Anda di halaman 1dari 42

WALIKOTA DENPASAR

PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR

NOMOR 7 TAHUN 2 0 1 9

TENTANG

PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM TIRTA


SEWAKADARMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DENPASAR,

M en i m b an g bahwa untuk me la k san a ka n k e t e n t u a n Pasal 4 P e r a t u r a n


Pemerintah Nomor 54 Tahun 2 0 1 7 tentang B a d a n U s a h a Milik
Daerah, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang
Perusahaan U m u m Daerah Air M i n u m Tirta Sewakadarma;

Mengingat 1. Pasal 1 8 ayat (6) U n d a n g - U n d a n g D a s a r Negara Republik


I n d o n e s i a Tahun 1 9 4 5 ;
2 . Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 tentang
Pembentukan Kotamadya Da e ra h Tingkat II D e n p a s a r ,
(Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 1992
Nomor 9 , T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia
Nomor 3465);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2 0 1 4 Nomor 2 4 4 , T a m b a h a n L e m b a r a n Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) s e b a g a i m a n a telah d i u b a h
beberapa kali, t e r a k h i r d e n g a n U n d a n g - U n d a n g Nomor 9
Tahun 2 0 1 5 tentang Perubahan K e d u a Atas U n d a n g -
Undang Nomor 2 3 Tahun 2 0 1 4 tentang P e m e r i n t a h a n
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 5
Nomor 5 8 , Tambahan L e m b a r a n Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
4 . Peraturan Pemerintah Nomor 2 T a h u n 2 0 1 2 t e n t a n g Hibah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 2
Nomor 5 , T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia
Nomor 5272);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 1 2 1 T a h u n 2 0 1 5 t e n t a n g
Pengusahaan S u m b e r Daya Air (Lembaran Negara Republik
I n d o n e s i a Tahun 2 0 1 5 Nomor 3 4 4 , T a m b a h a n L e m b a r a n
Negara Republik I n d o n e s i a Nomor 5801);
6 . Peraturan Pemerintah Nomor 1 2 2 tahun 2 0 1 5 t e n t a n g
Sistem Penyediaan Air M i n u m (Lembaran Negara Republik
I n d o n e s i a Tahun 2 0 1 5 Nomor 3 4 5 , Tambahan Le mb ar a n
Negara Republik Indonesia Nomor 5802);
7 . Peraturan P e me r in ta h Nomor 54 T a h u n 2 0 1 7 t e n t a n g B a d a n
Usaha Milik Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3 0 5 Tahun 2 0 1 7 , Tambahan Lembaran Negara
Republik I n d o n e s i a Nomor 6173);
8 . Peraturan Pemerintah Nomor 1 2 Tah un 2 0 1 9 t e n t a n g
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
I n d o n e s i a Tahun 2 0 1 9 Nomor 4 2 , T a m b a h a n Lembaran
Negara Republik I n d o n e s i a Nomor 6322);
9 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 3 T a h u n 2 0 0 6
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah d i u b a h b e b e r a p a k a l i d e n g a n P e r a t u r a n
Menteri Dalam Negeri Nomor 2 1 T a h u n 2 0 1 1 t e n t a n g
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 3
Tahun 2 0 0 6 tentang Pedoman Pengelolaan K e u a n g a n
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 1
Nomor 310);
1 0 . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
4 9 2 / M E N K E S / P E R / I V / 2 0 1 0 te nta ng Persyaratan Kualitas
Air M i n u m ;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 0 T a h u n 2 0 1 6
tentang Pedoman Pemberian S u b s i d i d a r i Pemerintah
Daerah kepada BUMD Penyelenggara SPAM (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2 0 1 6 Nomor 1399);
1 2 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 1 T a h u n 2 0 1 6
tentang Perhitungan d a n P e n e r a p a n Tarif Air Minum (Berita
Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 6 Nomor 1400);
1 3 . Peraturan Menteri D a l a m Negeri Nomor 1 3 t a h u n 2 0 1 8
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 3 2 Tahun 2 0 1 1 tentang P e d o m a n Pemberian
H iba h d an Ban tu a n Sosial yang B e r s u m b e r d a r i Anggaran
Pendapatan d a n Belanja D a e ra h (Berita Negara Republik
Ind onesia Tahun 2 0 1 8 Nomor 465);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 7 T a h u n 2 0 1 8
tentang Penganggkatan D a n P e m b e r h e n t i a n Anggota Dewan
Pengawas atau Anggota Komisaris dan Anggota Direksi
B ada n Usaha Milik Daerah (Berita Negara Republik
I n d o n e s i a Tahun 2 0 1 8 Nomor 700);
1 5 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 1 8 T a h u n 2 0 1 8
tentang Rencana Bisnis, Re nc a na Kerja, da n Anggaran,
Kerjasama, Pelaporan d a n Evaluasi B a d a n U s a h a Milik
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia T a h u n 2 0 1 8
Nomor 155);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DENPASAR

DAN

WALIKOTA DENPASAR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUSAHAAN UMUM DAERAH


AIR MINUM TIRTA SEWAKADARMA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang d i m a k s u d d e n g a n :


1 . Daerah adalah Kota D e n p a s a r .
2 . Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota D e n p a s a r .
3 . Walikota adalah Walikota Denpasar
4 . Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya d i s i n g k a t DPRD a d a l a h
DPRD Pemerintah Kota D e n p a s a r .
5 . Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya d i s i n g k a t BUMD a d a l a h B a d a n
Us ah a yang seluruh atau sebagian besar m o d a l n y a dimiliki oleh D a e r a h .
6 . Perusahaan Umum Daerah Air M inum Tirta Sewakadarma ya ng s el a nj ut n ya
disebut Perumda adalah BUMD yang seluruh modalnya dimiliki D a e r a h .
7 . Modal dasar Perumda Air M i n u m adalah se lur u h kekayaan Pemerintah D a e r a h
yang menjadi aset Perumda Air M i n u m yang merupakan k e k a y a a n D a e r a h
yang d i p i s a h k a n yang ditetapkan b e r d a s a r k a n Per a t ur a n D a e r a h .
8 . Kuasa Pemilik Modal yang selanjutnya disingkat KPM a d a l a h Walikota y a n g
mewakili Pemerintah Daerah yang d i p i s a h k a n p a d a P e r u m d a m e r u p a k a n
Organ Perumda yang memegang kekuasaan tertinggi d a l a m P e r u m d a Air
Mi n u m Tirta Sewakadarma d a n m e m e g a n g segala k e w e n a n g a n y a n g tidak
diserahkan kepada Direksi atau Dewan Pengawas.
9 . Dewan Pengawas adalah organ Perumda yang bertugas m e l a k u k a n
pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam m e n j a l a n k a n
kegiatan pengurusan Perumda.
1 0 . Direksi adalah organ Perumda yang bertanggung j a w a b a ta s p e n g u r u s a n
Perumda untuk kepentingan da n tujuan Perumda serta mewakili Per u mda baik
di dalam maupun d i luar pengadilan se su ai dengan k e t e n t u a n anggaran d a s a r .
1 1. Pegawai adalah Pegawai yang bekerja d i lingkungan Perumda.
1 2 . Air Minum adalah air bersih yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya me me nu hi standar kesehatan sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan.
1 3 . Sistem Penyediaan Air M inum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan
satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan air minum.
1 4 . Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan
pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang mengikuti proses
dasar manajemen untuk penyediaan air minum kepada masyarakat.
1 5 . Tata Kelola Perusahaan Yang Baik adalah Sistem Pengelolaan yang
mengarahkan dan mengendalikan Perumda agar menghasilkan kemanfaatan
ekonomi yang berkesinambungan dan keseimbangan hubungan antar
pemangku kepentingan.
16. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah pengeluaran sejumlah biaya
dan/ atau penggunaan sebagian laba bersih Perumda untuk tujuan sosial dan
bina lingkungan.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi :


a. Nama dan Tempat Kedudukan;
b. Logo;
c. Jangka Waktu Berdiri;
d . Maksud dan Tujuan;
e. Kegiatan usaha;
f. Modal Perumda;
g. Organ dan Pegawai Perumda;
h . Satuan Pengawas Intern, Komite Audit, dan Komite lainnya;
i. Perencanaan, Operasional, dan Pelaporan;
j. Penggunaan Laba;
k . Tarif Air Minu m;
l. Anak Perusahaan;
m . Penugasan Pemerintah kepada Perumda;
n . Evaluasi dan Restrukturisasi;
o. Pembubaran dan Kepailitan;
p. Pembinaan dan Pengawasan ;dan
q. Penyelesaian Sengketa;
BAB III
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 3

(1) Operasional Perusahaan Daerah d i m u l a i sejak tanggal 1 J u l i 1 9 9 7 b e r d a s a r k a n


berita acara serah terima pengelolaan a se t Perusahaan D a e r a h Air Minum
Kabupaten Daerah Tingkat II B a d u n g yang b e r a da diwilayah Kotamadya Daerah
Tingkat II Denpasar kepada Perusahaan Daerah Air M i n u m Kotamadya Daerah
Tingkat II Denpasar Nomor 7 3 Tahun 1 9 9 7 (Pihak Pertama) d a n Nomor 6 7
Tahun 1 9 9 7 (Pihak Kedua).
(2) Perumda Air Min um diberi na ma Perumda Air M i n u m Tirta S e w a k a d a r m a
memiliki makna memberikan pelayanan d a l a m s u m b e r da ya a i r yan£
merupakan kewajiban.
(3) Perumda berkedudukan di Daerah.

BAB IV
LOGO

Pasal 4

(1) Perumda memiliki logo sebagai identitas dari P e r u m d a .


(2) Logo sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1) d i g u n a k a n d a l a m hal-hal tertentu
yang melibatkan Perumda.
(3) Logo Perumda sebagaimana d i m a k s u d pa da ayat (1) t e r c a n t u m d a l a m lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan d a r i Peraturan D a e r a h ini.

BAB V
JANGKA WAKTU BERDIRI

Pasal 5

Perumda didirikan untuk jangka waktu yang t i d a k te r ba t a s.

BAB VI
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 6

(1) Maksud Pendirian P e r u m d a berupa p e n y e d i a a n a i r m i n u m g u n a m e m e n u h i


kebutuhan masyarakat agar mendapatkan k e h i d u p a n y a n g s e h a t , bersih d a n
produktif.
(2) Tujuan Pendirian Perumda untuk :
a . memberikan manfaat bagi perkembangan Perekonomian D a e r a h ;
b. menyelenggarakan kemanfaatan u m u m be r upa p e n y e d i a a n a i r m i n u m
yang bermutu bagi p e m e n u h a n hajat h i d u p m a s y a r a k a t s e s u a i kondisi,
karakteristik dan potensi d a e r a h , berdasarkan tata kelola p e r u s a h a a n
yang baik;dan
c. memperoleh laba d a n / a t a u k e u n t u n g a n .

BAB VII
KEGIATAN USAHA

Pasal 7

Kegiatan U saha Perumda meliputi:


a . mengelola S istem Penyediaan Air M i n u m yang m e m e n u h i s t a n d a r t
kesehatan;dan
b. pengelolaan S iste m Penyediaan Air Minum sebagaimana d i m a k s u d p a d a h u r u f
a dapat juga dilakukan pada Da e ra h lainnya d e n g a n Kerja s a m a D a e r a h .

BAB VIII
MODAL PERUMDA AIR MINUM

Pasal 8

(1) Modal Dasar Perumda seluruhnya merupakan kekayaan D a e r ah y a n g


dipisahkan sebesar Rp. 5 3 2 . 1 8 8 . 1 0 1 . 7 1 4 , 0 0 (lima ratus tiga p u l u h d u a miliar
seratus delapan puluh delapan juta seratus satu ribu tujuh r a t u s e m p a t belas
rupiah) dengan rincian m o d a l s e b e l u m n y a s eb e sa r Rp. 1 7 3 . 3 0 6 . 2 4 2 . 0 0 0 , 0 0
(seratus tujuh puluh tiga milyar tiga r a tu s e n a m j u t a d u a r a t u s e m p a t p u l u h
dua ribu rupiah).
(2) Pemenuhan modal dasar sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1) d i l a k u k a n
melalui mekanisme tambahan penyertaan mo da l y a n g d i l a k s a n a k a n d e n g a n
Peraturan Daerah.

(3) Dalam Hal Modal Dasar sebagaimana d i m a k s u d pa da ayat (1) telah t e r p e n u h i ,


penambahan Modal Dasar dilaksanakan melalui p e n y e r t a a n modal y a n g
ditetapkan dengan Peraturan Da e ra h.
(4) Sumber modal Perumda meliputi:
a . penyertaan modal daerah/ penyertaan m o d a l p e m e r i n t a h ;
b. pinjaman;
c. hibah; dan
d . sumber m o d a l lainnya.

BAB IX
ORGAN DAN PEGAWAI PERUMDA AIR MINUM
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 9

Pengurusan Perumda dilakukan oleh organ Perumda.


Bagian K edu a
Organ

Pasal 1 0
(1) Organ Perumda terdiri atas:
a . KPM;
b. Dewan pengawas; dan
c. Direksi.
(2) Struktur Organisasi, Tata Kerja, da n Uraian Tugas Organ Per u mda Air Minum
Tirta Sewakadarma sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (1) d i a t u r lebih l a n j u t
dengan Peraturan Walikota ini.

Bagian Ketiga
KPM

Pasal 1 1

(1) Walikota merupakan pemegang kekuasaan pengelolaan k e u a n g a n d a e r a h d a n


mewakili Pemerintah Daerah dalam kepemilikan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan.
(2) Pelaksanaan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) d a l a m
kebijakan Perumda meliputi:
a. penyertaan Modal;
b. su b sidi ;
c. penugasan;
d. penggunaan hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang d i p i s a h k a n ; d a n
e. pembinaan dan pengawasan terhadap penyertaan m o d a l p a d a P e r u m d a .

Pasal 1 2

(1) Walikota sebagai Kepala Daerah selaku pemilik m o d a l p a d a P e r u m d a


mempunyai kewenangan mengambil ke pu tusa n.
(2) Kewenangan mengambil keputusan sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1)
dapat dilimpahkan kepada Pejabat Perangkat Daerah s e b a g a i m a n a d i a t u r
lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
(3) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. perubahan anggaran dasar;
b. pengalihan aset tetap;
c. kerjasama;
d. investasi dan pembiayaan, te rma su k p e m b e n t u k a n a n a k p e r u s a h a a n
d a n/a ta u Penyertaan modal;
e. penyertaan modal Pemerintah Daerah b e r s u m b e r dari m o d a l kapitalisasi
cadangan, d an keuntungan revaluasi a s e t ;
f. pengangkatan dan p emb erh e ntia n d e w a n p e n g a w a s d a n direksi;
g. penghasilan dewan pengawas d a n direksi;
h. penetapan besaran penggunaan laba;
i. pengesahan laporan tahunan;
j. penggabungan, p e m i s a h a n , p e l e b u r a n , p e n g a m b i l a l i h a n , d a n p e m b u b a r a n
Perumdajdan
k. jaminan a s e t berjumlah lebih dari 5 0 % (lima puluh persen) dari j u m l a h
kekayaan bersih Perumda dalam 1 (satu) transaksi atau lebih.
(4) Pelaksana kewenangan sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (2) d a n ayat (3)
dapat diberikan insentif yang be rs umbe r dari hasil pengelolaan k e k a y a a n
Daerah yang d ip isahk an .
(5) Besaran Insentif pelaksana kewenangan sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (4)
ditetapkan berdasarkan:
a . target kinerja Perumda;
b. klasifikasi h asil pengelolaan kekayaan daerah y a n g d i p i s a h k a n s e s u a i
bidang usahajdan
c. laporan keuangan Perumda.

Pasal 1 3

KPM tidak bertanggung jawab atas kerugian Per u mda a p a b i l a d a p a t m e m b u k t i k a n :


a . tidak mempunyai kepentingan pribadi b a i k langsung m a u p u n tidak l a n g s u n g ;
b. tidak terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang d i l a k u k a n oleh
Perumdajdan/ atau
c . tidak terlibat baik secara langsung maupun t i d a k l a n g s u n g m e n g g u n a k a n
kekayaan Perumda secara melawan h u k u m .

Pasal 1 4

(1) KPM, Dewan Pengawas, d a n Direksi m e l a k u k a n rapat d a l a m p e n g e m b a n g a n


u sa h a Perumda.
(2) Rapat sebagaimana dimak sud pa da ayat (1) terdiri a t a s :
a . rapat tahunan;dan
b. rapat persetujuan Rencana Kerja Anggaran Perumda.

Bagian Keempat
Dewan Pengawas

Pasal 1 5

(1) Anggota Dewan Pengawas d a p a t terdiri dari u n s u r i n d e p e n d e n d a n u n s u r


lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan P e r u n d a n g - u n d a n g a n .
(2) Unsur lainnya sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1) d a p a t terdiri a t a s Pejabat
Pemerintah Pusat dan Pejabat Pemerintah Daerah y a n g t i d a k b e r t u g a s
melaksanakan pelayanan publik.

Pasal 1 6

Untuk dapat diangkat sebagai anggota dewan pengawas yang b e r s a n g k u t a n h a r u s


memenuhi syarat sebagai berikut :
a. sehat j a s m a n i dan rohani;
b. memiliki keahlian, integritas, k e p e m i m p i n a n , p e n g a l a m a n , j u j u r , perilaku y a n g
baik, dan dedikasi yang tinggi un tu k memajukan da n m e n g e m b a n g k a n
perusahaan;
c. memahami penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
d. memahami manajemen perusahaan yang berkaitan d e n g a n s a l a h sa t u fungsi
manajemen;
e. menyediakan waktu yang cukup u n t u k melaksanakan tugasnya;
f. berijazah paling rendah Strata 1 (S-l);
g. berusia paling tinggi 6 0 (enam puluh) tahun pada saat mendaftar p e rt a ma kali;
h. tidak pernah dinyatakan pailit yang dibuktikan d e n g a n s u r a t k e t e r a n g a n tidak
s ed a n g dalam keadaan pailit ya ng dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga;
i. tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas, y a n g d i n y a t a k a n
bersalah menyebabkan b a d a n u s a h a yang dipimpin d i n y a t a k a n pailit y a n g
dibuktikan dengan surat keterangan dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga;
j. tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
k. tidak se dan g menjadi pengurus partai politik, calon Kepala Da e ra h a t a u calon
Wakil Kepala Daerah, d a n / atau calon anggota Legislatif.

Pasal 1 7

(1) Proses pemilihan anggota Dewan Pengawas dilakukan melalui seleksi.


(2) Seleksi sebagaimana dimaksud p a da ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi
tahapan uji kelayakan da n kepatutan y a ng di l a ku ka n oleh tim a t a u lembaga
professional.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a ayat (1)


dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Walikota.

Pasal 1 8

(1) Calon anggota Dewan Pengawas yang dinyatakan l u l u s seleksi s e b a g a i m a n a


dimaksud dalam pasal 1 6 wajib menandatangani ko ntr a k kinerja s e b e l u m
diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas.
(2) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas sebagaimana d i m a k s u d pa da a y a t (1)
tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan anggota Direksi.
(3) Ketentuan mengenai seleksi s e ba g a im a na d i m a k s u d da la m Pasal 1 6 tidak
berlaku bagi pengangkatan kembali anggota Dewan P e n g a w a s yang dinilai
mampu melaksanakan tugas dengan baik s e l a m a m a sa j a b a t a n n y a .
(4) Dalam hal anggota Dewan Pengawas diangkat kembali, anggota Dewan
Pengawas wajib menandatangani kontrak kinerja.
(5) Penandatanganan kontrak kinerja se ba ga im a na d i m a k s u d p a d a a yat (4)
dilakukan sebelum pengangkatan kembali sebagai anggota Dewan Pengawas.

Pasal 1 9

(1) Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan oleh KPM.


(2) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak s a m a d e n g a n j u m l a h Direksi.
(3) Dalam h al anggota Dewan Pengawas terdiri lebih da r i 1 (satu) o r a n g anggota, 1
(satu) orang anggota Dewan Pengawas diangkat sebagai Ketua Dewan Pengawas.
(4) Penentuan jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana d i m a k s u d p a da a y a t
(1) dan ayat (2) dilakukan berdasarkan a sa s efisiensi d a n efektivitas k c p u t u s a n ,
pengawasan, d an pembiayaan bagi kepentingan P e r u m d a .

Pasal 2 0

Anggota Dewan Pengawas diangkat untuk m a sa jabatan paling l a m a 4 (empat)


tahun dan d a p a t d ia ngk at k e m b a l i u n t u k 1 (satu) kali m a s a j a b a t a n .

Pasal 2 1

(1) Dewan Pengawas bertugas:


a. melakukan pengawasan terhadap Perumda;dan
b. mengawasi dan memberi nasehat kepada Direksi d a l a m m e n j a l a n k a n
pengurusan Perumda.
(2) Dewan Pengawas wajib:
a . melaporkan hasil pengawasan k e p a d a KPM; d a n
b. membuat d a n memelihara risalah rapat.
(3) Ketentuan lebih lanjut m e n g e n a i pengawasan s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.

Pasal 2 2

Jabatan anggota Dewan Pengawas b e r a k h i r apabila:


a . meninggal dunia;
b. masa jabatannya berakhir; d a n / atau
c. diberhentikan sewaktu-waktu.

Pasal 2 3

(1) Dalam hal jabatan anggota Dewan Pengawas berakhir karena m a s a j a b a t a n n y a


berakhir sebagaimana d i m a k s u d d a l a m Pasal 2 2 h u r u f b, anggota Dewan
Pengawas wajib menyampaikan laporan pengawasan t u g a s a k h i r m a s a j a b a t a n
paling lambat 3 (tiga) b u l a n se be lum b e r a k h i r m a s a j a b a t a n n y a .
(2) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1) wajib
melaporkan sisa pelaksanaan tugas pengawasan y a n g b e l u m d i l a p o r k a n paling
lambat 1 (satu) bulan setelah be ra k hir m a s a j a b a t a n n y a .
(3) Laporan pengurusan tugas a k h i r m a s a j a b a t a n s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a
ayat (1) sebagai d a s a r pertimbangan oleh KPM u n t u k m e m p e r p a n j a n g a t a u
memberhentikan anggota Dewan Pengawas.
(4) Laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan anggota Dewan Pengawas y a n g
berakhir masa jabatannya dilaksanakan setelah hasil a u d i t d e n g a n t u j u a n
tertentu atau a u d i t tahunan da ri kantor a k u n t a n publik k e p a d a KPM.
(5) Dalam hal terjadi kekosongan ja ba t an s e l u r u h anggota Dewan Pengawas,
pelaksanaan tugas pengawasan Perumda dilaksanakan oleh KPM.
Pasal 2 4

(1) Dalam hal jabatan anggota Dewan Pengawas berakhir k a r e na d i b e r h e n t i k a n


sewaktu-waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 2 h u r u f c, p e m b e r h e n t i a n
dimaksud wajib disertai alasan p e m b e r h e n t i a n .
(2) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (1)
dilakukan apabila berdasarkan data dan informasi yang d a p a t d i b u k t i k a n
secara s a h, anggota Dewan Pengawas yang b e r s a n g k u t a n :
a . tidak dapat melaksanakan tugas;
b. tidak melaksanakan ketentuan Peraturan P e r u n d a n g - u n d a n g a n ;
c. terlibat dalam tindakan kecurangan yang m e n g a k i b a t k a n kerugian p a d a
Perumda dan/atau Daerah;
d . dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang telah m e m p u n y a i
kekuatan hukum tetap;
e. mengundurkan diri;
f. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Pengawas s e s u a i
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;dan/atau
g. tidak terpilih lagi dalam hal adanya perubahan kebijakan P e m e r i n t a h D a e r a h
seperti restrukturisasi, likuidasi, akuisisi, da n pembubaran P e r u m d a .

Pasal 2 5

Anggota Dewan Pengawas diangkat d a n d i b e r h e n t i k a n oleh KPM.

Pasal 2 6

(1) Anggota Dewan Pengawas dilarang memangku lebih dari 2 (dua) j a b a t a n


Anggota Dewan Pengawas d a n / a t a u memangku jabatan r a n g k a p .
(2) Larangan memangku jabatan rangkap sebagaimana d i m a k s u d pada a ya t (1)
meliputi:
a . anggota direksi pada Perumda, BUMD lain, B a d a n U s a h a Milik Negara,
dan/atau Badan Usaha Milik Swasta;
b. pejabat lainnya sesuai de n gan ketentuan Peraturan Perundang-
undanganjdan
c. pejabat lain yang dapat m e n i m b u l k a n konflik k e p e n t i n g a n .
(3) Pelanggaran ketentuan sebagaimana d ima ks ud p a d a ayat (1) dikenai s a n k s i
administratif berupa diberhentikan sewaktu-waktu dari jabatan sebagai anggota
Dewan Pengawas.
(4) Dalam hal ketentuan sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (2) tidak d i l a k s a n a k a n
oleh KPM paling lama 2 0 (dua p u l u h ) hari kerja s ej a k y a n g b e r s a n g k u t a n
diangkat memangku jabatan baru sebagai anggota Dewan Pengawas, s e m u a
jabatan yang bersangkutan sebagai anggota Dewan Pengawas d i n y a t a k a n
berakhir.
Pasal 2 7

(1) Anggota Dewan Pengawas wajib dengan itikad baik d a n tanggung j a w a b


menjalankan tugas untuk kepentingan Perumda.
(2) Setiap anggota Dewan Pengawas bertanggung jawab p e n u h s ec a r a pribadi
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan t ug a s ny a .
(3) KPM dapat mengajukan gugatan ke pengadilan terhadap anggota Dewan
Pengawas yang karena kesalahan atau kelalaiannya m e n i m b u l k a n k e r u g i a n
pada Perumda kecuali anggota Dewan Pengawas yang b e r s a n g k u t a n mengganti
kerugian yang ditimbulkan tersebut d a n disetorkan ke r e k e n i n g ka s u m u m
Daerah.

Pasal 2 8

(1) Penghasilan anggota Dewan Pengawas d i t e t a p k a n oleh KPM.


(2) Penghasilan anggota Dewan Pengawas sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1)
paling banyak terdiri atas:
a. honorarium;
b. tunjangan;
c. fasilitas; d a n / atau
d . tantiem atau insentif kinerja.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghasilan anggota Dewan P e n g a w a s
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagaimana d i a t u r d a l a m
Peraturan Walikota.

Pasal 2 9

(1) Dewan Pengawas dapat mengangkat se or a ng Sekretaris y a n g dibiayai oleh


Perumda.
(2) Tugas Sekretaris sebagaimana dimaksud pa da ayat (1) u n t u k m e m b a n t u
kelancaran pelaksanaan tugas Dewan Pengawas.

Pasal 3 0

Biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas anggota Dewan Pengawas
dibebankan kepada Perumda dan dimuat dalam R e n c a n a Kerja d a n Anggaran
Perumda.

Pasal 3 1

(1) Keputusan Dewan Pengawas diambil dalam rapat Dewan Pengawas.


(2) Dalam keadaan tertentu, keputusan Dewan Pengawas dapat p u l a diambil di
luar rapat Dewan Pengawas sepanjang seluruh anggota Dewan Pengawas setuju
tentang cara dan materi yang diputuskan.
(3) Dalam setiap rapat Dewan Pengawas dibuat risalah r a pa t yang berisi h a l y a n g
dibicarakan dan diputuskan, termasuk a p a b i l a terdapat pernyataan
ketidaksetujuan anggota Dewan Pengawas.
Bagian Keempat
Direksi
Pasal 3 2

(1) Direksi melakukan pengurusan terhadap P e r u m d a .


(2) Direksi diangkat oleh KPM.

Pasal 3 3

Untuk dapat diangkat sebagai anggota Direksi, y a n g b e r s a n g k u t a n h a r u s


memenuhi syarat sebagai berikut :
a . sehat jasmani dan rohani;
b. memiliki keahlian, integritas, k e p e m i m p i n a n , p e n g a l a m a n , j u j u r , perilaku y a n g
baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan d a n m e n g e m b a n g k a n
perusahaan;
c. memahami penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
d . memahami manajemen perusahaan;
e. memiliki pengetahuan yang memadai di b i d a n g u s a h a p e r u s a h a a n ;
f. berijazah paling re n da h Strata 1 (S-l);
g. pengalaman kerja m i n i m a l 5 (lima) tahun di b i d a n g m a na je r ia l p e r u s a h a a n
berbadan hukum d an pernah mem im pi n tim;
h . berusia paling rendah 3 5 (tiga puluh lima) tahun d a n paling tinggi 5 5 (lima
puluh lima) tahun pa da saat mendaftar pertama kali;
i. tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas, y a n g d i n y a t a k a n
bersalah menyebabkan badan usaha yang dipimpin d i n y a t a k a n pailit;
j. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak p i d a n a y a n g m e r u g i k a n
keuangan Negara atau D a era h;
k . tidak sedang menjalani s a n k s i p i d a n a ; d a n
l. tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon Kepala D a e r a h atau calon
Wakil Kepala Da er ah , d a n / atau calon Anggota Legislatif.

Pasal 3 4

(1) Proses pemilihan anggota Direksi dilakukan melalui seleksi.


(2) Seleksi sebagaimana dima ks ud pa da ayat (1) s e k u r a n g - k u r a n g n y a meliputi
tahapan uji kelayakan dan kepatutan yang di la kuka n oleh tim a t au lembaga
professional.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1)
d a n ayat (2) diatur dalam Peraturan Walikota.

Pasal 3 5

(1) Calon anggota Direksi yang dinyatakan l u l u s seleksi s e b a g a i m a n a d i m a k s u d


dalam Pasal 34 wajib menandatangani kontrak kinerja s e b e l u m d i a n g k a t
sebagai anggota Direksi.
(2) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud d a l a m Pasal 3 4
tidak berlaku bagi pengangkatan kembali anggota Direksi y a n g dinilai m a m p u
melaksanakan tugas dengan b a i k s e l a m a m a s a j a b a t a n n y a .
(3) Dalam hal anggota Direksi diangkat kembali, anggota Direksi wajib
menandatangani kontrak kinerja.
(4) Penandatanganan kontrak kinerja sebagaimana d i m a k s u d p ad a ayat (3)
dilakukan sebelum pengangkatan kembali sebagai anggota Direksi.

Pasal 36

(1) Jumlah anggota Direksi ditetapkan oleh KPM.


(2) Jumlah anggota Direksi sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (1) paling sedikit I
(satu) orang dan paling banyak 5 (lima) orang.
(3) Penentuan jumlah anggota Direksi sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (2)
dilakukan berdasarkan asas efisiensi dan efektifitas p e n g u r u s a n P e r u m d a .
(4) Direktur Utama diangkat da ri salah satu anggota Direksi s e b a g a i m a n a
dimaksud pada ayat (3).

Pasal 37

(1) Anggota Direksi diangkat untuk m a sa jabatan paling l a m a 5 (lima) t a h u n


dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali m a sa j a b a t a n kecuali:
a . ditentukan lain sesuai dengan ketentuan Peraturan P e r u n d a n g - u n d a n g a n .
b. dalam hal anggota Direksi memiliki keahlian k h u s u s d a n / a t a u prestasi
yang sangat baik, dapat diangkat untuk m a s a j a b a t a n yang ketiga.

(2) Keahlian khusus d an prestasi sangat ba i k se b a ga i m a na d i m a k s u d p a d a a y a t


(1) huruf b paling sedikit m e m e n u h i kriteria:
a . Melampaui target realisasi terhadap rencana b i s n i s serta r e n c a n a kerja
dan anggaran BUMD;
b. Opini audit atas laporan keuangan perusahaan m i n i m a l wajar t a np a
pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut d i a k h i r periode
kepemimpinan;
c. Seluruh hasil pengawasan sudah ditindaklanjuti s e sua i d e n g a n k e t e n t u a n
Peraturan Perundang-undangan; d a n
d . Terpenuhinya target kontrak kinerja s e b e s a r 1 0 0 % ( s e r a t u s persen) s e l a m a
2 (dua) periode k e p e m i m p i n a n .

Pasal 38

Anggota Direksi berakhir apabila anggota Direksi:


a . meninggal d unia;
b. masa jabatannya berakhir; dan
c . diberhentikan sewaktu-waktu.

Pasal 39

(1) Dalam hal jabatan anggota Direksi berakhir karena masa j a b a t a n n y a b e r a k h i r


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 hu r uf b, anggota Direksi wajib
menyampaikan laporan pengurusan t u g a s a k h i r m a s a j a b a t a n paling lambat 3
(tiga) bulan s e b e l u m berakhir masa j a b a t a n n y a .
(2) Anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib m e l a p o r k a n s i s a
pelaksanaan tugas pengurusan yang b e l u m d i l a p o r k a n paling l a m b a t 1 (satu)
bulan setelah berakhir masa j a b a t a n n y a .
(3) Berdasarkan laporan pengurusan tugas akhir m a s a jabatan s e b a g a i m a n a
dimaksud pada ayat (2), Dewan Pengawas wajib m e n y a m p a i k a n penilaian d a n
rekomendasi atas kinerja Direksi kepada KPM.
(4) Laporan sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (2) serta penilaian d a n r e k o m e n d a s i
sebagaimana dimaksud p a d a ayat (3) sebagai d a s a r p e r t i m b a n g a n KPM u n t u k
memperpanjang atau memberhentikan anggota Direksi.
(5) Laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan anggota Direksi y a n g b e r a k h i r
masa jabatannya dilaksanakan setelah hasil a u d i t d e n g a n t u j u a n t e r t e n t u a t a u
au d i t tahunan dari kantor Akuntan Publik d a n d i s a m p a i k a n k e p a d a KPM.

Pasal 4 0

(1) Dalam hal jabatan anggota Direksi berakhir karena d i b e r h e n t i k a n s e w a k t u -


waktu sebagaimana d i m a k s u d dalam Pasal 38 h u r u f c, p e m b e r h e n t i a n
dimaksud wajib disertai alasan p e m b e r h e n t i a n .
(2) Pemberhentian anggota Direksi sebagaimana d i m a k s u d p a d a a ya t (1) d i l a k u k a n
apabila berdasarkan data dan informasi yang d a p a t d i b u k t i k a n se c a r a s a h ,
anggota Direksi yang bersangkutan:
a . tidak dapat melaksanakan tuga s;
b. tidak melaksanakan ketentuan Peraturan P e r u n d a n g - u n d a n g a n ;
c. terlibat dalam tindakan kecurangan yang mengakibatkan kerugian p a d a
Perumda d a n / atau D a e r a h ;
d . dinyatakan bersalah d e n g a n p ut usa n pengadilan y a n g telah m e m p u n y a i
kekuatan hukum tetap;
e. mengundurkan diri;
f. tidak lagi me menu hi persyaratan sebagai anggota Direksi s e s u a i d e n g a n
ketentuan Peraturan P e r u n d a n g - u n d a n g a n ; dan / a t a u
g. tidak terpilih lagi karena adanya perubahan k e b i j a k a n P e m e r i n t a h D a e r a h
dalam ha l Restrukturisasi, likuidasi, akuisisi, d a n p e m b u b a r a n P e r u m d a .

Pasal 4 1

Direksi pada Perumda d ib e rh e ntika n oleh KPM.

Pasal 4 2

(1) Direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagai:


a . anggota Direksi pada BUMD lain, B a da n U s a h a Milik Negara, d a n B a d a n
Usaha Milik Swasta;
b. jabatan lainnya ses ua i dengan ketentuan Peraturan P e r u n d a n g - u n d a n g a n ;
dan / atau
c. jabatan lain yang d a p a t m e n i m b u l k a n konflik k e p e n t i n g a n .
(2) Pelanggaran ketentuan sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (1) dikenai s a n k s i
administratif berupa diberhentikan sewaktu-waktu da r i j a b a t a n sebagai anggota
Direksi.
(3) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) t i d a k d i l a k s a n a k a n
oleh KPM paling lama 2 0 (dua puluh) hari kerja sejak ya ng b e r s a n g k u t a n
diangkat memangku jabatan baru sebagai anggota Direksi, jabatan y a n g
bersangkutan sebagai anggota Direksi dinyatakan b e r a k h i r .

Pasal 4 3

(1) Anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan tanggung j a w a b m e n j a l a n k a n


tugas untuk kepentingan dan u sa h a Perumda.
(2) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab pe nuh se c a r a pribadi a p a b i l a y a n g
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya s e s u a i d e n g a n
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) KPM dapat mengajukan gugatan ke pengadilan terhadap anggota Direksi y a n g
karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pa da P e r u m d a
kecuali anggota Direksi yang bersangkutan m e n g g a n t i kerugian y a n g
ditimbulkan tersebut da n disetorkan ke r e k e n i n g k a s u m u m D a e r a h .
Pasal 4 4

(1) Penghasilan Direksi ditetapkan oleh KPM.


(2) Penghasilan anggota Direksi s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (1) paling
banyak terdiri atas:
a . gaji;
b. tunjangan;
c. fasilitas d a n / atau; dan
d . tantiem atau insentif pekerjaan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai p e n g h a s i l a n anggota Direksi s e b a g a i m a n a
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Walikota.

Pasal 4 5

(1) Segala Keputusan Direksi diambil d a l a m r a pa t Direksi.


(2) Dalam keadaan tertentu, Keputusan Direksi dapat diambil di l u a r r a p a t Direksi
sepanjang seluruh anggota Direksi setuju tentang cara d a n materi y a n g
diputuskan.
(3) Dalam setiap rapat Direksi d i b u a t r isa la h r a p a t yang berisi h a l ya ng d i b i c a r a k a n
dan diputuskan, termasuk ap a bila terdapat pernyataan k e t i d a k s e t u j u a n
anggota Direksi.

Pasal 4 6

(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan s e l u r u h anggota Direksi, p e l a k s a n a a n


tugas pengurusan Perumda dilaksanakan oleh Dewan Pengawas.
(2) Dewan Pengawas dapat menunjuk Pejabat dari I n t e r n a l P e r u m d a u n t u k
membantu pelaksanaan tugas Direksi sa mp a i d e n g a n p e n g a n g k a t a n Direksi
definitif paling lama 6 (enam) b u l a n .
(3) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan seluruh anggota Direksi d a n s e l u r u h
anggota Dewan Pengawas, pengurusan Perumda d i l a k s a n a k a n oleh KPM.
(4) KPM dapat menunjuk pejabat dari internal Perumda u n t u k m e m b a n t u
pelaksanaan tugas pengurusan Perumda sampai d en ga n pengangkatan anggota
Dewan Pengawas d an anggota Direksi definitif paling l a m a 6 (enam) b u l a n .
(5) Ketentuan lebih lanjut me n ge na i p e n g h a s i l a n p e l a k s a n a t u g a s Direksi s e s u a i
dengan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 4 7

(1) Anggota Direksi tidak berwenang mewakili P e r u m d a a p a b i l a :


a . terjadi perkara d i pengadilan antara Perumda d e n g a n anggota Direksi y a n g
bersangkutan; d a n / atau
b. anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai ke pe nt inga n y a n g
bertentangan dengan kepentingan Per umda .
(2) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana d i m a k s u d pa da ayat (1), y a n g b e r h a k
mewakili Perumda yaitu:
a. anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai b e n t u r a n k e p e n t i n g a n
dengan Perumda;
b. Dewan Pengawas dalam hal seluruh a ng go t a Direksi m e m p u n y a i b e n t u r a n
kepentingan dengan P e r u m d a ; d a n
c. pi h a k lain yang ditunjuk oleh KPM dalam h a l s e l u r u h anggota Direksi a t a u
Dewan Pengawas mempunyai benturan k e p e n t i n g a n d e n g a n P e r u m d a .

Bagian Kelima
Pegawai Perumda
Pasal 4 8

Pegawai Perumda merupakan pekerja Pegawai Perumda y a n g p e n g a n g k a t a n ,


pemberhentian, k e d u d u k a n , h a k , d a n kewajibannya d i t e t a p k a n b e r d a s a r k a n
Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 4 9

(1) Pegawai Perumda me mpe role h penghasilan ya ng adil d a n layak s e s u a i d e n g a n


beban pekerjaan, tanggung jawab, dan kinerja.
(2) Direksi menetapkan penghasilan Pegawai P e r u m d a s e s u a i d e n g a n R e n c a n a
Kerja dan Anggaran Perumda.
(3) Penghasilan pegawai Perumda paling banyak terdiri a ta s:
a . gaji;
b. tunjangan;
c. fasilitas; d a n / atau
d . bonus atau insentif pekerjaan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai p e n g h a s i l a n Pegawai P e r u m d a d i a t u r d a l a m
Peraturan Walikota.
Pasal 5 0

Perumda wajib mengikutsertakan Pegawai P e r u m d a pada program j a m i n a n


kesehatan, jaminan hari tua, dan j a m i n a n sosial lainnya s e s u a i d e n g a n k e t e n t u a n
Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 5 1

Dalam rangka peningkatan kompetensi Pegawai, Pe r u md a m e l a k s a n a k a n program


peningkatan kapasitas S u m b e r Daya M a n u s i a .

Pasal 5 2

Pegawai Perumda dilarang menjadi pengurus partai politik.

BAB X
SATUAN PENGAWAS INTERN, KOMITE AUDIT,
DAN KOMITE LAINNYA
Bagian k e s a t u
Satuan Pengawas Intern

Pasal 5 3

(1) Pada Perumda dibentuk Satuan Pengawas Intern.


(2) Satuan Pengawas Intern sebagaimana d i m a k s u d pa d a ay a t (1) dipimpin oleh
seorang kepala yang bertanggung jawab kepada D i r e k t u r U t a m a .
(3) Pengangkatan Kepala Satuan Pengawas Intern se b ag ai ma na d i m a k s u d p a d a
ayat (2) dilakukan setelah mendapatkan pertimbangan Dewan Pengawas.

Pasal 54

Satuan Pengawas Intern mempunyai tugas:


a . membantu Direktur Utama dalam melaksanakan p e m e r i k s a a n operasional d a n
keuangan, menilai pengendalian, pengelolaan, dan p e l a k s a n a a n n y a , d a n
memberikan saran perbaikan;
b. memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil p e l a k s a n a a n
tugas Satuan Pengawas Inte r n sebagaimana d i m a k s u d p a d a h u r u f a k e p a d a
Direktur Utamajdan
c. memonitor tindak lanjut atas h a s i l pemeriksaan yang telah dilaporkan.

Pasal 5 5

(1) Satuan Pengawas In tern me mb e rika n laporan atas hasil p e l a k s a n a a n t u g a s


kepada Direktur Utama de ng an tem bu sa n k e p a d a Dewan Pengawas.
(2) Satuan Pengawas In tern dapat m e m b e r i k a n k e t e r a n g a n s e c a r a l a n g s u n g
kepada Dewan Pengawas atas laporan sebagaimana d i m a k s u d p a da ayat (1).
Pasal 56

(1) Direktur Utama menyampaikan hasil pe me r i ksa a n Satuan P e n g a w a s Intern


kepada seluruh Anggota Direksi, u n t u k selanjutnya d i t i n d a k l a n j u t i d a l a m r a p a t
Direksi.
(2) Direksi wajib memperhatikan dan segera me ng am bil langkah y a n g d i p e r l u k a n
atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap laporan hasil p e m e r i k s a a n
yang dibuat oleh Satuan Pengawas I n t e r n .

Pasal 5 7

Dalam melaksanakan tugasnya, Satuan Pengawas I nte r n wajib menjaga


kelancaran tugas satuan organisasi lainnya sesuai d e ng a n tugas d a n t a n g g u n g
jawabnya ma sin g-ma sin g.
Bagian k edu a
Komite Audit dan Komite Lainnya
Pasal 5 8

(1) Dewan Pengawas dapat membentuk Komite Audit d a n Komite lainnya y a n g


bekerja secara kolektif dan berfungsi m e m b a n t u Dewan Pengawas d a l a m
melaksanakan tugas pengawasan.
(2) Komite Audit da n Komite lainnya sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1) ber-
anggotakan u n sur i n d e p e n d e n dipimpin oleh s e or a n g anggota Dewan
Pengawas.
(3) Komite audit d a n Komite lainnya sebagaimana d i m a k s u d p a d a a ya t (I) d a l a m
pelaksanaan tugasnya dapat berkoordinasi dengan S a t u a n Pengawas Intern.
(4) Komite lainnya sebagaimana dimak sud pada ayat (1) terdiri d a r i :
a . komite renumerasi dan n o m i n a s i ;
b. komite kebijakan dan tata kelola p e r u s a h a a n ; d a n
c. komite pemantauan resiko.

Pasal 59

(1) Dalam hal keuangan Perumda tidak m a mpu membiayai p e l a k s a n a a n t u g a s


Komite Audit da n Komite lainnya, P e r u m d a t e r s e b u t d a p a t tidak m e m b e n t u k
Komite Audit dan Komite lainnya.
(2) Dalam hal tidak d i b e n t u k Komite Audit da n Komite lainnya d e n g a n
pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), fungsi Komite Audit d a n
Komite lainnya dilaksanakan oleh Satuan Pengawas I n t e r n .

Pasal 6 0

Ketentuan mengenai Satuan Pengawas I n t e r n , Komite Audit, d a n Komite lainnya


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 sebagaimana diatur dalam Peraturan
Walikota.
BAB XI
PERENCANAAN, OPERASIONAL, DAN PELAPORAN
Bagian kesatu
Perencanaan
Paragraf 1
R e n c a n a Bisnis

Pasal 6 1

(1) Direksi wajib menyiapkan rencana b i s n i s yang h e n d a k d i c a p a i d a l a m j a n g k a


waktu 5 (lima) tahun.
(2) Rencana b i s n i s sebagaimana dima k sud p a d a ayat (1) m e m u a t :
a . evaluasi hasil rencana b i s n i s sebelumnya;
b. kondisi Perumda saat ini;
c. asumsi yang dipakai dalam penyusunan r e n c a na bisnis; d a n
d . penetapan visi, misi, sasaran, strategi, k e b i j a k a n , d a n p r og r a m kerja.
(3) Direksi menyampaikan rancangan r e n c a n a b i s n i s k e p a d a Dewan Pengawas
untuk ditandatangani bersama.
(4) Rencana b i s n i s yang telah ditandatangani bersama Dewan Pengawas
disampaikan kepada KPM untuk mendapatkan p e n g e s a h a n .
(5) Rencana b i s n i s sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (1) m e r u p a k a n d a s a r
perjanjian kontrak kinerja.
(6) Rencana b i s n i s sebagaimana dimaksud pada ayat (4) d i s a m p a i k a n k e p a d a
Menteri.
Paragraf 2
R en can a Kerja d a n Anggaran P e r u m d a

Pasal 6 2

(1) Direksi wajib menyiapkan Rencana Kerja d a n Anggaran y a n g m e r u p a k a n


penjabaran tahunan dari rencana bisnis.
(2) Rencana kerja d a n anggaran s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (1) m e m u a t
rencana rinci program kerja dan anggaran ta h u na n .
(3) Direksi menyampaikan rencana kerja dan anggaran ke p ad a Dewan Pengawas
paling lambat pada akhir bulan November untuk d i t a n d a t a n g a n i b e r s a m a .
(4) Rencana Kerja dan Anggaran yang telah d i t a n d a t a n g a n i b e r s a m a Dewan
Pengawas disampaikan ke pa da KPM u n t u k m e n d a p a t k a n p e n g e s a h a n .
(5) Perubahan R en ca na Kerja da n Anggaran P e r u m d a d i l a k s a n a k a n paling l a m b a t
bulan agustus pada tahun berjalan ditandatangani b e r s a m a Dewan Pengawas
disampaikan kepada KPM untuk mendapatkan p e n g e s a h a n .

Pasal 6 3

Ketentuan lebih lanjut mengenai Re nc an a Bisnis da n Rencana Kerja d a n Anggaran


Perumda diatur dalam Peraturan Walikota.
Bagian Kedua
Operasional
Paragraf 1
Standar Operasional Prosedur
Pasal 6 4

(1) Operasional Perumda dilaksanakan berdasarkan S t a n d a r Operasional


Prosedur.
(2) Standar Operasional Prosedur d i s u s u n oleh Direksi d a n d i s e t u j u i oleh Dewan
Pengawas.
(3) Standar Operasional Prosedur harus s u d a h d i p e n u h i paling l a m b a t 1 (satu)
tahun sejak pe ndirian Perumda da n d i s a m p a i k a n ke pa da S e k r e t a r i a t Daerah.

Paragraf 2
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
Pasal 6 5

(1) Pengurusan Perumda dilaksanakan s e su a i dengan Tata Kelola P e r u s a h a a n Yang


Baik/ Good Corporate Govemance.
(2) Tata Kelola Perusahaan Yang Baik s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a ayat (1)
ditetapkan oleh Direksi.

Paragraf 3
Pengadaan Barang d a n J a s a
Pasal 66

(1) Pengadaan Barang D an J a s a Perumda d i l a k s a n a k a n m e m p e r h a t i k a n prinsip


efisiensi dan transparansi.
(2) Ketentuan mengenai Pengadaan Barang d a n J a s a P e r u m d a s e b a g a i m a n a
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.

Paragraf 4
Kerjasama
Pasal 6 7

(1) Perumda dapat melakukan kerja sama dengan p i h a k lain.


(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pa da ayat (1) h a r u s s a l i n g m e n g u n t u n g k a n
dan melindungi kepentingan Pemerintah D a e r a h , M a s y a r a k a t l u a s , d a n p i h a k
yang bekerja sa ma.
(3) Pelaksanaan kerja sama Perumda d e n g a n p i h a k lain m e r u p a k a n k e w e n a n g a n
Direksi sesuai dengan m e k a n i s m e internal.
(4) Dalam hal kerja sama berupa pendayagunaan a s e t tetap yang dimiliki P e r u m d a ,
kerja sa m a dimaksud dilakukan melalui kerja sama operasi.
(5) Kerja sama dengan pihak lain b er upa pendayagunaan e k u i t a s b e r l a k u
ketentuan:
a . disetujui oleh KPM;
b. laporan keuangan Perumda 3 (tiga) ta hu n terakhir d a l a m k e a d a a n s e h a t ;
c. tidak boleh melakukan penyertaan modal b e ru p a tanah d a r i P e r u m d a y a n g
berasal dari Penyertaan Modal D a e ra h;da n
d . memiliki bidang usaha yang menunjang b i s n i s u ta ma .
(6) Perumda memprioritaskan kerja sama dengan BUMD milik Pemerintah D a e r a h
lain dalam rangka men du ku ng kerja sama D a e r a h .
(7) Pemerintah Daerah dapat me mb e rika n pe nuga sa n k e p a d a P e r u m d a u n t u k
melaksanakan kerja sama.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama Perumda diatur da l am P e r a t u r a n
Walikota.

Paragraf 5
Pinjaman

Pasal 6 8

(1) Perumda dapat melakukan pinjaman da r i Lembaga K e u a n g a n , Pemerintah


Pusat, Pemerintah Daerah, dan su mb e r d a n a lainnya dari Dalam Negeri u n t u k
pengembangan usaha dan investasi.
(2) Dalam hal pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempersyaratkan
j a m i n a n , a set Perumda yang berasal dari hasil u s a h a Perumda da pa t dijadikan
j a m i na n untuk mendapatkan pinjaman.
(3) Dalam Hal Perumda melakukan pinjaman sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1)
kepada Pemerintah Daerah, tidak dipersyaratkan j a m i n a n .
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pinjaman Perumda diatur d a l a m P e r a t u r a n
Walikota.

Bagian Ketiga
Pelaporan
Paragraf 1
Pelaporan Dewan Pengawas

Pasal 6 9

(1) Laporan Dewan Pengawas terdiri dari laporan triwulan d an laporan t a h u n a n .


(2) Laporan triwulan dan laporan tahunan sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1)
paling sedikit terdiri dari laporan pengawasan yang d i s a m p a i k a n k e p a d a KPM.
(3) Laporan triwulan sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (2) d i s a m p a i k a n paling
lambat 3 0 (tiga puluh) hari kerja setelah a k h i r triwulan b e r k e n a a n .
(4) Laporan tahunan sebagaimana d i m a k s u d pa d a ayat (2) d i s a m p a i k a n paling
lambat 9 0 (sembilan p u l u h ) hari kerja setelah t a h u n b u k u P e r u m d a d i t u t u p .
(5) Laporan tahunan sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (4) d i s a h k a n oleh KPM.
(6) Dalam hal terdapat Dewan Pengawas tida k m e n a n d a t a n g a n i l a p o r a n t a h u n a n
sebagaimana dimaksud pa da ayat (4) harus disebutkan a l a s a n n y a s e c a r a
tertulis.
Pasal 7 0

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyampaian d a n p e n y e b a r l u a s a n


laporan tahunan Dewan Pengawas sebagaiamana d i m a k s u d d a l a m Pasal 69 d i a t u r
dalam Peraturan Walikota.

Paragraf 2
Pelaporan Direksi
Pasal 7 1

(1) Laporan Direksi terdiri dari laporan b u l a n a n , laporan triwulan d a n l a p o r a n


tahunan.
(2) Laporan bulanan dan Laporan triwulan sebagaimana d i m a k s u d p a da ayat (1)
terdiri atas laporan kegiatan operasional dan laporan keuangan y a n g
disampaikan kepada Dewan Pengawas.
(3) Laporan tahunan sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (1) terdiri a ta s l a p o r a n
keuangan yang telah diaudit dan laporan manajemen yang d i t a n d a t a n g a n i
bersama Direksi dan Dewan Pengawas.
(4) Laporan triwulanan dan Laporan tahunan sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (2)
dan ayat (3) disampaikan kepada KPM.
(5) Laporan tahunan sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (4) d i s a h k a n oleh KPM
paling lambat dalam waktu 3 0 (tiga puluh ) h a r i kerja s e t e l a h diterima.
(6) Direksi mempublikasikan laporan tahunan kepada masyarakat paling l a m b a t
1 5 (lima betas) hari kerja setelah laporan tahunan sebagaimana dimaksud p a d a
ayat (5) disahkan oleh KPM.
(7) Dalam hal terdapat anggota Direksi tidak m e n a n d a t a n g a n i l a p o r a n t a h u n a n
sebagaimana d i m a k s u d pa da ayat (3) h a r u s d i s e b u t k a n a l a s a n n y a s e c a r a
tertulis.
(8) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) d i s a m p a i k a n k e p a d a
Menteri.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyampaian d a n publikasi l a p o r a n
tahunan Direksi diatur dalam Peraturan Walikota.

Paragraf 3
Laporan Tahunan

Pasal 7 2

(1) Laporan tahunan Perumda paling sedikit memuat :


a . laporan keuangan;
b. laporan mengenai kegiatan P e r u m d a ;
c. laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan l i n g k u n g a n ;
d . rincian masalah yang t i m b u l selama tahun buku y a n g m e m p e n g a r u h i
kegiatan usaha Perumda;
e. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan
Pengawas selama tahun buku yang baru l a m p a u ;
f. nama anggota Direksi dan anggota Dewan Pengawas;dan
g. penghasilan Direksi dan Dewan Pengawas u n t u k t a h u n y a n g baru l a m p a u .
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memuat:
a. neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan
tahun buku sebelumnya;
b. laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan;
c. laporan arus kas;
d . laporan perubahan ekuitasjdan
e. catatan atas laporan keuangan.

BAB XII
PENGGUNAAN LABA
Bagian Kesatu
Penggunaan laba

Pasal 73

(1) Penggunaan Laba Perumda digunakan untuk:


a . pemenuhan dana cadangan;
b. peningkatan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas pelayanan umum,
pelayanan dasar, dan usaha perintisan Perumda;
c. dividen yang menjadi hak Daerah;
d . tantiem untuk anggota Direksi dan Dewan Pengawa;
e . bonus untuk pegawai; dan /atau
f. penggunaan laba lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.

(2) KPM memprioritaskan penggunaan laba Perumda untuk peningkatan


kuantitas, kualitas, dan kontinuitas pelayanan umum, pelayanan dasar, dan
usaha perintisan Perumda yang bersangkutan setelah dana cadangan dipenuhi.
(3) Besaran penggunaan laba Perumda ditetapkan setiap tahun oleh KPM.
(4) Penggunaan laba untuk dana cadangan, dapat dialihkan kepada penggunaan
lain yang ditetapkan dengan Keputusan KPM setelah mendapat pertimbangan
Dewan Pengawas.

Pasal 7 4

(1) Perumda wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku
untuk dana cadangan.
(2) Penyisihan laba bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan
sampai dengan dana cadangan mencapai paling sedikit 2 0 % (dua puluh persen)
dari modal Perumda.
(3) Kewajiban penyisihan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berlaku apabila Perumda mempunyai saldo laba yang positif.
(4) Dana cadangan sampai dengan jumlah 2 0 % (dua puluh persen) dari modal
Perumda hanya dapat digunakan untuk menutup kerugian Perumda.
(5) Apabila dana cadangan telah melebihi jumlah 2 0% (dua puluh persen), KPM
dapat memutuskan agar kelebihan dana cadangan tersebut digunakan untuk
keperluan Perumda.
(6) Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut
memperoleh laba dengan cara yang baik dengan memperhatikan ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan.
(7) Laba yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangan dimasukkan dalam
perhitungan laba rugi.

Pasal 7 5

Dividen Perumda yang menjadi hak Daerah merupakan penerimaan Daerah


setelah disahkan oleh KPM.

Pasal 7 6

(1) Tantiem untuk Direksi dan Dewan Pengawas serta bonus untuk pegawai paling
tinggi 5% (lima persen) dari laba bersih setelah dikurangi untuk dana cadangan.
(2) Pemberian tantiem dan bonus yang dikaitkan dengan kinerja Perumda
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya.

Pasal 7 7

Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan adanya kerugian
yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, kerugian tersebut tetap dicatat
dalam pembukuan Perumda d a n dianggap tidak mendapat laba selama kerugian
yang tercatat tersebut belum seluruhnya tertutup sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.

Bagian Kedua
Penggunaan Laba Perumda
Untuk Tanggung Jawab Sosial

Pasal 7 8

(1) Perumda melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan cara
menyisihkan sebagian laba bersih.
(2) Penggunaan laba untuk tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk keperluan pemeliharaan sumber
air dan pembinaan masyarakat.
(3) penggunaan laba untuk tanggung Jawab sosial diluar rencana kerja dan
anggaran Perumda atas persetujuan KPM.

BAB XIII
TARIF AIR MINUM

Pasal 7 9

(1) Tarif disetujui dan ditetapkan oleh Walikota berdasarkan usulan Direksi setelah
melalui pembahasan dan pertimbangan Dewan Pengawas dan melalui
Konsultasi Publik.
(2) Tarif sebagaimana dimaksud ayat (1) telah memperhitungkan seluruh biaya dan
untuk menghasilkan air minum yang berpedoman dengan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan .
(3) Dalam hal Walikota memutuskan tarif lebih kecil yang diajukan oleh Direksi
sebagaimana dimaksud ayat (2) yang mengakibatkan tid ak tercapainya
pemulihan biaya secara penuh (Full Cost Recovery) maka P e m e r i n t a h D a e r a h
wajib menyediakan kebijakan s u b s i d i untuk m e n u t u p kekuranggannya melalui
dana APBD.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran tarif air m i n u m sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Walikota.

BAB XIV
ANAK PERUSAHAAN

Pasal 8 0

(1) Perumda dapat membentuk anak p e r u s a h a a n .


(2) Dalam membentuk anak perusahaan P e r u m d a dapat bermitra d e n g a n ;
a . badan usaha milik negara atau Perumda lain; d an /a ta u
b. badan usaha swasta yang berbadan huku m indonesia.
(3) Mitra sebagaimana dimaksud pada ayat (2) m e m e n u h i syarat:
a. laporan keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang diaudit kantor akuntan publik
dengan hasil opini paling rendah setara wajar de nga n p e n g e c u a l i a n ;
b. perusahaan dalam kondisi sehat yang dinyatakan oleh k a n t o r a k u n t a n
publik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
c. memiliki k o m p e t e n s i d i b i d a n g n y a ; d a n
d . perusahaan mitra harus menyetor d al a m b e n t u k u a n g s e ca r a t u n a i paling
sedikit seb esa r 2 5 % (dua puluh lima persen) y a n g d i h i t u n g secara
proposional sesuai kesepakatan da r i m o d a l dasar.
(4) Pembentukan anak perusahaan sebagaimana dimaksud p ad a ayat (1) h a r u s
m e m en u hi persyaratan:
a. disetujui oleh KPM;
b. minimal kepemilikan saham 7 0 % (tujuh puluh persen) d a n sebagai
pemegang saham pengendali;
c. laporan keuangan Perumda 3 (tiga) tahun terakhir dalam k e a d a a n s e h a t ;
d . memiliki bidang usaha yang menunjang b i s n i s u t a m a ; d a n
e. tidak boleh melakukan penyertaan modal berupa t an ah da r i P e r u m d a yang
berasal dari penyertaan modal D a e r a h .
(5) Setiap penambahan modal disetor yang mengakibatkan pe r ub ah an kepemilikan
saham Perumda di anak perusahaan dilakukan dengan p e r s e t u j u a n oleh KPM.

BAB XV
PENUGASAN PEMERINTAH KEPADA PERUMDA

Pasal 8 1

(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi d a n / a t a u P e m e r i n t a h D a e r a h


dapat memberikan penugasan k e pa da Perumda untuk mendukung
perekonomian Daerah dan menyelenggarakan fungsi kemanfaatan u m u m
tertentu dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan Perumda.
(2) Setiap penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikaji bersama oleh
pemberi penugasan dan Perumda sebelum mendapatkan persetujuan dari
KPM.
(3) Setiap penugasan sebagaimana dimaksud pa da ayat (1) d a p a t d i d u k u n g d e n g a n
pendanaan.
(4) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berupa:
a . penyertaan modal Daerah;
b. subsidi;
c. pemberian pinjaman; d a n / atau
d . hibah.
(5) Perumda yang melaksanakan penugasan ha r us secara tegas m e l a k u k a n
pemisahan pembukuan mengenai pe nuga sa n t er s eb ut d e n g a n p e m b u k u a n
dalam rangka pencapaian sasaran usa ha p e r u s a h a a n .
(6) Setelah pelaksanaan p e n u g a s a n , Direksi memberikan laporan k e p a d a KPM.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan sebagaimana d i m a k s u d pada ayat
(1) ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

BAB XVI
EVALUASI DAN RESTRUKTURISASI
Bagian Kesatu

Pasal 8 2

(1) Evaluasi Perumda dilakukan dengan cara m e m b a n d i n g k a n a n t a r a target d a n


realisasi.
(2) Evaluasi Perumda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) d i l a k u k a n s e k u r a n g -
kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh:
a. Perumda;
b. pemerintah daerah; dan /atau
c. kementerian/ lembaga pemerintah n on k e me n t e r ia n .
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya meliputi:
a. penilaian kinerja;
b. penilaian tingkat kesehatan;dan
c. penilaian pelayanan.

Pasal 8 3

(1) Penilaian tingkat kesehatan merupakan tolok u k u r kinerja P e r u m d a .


(2) Penilaian tingkat kesehatan dilakukan setiap t a h u n oleh P e r u m d a da n
disampaikan kepada KPM.
(3) Penilaian tingkat kesehatan Perumda menjadi da s ar evaluasi P e r u m d a .
(4) Walikota menyampaikan h a s i l penilaian tingkat ke se ha ta n ke pa da Menteri.

Pasal 8 4

Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi Perumda diatur dalam Peraturan


Walikota.
Bagian Kedua
Restrukturisasi
Paragraf 1
Maksud dan tujuan Restrukturisasi
Pasal 8 5

(1) Restrukturisasi dilakukan dengan m a k s u d u n t u k m e n y e h a t k a n P e r u m d a agar


dapat beroperasi secara efisien, akuntabel, transparan, d a n profcssional.
(2) Restrukturisasi sebagaimana d i m a k s u d p a da ayat (1) bertujuan u n t u k :
a . meningkatkan kinerja dan nilai Perumda;
b. memberikan manfaat berupa dividen dan pajak kepada negara d a n D a e r a h ;
d a n / atau
c. menghasilkan produk dan layanan dengan harga y a n g kompetitif k e p a d a
konsumen.
(3) Restrukturisasi dilakukan terhadap Perumda yang terus m e n e r u s mengalami
kerugian dan kerugian tersebut mengancam kelangsungan u s a h a P e r u m d a .
(4) Restrukturisasi dilaksanakan dengan memperhatikan efisiensi biaya, m a n f a a t ,
dan resiko.
Paragraf 2
Cakupan Restrukturisasi

Pasal 8 6

(1) Restrukturisasi meliputi Restrukturisasi regulasi d a n / a t a u R e s t r u k t u r i s a s i


Perusahaan.
(2) Restrukturisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) d i l a k s a n a k a n melalui:
a . restrukturisasi internal yang m e n c a k u p keuangan, m a n a j e m e n , operasional,
sistem, dan prosedur;dan
b. penataan hubungan fungsional antara Pemerintah Daerah d an P e r u m d a
untuk menetapkan arah dalam rangka pelaksanaan kewajiban pelayanan
publik.
(3) ketentuan lebih lanjut mengenai restrukturisasi d ia tur d a l a m Peraturan
Walikota.

Bagian Ketiga
Perubahan Bent uk H u k u m

Pasal 8 7

(1) Perumda dapat melakukan perubahan b e ntu k h ukum .


(2) Perubahan bentuk hukum sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1) da la m rangka
mencapai tujuan Perumda dan Restrukturisasi.
(3) Perubahan bentuk hukum Perumda sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1)
adalah perubahan bentuk hukum Perumda menjadi Perusahaan Perseroan
Daerah.
(4) Perubahan bentuk hukum Perumda sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan D a e r a h .
BAB XVII
PEMBUBARAN DAN KEPAILITAN

Pasal 8 8

(1) Pembubaran Perumda ditetapkan dengan Peraturan D a e r a h .


(2) Kekayaan Daerah h a s i l pembubaran Pe r um da d i k e m b a l i k a n k ep a da D a e r a h .
(3) Pembubaran Perumda dilakukan berdasarkan hasil a n a l i s i s investasi, penilaian
tingkat kesehatan, dan evaluasi Perumda.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubaran Perumda d i l a k u k a n s e s u a i
dengan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XVIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pembinaan

Pasal 8 9

(1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan terhadap pengurusan Perumda.


(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pa da ayat (1) d i l a k s a n a k a n oleh:
a . sekretaris Da erah ;
b. pejabat pada Pemerintah Daerah yang melakukan fungsi p e m b i n a a n t e k n i s
Perumdajdan
c. pejabat pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan fungsi p e n g a w a s a n
atas permintaan Sekretaris Da e r a h.

Pasal 9 0

Sekretaris Daerah melaksanakan pembinaan terhadap pengurusan P e r u m d a p a d a


kebijakan yang bersifat strategis.

Pasal 9 1

(1) Pejabat pada Pemerintah Daerah yang melakukan fungsi p e m b i n a a n t e k n i s


Perumda mempunyai tugas m e l a k u k a n :
a . pembinaan o r g a n i s a s i , m a n a j e m e n , dan k e u a n g a n ;
b. pembinaan kepengurusan;
c. pembinaan pendayagunaan as e t;
d . pembinaan pengembangan bisnis;
e. monitoring dan evaluasi;
f. administrasi p e m b i n a a n ; d a n
g. fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris D a e r a h .
(2) Penetapan pejabat pada Pemerintah Daerah yang melakukan fungsi p e m b i n a a n
teknis Perumda disesuaikan dengan Perangkat Daerah atau u n i t kerja p a d a
Perangkat Daerah yang menangani Perumda.
Bagian K e d u a
Pengawasan

Pasal 9 2

(1) Pengawasan terhadap Perumda dilakukan u n t u k menegakkan Tata Kelola


Perusahaan Yang Baik.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh p e n g a w a s a n
internal dan pengawasan eksternal.
(3) Pengawasan internal sebagaimana dim a ksud ayat (2) d i l a k u k a n oleh s a t u a n
pengawas in te rn , komite a ud it, d a n / a t a u komite l a i n n y a .
(4) Pengawasan eksternal sebagaimana d i m a k s u d ayat (2) dilakukan oleh:
a . Pemerintah Daerah;
b. menteri untuk pengawasan um um ;
c. menteri teknis atau pimpinan lembaga pemerintah n o n k e m e n t e r i a n u n t u k
pengawasan tek nis.
(5) Pengawasan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (4)
huruf a dilaksanakan oleh pejabat pa d a Pemerintah Daerah ya ng m e l a k s a n a k a n
fungsi pengawasan.

Pasal 9 3

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan d a n pengawasan P e r u m d a d i a t u r


dalam Peraturan Walikota.

BAB XIX
PENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 9 4

Dalam hal terjadi sengketa antara konsumen dengan Perumda d a n / a t a u p i h a k


ketiga dengan Perumda, penyelesaian dilakukan dengan Non litigasi d a n / a t a u
litigasi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 9 5

(1) Semua hak, kewajiban, perlengkapan, d a n kekayaan serta kepegawaian


Perusahaan Daerah Air Minum Kota D e n p a s a r yang d i b e n t u k d e n g a n P e r a t u r a n
Daerah Kota Denpasar Nomor 3 tahun 2 0 0 9 tentang Pe r us ah aa n Da e r a h Air
Minum menjadi hak, kewajiban, perlengkapan, dan kekayaan serta kepegawaian
Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma berdasarkan Peraturan Daerah ini.
(2) Periodesasi jabatan Dewan Pengawas da n Direksi y a n g telah d i t e t a p k a n s e b e l u m
berlakunya Peraturan Daerah ini tetap berlaku s a m p a i d e n g a n b e r a k h i r n y a
periodesasi masa jabatan d i m a k s u d .
BAB XXI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9 6

(1) Semua peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah Kota D e n p a s a r Nomor


3 Tahun 2 0 0 9 tentang Perusahaan Daerah Air M i n u m , m a sih tetap b e r l a k u
sepanjang tidak bertentangan atau be lu m diatur berdasarkan Peraturan
Daerah ini.
(2) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku Peraturan Daerah Nomor 3
Tahun 2 0 0 9 tentang Perusahaan Daerah Air M i n u m (Lembaran Daerah Kota
Denpasar Tahun 2 0 0 9 Nomor 3 , Tambahan Lembaran Da e r a h Kota
D e n p a s a r Nomor 3), dicabut d a n dinyatakan ti da k b e r l a k u .

Pasal 9 7

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal d i u n d a n g k a n .

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota D e n p a s a r .

Ditetapkan di D e n p a s a r
pada tanggal 1 Agustus 2 0 1 9

WALIKOTA DENPASAR, P

RAI DHARMAWIJAYA MANTRA

Diundangkan d i Denpasar
pada tanggal 1 Agustus 2 0 1 9

/4
SEKRETARIS DAERAH .KOTA DENPASAR,

RAI IS WARA

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2 0 1 9 NOMOR 7

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR PROVINSI BALI : ( 7 , 3 1 / 2 0 1 9 )


PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR

NOMOR 7 TAHUN 2 0 1 9

TENTANG

PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM TIRTA SEWAKADARMA

A. Umum

Perumda Air M i n u m Tirta Sewakadarma merupakan s a l a h s a t u B a d a n


Usaha Milik Daerah Kota Denpasar sebagai perubahan b e n t u k p e r u s a h a a n
daerah air minum kota Denpasar yang selama ini s u d a h berdiri d a n
beroperasi sejak tahun 1 9 9 7 , yang merupakan alat kelengkapan e k o n o m i
Daerah. Keberadaannya sebagai u n s u r pelaksana otonomi daerah d a l a m
rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam penyediaan a ir m i n u m
sesuai dengan standar dan persyaratan yang ditentukan. Pe r um da Air M i n u m
Tirta Sewakadarma Kota Denpasar merupakan alat bagi Pemerintah D a e r a h
untuk menjamin hak setiap or a ng dalam mendapatkan a i r m i n u m bagi
kebutuhan poko k minimal sehari-hari guna m e m e n u h i k e h i d u p a n y a n g
sehat, be rsih , dan produktif sesuai dengan Peraturan P e r u n d a n g - U n d a n g a n .
Seiring dengan perkembangan perusahaan dan meningkatnya k e b u t u h a n
masyarakat terhadap air minum yang me me n uhi standar da n syarat
kesehatan, serta diundangkan beberapa Peraturan P e r u n d a n g - U n d a n g a n
yang berimplikasi pada pengelolaan Perumda Air M i n u m Tirta S e w a k a d a r m a .
Sehubungan dengan hal te rse b ut diperlukan a da n ya p e n g a t u r a n y a n g
memadai dengan mengakomodasi dinamika masyarakat d a n p e r k e m b a n g a n
peraturan perundang-undangan. Maka d i p a n d a n g perlu u n t u k m e l a k u k a n
penyesuaian dan penyempurnaan terhadap keberadaan P e r a t u r a n D a e r a h
Kota Denpasar Nomor 3 Tahun 2 0 0 9 tentang Perusahaan D a e r a h Air Minum
Kota Den pasa r.
Peraturan Daerah ini merupakan landasan bagi Perumda Air M i n u m Tirta
Sewakadarma sebagai perusahaan yang dimiliki pemerintah daerah u n t u k
pengelolaan perusahaan secara optimal dan professional. Hal ini d i l a k u k a n
dengan menerapkan Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good corporate
principles) .

B. Pasal Demi Pasal ;

Pasal 1
Cukup Jelas

Pasal 2
Cukup Jelas

Pasal 3
Cukup Jelas

Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas

Pasal 7
Huruf a
yang dimaksud dengan me me nuhi standart ke s e ha t a n ya itu
memenuhi standart persyaratan k u a l i t a s a i r s e s u a i p e r m e n k c s
yang berlaku
Huruf b
Cukup Jelas

Pasal 8
Cukup Jelas

Pasal 9
Cukup Je la s

Pasal 1 0
Cukup Jelas

Pasal 1 1
Ayat (1)
yang dimaksud dengan kekayaan daerah yang d i p i s a h k a n
adalah kekayaan daerah yang be r a sa l dari anggaran
pendapatan dan pembelanjaan daerah u n t u k dijadikan
penyertaan modal daerah pada Perumda Air M i n u m Tirta
Sewakadarma.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 1 2
Ayat (1)
Cukup J e l a s
Ayat (2)
Pejabat Perangkat Daerah yang dimaksud a d a l a h Pejabat yang
ditunjuk oleh Walikota
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan p e r u b a h a n anggaran d a s a r yaitu
perubahaan Peraturan Daerah Perumda Air M i n u m Tirta
Sewakadarma;
Huruf b
Cukup Je la s
Huruf c
Cukup J e l a s
Huruf d
Cukup Jelas
Huruf e
Yang dima ksu d dengan penyertaan m o d a l Pemerintah
Daerah bersumber dari modal kapitalisasi c a d a n g a n
adalah penambahan mod al disetor y a n g b e r a s a l d a r i d a n a
cadangan da n yang d i m a k s u d dengan k e u n t u n g a n
revaluasi a s s e t adalah selisih revaluasi assct yang
berakibat naiknya a s s e t .
Huruf g
Cukup Jelas
Huruf h
Cukup Jelas
Huruf i
Cukup Jelas
Huruf j
Cukup Jelas
Huruf k
Cukup J e l a s
Ayat (4)
Cukup J e l a s
Ayat (5)
Cukup Jelas

Pasal 1 3
Cukup Jelas

Pasal 1 4
Cukup Jelas

Pasal 1 5
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan unsur i n d e p e n d e n adalah anggota
Dewan Pengawas yang tidak a d a h ubunga n keluarga a t a u
hubungan b i s n i s de nga n Direksi
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Pejabat pemerintah pus a t da n pe ja b a t
pemerintah daerah adalah dewan pengawas da ri u n s u r
pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang diprioritaskan
dalam rangka evaluasi, pembinaan dan pengawasan BUMD
yang ditetapkan oleh KPM

Pasal 1 6
Cukup Jelas

Pasal 1 7
Ayat (1)
Cukup J e l a s
Ayat (2)
Lembaga professional adalah lembaga p e m e r i n t a h a t a u swasta
yang berkompeten dihidangnya yang ditetapkan oleh KPM
Ayat (3)
CukupJelas

Pasal 1 8
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Pengangkatan anggota dewan pe n ga wa s t i d a k b e r s a m a a n
waktunya d e n g a n pe ng ang kat a n anggota direksi d i m a k s u d k a n
untuk menghindari terjadinya ke kos ong a n k e p e n g u r u s a n
BUMD
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas

Pasal 1 9
Ayat (1)
Cukup Je las
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Je la s

Pasal 2 0
Cukup Jelas

Pasal 2 1
Cukup Je la s

Pasal 2 2
Cukup J e l a s

Pasal 2 3
Cukup Jelas

Pasal 2 4
CukupJelas

Pasal 2 5
CukupJelas

Pasal 2 6
CukupJelas

Pasal 2 7
CukupJelas

Pasal 2 8
CukupJelas

Pasal 2 9
CukupJelas

Pasal 3 0
CukupJelas

Pasal 3 1
Ayat(l)
CukupJelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan keadaan t e r t e n t u a d a l a h k e a d a a n
mend esak yang membutuhkan ke putu sa n secara c e p a t d a n
tidak mungkin diadakan rapat.
Ayat (3)
CukupJelas
Pasal 3 2
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan“pengurusan” adalah kegiatan ya ng
dilakukan oleh direksi da l am upaya m e n c a p a i m a k s u d d a n
tujuan Perumda Air M i n u m Tirta Sewakadarma.
Ayat (2)
Cukup J e l a s

Pasal 3 3
Cukup Jelas

Pasal 34
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Lembaga professional adalahlembaga pemerintah atau swasta
yang berkompeten dihidangnya.
Ayat (3)
Cukup Jelas

Pasal 3 5
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan“kontrak kinerja” a d a l a h p e r n y a t a a n
kesepakatan dengan Perumda Air M i n u m Tirta S e w a k a d a r m a
yang memuat antara lain janji atau p e r n y a t a a n direksi u n t u k
memen uhi target yang ditetapkan oleh KPM.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Je la s

Pasal 36
Cukup Jelas

Pasal 37
Cukup Jelas

Pasal 38
CukupJelas

Pasal 39
CukupJelas

Pasal 4 0
Cukup Jelas

Pasal 4 1
Cukup J e l a s

Pasal 4 2
Cukup Jelas
Pasal 4 3
CukupJelas

Pasal 44
CukupJelas

Pasal 4 5
CukupJelas

Pasal 4 6
CukupJelas

Pasal 4 7
CukupJelas

Pasal 4 8
CukupJelas

Pasal 49
Cukup Jelas

Pasal 5 0
CukupJelas

Pasal 5 1
CukupJelas

Pasal 5 2
CukupJelas

Pasal 5 3
CukupJelas

Pasal 54
CukupJelas

Pasal 5 5
CukupJelas

Pasal 56
CukupJelas

Pasal 57
CukupJelas

Pasal 58
CukupJelas

Pasal 59
Cukup Jelas

Pasal 6 0
Cukup Jelas

Pasal 6 1
Cukup J e l a s
Pasal 6 2
Cukup J e l a s

Pasal 6 3
Cukup J e l a s

Pasal 64
Cukup J e l a s

Pasal 6 5
Cukup Jelas

Pasal 66
Cukup J e l a s

Pasal 6 7
Cukup Jelas

Pasal 6 8
C u kup J e l a s

Pasal 6 9
Cukup Jelas

Pasal 7 0
Cukup J e l a s

Pasal 7 1
Cukup Jelas

Pasal 7 2
Cukup J e l a s

Pasal 7 3
Ayat (1)
Huruf a
Cukup J e l a s

Huruf b
Cukup Je las
Huruf c
Yang dimaksud dengan“dana sosial”adalah d a n a yang
diprioritaskan untuk keperluan p e m e l i h a r a a n s u m b e r air,
pembinaan masyarakat da n lainnya d a n yang d i m a k s u d
dengan “dana pendidikan” adalah d a n a ya ng d i g u n a k a n
untuk meningkatkan kualitas s u m b e r daya m a n u s i a
Perumda Air MinumTirta Sewakadarma.
Huruf d
Cukup Jelas

Huruf e
D an a kesejahteraan adalah d a n a y a n g d i m a n f a a t k a n
untuk dana p e n s i u n , penghargaan p e n g a b d i a n .sosial
d an kesejahteraan la inn ya bagi d ew an pengawas, direksi
da n pegawai yang penggunaanya melalui p e r s e t u j u a n
dewan pengawas.
Ayat (2)
Cukup J e l a s
Ayat (3)
Cukup J e l a s
Ayat (4)
Cukup J e l a s

Pasal 7 4
Cukup J e l a s

Pasal 7 5
Cukup Jelas

Pasal 7 6
Cukup Jelas

Pasal 7 7
Cukup Jelas

Pasal 7 8
Cukup Je la s

Pasal 79
Cukup Je la s

Pasal 8 0
Cukup Je la s

Pasal 8 1
Cukup Jelas

Pasal 8 2
Cukup Je las

Pasal 8 3
Cukup J e l a s

Pasal 8 4
Cukup Jelas

Pasal 8 5
Cukup J e l a s

Pasal 86
Cukup Jelas

Pasal 8 7
Cukup Je la s

Pasal 8 8
Cukup J e l a s

Pasal 8 9
Cukup Jelas

Pasal 9 0
Cukup Jelas
Pasal 9 1
Cukup Jelas

Pasal 9 2
Cukup Je la s

Pasal 9 3
Cukup J e l a s

Pasal 9 4
Cukup J e l a s

Pasal 9 5
Cukup Jelas

Pasal 9 6
Cukup Je la s

Pasal 9 7
Cukup J e l a s

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 7

k
c) Warna putih melambangkan kesucian dimana seluruh perangkat internal perusahaan
dengan penuh kesadaran selalu menjaga kesederhanaan dan disiplin yang tinggi;
d) Warna hitam melambangkan semangat kerja sesuai dengan profesionalisme;
e) warna merah melambangkan simbol keberanian, kekuatan dan energi serta gairah
untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan perusahaan.

WALIKOTA DENPASAR,

RAI DHARMAWIJAYA MANTRA


LAMPIRAN
PERA TURAN DAERAH KOTA DENPASAR
NOMOR 7 TAHUN 2019
TENTANG

PERUSAHAAN UMUM DAERAH


AIR MINUM TIRTA SEWAKADARMA

LOGO PERUMDA AIR MINUM TIRTA SEWAKADARMA

A. LOGO

L'

TIRTA SEWAKADARMA
B. PENJELASAN LOGO PERUMDA AIR MINUM TIRTA SEWAKA

1. Dari Seui Simbul

a) Simbul Segitiga melambangkan Gunung yang merupakan sumber air;

b) Simbul tiga Gelombang Air melambangkan tiga kepuasan yaitu kepuasan pemilik,
pengelola dan pelanggan;

c) Simbul Setetes Air melambangkan jenis usaha penyediaan air.

2. Dari Segi Warna

a) Warna biru melambangkan air, kelestarian alam dan kesuburan serta kehidupan yang
sehat sesuai dengan Tri Hita Karana;

b) Warna orange merupakan hasil perpaduan warna merah dan kuning keemasan,
dimana merah yang melambangkan kekuatan, keberanian, pencapaian tujuan, warna
kuning keemasan merujuk pada matahari yang selalu memberikan energi positif,
kerjasama dan optimisme guna pencapaian tujuan perusahaan;

Anda mungkin juga menyukai