Anda di halaman 1dari 9

Judul Paper Corrosion Protection of Steel Members Using an Al-Zn Base Sacrificial Anode

and Fiber Sheet in Atmospheric Environment


Nama Penulis Shigenobu Kainuma, Muye Yang, Shuji Ishihara, Akira Kaneko, Takao Yamauchi

Identitas Paper Construction and Building Materials 224, 2019, 880-893

DOI https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2019.07.067

Tujuan Riset Tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Mengetahui ketahanan plat paduan Al-Zn sebagai sacrificial anode dan fiber
sheet sebagai electrolyte carrier dengan membandingkan sifat-sifat material
dan karakteristik elektrokimianya menggunakan variasi komposisi kimia
yang berbeda-beda.
2. Mengetahui densitas arus galvanik dan efektivitas area proteksi pada sistem
proteksi korosi dalam larutan dengan konsentrasi yang berbeda.
3. Mengetahui stabilitas dan efektivitas sistem proteksi berdasarkan 3 tipe
pengujian korosi : the constant exposure test, accelerated exposure test, dan
atmospheric exposure test.
4. Mengetahui kemampuan anti-korosi paduan Al sebagai sacrificial anode
berdasarkan waktu (time-dependent) ketika permukaannya terkorosi.
5. Mengetahui variasi paduan Al mana yang paling efektif digunakan pada
atmospheric environment.
Metode yang Tahap Persiapan Spesimen Sacrificial Anode :
digunakan 1. Spesimen yang digunakan :
a. Sacrificial Anode (Anoda Korban) : Paduan Al-3Zn, Al-20Zn, Al-
3Zn-0,02In (66 x 65 x 5 mm)
b. Katoda (Struktur yang akan dilindungi) : Baja Karbon (JIS G3106
SM490A) (70 x 70 x 9 mm)
c. Fiber sheet berbahan acrylate fiber (66 x 66 x 3 mm)
2. Paduan berbasis Al-Zn diberi lubang pada bagian tengahnya kemudian
digabungkan dengan fiber sheet menggunakan PEEK bolt. Diberi lubang ini
bertujuan agar kelembapan/ air dapat masuk ke sistem sehingga elektron dari
anoda akan mengalir lebih mudah.
3. Seluruh permukaan sistem dilapisi dengan silicon, kecuali permukaan plat
paduan Al-Zn. Bertujuan agar air tidak merembes melalui celah antara 2
komponen.
Pengujian Karakteristik Elektrokimia Paduan Al-Zn :
1. Sampel untuk spesimen uji diambil dengan ukuran 33 x 5 x 5 mm.
2. Permukaan sampel diamplas menggunakan kertas abrasif dengan grade 600-
1000 untuk menyeragamkan permukaannya.
3. Setelah diamplas, sampel ditutup dengan polytetrafluoroethylene (PTFE)
adhesive tape untuk menghindari masuknya air.
4. Sampel akan diukur potensialnya selama 1800 detik dalam larutan NaCl dan
CaCl2 pada temperatur ruang (20 C), serta digunakan elektroda referens
Ag/AgCl2 yang dicelupkan dalam larutan KCl jenuh.
Pengujian Densitas Arus Galvanik Paduan Al-Zn dalam Variasi Elektrolit :
1. Pengujian digunakan sampel paduan Al-Zn dengan ukuran 33 x 5 x 5 mm
dan sampel baja berukuran 33 x 7 x 5 mm, serta digunakan standar pengujian
ASTM G71.
2. Baik paduan Al-Zn maupun baja sama-sama dicelupkan dalam larutan
(elektrolit) NaCl dan CaCl2 dengan konsentrasi 0,1; 1; 3,5; 10 (mass%) dan
larutan NaCl jenuh sebesar 26,4% dan CaCl2 (42,7%). Kedua larutan ini
digunakan untuk mengetahui distribusi densitas arus dalam elektrolit dengan
jenis anoda (paduan Al-Zn) yang berbeda-beda.
Pengujian Efektivitas Area Proteksi Pada Sistem Proteksi Katodik :
1. Pengujian digunakan sampel baja berukuran 500 x 70 x 9 mm yang di
bawahnya diberi fiber sheet dengan ukuran yang sama. Kemudian di atas
sampel baja diletakkan sampel paduan Al-Zn berukuran 66 x 66 x 5 mm
yang berperan sebagai sacrificial anode.
2. Fiber sheet dan aluminium foil digunakan sebagai konduktor listrik. Di sini
digunakan 3 fiber sheet untuk 3 konsentrasi NaCl yang berbeda (0,1; 3,5;
26,4). Ketiga variasi konsentrasi itu diuji satu-persatu.
3. Proses pengujian dilakukan dengan variasi jarak juga, di mana paduan Al-
Zn digeser 50 mm beberapa kali, sehingga tiap perubahan jarak tersebut
dicatat potensial spontannya terhadap sampel baja.
Constant Exposure Test :
1. Seperti halnya pengujian sebelumnya, hanya saja konsentrasi larutan NaCl
sebesar 26,4%, temperatur diset 30 C, dan relative humidity 100%.
Pengujian ini menggunakan ZRA yang disebut sebagai anti-corrosion
current yang dicatat perubahannya setiap 10 menit sekali dalam 780 jam.
Accelerated Exposure Test :
1. Pada pengujian ini, spesimen uji melalui siklus wetting, drying, dan salt
spraying dengan NaCl konsentrasi 5 mass%. Satu siklus membutuhkan
waktu 8 jam, dengan alat thermo-hygrostat digunakan untuk mengontrol
temperatur dan kelembaban.
2. Pertama, alat penguji diset pada kondisi konstan 34-36 C dan kelembaban
98% selama 2 jam salt spraying dilakukan. Kemudian spesimen dikeringkan
(dried) 4 jam dengan menaikkan temperatur menjadi 60 C dan penurunan
kelembaban ke 20%. Terakhir, wetting dilakukan 2 jam pada 40-51 C dan
kelembaban 95%.
3. Spesimen uji ketika dilakukan pengujian diletakkan 15 derajat terhadap
sumbu vertikal. Seluruhnya ada 4 spesimen, 3 di antaranya adalah Al-3Zn
yang diberi nomor 1, 2, dan 3. Serta spesimen yang lain dihubungkan dengan
Atmospheric Corrosion Monitor (ACM) sensor.
4. Anti-corrosion current pada tiap spesimen direcord 10 menit sekali, dengan
total durasi uji 240 jam yang mencakup 30 kali pengulangan. Setelah itu,
spesimen diinspeksi terkait kondisi permukaan dan karakteristik time-
dependent current menggunakan ACM sensor.
Atmospheric Exposure Test :
1. Pengujian dilakukan di lingkungan yang salinitas garamnya tinggi selama 9
bulan. Tepatnya di Kyushu University dimana salinitas garamnya 0,41 mdd,
temperatur rata-rata 16 C, kelembaban 75%, dan berjarak 2,5 km dari garis
pantai.
2. Untuk mengetahui korelasi antara arus proteksi anoda dan lingkungan
korosif, digunakan ACM sensor yang terbuat dari Zn/Ag. Baik ACM-output
(hasil pengujian) dan anti-corrosion current tiap spesimen direcord setiap
10 menit.
3. Spesimen baja (JIS G3106 SM400A) berukuran 400 x 80 x 9 mm sebagai
katoda. Sedangkan anoda yang akan dibandingkan adalah paduan Al-20Zn
dan Al-3Zn-0,02In. Selain itu, karena permeabilitas kelembaban juga akan
dibandingkan, maka tiap paduan diberi 2 variasi ukuran lubang sebagai
tempat kelembaban itu berpenetrasi. Ukuran diameter lubang 2.9 x 36 mm
dan 6,5 x 8 mm, serta bila dihitung luasnya sebesar 237,8 dan 265,5 mm^2.
Spesimen di pengujian ini diposisikan horizontal dan vertikal.
4. Terdapat 4 kelompok spesimen yang diuji. Tiap kelompok terdiri atas 3
spesimen paduan Al-Zn, dimana 2 di antaranya diberi lubang tempat
penetrasi 2,9 mm dan 6,5 mm. Sedangkan 1 spesimen lain diset tanpa
menggunakan kawat timbal ataupun fiber sheet di antara anoda dan plat
bajanya.
5. Terakhir, berat plat paduan Al-Zn sebagai sacrificial anoda diukur sebelum
dan sesudah pengujian.
Hasil dan Pengujian Karakteristik Elektrokimia Paduan Al-Zn :
Pembahasan 1. Ketiga sampel variasi plat paduan Al-Zn menghasilkan nilai potensial korosi
(E corr) yang lebih rendah daripada potensial elektroda referens.
2. Uji elektrokimia dan kurva polarization pada masing-masing paduan
menghasilkan paduan Al-3Zn-0,02In memiliki kemampuan menjadi
sacrificial anode yang lebih baik daripada paduan binary Al-Zn.
3. Paduan binary Al-Zn yang memiliki kandungan Zn yang berbeda
menunjukkan karakteristik elektrokimia yang sama.
Pengujian Densitas Arus Galvanik Paduan Al-Zn dalam Variasi Elektrolit :
1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kenaikan coupling current density
cenderung meningkat seiring bertambahnya konsentrasi elektrolit. Untuk
anoda paduan Al-3Zn dan Al-20Zn menghasilkan coupling current density
yang mirip dalam elektrolit NaCl maupun CaCl2.
2. Coupling current density paduan Al-3Zn-0,02In tidak hanya lebih besar
daripada paduan binary Al-Zn, tetapi juga lebih sensitif terhadap elektrolit
dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Sehingga, karakteristik paduan ternary
ini lebih baik.
Pengujian Efektivitas Area Proteksi Pada Sistem Proteksi Katodik :
1. Efektivitas area proteksi dari masing-masing paduan Al-Zn dalam
konsentrasi NaCl yang berbeda menghasilkan nilai yang hampir sama/ tidak
jauh berbeda. Lalu, ketika mengaplikasikan anoda dari paduan tersebut ke
lingkungan dengan tingkat korosif yang tinggi maupun ke air laut, rentang
efektivitas area anti-corrosion dapat diperluas di luar area kontak.
Constant Exposure Test :
1. Densitas arus berdasarkan time-dependent dari 3 sampel plat anoda Al-Zn
dibandingkan. Nilai arus Al-3Zn dan Al-20Zn dibandingkan setelah 100 jam
pengujian. Hasil menunjukkan nilai yang berubah-ubah lalu menurun,
sebelum akhirnya mencapai nilai yang stabil.
2. Kondisi korosi pada constant exposure test juga diamati ketika permukaan
baja kontak dengan fiber sheet yang diberi larutan NaCl. Akumulasi garam
lebih banyak pada spesimen Al-3Zn daripada Al-20Zn, yang mana
merupakan pertanda bahwa penggunaan arus lebih tinggi selama pengujian
berlangsung. Untuk keseluruhannya, paduan Al-3Zn dan Al-20Zn memiliki
karakteristik elektrokimia yang hampir sama.
3. Pada Al-3Zn-0,02In, anti-corrosion current mencapai 220-330 uA/cm^2
yang lebih besar daripada 2 paduan lain yang diuji dari 0-178 jam. Hal ini
karena adanya spontanitas densitas arus yang terlalu ekstrem, konsumsi
anoda yang terlalu besar, dan deposit produk korosi yang menyebabkan
kegagalan anoda Al-3Zn-0,02In. Maka dari itu, hasil pengujian Al-3Zn-
0,02In menghasilkan produk korosi yang berwarna hitam dan merah yang
terletak di area dimana baja dan fiber sheet tidak kontak dengan baik.
Accelerated Exposure Test :
1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa anti-corrosion current dan arus
densitas spesimen No. 3 lebih lemah dari pada No. 1 dan 2 karena kontak
yang kurang sempurna antara permukaan baja dengan fiber sheet. Paduan
Al-3Zn No. 1 dan 2 memiliki nilai anti-corrosion current yang lebih besar
dibanding pada constant exposure test, karena fiber sheet membuktikan
bahwa ia tidak dapat dilemahkan dengan tahap drying (pengeringan).
2. Plat anoda Al-3Zn yang ketebalannya 5 mm cocok digunakan sebagai
sacrificial anode dalam kurun waktu yang lama dan memiliki anti-corrosion
yang besar. Meskipun begitu, masih perlu pengujian lebih lanjut pada
lingkungan yang sebenarnya.
Atmospheric Exposure Test :
Berdasarkan Time Dependent Anti-Corrosion Current :
1. Setelah pengujian dilakukan, didapatkan data selama bulan September,
yakni selama 30 hari. Data tersebut di antaranya densitas arus pada spesimen
yang dipasang secara horizontal mencapai 10 uA/cm^2. Sedangkan
spesimen yang dipasang vertikal mendekati atau melampaui 10 uA/cm^2.
2. Anti-corrosion current ketika kondisi hujan menunjukkan kenaikan yang
signifikan dan menurun drastis ketika periode hujan berakhir. Di sisi lain,
meskipun tidak hujan setelah beberapa hari, dan tiba periode hujan
berikutnya, besar anti-corrosion current akan stabil seperti saat periode
hujan. Sehingga, dapat dibilang perubahan terhadap lingkungan tidak begitu
berpengaruh dan sistem membawa keuntungan untuk dipraktikkan.
3. Distribusi arus paduan Al-20Zn dan Al-3Zn-0,02In menunjukkan hasil yang
mirip. Dengan catatan, adanya perbedaan ukuran lubang penetrasi air hujan
juga mempengaruhi sistem, serta posisi vertikal dan horizontal juga turut
mempengaruhi distribusi arus anoda.
4. Paduan dengan lubang penetrasi yang kecil, akan relatif menghasilkan arus
lebih besar dan stabil dalam waktu yang lama. Posisi horizontal akan
membuat anti-corrosion meningkat setelah hujan karena terbentuk genangan
air di permukaan anoda.
Evaluation of Surface Condition and Current Efficiencies :
1. Kondisi permukaan baja diamati tanpa melalui proses etsa, sehingga produk
korosi yang dihasilkan dapat diamati.
2. Spesimen yang diberi lubang penetrasi 6,5 mm dan 2,9 mm menunjukkan
mikrostruktur yang berbeda. Dimana spesimen dengan lubang 2,9 mm
menunjukkan mikrostruktur permukaan yang cukup proporsional, selain itu
tingkat keparahan korosi Al-20Zn (2,9 mm dan 6,5 mm) menunjukkan
karakteristik yang mirip.
3. Spesimen Al-3Zn-0,02In dengan lubang 2,9 mm menghasilkan produk
korosi yang lebih sedikit daripada 6,5 mm. Selain itu, jika paduan ini dalam
posisi horizontal menghasilkan produk korosi berwarna putih di
permukaannya dengan jumlah yang sangat besar. Sedangkan untuk
spesimen Al-Zn yang lain hanya sekadar muncul bercak putih. Hal ini
diprediksi karena adanya unsur Indium (In) yang dapat menaikkan coupling
current density antara anoda dan plat baja, sehingga anoda akan cepat habis.
4. Setelah 9 bulan pengujian, diketahui bahwa baik tingkat keparahan korosi
dan anti-corrosion current spesimen yang dipasang horizontal adalah lebih
besar daripada spesimen yang dipasang vertikal.
Kekurangan dan Kekurangan jurnal ini adalah sedikitnya penjelasan secara ilmiah tentang hasil dari
Kelebihan Riset beberapa pengujian yang telah dilakukan. Sedangkan kelebihannya adalah data-data
disajikan dengan jelas dalam tabel maupun grafik, serta terdapat ilustrasi
pemasangan sistem proteksi katodik sehingga pembaca memahami dengan mudah.

Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah :


1. Karakteristik elektrokimia paduan binary Al-Zn, kandungan Zn tidak begitu
mempengaruhi ketika komposisinya di atas 3%. Sedangkan unsur In ketika
ditambahkan akan menjadi depassivator and menghasilkan sacrificial anoda
yang karakteristik elektrokimianya lebih baik daripada paduan binary Al-
Zn.
2. Sistem dengan sacrificial anode yang berbeda-beda, semua densitas arus
galvaniknya lebih besar daripada densitas arus efektif anti-corrosion nya.
Selain itu, area efektif anti-corrosion pada sistem bergantung pada
konsentrasi elektrolitnya. Untuk baja yang ditempatkan di lingkungan yang
korosif dimana salinitasnya juga tinggi, maka perpanjangan area proteksi
efektif akan dibutuhkan.
3. Paduan Al dapat digunakan sebagai sacrificial anode yang dapat digunakan
bersama fiber sheet untuk menghasilkan proteksi terhadap korosi yang
berkelanjutan pada sebuah sistem. Sensitivitas spesimen terhadap perubahan
lingkungan rendah. Keseluruhannya, sistem masih bisa bekerja dengan baik
terhadap aliran arus anti-corrosion dan mengalirkan muatan listrik setelah 9
bulan melalui atmospheric exposure test, untuk mengetahui daya tahan
anoda.
4. Selama 9 bulan pengujian atmospheric exposure, performa anti-corrosion
berdasarkan waktu (time-dependent) dilakukan untuk mengetahui
karakteristik korosi permukaan dan dievaluasi terhadap variabel-variabel
yang ada di lingkungan, serta adanya lubang penetrasi terbuka di anoda.
Pertama, seiring naiknya temperatur dan curah hujan, terdapat kenaikan nilai
arus anti-corrosion yang mengalir dalam sistem. Kedua, ketika total lubang
penetrasi terbuka sama namun berbeda ukurannya, yang terjadi adalah
lubang yang diameternya lebih kecil menjadikan waktu drying process lebih
lambat. Hal ini menjadikan anoda menghasilkan arus yang lebih tinggi dan
lebih stabil dalam waktu yang lebih lama.
5. Konsumsi anoda paduan Al-20Zn menunjukkan hasil yang paling kecil,
dengan efisiensi arus yang baik, dan kenaikan efek anti-korosi ketika unsur
In ditambahkan tidak dapat diharapkan. Kemudian, dengan membandingkan
pemasangan spesimen secara horizontal dan vertikal pada pengujian
atmospheric exposure, jumlah muatan listrik pada spesimen horizontal lebih
banyak, sedangkan spesimen vertikal sebaliknya. Untuk keseluruhan
spesimen, efektivitas arus sacrificial anode nya rata-rata mencapai 70-80%.

Anda mungkin juga menyukai