Anda di halaman 1dari 26

PENGUJIAN MATERIAL

DAN METALOGRAFI

ANALISIS THERMAL DSC DAN TMA


KELOMPOK 6
YAUMAL HADID ( 22338130 )
YOPY REFLITA SYAPUTRA YUSPAR ( 22338132)
ARIA ADWINATA ( 21338005 )
PERKENALAN
Analisis Termal adalah cabang ilmu material dimana sifat bahan yang
dipelajari saat mereka berubah dengan suhu . Analisa termal merupakan suatu
analisa dengan memberikan input kalor untuk mengetahui karakterisasi dari
sampel. Suatu analisa termal memiliki keuntungan yaitu jumlah material yang
dibutuhkan hanya sedikit. Hal ini memastikan keseragaman distribusi suhu dan
resolusi yang tinggi.
metalografi adalah pengujian untuk mengetahui struktur mikroskopis logam
dan paduan dengan menggunakan alat bantu mikroskop. Terdapat dua jenis uji
metalografi, yaitu pengujian mikro dan pengujian makro. Pengujian makro
bertujuan untuk mengamati daerah hasil pengelasan dan mengetahui cacat las yang
ada, sedangkan pengujian mikro bertujuan untuk mengamati butir kristal,
homogenitas, senyawa mikro, inklusi, cacat, dan regangan. Sebelum melakukan uji
metalografi, terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan, antara lain pemotongan
atau pengambilan sampel, pelabelan sampel, pemasangan, penggilingan,
pemolesan, etsa, dan pengukuran menggunakan mikroskop. Uji metalografi dapat
digunakan untuk semua industri terutama pada lab-lab di industri.
BEBERAPA METODE YANG UMUM DIGUNAKAN - INI
DIBEDAKAN DARI SATU SAMA LAIN OLEH PROPERTI
YANG DIUKUR:
DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETRY (DSC)
Yaitu dengan cara membandingkan suhu antara material referensi dan material
sampel. Material referensi (referen inert) yang biasa digunakan yaitu alumina (Al 2O3).
Kenapa memakai alumia? karena termogram alumina menunjukkan konstan sampai suhu
1000oC, menandakan alumina tidak mengalami perubahan sampai suhu tersebut.
Sementara material sempel merupakan bahan yang akan diuji secara termal. Suhu sampel
dan referen akan sama apabila tidak terjadi perubahan, namun pada saat terjadinya
beberapa peristiwa termal seperti pelelehan, dekomposisi atau perubahan struktur kristal
pada sampel, suhu dari sampel dapat berada di bawah (apabila perubahannya bersifat
endotermik) ataupun diatas (apabila perubahan bersifat eksotermik) suhu referensi.
ENDOTHERMIC HEAT FLOW
EXOTHERMIC HEAT FLOW
 Hanya material yang tidak korosif yang dapat di analisa dengan
menggunakan alat yang sangat sensitif ini, tidak ada bahan organik atau
material lainnya yang mengandung F, Cl, Br, tau I

 Rentang temperatur antara -120°C to 725°C, walaupun atsmosfir inert diatas


600°C. Temperatur dihitung dengan pengulangan ±0.1°C.
 Wadah ada yang terbuat dari Al, Cu, Au, Pt, alumina, dan C dan dapat
dipilih untuk menghindari terjadinya reaksi dengan sampel.
 Atmosfir :nitrogen, udara, oksigen, argon, vacuum, campuran gas yang
dikontrol
 Ukuran sampel : 0.5mg - 100mg
DSC ADA 2 JENIS

1. Heat flux DSC


2. Power compensation DSC (heat flow)
HEAT FLUX DSC
Sampel dan referensinya dihubungkan dengan jalur aliran panas
dengan tahanan yang rendah. Sampel dan referensi berada pada furnace yang
sama atau satu. Perubahan entalpi atau kapasitas panas pada sampel
menyebabkan perbedaan temperatur relatif terhadap referensi. Perbedaan
temperatur ini di rekam dan dihubungkan dengan perubahan entalpi pada
sampel menggunakan hasil uji kalibrasi. Ini merupakan modifikasi dari DTA
dengan perbedaan hanya pada sampel dan referensi yang memiliki jalur aliran
panas yang bagus. Kelebihan energi yang terjadi antara sampel dan referensi
dihantarkan menggunakan penghubung dari metal sehingga hanya terjadi
sedikit perbedaan temperatur antara keduanya. Perbedaan temperatur sampel
dan referensi proporsional terhadap aliran panas antara keduanya.
HEAT FLUX DSC
PADA DASARNYA HEAT FLUX DSC ADA TIGA JENIS, YAITU

1. The Disk type measuring system

Karakteristik utamanya adalah aliran panas dari furnace


melewati disk yang memilki konduktivitas termal medium.
Crucible material adalah Al, Al2O3, grafit, Y2O3, Pt/Rh
dengan Al2O3 didalamnya atau emas dan lain-lain. Kecepatan
pendinginan 10 K/menit. Konstanta waktu 3 detik dan 10
detik.
b. The Cylinder type measuring system

Menggunakan dua aluminium silinder yang diletakkan paralel dan


simetris pada furnace. Crucible yang digunakan adalah dari
stainless steel. Tipe silinder ini memiliki volume yang lebih besar
sehingga mempunyai konstanta waktu yang lebih lama yaitu 4
menit. Pengukuran yang dilakukan pada range temperatur yang
lebar yaitu -196 s.d 1500°C. Maksimum kecepatan panas 1
K/menit.
c. The Turret type measuring system

Sampel menggunakan silinder kecil yang berlubang. Sangat ideal


digunakan untuk mengetahui kemurnian logam. Sejauh ini Turrent
measureing system yang paling baik dan bersaing dengan kompensasi
DSC dan mikro DSC karena panas berpindah melalui dinding tipis silinder
sehingga jalur konduktivitas sangat pendek tercapai. Tipe crucible disebut
sebagai T zero sensor memiliki peralatan yang hampir sama dengan DSC
klasik. Kecepatan panas 200 K/menit. Waktu konstan hampir sama dengan
nol.
POWER COMPENSATION DSC

Sampel dan referensi diletakkan pada tempat yang berbeda


dengan furnace yang terpisah. Keuntungannya bahannya
lebih ringan sehingga kecepatan responnya lebih cepat dan
kecepatan panas 500°C/menit. Ketika reaksi muncul, energi
diakumulasi atau dihilangkan untuk mengompensasi
perubahan energi pada kedua furnace. Waktu konstan 1,5
detik. Crucible terbuat dari aluminum.
POWER COMPENSATION DSC
THERMOMECHANICAL
ANALYSIS
 Thermo Mechanical Analysis merupakan salah satu metode yang
digunakan dalam analisa sifat termal material yang meliputi perubahan
sifat mekanik, perubahan dimensi, serta perubahan karakteristik material
pada berbagai temperatur.

 Secara umum. Thermo Mechanical Analysis adalah subdisiplin dari


metode Thermo Mechanometry (TM).

 Thermo Mechanical Analysis (TMA) mengukur perubahan pada dimensi


fisik dari sampel sebagai fungsi dari temperatur dibawah beban dan
tegangan yang diaplikasikan.

 Thermo Mechanical Analysis (TMA) biasanya digunakan dalam mengukur


sifat muai, compression, softens point, bending, dan deformasi plastis-
elastis pada material.
PERALATAN PADA THERMO MECHANICAL
ANALYSIS (TMA)
Peralatan pada Thermo Mechanical Analysis (TMA) terdiri dari
sampel holder (terbuat dari kwarsa atau super alloy steel) dengan dimensi
yang stabil pada perubahan temperatur, measuring probe (perangkat ini
sangat sensitif terhadap perubahan dimensi), dapur yang terprogram, serta
suatu Linear Variable Displacement Transducer (LVDT) untuk mengukur
perubahan panjang material, pembebanan pada sampel melalui probe (core
rod dan push rod), dan sensor temperatur (biasanya thermocouple).
• Sampel ditempatkan pada holder dan probe yang sehingga terjadi kontak
langsung antara probe dengan permukaan sampel.
• Beban yang terukur (tertentu) diberikan kepada sampel dan program pengukur
temperatur dijalankan
• Pada saat sampel memuai, melunak, ataupun mengkerut, posisi dari probe akan
berubah.
• Perubahan posisi diukur oleh LVDT, yang menyediakan tegangan sebanding
dengan defleksi dari probe
JENIS - JENIS PROBE
Probe biasanya juga terbuat dari kwarsa atau baja paduan. Probe mempunyai
beberapa jenis bentuk, bentuk dari probe tersebut menentukan tipe perubahan
dimensi yang akan diukur.

Beberapa bentuk probe untuk mode deformasi three point bending dan material
yang digunakan (dari kiri : kwuarsa, stainless steel
Peralatan dari TMA harus dikalibrasi temperatur maupun perubahan
dimensinya pada setiap pengukurnya. Temperatur dikalibrasi menggunakan
tipe yang sama pada metode standar melting point yang digunakan pada DSC.
Material yang biasa digunakan untuk kelaibrasi terdiri dari In, Sn, Zn, dan Al.
LVDT dikalibrasi menggunakan standar dengan koefisien linear termal dari
material yang sudah biasa digunakan, contohnya Al. Koefisien linear termal
ekspansi, α ditentukan oleh persamaan 1.

Dimana : Lf = panjang sampel akhir


Lo= panjang sampel awal.
Tf dan To = temperatur akhir dan awal dalam oC.
Perhitungan nilai dari α dibandingkan dengan nilai literatur.
APLIKASI TMA
• TMA biasa digunakan untuk mengukur ekspansi, kompresi, relaksasi
elastic, penetrasi, titik pelunakan (softening point), transisi gelas,
penyusutan, swelling dan modulus elastic (kekakuan atau ketahanan
material terhadap deformasi elastic dimana material kaku adalah
material dengan modulus kekakuan yang tinggi).
• TMA digunakan untuk mengarakterisasi polimer, logam, lapisan
(coating), keramik, gelas dan material komposit.
• Salah satu contoh penggunaan TMA adalah pengukuran perilaku
ekspansi dari papan sirkuit (printed circuit bo
• TMA juga digunakan untuk mengarakterisasi serat polimer. Proses
karakterisasi ini merupakan proses yang penting pada industri tekstil.
PENGUKURAN TG MENGGUNAKAN EXPANSION
PROBE

Suhu transisi gelas untuk seluruh sampel dapat ditentukan dengan melihat
perubahan pada kemiringan atau slope pada kurva tersebut. Salah satu sampel
menunjukkan pelelehan solder yang digunakan pada papan ini pada suhu 180 oC.
Pada suhu di atas 300oC, masing-masing papan menunjukkan ekspansi yang tajam.
Titik ini merupakan titik dimana papan mengalami delaminasi yang disebabkan
oleh pelepasan sejumlah internal stress yang besar pada material komposit.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai