Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak-anak di Kelompok B Tk Pgri 2 Desa Tanabang usia (5-

6 tahun) yang berjumlah 5 orang anak laki-laki dan 10 anak perempuan.

a) Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Pgri 2 Desa Tanabang yang beralamat di

Desa Tanabang Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir. Waktu penelitian dilaksanakan

pada bulan Oktober 2020 sampai bulan November 2020. Dimana Tk tersebut memilki 2 kelas

yang terdiri dari 1 kelompok A (4-5 tahun) dan kelompok B (5-6 tahun).

b) Metode Penelitian

Menurut Wibawa (dalam buku Dimyati, 2013:116) menjelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan penelitian yang mengangkat masalah-masalah actual yang dihadapi

oleh guru di lapangan. Sedangkan menurut Wiriaartmadja (dalam buku Dimyati, 2013:116)

menyebutkan penelitian tindakan kelas adalah sebagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktis pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka

sendiri.

Pada penelitian ini, penelitian menggunakan desain siklus PTK model Kurt Lewin adalah

ahli psikologi sosial Amerika dan yang pertama menemukan desain penelitian tindakan kelas

yang dinamakan Model Kurt Lewin tahun 1946. Model Kurt Lewin didesain dalam bentuk satu

siklus yang terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) perencanaan tindakan (planning), 2) pelaksanaan
tindakan (action), 3) observasi/pengamatan (observing), dan 4) refleksi (reflecting). Desain PTK

model Kurt Lewin digambarkan seperti pada bagan 1 berikut ini.

Planning Acting

Reflecting Observasi

BAGAN 1. Desain PTK Model Kurt Lewin

Keterangan :

1. Perencanaan tindakakn (planning) adalah suatu perencanaan dalam bentuk penyusunan

perangkat pembelajaran berdasarkan evaluasi hasil pelaksanaan prapenelitian atau

refleksi awal.

2. Pelaksanaan tindakan (acting) adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas sebagai guru

model dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah direncanakan.

3. Observasi (observing) adalah pengamatan atas pelaksanaan proses pembelajaran dikelas

secara bersamaan (simultan) sebagai peneliti dan observasi terhadap perubahan perilaku

siswa atas tindakan pembelajaran.


4. Refleksi (relection) adalah rekomendasi atas hasil evaluasi analisis data guna ditindak

lanjuti pada siklus berikutnya.

Siklus I

a. Perencanaan

Tahapan perencanaan pada siklus diawali dengan melakukan langkah-langkah

persiapan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi yang dipersiapkan kembali sebelum

rencana perbaikan setelah mengetahui kelemahan.

1. Menyiapkan alat pengumpulan data berupa lembar observasi dan

dokumentasi untuk melihat hasil pada setiap tindakan.

2. Membuat rencana kegiatan harian (RKH).

3. Pembelajaran dengan menggunakan melalui kegiatan belajar sambil

bermain.

4. Menata setting permainan

b. Pelaksanaan

Setelah menyiapkan semua alat yang akan digunakan, maka peneliti dan

kolaborator memulai pelaksanaan sesuai dengan program yang telah dirancang.

Program tindakan siklus I terdiri atas 8 kali pertemuan atau tindakan masing-

masing berdurasi 2,5 jam atau 150 menit, yaitu 20 menit kegiatan awal untuk

pembukaan, 35 menit untuk kegiatan inti, 35 menit istirahat, dan 60 menit untuk

evaluasi dan kegiatan penutup.

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan tidak hanya ketika pelaksanaan tindakan namun

terhadap semua aktivitas anak selama berada disekolah sesuai dengan indikator-
indikator yang telah disepakati. Observasi bebas dilakukan dengan mencermati

dan mencatat kejadian-kejadian penting selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi mengamati kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

bermain. Observer mengisi instrumen berupa lembar observasi sela proses

kegiatan bermain berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti untuk mengevaluasi pelaksanaan tindakan,

refleksi ini dibantu oleh observer dengan cara melihat hasil pengamatan, kegiatan

ini dilakukan setelah proses kegiatan bermain berlangsung. Sehingga dari refleksi

ini nantinya ada perbaikan guna melanjutkan ke siklus selanjutnya.

Siklus II

Siklus Dua dilaksanakan dengan melakukan perubahan pada bagian-bagian

tertentu yang didasarkan pada refleksi siklus I, sesuai dengan rencana pembelajaran yang

telah disusun. Sasaran kegiatan adalah untuk memperbaiki aspek-aspek yang dinilai

belum berhasil pada siklus I. Hasil yang didapat pada siklus II dianalisa dan

dibandingkan dengan siklus I kemudian digunakan untuk mengukur keberhasilan

pelaksanaan siklus II. Langkah yang di gunakan sama halnya dengan yang dilakukan

pada siklus.
c) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data-data

penelitian yang harus dilakukan secara relevan sesuai penelitian yang di ambil. Adapun teknik-

teknik yang digunakan penelitian adalah:

1. Observasi

Obsevasi adalah suatu proses pengamatan terhadap subjek atau objek yang akan

diteliti. Menurut Gunawan (2013:143) bahwa observasi merupakan kegiatan

memerhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan

mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut.

2. Dokumentasi

Gunawan (2013:176) mengatakan bahwa dokumentasi adalah catatan peristiwa

yang sudah berlalu berbentuk tulisan, gambar atau karya dari seseorang. Studi

dokumen adalah pelengkap dari metode observasi. Hasil penelitian ini akan lebih

dapat dipercaya jika adanya dokumen.


3.5 Teknik Vadilasi Instrumen

Siregar (2013:46) mengungkapkan bahwa validasi adalah menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data untuk mengetahui tingkat kevalidan dalam

penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian dengan pendekatan penelitian tindakan kelas, yang

digunakan dalam penelitian ini adalah ekspert judgment atau uji ahli. Kisi-kisi dalam instrument

peneliti ini sebagai berikut berikut:

Tabel 1 Kisi-kisi Instrument Penelitian meningkatkan kerjasama anak

No Aspek Indikator

1. Berinteraksi -Anak mampu berkomunikasi


dengan teman sebaya
-Anak mampu berkumpul
dengan temannya
2. -Anak saling tolong menolong
Saling -Anak mau berbagi mainan
membantu dengan teman

3. Bertanggung -Anak mampu merapikan mainan


jawab -Anak mampu melaksanakan
tugasnya
g) Teknik Analisis Data

Teknik analisis data data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah data

deskripsif dengan analisis refleksi. Analisis deskripsif mengenai objek penelitian berdasarkan

data hasil observasi yang diperoleh peneliti dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

Hal ini dilakukan dengan cara membandikan frekuensi munculnya indikator kemampuan

kerjasama pada siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pemberian pembelajaran.

Apabila peningkatn kemampuan kerjasama anak setelah tindakan lebih banyak daripada

frekunsi kerjasama sebelum tindakan, maka memperoleh peningkatan atau keberhasilan. Sasaran

tindakan presentase perubahan kerjasama dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

F
P= x 100%
N

Keterangan :

P = Angka Prestasi

F = Frekunsi nilai siswa

N = Jumlah anak dalam 1 kelas 14

Untuk menentukan aktivitas anak meningkat, maka intervestasi aktivitas belajar anak

sebagai berikut :
Table 2 Klasifikasi Intervestasi Aktivitas Belajar Anak

No Penilaian Penilaian Keterangan

1 80%-100% Baik Sekali

2 66%-79% Baik

3 56%-65% Cukup

4 40%-55% Kurang

5 30%-39% Gagal

h) Kriteria Keberhasilan Tindakan

Untuk mengukur tingkat kemampuan kerjasama pada anak, penelitian ini menggunakan

data kriteria keberhasilan tindakan yaitu:

1. Kriteria Keberhasilan Minimal (KKM)

Untuk KKM tingkat kemampuan kerjasama anak secara individu yaitu sebesar

75% dengan rentang nilai 60–75% anak tersebut dianggap tuntas. KKM

tersebut sudah ditetapkan sebelumnya oleh sekolah dan disepakati oleh tim

kolaboratorf.

2. Kriteria Keberhasilan Tindakan (KKT)

Untuk KKT tingkat kemampuan kerjasama anak secara Klasikal yaitu sebesar

80%. KKT tersebut sudah ditetapkan dan disepakati oleh peneliti dan tim

kolaborasi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tindakan yang

menginterprestasikan bahwa ketuntasan penelitian tindakanya yaitu sebesar


80-100. Jadi penelitian menentukan dengan nilai 80% apabila tingkat

kemampuan kerjasama anak dikatakan tuntas.

Anda mungkin juga menyukai