Anda di halaman 1dari 4

2.1.

2 Backfill
Backfill biasanya mengelilingi suatu anoda galvanik. Backfill ini merupakan caampuran
gypsum, bentonite, dan tanah liat. Tipe komposisi dari backfill dapat dilihat dalam table yang
disajikan di bawah ini:
Tabel 2.1 Komposisi Backfill
Resistivitas Tanah (ohm-cm) Gipsum (%) Bentonit (%)
<3000 50 50
≥3000 75 20
Backfill untuk anoda galvanik memiliki tujuan sebaga berikut:
1. Untuk mengisolasi anoda dari tanah sekitarnya dan melindungi anoda dari efek bahan
kimia yang terkandung dalam tanah.
2. Untuk memberikan anoda-ke-bumi yang lebih rendah karena resistivitasnya yang
rendah.
3. Untuk memberikan output arus yang lebih tinggi karena resistivitas tanah sekitar
rendah.
Untuk impressed current anodes, material standar yang digunakan adalah kokas atau batu
bara. Backfill di sekitar anoda haruslah dipasang dalam keadaan yang benar-benar kering
kecuali dalam kondisi di gurun. Kokas dapat memberikan resistivitas rendah antara anoda
dan bumi dan jangka hidup lebih lama untuk impressed current anodes. Hal ini dikarenakan
Sebagian besar arus yang melewati anoda ke partikel backfill, anoda dikonsumsi pada tingkat
yang lebih lambat. Berikut ini disajikan tabel jumlah backfill yang dibutuhkan pada tiap
ukuran anoda yang berbeda:
Tabel 4.2 Jumlah backfill yang dibutuhkan
Ukuran Anoda (in) Ukuran Lubang (in) Backfill (lb)
1 x 60 6 x 80 62
1.5 x 60 6 x 84 61
2 x 60 8 x 84 108
3 x 60 10 x 84 180
(Ahmad, 2006)
2.4 Studi Kasus
Salah satu aplikasi dari Sacrificial Anodic Cathodic Protection (SCAP) yaitu proteksi
katodik pada elektrode Zn untuk meningkatkan kinerja system akumulator air laut.
Akumulator adalah alat penyimpanan energi listrik dalam bentuk energi kimia. Akumulator
tersusun oleh beberapa pasangan elektroda dan elektrolit. Elektrolit merupakan larutan yang
bersifat konduktor ionik, sehingga untuk rekayasa akumulator dapat digunakan larutan
apapun yang bersifat konduktif. Pengujian air sebagai bahan elektrolit akumulator telah
dilakukan, mulai dari air laut hingga air sungai dan air payau. Dari penelitian ini, akumulator
dengan elektrolit air laut memberikan hasil terbaik, namun pada elektrodanya cepat
mengalami korosi. Sehingga dibutuhkan cara untuk melindungi akumulator dari korosi akibat
air laut agar kinerja system tidak terganggu. Korosi pada elektroda Zn dalam sistem
akumulator air laut dapat dikendalikan oleh proteksi katodik sistem anoda korban.
Mekanismenya melalui pengorbanan anoda seperti Al yang memiliki potensial negatif
terhubung ke struktur Zn untuk menyediakan elektron ekstra. Desain elektroda Zn diproteksi
dengan anoda korban Al sehingga membentuk pasangan electroda Cu-ZnAl yang disusun seri
untuk membentuk akumulator air laut. Pengujian elektroda dengan proteksi katodik sistem
anoda korban (Cu-ZnAl) dibandingkan dengan elektroda tanpa proteksi (Cu-Zn) selama 48
jam. Dari hasil analisis data, diperoleh kesimpulan penggunaan anoda korban Al untuk
memproteksi Zn (proteksi katodik metode anoda korban) berhasil meningkatkan daya
akumulator sebesar 44,47 % (awal). Adanya proses korosi alami dalam sel elektrokimia telah
menurunkan daya akumulator sebesar 19,67 %. Ini berarti material anoda korban yang dipilih
fungsinya belum maksimal dan memungkinkan untuk penggunaan material lain yang
memiliki potensial elektroda lebih negatif dari Al dan harganya cukup terjangkau.
(Suciyati dkk., 2020)

DAFTAR PUSTAKA
Suciyati, S.W., G.A Pauzi, Junaidi, dan L. Kamalia. 2020. Proteksi Katodik pada Elektrode
Zn Metode Sacrificial Anode untuk Peningkatan Kinerja Sistem Akumulator Air
Laut. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika. Lampung: Universitas Lampung. Volume 8
Nomer 2. Halaman 127-134.
Ahmad, Zaki. 2006. Principles of Corrosion Engineering and Corrosion Control. USA:
Elsevier Science and Technology Books.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Diagram Alir

Mulai

Studi Literatur

Persiapan alat dan bahan

Menghubungkan kutub positif multitester ke Menghubungkan kutub negatif multitester ke


kalomel logam Fe

Mengatur knop multimeter sebesar 2000 mV

Mencelupkan elektroda standar kalomel dan logam Fe ke dalam media

Air laut Lumpur Tanah

Mengukur potensial awal logam Fe

Menghubungkan logam Fe ke anoda korban

Mengukur potensial proteksi logam Fe

Analisis data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Sacrifial Anodic Cathodic Protection


3.2 Alat dan Bahan
Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum SACP:
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan modul SACP adalah sebagai berikut:
1. Multitester………………………...…………………………………………1 buah
2. Kabel penghubung……………..………………………………………secukupnya
3. Ember………………………………………………………………………..3 buah
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan modul SACP adalah sebagai
berikut:
1. Logam Fe………………………………………………………………...….1 buah
2. Logam Zn……………………………………………...……………………1 buah
3. Elektroda standar SCE………………………………………………………1 buah
4. Media air laut……………………………………………………….….secukupnya
5. Media lumpur…………………………………………………...……..secukupnya
6. Media tanah……………………………………………………………secukupnya

3.3 Prosedur Percobaan


Langkah-lagkah yang perlu diperhatikan untuk percobaan SACP ini sebagai berikut:
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. CSE dihubungkan dengan kabel merah sebagai kutub positif multitester, serta logam
Fe dihubungkan dengan kabel hitam sebagai kutub negatif multitester.
3. Knop diatur pada tegangan 2000 mV di multitester.
4. Kemudian elektroda standar kalomel dan logam Fe dicelupkan ke dalam media air
laut.
5. Potensial awal logam Fe diukur.
6. Lalu, logam Fe dihubungkan dengan anoda korban Zn menggunakan kabel.
7. Potensial proteksi pada logam Fe diukur setelah disambungkan dengan anoda korban
Zn.
8. Hasil percobaan dicatat.

Gambar 3.2 Rangkaian Sel Percobaan SACP


3.4 Skema Percobaan

Anda mungkin juga menyukai