Anda di halaman 1dari 8

Clef: Jurnal Musik dan Pendidikan Musik | Vol. II | No. 1 | Hal.

11-18
eISSN: 2746-7473



Berteologi Melalui Nyanyian;
Kajian Peran Nyanyian Buku Ende Membangun Spritual Jemaat
Gereja

Jubelando O. Tambunan

Sekolah Tinggi Teologia HKBP (STT-HKBP)


jou18bel@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan dimana dalam setiap ibadah gereja HKBP selalu
sarat akan nyanyian-nyanyian pujian oleh jemaat dengan menggunakan sebuah kidung pujian
yaitu Buku Ende. Setiap kidung pujian yang terdapat dalam Buku Ende memiliki tema dan
makna teologis tersendiri sehingga kidung yang digunakan juga selalu disesuaikan dengan
tema di setiap ibadah gereja. Buku ende ini juga memenuhi prinsip teologis akan musik liturgi
yaitu nyanyian choral dalam rangka memberitakan Firman Tuhan sehingga pemberitaan
keselamatan juga diberitakan melalui musik dan nyanyian. Berdasarkan hal tersebut peneliti
memandang perlu untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai peran nyanyian Buku Ende dalam
membangun spritual jemaat gereja HKBP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode kualitatif. Dari analisis data, diperoleh hasil bahwa lagu yang dinyanyikan mengandung
muatan teologia dimana nyanyian-nyanyian dalam Buku ende membangun spritual dari jemaat.

Kata Kunci : Musik Gereja, Buku Ende, HKBP

Abstract
The background of this research is the fact that every HKBP church service is always full of
hymns by the congregation using a hymn, namely the Ende Book. Each hymn contained in
Ende's book has its own theme and theological meaning, so the hymns used are always
adapted to the theme of each church service. This ende book also fulfills the theological
principle of liturgical music, namely choral singing in order to proclaim God's Word so that the
message of salvation is also preached through music and singing. Based on this, the researcher
considers it necessary to examine more deeply about the role of the Ende Book song in building
the spirituality of the HKBP church congregation. The method used in this study is a qualitative
method. From the data analysis, it was found that the songs sung contain theological content
where the songs in the Ende Book build spiritually from the congregation.

Keywords : Church music, Buku Ende, HKBP

11
Clef: Jurnal Musik dan Pendidikan Musik | Vol. II | No. 1 | Hal.11-18
eISSN: 2746-7473



I. Pendahuluan dikatakan sebagai gereja yang bernyanyi
Salah satu perhatian gereja Reformasi karena sebagian besar dari peribadatan
khususnya HKBP adalah membuka merupakan nyanyian-nyanyian hymne.
keberbagaian nyanyian jemaat untuk Lagu-lagu hymne ini dimuat dalam satu
dinyanyikan dalam liturgi. HKBP memiliki buku disebut Buku Ende.
kidung pujian yang disebut dengan “buku Kesatuan menjadi nyata di dalam
ende”. Buku ende ini memenuhi prinsip nyanyian bila kata-kata masuk dalam musik
teologis akan musik liturgi yaitu nyanyian dan diserukan melalui not maka kata-kata
choral dalam rangka memberitakan Firman itu menjadi hidup. Oleh karena itu dalam
Tuhan sehingga pemberitaan keselamatan nyanyian liturgis, kata-kata itu mempunyai
juga diberitakan melalui musik dan kehidupannya yang tidak terpisahkan dari
nyanyian. melodi. Dapat dianalogikan bahwa dalam
Dalam ibadah gereja HKBP, nyanyian penyusunan lagu melodi itu tunduk kepada
jemaat menduduki tempat yang penting. kata-kata, melodi itu menjadi pelayan dari
Dalam tatanan kebaktian hari minggu, kata-kata dari nyanyian tersebut
HKBP menyanyikan lagu sebanyak tujuh Dalam tatanan ibadah gereja HKBP
kali disamping paduan suara ataupun koor. lagu yang dinyanyikan disesuaikan dengan
Fungsi nyanyian jemaat disini adalah untuk tema dan makna teologis dari liturgi
memuji Allah, mengajak hati untuk tersebut. Syair dalam nyanyian menjadi
mengucap syukur serta menyadari unsur yang sangat penting dalam liturgi
keberadaan Tuhan yang maha agung. ibadah. Hal yang menjadi prinsip dalam
Nyanyian-nyanyian ini disesuaikan dengan pemberitaan firman merupakan garis
minggu-minggu tahun gerejawi. vertikal yang dari atas ke bawah. Umat
Penanggalan minggu ini dimulai dari awal membutuhkan firman yang memberi hidup
tahun gerejawi dan biasanya dimulai pada dan itu datang dari Tuhan. Syair nyanyian
empat minggu sebelum menjelang hari itu juga merupakan garis vertikal dari bawah
natal bagi umat Kristen ke atas yaitu jawaban ucapan syukur serta
Musik merupakan anugrah Allah pujian umat pada Tuhan.
kepada manusia. Marthin Luther sebagai
Bapak Reformasi mengatakan : “Music is a Nyanyian jemaat disesuaikan dengan
gift of God, not of men”. HKBP sebagai kalender gerejawi. Dalam hal ini lagu atau
salah satu menganut paham lutheran nyanyian dihubungkan dengan urutan liturgi

12
Clef: Jurnal Musik dan Pendidikan Musik | Vol. II | No. 1 | Hal.11-18
eISSN: 2746-7473



yang berkaitan dengan kalender gerejawi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
tersebut. Nyanyian jemaat berfungsi untuk mengetahui peran nyanyian Buku Ende
melayankan liturgi. Ada tiga hal yang secara dalam membangun spritual jemaat gereja
historis melahirkan fungsi nyanyian jemaat
dalam liturgi yaitu: II. Metode
a. Nyanyian jemaat merangkai unsur- Metode penelitian yang digunakan
unsur liturgi yang satu dengan yang peneliti dengan menggunakan pendekatan
lain, sehingga membentuk satu kualitatif. Tujuannya adalah untuk
perayaan liturgi. menjelaskan, memahami dan menganalisa
b. Nyanyian jemaat mengandung secara mendalam. Metode penelitian
fungsi dan peran simbolis. Nyanyian menurut Sugiyono ialah metode yang
mengungkapkan makna terdalam digunakan untuk meneliti kondisi objek yang
dari sikap iman gereja dan melalui alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
nyanyian dunia mengenal gereja. intrumen kunci. Analisis data bersifat
c. Melalui nyanyian jemaat semua induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih
yang hadir dipersatukan di dalam menekankan makna dari pada generalisasi.
Tubuh Kristus, Melalui Nyanyian Data penelitian diperoleh melalui
jemaat, untuk mengekspresikan penelitian kepustakaan (library research).
persekutuan orang beriman Penggunaan penelitian ini peneliti
dihadapan Tuhan. maksudkan dalam upaya merumuskan
Dalam liturgi gereja HKBP, nyanyian defenisi, pendapat, teori-teori yang ada
sangat penting dalam ibadah sebab hubungannya dengan masalah yang
sebagian besar bagian dari ibadah dibahas serta memperkuat atau
memanfaatkan nyanyian. Nyanyian dalam melemahkan sebuah argumentasi dan
ibadah memiliki keterkaitan dengan peneliti mengadakan studi kepustakaan
pengembangan kehidupan spiritual dari mengenai penelitian terhadap buku-buku
jemaat. Dengan demikian nyanyian dalam dan media internet yang ada kaitannya
ibadah mendidik umat yang bertujuan untuk dengan pembahasan penelitian ini.
mencerdaskan umat untuk berperilaku Penelitian ini terfokus kepada peran
sesuai dengan ajaran Gereja. nyanyian membangun spritual jemaat
gereja

13
Clef: Jurnal Musik dan Pendidikan Musik | Vol. II | No. 1 | Hal.11-18
eISSN: 2746-7473



III. Hasil dan Pembahasansss untuk mengikut Kristus.Banyak lagu-lagu
a. Nyanyian Sebagai Media Berteologi yang mengarahkan komitmen umat untuk
Bernyanyi dalam ibadah merupakan selalu mengikut Tuhan baik itu dalam suka
salah satu cara umat untuk mengatahui maupun duka. Dalam buku nyanyian HKBP
teologi dari ajaran gereja mereka. yaitu buku ende terdapat beberapa nomor
Mengeksresikan iman dalam ibadah dapat lagu yang berisi kesaksian tentang menjadi
dilakukan jemaat Tuhan dengan bernyanyi. murid Kristus. Jikalau kita simak isi
Banyak anggota jemaat mengenal tentang nyanyiannya dan jika kita hayati atau kita
doktrin atau ajaran gereja mereka dari laksakan pasti dapat menjadi murid Kristus
nyanyian. Dapat dikatakan juga umat Tuhan yang sejati. Dalam Buku Ende 149 ayat
lebih banyak belajar firman Tuhan dari pertama dikatakan : “Ho tongtong
nyanyian-nyanyian yang selalu mereka ihuthononhu, Jesus Sipangolu au. Tung na
kumandangkan setiap hari atau saat pada so tadingkononku, Ho na paluahon ahu,
ibadah setiap minggu. Sian sasude dosangku, dohot sian uhumi,
Dalam Buku Ende HKBP banyak Na tongtogn habiaranku ala pardosaonki.”
ajaran-ajaran yang terkandung dari setiap Kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia
nomor dan lirik-lirik lagu. Buku ende terbagi menjadi “Aku selalu ikut Yesus, Tuhan
dalam dua tema besar yang disebut dengan Jurus’lamatku Aku tak meninggalkan-Mu,
marhaluaon na gok dari no 1 sampai 556 Yesus Tuhan Penebus Kar’na semua
dan sangap di Jahowa dari nomor 557 dosaku, mautlah hukumanku Aku takut
sampai 864. Dalam buku ende terdapat kepada-Mu, kar’na semua dosaku”. Dari
bagian-bagian yang selalu dinyanyikan lagu ini terdapat kesaksian dan komitmen
sesuai dengan tema pada saat kebaktian atau tekat untuk selalu mengikut Yesus
ataupun liturgi ibadah. dengan setia, berserah dan mengabdi
Nyanyian-nyanyian dalam ibadah kepada Yesus dan janji setia bahwa kita
setiap minggunya bisa saja dinyanyikan tidak akan meninggalkan Tuhan Yesus.
sampai ribuan kali. Nyanyian tersebut Dari setiap lagu-lagu yang dinyanyikan
dinyanyikan mulai dari anak-anak sekolah kita melihat bagaimana pentingnya
minggu sampau ke orang tua yang lanjut nyanyian tersebut membangun iman
usia. Lagu tersebut bisa dinyanyikan percaya umat Tuhan. Lagu-lagu yang
seseorang sampai berpuluh tahun. dinyanyikan tersebut menjadi media
Misalnya lagu penyerahan sepenuhnya berteologi dan memiliki peranan yang besar

14
Clef: Jurnal Musik dan Pendidikan Musik | Vol. II | No. 1 | Hal.11-18
eISSN: 2746-7473



dalam menumbuhkan iman dan percaya No. 513-517) nyanyian yang isinya
umat Tuhan. merupakan pemujaan terhadap Raja
Wilhelmina (Kata raja dipakai untuk
Wilhemilmina, karana dalam bahasa Toba
b. Buku Ende HKBP tidak dikenal istilah Ratu).
Para misionaris sangat berperan Kemudian muncul nyanyian susunan
memakai talenta orang Batak dalam bidang Zuster Elfriede Harder dengan tema : “Ende
Musik. Orang Batak dikenal memiliki naluri Taringot tu Haluan Na Gok pinatupa ni
musik, “sebagai kendraan kultural dalam Tuhan Jesus Kristus.” (Buke Ende Na
bidang pemerberitaan Injil ditengah Marhata Batak, Yayasan Pekabarn Injil
masyarakat Batak” (Darwin Lumbantobing, Anugerah, Pematang Siantar) Awalnya
2018). Para misionaris membawa lagu-lagu nyanyian ini dicetak terpisah dari Buku
Buku Ende dari Eropa kemudian Ende dan hanya diperkenalkan pada
diterjemahkan. Nyayian rohani (Buku Ende kalanyan siswa Bibelvrow. Konon, Ephorus
tersebut menjadi penting bagi peribadatan, Dr. Johannes Warnevk, tidak setuju dengan
dan pengajaran firman Tuhan selalu kehadiran nyanyian ini. Baru pada masa
diajarkan bersamaan dengan latihan Ephorus Johannes Warneck, buka susunan
bernyanyi, menyanyikan lagu rohani. Zuster Elfriede Harder disatukan pada Buku
Buku Ende edisi pertama tidak Ende dengan nomor urut yang berbeda.
ditemukan lagi fisiknya. Dalam edisi kedua, Pada tahun 1985 atas gagasan Ds. PM.
“Agenda Hoeria Kristen Na Marhata Batak Sihombing, Sekertaris Jenderal HKBP,
Toba”, beberapa ende dari buku pertama kedua buku tersebut disatukan dengan
sudah dikutip. Cetakan kedua diterbitkan nomor berurutan.
pada tahun 1924, cetakan ketiga pada Pada tahun 2003, muncul nyanyian
tahun 1933. Pada cetakan ketiga ada dengan tema : “Suplemen” yang
tambahan beberapa lagu untuk tema baru merupakan suara “Rapat Praeses 4-5
yakni “Ende Taringot Tano Hagodangan” September 2000, Rapat Gabungan Pareses
yang isi pokoknya tentang Tano Batak, dengan Parhalado Pusat 5 September 2000
keindahan Danau Toba dan kampong dan Rapat Pendeta 20-24 Agustus 2001
halaman orang Batak. Tema itu dan Sinode Godang HKBP 30 September –
menghubungkan daerah Toba dengan 04 Oktober 2002. Dan Tim Suplemen
ciptaan Tuhan. Kemudian ada 5 Ende (BE. dipimpin Pdt. JAU. Doloksaribu” (Buku Ende

15
Clef: Jurnal Musik dan Pendidikan Musik | Vol. II | No. 1 | Hal.11-18
eISSN: 2746-7473



HKBP, 2003. Hal. 528). Penerbitan kemampuan yang luar biasa dalam
nyanyian suplemen, mengabungkan tema menghafal ayat-ayat firman.
buku Pertama dan Susunan Zuster Elfriede Di sepanjang hidupnya, Fanny telah
Harder dengan tema “Buku Ende menulis lebih dari 8000 hymne.
Marhaluaon Na Gok”. Tema nyanyian Kebutaannya menjadi berkat bagi semua
Suplemen : “Sangap di Jahowa, yang pada orang. Dan sampai sekarang syair-syair
dasarnya sebenarnya Buku Ende dibagi lagu Fanny J. Crosby tetap dinyanyikan
Tema : Pertama Buku Ende HKBP, Kedua dimanapun oleh berjuta-juta orang percaya
“Haluan na Gok” dan Ketiga Suplemen. di dunia ini. Hymne terlahir oleh karena
kedekatannya dengan Tuhan dan dia bisa
c. KESAKSIAN DALAM LAGU HYMNE merasakan kuasa Tuhan yang tetap
(BUKU ENDE) memelihara hidupnya dan tetap bersyukur
Tentu beberapa lagu hymne yang untuk segala keadaan dan kondisi.
sering kita nyanyikan di gereja misalnya Ada juga lagu yang sering
Kuberbahagia, Slamat di tangan Yesus, dinyanyikan oleh jemaat kutipan liriknya
Tinggal sertaku, Mampirlah dengar doaku, demikian:
Pada kaki salibMu menjadi lagu yang sering “Sonang do… Sonang do…
kita nyanyikan dalam ibadah. Pengarang Dipasonang tongtong rohangkon…”
lagu ini adalah Frances Jane Crosby yang Kutipan kalimat hymne yang menjadi
sering disebut dengan Fanny J. Crosby. peneguhan bagi jemaat disaat banyaknya
Wanita ini dipakai Tuhan menjadi penulis pergumulan hidup. Horatio Gates Spafford
hymne yang dipakai gereja secara luar lahir 20 Oktober 1828. Dia adalah seorang
biasa. Lagu-lagunya bisa kita lihat di Buku- praktisi hukum yang taat dan diberkati oleh
buku nyanyian gereja. Tuhan. Aktif dalam kegiatan gereja dan
Dia terlahir dengan normal pada tanggal kegiatan penginjilan.
24 Maret 1820, namun pada umur 6 tahun Lagu ini tercipta setelah iman
dia mengalami infeksi mata dan mereka diuji oleh tragedi. Anak laki-laki
mengalamai kebutaan total. Hidup mereka yang berumur 4 tahun meninggal
spiritualitasnya dibangun oleh neneknya karena deman berdarah. Tragedi yang lain
yang selalu mengajarkan berdoa dan adalah kebakaran di Chicago dimana
membaca firman dan dia memiliki Stafford menginvestasikan modal cukup
besar untuk usaha itu dan Stafford

16
Clef: Jurnal Musik dan Pendidikan Musik | Vol. II | No. 1 | Hal.11-18
eISSN: 2746-7473



mengalami kerugian yang banyak. Pada Sonang do Sonang do, Dipasonang
tangggal 22 November 1873, kapal yang Tontong Rohangkon”
ditumpangi oleh anaknya mengalami
kecelakan dan seluruh anaknya meninggal d. PENTINGNYA BERNYANYI SEBAGAI
dunia. MEDIA BERTELOGIA
Dalam kesedihannya tetap Nyanyian mempunyai peranan yang
bersyukur akan apa yang terjadi. Dalam sangat penting sebagai sarana jemat untuk
perjalannya menuju Eropa, di tengah berteologia. Ada 7 alasan tentang
Samudra Atlantik dimana anak mereka pentingnya bernyanyi bagi orang percaya
tenggelam dalam kapal yang ditumpangi, sebagai media berteologia yaitu:
Stafford memuji Tuhan dan berseru: “When 1. Ketika bernyanyi, kita mentaati
peace like a river attendeth my way, When perintah Tuhan. Bernyanyi bagi
sorrows like sea-bellows roll, Whatever my jemaat Tuhan bukanlah suatu pilihan
lot, Thou has taught me to say, It is Well, It tetapi bernyanyi adalah perintah
is Well with my Soul” . Ini merupakan doa 2. Ketika kita bernyanyi, makan
ungkapan perasaannya dan Stafford tidak disanalah jemaat Tuhan akan
larut dalam kesedihan dan terus bersyukur semakin berakar, bertumbuh dan
untuk setiap keadaannya. berbuah dalam firman Tuhan
Lirik dari doa ini dbuat oleh Philip 3. Ketika kita bernyanyi kita
Paul Bliss tahun 1876 dan memperkenalkan membangun dan menguatkan
lagu “its Well With My Soul” di Farwell Hall sesama.
yang dihadiri oleh ribuan jemaat dan resmi 4. Ketika kita bernyanyi kita melakukan
diperkenalkan sebagai lagu Hymne. Yang perang rohani.
terjadi dalam hidup adalah rancangan 5. Ketika kita bernyanyi kita dikuatkan
Tuhan dan rancangan Tuhan selalu menghadapi tantangan dan
mendatangkan kebaikan bagi yang percaya kesulitan
kepadaNya. Tetap teguh dalam pergumulan 6. Ketika kita bernyanyi kita berjalan
karena semua akan mendatangkan dalam jalan yang ditetapkan oleh
kebaikan. “Dung Sonang Rohangku Tuhan menuju kebahagiaan dan
dibahen Jesus I, Porsuk pe hutaon dison, sukacita
Na pos do rohangku di Tuhan ta I, 7. Ketika kita bernyanyi, kita
Dipasonang do tongtogn rohangkon, memuliakan Tuhan. Bernyanyi

17
Clef: Jurnal Musik dan Pendidikan Musik | Vol. II | No. 1 | Hal.11-18
eISSN: 2746-7473



adalah berteologi untuk melakukan Saragih, RJ. 2019. Berteologi
perintah Tuhan, berakar dalam Melalui Nyanyian.
Pematangsiantar;Ambilan dan
firman, membangun jemaat dalam Barita.
pertumbuhan iman.
Abineno, J.L.CH. 2010. Unsur-
Unsur Liturgia Yang Dipakai
IV. Kesimpulan Gereja-Gereja di Indonesia.
Bernyanyi merupakan satu aktivitas Jakarta: Gunung Mulia
utama ketika umatNya beribadah.
HKBP. 2009. Buku Ende HKBP.
Bernyanyi sebagai media berteologia, untuk Pematangsiantar: Percetakan
mengekspresikan iman dalam pujian dan HKBP
penyembahan. Ucapan syukur atas Hutauruk, J.R. 2011. Lahir, Berakar
penebusan dosa oleh Tuhan Yesus sebagai dan Berumbuh di Dalam Kristus,
Sejarah 150 Tahun Huria Kristen
wujud nyata respon umat atas karyaNya.
Batak Protestas. Tarutung:
Bernyanyi memberikan kekuatan bagi orang Kantor Pusat HKBP
percaya untuk menghayati panggilan
Prier, Karl-Edmund. 1998. Musik
pelayanan mereka dalam setiap aktivitas
Gereja Zaman Sekarang
keseharian jemaat gereja. Bernyanyi Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi
sebagai media bertelogia adalah
kesempatan untuk saling mengajar dan
menegur dalam kebenaran firman. Oleh
karena itu peranan nyanyian sangatlah
penting dalam menumbuhkan pengetahuan
teologi jemaat sehingga menghayati
penebusan Tuhan Yesus.

V. Kepustakaan
Siregar.M. 2009. Pedoman Pemuridan dan
Pertumbuhan Rohani.
Pematangsiantar:L.SAPA

Suryana, Yusak. 2010. Story Behind The


Song. Jakarta: YIS Production.
Edmund, Karl. 2011. Roda Musik
Liturgi. Yogyakarta: PML.

18

Anda mungkin juga menyukai