompa ini biasanya adalah Motor Listrik, akan tetapi ada
juga penggeraknya menggunakan Turbin Uap (terutama untuk
kapasitas pembangkit yang besar > 500 MW).
Jenis pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal dengan
beberapa tingkat impeler, adapun pengaturan alirannya (Flow
Control) ada yang menggunakan variable speed ada juga yang
menggunakan Three way Valve (minimum flow control).
Gambar berikut memperlihatkan jenis pompa yang dimaksud……
Boiler Feed Pump
2. Sirkulasi Air Tekanan Rendah.

Sirkulasi air tekanan rendah dimulai saat air kondensat dari hotwell
kondensor dipompakan dengan pompa kondensat menuju ke
pemanas tekanan rendah (LP Water Heater) yang jumlahnya
tergantung dari besarnya kapasitas pembangkit (bisa satu, dua
bahkan tiga buah), kemudian menuju ke Deaerator (kadang melalui
peralatan Gland Steam Condensor, Main Air Ejector dll).
Lihat Gambar berikut Sirkulasi Air & Uap.

Condensor Hotwell
Air pada Condensor Hotwell dihasilkan dari proses kondensasi uap
sisa dari Turbin Tekanan rendah dengan menggunakan air pendingin
(bisa air laut atau air tawar), sementara penambahannya adalah
dengan make-up water yang dihasilkan oleh Water Treatment plant.

Pompa Kondensat (Condensor Pump)


Pompa kondensat berfungsi untuk memompakan air dari Kondensor
Hotwell ke deaerator melalui Pemanas Air tekanan rendah (kadang
melalui peralatan Gland Steam Condensor, Main Air Ejector dll).
Adapun jenis pompanya adalah pompa sentrifugal kadang bertingkat
karena diperlukan tenakan yang cukup tinggi.
Sirkulasi Air & Uap
4. Sirkulasi Uap Utama (Main Steam System).

Aliran sirkulasi uap yang terjadi adalah sebagai berikut :


a. Uap jenuh dari steam drum dialirkan ke primary superheater.
Primary superheater terletak dibagian belakang dari Boiler
dan menerima gas relatif dingin. Pipa-pipa biasanya diatur
dengan konfigurasi horizontal.
b. Uap yang dipanaskan ini selanjutnya mengalir ke secondary
superheater yang terletak pada bagian gas sangat panas.
Sebagian dari superheater terletak tepat diatas ruang bakar
dan menerima panas radiasi langsung dari ruang bakar.
Kemudian dari secondary superheater, uap mengalir ke
turbin tekanan tinggi.
c. Uap superheat yang berasal dari turbin tekanan tinggi,
kembali ke steam generator (boiler), untuk mendapatkan
panas dalam reheater, kemudian setelah dipanaskan di
reheat, uap tersebut mengalir ke turbin tekanan sedang.

Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar berikut Sirkulasi Air & Uap
berikut.
Sirkulasi Air & Uap
System Kontrol Temperatur Uap.

Energi yang akan masuk ke Turbin sebaiknya diupayakan konstan


pada nilai design-nya dan salah satu upayanya adalah dengan
mengatur temperatur uap yang akan masuk ke Turbin dalam kondisi
konstan.
Pengaturan temperatur uap tsb dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :

a. Penyemprotan air langsung ke Main Steam setelah Super


Heater sebelum masuk ke Turbin tekanan tinggi (Attemperator
S/H).
b. Penyemprotan air langsung ke Reheater Steam setelah
Reheater sebelum masuk ke Turbin tekanan menengah
(Attemperator R/H).
c. Pengaturan pemakaian bahan bakar dan udara pembakaran.
d. Pengoperasian Soot Blower di posisi-posisi tertentu.
e. Secara design penempatan/posisi Superheater baik Konveksi
maupun Radiasi  Lihat gambar….
Temperature characteristic of Superheater
Super Heater (SH Primer & Sekunder)

Uap jenuh dari steam drum dialirkan ke primary superheater. Primary


superheater terletak dibagian belakang dari Boiler dan menerima gas
relatif dingin. Pipa-pipa biasanya diatur dengan konfigurasi horizontal.
Uap yang dipanaskan ini selanjutnya mengalir ke secondary
superheater yang terletak pada bagian gas sangat panas. Sebagian
dari superheater terletak tepat diatas ruang bakar dan menerima
panas radiasi langsung dari ruang bakar. Kemudian dari secondary
superheater, uap mengalir ke turbin tekanan tinggi.
Uap jenuh ini dipanaskan agar menjadi uap panas lanjut agar
menambah kerja/power saat berekspansi di Turbin uap.
Perhatikan diagram Siklus Rankine…..

Reheater (RH)

Uap yang telah berekspansi Di Turbin tekanan tinggi temperaturnya


akan turun untuk itu untuk mendapatkan energi/kerja tambahan uap
ini dipanaskan kembali di Reheater selanjutnya masuk ke Turbin
tekanan menengah, turbin tekanan rendah dan menuju kondensor.
(Untuk PLTU dengan kapasitas kecil < 200 MW biasanya tidak
dilengkapi Reheater). Perhatikan diagram Siklus Rankine…..
Sirkulasi Air & Uap

Anda mungkin juga menyukai