Anda di halaman 1dari 15

PENGENALAN ALAT DAN MEDIA

Pusparini, M., I.K. Andreana., N.A.M. Panggabean., Z.A.I. Hisyam., C.I. Kamilya., S.A.
Sartono, P.I.C. Munaya
Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semarang, Central Java,
Indonesia. 
Department of Agriculture, Faculty of Animal and Agricultural Science Diponegoro University,
Semarang, Central Java, Indonesia.
E-mail: meikapusparini@students.undip.ac.id, nicopanggabean@students.undip.ac.id,
zidanaghimzaibnuh@students.undip.ac.id, cynarakmly@students.undip.ac.id,
syifaafifahsartono@students.undip.ac.id, putriirvina@students.undip.ac.id

Abstrak
Alat-alat dalam melakukan praktikum mikrobiologi, terlebih dahulu kita harus mengenal alat-alat dan
media apa saja yang digunakan dala melakukan praktikum. Alat-alat dalam praktikum adalah alat yang
digunakan praktikan untuk melakukan praktikum. Alat tersebut menjadi 3 yaitu alat elektrik, alat gelas, alat non
gelas dan keramik. Alat elektrik adalah alat yang penggunaanya menggunakan listrik. Alat gelas adalah alat
yang berbahan kaca dan mudah pecah, sedangkan alat non gelas dan keramik adalah alat yang terbuat dari
logam dan keramik. Tujuan praktikum pengenalan alat dan media ialah agar mahasiswa dapat mengenal dan
mengetahui nama berbagai alat serta media yang ada di dalam laboratorium mikrobiologi. Metode yang
dilakukan dalam acara pengenalan alat dan media adalah alat tulis dan kamera disiapkan. Alat dan media yang
ada di laboratorium dicatat lalu di klasifikasi ke beberapa alat, dan di dokumentasikan. Hasil dari praktikum ini,
kita dapat mengetahui mana saja yang termasuk alat elektrik, alat gelas, alat non gelas dan alat keramik. Alat
elektrik yang ada di laboratorium seperti oven, autoklaf, mikroskop, laminar air flow, inkubator, timbangan
analitik, dan hot plate stirrer. Alat gelas berupa labu erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi, pipet ukur, gelas
ukur, gelas beker, kaca preparat, jarum inokulum, batang L, pipet tetes, pembakar spirtus. Alat non gelas dan
keramik berupa spatula, pinset, mortar dan alu, dan mikro pipet. Dapat di simpulkan bahwa di dalam
laboratorium terdapat beberapa alat dan media. Alat- alat laboratorium dapat di kelompokkan kedalam beberapa
jenis yaitu ada alat elektrik, alat gelas,alat non gelas dan keramik. Dan alat – alat tersebut memiliki fungsi dan
cara kerja yang berbeda.

Kata kunci : Alat, Laboratorium, Media

1. Pendahuluan

Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang kehidupan


mikroorganisme. Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengamatan/praktikum mikrobiologi
memiliki pengelompokkan tersendiri. Pengelompokan tersebut terdiri dari alat elektrik dan alat
gelas non gelas/keramik. Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dalam
laboratorium dan dijelaskan juga fungsi, cara penggunaan alat serta prinsip kerjanya masing-
masing (Purwanti, 2010). Untuk pengamatan mikroba, hal yang paling penting adalah bahan
yang digunakan pada saat pengamatan. Dimana bahan tersebut akan dipergunakan sebagai
media penanaman dan pengembangbiakan mikroba (Muwani, 2015)
Peranan alat dan bahan sangat penting dalam pengamatan mikroba. Maka dari itu,
pengenalan alat-alat serta bahan yang akan digunakan dalam pengamatan mikroba sangatlah
perlu. Medium suatu bahan yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba
yang terdiri dari beberapa campuran nutrisi. Fungsi dari medium sendiri yaitu sebagai tempat
bertumbuh dan berkembangnya mikroba (Astuti et.al., 2015). Pengenalan alat-alat dilakukan
dengan tujuan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur.
Oleh sebab itu, tujuan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara-
cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian
alat dapat di minimalisir sedikit mungkin (Alaydrus, 2013).

Tujuan dari praktikum acara pertama yaitu pengenalan alat dan bahan adalah agar
mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui fungsi dari tiap-tiap alat serta mengetahui jenis
media serta penggunaannya.

2. Materi dan Metode

2.1 Materi

Praktikum Mikrobiologi acara Pengenalan Alat dan Bahan dilaksanakan pada hari Jumat,
9 September 2022 jam 07.00 – 09.50 WIB secara offline dengan datang langsung ke
laboratorium. Materi yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Alat dan Media meliputi
alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah alat tulis untuk mencatat nama alat serta fungsinya.
Bahan yang digunakan adalah miksroskop, autoklaf, laminar air flow, stirrer, inkubator,
timbangan analitik, oven, pipet tetes, tabung reaksi, cawan petri, erlenmeyer, gelas beaker,
mortar, gelas ukur, bunsen, pinset, jarum inokulum, mikropipet, batang l, media YEMA-CR,
media YEMA-BTB, dan media PDA.

2.2 Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat dan bahan adalah alat tulis
sebagai pencatat nama alat beserta fungsinya dan lembar kerja untuk mencatat alat dan bahan
yang ada di laboratorium. Setelah itu, alat dan bahan di catat sesuai kategori masing – masing.

Siapkan alat tulis


2
dan lembar kerja
Mengamati semua
alat dan bahan yang
ada di labolatorium

Catat nama alat


dan kategori alat
serta fungsi dan
prinsip kerjanya

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Alat Laboratorium

3.1.1. Alat Elektrik


Alat elektrik adalah alat-alat yang membutuhkan energi listrik untuk menjalankan fungsinya.
Contoh alat elektrik yang ada di laboratorium fisiologi dan pemuliaan tanaman adalah mikroskop,
autoklaf, laminar air flow, stirrer, incubator, timbangan analitik, dan oven. Mikroskop adalah alat
laboratorium yang digunakan untuk mengamati benda yang sangat kecil dan benda yang tidak tampak
oleh indra penglihatan secara langsung. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita
dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis).(Haryanti,S 2019). Autoklaf
adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap
bersuhu dan bertekanan tinggi. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Andriani (2016).
Laminar air flow adalah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk mengalirkan udara
bersih secara terus-menerus. Hal ini dilakukan agar wilayah kerja terbebas dari debu, kotoran, spora
dan partikel lainnya yang tidak diharapkan. Laminar air flow sendiri merupakan suatu tempat atau
meja kerja yang steril untuk melakukan kegiatan mulai dari persiapan bahan tanam , inokulasi atau
penanaman dan pemindahan tanaman dari satu tempat ke tempat lain dalam satu kultur. ( Harjanto, S.,
& Raharjo, R. 2019). Stirrer merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk pengadukan suatu
larutan. Prinsip yang digunakan oleh alat ini adalah dengan menggunakan medan magnet atau
gelombang elektromagnetik yang berputar. Stirrer digunakan untuk mencampurkan bahan dengan
lebih efisien.(Widyaningsih 2016).

3
Incubator adalah alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada suhu tertentu yang dipakai untuk
pengembangbiakan mikroba. Inkubator adalah alat yang berfungsi untuk menginkubasi mikroba pada
suhu yang terkontrol.(Andriani, R 2016). Timbangan analitik adalah jenis neraca yang dirancang
untuk mengukur massa kecil dalam rentang sub-miligram. Timbangan analitik yang digunakan dalam
laboratorium merupakan instrumen yang akurat yang mempunyai kemampuan mendeteksi bobot pada
kisaran 100gram sampai dengan kurang lebih 0,0001 gram.( Day R.A. dan Underwood A.L. 2013).
Oven adalah alat laboratorium yang memiliki peranan yang sang penting. Alat ini digunakan untuk
memanaskan dan mengeringkan sampel dan melakukan proses sterilisasi. Prinsip kerja dari oven
adalah melakukan pemanasan secara tertutup sehingga suhu dan waktunya bisa diatur.

3.1.2. Alat Gelas

Alat gelas laboratorium adalah alat laboratorium yang terbuat dari gelas atau kaca. Contoh
contoh alat gelas antara lain adalah tabung reaksi, gelas beaker, gelas ukur, erlenmeyer, cawan petri,
bunsen, pipet ukur, pipet tetes, kaca preparat, ose, batang L dan kaca penutup. Tabung reaksi adalah
alat yang digunakan sebagai tempat media untuk pertumbuhan mikroba dan juga sebagai tempat
pengambilan sampel (Widyaningsih, 2016). Gelas beaker adalah alat yang digunakan untuk
menyimpan atau mencampur senyawa kimia (Afrianto, 2010). Gelas ukur adalah alat yang digunakan
untuk mengukur larutan. Erlenmeyer adalah alat yang digunakan untuk tempat sampel atau bahan-
bahan kimia yang telah direaksikan dan akan dititrasi dalam sebuah percobaan (Lestiyani, 2010).
Cawan petri adalah alat yang digunakan untuk meletakkan sampel, dan tempat peletakan media
pengembangbiakan bakteri (Noverita, et.al., 2010). Pipet tetes adalah sebuah alat yang digunakan
untuk memindahkan reagen atau larutan dari satu tempat ke tempat yang lain (Iskandar, et.al., 2015).

3.1.3. Alat Non Gelas dan Keramik

Alat non gelas dan keramik berupa jarum ose, mikropipet, batang L, pinset, plat tetes, spatula,
dan mortar. Jarum ose berfungsi saat kita melakukan inokulasi. Inokulasi adalah pemindahan
mikroorganisme dari medium lama ke medium baru yang dibuat dengan ketelitian tinggi seperti
dalam kebersihannya. Maka dari itu, membutuhkan bantuan dari jarum ose untuk memindahkan
biakan ke media. Hal ini sesuai dengan Lauma, et.al. (2015) yang menyatakan bahwa jarum ose
merupakan alat untuk memindahkan biakan dari media untuk ditanam atau ditumbuhkan. Mikropipet
merupakan alat yang berfungsi saat kita ingin memindahkan cairan dalam volume kecil secara akurat.
Seperti pendapat Hayu dan Ismail (2016), mikropipet merupakan alat alat untuk memindahkan cairan
yang bervolume cukup kecil,biasanya kurang dari 1.000 µl.
Batang L atau spreader digunakan saat kita ingin menyebarkan cairan secara merata di
permukaan. Batang L ada yang benar-benar berbentuk seperti L, ada juga yang berbentuk segitiga.

4
Pinset merupakan alat berbahan logam yang digunakan untuk mengambil sampel agar tidak berkontak
dengan tangan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Novita et.al. (2013) yang menyatakan bahwa pinset
merupakan alat berbahan logam yang digunakan untuk mengambil sampel agar tidak berkontak
dengan tangan.
Plat tetes digunakan saat kita sedang mereaksikan suatu zat dalam jumlah yang kecil seperti
saat pengujian pH. Spatula merupakan alat berbentuk sendok kecil pipih yang berguna untuk
mengaduk suatu larutan. Hal ini sesuai dengan pendaoat Andriani R, (2016) bahwa spatula yang
sering digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai.
Mortar adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan bahan yang bersifat padat sesuai dengan
pendapat Arismawati dan Susanto (2017)

3.2. Media Perbanyakan

3.2.1. Media Yeast Extract Mannitol Agar (YEMA) CR dan BTB

Media merupakan tempat biakkan mikroorganisme yang berisikan nutrisi untuk tumbuh
mikroorganisme salah satunya YEMA. YEMA-CR dan YEMA-BTB keduanya memiliki fungsi
sebagai media penanaman bakteri. Selain itu media YEMA-CR dan YEMA-BTB digunakan pula
untuk mengidentifikasi suatu koloni bakteri. Hal ini sesuai dengan pendapat Dini, (2020) bahwa
media merupakan tempat biakkan mikroorganisme. Isolat bakteri ditumbuhkan pada media dasar
YEMA dan ditambahkan pewarna indikator CR (congo red) dan BTB (bromthymol blue) untuk
mengidentifikasi bakteri. Hal ini sesuai dengan pendapat Pangaribuan, (2018) bahwa isolat bakteri
ditumbuhkan untuk mengidentifikasi bakteri.
YEMA-CR terdiri dari ekstrak kamir, mannitol, K2HPO4, MgSO4.7H2O, NaCl, Agar, Congo
red/bromtimol. Hal ini sesuai dengan pendapat Pangaribuan, (2018) bahwa YEMA-CR terdiri dari
beberama ekstrak bahan. Kamir menggunakan sumber nitrogen organik maupun anorganik untuk
diolah dan digunakan sebagai energi bagi mikroorganisme. Hal ini sesuai dengan pendapat Yurliasni
dan Zakaria, (2013) bahwa kamir menggunakan sumber nitrogen untuk diolah. Fungsi K2HPO4 adalah
sumber fosfor untuk sintesis senyawa penghasil energi, sementara itu unsur K berperan
dalam proses pemanjangan sel dan memperlancar metabolisme dan penyerapan makanan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Putra, et.al. (2015) bahwa fungsi K2HPO4 untuk sumber fosfor.
Kegunaan magnesium sulfat untuk suplemen makanan, obat, campuran pewarnaanl, dan
coagulating agent. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasmito, et al. (2010) bahwa banyak kegunaan dari
magnesium sulfat. Fungsi NaCl adalah sebagai penghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini sesuai

5
dengan pendapat Amalia et.al. (2016) bahwa NaCl merupakan bahan yang berfungsi sebagai
pencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. Mannitol sangat penting karena fungsi
utamanya yaitu sebagai diuretik osmotik dan sebagai cairan obligat ekstraseluler. Hal ini sesuai
dengan pendapat Krisyuanto, (2015) bahwa mannitol memiliki fungsi utama sebagai diuretic osmotik.
Congo red merupakan zat pewarna tekstil yang akan memberi warna merah. Hal ini sesuai dengan
pendapat Saraswati, (2015) bahwa congo red ialah zat pewarna tekstil. Agar merupakan nutrien
bakteri yang menyediakan protein. Hal ini sesuai dengan pendapat Suhartati (2018) bahwa agar
menyediakan protein.

3.2.2. Media Potato Dextrose Agar (PDA)

Media perbanyakan digunakan untuk mengembangbiakan bakteri. Medium yang


diperkaya, umumnya disediakan nutrisi dan syarat lingkungan yang mendukung pertumbuhan
mikroba tersebut dan merusak pertumbuhan bakteri lainnya, diantaranya ialah PDA. Hal ini
sesuai dengan pendapat Faraknimella, et.al. (2015) yang menyatakan bahwa media PDA
merupakan media untuk menanam bakteri. Media Potato Dextrose Agar (PDA) memiliki
fungsi secara umum untuk menjadi media pertumbuhan atau pembiakan mikroorganisme
jamur. Hal ini sesuai dengan pendapat Windah, et.al. (2009) yang menyatakan bahwa Potato
Dextrose merupakan salah satu media yang baik untuk digunakan pembiakan
mikroorganisme jamur. Kentang, dekstrose (gula), agar, dan aquades steril merupakan bahan
untuk membuat PDA dan kentang serta dekstrose merupakan pemadat media PDA.

Agar mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri dalam bentuk
persenyawaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Saropah, et.al. (2012) bahwa agar
mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Aquades steril ditujukan
untuk menghindari kontaminan lain selain mikroorganisme. Hal ini sesuai dengan pendapat
Khafidhoh, et.al. (2015) bahwa aquades steril untuk menghindari kontaminan. membentuk
media PDA digunakan kentang yang direbus sampai lunak, kemudian air rebusan
ditambahkan agar dan glukosa, lalu campuran tadi direbus kembali hingga mendidih. Hal ini
sesuai dengan pendapat Safaria, et.al. (2013) bahwa membuat media PDA digunakan kentang
yang direbus sampai lunak.

4. Kesimpulan

6
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disumpulkan bahwa alat-alat
laboratorium dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, alat elektronik seperti miksroskop, autoklaf,
laminar air flow, stirrer, inkubator, timbangan analitik, dan oven, alat gelas/keramik seperti pipet
tetes, tabung reaksi, cawan petri, erlenmeyer, gelas beaker, mortar, gelas ukur, dan bunsen, dan alat
non-keramik seperti pinset, jarum ose, mikropipet, dan batang L. Media perbanyakan terdiri atas
YEMA-CR, YEMA-BTB, dan PDA. YEMA-CR

Daftar Pustaka

Amalia, A., Dwiyanti, R. D., & Haitami, H. (2016). Daya hambat NaCl terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus. J. Medical Laboratory Technology. 2 (2) : 42-45.

Andriani, R. 2016 Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi Keselamatan


Kerja dan Keberhasilan Praktikum.. J. Mikrobiologi. 1 (1) : 2 - 6

Arisnawati, Y. dan A. Susanto. 2017. Identifikasi bakteri Salmonella sp. pada telur ayam ras (studi di
PasarJombang). J. Insan Cendikia. 5 (1) : 33 – 39.

Dini, I.R., W. Wawan., H. Hapsoh., dan R. Devi. (2020). Eksploarasi dan karakterisasi bakteri
rhizobium asal tanaman mucuna bracteata di tanah gambut. J.Agroekoteknologi, 12(1) : 1-12.

Faraknimella, T.L.R., R. Bara., P.M. Wowor, dan J. Posangi. 2015. Uji efek anti bakteri jamur endofit
akar tumbuhan bakau (Soneratiaalba) terhadap bakteri staphylococcus aureus danescherichia
coli. J. e-Biomedik. 3 (3) : 785 – 788.

Hartati, S., A. Harjoko dan T. W. Supardi. 2011. The Digital Microscope and Its Image Processing
Utility.Telkomnika 9 (3):1693-6930.

Harjanto, S., & Raharjo, R. 2019. Peran laminar air flow Cabinet dalam uji mikroorganisme bagi
mahasiswa tugas akhir di laboratorium biokimia. J. Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(1)
:15 – 18.

Ibrahim, A. M., Yunianta, dan F. H. Srihertina. 2015. Pengaruh suhudan lama waktu ekstraksi
terhadap sifat kimia dan fisik pada pembuatan minuman sari jahe merah (Zingiberofficinale
var. Rubrum) dengan kombinasi penambahan madu sebgai pemanis. J. Pangandan
Agroindustri. 3 (2) : 530-541.

Iskandar, S. N., S. Rejeki, dan T. Susilowati. 2015. Pengaruh bobot awal yang berbeda terhadap
pertumbuhan Caulerpalentilifera yang di budidayakan dengan metode longline di tambang ban
dengan Jepara. J. Aquaculture management and technology. 4 (4) : 21-27.

Murwani, S. 2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi Veteriner. Universitas Brawijaya Press.

Pangaribuan, N. 2018. Eksplorasi mikroorganisme Indigenusinseptisols. J. Matematika, Sains,


danTeknologi. 19 (2) : 80 – 88.

Prawiroredjo, K., dan C. Renato. 2015 "Alat Sterilisasi Kering Dengan Kunci Otomatis Berbasis
Mikrokontroler." : J. Ilmiah Teknik Elektro. 13 (1) : 45 - 60

7
Putra, K. R. W., Danggreni, I. W.Arnata. 2015. Pengaruh jenis media terhadap konsentrasi biomassa
dan klorofil mikroalga. J. Rekayasa dan Manajemen Agroindustri. 3 (2) : 40 – 46.

Rasmito, A. , N. P. Asri , J.Suwarno. 2010. Pembuatan kristal epsomite dari air tua. J. Rekayasa
Kimia.

Safaria, S., N. Idiawati, dan T.A. Zaharah. 2013. Efektivitas campuran enzim selulose dari Aspergillus
niger dan Trichoderma reesei dalam menghidrolisis substrat sabut kelapa. J. KK. 2 (1) : 46 –
51.

W. Wawan., H. Hapsoh., dan R. Devi. (2020). Eksploarasi dan karakterisasi bakteri rhizobium asal
tanaman Mucuna bracteata DI TANAH GAMBUT. J.Agroekoteknologi, 12(1) : 1-12.

Widyaningsih, W., Supriharyono, dan N. Widyorini. 2015. Analisis local bakteri coliform di perairan
muara kali wiso Jepara. J. Maquares. 5 (3) : 157 – 164.

Yurliasni., dan Zakaria, Y. 2013. Kajian penambahan khamir Kluyveromyceslactis, Candida curiosa
dan Brettanomycescustersii asal dadih terhadap konsentrasi asam-asam amino, lemak, organik
dan karbohidrat susu kerbau fermentasi (dadih). Bionatura. 15 (1) : 54 - 59

Zahid, M. 2010. Pemilihan bahan kimiayang tepat untuk dekontaminasi di dalam Laboratorium.
J. Ilmiah. 2 (1) : 14 – 23.

Zhu, S, et al 2015. Culture at a Higher Temperatire Midly Inhibits Cancer CellGrouth but Enhances

Lampiran

No. Alat Fungsi

8
1.

Mensterilkan alat gelas

Oven
2.

Mensterilkan alat dan media

Autoklaf
3.

Mengamati sel mikroba

Mikroskop
4.

Menginkubasi suatu mikroba atau


media

Inkubator

9
5.

Digunakan agar ruang kerja, alat


serta media tetap dalam keadaan
Steril

Laminar Air Flow


6.

Menimbang suatu bahan atau


media yang ukurannya kecil

Timbangan Analitik
7.

Mengaduk atau melarutkan media


padat dalam media cair

Hot Plate Stirrer


8.

Tempat membuat, mencampur


dan memanaskan suatu senyawa

Tabung Erlenmeyer

10
9.

Wadah untuk membiakkan


suatu mikroba

Cawan Petri
10.

Mereaksikan atau
menghomogenkan suatu larutan.

Tabung Reaksi
11.

Mengukur volume suatu larutan

Pipet Ukur
12.

Mengukur volume suatu larutan


yang akan digunakan dengan skala
tertentu

Gelas Ukur

11
13.

Mengukur volume suatu


larutan dengan volume yang relatif
banyak

Gelas Beker
14.

Tempat objek atau preparat


yang akan diamati dibawah
mikroskop

Kaca Preparat
15.

Memindahkan atau mengambil


suatu koloni mikroba

Jarum Inokulum
16.

Menyebarkan cairan di permukaan


media

Batang L

12
17.

Memindahkan cairan dari suatu


wadah ke wadah yang lainnya

Pipet Tetes
18.

Memanaskan larutan atau media

Pembakar Spirtus
19.

Tempat penutup objek atau


preparat yang akan diamati

Kaca Penutup
20.

Mengambil bahan kimia berbentuk


padatan

Spatula

13
21.

Mengambil benda dengan


menjepit, bahan yang akan diambil

Pinset
22.

Menghaluskan suatu bahan

Mortar dan Alu


23.

Memindahkan cairan dengan


akurasi volume yang tinggi

Mikropipet
24.

Sebagai media penghitung


populasi bakteri

Congo Red (CR)

14
25.

Mengidentifikasi kecepatan
pertumbuhan bakteri, menentukan
bakteri bersifat asam atau basa

Bromo Thymol Blue (BTB)


26.

Sebagai media Pertumbuhan


Cendawan atau Fungi

Potato Dextrose Agar (PDA)

15

Anda mungkin juga menyukai