Anda di halaman 1dari 13

Rangkuman Modul

SKOM4332 / Teknik Hubungan Masyarakat

1. Humas sebagai Fungsi Manajemen dan Fungsi Komunikasi


Dalam mempelajari humas, ada dua pendekatan yang perlu digunakan, yakni pendekatan humas sebagai
fungsi manajemen dan humas sebagai fungi komunikasi.
Sebagai fungsi komunikasi, humas dalam sebuah organisasi membantu organisasi dalam berkomunikasi
dengan berbagai publik sehingga organisasi akan memperoleh dukungan dari berbagai publik tersebut.
Hubungan yang harmonis antara organisasi dan berbagai publiknya akan menjadi landasan yang kuat
bagi tercapainya tujuan organisasi.
Berbagai definisi humas menekankan kegiatan komunikasi sebagai alat atau cara atau aktivitas untuk
mencapai tujuan, terbangunnya hubungan, atau saling pengertian antara organisasi dan berbagai
publiknya.
Dalam menjalankan kegiatan komunikasi untuk membantu organisasi, humas perlu menjalankan
komunikasi strategis, yakni sebuah kegiatan komunikasi yang didasari oleh perencanaan yang matang
dengan tujuan yang jelas, dilaksanakan secara sistematis, dan dievaluasi dampak yang dihasilkannya.
Dalam menjalankan komunikasi strategis in, diperlukan bukan saja manajer komunikasi, tetapi juga para
teknisi komunikasi yang akan bertugas untuk melaksanakan tau mengimplementasikan seluruh kegiatan
komunikasi.
Dalam menialankan komunikasi strategis ini, humas perlu mempertimbangkan antara lain publik yang
dihadapi ole organisasi atau perusahaan, permasalahan yang berkembang dalam hubungan antara
organisasi dan berbagai publik tersebut, media yang akan dipilih untuk berkomunikasi dengan publik,
format pesan yang akan digunakan dalam berkomunikasi, seta dukungan sumber daya yang dibutuhkan
dalam menjalankan kegiatan komunikasi tersebut.

Humas sebagai fungsi manajemen bisa berarti dua pengertian. Pertama, fungsi-fungsi kehumasan
sebenarnya melekat pada fungsi manajemen. Jika humas bertanggung jawab pada reputasi dan hubungan
baik perusahaan dengan publik-publiknya, maka itu berarti setiap para pengelola perusahaan atau setiap
pimpinan perusahaan bertanggung jawab terhadap reputasi dan hubungan baik tersebut. Kedua, sebagai
fungsi manajemen, maka praktisi humas juga harus ikut membangun filosofi perusahaan, tujuan-tujuan
perusahaan, dan praktisi humas bertanggung jawab dalam proses pembuatan kebijakan perusahaan.
Praktisi humas bisa sebagai penasihat bagi pimpinan dan manajemen, serta praktisi humas sebagai
fasilitator komunikasi bagi perusahaan dengan publik-publiknya. Perhatikanlah munculnya istilah humas
sebagai fungsi manajemen, dan istilah praktisi humas yang berfungsi manajemen

Adapun bahasan tentang Humas sebagai fungsi komunikasi, artinya adalah humas merupakan aktivitas
komunikasi dan oleh karena itu para praktisi humas sekaligus harus menjadi praktisi komunikasi itu
sendiri. Humas merupakan aktivitas komunikasi maksudnya tujuan-tujuan humas dicapai melalui
komunikasi. Dalam hal ini kita membicarakan soal akses komunikasi yang dibuka oleh perusahaan,
sistem komunikasi yang dibangun perusahaan, model komunikasi yang dipilih oleh perusahaan
merupakan wajah dari model humas perusahaan tersebut. Sedangkan praktisi humas sebagai praktisi
komunikasi itu berarti para praktisi humas memerlukan kompetensi dan keterampilan dalam
berkomunikasi dengan publik-publiknya.

Peran humas sebagai tehnisi komunikasi memerlukan praktisi yang berkualifikasi terampil
berkomunikasi. Terampil berkomunikasi disini bisa dilihat dari dua aspek: yaitu terampil dalam cara
berkomunikasinya, dan terampil dalam menyusun isi pesannya sesuai tujuan dan dengan berbagai
format.

Keterampilan komunikasi mendasar adalah berkomunikasi secara lisan. Baik komunikasi lisan secara
langsung maupun yang bermedia tehnologi audio dan visual. Komunikasi lisan ini dipraktekkan dalam
presentasi, lobi, rapat, wawancara, dsb. Berikutnya adalah kemampuan komunikasi tulis, baik dalam
format tulisan untuk pidato, presentasi, publikasi, iklan, berbagai naskah media, maupun tulisan untuk
media massa. Apalagi dengan tehnologi terbaru yaitu internet alias digital. Maka keterampilan humas
juga menyesuaikan dengan format digital tersebut. Berbicara, menulis, memproduksi pesan audio, visual,
dan audio visual.
Secara konseptual, tehnik humas ini sama pentingnya dengan prinsip dan teori komunikasi, riset
perancanaan dan evaluasi, strategi dan implementasi humas, serta pemagangan wajib dipelajari dan
dikuasai oleh seluruh mahasiswa kehumasan di Amerika Serikat, misalnya.

Teman-teman peserta tuton, pemahaman terhadap Humas/Public Relations dapat dimulai dengan
membedakan humas/PR sebagai fungsi manajemen dan public relations sebagai fungsi komunikasi.
Fungsi manajemen pada Humas adalah untuk membangun dan menjaga hubungan yang saling
menguntungkan antara organsisas dab berbagai public yang menentukan keberhasilan atau kegagalan
organisasi. Kegiatan Humas sebagai kegiatan komunikasi dengan mengemukakan pengertian humas
sebagai the management of communication betweew an organization and its public. Dengan kata lain
mereka melihat Humas sebagai kegiatan pengelolaan komunikasi antara sebuah organisasi dan berbagai
publiknya.

Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input
yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan
citra yang baik dari publiknya. Sehingga antara Humas/PR memiliki pemahaman yang sebagian besar
sama dari fungsi dan tugasnya, namun dari segi prakteknya istilah Humas digunakan pada organisasi non
profit sementara untuk istilah PR digunakan pada organisasi profit.

Pekerjaan yang biasa dilakukan oleh Public Relations dapat disingkat menjadi PENCILS yaitu:
 Publication & Publicity yaitu memperkenalkan perusahaan kepada publik.
 Events yaitu menyelenggarakan, mengkordinasi event atau kegiatan sebagai upaya untuk membentuk
citrapositif.
 News yaitu seorang public relations dituntut meguasai teknik-teknik menulis sehingga dapat
menghasilkan produk-produk tulisan (public relations writing)
 Community Involvement yaitu membuat program2 yang ditujukan untuk menciptakan image positif
dengan melibatkan atau adanya keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitar.
 Identity Media yaitu pekerjaan public relations dalam membina hubungan dengan media (pers).
 Lobbying yaitu public relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan negosiasi dengan perbagai
pihak.
 Social Invesment yaitu pekerjaan publis relations untuk membuat program-program yang bermanfaat
bagi kepentingan dan esejahteraan sosial salah satunya termasuk program Corporate Social
Responsibility Public relations dituntut mempunyai kemampuan dalam praktik komunikasi
organisasi, manajemen krisis dan manajemen isu dan riset. Pengetahuan tentang komunikasi
organisasi yang baik perlu diperlukan karena kegiatan public relations berada dalam lingkup
organisasi. Di sini public relations harus mengetahui motivasi karyawan, arus informasi yang terjadi
(baik formal maupun non formal), kepuasan organisasi, dan iklim komunikasi dalam organisasinya.

Seorang public relations juga perlu bekal dalam keahlian dalam manajemen krisis & isu. Krisis yang
dikelola dengan baik akan menjadi titik awal meningkatkan citra perusahaan menuju kondisi yang lebih
baik. Pengetahuan tentang riset perlu dikuasai, mengingat pekerjaan public relations adalah “based of
fact”. Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang apa saja yang dikerjakan public relations dalam
kegiatan sehari-hari, sebagai berikut:
 Mengumpulkan dan mendistribusikan news-release, artikel untuk konsumsi media massa
 Mengorganisasikan konferensi pers, pers perception, press-party, dan press tours
 Bertindak sebagai penyedia informasi bagi media massa
 Mengatur sesi interview antara manajemen dengan media massa
 Menyediakan dokumentasi khusus produk-produk fotografiMngedit dan memproduksi internal
newspaper atau majalah dan mengelola produk komunikasi internal lainnya, seperti ; video, slide
presentasi, message board dan lain-lain
 Mengedit dan memproduksi jurnal eksternal untuk konsumsi distributor, konsumen atau pelanggan
 Menyediakan dan mengelola macam-macam instrument audiovisual
 Memimpin dan mengatur seremonial eksibisi termasuk macam-macam materialnya
 Menciptakan dan menjaga identitas korporat, seperti logo, corporate colors, company vehicle,
employee uniform, dan lain-lain
 Mengelola company visit bagi public eksternal atau sebaliknya dari personel pereusahaan ke tempat
lain
 Ikut serta dalam pertemuan-pertemuan penting yang diadakan pimpinan cabang atau pimpinan pusat
 Menghadiri pertemuan dengan divisi penjualan dan agen
 Menjadi delegasi perusahaan pada pertemuan-pertemuan dengan lembaga lain
 Menemani konsultan PR yang diundang perusahaan
 Melatih staf PR dan staf lainya yang berkaitan dengan kepentingan PR
 Mengelola riset pooling atau riset lainnya
 Mengelola pekerjaan advertising jika fungsinya berkombinasi dengan departemen PR
 Menjalin hubungan baik dengan politikus dan birokrat
 Mengorganisasikan kunjungan seremonial bagi politikus, tamu kehormatan dan tamu dari luar negeri
 Mengorganisasikan acara-acara khusus seperti open house termasuk media corverage-nya
 Aktif dalam acara pemberian penghargaan seperti trophy untuk perusahaan terbaik tahunan
 Mengumpulkan dan mengorganisasikan umpan balik dari berbagai sumber informasi seperti media
massa, karyawan atau dari public eksternal
 Menganalisis umpan balik yang berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan
 Mengelola bermacam aktivitas yang berhubugan dengan kegiatan sponsorship.
Seorang praktisi PR/Humas haruslah memiliki kemapuan teknis sehingga dapat menjalankan profesinya
dengan baik. Seorang manajer PR/Humas pada dasarnya adalah orang yang memiliki kemampuan
manajerial dan kemampuan teknis.

Diskusi 1
Terima kasih atas pertanyaannya. Saya setuju bahwa praktisi humas bisa memanfaatkan tenaga spesialis
di bidang komunikasi seperti desainer grafis, cameramen, jurnalist, editor, video maker, script writer,
penulis naskah, dan sebagainya untuk membantu mereka dalam menghasilkan materi komunikasi yang
lebih baik dan efektif.

Namun, sebagai praktisi humas, memiliki pemahaman dan keterampilan dalam berbagai aspek
komunikasi seperti desain grafis, pembuatan video, penulisan naskah, dan sebagainya dapat memberikan
keuntungan tambahan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Misalnya, jika seorang praktisi humas dapat
membuat desain grafis yang menarik dan efektif, ia dapat lebih mudah menarik perhatian dan
mempengaruhi audiens melalui materi yang dibuatnya. Demikian pula, jika seorang praktisi humas
memiliki keterampilan menulis naskah yang baik, ia dapat lebih mudah menyampaikan pesan dengan
jelas dan efektif.

Tentu saja, ada kekurangan jika seorang praktisi humas mencoba melakukan semua hal sendiri. Salah
satu kekurangannya adalah waktu. Jika seorang praktisi humas harus mengurus semua hal sendiri, ia
mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk fokus pada tugas-tugas utama dalam bidang humas
seperti membangun hubungan dengan media, menjalin hubungan dengan stakeholders, dan sebagainya.
Selain itu, jika seorang praktisi humas mencoba melakukan semua hal sendiri, ia mungkin tidak memiliki
keterampilan yang cukup dalam semua aspek komunikasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan materi
yang berkualitas.

Oleh karena itu, sebaiknya seorang praktisi humas memanfaatkan tenaga spesialis di bidang komunikasi
sebagai bagian dari timnya, namun tetap memiliki pemahaman dan keterampilan dalam aspek-aspek
komunikasi yang diperlukan untuk menjalankan tugas sehari-harinya.

Sumber referensi:

J. A. Ledingham and S. D. Bruning, Public Relations as Relationship Management: A Relational Approach to


the Study and Practice of Public Relations, Routledge, 2013.
D. W. Dozier, L. W. Grunig, and J. E. Grunig, "Manager's Guide to Excellence in Public Relations and
Communication Management," Routledge, 2013.
P. M. Pedersen, "What Every Student Should Know About Public Relations," Pearson, 2014.

2. Konsep Teknik Humas


Para praktisi humas secara garis besar menjalankan dua peranan penting, yakni sebagai manajer
komunikasi yang mengelola setiap kegiatan komunikasi dalam kehumasan perusahaan dan sebagai
teknisi komunikasi yang mengimplementasikan berbagai kegiatan komunikasi yang sudah direncanakan
ole manajer humas. Dalam praktik, seorang manajer humas mash menjalankan kegiatan-kegiatan teknik
humas, seperti menulis, menyunting, dan sebagainya.
Sebagai teknisi, praktisi humas harus menguasai keterampilan-keterampilan teknis yang berkaitan
dengan berbagai mode komunikasi: lisan, tulis cetak, audio, dan audiovisual serta interaktif. Di samping
itu, mereka juga harus dapat memproduksi media komunikasi yang akan digunakan dalam bidang
kehumasan.
Karena pentingnya penguasaan keterampilan teknis ini, kurikulum pendidikan kehumasan di Amerika
menempatkan teknik-teknik kehumasan sebagai salah satu materi kuliah yang penting bagi para
mahasiswa kehumasan, di samping mata kuliah teori dan manajemen. Dalam praktik, para praktisi
humas umumnya menjalankan kegiatan teknis yang berupa penulisan, seperti siaran berita, tanggapan
untuk surat pembaca di surat kabar, menulis klan perusahaan, menulis naskah pidato, membuat fotografi,
menyiapkan bahan-bahan audio dan audiovisual, serta menangani dan mengoordinasikan hubungan
dengan wartawan dan media massa.

3. Presentasi
Salah satu tugas praktisi humas yang cukup penting dan sering dilakukan adalah melakukan presentasi
untuk berbagai kesempatan kepada berbagai publik, seperti untuk presentasi kepada karyawan, kepada
warga komunitas, kepada konsumen, kepada aparat pemerintah, kepada pemegang saham, kepada para
wartawan, dan sebagainya.
Dalam mempersiapkan presentasi yang akan dilakukan, seorang praktisi humas perlu
mempertimbangkan tiga hal utama, yakni khalayak atau audiens, tujuan atau maksud presentasi, dan
pesan yang akan disampaikan dalam presentasi. Oleh karena itu, analisis profil khalayak perlu dilakukan
dari segi demografi, psikografi, dan kepentingan khalayak.
Untuk menyiapkan presentasi pun, perlu dilihat terlebih dahulu tujuan dari sebuah presentasi, apakah
untuk member tahu khalayak sehingga pemahaman khalayak akan meningkat terhadap sebuah subjek,
untuk membujuk khalayak sehingga khalayak memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek, atau untuk
memberi instruksi sehingga khalayak dapat melakukan tindakan seperti yang dinginkan organisasi.
Agar presentasi efektif, aspek pesan pun akhirnya harus disusun sedemikian rupa dan disajikan dengan
memanfaatkan berbagai teknik penyampaian pesan dan pemanfaatan berbagai unsur komunikasi secara
maksimal.

4. Lobi dalam Kehumasan


Melobi para pembuat keputusan publik yang biasanya berupa peraturan atau kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah atau badan-badan legislatif merupakan salah satu kemungkinan tugas yang harus dijalankan
oleh seorang praktisi humas. Melalui kegiatan ini, praktisi humas berusaha untuk memengaruhi para
pengambil kebijakan sehingga keputusan yang mereka buat tidak sampai merugikan perusahaan atau
organisasi.
Sudah tentu aktivitas lobi ini berbasis pada komunikasi interpersonal tatap muka dengan para pengambil
kebijakan. Walaupun demikian, dalam perkembangannya, dalam melakukan lobi, para pelobi juga harus
mengembangkan aktivitas tambahan berupa penyediaan data dan fakta yang memadai sebagai bagian
dari usaha untuk meyakinkan para pengambil kebijakan. Aktivitas ini memang berpotensi menimbulkan
masalah karena dalam aktivitas lobi bisa saja terlibat usaha-usaha penyuapan, bukan usaha berdasarkan
komunikasi persuasi. Oleh karena itu, para pelobi ini tentu perlu menggunakan standar-standar moral
yang ketat.
Menurut pandangan saya, dalam situasi seperti pandemi COVID-19 , di mana pemerintah telah
menetapkan peraturan PPKM untuk mengendalikan penyebaran virus, maka loby yang dilakukan oleh
humas perusahaan harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan dalam batas-batas yang diizinkan oleh
pemerintah.
Dalam hal ini, saya berpendapat bahwa humas perusahaan seharusnya memperhatikan peraturan PPKM
yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan menjalankan tugasnya secara profesional dan bertanggung
jawab, dengan mematuhi aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan untuk menjaga keselamatan dan
kesehatan masyarakat.
Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan untuk tetap melakukan komunikasi dan mempengaruhi
kebijakan pemerintah melalui jalur yang diperbolehkan dan dalam batas-batas etika yang diizinkan.
Menurut "The Institute for Public Relations", loby yang dilakukan oleh humas perusahaan harus
didasarkan pada prinsip kebenaran, transparansi, dan akuntabilitas, serta dilakukan dengan
memperhatikan norma dan peraturan yang berlaku. Selain itu, humas perusahaan juga harus memahami
dan mematuhi Kode Etik Profesi Humas Indonesia (KEPHI) yang berisi panduan etika dan prinsip-prinsip
dasar dalam melaksanakan tugas sebagai humas.
Meskipun demikian, humas perusahaan tetap memiliki peran penting dalam memastikan informasi yang
akurat dan tepat disampaikan kepada pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah, dalam hal penanganan
pandemi Covid-19. Hal ini bertujuan untuk memperoleh dukungan dan kerja sama dalam menghadapi
situasi ini secara bersama-sama.
Dalam situasi seperti saat ini, humas perusahaan juga dapat melakukan upaya-upaya lain untuk
membantu masyarakat dan memperkuat citra perusahaan, seperti memberikan kontribusi pada
program-program sosial dan memberikan informasi yang jelas dan akurat terkait dengan pandemi
COVID-19.

Demikian. Mohon tanggapan Tutor dan Rekan-rekan. 😊

Sumber Referensi:
BMP SKOM4332
Fawkes, J. (2016). Public relations ethics and professionalism: The shadow of excellence. Routledge.
Public Relations Society of America. (2022). Code of ethics. Diakses dari
https://www.prsa.org/ethics/code-of-ethics/
Global Alliance for Public Relations and Communication Management. (2018). Global ethics principles.
Diakses dari https://www.globalalliancepr.org/ethics/principles
American Association for Public Opinion Research. (2021). Code of professional ethics and practices.
Diakses dari https://www.aapor.org/Standards-Ethics/Code-of-Professional-Ethics-and-Practices.aspx

5. Dasar Penulisan Informatif dan Penulisan Siaran Pers


Siaran pers merupakan salah satu bentuk tulisan informatif yang bertujuan untuk memberitahukan
publik tentang berbagai dinamika, perubahan, dan peristiwa dalam perusahaan melalui media massa.
Sebagai sebuah bentuk tulisan informatif, siaran pers sudah diakui sebagai sumber informasi penting
yang dapat digunakan oleh media massa untuk menulis berita. Para praktisi humas dapat menulis sebuah
siaran pers dan kemudian dikirim ke media massa. Jika siaran pers itu memiliki nilai layak berita yang
kuat, besar kemungkinan siaran pers itu akan menjadi berita di media massa.
Akan tetapi, siaran pers tidak selalu berakhir menjadi berita di media massa.
Siaran pers bisa juga tidak dimuat oleh berbagai sebab, seperti kurang mengandung nilai layak berita,
kebenarannya diragukan, kalah bersaing dari siaran pers lain, berisi promosi berlebihan, atau karena
tidak ditulis dengan baik. Ole karena itu, siaran pers yang dibuat harus memiliki nilai berita yang kuat.
Beberapa ukuran yang digunakan untuk mengukur nilai berita adalah penting, magnitude, aktual, dekat,
keterkenalan, dan mengandung unsur layak berita. Sementara itu, untuk menggali bahan yang lengkap
tentang peristiwa yang akan dijadikan bahan siaran pers, dapat digunakan rumus 5W + 1 H (who = siapa,
why = mengapa, what = apa, when = kapan, where = di mana, dan how = bagaimana).
Siaran pers dengan format berita langsung biasanya memiliki ciri aktualitas tinggi yang melibatkan orang
dalam posis penting atau terkenal dengan tujuan informatif, angel tulisan tunggal, struktur tulisan
dengan piramida terbalik, dan biasanya menggunakan who atau what lead dengan bahasa hemat, jelas,
dan uraian dengan tempo yang cepat.
Format standar teknis untuk penulisan siaran pers biasanya menyangkut penggunaan Kertas berlogo
lembaga, diketik dalam spasi rangkap, mencantumkan kapan sebaiknya dimuat dan dapat dibuat
(dateline), serta member nomor kontak dan orang yang bisa dihubungi ole wartawan yang ingin
melakukan eek dan cek ulang atau konfirmasi terhadap siaran pers itu dan penggalian materi lebih lanjut
untuk melengkapi slaran pers.

Diskusi 3:
Menurut saya press release ini layak dimuat di media massa karena telah mememuhi beberapa unsur
kelayakan suatu berita, di antaranya:
 Relevansi: Press release ini memiliki relevansi yang tinggi karena membahas tentang komitmen BCA
dalam mendukung UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Indonesia. Saat ini, UMKM menjadi salah
satu sektor yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19 dan banyak perusahaan yang berkomitmen
untuk membantu UMKM di Indonesia.
 Signifikansi: Dalam press release ini, BCA menyatakan bahwa mereka akan memberikan bantuan
finansial kepada UMKM senilai 10 triliun rupiah. Hal ini merupakan sebuah angka yang signifikan dan
menunjukkan bahwa BCA serius dalam komitmennya untuk mendukung UMKM di Indonesia.
 Kredibilitas: BCA merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan memiliki reputasi yang baik
dalam dunia perbankan. Dalam press release ini, BCA juga menyatakan bahwa mereka telah memiliki
pengalaman dan keahlian dalam memberikan dukungan kepada UMKM.
 Jangkauan: Press release ini dapat menjangkau target audience yang luas karena dipublikasikan di
media online dengan jangkauan nasional.

Sumber Referensi:
Putra, I. G. N. (2020). Teknik Hubungan Masyarakat. Modul Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
PR Newswire. (n.d.). What Makes a Good Press Release? Diakses pada 24 April 2023, dari
https://www.prnewswire.com/knowledge-center/what-makes-a-good-press-release.html
Surya, A. (2022, February 15). BCA Perkuat Komitmen Dukungan untuk UMKM Indonesia. Tribunnews.
Diakses pada 24 April 2023, dari https://surabaya.tribunnews.com/2022/02/15/bca-perkuat-
komitmen-dukungan-untuk-umkm-indonesia

6. Penulisan Sketsa Biografi dan Backgrounder


Sketsa biografi merupakan sebuah deskripsi atau gambaran ringkas tentang seseorang yang ditulis
dengan tujuan untuk membangun kredibilitas orang tersebut pada publik yang mungkin belum banyak
mengenalnya. Sketsa biografi ditulis terutama untuk memperkenalkan orang-orang yang menduduki
posisi baru dalam perusahaan, pejabat-pejabat pemerintah yang baru dilantik, atau para juru bicara
dalam seminar.
Sketsa biografi in dapat dipakai sebagai informasi awal untuk menulis profil di media massa oleh
wartawannya. Sketsa biografi biasanya merupakan versi singkat dan model naratif dari curriculum vitae
yang biasanya ditulis dengan cara enumeratif dalam jumlah halaman yang panjang.
Untuk kepentingan pengenalan perusahaan, praktisi humas dapat menggunakan backgrounder tau
company profile. Backgrounder bisa ditulis menggunakan pendekatan seperti dalam penulisan sketsa
biografi. Perbedaannya yang utama terletak pada objek tulisan.

7. Dasar-Dasar Persuasi untuk Public Relations


Kegiatan humas pada dasarnya merupakan kegiatan komunikasi untuk membangun hubungan yang
saling menguntungkan antara organisasi dan berbagai publiknya. Dalam komunikasi yang terjadi, tak
bisa diabaikan kegiatan untuk memersuasi publik yang dilakukan oleh para praktisi humas sebagai
bagian dari usaha untuk mengubah pandangan, sikap, dan perilaku publik sehingga diharapkan dapat
mendukung organisasi dengan program-programnya. Walau sempat kurang mendapat tempat dalam
public relations terutama dengan munculnya gagasan Grunig tentang public relations sempurna, Grunig
pun akhirnya mengakui persuasi sebagai bagian penting dari kegiatan public relations terutama jika
persuasi dilihat sebagai bagian dari proses untuk menciptakan saling pengaruh. Persuasi berjalan tidak
saja dari organisasi kepada publik, tetapi juga sebaliknya publik bisa memersuasi organisasi.
Persuasi pada dasarnya merupakan proses transaksi simbol yang bertujuan untuk memengaruhi publik
organisasi. Ole karena itu, setiap persuasi memiliki ciri-ciri pokok sebagai berikut: (1) proses simbolis,
(2) melibatkan usaha untuk memengaruhi, (3) dapat dilakukan terhadap diri sendiri, (4) melibatkan
transmisi pesan-pesan,(5) mensyaratkan adanya kebebasan memilih.
Untuk memersuasi publik, strategi komunikasi persuasif tanpa melihat faktor-faktor lingkungan yang
memengaruhi perilaku manusia bisa gagal mencapai tujuannya.
Oleh karena itu, DeFleur dan Ball-Rokeach mengemukakan adanya tiga strategi persuasi yang perlu
dipahami. Ketiganya adalah (1) strategi persuasi dinamika psikis; (2) strategi persuasi sosial budaya, dan
(3) strategi persuasi rekonstruksi makna.
Keefektifan dalam persuasi juga dipengaruhi ole cara yang dipakai dalam menyusun pesan dikaitkan
dengan karakter khalayak sasaran. Mereka yang memiliki motivasi tinggi dan kemampuan yang memadai
untuk memikirkan masalah cenderung akan lebih kritis dan melihat argumen-argumen pokok dalam
pesan. Kita perlu menggunakan rute pusat dengan menyajikan data, fakta yang dapat mengubah sikap,
dan perilaku khalayak. Khalayak yang tidak memiliki motivasi tinggi dan kemampuan yang kurang
memadai akan melihat faktor sampingan dalam pesan seperti cara penyajian dan siapa yang membawa
pesan.
Beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam usaha untuk terwujudnya komunikasi persuasi
yang efektif adalah (1) faktor sumber, (2) faktor pesan, (3) faktor khalayak, dan (4) faktor efek yang
diharapkan dari aktivitas persuasi.

8. Penulisan Kertas Posisi


Tulisan persuasif memang tidak terlalu sering digunakan dalam praktik humas di Indonesia jika
dibanding dengan penggunaannya di negara-negara demokrasi yang sudah mapan, seperti Amerika
Serikat dan juga negara-negara Eropa Barat. Di negara-negara seperti itu, perusahaan atau lembaga
secara aktif berusaha memengaruhi pendapat umum sehingga diperlukan kemampuan dalam
menuangkan pendapat secara persuasif.
Bentuk-bentuk tulisan persuasif biasanya bisa kita jumpai dalam tulisan artikel pini di media cetak,
kertas posisi, dan mungkin juga dalam iklan-iklan opini (opiniated) yang kurang lazim di Indonesia.
Perusahaan di Indonesia jarang menggunakan jenis alisan terakhir. Namun demikian, sejalan dengan
perkembangan demokrasi kita, bukan dak mungkin ke depan lembaga juga akan memanfaatkan iklan
opini. Ole karena itu, alam KB 2 ini pembelajaran berfokus pada penulisan kertas posisi.
Tulisan in biasanya dibuat untuk meyakinkan khalayak bahwa posisi yang rambil organisasi atau
perusahaan terhadap suatu is (terutama isu kebijakan) layak ereka dukung karena memiliki argumen-
argumen yang cukup kuat. Untuk menulis artas posisi, diperlukan bukti-bukti pendukung yang memadai
dan yang dapat berupa engetahuan faktual, statistik, informed opinion, pengakuan pribadi, dan kutipan
rbagai peraturan atau dari pandangan dalam agama.
Warna tulisan kertas posisi biasanya quasi-formal, detached, dan menggunakan ya reportorial.
Sementara itu, pola argumentasi dapat menggunakan pola deduktif atau pola induktif.

Diskusi 4:
Terima kasih atas pertanyaannya, Tutor.
Menurut saya strategi yang paling tepat digunakan pemerintah untuk mengubah sikap negatif publik
terhadap keputusan penggusuran hunian liar adalah strategi sosial budaya.
Dalam buku "Public Relations Strategies and Tactics", Dennis Wilcox dan Glen Cameron mengungkapkan
bahwa strategi sosial budaya dijelaskan sebagai salah satu strategi persuasif yang efektif untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat.
Strategi sosial budaya merupakan strategi persuasif yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan
perilaku masyarakat dengan memanfaatkan budaya dan nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat
tersebut. Dalam hal ini, pemerintah dapat menggunakan strategi sosial budaya dengan memperlihatkan
bahwa keputusan penggusuran tersebut merupakan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma yang ada dalam masyarakat.
Pemerintah dapat melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama, budayawan, dan
pemimpin komunitas, untuk mengajak masyarakat memahami pentingnya pembangunan jalan tol dan
pentingnya menghormati hak kepemilikan aset negara. Selain itu, pemerintah juga dapat mengadakan
kampanye sosialisasi yang menyentuh pada nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat setempat agar
masyarakat dapat memahami bahwa keputusan penggusuran tersebut merupakan tindakan yang
diperlukan untuk kepentingan bersama.
Dalam artikel "Changing Attitudes about Residential Segregation in the United States: Evidence from a
National Survey Experiment" yang diterbitkan di American Journal of Sociology pada tahun 2012, Pager
dan Western membahas tentang bagaimana sosial budaya dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
masyarakat terkait masalah segregasi perumahan di Amerika Serikat.
Dalam penelitian mereka, Pager dan Western melakukan eksperimen survei nasional dan menemukan
bahwa faktor sosial budaya seperti pandangan tentang kesetaraan rasial, identitas etnis, dan kepercayaan
terhadap hak-hak perumahan, dapat mempengaruhi sikap masyarakat terkait segregasi perumahan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ketika masyarakat lebih memahami pentingnya kesetaraan dan hak-
hak perumahan, sikap dan perilaku mereka terkait segregasi perumahan juga dapat berubah. Hal ini
menunjukkan bahwa strategi persuasif yang memanfaatkan faktor sosial budaya, seperti kampanye
sosialisasi dan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, dapat efektif dalam mengubah sikap dan perilaku
masyarakat terkait keputusan penggusuran hunian liar yang direncanakan oleh pemerintah.

Demikian. Mohon tanggapannya, Tutor dan Rekan-rekan. 😊

Sumber referensi:
Putra, I. G. N. (2020). Teknik Hubungan Masyarakat. Modul Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wilcox, D. L., & Cameron, G. T. (2017). Public Relations Strategies and Tactics (11th ed.). Boston, MA:
Pearson.
Pager, D., & Western, B. (2012). Changing Attitudes about Residential Segregation in the United States:
Evidence from a National Survey Experiment. American Journal of Sociology, 117(2), 527-559.

9. Penulisan Surat Pembaca


Salah satu tugas praktisi yang dijalankan oleh seorang humas organisasi adalah menanggapi pemberitaan
atau tulisan yang termuat di media massa, terutama media cetak. Tulisan yang perlu ditanggapi bisa
berupa berita, ulasan, pendapat, kolom, atau keluhan yang disampaikan publik terhadap organisasi yang
biasanya termuat dalam rubrik surat pembaca. Tanggapan in perlu dibuat agar pemberitan di media
massa tidak merugikan nama baik organisasi.
Tanggapan terhadap pemberitaan di media massa ini memiliki dasar moral dan hukum yang sangat kuat.
Secara moral, media massa perlu menjalankan prinsip cover both side sehingga setiap orang yang
mendapat pemberitaan berhak untuk menyampaikan versi mereka sendiri. Di samping itu, surat
pembaca juga dijamin oleh UU Pokok Pers karena dalam UU ini diakui adanya hak jawab, yaitu suatu hak
yang dimiliki oleh siapa pun yang merasa dirugikan ole pemberitaan di media massa.
Ada berbagai jenis surat pembaca yang lazim ditulis olah petugas humas. Menurut Aronson dan Spetner
(1993), hal tersebut meliputi surat pembaca untuk mengoreksi tulisan yang tidak akurat, surat pembaca
untuk mengkritik kesimpulan wartawan, surat pembaca untuk menanggapi surat pembaca yang berisi
keluhan oleh publik, dan surat pembaca untuk publisitas. Sementara itu, menurut Smith (2003: 240- -
243), ada tiga jenis surat pembaca yaitu surat pembaca untuk memperoleh publisitas, surat pembaca
untuk mengoreksi kesalahan, dan surat pembaca untuk melakukan sebuah advokasi terhadap suatu
permasalahan dalam masyarakat
Apa pun bentuk atau format surat pembaca yang ditulis, seorang praktisi humas perlu selalu
menunjukkan profesionalismenya.

10. Penulisan Naskah Pidato


Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa seorang praktisi humas harus mahir mempersiapkan pidato untuk
pimpinan organisasi tempat dia bekerja. Oleh karena itu, belajar menulis naskah pidato merupakan
sebuah keharusan agar seorang praktisi humas dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik.
Dalam menulis naskah pidato untuk pimpinan organisasi, ada berbagai hal yang perlu dipertimbangkan,
seperti topik yang akan ditulis, khalayak yang akan mendengar pidato yang disiapkan, karakter pimpinan
yang akan membawakan pidato, tujuan yang ingin dicapai dari pidato yang akan disampaikan, gagasan
atau poin pokok yang akan disampaikan, pilihan kata yang akan digunakan agar sesuai dengan karakter
yang akan membawakan pidato, waktu dan tempat penyampaian pidato, serta hubungan antara
yang membawakan pidato khalayak yang mendengarkan pidato.
Naskan pidato yang kan ditulis biasanya menggunakan struktur sederhana yang terdiri atas
pendahuluan, isi pidato, dan kesimpulan atau penutup. Untuk memudahkan penulisan pidato, sebaiknya
dibuat sebuah kerangka sederhana yang dapat didiskusikan dengan pimpinan. Untuk menunjang
penulisan pidato, bahan-bahan pendukung, seperti statistik, kutipan, kasus sejarah, ilustrasi hipotetis,
dan anekdot, perlu dipersiapkan.
Bantuan alat bantu visual juga perlu dipertimbangkan untuk membantu efektivitas pesan pidato.

Diskusi 5:
Terima kasih atas pertanyaannya, Tutor.
Salah satu tugas praktisi yang dijalankan oleh seorang humas organisasi adalah menanggapi pemberitaan
atau tulisan yang termuat di media massa, terutama media cetak. Tulisan yang perlu ditanggapi bisa
berupa berita, ulasan, pendapat, kolom, atau keluhan yang disampaikan publik terhadap organisasi yang
biasanya termuat dalam rubrik surat pembaca.
Dalam bukunya yang berjudul "Effective Public Relations", Cutlip, Center, dan Broom (2013) menjelaskan
bahwa surat pembaca merupakan bentuk kritik publik yang dilindungi oleh hak atas kebebasan
berbicara, dan bukan selalu harus direspon oleh perusahaan. Mereka menekankan bahwa penting bagi
humas perusahaan untuk membedakan antara kritik yang memerlukan respons dan kritik yang dapat
dibiarkan saja.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wilcox dan Cameron (2014) dalam bukunya yang berjudul "Public
Relations: Strategies and Tactics". Mereka menjelaskan bahwa dalam beberapa kasus, merespons setiap
surat pembaca dapat menarik perhatian lebih banyak orang pada masalah tersebut dan memperburuk
situasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi yang cermat untuk menentukan apakah respons dari
humas perusahaan diperlukan atau tidak.
Maka menurut saya tidak selalu diperlukan bagi humas perusahaan untuk langsung merespons setiap
surat pembaca yang menyebutkan nama perusahaan tersebut. Hal ini karena Surat Pembaca adalah
bentuk ekspresi individu yang dilindungi oleh hak atas kebebasan berbicara, dan tidak selalu memiliki
implikasi langsung terhadap reputasi perusahaan. Selain itu, Surat Pembaca sering kali mengandung
kritik atau keluhan, dan dalam beberapa kasus, merespons setiap surat pembaca dapat memicu reaksi
yang tidak diinginkan atau memperburuk situasi.
Namun, dalam beberapa kasus, merespons Surat Pembaca dapat menjadi pilihan yang bijaksana untuk
mempertahankan reputasi perusahaan dan memperbaiki citra publik. Misalnya, jika surat pembaca
tersebut mengandung informasi yang salah atau menyesatkan tentang perusahaan, merespons dengan
jelas dan faktual dapat membantu memperbaiki persepsi publik tentang perusahaan. Selain itu,
merespons surat pembaca dengan sopan dan responsif juga dapat meningkatkan loyalitas konsumen dan
memperkuat hubungan dengan para pemangku kepentingan.

Demikian, mohon tanggapan Tutor dan Rekan-rekan. 😊

Sumber Referensi:
Putra, I. G. N. (2020). Teknik Hubungan Masyarakat. Modul Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Cutlip, S. M., Center, A. H., & Broom, G. M. (2013). Effective Public Relations. Prentice Hall.
Wilcox, D. L., & Cameron, G. T. (2014). Public Relations: Strategies and Tactics. Pearson Education.

11. Media Cetak Insidental: Flyer, Brosur, dan Leaflet


Memanfaatkan media cetak yang disebut sebagai media terkendali (controlled media) untuk
berkomunikasi atau untuk menyampaikan pesan kepada publik organisasi menjadi salah satu
keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang praktisi humas. Media terkendali in adalah media yang
bisa dikendalikan oleh praktisi humas dari berbagai sisi, seperti isi, waktu penyampaian, format,
frekuensi, dan cara penyajian yang digunakan.
Walau saat in mungkin sudah digantikan atau disajikan dalam bentuk digital, media cetak mash menjadi
media yang bisa dimanfaatkan. Format seperti brosur, leaflet, flyer, dan newsletter saat in mungkin sudah
tidak lagi dalam bentuk tercetak, tetapi sudah disebarkan melalui internet dengan memanfaatkan media
digital.
Salah satu jenis media yang biasanya digunakan untuk kepentingan komunikasi, baik oleh praktisi
humas, pemasaran, maupun periklanan, adalah media yang dibuat secara insidental atau berdiri sendiri,
bukan sebagai media yang terbit secara berseri.
Media ini termasuk flyer, brosur, dan leaflet. Media in biasanya digunakan untuk menyampaikan
informasi tentang berbagai kegiatan yang dilakukan ole organisasi dan diterbitkan sesuai dengan
kebutuhan yang bersifat sesaat ditujukan untuk khalavak sasaran yang sudah terfokus.
Jika dibandingkan masing-masing jenis media cetak dan format informasi yang disampaikannya, flyer
termasuk yang paling sederhana dengan pesan yang juga relatif terbatas dan tidak membutuhkan
deskripsi yang panjang. Namun demikian, ia tetap harus ditulis dengan daya tarik yang kuat agar mampu
menarik perhatian orang baik untuk membaca isinya ataupun untuk mengikuti apa yang disarankan
dalam flyer itu.
Leaflet berada pada kesulitan yang lebih tinggi dengan penyajian is yang lebih banyak dan informasi yang
lebih mendalam. Brosur menjadi bentuk yang paling membutuhkan konsentrasi, baik dalam menulis isi
maupun merancang grafisnya.

12. Pemanfaatan Media Cetak Reguler: Newsletter, Majalah, dan Surat Kabar Perusahaan
Newsletter menjadi salah satu alat yang paling umum dipergunakan sebagai alat publikasi karena murah
dan mudah untuk dilakukan. Pada dasarnya, pesan melalui newsletter hampir sama dengan pesan yang
disampaikan melalui media cetak komersial lainnya. Titik perbedaannya terletak pada segmen sasaran
yang dituju. Hal dasar yang hampir sama juga berlaku untuk rancangan pesan melalui jurnal internal.
Berdasarkan terminologi tersebut, penulisan pesan melalui media internal dan newsletter juga
mempertimbangkan beberapa faktor, seperti syarat-syarat kelayakan sebuah berita, di antaranya
significance (penting), magnitude (besar), timeliness (waktu), proximity, prominance, dan human
interest.
Selain itu, penyusunan pesan melalui newsletter juga harus mempertimbangkan beberapa hal lain,
seperti pemahaman tentang jenis tulisan, nilai berita (news values), bahasa jurnalistik (language of mass
communications), kode etik jurnalistik, dan pemahaman tentang pengelolaan media massa. Hal tersebut
tidak terlepas dari alasan bahwa mengelola newsletter dan jurnal internal hampir sama dengan
mengelola media massa komersial.

Diskusi 6
Terima kasih atas pertanyaannya, Tutor. Menurut saya jika kita ingin menjelaskan profil perusahaan
melalui media publikasi cetak, baik poster maupun brosur dapat menjadi pilihan yang tepat tergantung
pada tujuan dan sasaran dari publikasi tersebut. Berikut ini adalah alasannya:
 Kejelasan dan Kesederhanaan Informasi. Brosur adalah media yang lebih umum digunakan dalam
publikasi cetak untuk menjelaskan profil perusahaan karena dapat memberikan informasi yang lebih
jelas dan terperinci. Poster, di sisi lain, dapat menampilkan informasi yang singkat dan lebih mudah
dipahami dalam sekilas pandang. Poster cenderung menggunakan gambar atau ilustrasi dengan sedikit
kata-kata, sementara brosur cenderung lebih detail dan menggunakan lebih banyak teks.
 Tujuan Publikasi. Jenis publikasi yang tepat digunakan tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Jika
tujuannya adalah untuk menarik minat dan perhatian audiens, poster mungkin lebih efektif karena
tampilannya yang menarik dan eye-catching. Di sisi lain, jika tujuannya adalah memberikan informasi
yang lebih detail tentang profil perusahaan, maka brosur mungkin lebih tepat digunakan.
 Target Audiens. Pilihan media publikasi cetak juga tergantung pada target audiens yang ingin
dijangkau. Jika audiens yang dituju adalah orang yang terbiasa menggunakan media digital, seperti
generasi milenial atau generasi Z, maka poster mungkin lebih sesuai karena tampilannya yang lebih
modern dan mudah dibaca di layar ponsel atau laptop. Di sisi lain, jika target audiens adalah orang yang
lebih tua atau kurang terbiasa dengan media digital, maka brosur mungkin lebih mudah dipahami
karena menggunakan lebih banyak teks.

Demikian, mohon tanggapan Tutor dan Rekan-rekan. 😊

Referensi:
Putra, I. G. N. (2020). Teknik Hubungan Masyarakat. Modul Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

13. Produksi Pesan melalui Media Audio atau Radio


Radio bisa dimanfaatkan sebagai salah satu media untuk penyampaian informasi oleh praktisi humas
kepada publik. Akses masyarakat terhadap radio mendekati 100%.
Artinya, setiap kepala keluarga bisa mengakses radio apalagi sat ini sebagian radio sudah bisa ditangkap
lewat gawai. Walau penetrasi radio mengalami penurunan, radio mash berada di posisi nomor empat
media yang sering dinikmati warga masyarakat setelah TV, media luar rang, dan internet. Waktu yang
dihabiskan untuk mendengar radio juga masih lumayan.
Kekuatan radio terletak pada aspek audionya yang membuat radio sering dijuluki sebagai panggung
imajinasi mengingat kemampuannya dalam membangkitkan imajinasi pendengarnya. Radio juga
memiliki kekuatan karena memiliki kedekatan dengan pendengarnya dengan siaran-siaran yang lebih
berfokus pada masyarakat lokal tempat radio berada. Tentu saja radio juga memiliki kekuatan karena
jangkauannya yang lintas segmen penduduk dari yang but huruf sampai mereka yang berpendidikan
tinggi.
Ada banyak cara yang bisa digunakan ole humas dapat memanfaatkan radio untuk media humas.
Beberapa yang lazim untuk digunakan adalah memproduksi dan mengirim radio news release,
pembuatan spot iklan layanan masyarakat atau public service announcemnet, memasang iklan,
mengundang peliputan, mengirim juru bicara untuk talk show, dan mensponsori acara talk show.

14. Produksi Pesan melalui Media Audiovisual


Popularitas TV sebagai media saat ini belum ada yang menandingi walau internet dan media sosial sudah
mengalahkan radio dan media cetak. Berkat akses masyarakat yang semakin bagus terhadap TV,
penetrasi TV ke tengah masyarakat semakin tinggi.
Saat ini, TV menjadi media yang paling besar penetrasinya ke tengah-tengah masyarakat, mencapai 90%
lebih. Oleh karena itu, TV menjadi salah satu media penting yang dapat mau tidak mau dimanfaatkan oleh
praktisi humas jika ingin pesan-pesannya diterima oleh publik yang luas.
Sebagai media humas, TV memiliki sejumlah kekuatan, terutama dari sisi karakteristik audiovisualnya
yang membuat TV bisa menembus sekat-sekat kultural.
TV bisa dinikmati oleh siapa saja berkat bahasa visual yang kuat didukung oleh aspek audio. Di samping
itu, TV juga memiliki kekuatan karena semakin banyaknya stasiun TV di tingkat lokal. Namun demikian,
TV juga memiliki kelemahan karena untuk memanfaatkannya diperlukan biaya yang relatif lebih besar
jika dibanding dengan radio.
Humas dapat memanfaatkan media TV melalui berbagai cara. Beberapa cara yang lazim untuk
pemanfaatan televisi pada kepentingan humas adalah pembuatan dan pengiriman video news release ke
stasiun TV, membuat pitch, pelayanan wawancara di TV, undangan peliputan kepada TV, pembuatan dan
penayangan public service announement (PSA) melalui TV, penyelenggaran talk show, dan penempatan
iklan (media placement). Untuk di Indonesia yang sering digunakan adalah melalui pengiriman VNR, talk
show undangan peliputan, dan juga memasang iklan.

15. Pengenalan Media Interaktif


Sebagai pekerja bidang komunikasi, praktisi humas baik yang bekerja untuk organisasi yang bertujuan
mencari keuntungan maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari keuntungan per lu menguasai cara
pemanfaatan berbagai media komunikasi yang ada, termasuk media komunikasi baru yang saat in
penggunaannya semakin meluas, yaitu internet. Tidak kurang dari empat miliar manusia di muka bumi in
menggunakan internet. Di Indonesia sendiri, ada sekitar 140 juta orang yang bisa mengakses internet
atau pengguna internet.
Penggunaan internet oleh berbagai kalangan, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan
organisasi, tentu tidaklah sama dari segi intensitas, frekuensi, maupun tujuan pemanfaatan. Bagi
kepentingan humas organisasi, penggunaan internet mungkin bisa dalam bentuk e-mail tau electronic
mail atau surat elektronik, pembuatan situs atau website perusahaan, online monitoring, online media
relations, promosi produk atau program perusahaan, investor relations, dan sebagainya.
Perkembangan yang sangat pest penggunaan internet antara lain terkait dengan adanya tiga unsur
revolusioner dalam kesamaan komunikasi. Ketiga unsur itu adalah munculnya versi elektronik berita
atau informasi yang dimuat oleh media cetak dan media penyiaran, adanya weblog murah yang dapat
dimanfaatkan oleh siapa saja untuk membuat situs pribadi, dan adanya database online tentang informasi
yang dapat dipercaya seperti hasil-hasil penelitian ilmiah.

Diskusi 7
Terima kasih atas pertanyaannya, Tutor.
Salah satu tugas humas adalah merancang pesan untuk perusahaan yang diwakili melalui media TV.
Namun, perkembangan siaran televisi nasional akhir-akhir ini membawa ancaman bagi tugas-tugas
humas. Pertama, fragmentasi audiens menjadi masalah karena masyarakat memiliki banyak pilihan
konten dari berbagai saluran televisi dan platform streaming. Hal ini menyebabkan penurunan jumlah
pemirsa untuk satu saluran tertentu, sehingga pesan yang disampaikan melalui saluran tersebut mungkin
tidak efektif dalam mencapai target audiens. Kedua, media sosial memungkinkan informasi tersebar
dengan cepat dan mudah. Pesan perusahaan di televisi dapat langsung disoroti, dievaluasi, atau bahkan
dikritik oleh pengguna media sosial. Oleh karena itu, humas perlu memperhatikan respons masyarakat di
media sosial dan meresponsnya dengan cepat dan efektif. Ketiga, beberapa saluran televisi nasional
menghadapi isu kepercayaan publik terhadap objektivitas dan kualitas beritanya. Ini dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pesan yang disampaikan melalui saluran tersebut. Oleh
karena itu, humas perlu memilih saluran televisi yang mempertahankan integritas, objektivitas, dan
kredibilitas pesan perusahaan.
Ketika memutuskan untuk menggunakan televisi sebagai media penyampai pesan perusahaan, humas
harus melalui beberapa langkah penting. Pertama, mereka perlu melakukan analisis mendalam tentang
audiens yang ingin mereka capai melalui televisi. Pemahaman yang baik tentang karakteristik audiens,
preferensi media, dan kebiasaan menonton akan membantu dalam merancang pesan yang relevan dan
menarik bagi target audiens. Selanjutnya, humas harus melakukan penelitian dan evaluasi saluran televisi
yang potensial dalam mencapai target audiens. Penting untuk memilih saluran dengan jangkauan yang
luas dan memenuhi kriteria integritas dan objektivitas dalam penyajian konten. Selain itu, pesan yang
disampaikan melalui televisi harus kreatif dan menarik perhatian pemirsa. Humas perlu menggunakan
kreativitas dalam merancang pesan agar dapat mengkomunikasikan informasi perusahaan secara efektif
dan membedakan diri dari pesan pesaing. Terakhir, humas harus secara aktif memantau respons
masyarakat terhadap pesan yang disampaikan melalui televisi. Tanggapan positif atau negatif dari
masyarakat dapat memberikan masukan berharga untuk meningkatkan dan menyesuaikan pesan di
masa mendatang.

Demikian, mohon tanggapan Tutor dan Rekan-rekan. 😊

Sumber referensi:
Putra, I. G. N. (2020). Teknik Hubungan Masyarakat. Modul Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

16. Pemanfaatan Internet dan Media Sosial


Saat ini, pemanfaatan internet untuk kepentingan kehumasan dapat berupa pembuatan website
perusahaan, blog, situs jejaring sosial, dan berbagai pemanfaatan lainnya. Hanya tiga pemanfaatan yang
dibahas dalam modul ini.
Dalam memanfaatkan website perusahaan, perusahaan dapat memilih kemungkinan memanfaatkan
website yang paling maksimal dengan memilih website dinamis dengan menyediakan peluang interaksi
antara perusahaan dan publik. Walaupun demikian, mash banyak perusahaan yang baru mampu
memanfaatkan website statis atau website dinamis, minus peluang interaksi.
Di samping memanfaatkan website, humas juga dapat memanfaatkan bentuk-bentuk lain dari fasilitas
yang ada di internet, seperti blog yang saat ini sangat banyak penggunanya, baik yang dibuat atas nama
pribadi maupun untuk organisasi. Tak dapat dimungkiri, media sosial yang banyak penggunanya adalah
facebook. Sebenarnya, adanya banyak situs jejaring sosial, seperti friendster yang bergabung dengan
yahoo. com, ada juga MyYearbook.com, MySpace.com, twitter.com, dan mash banyak lagi yang lainnya.
Akan tetapi, saat ini facebook yang paling populer.

Diskusi 8

Terima kasih atas pertanyaannya, Tutor. 😊


Dalam penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi perusahaan, seringkali terjadi kesalahan yang
dapat berdampak negatif. Salah satu kesalahan umum dalam komunikasi melalui media sosial adalah
kurangnya strategi komunikasi yang jelas. Tanpa strategi yang jelas, komunikasi perusahaan melalui
media sosial bisa menjadi tidak terarah dan tidak efektif. Selain itu, kurangnya pemahaman terhadap
karakteristik dan preferensi audiens juga menjadi kesalahan yang sering terjadi. Setiap platform media
sosial memiliki audiens yang berbeda, oleh karena itu penting untuk mengadaptasi pesan dan gaya
komunikasi sesuai dengan karakteristik audiens yang dituju.
Salah satu hal yang sering diabaikan adalah kurangnya interaksi dan respons terhadap audiens. Media
sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan audiens, namun banyak perusahaan
tidak merespons atau berinteraksi dengan audiens yang menghubungi atau memberikan tanggapan
melalui media sosial. Ketidakterlibatan ini dapat menciptakan persepsi bahwa perusahaan tidak peduli
atau tidak responsif terhadap masukan atau pertanyaan audiens.
Selain itu, tidak mempertimbangkan risiko dan etika komunikasi juga menjadi kesalahan yang sering
terjadi. Komunikasi melalui media sosial dapat memiliki dampak yang luas dan cepat menyebar. Oleh
karena itu, perusahaan harus berhati-hati dalam menyampaikan pesan dan memastikan bahwa konten
yang dibagikan tidak melanggar privasi, hak cipta, atau etika umum.
Kesalahan lain adalah kurangnya pemantauan dan evaluasi terhadap hasil komunikasi melalui media
sosial. Penting untuk memonitor dan mengevaluasi respons dan dampak yang ditimbulkan dari
komunikasi tersebut. Dengan melakukan pemantauan dan evaluasi, perusahaan dapat memperbaiki
strategi dan meningkatkan kinerja komunikasi melalui media sosial.
Demikian, mohon tanggapan Tutor dan Rekan-rekan.

Sumber referensi:
Putra, I. G. N. (2020). Teknik Hubungan Masyarakat. Modul Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Li, C., & Bernoff, J. (2011). Groundswell: Winning in a world transformed by social technologies. Harvard
Business Review Press.

17. Dasar Pemahaman terhadap Hubungan Media


Salah satu tugas dari praktisi humas adalah berhubungan dengan media massa sebagai bagian penting
dalam menyampaikan informasi kepada publik, di samping agar media dalam melakukan peliputan
terhadap organisasi dapat melakukannya dengan akurat, fair, dan objektif. Praktisi humas perlu menjaga
hubungan yang saling menguntungkan dengan media dan praktisinya secara berkesinambungan
sehingga media dan wartawannya dapat menjadi publik yang mendukung keberadaan organisasi atau
perusahaan.
Media massa penting bagi praktisi humas karena media menjadi saluran penting untuk menyampaikan
informasi kepada publik, media menjadi pembentuk opini publik, media menjadi pembentuk agenda
publik, media menjadi third party endorser, dan media juga menjadi saluran untuk difusi inovasi.
Dalam membangun hubungan dengan media massa, para petugas humas melakukan berbagai kegiatan
seperti menulis dan mengirim siaran pers ke media massa, mengundang untuk peliputan atau jumpa
pers, kunjungan media dan kunjungan perusahaan, press gathering, taklimat pers, wawancara media, dan
sebagainya.
Para praktisi humas tentu perl memperhatikan pedoman-pedoman moral dalam berhubungan dengan
media agar baik media maupun humas dapat menjadi kehormatan profesi masing-masing. Baik
wartawan maupun petugas humas perlu memahami, menghayati, dan menjadikan kode etik sebagai
landasan kerja mereka.

18. Penyelenggaraan Jumpa Pers


Salah satu cara agar pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan kepada publik melalui media massa
adalah menyelenggarakan jump pers atau press conference, yaitu suatu kesempatan atau peluang yang
sengaja dibuat oleh petugas humas agar perusahaan dapat member informasi yang lengkap kepada
wartawan dari berbagai media dalam waktu bersamaan melalui komunikasi dialogis karena ada peluang
wartawan untuk bertanya secara lebih detail kepada juru bicara perusahaan. Agar jumpa pers bisa
menarik sebanyak mungkin wartawan, jump pers yang dilakukan oleh praktisi humas harus didasarkan
pada adanya informasi yang mempunyai nilai berita yang kuat. Karena hanya dengan itu, wartawan
tertarik untuk datang pada acara jumpa pers.
Jumpa pers sering kali dilakukan secara spontan karena ada peristiwa yang tak terduga terjadi dan
perusahaan harus segera member informasi kepada publik melalui berbagai media. Namun, banyak
jumpa pers sat ini merupakan jump pers yang sudah direncanakan seperti dalam peluncuran produk.
Ada banyak hal teknis yang harus dipersiapkan ole petugas humas dalam menyelenggarakan jumpa pers,
seperti headline apa yang ingin disampaikan dalam jumpa pers, siapa yang akan diudang, tempat, waktu,
juru bicara, anggaran, dan dukungan teknis lainnya.

Anda mungkin juga menyukai