Anda di halaman 1dari 76

ANALISIS PENANAMAN INVESTASI

TERHADAP PENINGKATAN LABA PADA


PT. SARANA CENTRAL BAJATAMA Tbk.

PT BANK CENTRAL ASIA TBK PT BANK CENTRAL ASIA TBK

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah satu syarat
untuk mencapai Gelar
Sarjana Manajemen

Disusun Oleh :

FAKHRI AHMAD HUDA

NPM : 19.603021.00071
JURUSAN : MANAJEMEN
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : FAKHRI AHMAD HUDA


NIM : 19603021.00071
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENANAMAN INVESTASI
TERHADAP PENINGKATAN LABA PADA PT.
SARANA CENTRAL BAJATAMA Tbk.

Tulungagung, Juni 2023

Disetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs……………, MM ………….., SE., MM


NIDN. ……………………… NIDN. ……………….
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : FAKHRI AHMAD HUDA


NIM : 19603021.00071
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENANAMAN INVESTASI
TERHADAP PENINGKATAN LABA PADA PT.
SARANA CENTRAL BAJATAMA Tbk.

Tulungagung, Juni 2023

Disetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs……………, MM ………….., SE., MM


NIDN. ……………………… NIDN. ……………….

Mengetahui
Dekan

Dr.Dra. Sri Sutrismi. MM


LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS PENANAMAN INVESTASI TERHADAP


PENINGKATAN LABA PADA PT. SARANA CENTRAL
BAJATAMA Tbk.

Yang disusun oleh :


Nama : FAKHRI AHMAD HUDA
NIM / NPM : 19603021.00071
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Manajemen
Program Studi : Manajemen

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal Juni 2023 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. .................................................
2. .................................................
3. .................................................

Tulungagung, Juni 2023


Ketua Program Studi
Manajemen

……………, SE., MM
NIDN. ……………….
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : FAKHRI AHMAD HUDA


Tempat tanggal lahir : Tulungagung, 29 Maret 1981
NPM : 1960302100116
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah/skripsi yang saya tulis


dengan judul. Analisis Penanaman Investasi Terhadap Peningkatan Laba
Pada PT Sarana Central Bajatama Tbk. adalah benar benar hasil tulisan saya,
bukan merupakan plagiasi.

Apabila dikemudian hari terbukti tidak sesuai dengan pernyataan diatas, maka
saya bersedia mempertanggungjawabkan.

Tulungagung, Juni 2023


Yang membuat pernyataan

Materai
Rp. 6.000

FAKHRI AHMAD HUDA


NPM 19603021.00116
RIWAYAT HIDUP

Nama : FAKHRI AHMAD HUDA


Tempat dan Tanggal Lahir : Tulungagung , 28 Januari 2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : JL.MT HARYONO.NO39
BAGO TULUNGAGUNG
Nama Orang Tua
 Bapak : MOCHAMMAD LUTFI
 Ibu : RAHAYU SETIANINGSIH

Riwayat Pendidikan : 1. SD berijasah tahun 2012


2. SMP berijasah tahun 2015
3.SMEA berijasah tahun 2018
Pendidikan Lain : -
Hasil Karya Tulis : -
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat


Alah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesai-
kan skripsi ini dengan judul : “Analisis Penanaman Investasi Terhadap
Peningkatan Laba Pada PT Sarana Central Bajatama Tbk.
Maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat
dalam mencapai derajat Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Tulungagung.
Sehubungan dengan selesainya karya akhir tersebut, penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Muharsono MSi. , selaku Rektor Universitas Tulungagung.
2. Bapak Dr. Dra.Sri Sutrismi.MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi I Universitas
Tulungagung
3. ……….selaku Ketua Program Studi Manajemen dan selaku Pembibing II yang
telah memberi masukan dan bimbingan.
4. …….. Sisdiyantoro, MM selaku pembibing I yang mengarahkan dan
membibing dengan penuh hati
5. Teman-teman mahasiswa dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, terima kasih atas segala kegembiraan dan semangat yang telah
diberikan.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu saran serta kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga karya akhir
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Tulungagung, Juni 2023
Penulis

FAKHRI AHMAD HUDA


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………. iii

SURAT PERNYATAAN …………………………………………………. iv

RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………….. v

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. vi

ABSTRAKSI ……………………………………………………………… vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL …………………………………………………………. x

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………… 1
1.2 Permasalahan ………………………………….. 5
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……………… 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu ……………………………. 8
2.2 Teori Pendukung ……………………………….. 11

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Obyek Penelitian ………………………………. 26
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………. 26
3.3 Metode Dan Desain Penelitian ……………….. 26
3.4 Populasi Dan Sampel …………………………… 27
3.5 Teknik Pengumpulan Data …………………….. 28
3.6 Jenis Dan Sumber Data ………………………… 29
3.7 Instrumen Penelitian …………………………… 29
3.8 Variabel Dan Definisi Operasional ……………. 30
3.9 Teknik Analisis Data ………………………….. 32

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………… 34
4.2 Diskripsi Data ………………………………….. 48
4.3 Pembahasan ……………………………………. 51

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan ………………………………………… 74
5.2 Saran ……………………………………………. 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


PT Sarana central Bajatama Tbk (“Perseroan” atau “SCB”) adalah

perusahaan yang tergabung dalam Sarana Steel Group, grup perusahaan yang

berdiri pada tahun 1970.

Melemahnya harga baja juga membuat perusahaan memasang target bisnis yang

konservatif di tahun ini. Handaja mengatakan, pendapatan di tahun 2022

diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan 2021, dengan proyeksi di kisaran

Rp 1,2 triliun.

Tujuan didirikannya suatu perusahaan oleh para pemiliknya adalah

berorientasi pada pencarian laba yang optimal sekaligus menjadi salah satu

penunjang keberhasilan pembangunan nasional adalah adanya partisipasi aktif

dari dunia usaha, baik yang bergerak dalam bidang apapun.Suatu perusahaan

baik yang bergerak dalam bidang agraris, perniagaan,industri, maupun bidang

pemberian jasa pada umumnya mempunyai tujuan yang sama bila ditinjau

dari segi fungsi keuangan yaitu untuk mencapai laba yang maksimal.

Tercapainya laba yang maksimal karena kejelian manajemen keuangan dalam

memperhatikan dan mengontrol biaya, harga serta bertanggung jawab atas

analisa dan ramalan tingkat laba yang akan diperoleh. Tetapi dalam praktek

sering dijumpai perusahaan gagal mendapatkan laba karena kurangnya perhatian


manajer keuangan terhadap hal tersebut. digunakan untuk menilai kemampuan

dalam memenuhi kewajibannya serta dalam menghasilkan laba.

Dalam menyusun kebijakan strategis 2021, selain memperhatikan faktor-

faktor internal, Direksi juga telah mengantisipasi adanya faktor-faktor eksternal

yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja Perseroan, termasuk pandemi Covid-

19 yang telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat, dan serbuan

produk baja impor khususnya dari Tiongkok. Hal ini mengingat baja dari

Tiongkok memiliki harga yang lebih murah dari baja domestik. Menyikapi

kondisi pandemic Covid-19, Perseroan menjalankan berbagai strategi untuk

meminimalkan dampak pandemi terhadap kinerja bisnis Perusahaan. Perseroan

menerapkan protokol keberlanjutan usaha dan protokol keselamatan dan

kesehatan karyawan, serta melakukan berbagai adaptasi kebiasaan baru.

Pendekatan ini bertujuan agar karyawan dan Perseroan dapat tetap melakukan

operasional usaha dan produksi produkproduk baja kami tetap berjalan dengan

lancar. Dalam menghadapi ketatnya persaingan dalam industri baja. Kinerja Tahun

2021 langkah-langkah strategis yang kami tempuh di tahun 2021 terbukti mampu

menghasilkan capaian kinerja yang cukup baik. Di tahun 2021, Perseroan

mencatat kenaikan dalam penjualan bersih sebesar 14,1% dari Rp1,20 triliun di

tahun 2020 menjadi Rp1,37 triliun. Penjualan yang dihasilkan oleh Perseroan

pada tahun 2021 merupakan kontribusi dari penjualan Saranalum (BjLAS) sebesar

90,09%, Galvanis (BjLS) sebesar 3,9%, Saranacolor 3,5%; sedangkan 2,5%

merupakan non-produksi. Kontribusi terbesar Saranalum merupakan hasil dari

fokus penjualan Perseroan pada lini produk yang dinilai paling menguntungkan,
dimana pada tahun 2021 penjualan bersih Saranalum mengalami peningkatan

sebesar 26,2% dari Rp 981,56 miliar di tahun 2020 menjadi menjadi Rp 1,24

triliun miliar Jumlah Aset Jumlah aset Perseroan per tanggal 31 Desember 2021

tercatat sebesar Rp726,17 miliar, lebih rendah 4,5% atau Rp34,25 miliar

dibandingkan dengan posisi yang sama tahun 2020 sebesar Rp760,42 miliar.

Penurunan ini terdiri dari penurunan aset lancar dan aset tidak lancar Aset tidak

lancer dalam hal ini termasuk investasi aktiva tetap.

Penanaman investasi suatu perusahaan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan

pembangunan secara menyeluruh dalam berbagai sektor, diantaranya sub sektor

usaha di bidang swasta yang merupakan salah satu sektor yang turut memegang

peranan penting dalam pembangunan, dan salah satu bagian yang tak terpisahkan

dalam pembanguan ekonomi. Hal lain yang menujukkan adanya perkembangan

pembangunan di negara kita dengan semakin banyaknya perusahaan beralih ke

usaha lain, baik perusahaan kecil maupun perusahaan multi nasional.

Investasi PT. Sarana Central Bajatama Tbk. agar dapat berkembang dengan

selayak, maka pihak investor telah menganalisa dan mengambil langkah-langkah

untuk pengembangan serta memberikan bimbingan, kemudahan, perlindungan

dan pengawasan usaha. Suatu perusahaan layak, dalam penambahan investasi

atau tidak, yang harus ditinjau kelayakan usahanya, di samping itu perusahaan

perlu memperhatikan resiko yang akan ditanggung resiko itu perusahaan apabila

mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan.

Konteks penanaman investasi di Indonesia yang berkelanjutan terhadap

usaha masih merupakan political will yang urgen untuk memotivasi jalannya
keberhasilan kegiatan. Sejalan dengan konsep tersebut, maka dalam dunia usaha

khususnya para pengelola pengusaha lokal, mengalami berbagai macam

tantangan. Salah satu diantaranya yang paling berpengaruh adalah kurangannya

modal untuk membuat aktivitas perusahaan. Kekurangan modal ini sangat

membatasi ruang gerak aktivitasusahanya dan ebih-lebih lagi telah mempersulit

usahanya untuk mengembangkan usaha perusahaan.

Resiko yang memang selalu terbentang pada perusahaan yaitu masalah

kekurangan modal (dana) untuk pengembangan selanjutnya. Perusahaan sudah

layak pengembangan usaha. Perusahaan tidak memperluasan usaha atau

sekaligus kesinambungan usaha itu sendiri, karena faktor modal.Memperhatikan

permasalahan keuangan bagi perusahaan dan dengan bantuan dana tersebut

dipastikan bermanfaat bagi pengembangan usahanya. Untuk itu dapat

bermanfaat bagi pengusaha yang merupakan perantara bagi lembaga-lembaga

keuangan yang dapat menjamin dan mengembangkan usahanya.

Berdasarkan uraian latar belakang, penulis menekankan untuk

memperluas usaha perlu adanya bantuan dari pihak investor, perusahaan ini

merupakan , Perseroan menjadi satu-satunya produsen 3 jenis baja lapis di

Indonesia dengan komitmen untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk

baja lapis seng (BjLS), Baja Lapis Seng Aluminium (BjLAS) Saranalume, dan

baja lapis warna Saranacolor., hal inilah yang penulis untuk mengadakan

penelitian pada PT. Sarana Central Bajatama Tbk. dengan judul “Analisis

Penanaman Investasi Terhadap Peningkatan Laba pada PT. Sarana Central

Bajatama Tbk.
1.2. Permasalahan

1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini

dapat di identifikasikan dan fokus permasalahannya sebagai berikut :

1). Kas memiliki peranan krusial untuk menjaga operasional perusahaan berjalan

dengan baik.

2). Kas menjaga perusahaan tetap likuid dan mencegah perusahaan dari

insolvensi atau kebangkrutan.

3) Investasi aktiva tetap yang cukup besar , perlu kajian dampak terhadap laba

4) Penanaman investasi berupa penambahan aset pada PT. Sarana Central

Bajatama Tbk. Apa dapat meningkatkan laba secara signifikan dari tahun ke

tahun?”

1.2.2 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti memberikan batasan

permasalahan agar dalam penelitian pembahasan dapat mencapai sasaran yang

diharapkan. Batasan masalah pada penelitian ini adalah mencakup pada

pengelolaan kas pada PT. Sarana Central Bajatama Tbk untuk menilai

profitabilitas dan likuiditas periode 2019-2021.

1.2.3 Rumusan Masalah

Melihat uraian latar belakang diatas, maka penulis mengambil rumusan

masalah penelitian sebagai berikut :"Apakah penanaman investasi berupa

penambahan aset pada PT. Sarana Central Bajatama Tbk dapat meningkatkan

laba secara signifikan dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 ?”
1.2.4 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui Apakah penanaman investasi berupa penambahan aset pada

PT. Sarana Central Bajatama Tbk dapat meningkatkan laba secara signifikan dari

tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 ?”

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diangkat penulis pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini di harapkan mampu memberikan sumbangan

pemikiran atau bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah

selanjutnya utuk pengembangan perusahaan di masa yang akan datang dan

dapat digunakan sebagai alternatif dasar pertimbangan oleh pimpinan .

2. Bagi Peneliti

a. Dapat mengetahui secara lebih luas mengenai dampak laba terhadap

pengambilan keputusan investasi pada perusahaan PT. Sarana Central

Bajatama Tbk

b. ntuk mengembangkan dan menambah wawasan penulis berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

3.
4. Penelitian Selanjutnya

Memberikan sumbangan pemikiran serta informasi dalam bidang

manajemen, dan semoga dapat dijadikan sebagai informasi dan perbandingan

bagi peneliti berikutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian


1 Prima Analisis Kinerja Keuangan Rentabilitas, Hasil dari
Budiawan Perusahaan Ditinjau dari Likuiditas dan penelitian ini
(2009), Rentabilitas, Likuiditas Solvabilitas menyatakan
dan Solvabilitas tingkat kinerja
perusahaan
menunjukkan
bahwa
kinerjakeuangan
PTPN X dari
tahun 2006
sampai tahun
2008 mengalami
penurunan secara
terus menerus,
yaitu pada tahun
2006 dengan
kondisi sehat,
tahun 2007
dengan kondisi
kurang sehat dan
tahun 2008
dengan kondisi
tidak sehat, yang
mencerminkan
kondisi kesehatan
perusahaan dalam
keadaan yang
kurang baik
2 Erlina Analisis Laporan Rasio Berdasarkan
Yutikawati Keuangan untuk Menilai Likuiditas, berdasarkan
(2013), KinerjaKeuangan pada Rasio current ratio
PT. Rakabu Sejahtra di likualitatif. kinerja PT.
Sragen Solvabilitas Rakabu Sejahtera
dan Rasio di Sragen
Rentabilitas mempunyai yang
termasuk kategori
sehat, dan untuk
kinerja keuangan
likuiditas
berdasarkan pada
cash ratio pada
tahun 2010 dan
2011 mengalami
kinerja yang tidak
sehat. Hasil
analisis rasio
olvabilitas
3 Agustinus Analisis Laporan Kinerja Hasil penelitian
Ribo (2013), Keuangan untuk Menilai Keuangan menunjukkan
Kinerja Keuangan Perusahaan di kinerja PT.
PerusahaanTelekomunika Tinjau dari Telekomunikasi
si yang terdaftar di Bursa Rasio Indonesia Tbk.
Efek Indonesia Keuangan Berdasarkan
EVA rasio likuiditas
(Economic pada tahun 2008
Value Added sampai tahun
2011 hasil baik,
Rasio solvabilitas
PT
Telekomunikasi
Indonesia Tbk
pada tahun 2008
sampai tahun
2011 baik, %
rasio profitabilitas
PT
Telekomunikasi
Indonesia Tbk
pada tahun 2008
sampai tahun
2011 adalah baik,
Rasio aktivitas PT
Telekomunikasi
Indonesia Tbk
pada tahun 2008
sampai tahun
2011 kurangrang
baik, Economic
Value Added
(EVA) pada
tahun 2008 adalah
baik.
Sri Sutrismi
2.2. Tinjauan Pustaka

2.2.1 Pengertian Investasi

Kunci keberhasian perusahaan ditentukan oleh fungsi manajemen

berjalan sesuai dengan perkembangan perusahaan dengan penyesuaian kondisi

ekonomi. Fungsi manajemen sangat menentukan untuk mencapai tujuan

perusahaan sesuai dengan fungsinya masing-masing dengan memperhatikan

hambatan-hambatan yang harus dilalui.

Penanaman modal pada perusahaan yang dapat dikatagorikan bahwa

investasi dimasa depan dengan periode jangka waktu yang cukup lama, maka

penulis dapat mengemukakan pengertian tentang investasi oleh para ahli

ekonomi. Definisi investasi oleh Anthony dan James S. Reece dalam bukunya

Management Accounting (1999 : 613), menyatakan bahwa proposal untuk

penanaman investasi yang berupa dana, yang biasanya disebut modal, maka

waktu prosentase yang dianalisa pada tingkat perputaranya, maka uang yang

telah tertanam akan diharapkan pada masa yang akan datang. Sedangkan

pengertian investasi menurut Sunariyah (2003:4) “Investasi adalah penanaman

modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu

lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan

datang.”Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang

bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal

ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula

kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output


yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan

devisa.Pengertian investasi menurut Kasmir dan Jakfar (2012), investasi dapat

diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki

jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman

modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifat

fisik atau pun non fisik, seperti proyek pendirian pabrik, jalan, jembatan,

pembangunan gedung dan proyek penelitian, dan pengembangan.

Menurut definisi di atas, bahwa investasi adalah sebagai modal yang

tertanam pada perusahaan untuk memperluas usaha dengan harapan akan

diterima kembali setelah beberapa tahun kemudian. Dikatakan bahwa investasi

itu meliputi semua dana (modal) yang tertanam dalam suatu perusahaan atau

proyek untuk ditanamkan pada harta lancar (current assets) dalam jangka waktu

lebih dari satu tahun dalam proses produksi perusahaan.

Investasi merupakan usaha penanaman faktor-faktor produksi sebagai

langkah-langkah untuk menentukan proyek tertentu untuk menanamkan

investasi. Hal ini yang merupakan salah satu faktor produksi, untuk langkah-

langkah penanaman modal. Proyek ini sendiri dapat bersifat baru sama sekali,

atau perluasan proyek yang ada agar tujuan dari pada proyek dapat dicapai

sesuai apa yang diharapkan, maka diperlukan pelaksanaan yang masing-masing

pengetahuannya/ keahliannya.

Menurut M.G. Wrigt B. Com dalam bukunya Manajemen Keuangan

(2000 : 59) yang mengatakan investasi adalah dengan harapkan bahwa

perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan


dalam aktiva tetap lebih dari dana yang telah ternam tersebut.Berdasarkan

pengertian di atas, bahwa apabila suatu perusahaan mengadakan investasi dalam

aktiva tetap pada perusahaan, maka neraca sebelah kiri bahwa suatu kegiatan/

aktivitas perusahaan yang akan dapat memperoleh kembali dana yang

ditenamkan dengan harapan yang sama investasi aktiva lancar. Perputaran dana

yang tertanam pada kedua aktiva itu adalah berbeda, yaitu investasi dalam aktiva

lancar itu dapat diharapkan dalam waktu singkat dapat diharapkan hasil yang

dicapai, atau usaha yang secara sekaligus. Kalau investasi aktiva tetap dana yang

tertanam di dalamnya kembali secara keseluruhan perusahaan dalam waktu

beberapa tahun lamanya, dan kembali lagi secara berangsur-angsur melalui

depresiasi.

Sukses atau tidaknya dalam penggunaan dana yang tepat mempunyai

pengaruh terhadap perkembangan perusahaan karena pengaruhnya mempunyai

waktu jangka panjang terhadap tingkat profitabilitas itu. Hal itu menentukan

tingkat kemampuan perusahaan untuk menarik orang untuk menanamkan

dananya demi perluasan usaha perusahaan. Perusahaan yang lancar aktivitasnya,

rata-rata membutuhkan suntikan dana agar usaha yang digelutinya dapat

bertambah meningkat usahanya, maka perusahaan tersebut senantiasa

mengharapkan bantuan dana darimanapun saja untuk peningkatan usaha yang

lebih layak lagi.

Menurut Dj. A. Simarmata dalam bukunya Pendekatan Analisa Proyek

(2001 : 155) pengertian investasi dalam rencana investasi pada perusahaan

dengan harapan masa depan akan mencerminkan dan tujuan tertentu sebagai
berikut investasi adalah mempunyai pengertian secara luas, terutama bila

dikaitkan dengan suatu kegiatan pasar modal yang sekarang. Pada setiap

kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman termasuk investasi.

Kebiasaan umum perusahaan, dalam membicarakan tentang rencana

investasi dikaitkan dengan penggunaan uang bagi perusahaan peningkatan usaha

dalam kepastian sistem produksi atau dengan kata lain peningkatan assets

capital, misalnya pembelian sistem produksi dalam bentuk mesin-mesin yang

disertai dengan alat teknologi dan peralatan, pabrik/ gedung atau tanah utuk

kebutuhan. Buku ini menunjukkan pengertian investasi diambil yang bersifat

umum, bahwa pada pembicaraan disini dibatasi pada investasi assets capital

tetap. Berdasarkan pengertian diatas bahwa investasi dibagi dalam kelompok

yaitu :

a. Investasi baru
b. Investasi nasionalisasi
c. Investasi perluasan
d. Investasi modernisasi
e. Investasi diversifikasi

2.2.2. Jenis- Jenis Investasi dan Resiko Investasi

1. Jenis Investasi

Secara umum, investasi dibedakan menjadi dua jenis,yaitu sebagai berikut:

1). Investasi dalam bentuk asset riil (real assets), dalah investasi dalam bentuk

aktiva berwujud fisik, seperti emas, batu mulia, dan lain sebagainya.

2). Investasi dalam bentuk surat berharga atau sekuritas (marketable

securities financial assets), adalah investasi dalam bentuk surat surat berharga
yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva rill yang diawasi oleh suatu

lembaga atau perorangan tertentu.

Melihat jenis investasi yang telah disebutkan diatas ada juga jenis investasi yang

dilakukan pada sebuah institusi atau perusahaan dalam rangka pemilikan atas

aktiva financial dengan melakukan cara sebagai berikut :

1) Investasi langsung (direct Investing)

Diartikan sebagai suatu kepemilikan surat- surat berharga secara

langsung dalam suatu institusi atau perusahaan tertentu yang secara resmi telah

di go public dengan tujuan mendapatkan tingkat keuntungan berupa deviden dan

capital again.

2) Investasi tidak langsung (Indirect Investing)

Kegiatan ini terjadi, apabila suatu urat berharga yang dimiliki

diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai

perantara. Kepemilikan aset ecara tidak langsung dilakukan melalui lembaga-

lembaga keuangan yang terdaftar, yang bertindak sebagai perantara. Dalam

perannya sebagai investor tidak langsung, pedagang perantara mendapatkan

deviden seperti halnya dalam investasi langsung serta capital again atau hasil

perdagangan fortofolio yang dilakukannya.

Dilihat dari segi jangka waktunya, investasi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1). Investasi Jangka Panjang ( minimal 5 Tahun )

2). Investasi Jangka Menengah ( antara 1 sampai 5 tahun )

3). Investasi Jangka Pendek ( maksimal 1 tahun )


2. Resiko Investasi

Resiko Investasi yaitu kesempatan atau kemungkinan timbulnya

kerugian (risk is the chance) . Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa resiko investasi merupakan suatu kemungkinan yang terdiri dari berbagai

faktor yang dapat menyebabkan tidak kembalinya dana yang diinvestasikan

pada suatu instrument investasi tertentu atau dengan kata lain, merupakan faktor-

faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerugian dalam suatu investasi.

Semua jenis investasi selalu punya resiko, tidak ada investasi yang bebas resiko,

resiko selalu melekat pada tiap investasi besar atau kecil dan juga dapat

dikatakan bahwa hasil yang tinggi resikonya juga tinggi sehingga diperlukan

pemahaman atas resiko yang berkaitan dengan alternatif sarana investasi yang

dapat terdiri dari resiko likuiditas, ketidakpastian hasil, kehilangan hasil,

penurunan nilai investasi sampai resiko hilangnya modal investasi tersebut.

Jenis- Jenis resiko yang umumnya dihadapi perusahaan dalam investasi


yaitu :
1) Business Risk (Resiko Bisnis)

Adalah bervariasinya penjualan perusahaan dan kemampuan untuk menjual

produk tersebut.Hal tersebut dihubungkan dengan laporan keuangan dan

dikaitkan dengan perubahan selera konsumen dan perubahan kondisi

makroekonomi.

2) Financial Risk (Resiko Finansial)

Dikaitkan dengan pendapatan dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi resiko

bisnis dan struktur finansial perusahaan dan dihubungkan dengan struktur

finansial leverage perusahaan.


3) Inflation Risk / Purchasing Power Risk (Resiko Inflasi atau penuruna daya

beli)

Dikaitkan dengan kemungkinan tingkat pengembalian investasi tidak dapat

mengimbangi peningkatan biaya hidup.

4) Interest Rate Risk (Resiko Suku Bunga)

Dikaitkan dengan perusahaan akibat kerugian nilai fortofolio akibat perubahan

suku bunga.

5) Social risk ( Resiko Sosial )

Dikaitkan dengan kondisi sosial yang terjadi dalam masyarakat yang akan

mempengaruhi kebijakan pada suatu perusahaan.

6) Foreign Exchange Risk ( Resiko Nilai Tukar )

Dikaitkan dengan kemungkinan terjadi kerugian akibat perubahan secara relatif

nilai mata uang dunia. Resiko nilai tukar akan mengurangi return dari

investasi.

7) Political Risk ( Resiko Situasi Politik )

Dikaitkan dengan kemungkinan pemerintah luar negeri ikut campur dalam

kegiatan perusahaan maupun kondisi dalam negeri yang tidak kondusif bagi

dunia usaha.Jenis- Jenis resiko ini merupakan resiko yang tergabung baik dalam

resiko tidak sistematis dan resiko sistematis.Resiko yang tidak sistematis dapat

dihilangkan melalui diversifikasi sedangkan resiko yang sistematis diakibatkan

oleh faktor pasar yang mempengaruhi semua perusahaan dan tidak dapat

dihilangkan melalui diversifikasi seperti suku bunga, perang, inflasi, kebijakan

pemerintah, perubahan politik nasional maupun internasional. Oleh karena itu,


investor atau perusahaan lebih memperhatikan resiko yang tidak dapat

diversifikasi yang mencerminkan kontribusi aktiva terhadap resiko fortofolio.

2.2.3 Manfaat Investasi

Tujuan investasi pada umumnya adalah untuk mmenuhi kebutuhan atau

keinginan yang kita harapkan.Pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut

guna meningkatkan kualitas hidup.

Apabila meninjau motif dari kelompok-kelompok asyarakat yang melakukan

investasi, maka ada tiga alasan kelompok masyarakat melakukan investasi, yaitu

1. Untuk mendapatkan pendapatan yang tetap dari hasil investasi pertahunnya.

2. Untuk jangka panjang dan memberikan hasil yang besar di masa yang

akan datang

3. Untuk kepentingan pendapatan.

2.2.4 Keputusan Investasi

Investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk

menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan

di masa yang akan dating atau permasalahan bagaimana manajer keuangan

harus mengalokasikan dana kedalam bentuk- bentuk investasi yang akan dapat

mendatangkan keuntungan di masa yang akan bersifat jangka panjang.Bentuk

dan komposisi dari investasi akan mempengaruhi dan menunjang tingkat

keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat

diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu,investasi akan mengandung resiko atau

ketidakpastian. Resiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan
mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan. Dalam

pengambilan keputusan investasi, 0pportunity cost merupakan pendapatan atau

penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternative

tertentu.Menurut Tandelilin (2010: 34 ) dasar keputusan investasi berada pada

tingkat return harapan,return adalah alasan utama orang berinvestasi adalah

memperoleh keuntungan.Tingkat keuntungan investasi merupakan suatu hal

yang sangat wajar jika investor menuntut return atas dana yang telah di

investasikan.

Setiap investor dalam hal mengambil kepuusan investasi, terlebih

dahulu perlu menganalisis laporan keuangan agar keputusan yang diambil tidak

mengandung resiko kerugian. Untuk itu investor memerlakukan informasi

keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan tersebut.

Keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan akan diambil invetor apabila

mereka menganggap bahwa investasi tersebut akan menguntungkan. Untuk

mengetahuinya, investor perlu menganalisis prospek dari perusahaan tersebut,

yaitu melalui kinerjanya yang terincermin di dalam laporan keuangan.

Tujuan disajikan laporan keuangan investor, investor dan kreditor untuk

memperedisikan, membandingkan, dan mengavaluasi aliran kas pontensial bagi

mereka dalam hal jumlah, waktu, dan ketidakpastiaan (Belkaoui,2001;125 )

Adapun metode penyelesaian investasi dengan menggunakan rasio

Profitabilitas, sebagai berikut :

1. Return On Assets (ROA)


Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROA adalah rasio digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas

nvestasi. Menurut Dendawijaya(2003: 120) asio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan

tersebut dari segi penggunaan asset. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196)

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang

diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini

maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih.

Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepadainvestor.

Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin

diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga

akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal

juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan.

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) angka ROA dapat dikatakan baik

apabila >2%.Return On Assets menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang

bisa diperoleh dariseluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu

dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan.

Rasio Return On Assets dinyatakan sebagai berikut :

Laba Bersih
Return On Assets = x 100 %
Total Aktiva
Manfaat Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA)memiliki tujuan dan manfaat yang tidak hanya bagi

pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi bagi pihak di luar perusahaan,

terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan

perusahaan.

Menurut S. Munawir (2007, hal 91) kegunaan dari analisa Return On Asset

(ROA) dikemukakan, adalah sebagai berikut :

1). Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsip ialah sifatnya yang

menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang

baik maka manajemen dengan menggunakan teknik analisa Return On

Asset (ROA) dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja,

efisiensi produksi dan efisiensi bagian penjualan.

2). Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat

diperoleh rasio industri, maka dengan analisa Return On Asset (ROA) ini

dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya

dengan perusahaan lainyang sejenis, sehingga dapatdiketahui apakah

perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas rata-ratanya. Dengan

demikian akan dapat diketahui dimana kelemahannya dan apa yang sudah

kuat pada perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang

sejenis.

3). Analisa Return On Asset (ROA) pun dapat digunakan untuk mengukur

efisiensi tindakan-tindakan ang dilakukan oleh divisi/bagian., yaitu dengan

mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang


bersangkutan. Arti pentingnya mengukur rate of return pada tingkat bagian

adalah untuk dapat membandingkan efisiensi suatu bagian dengan bagian

yang lain di dalam perusahaan yang bersangkutan.

4). Analisa Return On Asset (ROA) juga dapat digunakan untuk mengukur

profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan

dengan menggunakan product cost system yang baik, modal dan biaya

dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh

perusahaan yang bersangkutan, sehingga dengan demikian akan dapat

dihitung profitabilitas dari masing-masing produk. Dengan demikian

manajemen akan dapat mengetahui produk mana yang mempunyai profit

potential di dalam longrun.

5). Return On Asset (ROA) selain berguna untuk keperluan kontrol, juga

berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya Return On Asset (ROA)

dapat digunakan sebagian dasar untuk pengembalian keputusan kalau

perusahaan akan mengadakan ekspansi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return On Asset (ROA)

Besarnya Return On Asset (ROA) akan berubah kalau ada perubahan pada

profit margin atau assets turnover, baik masing-masing atau keduanya. Dengan

demikian maka pemimpin perusahaan dapat mengggunakan salah satu atau

keduanya dalam rangka usaha untuk memperbesar Return On Asset (ROA).

Menurut Munawir (2007, hal 89) besarnya Return On Asset (ROA) dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu :


1). Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan

untuk operasi).

2). Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam

persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat

keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan

penjualannya.

2. Return On Equity (ROE)

Rasio ini menggunakan hubungan antara keuntungan setelah pajak

dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Yang dianggap modal sendiri

adalah saham biasa, agio saham, laba ditahan, saham preferen dan cadangan-

cadangan lain. Melihat hubungan-hubungan itu, Return OnEquity tidak lain

adalah rentabilitas ekonomi. Bagi perusaan pada umumnya masalah rentabilitas

adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja

belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan efisien.

Menurut Harahap (2007: 156) ROE digunakan untuk mengukur besarnya

pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut

menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang

saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang

positif dengan harga saham,sehingga semakin besar ROE semakin besar pula

harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian

yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk

membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cendrung

naik. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROE adalah rasio yang
digunakan untukmengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan

modal yang diinvestasikanoleh pemilik perusahaan.ROE diukur dengan

perbandingan antara laba bersih dengantotal modal.Angka ROE yang semakin

tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat

pengembalian investasi makin tinggi.

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) angka ROE dapat dikatakan baik

apabila >12%. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah

menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari

keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin

besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Laba Bersih
Return On Assets = x 100 %
Total Modal

3. Return On Investmen (ROI)

Menurut Alexandri (2008: 200) Return On Investmen (ROI) adalah rasio

yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian dan

Suhardjono (2006: 299) Return On Investmen adalah perbandingan antara laba

bersih dengan penjualan. Semakin besar ROI, maka kinerja perusahaan akan

semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk

menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa


besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar

rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan laba yang tinggi.

Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan

kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil

untukmenyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik

yang telahmenyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan

mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar

modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu

profitable atau tidak. Menurut Sulistyanto (2006:92) angka ROI dapat

dikatakan baik apabila > 5 %. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROI = Laba bersih : Investasi X 100%

kegunaan dan kelemahan dalam Analisis Return On Invesment (ROI) Menurut

Munawir (2007) terdapat kegunaan dan kelemahan dalam ROI adalah sebagai

berikut :

Kegunaan dari ROI adalah sebagai berikut :

1). Retrun on investmen (ROI) bersifat menyeluruh artinya apabila perusahaan

telah menjalankan teknik analisis ROI untuk mengukur efesiensi

penggunaan opereting aset.

2). Apabila data industri yang sejenis tersedia makan perushaan dapat

mengalokasikan tingkat ROI dengan perusahaan lain yang sejenis.


3). Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi aktivitas

perusahaan dalam mngalokasikan biaya dan modalnya.

Kelemahan ROI diantaranya adalah sebagai berikut :

1). ROI tidak dapat digunakan sebagai dasar perbandingan antara perusahaan

bila terdapat perbedaan-perbedaan dalam penerapan itu sejenis .

2). Adanya fluktuatif nilai uang akan mempengaruhi nilai opereting aset dan

profit margin.

2.2.5 Pengertian Laba

Pada umumnya perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu

yaitu memperoleh laba yang optimal dengan pengorbananyang minimal untuk

mencapai hal tertentu perluh adanya perencenaan dan pengedaliaan dalam setiap

aktivitas usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan yang

berlangsung secara terus menerus.

Berikut ini pengertiaan laba menurut beberapa ahli : pertama laba dalam ilmu

ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang invetor

bagai hasil penanaman peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil

penanaman modalnya, setelah dikurangi biaya -biaya yang berhubungan dengan

penanaman modal tersebut (termasuk didalamnya, biaya kesempatan ).

Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga

penjualan dengan biaya produksi. Pendapatan atas beban sehubungan dengan

usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Menurut

Zaky Baridwan (2004:29) laba adalah kenaian modal (aktiva bersih) yang

berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarangterjadi dari badan
usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari pendapatan (revenue) atau

investasi oleh pemilik. Sedangkan menurut Henry Simamora (2002:45) laba

adalah perbandingan antara pendapatan dengan beban jikalau pendapatan

melebihi beban maka hasilnya adalah laba bersih.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba berasal dari semua

transaksi atau kejadiaan yang terjadi pada badan usaha dan akan mempengaruhi

kegiatan perusahaan pada periode ertentu dan laba di dapat dari selisih

pendapatan dengan beban,apabila pendapatan lebih besar daripada beban maka

perusahaan akan pendapatan laba dan apabila terjadi sebaliknya maka

perusahaan mendapatkan rugi.

1. Karakteristik Laba

Belkaoui (2007:229) menyebutkan bahwa laba akuntansi mempunyai

lima karakteristik sebagai berikut:

1). Laba akuntansi didasarkan pada transaksi actual yang diadakan oleh

perusahaan (terutama pendapatan yang berasal dari penjualan barang atau

jasa dikurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai pencapai penjualan

tersebut).

2). Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodiasasi dan mengacu pada

kinerja keunagan perusahaan selama satu periode tertentu.

3). Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan

pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan

pendapatan.
4). Laba akuntansi memerluhkan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam

bentuk biaya historis.

5). Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara

prndapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendaatan tersebut.

2. Jenis-jenis Laba

1). Laba kotor

Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan

harga pokok penjualan.

2). Laba dari operasi,

Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total biaya

3) Laba bersih

Laba bersih yaitu angka terakhir dalam penghitungan laba rugi dimana untuk

mencarinya laba operasi bertambah pendapatan lain-lain dikurangi oleh

beban lain-lain.

Berikut pengolongan laba dalam penetapan pengukuran laba menurut


Supriono

(2002:178) adalah sebagai berikut :

1) Laba kotor atas penjualan

Laba kotor atas penjualan adalah selisih dari hasil penjualan bersih dengan

harga penjualan.Laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan bersih

sebelum dikurangi beban operasi lainnya untuk periode tertentu.

2) Laba bersih operasi perusahaan

Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan sejumlah

biaya penjualan,biaya administrasi dan umum.


3) Laba bersih sebelum potongan pajak

Laba bersih sebelum potongan pajak perseorangan yaitu perolehan apabila

laba dikurangi atau dditambah dengan selisih pendapatan dan biaya lain-

lain.

4) Laba kotor sesudah potongan pajak

Laba kotor sesudah potongan pajak yaitu laba bersih ditambah atau

dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi dengan

pajak perseroan.

2. Kegunaan Laba

Menurut Suwardjono (2005:456), laba akuntansi dengan berbagai

interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain :

1). Indikator efesiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang
diwujudkan dalan tingkat kembalian atas investasi
2). Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen
3). Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
4). Alat pengendaliaan alokasi sumber daya ekonimik suatu negara
5). Dasar penentuaan dana peneliaan kelayakan tariff dalam perusahaan public
6). Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang
7). Dasar kompensasi dan pembagian bonus
8). Alat motivasi manajemen dalam pengendaliaan perusahaan
9). Dasar pembagian dividen

4. Pendistribusian Laba

Laba merupakan istilah akuntansi yang sangat popular digunakan baik

oleh pembuat laporan keuangan maupun oleh penggunaaannya. Populataristas

istilah laba antara lain disebabka oleh fungsi laba yang sangat vital bagi
perusahaan.Laba berfungsi sebagai standar penilaian kinerja (performance)

perusahaan yang selanjutkan akuntansi menjadi dasar pertimbangan

kreditor,investor,pemerintah,dan masyarakat umum.

Menurut Sitepu (2005,38), pendistibusian net income perusahaan dapat dilihat

konsep-konsep berikut :

1). Net Income to Stockholder, pandangan yang paling tradisional dan telah

diakui megenai laba bersih adalah bahwa laba bersih merupakan hasil

pengembalian (return) kepada pemilik laba. Pendekatan-pendekatan yang

diperoleh perusahaan akan meningkatkan pemilikan dan biaya yang merupakan

kelebihan pendapat atas biaya, secara langsung akan menambah kekayaan

pemilik. Deviden kas merupakan penarikan modal, dan laba yang ditahan

merupakan bagian dari tatol pemilikan. Sebaliknya, kerugiaan yang dialami

perusahaan secara langsung akan mengurangi kekayaan pemilik.

2). Net income to Investor. Sesuai dengan entity theory, pemangang saham dan

kreditor jangka panjang dianggap sama dengan investor, modal permanen

dengan adanya pemisahan antara pemilikan dan pengendalian dalam perusahaan-

perusahaan besar, maka perbedaan antara pemengang saham dan kreditur tidak

lagi sepenting sebelumnya. Perbedaan utama hanya terletak pada prioritas hak

dalam pembagian laba dan terhadap aset dalam likuidasi.Dalam entity theory,

bagi investor meliputi bunga atas hutang, dividen bagi pemengang preffered

commo stock, dan laba yang ditahan. Dalam perhitungan laba bersih bagi

investor, pajak penghasilan yang diperlakukan sebagai beban, kerena pemerintah

bukanlah penerimaan manfaat dari perusahaan dalam pengertian seperti investor.


3). Net Income to Residual Shareholders. Dalam perusahaan yang

menguntungan dengan umur yang terbatas, para pemilik modal residu terdiri

dari pemegang saham melalui konvensi atau pengguna hak lainnya. Salah satu

dari kelompok investor lainnya yaitu pemegang saham preren atau pemegang

saham obligasi dapat menjadi pemilik ekuitas residu. Oleh kerena itu, prioritas

dalam hak atas laba merupakan hal yang penting bagi semua kelompok. Laba

bersih residu menunjukkan jumlah yang tersediah untuk didistribusikan kepada

pemengang hal residu.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Laba

Cara untuk memperoleh laba sesuai yang diharapkan,perusahaan perluh

melakukan suatu pertimbangan khusus dalam memeperhitungkan laba yang akan

diharapkan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut.

Menurut Mulyadi (2010:513) faktor-faktor yag mempengaruhi laba antara lain :.

1) Biaya

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa

akan mempengaruhi harga produk yang bersangkutan.

2) Harga Jual

Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan

produk atau jasa bersangkutan.

3) Volume Penjualan dan Produksi

Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi akan

mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.


Menurut Sofyan S.Harahap (2002:233) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

laba adalah :

1) Perubahan dalam Prinsip Akuntasi

Adalah perubahan yang diterima umum dengan baik, misalnya

menggunakan metode penyusutan Straight line yang sebelumnya Declining

Balance,FIFO,LIFO,dan sebagainya.

2) Perubahan Dalam Taksiran

Adalah merubah taksiran dari yang ditetapkan setelah taksiran tersebut tidak

sesuai dengan apa yang kita taksir. Contohnya taksiran umum, taksiran

deposit, barang tambang dan lain- lain.

3) Perubahan Dalam Perubahan entity

Adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perubahan yang materiil

yang terjadi dalam entity yang sebelumnya dilaporkan melalui laporan

keuangan. Misalnya anak perusahaan yangsebelumnya dilaporkan

mengalami perubahan penting dibanding dengan keadaan sebelumnya.

6. Konsep Laba

1) Konsep Laba Akuntansi (accounting Income)

Menurut sofyan S. Harahap (2002:250) yang dimaksud dengan laba akuntansi

itu adalah perbedaan antara revenue yang direalisasikan yang timbul dari

transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan

pada periode tersebut. Definisi tentang laba itu mengandung lima sifat yaitu

:
a. Laba akuntansi yang didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi

yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.

b. Laba akuntansi didasarkan pada potsulat periodik laba yaitu artinya

merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.

c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan

tersendiri tentang apa yang termsuk hasil.

d. Laba akuntansi merupakan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk laba

historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.

e. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi

biaya yang diterima atau dikeluarkan pada periode yang sama.

Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi :

a. Dapat terus menerus ditelusuri.

b. Karena perhitungan didasarkan pada kenyataan yang terjadi atau fakta dan

dilaporkan secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa (variability).

c. Memenuhi prinsip konservatisme, karena yang diakui hanya laba yang

direalisasi dan dapat memperhatikan perubahaan nilai.

d. Dapat dijadikan sebagai alat control oleh manajemen dalam melaksanakan

fungsi-fungsi manajemen.

Terdapat pula kelemahan dari konsep laba akuntansi ini yaitu :

a. Tidak dapat menunjukan laba yang belum direalisasikan yang timbul dari

kenaikan nilai. Kenaikan ini ada namun belum direalisasikan.


b. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan, hal ini timbul

karena perbedaan dalam metode perhitungan cost, perbedaan waktu antara

realisasi hasil dan biaya.

c. Penerapan prinsip realisasi, historical cost dan conservatisme dapat

menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan.

2). Konsep capital maintenance

Menurut konsep ini laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap

masih ada atau biaya telah tertutupi atau pengambilan modal. Konsep ini

dinyatakan baik dalam ukuran uang yang disebut financial capital atau dalam

ukuran tenaga beli yang disebut physical capital.

Berdasarkan kedua konsep ini, konsep capital maintenance menghasilkan dua

konsep sebagai berikut :

a. Financial Capital

a). Money Maintenance yaitu financial capital yang diukur menurut

uang.Menurut konsep ini yang ditanamkan oleh pemilik tetap

terpelihara.Laba menurut konsep ini perubahan net aset dengan

menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan dalam ukuran uang.

b). General Purchasing Power Money Maintenance yaitu financial capital yang

diukur menurut tenaga ahli yang sama. Menurut konsep ini tenaga beli dari

modal yang diinvestasikan tetap dipertahankan sehingga menurut konsep ini

laba adalah perubahan net asset setelah disesuaikan transaksi modal yang

diukur dengan tenaga beli yang sama.

b. Physical Capasity
a). Productive Capacity maintenance yaitu physical capacity yang diukur

menurut menurut konsep uang. Menurut konsep ini kapasitas produksi

perusahaan dipertahankan, kapasitas produksi dapat diartikan sebagai

kapasitas fisik,kapasitas untuk memproduksi, (volume) barang dan jasa yang

sama dan kapasitas untuk memproduksi nilai barang dan jasa yang sama.

b). General Purchasing Power Productive Capasity Maintenance yaitu

physical yang diukur dengan unit tenaga ahli yang sama.

7. Unsur- Unsur Laba, antara lain


a. Pendapatan

Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikkan aktiva suatu perusahaan atau

penurunan kewajiban yang terjadi dalam suatu periode akuntansi, yang

berasal dari aktivitas operasi dalam hal ini penjualan barang (kredit) yang

merupakan unit usaha pokok perusahaan.

b. b. Beban

Beban adalah aliran keluar atau penggunaan aktiva atau kenaikkan kewajiban

dalam suatu periode akuntansi yang terjadi dalam aktivitas operasi. menurut

Chariri dan Ghozali (2001), beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi

selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya

aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang

tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

c. c. Biaya

Biaya adalah kas atau nilai equivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau

jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk
organisasi.Biaya yang telah kadaluarsa disebut beban, tiap periode beban

dikurangkan dari pendapatan pada laporan keuangan rugi-laba untuk

menentukan laba periode.

Menurut Chariri dan Ghozali (2001) biaya adalah aliran keluar (outflows)

atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang (kombinasi keduanya)

selama satu

periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang, atau penyerahan

jasa atau pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiataan utama suatu

entitas.

d. d. Untung-rugi

Keuntungan adalah kenaikkan ekuitas atau aktiva bersih yang berasal dari

transaksi insidental yang terjadi pada perusahaan dan semua transaksi atau

kejadian yang mempengaruhi perusahaan dalam suatu periode akuntansi.Selain

yang berasal dari pendapatan investasi pemilik.

e. e. Penghasilan

Penghasilan adalah hasil akhir penghitungan dari pendapatan dan keuntungan

dikurangi beban dan kerugian dalam periode tersebut. Seperti yang dijelaskan

dalam PSAK no.23 Ikatan Akuntan Indonesia (2007) paragraf 70 menyatakan

sebagai berikut: Penghasilan (income) adalah arus masuk bruto dari manfaat

ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila

arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikkan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanaman modal. Selanjutnya pada paragraf 74 dinyatakan:


Definisi penghasilan meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan

(gain).

8.
9. Rasio-rasio Pendekatan Return On Invesment

a) Net Profit Margin

Net Profit Margin merupakan ukuran keuntungan dengan

membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan

penjualan Dengan melihat rasio ini dapat dilihat kemampuan penjualan dalam

menciptakan laba bersih perusahaan.

b) Total Asset Turnover

Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah. Rasio ini mengukur keefektivitas dari

perusahaan dalam memanfaatkan kekayaan yang ada dalam mengasilkan

keuntungan.

9. Rasio-rasio Pendekatan Return On Equity

a) Return On Assets

Return On Assets merupakan rasio yang mengukur pengembalian atas

setiap asset yang ditanam dalam perusahaan dari aktivitas penjualan. ROA dan

ROI merupakan dua rasio yang sama, rasio yang menunjukan berapa banyak laba

bersih setelah pajak dapat dihasilkan dari rata-rata seluruh kekayaan. Return on

asset dapat menggunakan pendekatan yang berbeda. Pendekatan ini yaitu

pendekatan du pont system yang menggabungkan rasio profitabilitas dan rasio

aktivitas. Pendekatan tersebut adalah : ROI = Net Profit Margin x Asset Turnover

b) Equity Multiplier

Equity Multiplier menunjukan rasio antara total aset dan equity. Equity
Multiplier alat untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelolah

asetnya karena adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat penggunaan aset.

Rasio ini juga bisa diartikan sebagai berapa porsi dari aset perusahaan dibiayai

oleh pemegang saham.

10. Analisis Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil yang diperoleh perusahaan atas investasi

(penggunaan modal) dalam bentuk margin perusahaan. Profitabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Perusahaan akan selalu menginginkan keadaan yang Profitable terus menerus.

Profitabilitas sering juga disebut rentabilitas. Profitabilitas perusahaan merupakan

hal penting yang harus diperhatikan pihak manajemen, karena investor atau

pemegang saham akan selalu menilai tingkat kinerja dari manajemen dalam

mempengaruhi tingkat

3.3 Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan gambaran yang digunakan penulis dalam

menyelesaikan hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan

PT. Sarana Central Bajatama Tbk.

Adapun kerangka pikir yang telah diuraikan dapat digambarkan dalam bentuk

skema sebagai berikut :


Gambar 2.1 Kerangka Pikir PT. Sarana Central Bajatama Tbk.

Laporan Keuangan
PT. Sarana Central Bajatama Tbk

Investasi Aktiva Tetap

Profitabilitas ROA, ROE, ROI Likuiditas


Quick Ratio Loan to Deposit Ratio
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Objek yang diteliti yaitu laporan neraca, dan laporan laba-rugi dan

Subjek dalam penelitian ini adalah PT. Sarana Central Bajatama Tbk..

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari finance.yahoo.com,

ICMD, IDX, dan web PT. Sarana Central Bajatama Tbk. Penelitian ini

dilakukan pada bulan tahun 2023.

3.2 Lokasi Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah PT. Sarana Central Bajatama Tbk

dan objek yang diteliti yaitu laporan neraca, dan laporan laba-rugi pada PT.

Sarana Central Bajatama Tbk.Lokasi penelitian pada PT. Sarana Central

Bajatama Tbk

3.3 Metode dan Desain Penelitian

Metode Penelitian merupakan tehnik/cara yang dilakukan dalam proses

penelitian,yang merupakan upaya memperoleh fakta, dengan prinsip-prinsip dan

kehatihatian, secara sistematis sehingga mendapat kebenaran dalam penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kuantitatif. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui Pengelolaan pengelolaan Kas PT. Sarana

Central Bajatama Tbk untuk menilai ROE dan ROA serta tingkat likuiditasnya
perusahaan Sedangkan Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian

3.4 Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data /informasi (Wawancara,

observasi, dokumen dsb) Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari

finance.yahoo.com, ICMD, IDX, dan web PT. Sarana Central Bajatama Tbk

3.5 Jenis dan Sumber Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kuantitatif. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui Pengelolaan Kas PT. Sarana Central Bajatama

Tbk untuk menilai ROI , ROA, ROE perusahaan Adapun data yang diperlukan

dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan-laporan

keuangan perusahaan PT. Sarana Central Bajatama Tbk yang lebih khususnya

Neraca dan Laporan laba rugi yang menjadi dasar perhitungan analisis rasio

keuangan, maka data yang digunakan secara kolektif tentang :

1. Neraca perusahaan PT. Sarana Central Bajatama Tbk periode 2020-

2021 (data akhir tahun)

2. Laporan Laba Rugi perusahaan PT. Sarana Central Bajatama Tbk

periode 2020-2021 (data akhir tahun)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunaka yaitu dengan data dari

Dokumentasi yakni adalah pengumpulan data melalui catatan-catatan perusahaan

yang berhubungan dengan penelitian, yang telah tersdia dalam anual repot yang

dishare ke publik
3.7 Teknik Analisa Data

Menggunakan Analisis rasio finansial. Rasio finansial perusahaan

merupakan hubungan dari berbagai pos dalam laporan keuangan atau finansial

perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar pengukuran tingkat kemampuan

keuangan dan hasil usaha perusahaan. Analisis rasio finansial disini dilakukan

dengan membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio tahun

lalu (historitis ratio) dan perusahaan yang sama. Analisis rasio finansial disini

merupakan salah satu cara untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan

dalam memanfaatkan kas dan piutang yang ada. Alat analisis ratio finansial yang

digunakan dalam penulisan ini adalah:

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

deskriptif yang menggambarkan mengenai analisis Manajemen Kas dari

perusahaan, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap Profitabilitas dan

Likuiditas. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Rasio:

1. Rasio Profitabilitas
a. Hasil pengembalian Aset/Return On Asset ( ROI ).

Laba Bersih Sesudah Pajak


ROA = 100%
Total Aktiva

b. Hasil pengembalian Equitas Return / On Equity ( ROE ).

Laba Bersih
ROE = x 100%
Ekuitas

2.
3. Rasio Likuiditas

a. Quick Ratio

Cash Assets
Quick Ratio = x 100%
Total Deposit

b. Loan to Deposit Ratio

Total Loans
LDR = x100%
Total Deposit
56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Data Umum

1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. Saranacentral Bajatama Tbk (“Perseroan” atau “SCB”) adalah

perusahaan yang tergabung dalam Sarana Steel Group, grup perusahaan yang

berdiri pada tahun 1970 dan telah membangun reputasi yang kuat dalam industri

baja dunia. Perseroan didirikan dengan nama “PT Saranacentral Bajatama” pada 4

Oktober 1993 dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri

No. 6 tahun 1968 berdasarkan Akta No. 78 tanggal 4 Oktober 1993 dari Richardus

Nangkih Sinulingga, S.H., notaris di Jakarta, juncto Akta perubahan No. 325

tanggal 28 Pebruari 1997 dari H. Muhammad Afdal Gazali, S.H., notaris di

Jakarta. Akta pendirian beserta perubahannya telah mendapat pengesahan dari

Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-

6.286.HT.01.01.TH 97 tanggal 7 Juli 1997.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,

terakhir dengan Akta No. 49 tanggal 4 Desember 2015 dari Dr. Irawan Soerodjo,

S.H., M.Si., notaris di Jakarta, mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan

dalam rangka menyesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Akta

perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatat di dalam database

Sistem Administrasi Badan Hukum dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
57

Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU_AH.01.03-

0990908 tanggal 23 Desember 2015.Perseroan memulai konstruksi pabrik bajanya

di Karawang Timur pada 1996, sambil melakukan bisnis awal dalam distribusi

produk-produk pengolahan dari bahan dasar baja seperti Floordeck, Keystone,

Roofdeck, dan lain-lain. Pada 2001, pabrik baja Perseroan memulai produksi

komersialnya dan meluncurkan produk baja lapis seng atau disebut “BjLS”. Sejak

2006, BjLS telah mendapatkan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dari

lembaga independen LS Pro. Pada 2008 Perseroan membangun lini produksi

kedua di Pabrik Karawang Timur untuk memproduksi Baja Lapis Seng

Aluminium atau disebut “BjLAS”. dan memperoleh Sertifikasi di bidang Quality

Management System ISO 9001:2008 untuk BjLAS pada tahun yang sama.

Pada 2010, BjLAS yang juga dikenal dengan nama “Saranalume” mulai

diproduksi secara komersial dan mendapatkan sertifikasi Standar Nasional

Indonesia (SNI) dari lembaga independen LS Pro. Pada 2011, Perseroan merubah

statusnya menjadi perusahaan terbuka “PT Saranacentral Bajatama Tbk” dan

melakukan Penawaran Umum Saham Perdana untuk menghimpun dana yang

terutama digunakan sebagai modal kerja dalam rangka pengembangan usaha

melalui pembangunan lini produksi ketiga di Pabrik Karawang Timur, Jawa Barat.

Lini produksi ketiga ini telah memproduksi varian produk baru, yaitu baja lapis

warna yang dikenal dengan nama ”Saranacolor”.

Dengan demikian, Perseroan menjadi satu-satunya produsen 3 jenis baja lapis di

Indonesia dengan komitmen untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk

baja lapis seng (BjLS), Baja Lapis Seng Aluminium (BjLAS) Saranalume, dan
58

baja lapis warna Saranacolor. Perseroan mempunyai aspirasi untuk menjadi

produsen baja yang lebih terintegrasi di masa mendatang. Filosofi Perseroan

adalah “Senantiasa memberikan Produk dan Pelayanan Terbaik untuk Para

Pelanggan”, dengan dukungan sistem produksi yang sangat terintegrasi, mesin-

mesin modern, karyawan yang kompeten, serta kendali mutu yang ketat. Berbekal

semua ini, Perseroan siap menghadapi era dunia bisnis yang sangat kompetitif

2. VISI DAN MISI

VISI

Menjadi yang terbaik dengan menggunakan filosofi teknologi modern,

kualitas tinggi, dan pelayanan yang prima kepada pelanggan.

MISI

Menjadi perusahaan baja yang terintegrasi dengan produk yang

berkualitas. Menjalin hubungan yang baik dengan para pemangku kepentingan

Wilayah Operasional

Perseroan beroperasi di Indonesia dan tidak memiliki wilayah operasi di

luar negeri. Pabrik Perseroan berlokasi di Karawang Timur, Jawa Barat

BIDANG USAHA

Dalam struktur industri baja secara global, Perseroan merupakan salah

satu pemain di industri midstream, khususnya industri pelapisan baja. Maksud dan

Tujuan serta Kegiatan Usaha Perseroan sesuai Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan

adalah sebagai berikut: Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha Maksud dan

tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang jasa industri dan barang untuk

berbagai pengerjaan khusus logam dan barang dari logam. Untuk mencapai
59

maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat menjalankan kegiatan usaha

sebagai berikut: Kegiatan Usaha Utama Menjalankan jasa usaha industri untuk

berbagai pengerjaan khusus logam dan barang dari logam. Kegiatan Usaha

Penunjang Menjalankan usaha lain, yang berkaitan dan mendukung Kegiatan

Usaha Utama Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

3. Struktur Organisasi

DEWAN KOMISARIS

Komisaris Utama : Soediarto Soerjoprahono


Komisaris : Ibnu Susanto
Komisaris Independen : Bastianus Fritz Josef Lumanauw

PROFIL DIREKSI

Direktur Utama : Handaja Susanto


Direktur : Pandji Surya Soerjoprahono
Direktur : Entario Widjaja Susanto
Direktur Independen : Suryani Kamil

SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki kontribusi besar bagi

pertumbuhan Perseroan. Untuk itu, dibutuhkan suatu pendekatan pengelolaan dan

pengembangan SDM yang tepat dengan memperhatikan banyak aspek seperti

perkembangan_perkembangan di sektor industri baja maupun hal-hal terkait

dengan ruang lingkup operasi. Perseroan mengelola SDM dengan mengacu pada

pedoman ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia dan peraturan internal

perusahaan.

Pemenuhan regulasi di bidang SDM ini bukan hanya dilakukan sebagai


60

landasan legal-formal, melainkan juga dengan tujuan untuk menetapkan acuan

dasar strategi pengelolaan SDM baik dalam konteks Rencana Kerja Perusahaan

maupun inisiatif stategis yang dibutuhkan selama berjalannya aktivitas usaha

Perseroan. Perseroan terus berupaya membina rasa kebersamaan diantara sesama

karyawan dan hubungan industrial yang harmonis antara Perseroan dan seluruh

karyawan.

Untuk memupuk loyalitas dan meningkatkan rasa ikut memiliki di

kalangan karyawan, Perseroan memperhatikan kesejahteraan karyawan yang

antara lain diwujudkan dengan menyediakan sejumlah benefit seperti asuransi

tenaga kerja (Bpjs Ketenegakerjaan), asuransi kesehatan (Bpjs Kesehatan),

tunjangan hari raya (“THR”), tunjangan pulsa, insentif marketing, tunjangan

jabatan, tunjangan transport, tunjangan shift kerja, dan tunjangan kehadiran per 6

hari kerja. Selain itu, Perseroan memberikan gaji dan upah dengan mengacu

kepada ketentuan Upah Minimum Propinsi sesuai peraturan yang berlaku. Jumlah

karyawan Perseroan pada 31 Desember 2021 dan 2020 adalah sebanyak 155 orang

dan 169 orang

4. Produk yang dihasilkan Perseroan yakin bahwa produk-produknya yang

bermerek “SARANA”, “SARANALUME” dan “SARANACOLOR” dapat

memberikan kepada pelanggan kualitas terbaik untuk digunakan dalam konstruksi

gedung, kelistrikan/mesin, kendaraan bermotor/ otomotif, kantor/peralatan, dll.

Produk yang dihasilkan Perseroan terdiri dari 3 (tiga) jenis produk baja lapis

sebagai berikut :
61

1) Baja Lapis Seng (BjLS). BjLS merupakan lembaran canai dingin (Cold

Rolled Coil atau CRC) yang dilapisi seng (zinc) melalui teknologi NOF agar

produk yang dihasilkan menjadi tidak mudah terkelupas meskipun dilipat

maksimum sampai 180 derajat (lock forming), anti korosi dan lebih mudah

untuk diwarnakan dalam proses penggunaan lebih lanjut oleh pelanggan.

Produk ini dijual dalam tiga bentuk cetakan utama, yaitu bentuk gulungan

(coil), bentuk pelat (plate) dan bentuk gelombang (corrugated) sesuai

permintaan pelanggan. BjLS digunakan secara luas sebagai bahan dasar

dalam industri konstruksi, elektrikal dan otomotif

2) Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) “Saranalume” Saranalume merupakan

CRC yang dilapisi Aluminium (Al) dan Seng (zinc) dengan kombinasi

kandungan Aluminium sebesar 55% dan Seng sebesar 45%. Saranalume

digunakan dalam konstruksi bangunan, produk elektrik/permesinan,

kendaraan bermotor/mobil, kantor/ peralatan dan sektor-sektor lainnya.

3) Baja Lapis Warna “Saranacolor” Saranacolor adalah baja lapis seng atau 55%

Al-Zn dilapisi dengan lapisan luar poliester. Mesin Saranacolor dirancang

oleh para ahli terkemuka Jepang yang berpengalaman dalam penelitian dan

pengembangan bertahun-tahun

4.2 Diskripsi Data

4.2.1 Sumber – Sumber Investasi

Investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk

menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di
62

masa yang akan datang atau permasalahan bagaimana manajer keuangan harus

mengalokasikan dana kedalam bentuk – bentuk investasi yang akan dapat

mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Secara singkat keputusan

investasi yaitu penggunaan dana yang bersifat jangka panjang. Bentuk, macam

dan komposisi dari investasi akan mempengaruhi dan menunjang tingkat

keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat

diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan mengandung risiko

atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan

mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilaiperusahaan. Dalam

pengambilan keputusan investasi, opportunity cost merupakan pendapatan atau

penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif

tertentu.

Keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan akan diambil investor

apabila mereka menganggap bahwa investasitersebut akan menguntungkan.

Untuk mengetahuinya, investor perlu menganalisis prospek dari perusahaan

tersebut, yaitu melalui kinerjanya yang tercermin di dalam laporan keuangan.

Tujuan disajikannya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang

berguna bagi calon investor, investor dan kreditor untuk memprediksi,

membandingkan, dan mengevaluasi aliran kas potensial bagi mereka dalam

hal jumlah, waktu, dan ketidakpastian

Berdasarkan data yang diperoleh penulis, dapat dilihat sumber – sumber investasi

yang diperoleh perusahaan PT Saranacentral BajatamaTbk , disajikan secara

lengkap dari data laporan keuangan berikut ini :


63

Tabel 4.1 : ASET dan LIABILITAS PT Saranacentral BajatamaTbk Tahun


2019 sampai dengan Tahun 2021(dalam jutaan)

Keterangan 2019 2020 2021


Aset Lancar 636.445,61 562.587,93 543.722,43
Aset tdk Lancar 200.425,17 197.837,55 182.450,59
Jumlah Aset 836.870,77 760.425.48 726.173,02
Liabilitas jk. Pendek 748.332,82 619.717,18 211.939,28
Liabilitas jk.Panjang 14.350,76 12.869,22 300.149,39
Jumlah Liabilitas 762.683,58 632.586,39 512.088,67
Jumlah Equitas 74.187,19 127.839,09 214.084,35
Sumber : data sekunder PT Saranacentral BajatamaTbk

Tabel 4.2 : Laporan Laba Rugi PT Saranacentral BajatamaTbk Tahun 2019


sampai dengan Tahun 2021(dalam jutaan)

Keterangan 2019 2020 2021


Penjualan Bersih 1.072.625,59 1.204.954,78 1.374.486,75
Beban Pokok Penjualan (1.047.341,27) (1.103.312,75) (1.189.034,14)
Laba (Rugi) Kotor 25.284,32 101.642,03 185.452,61
Laba (Rugi) Sebelum Pajak 5.026,70 48.827,53 130.605,25
Laba (Rugi) Tahun Berjalan 1.112,98 55.118,52 88.527,08
Jumlah laba (rugi) Tahun (2.334,15) 56.380,93 86.245,26
Berjalan Laba (Rugi) Per 0,62 30,62 49,18
Saham Dasar
Sumber : data sekunder PT Saranacentral BajatamaTbk 55.118.520.227

Tabel 4.3 : Rasio PT Saranacentral BajatamaTbk Tahun 2019 sampai


dengan Tahun 2021

Keterangan 2019 2020 2021


Pertumbuhan Penjualan 16,20% 12,34% 14,1%
Bersih (0,1%) 4,57% 6,44%
Net Profit Margin (0,13%) 7,25% 12,19%
64

Imbal Hasil Aset (ROA) (1,50%) 43,12% 41,35%


Imbal Hasil Ekuitas (ROE) 0,91 0,83 0,71
Debts-to-Assets Ratio 10,28 4,95 2,39
Debts-to-Equity Ratio 0,85 0,91 2,57
Rasio Lancar Current Ratio
Sumber : data sekunder PT Saranacentral BajatamaTbk

Tabel 4.4 : Neraca PT Saranacentral BajatamaTbk tahun 2019 sampai


dengan tahun 2021(dalam jutaan)

Keterangan 2019 2020 2021


Kas dan setara kas 17.241.644.754 4 85.990.562.715 129.329.631.431

Dana yang dibatasi


37.049.364. 772 31.224.881.402 4.940.028.189
penggunaannya

Piutang usaha 7.808.021.340 2.936.035.200 4.814.099.500

Piutang pihak ke 3 161.197.724.690 120.160.709.544 59.871.849.449

Piutang lain-lain 1.178.748.382 447.110 13.369.911

Persediaan 378.782.534.249 299.112.438.900 325.438.867.548

Uang muka pembelian 4.546.428.365 1.440.520.580 9.060.058.826

Pajak dibayar dimuka 28.050.975.991 20.601.295.541 9.113.125.915

Biaya dibayar dimuka 590.165.888 1.121.042.421 1.141.399.900

Jumlah Aset Lancar 636.445.607.431 562.587.933.413 543.722.430.669

Aset tdk Lancar

Aset Pajak tangguhan 8.878.276.247 15.435.516.121 7.587.367.169

Aset tetap 191.224.692.945 182.079.832.722 174.541.022.309

Jumlah Aset Tidak


200.425.166.570 197.837.546.221 182.450.586.856
Lancar

JUMLAH ASET 836.870.774.001 760.425.479.634 726.173.017.525

LIABILITAS DAN
EKUITAS
65

Utang bank 240.796.552.905 122.164.266.275 34.631.211.136

Utang usaha Pihak


942.174.054 253.434.996 70.996.835
berelasi

Pihak ketiga 136.898.013.650 122.478.764.930 57.353.442.932

Utang lain-lain 286.386.828.627 290.719.428.070 -

Utang phk 3 2.999.312.988 1.633.526.766 2.252.566.310

Utang pajak 2.591.688.792 2.489.158.570 11.995.127.339 12

Liabilitas kontrak 6.632.691.271 1.869.111.702 2.081.211.409

Beban accrual
64.923.137.385 73.464.612.329 80.752.135.342
berafiliasi

Beban phk 3 6.160.423.747 4.580.693.633 22.732.132.441

Liabilitas yg akan jatuh


- 64.177.766 70.455.679
tempo
Jumlah liabilitas
748.332.823.419 619.717.175.037 211.939.279.423
jk.panjang

Utang phk berafiliasi - 287.356.517.244

Liabilitas imbalan kerja 14.350.756.866 12.598.770.098 12.592.878.875

Liabilitas sewa - 270.446.013 199.990.334

Jumlah liabilitas
14.350.756.866 12.869.216.111 12.592.878.875
jk.panjang

Jumlah liabilitas 762.683.580.285 632.586.391.148 512.088.665.876

Modal disetor 180.000.000.000 180.000.000.000 180.000.000.000

Tambahan modal 57.658.931.667 57.658.931.667 57.658.931.667

Saldo sdh ada


500.000.000 500.000.000 500.000.000
penggunaan
Saldo blm ditentukan
(163.971.737.951) (110.319.843.181) (24.074.580.018)
penggunaan

Jumlah equitas 74.187.193.716 127.839.088.486 214.084.351.649

Jumlah liabilitas dan


836.870.774.001 760.425.479.634 726.173.017.525
equitas
Sumber : data sekunder PT Saranacentral BajatamaTbk
66

Tabel 4.5 : Penghitungan ROI PT Saranacentral BajatamaTbk tahun


2019 sampai dengan tahun 2021

Tahun Laba setelah pajak Investasi ROI


2019 Rp.1.112.980.000 Rp 191.224.692.945 0,5%
2020 Rp 55.118.520.000 Rp 182.079.832.722 30,2%
2021 Rp 88.527.080.000 Rp 174.541.022.309 50,7%
Total
Sumber: data sekunder diolah

4.3 Pembahasan

Dari uraian diatas, peneliti ingin menganalisis/membahas dari : :"Apakah

penanaman investasi berupa penambahan aset pada PT. Sarana Central Bajatama

Tbk dapat meningkatkan laba secara signifikan dari tahun 2019 sampai dengan

tahun 2021 ?”

4.3.1 Analisis dan Interprestasi Data

Berdasarkan tabel 4.4 dapat di lihat investasi aktiva tetap tahun 2019

sebesar Rp 191.224.692.945, tahun 2020 sebesar Rp182.079.832.722 tahun 2021

sebesar Rp 174.541.022.309 . Seluruh investasi aktiva tetap diatas dimaksudkan

untuk memperoleh dan mendapatkan keuntungan bagi perusahaan dan pihak-

pihak terkait di masa yang akan datang. Karena seluruh keuntungan ataupun

hasil yang di investasikan dapat dilihat dan diterima dalam jangka panjang sesuai

dengan taksiran umur ekonomis peralatan dan kendaraan tersebut yang telah

ditentukan.

Variabel – Variabel dibawah ini adalah upaya untuk menerangkan tentang

perolehan keuntungan yang dipengaruhi penanaman investasi adalah sebagai

berikut :
67

1. Return On Investment ( ROI )

Rumus yang digunakan untuk mencari kekuatan laba atas investasi adalah

sebagai berikut :

ROI = Laba setelah Pajak : Investasi X 100%

Tahun Laba setelah pajak Investasi ROI


2019 Rp ( 1.112.980.000 ) Rp 191.224.692.945 (0,5%)
2020 Rp 55.118.520.000 Rp 182.079.832.722 30,2%
2021 Rp 88.527.080.000 Rp 174.541.022.309 50,7%

Grafik 5.1 PT Saranacentral BajatamaTbk Perkembangan ROI

Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik 5.1 diatas dijelaskan bahwa besarnya

pengaruh investasi terhadap peningkatan laba perusahaan pada tahun 2019 ke

tahun 2020 sebesar 30,7 %. Artinya, dengan adanya laba perusahaan sebesar

Rp1.112.980.000.,-menjadi sebesar Rp55.118.520.000 dan investasi senilai

Rp. 191.224.692.945- pada tahun 2019 turun menjadi sebesar

Rp182.079.832.722 Begitupun yang terjadi pada tahun 2020, dengan adanya

laba perusahaan,Rp 55.118.520.000 terdapat investasi senilai

Rp. 182.079.832.722,- maka laba perusahaan meningkat sebesar 20,5%. Hal

tersebut dapat menguntungkan perusahaan karena adanya peningkatan laba dari

tahun 2019 ke tahun 2020. Berikutnya tahun 2021 peningkatan lagi laba menjadi

Rp182.079.832.722. Pengaruh yang terjadi disini semakin diturunkan investasi

terhadap aktiva tetap, justru laba semakin meningkat, berarti ada

pemborosan(high cost) ditingkat aktiva tetap


68

2. Return On Asset ( ROA )

Rumus yang digunakan untuk mengukur hasil atas sumber daya keuangan yang

ditanamkan oleh perusahaan, sebagai berikut :

ROA = Laba setelah pajak : Total asset X 100%

Tabel 4.6 Penghitungan ROA PT Saranacentral BajatamaTbk tahun 2019


sampai dengan tahun 2021

Tahun Laba setelah pajak Total Aset ROA


2019 Rp ( 1.112.980.000 ) Rp 836.870.774.001 (0,2%)
2020 Rp 55.118.520.000 Rp 760.425.479.634 7,2%
2021 Rp 88.527.080.000 Rp 726.173.017.525 12,2%
Total
Sumber: data sekunder diolah

Grafik 4.2 PT Saranacentral BajatamaTbk ,Perkembangan ROA

Berdasarkan tabel 4.6 dan grafik 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa

perbandingan antara laba bersih dan total aktiva pada tahun 2019 perusahaan

mampu menghasilkan kerugian sebesar 0 ,2% dari total aktiva, pada tahun

2020 keuntungan yang dihasilkan senilai 7 , 2 % dari total aktiva ,hal ini

menunjukan bahwa ada kenaikan ROA dari tahun sebelumnya disebabkan laba

bersih yang dihasilkan pada tahun 2020 naik dari tahun sebelumnya sedangkan

pada tahun 2021 peningkatan keuntungan lagi menjadi 12,2% dari total aktiva

juga mengalami peningkatan, sehingga hasil yang diperoleh menunjukan

penurunan total Aset justru meningkatkan laba


69

3. Return On Equity (ROE )

Rumus yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan, sebagai

berikut :

ROE = Laba bersih :Total Aset X 100%

Tabel 4.7 Penghitungan ROE PT Saranacentral BajatamaTbk tahun 2019


sampai dengan tahun 2021

Tahun Laba setelah pajak Total Equitas ROE


2019 Rp ( 1.112.980.000 ) Rp 74.187.193.716 (1,50%)
2020 Rp 55.118.520.000 Rp 127.839.088.486 43,12 %

2021 Rp 88.527.080.000 Rp 214.084.351.649 41,35%


Total
Sumber: data sekunder diolah

Grafik 4.2 PT Saranacentral BajatamaTbk ,Perkembangan ROA

Berdasarkan tabel 4.7 dan grafik 4.3 pada tahun 2019 dijelaskan bahwa

ada kerugian yang dihasilkan senilai (1,50%) dari modal yang ada pada tahun

tersebut dan pada tahun 2020 keuntungan perusahaan naik drastis menjadi 43,12

%, hal ini karna penggunaan modal pada tahun 2020 lebih efisien(bisa menekan

Cost) dari tahun sebelumnya sama halnya dengan tahun berikutnya yaitu 2021,

keuntungan mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 41,35% karena

modal yang dipakai perusahaan meningkat dari tahun sebelumnya.

Situasi yang terjadi modal sendiri semakin banyak , laba semakin meningkat.
70

4.3.2 Interpretasi data

Tabel 4.8 Tabel hasil Analis PT Saranacentral BajatamaTbk tahun 2019


sampai dengan tahun 2021

Tahun Investasi Aset Equitas ROI ROA ROE


tetap
2019 Rp 191.224.692.945 Rp 74.187.193.716 (0,5%) (0,2%) (1,50%)
2020 Rp 182.079.832.722 Rp 127.839.088.486 30,2% 7,2% 43,12 %
2021 Rp 174.541.022.309 Rp 214.084.351.649 50,7% 12,2% 41,35%

Pengaruh investasi aktiva terhadap laba menunjukkan hasil yang

berbanding terbalik bahwa pada pada tahun 2019 PT Saranacentral BajatamaTbk,

investasi yang ada menunjukkan nilai ROI rugi sebesar (0,5%) Dari tabel 4.8

diatas dapat dijelaskan melalui ROI mengenai, di tahun berikutnya. Pada tahun

2020 nilai ROI sebesar 30,2 %, dan pada tahun akhir penelitian 2021

menunjukkan nilai ROI 50,7% dari perbandingan laba bersih dan investasi,

artinya dari tahun penelitian mengalami peningkatan nilai ROI dari tahun

ketahun.

Sementara peningkatan laba di lihat dari kekuatan Aset (ROA) dapat

dijelaskan bahwa pada awal penelitian tahun 2019 persentase rugi sebesar

(0,2%) dan pada tahun 2020 mengalami kenaikan dengan nilai persentase 7,2%,

meskipun ada penurunan aset dan peningkatan laba lebih kepada efisiensi

cost atas aktiva tetap, sementara pada tahun akhir penelitian 2021 kekuatan laba

masih mengalami peningkatan menjadi sebesar 12,2%. Hal tersebut terjadi lagi

lagi asset juga diturunkan , namun ada peningkatan laba .

Peningkatan laba di lihat dari kekuatan Modal (ROE) dari tahun

penelitian selama tiga tahun, laba mengalami condong naik dari tahun ke tahun
71

hal ini dapat di lihat pada tabel 4.8. kekuatan laba yang tidak stabil, ini

disebabkan karena peningkatan modal lebih signifikan dari peningkatan laba.

Situasi lapangan menunjukkan dominasi kenaikan equitas( modal Sendiri) yang

mendominasi kenaikan Laba.

Tabel 4.9 Tabel hasil Analis PT Saranacentral BajatamaTbk Tahun 2019


sampai dengan Tahun 2021

Tahun Total Investasi Aset Aset Tetap Equitas ROI ROA ROE
2019 Rp 836.870.774.001 Rp 191.224.692.945 Rp 74.187.193.716 (0,5%) (0,2%) (1,50%)
2020 Rp 760.425.479.634 Rp 182.079.832.722 Rp 127.839.088.486 30,2% 7,2% 43,12 %
2021 Rp 726.173.017.525 Rp 174.541.022.309 Rp 214.084.351.649 50,7% 12,2% 41,35%

Sementara pada penelitian ini untuk melihat pengaruh investasi

terhadap peningkatan laba maka menggunakan pengujian ROI. Dari hasil

pengujian ROI maka dapat disimpulkan bahwa investasi tetap berpengaruh

negatip terhadap peningkatan laba, pengaruh peningkatan dapat di lihat dari tabel

dan penjelasan diatas.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Husnan

(2001:5) menyatakan bahwa “proyek investasi merupakan suatu rencana untuk

menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek

kecil untuk memperoleh manfaat (keuntungan) pada masa yang akan datang.”

Pada umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal bisa saja

berbentuk bukan uang misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain.

Hasil analisis dan interpretasi data , penanaman investasi berupa penambahan

aset pada PT. Sarana Central Bajatama Tbk ternyata tidak menjamin dapat

meningkatkan laba secara signifikan dari tahun 2019 sampai dengan tahun

2021. Pada penelitian ini yang menaikkan laba dari pertambahan Equitas.”
72
73

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan

oleh penulis pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Investasi jangka panjang (Aset Tetap) secara keseluruhan adalah senilai

Rp 191.224.692.945 tahun 2019, dan tahun 2020 investasi aktiva tetap

sebesar Rp 182.079.832.722 .-, selanjutnya untuk tahun 2021 sebesar

Rp 174.541.022.309

2. Keuntungan perusahaan dilihat dari nilai dan ROI menunjukkan adanya

peningkatan laba sebesar (025%) rugi ditahun 2019 ,berturut turut tahun

2020 sebesar 7,2% , tahun 2021 sebesar 12,2% yang merupakan hasil dari

adanya investasi. Nilai ROA menunjukkan adanya kenaikan dari tahun ke

tahun dan hasil ROE, keuntungan perusahaan condong meningkat karena

penggunaan modal dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan pula.

3. Kinerja keseluruhan menunjukkan :

a) Total aktiva dari tahun ke tahun turun,

b) Demikian juga investasi untuk aktiva tetap juga berturut-turut dari tahun

ke tahun turun,

c) Equitas condong naik


74

d) ROI, ROA, ROE mengalami kenaikan. Dapat disimpulkan yang

mempengaruhi kenaikan laba di perusahaan ini bukan dari kenaikan

inves tetap melainkan dari naiknya equitas (modal sendiri), karena

ternyata penurunan inves tetap justru ada peningkatan Laba. dapat

menunjukkan bahwa penanaman investasi pada PT. Saranacentra Baja

Tbk. berpengaruh atau dapat meningkatkan atau menurunkan laba

perusahaan. Investasi jangka panjang tersebut tidak hanya

berpengaruh ditahun tersebut tetapi juga dimasa yang akan datang,

sesuai dengan taksiran umur ekonomis kendaraan dan peralatan yang

diinvestasikan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat memberikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Jenis investasi tidak seharusnya fokus terhadap satu jenis investasi saja

namun dapat beberapa investasi lain agar supaya laba atau keuntungan

yang diperoleh perusahaan lebih meningkat jika dibandingkan hanya dengan

satu jenis investasi.

2. Peningkatanefisiensi cost atas aktiva tetap agar kiranya dapat dipertahankan

bagi pihak investor agar manfaat yang diterimah dapat memuaskan dan

sesuai yang diinginkan bagi semua pihak.

3. Penerapan sistem yang digunakan oleh perusahaan harusnya lebih

ditingkatkan agar peningkatan jumlah aktiva sesuai dengan peningkatan laba


75

perusahaan sehingga keuntungan yang diperoleh tidak mengalami

penurunan.
76

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. (2011). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan


Perusahaan.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Anthony, N. Robert, and James S. R, 1999, Management Accounting,
FiftyEdition, Home Work, Illinois Richard, D, Irwin
Bambang Riyanto (2012). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Brigham Eugene F dan Houston Joel F (2011). Dasar – Dasar Manajemen
Keuangan.Jakarta : Salemba Empat.
Danang Sunyoto (2013). Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis (Teori dan
Kasus).Jakarta : CAPS (Center of Academic Publishing Service).
Dermawan Sjahrial (2010). Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra Wacana
Media.Farah Margaretha (2011). Manajemen Keuangan. Jakarta :
Erlangga.
Harahap, Sofyan Syafri. (2011). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Harmono (2011). Manajemen Keuangan : Berbasis Balanced Scorecard. Jakarta :
BumiAksara.Ikatan Akuntansi Indonesia. (2012). Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan. Jakarta:Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri.
(2011). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
I Made Sudana (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan, Teori dan Praktik.
Jakarta:Erlangga.Jumingan. (2012). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta:
Bumi Aksara
Kasmir (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers. Mulyadi,
2010, Akuntansi Biaya, edisi 5, Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Ross Stephen A, Westeielld Randolph W dan Jorden Bradford (2009). Pengantar
KeuanganPerusahaan (Coorporate Finance Fundamental). Jakarta :
Salemba Empat.
Said Husnan (2011). Pembelanjaan Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Bisnis (Cetakan ke 15). Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai