Anda di halaman 1dari 4

Nama : Swanto Gunawan Situmorang

Nim : 200501116

Mata Kuliah : Ekonomi Perkotaan

Dosen : Arif Rahman,. SE. M.Ec.Dev

Tugas : Menjelakan dan mencari tahu tentang Cash Flow APBD bagaimana mekanisme nya dan dana
yang digunakan oleh suatu daerah.

 APBD
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) adalah rencana keuangan tahunan yang
dibuat oleh pemerintah daerah untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat serta memajukan daerah tersebut. APBD merupakan instrumen keuangan yang
penting bagi pemerintah daerah dalam membiayai program-program pembangunan, pelayanan publik,
dan kegiatan operasional lainnya. APBD terdiri dari dua unsur utama, yaitu pendapatan dan belanja.
Pendapatan terdiri dari sumber-sumber pendapatan daerah, seperti pajak, retribusi, hasil kekayaan
daerah yang dipisahkan, dana perimbangan, hibah, dan lain-lain. Sedangkan belanja terdiri dari belanja
operasional, belanja modal, dan belanja tidak terduga.

Belanja operasional adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan rutin dalam
menjalankan pemerintahan dan memberikan pelayanan publik, seperti gaji pegawai, biaya operasional,
dan subsidi. Belanja modal adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan,
seperti pembangunan infrastruktur, perbaikan fasilitas publik, dan pengadaan barang dan jasa. Belanja
tidak terduga adalah belanja yang digunakan untuk mengatasi keadaan darurat atau kejadian yang tidak
terduga, seperti bencana alam atau musibah lainnya. APBD disusun oleh pemerintah daerah setiap
tahun dan harus disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setelah melalui proses
pembahasan dan pengambilan keputusan. Setelah disahkan, APBD menjadi acuan bagi pemerintah
daerah dalam mengelola keuangan daerah dan melaksanakan program dan kegiatan pembangunan
serta pelayanan publik. Pemerintah daerah wajib melaksanakan APBD dengan penuh transparansi,
akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat, serta memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas, dan
keterjangkauan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan dana APBD dilakukan dengan
tepat sasaran dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.

Tujuan utama APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) adalah untuk mengatur dan
mengelola keuangan pemerintah daerah dengan efektif dan efisien. Berikut ini adalah beberapa tujuan
utama APBD:

1. Menjamin ketersediaan sumber daya keuangan bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan
program dan kegiatan pembangunan serta pelayanan publik.
2. Mengalokasikan dana secara tepat sasaran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
memajukan daerah.
3. Menjamin transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan keuangan
daerah.
4. Menyediakan dasar untuk mengukur kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan program dan
kegiatan pembangunan serta pelayanan publik.
5. Mendorong efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah dengan melakukan pemantauan
dan evaluasi secara terus-menerus.
6. Memastikan ketersediaan dana cadangan untuk mengatasi keadaan darurat atau kejadian yang
tidak terduga.
7. Menjamin keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah agar tidak mengalami defisit atau
surplus yang berlebihan.
8. Menjamin pembiayaan kegiatan pembangunan dan pelayanan publik yang berkelanjutan dengan
mempertimbangkan prinsip keterjangkauan dan keberlanjutan.

Dengan tujuan-tujuan tersebut, diharapkan APBD dapat membantu pemerintah daerah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah secara berkelanjutan.

 Cash Flow
Cash flow atau arus kas adalah laporan keuangan yang menunjukkan penerimaan dan
pengeluaran kas yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Laporan ini menggambarkan arus kas masuk
dan arus kas keluar yang terjadi pada suatu entitas bisnis, seperti perusahaan atau pemerintah daerah.
Arus kas masuk biasanya berasal dari sumber-sumber pendapatan, seperti penjualan, penerimaan
piutang, dan investasi. Sedangkan arus kas keluar terdiri dari pengeluaran untuk pembelian barang atau
jasa, pembayaran utang, pengeluaran operasional, dan lain-lain.

Cash flow digunakan untuk mengukur kemampuan suatu entitas bisnis dalam menghasilkan arus
kas yang cukup untuk membiayai operasi bisnisnya, melunasi hutang, dan melakukan investasi yang
diperlukan. Dengan mengevaluasi arus kas, manajemen dapat membuat keputusan yang tepat
mengenai keuangan bisnis, termasuk pengambilan keputusan investasi dan keputusan pengelolaan
utang.

Ada tiga jenis arus kas dalam laporan arus kas, yaitu:

1. Arus kas dari aktivitas operasional, yang mencakup arus kas masuk dan keluar yang terkait dengan
operasi bisnis sehari-hari.
2. Arus kas dari aktivitas investasi, yang mencakup arus kas masuk dan keluar yang terkait dengan
investasi dalam aset tetap, investasi saham, atau properti.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan, yang mencakup arus kas masuk dan keluar yang terkait dengan
pendanaan bisnis, seperti pinjaman bank atau penjualan saham.

Dalam konteks pemerintah daerah, cash flow digunakan untuk memantau aliran kas masuk dan keluar
dalam menjalankan operasional dan kegiatan pembangunan di daerah tersebut. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara efektif dan efisien, serta
meminimalkan risiko keuangan yang tidak diinginkan seperti defisit anggaran dan hutang yang tidak
terbayar.
 Mekanisme
Mekanisme pengeluaran dana APBD dilakukan melalui proses penganggaran dan pelaksanaan
belanja daerah. Pertama-tama, pemerintah daerah membuat rencana anggaran pendapatan dan belanja
daerah (RAPBD) setiap tahunnya. Setelah RAPBD disahkan oleh DPRD, pemerintah daerah mulai
melaksanakan belanja daerah sesuai dengan rencana yang telah disetujui. Dalam hal dana dari pusat
belum cair, pemerintah daerah dapat menggunakan sumber dana lain yang tersedia dalam APBD,
seperti penerimaan pajak dan retribusi. Jika sumber dana tersebut tidak mencukupi, pemerintah daerah
dapat menggunakan dana cadangan atau mengambil pinjaman dari bank atau lembaga keuangan
lainnya.

Namun, penggunaan dana cadangan dan pinjaman harus dilakukan dengan hati-hati dan
mempertimbangkan kemampuan daerah dalam melunasi utangnya. Selain itu, pemerintah daerah juga
dapat melakukan penghematan belanja dan menunda atau membatalkan kegiatan yang tidak mendesak
untuk mengurangi pengeluaran APBD. Pemerintah daerah juga dapat mengajukan permohonan
percepatan pencairan dana ke pemerintah pusat, jika terdapat kendala dalam pencairan dana. Hal ini
dapat dilakukan dengan melaporkan kebutuhan dan keterbatasan keuangan yang dihadapi oleh daerah
kepada pemerintah pusat. Dalam hal dana dari pusat belum cair, pemerintah daerah harus memastikan
bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara hati-hati dan transparan, serta memprioritaskan
penggunaan dana untuk program dan kegiatan yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

 Alur pencairan anggaran


Alur pencairan anggaran dari cash flow tergantung pada jenis anggaran yang dimaksud, apakah itu
anggaran belanja rutin atau anggaran belanja modal. Berikut adalah penjelasan mengenai alur pencairan
anggaran dari cash flow untuk kedua jenis anggaran tersebut:

1. Anggaran Belanja Rutin

Anggaran belanja rutin adalah anggaran yang diperuntukkan untuk kegiatan operasional sehari-hari
pemerintah daerah, seperti pembayaran gaji pegawai, pembelian bahan bakar kendaraan dinas, atau
pembayaran tagihan listrik dan air. Alur pencairan anggaran dari cash flow untuk anggaran belanja rutin
umumnya melalui langkah-langkah berikut:

a) Pemerintah daerah mengajukan permohonan pencairan anggaran kepada pihak pusat atau
sumber pendanaan lainnya, seperti bank.
b) Permohonan tersebut akan diproses oleh pihak yang bertanggung jawab dalam sumber
pendanaan tersebut. Setelah disetujui, pihak pusat atau bank akan mencairkan dana sesuai
dengan jumlah yang diminta oleh pemerintah daerah.
c) Setelah dana cair, pemerintah daerah akan melakukan pengeluaran untuk kegiatan operasional
sesuai dengan anggaran yang telah disetujui.
d) Pengeluaran tersebut dicatat dan dikelola dalam laporan cash flow untuk memantau arus kas
masuk dan keluar.
2. Anggaran Belanja Modal

Anggaran belanja modal adalah anggaran yang diperuntukkan untuk kegiatan pembangunan fisik,
seperti pembangunan jalan, pembangunan gedung sekolah, atau pembangunan jembatan. Alur
pencairan anggaran dari cash flow untuk anggaran belanja modal umumnya melalui langkah-langkah
berikut:

a) Pemerintah daerah mengajukan permohonan pencairan anggaran kepada pihak pusat atau
sumber pendanaan lainnya, seperti bank.
b) Permohonan tersebut akan diproses oleh pihak yang bertanggung jawab dalam sumber
pendanaan tersebut. Setelah disetujui, pihak pusat atau bank akan mencairkan dana secara
bertahap sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek.
c) Setelah dana cair, pemerintah daerah akan memulai pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana
dan jadwal yang telah disetujui.
d) Setiap tahap pelaksanaan proyek akan diawasi dan dievaluasi oleh pihak yang bertanggung
jawab dalam sumber pendanaan tersebut.
e) Setelah proyek selesai, pemerintah daerah akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana kepada pihak yang bertanggung jawab dalam sumber pendanaan tersebut.
Jika laporan tersebut disetujui, pemerintah daerah akan menerima pembayaran penuh untuk
proyek tersebut.
f) Pembayaran tersebut dicatat dan dikelola dalam laporan cash flow untuk memantau arus kas
masuk dan keluar.

Anda mungkin juga menyukai