Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1 Komunikasi Antar Pribadi

SKOM4313 Devita Anggraini P – 041008512

ANGKATAN 2019.1

UPBJJ Jakarta

1. Kawan-kawan mahasiswa, kita telah mengenal beberpa konsep dasar dalam


komunikasi antarpribadi. Jelaskan konsep dasar pada komponen komunikasi, serta
gambarkan dalam bentuk skema komunikasi.
2. Judi Broenell mengembangakn model HURIER untuk menjelaskan tahapan dalam
mendengarkan efektif, Jelaskan dan berikan contohnya model HURIER tersebut.!

Jawaban

1. Penggambarannya dalam bentuk skema komunikasi

Beberapa konsep dasar pada komponen komunikasi :

- Pertama : Konteks (lingkungan) merupakan sesuatu yang kompleks.


Antara dimensi fisik, sosial-psikologis dan dimensi temporal saling
mempengaruhi satu sama lain. Kita mesti memahami bahwa kenyamanan
ruangan, peranan seseorang dan tafsir budaya serta hitungan waktu,
merupakan contoh dari sekian banyak unsur lingkungan komunikasi.
Komunikasi sering berubah-ubah, tidak pernah statis melainkan selalu
dinamis.

This study source was downloaded by 100000810026544 from CourseHero.com on 04-24-2023 20:24:46 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/148416469/TUGAS-1-Komunikasi-Antar-Pribadi-Devita-Anggraini-P-041008512docx/
- Kedua: komponen sumber-penerima menunjukkan bahwa keterlibatan
seseorang dalam berkomunikasi bahwa ia adalah sumber yang juga penerima.
Sebagai sumber dalam berkomunikasi menunjukkan bahwa individu
mengirim pesan, misalnya melalui berbicara, menulis, memberikan isyarat
tubuh atau tersenyum. Pada saat individu mengirim pesan secara bersamaan ia
juga menerima pesan. Pada saat individu berbicara dengan orang lain, ia
berusaha memandangnya untuk memperoleh tanggapan; dukungan,
pengertian, simpati, dan sebagainya; dan pada saat individu menyerap syarat-
syarat non- verbal, ia juga sekaligus menjalankan fungsi penerima dalam
berkomunikasi.

- Ketiga : Enkoding-Dekoding. Baik sebagai sumber ataupun sebagai penerima,


seseorang mengawali proses komunikasi dengan mengemas pesan (pikiran
atau suatu ide) yang dituangkan ke dalam gelombang suara (lembut, berapi-
api, tegas, marah dan sebagainya) atau ke dalam selembar kertas. Kode-kode
yang dihasilkan ini berlangsung melalui proses pengkodean (enkoding).
Bagaimana suatu pesan terkodifikasi, amat tergantung pada keterampilan,
sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya yang mempengaruhi. Artinya,
keyakinan dan nilai-nilai yang dianut memiliki peranan dalam menentukan
tingkat efektivitas sum berkomunikasi. Proses kodifikasi (pengkodean)
dipihak sumber komunikasi hingga pesan itu terkode, pada dasarnya
mengandung unsur penafsiran subjektivitas simbol- simbol atau artefak yang
dari perspektif sosial budaya bisa menimbulkan distorsi bahkan makna yang
berlainan sama sekali.
Distorsi atau erat dengan istilah ini adalah istilah noise atau gangguan sering
kali semakin sulit diatasi karena terjadi oleh perbedaan persepsi yang
dilandasi motivasi kebudayaan yang berbeda.

Sebelum suatu pesan itu disampaikan atau diterimakan, dalam berkomunikasi


kita berusaha menghasilkan pesan simbol-simbol patut diterjemahkan lebih
dahulu ke dalam ragam kode atau simbol tertentu oleh si penerima melalui
mendengarkan atau membaca. Inlah pengkodean kembali (dekoding) dari
pesan yang dikirimkan dan tentu saja tidak akan lepas dari adanya
keterbatasan penafsiran pesan.
Seperti halnya kodifikasi pesan oleh si pengirim, pengkodean dipihak si-
penerimapun dibatasi oleh keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem
sosial budaya yang dianut. Suatu distorsi komunikasi akan terjadi di sini.
Karena itu, jika si-pengirim harus terampil berbicara dan menulis, si-
penerima pesan harus terampil mendengarkan dan membaca.

- Keempat : Kompetensi Komunikasi; mengacu pada kemampuan Anda


berkomunikasi secara efektif. Kompetensi ini mencakup pengetahuan tentang
peran lingkungan dalam mempengaruhi isi dan bentuk pesan

This study source was downloaded by 100000810026544 from CourseHero.com on 04-24-2023 20:24:46 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/148416469/TUGAS-1-Komunikasi-Antar-Pribadi-Devita-Anggraini-P-041008512docx/
komunikasi. Suatu topik pembicaraan dapat dipahami bahwa hal itu layak
dikomunikasikan pada orang tertentu. Dalam lingkungan tertentu, tetapi hal
itu pula tidak layak untuk orang dan lingkungan yang lain.
Kompetensi komunikasi juga mencakup kemampuan tentang tata cara perilaku
non-verbal seperti kedekatan, sentuhan fisik, dan suara keras. Masalah
kompetensi komunikasi dapat mengungkapkan mengapa seseorang begitu
mudah menyelesaikan studi, begitu cepat membina karier, begitu
menyenangkan dalam berbicara, sedang yang lainnya tidak. Anda di sini
dituntut dapat meningkatkan kompetensi komunikasi, sehingga menjadi
banyak pilihan untuk Anda berperilaku.

- Kelima : Pesan dan Saluran. Pesan sebenarnya merupakan produk fisik dari
proses kodifikasi. Jika seseorang itu berbicara, maka pembicaraan itu adalah
pesan. Jika seseorang itu menulis, maka tulisan itu adalah pesan. Bila kita
melakukan suatu gerakan, maka gerakan itu adalh pesan. Pesan itu
dipengaruhi oleh kdoe atau kelompok simbol yang digunakan untuk
mentransfer makna atau isi dari pesan itu sendiri dan dipengaruhi oleh
keputusan memilih dan menata kode da nisi tersebut. Menurut Sendjaja
(1994), mengutip pendapa Reardon bahwa kendala utama dalam
berkomunikasi seringkali lambing atau simbol yang sama mempunyai makna
yang berbeda. Artinya, kekurang cermatan di dalam memilih kode atau
mentransfer makna dan menata kode dan isi pesan, dapat menjadi sumber
distorsi komunikasi. Karena itu, komunikasi menurut mereka seharusnya
dipertimbangkan sebagai aktivitas dimana tidak ada tindakan atau ungkapan
yang diberi makna secara penuh, kecuali jika diinterpretasikan oleh partisipan
yang terlibat. Saluran merupan medium; lewat mana suatu pesan itu berjalan.
Saluran dipilih oleh sumber komunikasi. Sumber komunikasi dalam
organisasi baisanya ditetapkan menurut jaringan otoritas yang berlaku
bertalian dengan pelaksanaan pekerjaan secara formal dalam organisasi itu.
Sedangkan saluran informal biasanya digunakan untuk meneruskan pesan-
pesan pribadi atau pesan-pesan sosial yang menyertai pesan-pesan yang
disampaikan secara formal. Dalam memilih saluran atau medium untuk
penyampaian pesan ini pun tidak pernah luput dari kelemahan dan kekurangan
yang ada yang menimbulkan suatu distorsi dalam komunikasi.

- Keenam : Umpan Balik dan Maju. Suatu cara yang dapat dipertimbangkan
untuk menghindari dan mengoreksi terjadinya distorsi disarankan unutk
menggunakan komunikasi interpersonal; dan menghidupkan proses umpan
balik secara efektif. Umpan balik merupakan pengecekan tentang sejauh mana
sukses dicapai dalam mentransfer makna pesan sebagaimana dimaksudkan
semula. Setelah si-penerima pesan melaksanakan pengkodeaan kembali, maka
yang bersangkutan sesungguhnya telah berubah menjadi sumber.

This study source was downloaded by 100000810026544 from CourseHero.com on 04-24-2023 20:24:46 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/148416469/TUGAS-1-Komunikasi-Antar-Pribadi-Devita-Anggraini-P-041008512docx/
Maksudnya bahwa yang bersangkutan mempunyai tujuan tertentu, yakni
untuk memberikan respons atas pesan yang diterima, dan ia harus
melakukan pengkodean sebuah pesan dan mengirimkannya melalui saluran
tertentu kepad pihak yang semula bertindak sebagai pengirim. Umpan balik
menentukan apakah suatu pesan telah benar- benar dipahami atau belum
dan adakah suatu perbaikan patut dilakukan. Karena itu umpan balik harus
dihidupkan.

- Ketujuh : Gangguan; merupakan komponen yang mendistorsi pesan.


Gangguan merintangi sumber dalam mengirim pesan dan merintangi
penerima dalam menerima pesan. Gangguan ini dapat berupa fisik,
psikologis dan semantic. Bukankah desingan suara mobil, pandangan atau
pikiran yang sempit dan penggunaan istilah yang menimbulkan arti yang
berbeda-beda, merupakan contoh dari masing jenis gangguan yang dapat
mendistorsi pesan yang dimaksudkan dalam komunikasi.

- Kedelapan : Efek Komunikasi. Pada setiap peristiwa komunikasi selalu


mempunyai konsekuensi atau dampak atau satu atau lebih yang terlibat.
Dampak itu berupa perolehan pengetahuan, sikap-sikap baru atau memperoleh
cara-cara/gerakan baru sebagai refleksi psiko- motorik. Komunikasi
antarpribadi adalah alat yang sebenarnnya sangat ampuk untuk
mengefektifkan pelaksanaan pekerjaam, tetapi prosesnya bisa mudah sekali
menimbulkan distorsi dengan akibat-akibat yang kerap kali sangat gawat.
Distorsi menjadi fatal bila tidak ditangani secara serius, lebih-lebih dalam
tempo yang terhitung amat panjang.

2. Judi Brownell mengembangkan model HURIER (Hearing, Understanding,


Remebering, Interpreting, Evaluating, and Responding) untuk menjelaskan enam
tahap mendengarkan efektif.

1. Hearing (Mendengarkan)

Hearing merupakan proses fisiologis dari penerimaan rangsangan (dalam hal ini
suara. Listening dimulai dengan tahap ini. Kita tidak dapat melakukan listening tanpa
proses hearing terlebih dahulu, tapi kita mungkin saja melakukan hearing tanpa
benar-benar mendengarkan (listening) apa yang seseorang katakana. Kita bisa saja
tidak benar-benar mendengarkan apa yang teman kita katakana walau kita sebenarnya
mendengarkan (hearing) karena kita sedang lelah atau fokus mengerjakan sesuatu.

This study source was downloaded by 100000810026544 from CourseHero.com on 04-24-2023 20:24:46 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/148416469/TUGAS-1-Komunikasi-Antar-Pribadi-Devita-Anggraini-P-041008512docx/
2. Understanding (Memahami)

Pada tahap ini, kita berusaha mengerti dan mendalami apa yang disampaikan oleh
orang lain, baik pikiran maupun intonasi penyampaian pesan yang mewakili emosi.
Hal-hal yang diperlukan dalam memahami adalah sebagai berikut (DeVito, 2016) :

a. Menghubungkan informasi terbaru dari komunikator dengan apa yang terjadi


saat ini di lapangan (fakta).

b. Memahami pesan komunikator dari inti pesan yang disampaikan. Hindari


menyimpulkan pesan sebelum komunikator selesai menyampaikan seluruh
pesannya.

c. Pertanyaan untuk mengklarifikasi. Jika memungkinkan, tanyakan contoh nyata


dari penjelasan atau pesan yang disampaikan komunikator.

d. Mengubah kalimat komunikator menjadi kalimat sendiri yang lebih mudah


dipahami.

3. Remembering (Mengingat)

Dalam mendengarkan diperlukan adanya ingatan, untuk mengingat pesan yang


telah disampaikan sesuai, tidak keliru, maupun rancu. Kemampuan mengingat
diperlukan agar kita terhindar dari situasi canggung dan memalukan dalam
komunikasi antarpribadi. Misalnya, seringkali kita berpapasan dengan seseorang
yang kita tidak ingat namanya. Padahal, kita telah berkomunikasi dan berinteraksi
dengan orang tersebut pada beberapa pertemuan sebelumnya.

Dengan mendengan dan mengingat dengan baik sebelumnya, saat orang tersebut
memperkenalkan diri, tentu situasi canggung tersebut dapat dihindari.

Hal-hal yang dibuthkan dalam mengingatkan, adalah (DeVito,2016) :

a. Identifikasi sumber ide dan referensi yang mendukung

b. Ringkasan pesan yang mudah diingat. Namun perlu kehati-hatian dalam


meringkas, jangan sampai menghilangkan detail atau inti pesan atau bagian- bagian
lain yang penting.

c. Pengulangan nama dan kata kunci untuk mengingatkan diri sendiri, bila
memungkinkan, dengan suara yang keras.

4. Interpreting (Mengartikan)

This study source was downloaded by 100000810026544 from CourseHero.com on 04-24-2023 20:24:47 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/148416469/TUGAS-1-Komunikasi-Antar-Pribadi-Devita-Anggraini-P-041008512docx/
Proses interpreting ini terdiri dari dua bagian. Pertama, memperhatikan segala
perilaku verbal dan non verbal orang yang berbicara sehingga kita dapat menetapkan
arti dari pesan yang dikatakan orang tersebut. misalnya, ketika Fani berkata, “Hari ini
aku beruntung sekali” dengan wajah berseri-seri, kita akan memaknai bahwa Fani
sedang bahagia. Sedangkan, jika ia mengatakan “Hari ini aku beruntung sekali”
dengan muka yang kelihatan kesal maka kita akan menafsirkan bahwa Fani sedang
mengungkapkan sarkasme, yang artinya dia mengalami hal buruh hari ini.

Kedua, memberikan sinyal bagaimana kita mengartikan pesan dari orang itu.
Contohnya, ketika kita menafsirkan pesan Fani sebagai ungkapan bahagianya, maka
kita akan tersenyum dan mengatakan “Sepertinya harimu indah hari ini”. Sementara
jika kita menafsirka kalimat Fani sebagai ungkapan sarkasme, kita akan menunjukkan
muka penuh simpati dan menanyakan hal buruk apa yang sedang terjadi padanya.

5. Evaluating (Mengevaluasi)

Evaluasi terdiri dari pengambilan kesimpulan. Terkadang, kita mencoba untuk


mengevaluasi niat atau motif dari komunikator. Seringkali evaluasi ini terjadi dalam
keadaan tidak sadar atau muncuk secara alami dalam bentuk kritik atau analisis.
Evaluasi merupakan upaya untuk menyamakan pesan dengarn realitas dan fakta yang
terjadi. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi adalah:

a. Berikan evaluasi ketika telah bena-benar memahami inti pesan yang


disampaikan.
b. Asumsikan komunikator sebgai orang yang berniat baik dan berikan
pula sikap baik ketika meminta klarifikasi tentang hal-hal yang ingin
kita ketahui lebih detail.
c. Bedakan fakta dari kesimpulan, opini, dan interpretasi dari
individu komunikator.
d. Temukan segala bentuk kecurigaan, hal-hal yang menarik, atau
anggapan yang membuat komunikator terkesan tidak fair terhadap
apa yang disampaikan.

6. Responding

Responding merupakan proses dimana kita memberikan tanggapan (respons) kepada


orang yang berbisaca. Terdapat dua fase dalam tahapan ini, Pertama, respons yang
ditunjukkan ketika orang tersebut masih berbicara. Biasanya berupa bentuk
komunikasi face-to-face non-verbal seperti menganggukkan kepala, tersenyum, atau
mengerutkan dahi. Fase lainnya adalah respons yang diberikan setelah orang tersebut
selesai berbicara. Biasanya dilakukan dengan komunikasi verbal seperti mengajukan
ertanyaan klarifikasi, memberikan saran dan kritik, atau kata-kata yang memberikan
dukungan.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada tahapan ini antara lain:

This study source was downloaded by 100000810026544 from CourseHero.com on 04-24-2023 20:24:47 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/148416469/TUGAS-1-Komunikasi-Antar-Pribadi-Devita-Anggraini-P-041008512docx/
a. Memberi dukungan kepada pembicara dengan memberikan respons baik
berupa non-verbal maupun verbal. Respons lain dapat juga ditunjukkan
melalui media sosial seperti memberi komentar atau jempol “like” di
Facebook.
b. Berani untuk memberikan komentar menurut pemikiran Anda sendiri
dan bertanggung jawab atas segala yang Anda katakan.
c. Hindari memberikan respons yang mencampuri urusan orang lain
kecuali jika Anda dimintai saran. Jangan mengambil inisiatif untuk
menyelesaikan masalah orang lain karena sifatnya sensitive dan dapat
menyinggung perasaan.
d. Berikan fokus Anda hanya pada orang yang sedang berbicara. Jangan
bermain handphone, melihat-lihat keadaan sekita, dan melakukan
tindakan lainnya yang dapat mengalihkan perhatian Anda dari
pembicara. Tataplah matanya dan tunjukan bahwa Anda memberikan
seluruh perhatian untuk mendengarkannya.
e. Jangan menganggap diri Anda sebagai pendengar serba tahu yang hanya
mendengar sedikit lalu mengetahui apa yang pembicara pikirkan dan akan
katakana selanjutnya. Tunjukan rasa hormat Anda dengan mendengarkan
pembicara sampai selesai menyampaikan pikirannya.

Untuk sampai pada tahap responding, seorang pendengar yang baik


harus memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Membedakan bunyi-bunyi.

b. Membentuk suku-suku kata menjadi kata.

c. Mengidentifikasi kelompok-kelompok kata.

d. Mengidentifikasi unsur-unsur pragmatik, seperti ekspresi, teman


bicara, tempat, waktu, dan tujuan.

e. Memperlihatkan aspek-aspek linguistik dan paralinguistic


(intonasi atau tekanan) dan aspek-aspek di luar linguistik.

f. Memanfaatkan pengetahuan yang telah dimiliki yang berhubungan


dengan isi ujaran yang sedang disimak sehingga dapat memprediksi
dan menangkap makna dengan tepat.

g. Memahami kata-kata dan gagasan atau ide-ide pokok yang


disampaikan secara tersurat maupun tersirat.

Demikian jawaban saya, terima kasih.

Sumber = BMP SKOM4313 Komunikasi Antar Pribadi

This study source was downloaded by 100000810026544 from CourseHero.com on 04-24-2023 20:24:47 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/148416469/TUGAS-1-Komunikasi-Antar-Pribadi-Devita-Anggraini-P-041008512docx/
This study source was downloaded by 100000810026544 from CourseHero.com on 04-24-2023 20:24:47 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/148416469/TUGAS-1-Komunikasi-Antar-Pribadi-Devita-Anggraini-P-041008512docx/

Anda mungkin juga menyukai