Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

PTK adalah proses pengkajian masalah yang ada di dalam kelas melalui refleksi

diri dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai

tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh

dari pemberian tindakan Sanjaya, (2016). Dalam penelitian ini, tindakan

dilakukan dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep bilangan anak usia dini

melalui education games berbasis budaya local. Penelitian ini merupakan

penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif menguraikan gejala-gejala yang bersifat holistic

(menyeluruh, tidak dapat dipisahkan) sehingga penelitian ini mencakup

keseluruhan situasi sosial yang meliputi aspek tempat, pelaku dan aktifis yang

berinteraksi secara sinergis Gunawan, (2013). Fokus penelitian ini yaitu:

education games berbasis budaya local merupakan sebuah permainan yang

digunakan dalam proses pembelajaran dan dalam permainan tersebut mengandung

unsur mendidik atau nilai-nilai pendidikan yang berasal dari daerah setempat.

Selanjutnya kemampuan mengenal konsep bilangan merupakan kemampuan anak

dalam mengenal lambang bilangan berada pada tahap menyebut urutan bilangan

dari 1-10 membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda).


B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B Taman kanak-kanak Aisyiyah

Bustanul Athfal III karunrung Kota Makassar. Yang menjadi subjek penelitian ini

adalah anak-anak dengan jumlah 11 orang yang terdiri dari 4 perempuan dan 7

laki-laki.

C. Faktor Yang Diteliti

1. Faktor proses

Pada penelitian ini berdasarkan faktor proses yang akan diteliti yaitu: antusias

atau keaktifan siswa didalam mengikuti proses pembelajaran permainan

edukatif berbasis budaya local untuk menemukan fakta dari aktivitas subjek

penelitian.

2. Faktor hasil

Pada penelitian ini berdasarkan faktor hasil yang akan diteliti adalah:

kemampuan untuk mengenal konsep bilangan melalui permainan edukatif

berbasis budaya local.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian tindakan dalam

beberapa siklus yaitu Merencanakan dan merancang penelitian tindakan kelas,

diperlukan suatu model penelitian yang akan digunakan. Hal ini sangat penting

untuk memberikan acuan atau arahan terhadap penelitian yang akan dilakukan.

Sebenarnya ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan
kelas (PTK), salah satu yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart,

pada setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yakni mengacu pada model spiral

penelitian Kemmis dan Mc Taggart, yaitu: (1) perencanaan (plan), (2)

pelaksanaan (act), (3) pengamatan (observe), (4) refleksi (reflect). Pada siklus

pertama, apabila kriteria keberhasilan tindakan tercapai, maka tindakan dikatakan

berhasil dan tidak perlu untuk melanjutkan ke siklus II. Namun, apabila kriteria

keberhasilan tindakan belum tercapai, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Model kemmis dan Mc Taggart, juga menggunakan keempat komponen penelitian

tersebut dalam setiap langkah. Akan tetapi pada model Kemmis dan Mc Taggart,

komponen tindakan dan pengamatan menjadi satu komponen karena kedua

kegiatan ini dilakukan secara simultan.

Berdasarkan hal tersebut maka tahap-tahap penelitian dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Siklus I

a. Perencanaan (plan) pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan kelas tersebut dilakukan.

Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara

pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya

tindakan. Pada perencanaan ini masalah yang ditemukan peneliti sebaiknya

bersama kolaborator, karna pada penelitian akan diatasi dengan melakukan

langkah perencanaan tindakan yaitu menyusun dan membuat perencanaan

teknik yang dapat meningkatkan kemampuan untuk mengenal konsep bilangan


melalui permainan edukatif berbasis budaya local. Merencanakan instrument

penelitian berupa:

1. Rencana program pembelajaran harian (RPPH) dengan menentukan Tema

dan sub tema sesuai dengan indikator dan kegiatan pembelajarannya.

2. Menyiapkan media atau alat peraga yang akan digunakan dalam kegiatan

proses pembelajaran.

3. Menentukan indikator keberhasilan yang akan digunakan untuk

mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia 5-6

tahun melalui permainan edukatif berbasis budaya local.

b. Tindakan (action) Hal yang harus diingat dan taat pada apa yang sudah

direncanakan peneliti sebelumnya. Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan

program pembelajaran sesuai dengaan Rencana Program Pembelajaran Harian

(RPPH) yang telah direncanakan, pengumpulan data melalui hasil wawancara

dengan guru, hasil observasi penilaian dan dokumentasi melalui catatan

lapangan dan foto-foto kegiatan anak. Program tindakan siklus I terdiri dari dua

kali pertemuan yang masingmasing berdurasi 45 menit disesuaikan dengan

waktu belajar yang telah dijadwalkan di sekolah.

c. Pengamatan (observe) adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat. Dari proses pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap apa yang

sedang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan

observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

lembar observasi yang sudah disusun oleh peneliti.


d. Refleksi (reflection) yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah terjadi. Istilah “refleksi” berasal dari bahasa inggris reflection yang

diterjemahkan didalam bahasa indonesia yaitu pemantulan.

Pada tahapan observasi yang akan dilakukan, apabila hasil pada siklus I

belum sampai pada target yang sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah

ditetapkan, maka tindakan berikutnya dilakukan pada siklus ke II dengan tujuan

untuk memperbaiki pembelajaran sebelumnya, yaitu meliputi kegiatan

perencanaan, tindakan, dan observasi ulang sampai permasalahan tersebut dapat

diatasi.

E. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: cheklist dan

dokumentasi, Data yang telah terkumpul berupa dokumen portofolio anak.

Dokumen foto maupun rekaman video tidak akan bermakna tanpa dianalisis yaitu

diolah dan diinterprestasikan. Analisis data pada dasarnya bertujuan mengolah

informasi kuantitatif maupun kualitatif sedemikian rupa sampai informasi itu

menjadi bermakna A. M. Yusuf, (2016).

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Observasi; metode observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat

semua aktifitas yang dilakukan oleh anak pada saat proses penerapan

permainan edukatif berbasis budaya local. Observasi ini dilakukan pada anak

didik kelompok B TK Aisyiyah Bustanul athfal III karungrung kota Makassar.


2. Dokumentasi; dokumentasi ini merupakan sebuah cara yang dilakukan peneliti

untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang

akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan,

buku, undang-undang dan sebagainya.

G. Teknik Analisis Data

Data adalah catatan penilaian, baik yang berupa fakta atau angka-angka.

Data yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis terlebih dahulu dengan maksud

untuk membuktikan ada tidaknya perbaikan yang dihasilkan setelah dilakukan

tindakan. Dengan adanya analisis data ini maka diketahui seberapa besar

peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui penerapan permainan

edukatif berbasis budaya local. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK), ada dua

jenis data yang digunakan yaitu:

1. Data kualitatif dapat didefinisikan sebagai data yang berbentuk kata skema dan

gambar P. M. B. B. No et al.,(2011).

2. Data kuantitatif data yang dapat dianalisis secara deskriptif menggunakan

analisis statistic deskriptif (menhitung rata-rata perkembangan anak

berdasarkan skor yang diperoleh dari lembar hasil observasi). Penelitian ini

menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu mencoba menggambarkan

keadaan yang sebenarnya dan dideskripsikan dalam bentuk narasi sesuai hasil

pengamatan. Data juga dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif yang

bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari pelakuan yang

diberikan guru. Tujuannya yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan

mengenal konsep bilangan pada anak setelah diberikan tindakan melalui


penerapan media education games berbasis budaya local. Rumus yang

digunakan dalam analisis data deskriptif kuantitatif sederhana untuk mencari

presentase mengacu pada pendapat Rukajat, (2018) yaitu sebagai berikut:

f
P= x 100%
n

p = angka presentase

f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya

n = jumlah presentase/ banyaknya individu/ indicator

H. Indikator Keberhasilan

Indikator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan umumnya bersifat

terdiri atas pembilang (numerator) dan penyebut (denominator). Indikator ialah

variable-variabel yang mengindikasikan atau memberi petunjuk kepada kita

tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunaan untuk mengukur

perubahan. Oleh karena itu, untuk melihat seberapa jauh keberhasilan siswa dalam

proses penerapan permainan edukatif berbasis budaya local untuk mengenal

konsep bilangan pada siklus ini, peneliti dan guru berlandaskan kepada hasil

penilaian yang bersifat autentik. Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan

kelas, dalam penelitian ini dikatakan berhasil jika ada perubahan atau peningkatan

terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa setelah diberikan tindakan. Penelitian

ini berhasil apabila 75% siswa berada pada tingakat kemampuan berkembang

sesuai harapan.

Anda mungkin juga menyukai