Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ZAT PADAT
(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Fisika Lingkungan)

Dosen Pengampu : Drs. Agus Danawan, M.Si.

Oleh Kelompok 3 :

ARIEF RANGGAJALU (1804379 )

ELIN NURMILANI (1807371)

IRMA FITRIANINGSIH (1705660)

NOVITA AF (1801583)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2019
A. Struktur Materi

Struktur materi adalah konstruksi atau suatu kerangka yang membangun


materi sehingga mampu menjaga gaya dari luar. Struktur materi bisa disusun dengan
satu macam unsur atau lebih.

Misalnya, cincin bisa dibuat dari emas, perak, tembaga atau platina. Selain
itu, terdapat Konduktor listrik dan stop kontak yang terbuat dari perak. Suatu cincin
yang terbuat dari emas akan memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan dengan
tembaga dan perak, karena emas merupakan salah satu logam mulia yang memiliki
sifat yang tidak mudah korosif, tidak memiliki sifat radioaktif dan tidak menyebabkan
reaksi alergi bagi kebanyakan orang dan yang terakhir emas cukup susah untuk
mendapatkanya butuh usaha extra untuk mencari emas, konduktivitas emas

Perak jumlahnya melimpah dialam , konduktivitas listrik perak adalah yang


tertinggi diatara seluruh logam bahkan lebih besar dari tembaga. Tembaga lebih
melimpah jumlahnya, tembaga memiliki konduktivitas listrik sebesar 59,6 x 106 S/m.
Stop kontak dan konduktor listrik yang terbuat dari perak hal itu dikarenakan pelapisan
perak untuk meningkatkan konduktivitas listrik pada bagian – bagian kabel.

Dinding beton rumah dibentuk dari bata, pasir, semen dan air. Setelah air
menguap, dinding beton hanya terdiri dari bata, pasir dan semen. Magnet alam terdiri
dari unsur Fe2O3. Tawas terdiri dari suatu senyawa kimia yang kompleks.

B. Klasifikasi Zat Padat

a. Berdasarkan susunan molekul

Berdasarkan susunan molekul zat padat dibagi menjadi dua, yaitu:

(https://perbedaan.budisma.net)

1) Kristal

Kristal adalah padatan yang memiliki susunan atom, ion, atau molekul
yang sangat teratur dalam struktur tiga dimensi yang terdefinisi dengan baik.
Selain itu, padatan ini ditandai dengan sifat tahan banting dengan titik leleh
yang tajam dan tinggi.

Tidak seperti padatan amorf, padatan kristal menunjukkan perilaku


anisotropik ketika mengukur sifat fisiknya, yang tergantung pada arah
pengukuran. Padatan kristal memiliki bentuk geometris yang pasti, yang
tergantung pada kondisi selama pertumbuhan kristal.

2) Amorf (Non kristal)

Amorf didefinisikan sebagai padatan yang tidak memiliki struktur


yang teratur. Itu berarti atom atau ion disusun tanpa bentuk geometris yang
pasti. Amorf tertentu mungkin memiliki susunan yang teratur tetapi hanya
meluas untuk beberapa unit Angstrom. Bagian-bagian yang tersusun rapi
dalam amorf ini disebut kristalit. Padatan amorf tidak memiliki karakteristik
panas fusi, sehingga dianggap sebagai cairan super cooled atau pseudo-
padatan.

Padatan amorf tidak memiliki titik leleh yang tajam, sehingga


transformasi cairan terjadi pada kisaran suhu. Properti seperti konduktivitas
listrik dan termal, kekuatan mekanik, dan indeks bias juga tidak tergantung
pada arah pengukuran; karenanya, mereka disebut isotropik.

b. Berdasarkan unsur pembentuk

Berdasarkan unsur pembentuk, zat padat dibagi dalam dua golongan


yaitu logam dan non logam

Logam adalah unsur yang bersifat mengkilap, dan biasanya merupakan


penghantar panas dan listrik yang baik. Pada suhu dan tekanan normal umumnya
logam berwujud padatan kecuali raksa. Contoh logam: Besi (Fe), Seng (Zn),
Plumbum (Pb), dll.

Non logam adalah unsur yang sifatnya berbeda seperti logam. Non logam
tidak mengkilap dan bukan penghantar panas dan listrik yang baik. Pada suhu dan
tekanan normal non logam berwujud padat dan gas. Contoh non logam: Unsur
karbon (Kayu, intan), unsur sulfur (Karet sintetis, Bahan polimer (plastik), dll.

c. Berdasarkan konduktivitas listrik

Berdasarkan kemempuan meneruskan aliran listrik zat padat dibagi


sebagai berikut:

1) Super konduktor

Super konduktor adalah zat padat yang dapat menghantarkan arus


listrik tanpa hambatan (resistan) dan tanpa kehilangan energi. Super
konduktor adalah fenomena/gejala yang terjadi pada logam dimana dalam
keadaan suhu yang sangat rendah, logam kehilangan resistansinya
Klasifikasi super konduktor:

a) Berdasarkan perbedaan perlakuan medan magnet:

 Tipe 1 (super konduktor pada suhu turun mencapai 4 K); Al, Ti,
V, Zn, Ga, Zr, Nb, Mo, Tc, Ru, Cd, In, Sn, La, Hf, Ta, W, Re, Os,
Ir, Hg, TL, Pb, Th, Pa, U

 Tipe 2 (super konduktor dibawah pengaruh tekanan dan dalam


bentuk lapisan sangat tipis); Be, Si, Ge, Se, Sb, Te, Cs, Ba, Ce, Bi

 Tipe 3 (senyawa dan alloi, tempratur kritis 23 K); V 3Ca, V3Si,


Nb3Sn, Nb3Al, dll. (ribuan senyawa)

b) Berdasarkan sejarah perkembangan

 Genersi pertama; Tipe 1 dan Tipe 2

 Generasi kedua; Campuran alloi logam, suhu kritis 23 K

 Generasi ketiga; Sistem keramik LBCO (Liantarium, Barium,


Tembaga, Oksida), suhu kritis diatas 30 K

 Generasi keempat; Sistem keramik oksida Yittrium, Barium,


Tembaga oksida (Y1Ba2Cu3O7-2), suhu kritis 90 K

 Generasi kelima; Sistem BrSrGaCuO (Sistem BSCCO), suhu kritis


110 K

 Generasi keenam; Sistem Thalium, Barium, Calsium, Tambaga


(Sistem TBCCO), suhu kritis 125 K

 Generasi ketujuh; Sistem Hg, Barium, Terbaga, (Sistem HBCCO),


suhu kritis 133 K

2) Konduktor

Konduktor adalah materi yang dapat mengalirkan arus listrik. Pada


logam tertentu arus listrik dibawa oleh elektron bebas. Contoh konduktor: Cu,
Zn, Pb, Fe, Al

3) Semikonduktor

Konduktor merupakan materi yang konduktivitas listriknya


menengah antara konduktor dan isolator. Contoh unsur pembentuk
semikonduktor: germaniym, silikon, selenium.

Pada konduktor ada sejumlah elektron bebas dan hanya “hole” yang
bereaksi sebagai muatan positif yang berkemampuan membawa arus.
Pada suatu semikonduktor yang bertalian dengan konduktivitas
elektron dikenal tipe n. Dan yang berhubungan dengan hole suatu inpuritas
semi konduktor, yang ekivalen dengan muatan positif disebut tipe p

4) Isolator

Isolator tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak


mempunyai elektron bebas, misalnya kayu, ebonit, plastik. Isolator juga dapat
digunakan dalam pembuatan kabel, berikut jenis-jenis kabel :

1. Kabel NYA

Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC dan


digunakan untuk instalasi luar atau kabel udara. Warna pada isolasi kabel
NYA ada yang berwarna merah, kuning, biru serta hitam. Kabel NYA
tidak tahan air, serta mudah digigit tikus. Supaya kabel NYA aman, dalam
menggunakannya harus dipasang dalam pipa ataupun conduit jenis PVC.
Dengan demikian kabel NYA tidak mudah rusak karena gigitan tikus serta
apabila terdapat isolasi kabel yang terkelupas maka tidak akan tersentuh
langsung.

2. Kabel NYM

Kabel NYM mempunyai lapisan isolasi PVC, warna isolasi kabel


NYM biasanya berwarna putih serta abu-abu. Kabel NYM berinti 2 hingga
4. Isolasi kabel ini sebanyak dua lapis, dengan isolasi sebanyak dua lapis
tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA. Kabel NYM bisa
digunakan di area yang kering serta basah, akan tetapi penggunaannya
tidak boleh ditanam. Ukuran kabel NYM dari 1,5 mm2 hingga 6 mm2.

3. Kabel NYY
Kabel NYY dirancang untuk instalasi tetap di dalam tanah, namun
mesti tetap diberi pelindung khusus seperti duct, pipa PVC ataupun pipa
besi. Bisa digunakan untuk area lembab ataupun kering. Kabel NYY
berisolasi PVC berwarna hitam yang terbuat dari bahan yang tak disukai
tikus. Kabel NYY lebih kuat dibandingkan kabel NYM. Inti pada kabel
NYY terdiri dari 2 hingga 4.

4. Kabel NYAF

Kabel NYAF adalah kabel jenis fleksibel dengan penghantar


tembaga serabut berisolasi PVC. Kabel NYAF ini dipakai untuk instalasi
panel yang membutuhkan fleksibilitas tinggi. Seperti instalasi tempat
yang memiliki belokan-belokan tajam. Kabel NYAF dapat digunakan di
area kering. Jangan digunakan untuk area dalam kondisi lembab, basah
serta terkena pengaruh cuaca langsung.
5. Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY

Kabel jenis ini digunakan untuk instalasi tetap dalam tanah yang
ditanam secara langsung tanpa membutuhkan perlindungan tambahan.
Kedalaman yang disarankan dalam pemasangan kabel ini ialah 0,8 meter.

6. Kabel NYCY

Kabel NYCY digunakan untuk jaringan listrik dengan penghantar


konsentris di dalam tanah, ruangan, serta alam terbuka. Bisa digunakan
untuk area dengan kondisi lembab ataupun kering.

7. Kabel BC

Kabel BC dipilin dan disatukan. Ukuran ataupun tegangan


maksimal pada kabel BC ialah 6 hingga 500 mm2 / 500 V. Kabel BC ini
digunakan untuk saluran di atas tanah serta penghantar pentanahan.

8. Kabel AAAC

Kabel AAAC berisi keterhantaran elektris tinggi yang berisi


magnesium silicide guna memberikan sifat yang lebih baik. Kebal AAAC
ini umumnya terbuat dari paduan aluminium 6201. Kabel AAAC tahan
karat, kekuatannya dan daya hantarnya sangat bagus.

9. Kabel ACSR
Kabel ACSR terdiri dari kawat penghantar berbahan alumunium.
Inti dari kabel ACSR berbahan kawat baja. Kabel ACSR ini dipakai untuk
saluran-saluran transmisi tegangan tinggi.

10. Kabel ACAR

Sama seperti kabel ACSR hanya saja kawat penghantarnya


diperkuat dengan logam campuran sehingga kabel ACAR lebih kuat dari
kabel ACSR.

11. Kabel NYMHYO

Kabel NYMHYO biasanya digunakan untuk soundsystem,


loudspeaker serta virtual video. Kabel NYMHYO adalah kabel jenis
serabut. Kabel NYMHYO terdiri dari 2 inti serabut.
12. Kabel NYMHY/NYYHY

Kabel NYMHY/NYYHY umumnya dipakai untuk instalasi di


dalam rumah yang tidak permanen. Sifat dari kabel Kabel
NYMHY/NYYHY ini fleksible, serta tidak mudah patah. Kabel Kabel
NYMHY/NYYHY direkomendasikan untuk digunakan sebagai
penghubung alat elektronik rumah tangga yang kerap dipindah-pindah
serta digunakan untuk area kering. Isolasi Kabel NYMHY/NYYHY
berbahan plastik tahan panas namun temperaturnya tidak boleh melebihi
85 derajat celcius.

d. Berdasarkan konduktivitas panas

1) Berdasarkan kecepatan konduksi panas

 Konduksi panas sangat cepat: Alumunium

 Konduksi panas cepat: logam besi

 Konduksi sedang: Batu-batuan

 Konduksi panas lamban: Asbes

2) Berdasarkan kemampuan mengisolir panas

 Isolasi utama adalah bahan yang dapat menghambat mengalirnya panas


atau bahkan menghentikan aliran energi panas melalui ruang udara
yang ada pada materi (interposisi), serta melalui pancaran panas
(gradient heat). Zat padat yang mempunyai sifat isolasi utama adalah:
Kertas organik, Wool mineral, Serat nabati, Busa plastik, Kalsium
silikkat, dll.

 Isolasi Refleektif yaitu bahan yang dapat memantulkan panas dalam


tingkat emisi rendah. Zat yang dimaksud antara lain: Alumunium foil,
Lapisan emas atau perak pada permukaan benda, Tantalium.

e. Berdasarkan Kelenturan/Kekenyalan/Elastisitas

Elastisitas adalah siaf atau kemampuan zat padat untuk kembali ke bentuk
semula ketika diberi gaya. Apabila gaya yang diberikan diperbesar hingga melalui
suatu batas tertentu maka zat padat akan mengalami perubahan bentuk atau bahkan
patah dan hancur. Batas tersebut disebut sebagai batas elastisitas (limit elasticity)
Berdasarkan sifat elastisitasnya Zat padat digolongkan menjadi:

 Super elastik (Jenis karet)

 Elastik (Per baja)

 Elastik sedang (Logam)

 Sedukit elastik (Kayu dan ebonit)

 Tidak elastik (Batuan)

f. Berdasarkan Pori-pori

Pori adalah ruang atau lubang kecil yang terdapat pada zat padat. Pori (Pore =
bahasa inggris) berbneda dengan hole (Bahasa inggris). Hole adalah kandungan
elektron bebas pada semi konduktor.

Berdasarkan pori-pori zat padat dibagi menjadi:

 Pori-pori banyak; Batu ambang, spons, kayu.

 Pori-pori sedang; Kayu.

 Pori-pori mikro: Kertas saring, batu padas, batu andesit.

 Tidak berpori-pori: ebonit, logam.

Fenomena dan pemanfaatan sifat-sifat zat padat

Termos

Termos adalah alat yang dirancang untuk menahan panas air yang dimasukan
kedalamnya. Termos memanfaatkan sifat isolasi reflektif pada dinding dalam kaca yang
terbuat dari alumunium

Alumunium foil pada pembungkus coklat

Coklat adalah bahan yang memiliki titik leleh yang sangat rendah bahkan panas
tangan seseorang pun dapat melelehkan coklat. Agar coklat dapat mempertahankan
bentuknya ketika dipasarkan maka kemasan coklat biasa dibungkus dengan alumunium foil
karena alumunium foil memiliki sifat isolasi reflektif yaitu dapat memantulkan aliran panas

Kasur Pegas

Pada kasur pegas memanfaatkan sifat elastis dari pegas. Ketika seseorang duduk
atau tidur di atas kasur pegas, maka ia akan memberikan gaya tehadap pegas dan begitu
pula dengan pegas akan memberikan gaya yang sama terhadap orang tersebut. Gaya yang
diberikan terhadap pegas akan menghasilkan perubahan delta x sedemikian rupa sehingga
kasur pegas terus meregang dan termampat, demikian seterusnya. Dengan prinsip tersebut
maka pengguna kasur pegas akan merasa nyaman akibat regangan dan mampatan yang
dialami oleh pegas kasur.
Bangunan tahan gempa

Prinsip dari bangunan tahan gempa adalah tidak perlu terlalu kuat namun cukup
dengan daktail. Yaitu elastis agar bisa berdeformasi, oleh karena itu dalam bangunan agar
dapat tahan gempa biasa digunakan beton sebagi bahan konstruksinya karena beton
memiliki sifat yang cukup elastis.

Tiang dan Balok penyanggah pada pintu

Setiap rumah atau bangunan lainnya pasti memiliki pintu


atau penghubung ruangan. Kebanyakan bangunan menggunakan batu dan bata sebagai
bahan dasar (disertai campuran semen dan pasir).

Persoalannya, batu dan bata sangat lemah terhadap tarikan dan geseran walaupun
kuat terhadap tekanan. Dirimu bisa membuktikan hal ini. Jika disekitar tempatmu terdapat
batu dan bata, jika batu dan bata ditumpuk (disusun secara vertikal) dalam jumlah banyak,
batu dan bata tidak mudah patah (bentuknya tetap seperti semula). Dalam hal ini batu dan
bata sangat kuat terhadap tekanan. Tetapi jika batu dan bata mengalami tegangan
tarik dan tegangan geser, batu dan bata mudah patah. Oleh karena itu digunakan balok
untuk mengatasi masalah ini. Balok mampu mengatasi tegangan tarik, tegangan tekan dan
tegangan geser. Jika anda amati balok penyanggah pada pintu rumah, tampak bahwa balok
tersebut tidak berubah bentuk. Sebenarnya terdapat perubahan bentuk balok (amati gambar
di bawah), hanya perubahannya sangat kecil sehingga tidak tampak ketika dilihat dari jauh.
Bagian atas balok mengalami mampatan akibat adanya tegangan tekan yang disebabkan
beban di atasnya (batu dan bata dkk), sedangkan bagian bawah balok mengalami
pertambahan panjang (akibat tegangan tarik). Tegangan geser terjadi di dalam balok.

Nano Teknologi pada baju anti kotoran

Nano teknologi pada baju anti kotoran memungkinkan pakaian tidak kotor maupun bau,
nano teknologi pada baju ini berhubungan dengaan besar pori-pori nya yang sangat kecil
sehingga bakteri dan molekul-molekul air tidak dapat melewati bahan tersebut

Zat padat di lingkungan sekitar

- Bahan bangunan

- Bahan pakaian

- Bahan Komponen elektronik

- Dll.
C. Perlakuan Berdampak Terhadap Zat Padat

Perlakuan adalah hal atau perbuatan yang dikenai pada zat padat yang dapat
menimbulkan perubahan pada zat padat itu sendiri. Fenomena yang sering terjadi
dalam kehidupan sehari-hari adalah fenomena es batu yang mencair. Saat menjadi es
batu, partikel yang tersusun dalam es batu sangat rapat dan gaya tarik-menariknya
sangat kuat. Ketika dipanaskan, susunan partikelnya menjadi renggang dan gaya tarik-
menarik antar partikel menjadi lemah.

Hal ini disebabkan penyusun suatu zat bergerak lebih cepat karena adanya kalor
yang diterimanya. Akibat dari pergerakan partikel yang terus-menerus menyebabkan
ikatan antar partikel lemah. Sehingga, partikel penyusun akan lebih mudah berpindah
tempat. Hasilnya benda tersebut akan berubah wujud dari padat menjadi cair.

1. Macam-macam Perlakukan Terhadap Zat Padat

Perlakuan yang dimaksud meliputi :

a) Temperatur panas.
b) Temperatur dingin.
c) Tekanan.
d) Kelembapan.
e) Air.
f) Aliran Listrik
g) Zat asam/basa, Oksigenisasi (O2)

2. Dampak Perlakuan Terhadap Zat Padat


a) Temperatur Panas

Sebuah benda akan berubah wujudnya atau bentuknya apabila terkena


temperature panas yang cukup untuk benda tersebut. Benda juga dapat
mengalami pertambahan panjang, lebar, dan volume apabila terkena panas,
hal ini dinamakan pemuaian.

Contohnya adalah perlakuan panas pada kayu. Kayu akan


melengkung apabila dipanaskan pada temperatur yang cukup untuk
membuat kayu melengkung. Hal ini dikarenakan adanya kandungan air di
dalam kayu yang mengakibatkan kayu melengkung ketika dipanaskan akibat
dari pergerakan partikel yang gaya tarik antar partikelnya lemah dan susunan
partikelnya renggang.

Contoh lainnya yaitu dibuat renggangnya rel kereta api. Hal ini
bertujuan agar rel kereta api tidak melengkung ketika terpapar sinar matahari
dan kereta bergesekan dengan rel kereta api akibat dari pemuaian.

b) Temperatur dingin
Jika pada temperature panas benda akan mengalami pemuaian, maka
pada temperature dingin benda akan mengalami penyusutan. Hal ini terjadi
pada kabel listrik. Jika pada siang hari kabel listrik akan mengendur, maka
pada malam hari atau pagi hari kabel listrik akan mengencang kembali.
Maka dapat dikatakan bahwa kabel listrik mengalami penyusutan akibat
penurunan temperatur.

Penyusutan lainnya terjadi pada kaca jendela rumah, sama halnya


seperti kabel listrik. Pada siang hari kaca akan memuai, dan pada malam hari
kaca akan menyusut akibat penurunan temperatur.

c) Tekanan

Pemberian tekanan pada zat padat dapat menimbulkan suatu benda


menjadi sangat padat atau kehabisan ruang. Contohnya pada campuran
semen dan pasir apabila diberi tekanan pada saat pencetakan akan
menghasilkan batako yang padat dan juga kuat.

Contoh lainnya adalah pada tas ransel yang digunakan untuk


membawa pakaian. Agar tas dapat memuat banyak pakaian, maka harus
diberi tekanan sehingga pakaian yang satu dengan yang lainnya menjadi
lebih rapat.

d) Kelembaban

Kelembaban udara bepengaruh terhadap proses pemindahan air di


dalam zat padat. Jika kelembaban di udara tinggi, maka perbedaan tekanan
di dalam dan diluar bahan menjadi kecil sehingga menghambat pemindahan
uap air di dalam bahan keluar.

Hal ini berlaku saat batako atau batu bata telah dicetak lalu
didiamkan atau diangin-anginkan saja dengan memanfaatkan kelembaban
udara lingkungan.

e) Air
Besi merupakan zat padat, apabila besi terkena air maka pada besi
tersebut akan mengalami oksidasi sehingga menimbulkan karat. Besi mudah
sekali mengalami karat apabila terkena udara lembab atau air. Oleh sebab
itu, penggunaan besi dapat digantikan dengan baja anti karat untuk
membangun jembatan.

f) Aliran Listrik

Besi yang dililit dengan kawat tembaga apabila dialiri listrik


(baterai), besi tersebut akan mendapat sifat magnet.
D. Tanah

Tanah merupakan satu bagian dari 3 bagian pembentuk bumi (tanah, air dan
atmosfer/udara). Tanah adalah daratan bumi.

I. Proses Pembentukan Tanah

Tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan dasar atau hasil angkutan
oleh angin, air atau es yang mencair kemudian diendapkan di atas batuan dasar.
Sedang di bagian permukaan yang berhubungan dengan atmosfer bumi terjadi
dekomposisi mikroorganisme.

Lapisan-lapisan pada tanah terbagi menjadi 3, yakni lapisan tanah atas,


lapisan tanah bawah, dan batuan induk tanah. Adapun penjelasan mengenai
ketiga lapisan ini sebagai berikut ;

1. Lapisan Tanah Atas


Lapisan tanah atas memiliki warna yang relatif gelap dan kehitam-
hitaman, dan memiliki ketebalan sekitar 10 sampai 30 cm. Lapisan tanah
atas ini adalah lapisan tanah tersubur, karena terdapat bunga tanah atau
humus. Lapisan tanah atas (top soil) juga adalah bagian yang optimum untuk
kehidupan tumbuh-tumbuhan. Semua komponen tanah ada pada lapisan ini
yaitu diantaranya bahan organik 5%, mineral 45% dan air sekitar 20 hingga
30%.

2. Lapisan Tanah Bawah


Memiliki warna yang lebih cerah dan lebih padat dibanding tanah
lapisan atas. Lapisan tanah bawah ini memiliki ketebalan 50 hingga 60 cm,
yang mana lebih tebal dibanding lapisan tanah atas, Pada lapisan tanah
bawah ini aktivitas jasad hidup mulai berkurang. Biasanya pada lapisan ini
ditumbuhi tanaman-tanaman yang berumur panjang dan berakar tunggang.
3. Batuan Induk Tanah
Batuan induk tanah, Lapisan tanah ini warnanya relatif kemerah-
merahan. dan pada lapisan ini dapat di pecah dan diubah dengan cukup
mudah, Akan tetapi sukar ditembus oleh akar. Jika pada lereng – lereng
gunung, lapisan ini akan nampak jelas karena lapisan atasnya sudah hanyut
akibat air hujan. Jika semakin ke dalam lapisan ini berupa batuan pejal yang
belum pernah mengalami proses pemecahan/ pelapukan. Sedangkan pada
lapisan tanah ini tumbuh-tumbuhan jarang bahkan sukar bisa hidup.

II. Komponen Utama Tanah


Tanah terdiri dari empat komponen yaitu bahan mineral, bahan organik,
air dan udara dengan komposisi sebagai berikut:
 Bagian padat terdiri dari 45% bahan mineral dan 5% bahan organik
 Bagian geluh debuan (pori-pori) terdiri dari 25% air dan 25% udara.

III. Segi bahan yang dikandungnya


a. Tanah mineral
Tanah mineral terbentuk dari butir-butir anorganik, organik (15%
sampai dengan 20%), udara dan air.
Butir-butir anorganik
Nama Dilihat dengan Dibentuk dari Besar Fraksi
Batu kerikil Mata biasa Pecahan batuan Sangat kasar
Pasir Mata biasa Mineral primer Kasar
Debu Mikroskop Mineral primer dan Halus
sekunder
Lempung Mikroskop Sebagian besar Sangat halus
elektron mineral sekunder

b. Tanah organik
Tanah dengan kandungan bahan organik di atas 20% digolongkan
tanah organik. Tanah organik dengan kandungan bahan organik rata-rata
80% digolongkan tanah organik yang baik. Tanah organik yang dibentuk
dari bahan organik yaitu endapan organik, rumput, lumut, kekayuan. Oleh
sebab itu tanah organik dibagi dalam tiga lapisan besar, yaitu:
1. Tanah endapan
Campuran leli air, herba empang, hornwort, pollen (tepung sari),
plankton.
2. Tanah gambut berserat
Bermacam-macam rumput alang-alang (sedges), lumut, sphagnum,
hypnum, katalis (latifolia dan augustifolia)
3. Tanah gambut kayuan
Kayu-kayuan dan konifera.

Unsur kimia pada tanah organik sama dengan unsur kimia pada tanah
mineral, hanya berbeda konsentrasi.

IV. Tanah Liat


Tanah liat merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan
kerak bumi. Kerak bumi tersebut sebagian disusun oleh batuan feldspatik (yakni
batuan yang terdiri dari batuan granit dan juga batuan beku). Kerak bumi yang
melapuk tersebut terdiri atas berbagai unsur seperti silikon, oksigen dan
alumunium sebagai unsur terbanyak. Kemudian aktivitas panas dari bumi
membuat kerak bumi tersebut melapuk yang dilakukan oleh asam karbonat. Proses
inilah yang menjadikan terbentuknya tanah liat. Tanah liat banyak dimanfaatkan
dalam pembuatan keramik. Contoh tanah liat yang langsung dapat digunakan tanpa
mencampur dengan bahan lain adalah tanah liat earthenware dan stoneware.
Earthwareadalah jenis tanah liat yang mengandung banyak campuran lain yang
mengandung banyak campuran lain yang kemudian ibakar dengan suhu 900℃
sampai dengan 1.100℃. Jenis keramik Earthware mempunyai sifat yang menyerap
air sebab pori-porinya sangat banyak dan tingkat permeabilitas sedang hingga
tinggi.
Stoneware adalah keramik yang bahan dasarnya adalah tanah liat
dengansifat kaca atau silica. Perubahan fisiknya terjadi karena dbakar pada suhu
yang cukup tinggi yakni 1.250℃ sampai dengan 1.350℃. Suhu yang tinggi ini
membuat stoneware lebih keras dan secara mekanis jauh lebih kuat dari earthware.
Selain itu stoneware juga kurangporous (kurang berpori – pori) dibanding
earthenware. Berikut langkah-langkah untuk membuat keramik lantai dari tanah
liat:

1. Menyiapkan dan Mengolah Bahan


Langkah pertama dalam proses atau cara membuat keramik adalah
menyiapkan dan mengolah bahan.

Menyiapkan bahan adalah langkah paling awal sebelum Anda mulai


membuat keramik untuk dipasangkan ke dinding atau lantai rumah.

Pastikan bahan-bahan yang akan digunakan dalam membuat keramik


sudah dalam keadaan yang baik dan siap pakai, agar tidak menimbulkan
kendala yang dapat menyebabkan pekerjaan membuat keramik jadi terhambat.

 Kaolin atau tanah liat.


 Saringan.
 Pengaduk (mixer).
 Air.
 Alat filter.
 Wadah menyimpan keramik.
 Tungku sederhana.
Mengolah bahan keramik adalah langkah kedua dalam proses
pembuatan keramik ini.Kegunaan atau fungsi dari mengolah bahan keramik
ini adalah agar bahan material keramik yang masih mentah dapat diubah
menjadi bahan keramik yang siap dipakai.

 Pengurangan ukuran butir bahan keramik.


 Penyaringan bahan keramik.
 Pencampuran bahan keramik.
 Pengadukan bahan keramik.
 Pengurangan kadar air pada keramik.
 Pengulian bahan keramik.
2. Membentuk Keramik
Langkah kedua dalam proses atau cara membuat keramik adalah
membentuk keramik.Pada langkah kedua ini, yang harus Anda lakukan adalah
membentuk bahan keramik.Bahan keramik diolah menjadi keramik yang dapat
digunakan pada dinding sebagai salah satu cara mengatasi dinding tembok
lembab dan berjamur, dan juga pada lantai rumah Anda.

Jika rumah anda merupakan jenis rumah minimalis, tentu saja keramik
yang akan dibentuk harus disesuaikan dengan desain rumah minimalis. Selain
itu, Tips Memilih Keramik Rumah Minimalis juga perlu anda ketahui terutama
untuk ukuran dinding atau lantainya.
Umumnya, ada 3 (tiga) teknik yang dikenal secara luas dalam
pembentukan keramik.

 Handbuilding (pembentukan dengan tangan).


 Throwing (teknik putar).
 Casting (teknik cetak).
Karena disini Anda akan membuat keramik untuk lantai atau dinding
rumah, maka teknik ketiga-lah yang paling cepat dan sudah banyak digunakan,
yaitu teknik casting atau teknik cetak.
Dalam teknik casting sendiri, Anda sebaiknya menggunakan teknik
cetak padat, dimana bahan bakunya adalah tanah liat plastis dan dapat dibentuk
persegi dengan bantuan mold dari gipsum.
3. Mengeringkan Keramik
Langkah ketiga dalam proses atau cara membuat keramik adalah
mengeringkan keramik.Setelah mengolah dan membentuk keramik menjadi
bentuk yang Anda inginkan, tentu saja Anda harus mengeringkan keramik
terlebih dahulu.

Mengapa keramik harus dikeringkan terlebih dahulu? Hal ini


bertujuan untuk menghilangkan air yang mengikat pada badan keramik.

Ada 3 (tiga) proses penting yang terjadi pada saat Anda melakukan
proses pengeringan keramik sebelum memasuki langkah pembuatan keramik
selanjutnya.

 Air menguap ke permukaan.


 Air dalam pori keramik menghilang.
 Air yang diserap permukaan keramik menghilang.
Perlu Anda ketahui bahwa melakukan proses pengeringan keramik
dalam waktu yang lambat lebih baik. Hal ini bertujuan untuk menghindari
keretakan pada keramik dan bahaya tembok rumah retak juga dapat
dihindari.
Pengeringan keramik dalam waktu yang lebih cepat daripada
seharusnya memiliki potensi besar untuk membuat keramik susut mendadak
dan retak setelahnya.

4. Membakar Keramik
Langkah keempat dalam proses atau cara membuat keramik adalah
membakar keramik.

Dalam proses atau cara membuat keramik, langkah ini adalah langkah
terpenting. Disebut langkah terpenting karena pada langkah inilah keramik akan
mengalami perubahan massa.

Perubahan massa pada keramik yang dimaksud disini adalah perubahan


massa dari keramik yang masih lembek dan belum padat menjadi keramik yang
bermassa kuat, padat, dan keras.

 Taruh keramik ke dalam tungku sederhana.


 Bakar keramik.
 Pastikan suhu mencapai 700 hingga 1000°C.
Pada suhu 700 hingga 1000°C ini dinilai sebagai suhu sempurna atau
optimal dalam proses pembakaran keramik dan suhu sempurna untuk mengubah
massanya.
Ini dikarenakan pada suhu inilah keramik yang tadinya lembek dan belum
padat berubah menjadi keramik yang padat, dan keras, diikuti dengan
menghilangnya sebagian berat keramik.

5. Memberi Glasir
Langkah kelima dan terakhir dalam proses atau cara membuat keramik
adalah memberikan glasir pada keramik.

Glasir adalah campuran beberapa bahan tertentu yang berfungsi


melapisi permukaan barang-barang keramik. Glasir juga termasuk ke
dalam bahan-bahan dalam membangun rumah.
Langkah memberikan glasir pada keramik ini merupakan langkah
opsional, yang bisa Anda lalu atau lewati. Jika Anda menginginkan keramik
tanpa harus diberi glasir, Anda bisa melewati langkah ini.Namun, jika Anda
menginginkan keramik dengan diberi glasir pada permukaannya, maka inilah
langkah terakhir yang harus Anda lakukan.

cara memberikan glasir pada permukaan keramik :

 Keramik dicelupkan ke cairan glasir.


 keramik disemprotkan ke cairan glasir.
 Keramik dituangkan ke cairan glasir.
 Keramik dioleskan cairan glasir pada permukaannya.
Fungsi pemberian glasir pada permukaan keramik sendiri bertujuan
agar keramik menjadi tahan air dan tampak lebih indah. Cara Membersihkan
Dinding Kamar Mandi yang terbuat dari keramik dengan pemberian glasir
akan lebih mudah cara pembersihannya.
Ada beberapa catatan yang harus Anda perhatikan selama Anda
membuat keramik. Catatan penting pertama ada pada poin pertama, yaitu
menyiapkan dan mengolah bahan.

Pertama, pengurangan ukuran butir pada bahan keramik dapat Anda


lakukan dengan menumbuk atau menggiling bahan keramik dengan
menggunakan ballmill.
 Penyaringan bahan keramik berfungsi memisahkan bahan keramik dengan
ukuran yang tidak sama.
 Ukuran butir keramik yang umum digunakan adalah 60 sampai 100 mesh.
 Pencampuran dan pengadukan bahan keramik memiliki fungsi untuk
mencampur bahan keramik agar seragam.
 Pada saat mengaduk bahan keramik, Anda bisa melakukannya secara
manual atau dengan menggunakan mixer.
 Pengulian bahan keramik berfungsi untuk membuat massa bahan keramik
seragam.
 Simpan bahan keramik dalam wadah tertutup untuk menjaga bentuknya.
 Umumnya, bentuk yang paling banyak diambil sebagai keramik adalah
persegi.
 Maka carilah cetakan/mold dari gipsum berbentuk persegi.
 Keunggulan teknik cetak adalah keramik yang dihasilkan sama.
 Maksudnya adalah sama persis dalam hal model dan ukuran.
 Perhatikan juga ukuran dari jenis jenis tangga rumah modern dan
minimalis saat membuat keramik.
 Fungsi dari pengurangan kadar air pada bahan keramik adalah untuk
mengurangi jumlah air yang ada dalam bahan keramik dengan cara
keramik dijemur dalam suhu kamar.

V. Penggunaan tanah
1. Hidup di bumi ini, ketiga unsur (tanah, air dan udara) saling berkaitan.
2. Tanah merupakan batas wilayah suatu daerah atau negara.
3. Tanah dipakai sebagai lahan industri, lahan pertanian, lahan peternakan,
tempat hunian bagi manusia.
4. Tanah dipakai pula sebagai obat.
5. Tanah digunakan sebagai bahan untuk membuat keramik lantai.

E. Batuan

Batuan merupakan bagian dari tanah, atau dapat dikatakan bahan


pembentukan tanah. 99,9% batuan berasal dari bumi, sedangkan 0,1% berasal dari
meteor, manusia, hewan maupun tumbuhan tertentu.

Batuan yang berasal dari bumi merupakan kerak bumi, berasal dari meteor
berupa batuan meteor, batuan meteor pernah ditemukan di negara sampai tanah tempat
mendaratnya membentuk suatu lubang besar , dan yang berasal dari manusia berupa
fosil, batu empedu dan batu ginjal. Berasal dari hewan berupa fosil, sedangkan yang
berasal dari tumbuhan berupa fosil.

I. Klasifikasi Batuan

Dalam pengolahan batuan berdasarkan warna tertentu tidak sesuai


dengan sasarannya. Agar mendapatkan sasaran yang tepat maka para ahli telah
berusaha menggolongkan batuan tersebut yaitu berdasarkan asal batu diperoleh
(sumber batu), bentuk batuan, kandungan yang ada pada batu proses
pembentukan batu dan skala kekerasan batu.

a) Sumber Batuan
 Batuan yang berasal dari bukit disebut batu bukit
 Batuan yang berasal dari kali disebut batu kali
 Batuan yang berasal dari gunung berapi disebut batu gunung berapi.
 Batuan yang berasal dari pasir disebut batu pasir/ kerikil.
b) Bentuk Batuan
 Kristal (crystal)
Bentuk kristal ada yang simetris dan ada pula yang tidak simetris.
Yang simetris berupa triclinic, monoclinic, orthorhombik, tetragonal,
trigonal, hexagonal, kubik. Dari segi kristal maka bentuk batuan
berupa batuan eukristal, batuan diskristal, batuan merokristal dan
batuan holokristal.
 Kratik (cratic)
Kratik ialah batuan yang mempunyai sudut/pinggiran runcing.
Batuan kratik berupa batuan hololeukokratik, batuan melanokratik,
batuam holomelanokratik, batuan mesokratik.

c) Kandungan yang Ada pada Batuan


Batuan mengandung berbagai macam unsur, misalnya unsur besi
(Fe), sulfur (S), silikon (Si), kalsium (Ca), magnesium (Mg), Al, Cu dan
lainnya. Kandungan unsur pada batuan tersebut bisa tunggal dan bisa pula
campuran. Misalnya, granite (batu besi), limestone (batu kapur).

d) Proses Pembentukan Batu


Berdasarkan genetik maka pembentukan batuan diklasifikasikan
sebagai berikut :
 Batuan Igneous : terbentuknya batuan oleh panas yang besar dari
gunung berapi, misalnya granit. Batu Igneous terbagi menjadi dua
yaitu intrusive (plutonic/dalam, haypabysal/dangkal) dan extrusive
(flow, pyroclatis/explosive).
 Batuan sedimen terbentuk ketika sedimen diendapkan udara,
air,es,angin ,gravitasi, atau air yang mengalir. contoh : clastic
(mechanical atau detrital), chemical (crystallin atau precipitated),
organic (biogenic), batu bara.
 Batuan metamorfik, terjadi akibat adanya berbagai perubahan yang
disebabkan oleh proses metamorfosa seperti perubahan tekana,
perubahan kondisi kimia di kerak bumi, perubahan temperatur,
aktivitas kimiawi. contoh : cataclasic, contact metanomorphic and
pyrometasomatic, regional metamorphic (dynamothermal).
 Batuan hybrid, contoh : metasomatic dan migmatitic.

Macam-macam Batuan :

1. Batuan Igneous

Batuan igneous dikenal dalam dua maacam proses pembentukan batuan


yaitu intrusive dan ekstrusive. Batuan Intrusive : kepadatan batuan sebelum
mencapai permukaan bumi.
Contoh :

Granit : mengandung felsdfat-orthoclose, quartz dan mika dalam


bentuk butiran dan lempengan; pegmatites: mengandung felspar, quartz,
tanpa/sedikit mika, tipe pegmatites adalah graphic granite; gabro: mengandung
solda-lime-felsfar ( plagioclose); anorthosites: mengandung plagiolose;
pyroxenes mengandung besi dan magnesium.

Batuan ekstrusive kepadatan batuan setelah menjadi permukaan bumi.


Contoh bauan ekstrusive: batuan gunung berapi. Batuan ini berbedaa dengan
batuan instrusive dalam hal ini struktur dan pandangan dari luar batuan itu
sendiri.

Contoh batuan ekstrusive: batuan gunung berapi (vulcanis glass)


misalnya, obsidian mengandung mineral glas; perlite mengandung retakan
konsentris dan terbagi dalam partikel globuler; pumier merupakan batuan
vulkanik glas ringan, berpori besar; phonolite merupakan batuan keabu-abuan
yang kaya kan mineral; basalt merupakan batuan yang kaya akan mineral dan
warna kehitam-hitaman: melaphyre merupakan batuan yang berasl dari zaman
Palaezoik dann Mesozoik dengan tekstur yang mencolok.

2. Batuan Sedimen

Batuan ini terdiri dari hasil penghancuran batuan igneous dan batuan
metamorphik yang diendapkan pada permukaan bumi. Proses pengendapan
melalui aliran air, melalui aktivitas gletser (glacier), angin. Contoh batuan
sedimen: batu kapur;batuan pasir mengandung kwarsa, dolomit; batu lemung
(batu liat); bauxite terbentuk dari penghancuran alumunium bearing; baurate pada
permukaan ditutup dengan kartz limestone dan terdiri dari campuran oksid hidrat
alumunium; butir-butir besi yang diendapkan pada dasar laut dan danau, berupa
biji hematik dan ikatan kompleks ion silikat; clay/pyrite stale: kaya akan pyrite.

Salah satu contoh batuan sedimen adalah batu bara . Batu bara
merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik,
utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu
bara disebut denggan istilah pembantu baraan. Secara ringkas ada 2 tahap proses
yang terjadi :

 Tahapan Diagenetik atau Biokimia , dimulai pada saat material tanaman


terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam
proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan
biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) daan
kompaksi material organik serta membentuk gambut.
 Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit
menjadi bitumminus dan akhirnya antrasit.
Batu bara dapat digunakan dalam Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Bahan Bakar Batubara.

Untuk menghasilkan energi listrik pada PLTU Batubara ini, awalnya batu bara
yang ditampung dalam bak penampungan dibawa ke dalam mesin pencacah batubara
melalui conveyor belt untuk dipecah menajdi ukuran yang lebih kecil/ halus, hal ini berguna
agar batubara lebih mudah terbakar pada saat di dalam boiler. Batubara yang telah halus
tadi dibawa ke dalam boiler untuk digunakan sebagai bahan bakar pada proses pembakaran.

Dari proses pembakaran ini akan menghasilkan sisa abu batubara. Abu yang
berukuran relatif besar akan langsung jatuh ke bawah tungku Boiler dan akan dikumpulkan
untuk diangkut ke tempat penyimpanan debu/abu (Ash Storage). Sedangkan abu ringan
yang berterbangan akan ditangani oleh alat penangkap debu/abu (ESP – Electrostatic
Precipitator) dan akan dikumpulkan. Asap dan debu-debu yang sangat kecil yang tidak
tertangkap oleh ESP kemudian akan dialirkan melalui cerobong asap untuk dibuang ke
udara/ lingkungan luar.

Kembali lagi pada proses pembakaran, pada boiler ini terjadi proses pemanasan air
yang sebelumnya telah dimurnikan agar tidak mudah menimbulkan korosi (untuk air laut),
air tersebut melalui pipa-pipa boiler dan dipanaskan sehingga akan berubah menjadi uap
panas yang bertekanan tinggi. Tetapi karena kadar air pada uap masih terlalu tinggi, maka
kadar air harus dihilangkan terlebih dahulu melalui superheater sehingga akan berubah
menjadi uap kering. Kemudian uap kering ini dialirkan menuju ke turbin untuk mendorong
sudu-sudu turbin sehingga poros turbin akan berputar. Setelah digunakan untuk memutar
turbin, maka uap kering akan turun kembali ke lantai dasar. Uap tersebut akan didinginkan
di dalam kondensor, dengan menggunakan air pendingin (biasanya air laut atau air sungai)
yang dialirkan melalui pipa-pipa di dalam kondensor akan mendinginkan uap sehingga
kembali menjadi air, kemudian air tersebut dapat disirkulasikan kembali ke Boiler untuk
dipanaskan menjadi uap kembali dan digunakan untuk memutar turbin.

Kembali lagi pada poros turbin yang berputar, karena poros turbin ini sudah
dihubungkan langsung dengan generator sehingga ketika turbin berputar maka generator
juga akan ikut berputar. Karena generator ikut berputar maka akan menghasilkan energi
listrik yang akan dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan
melalui saluran transmisi PLN.

3. Batuan Metamorfik

Batuan ini berasal dari batuan igneous (gunung berapi) yang mengalamai
efek dari larutan panas (hidrotermal) dan gas panas (gastermal) yang berhembuas
dari kedalaman bumi ke permukaan bumi dengan tekanan tinngggi.

Contoh ;

a. Granit dan pegmaties mengalami metamorphik sehingga menjadi


kandungan kassiterite fluorite mika
b. Goldbearing menjadi kwarsa dan pirite atau antimonite atau arsenopyrite.
c. Gugusan sulfida akan berubah menjadi bijian tembaga, bijian perak, bijian
plimbum, bijian seng, bijian alumunium, bijian merkuri, bijian besi dan
bijian mangan.
d. Skala Kekerasan Batu

Dalam pengetesan kekerasan suatu material dipakai metoda tertentu dan instrumen
terntu pula, sehingga pada akhirnya dapat ditentukan skala kekerasan.

Ada berbagai macam tes kekerassan yaitu tes brinell, tes rockwell, tes knoop, tes
vickers, tes gesekan/geretan (tes mohs).

1. Tes Brinell
Brinell memakai bola pejal (stell ball) atau bola wolfram karbin sebagai beban dan
mencatat tahanan terhadap lekukan yang disebabkan beban tersebut. Hasil tes dalam
satuuan Kg/mm2. Satuan ini merupakan bilangan kekerasan brinell (Brinell Hardness
Number).
2. Tes Rockwell
Rockwell memakai bola baja atau intan dengan ukuran kerucut 120° sebagai titik
putar (disebut Brale) pemberatan. Hasil kedalaman lekukan ditandai dengan jumlah
putaran. Ini merupakan bilangan kekerasan Rockwell.

3. Tes Knoop
Knoop memakai panjang sebagai alat penetrasi.
4. Tes vickers
Vickers memakai intan berbentuk piramid dengan dasar persegi empat sebagai alat
penetrasi. Hasil penetrasi diamati dengan sudut 136° dan permukaan yang datar
oposisi. Hasil tes diperoleh bilangan, disebut kekerasan Vickers atau kekerasan
piamida intan ( Diamond Pyramid Hardness).
Cara pengetesan :
Intan ditekan ke dalam materi kurang lebih 15 detik, lekukan yang terjadi diperiksa
dibawah mikroskop. Hasil lekukan merupakan perbandingan antara beban dengan
luas permukaaan.
5. Tes Geretan (Tes Mohs)

Permukaan material digeret dengan intan. Hasil geretan diamati dan diukur
dengan lat selerometer. Bilanga yang diperoleh merupakan bilangan kekerasan
geretan (Scratch Hardness). Dappat pula melakukan observasi hasil geretan antara
satu material dengan material lain. Cara pengetesan ini dikenal dengan cara mohs
dan tingkat kekerasan yang diperoleh ini dikenal dengan nama skala mohs.

Berbagai tes yang disebut diatas dipakai untuk menentukan kekerasan kayu,
batu atu material yang lain. Ahli mineral berkebangsaan Jerman, Frederich Mohs
(1773-1839) mula-mula mengembangkan tes kekerasan dengan cara geretan. Hasil
yang diperoleh dikenal dengan nama skala Mohs. Kalu hasil tes Mohs dibandingkan
dengan hasil tes Vickers maka akan jelas terlihat perbedaan dalam bilangan.

f. Penggunaan Batuan

Manusia mengenal batuan sejak jaman purba, terbukti berbagai fosil alat
berburu terbuat dari batu. Pada jaman moderm, batuan dipakai sebagai bahan
bangunan karena dinilai dapat memperkuat bangunan.

F. Batu Permata

Batu permata merupakan batu yang mempunyai warna yang beraneka ragam
dan sangat mempesona baik sebelum digosok maupun sesudah digosok. Untuk warna
pada batu permata, ada yang berwarna kuning, biru, hijau, dan lain-lain.

Penggolongan Batu Permata

1. Pengolongan Batu Permata

Menurut K.E kings dalam buku “ Handbook de Adelsteen Kunde” (1960)


yang di kutip oleh Han Sam kay yang tercantum dalam buku “Rahasia Batu
Permata” cetakan VI 1984, batu permata dibagi dalam 5 kelas

 Kelas I : kekerasan antara 8 s.d. 10 , tergolong batu mulia (intan, mirah,


khisoberil,spinel)
 Kelas II : nilai kekerasan 7 s.d 8 (sirkon, beril, topaz, turmalin, garnate, opal
mulia)
 Kelas III : nilai kekerasan kira-kira 7 (kordirit, vesuvian,khrisalit, asinit, sianit,
staurolit, andalusit, khiastolit, pistatit, pirus.
 Kelas IV : nilai kekerasan 4 s.d 7 ( jenis kwarsa, jenis calcedon, adular,
amazonestin, feldspar, labradorstreen, obsidian, lazuursteen, hauyin,
hiperstin, diopsiet, vlocispaath)
 Kelas V : kekerasan berbeda-beda ( batu marmer, batu lahar, batu
manganspaath)

2. Karakter Batu Permata/Batu Mulia

Untuk mengetahui suatu batu termasuk batu mulia atau tidak harus
berpedoman pada:

- Skala kekerasan batu/ Skala kekerasan Mohs


- Indeks refrakter tertentu (cek dengan refraktometer)
- Berat jenis tertentu
- Khusus batuan mulia, satuan berat yang dinyatakan dalam karat (1 karat =
1/5 gram) karat pada batu , tidak sama karat dalam emas. Karat yang dipakai
pada emas menunjukan kemurnian emas
- Guratan pada batu. Pada batu mulia mempunyai guratan asli alami.
- Pita warna. Pada batu mulia mempunyai pita warna tertentu.

3. Batu Permata Tiruan

Dibagi dalam 2 bagian yaitu batu permata sintetis dan batu permata imitasi.
Batu permata sintetis dibuat oleh para ahli berdasarkan komposisi kimia, fisik
maupun optikal properti yang sama. Batu permata imitasi tidak dibuat berdasarkan
komposisi kimia dengan permata asli, melainkan memakai bahan dasar kaca , gelas
krown, flinta atau bahan dasar botol (bahkan strass). Kemudian dicampur dengan
unsur kimia lain, misalnya yitrium, aluminium, godolium, strontium atau titanium.
Batu permata ini tidak mempunyai warna mirip dengan yang asli.

4. Kualitas Batu Permata

Untuk menentukan kualitas suatu batu permata harus menempuh dua tahap
yaitu :

• Tahap uji keaslian batu

Perlu pengetesan keaslian batu dengan berdasarkan :

- Skala kekerasan batu/ Skala kekerasan Mohs


- Indeks refrakter tertentu (cek dengan refraktometer)
- Berat jenis
- Khusus batuan mulia
- Guratan alami pada batu
- Pita warna. Meneropong dengan filter
• Tahap Penentuan Gradasi Batu

Ada empat hal dalam menentukan tingkat batu permata, yaitu

- Warna (colour)
- Kebersihan (clarity)
- Potongan (cut)
- Karat (carat)

Dampak Penggunaan Batu Permata

Efek positif :
 Sebagai accessories/asesories oleh karena itu batu permata memancarkan
keindahan sehingga banya orang menyukainya dan memakainya sebagai
perhiasan.
 Sebagai lambang keagungan , kejayaan, kekayaan, oleh karena itu batu
permata mempunyai nilai atau harga sangat mahal sehingga hanya orang yang
mampu saja yang mempunyainya.
 Sebagai alat pengeboran, membelah kaca.
 Sebagai barang pusaka
 Sebagai alat untuk penyembuhan penyakit tertentu
 Sebagai alat pelindung dari marabahaya

Efek negatif
 Berdasarkan kepercayaan bahwa batu permata dapat mendatangkan kesialan
apabila batu permata mengandung garis alam yang terputus-putus atau ada
remah.
 Batu permata dapat mendatangkan kesialan apabila si pemakai memakai batu
permata yang tidak sesuai denga zodiak/horoskop.

G. Mineralogi

Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral atau substansi


anorganik homogeous yang berasal dari bumi maupun yang berasal dari luar bumi
(meteor)

Bidang mineralogi antara lain kimia kristal, mineralogi parageneti, mineralogi


deskriptif, mineralogi taksonomi

Kegunaan mineral secara umum dapat berfungsi sebagai perhiasan,


membantu proses kimia, metabolisme, penyembuhan, dan sebagai zat yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia hewan maupun tumbuh-tumbuhan

Elemen-elemen mineral yang mutlak dibutuhkan tubuh (essensial) meskipun


dalam jumlah yang sedikit disebut Trace Element. Trace element yang esensial bagi
manusia adalah zat besi (Fe), Zat yodium (I), Seng (Zn), Mangan (Mn), Nikel (Ni),
Timah putih (Sn), silikon (Si), Fluor (F), Vanadium (V)

Berikut adalah beberapa trace element yang telah diketahui gejala yang
ditimbulkannya

Nama zat Fungsi Sumber


Zat besi (Fe) Membantu prosesSayuran hujau, hati sapi,
pembentukan sel darah mineral Fe, mineral Fe
merah pada air
Zat tembaga (Cu) Membantu prosesUdang (lobster), hati sapi,
pembentukan sel darah tiram, minyak zaitun,
kacang buncis
Yodium (I) Metabolisme Sayuran (terutama
kangkung), garam laut
Magnesium (Mg) Pertumbuhan tulang Gandum, tepung kedelai,
susu krim, kacang merah,
kacang kedelai, cocoa, kopi
bubuk, suplemen MgSO4,
air
Seng (Zn) Metabolisme protein untuk Daging, telur, goreng,
pertumbuhan sayuran, biji-bijian (sereal)
Mangan (Mn) Pertumbuhan Biji bijian (Beras, gandum
terutama yang belum di
olah), kacang polong,
kelapa, bayam, pisang
Krom (Cr) Metabolisme karbohidrat, Minyak goreng, Margarin,
lipid dan asam nukleat Daging ayam
DAFTAR PUSTAKA

Pradjoko, Didik, dkk. 2013. Atlas Pelabuhan-Pelabuhan Bersejarah di


Indonesia. Jakarta : Direktorat Jendral Kebudayaan.
Pendidikan. 2018. Contoh Pengaruh Suhu Terhadap Benda Dalam
Kehidupan Sehari-hari di https://www.websitependidikan.com/2017/08/contoh-
pengaruh-suhu-terhadap-benda-dalam-kehidupan-sehari-hari.html (26 September
2019).
Ilham, Mughnifar. 2019. Pengertian Profil Tanah dan Susunan Lapisan
Profil Tanah di https://materibelajar.co.id/pengertian-profil-tanah/ (26 September
2019)
Gabriel, J.F. 1999. Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates.
Nathalia. 2016. 5 Cara Membuat Keramik Lantai Sederhana di
https://rumahlia.com/desain/cara-membuat-keramik (5 Oktober 2019)
Raralicom. 2017. Jangan Salah Pilih Kabel Beda Jenis Beda Pula
Fungsinya di https://news.ralali.com/jangan-salah-pilih-kabel-beda-jenis-beda-
pula-fungsinya/ (5 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai