Anda di halaman 1dari 65

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KINERJA PENGURUS BUMDES MAKMUR SEJAHTERA

DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Disusun Oleh :

FAIDATUL FARICHAH
190301023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

GRESIK
2023
Proposal Penelitian

ANALISIS KINERJA PENGURUS BUMDES MAKMUR SEJAHTERA

DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Untuk menyusun skripsi pada program strata satu


(S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :
Faidatul Farichah
NIM :
190301023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Penelitian

ANALISIS KINERJA PENGURUS BUMDES MAKMUR SEJAHTERA

DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Oleh :
Faidatul Farichah
190301023

Diterima dan disetujui pada tanggal................................................2023

Mengetahui:
Dosen Pembimbing

Nur Cahyadi, S.T.,

M.M. NIP.

11711907254

i
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Penelitian

ANALISIS KINERJA PENGURUS BUMDES MAKMUR SEJAHTERA

DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Telah dipertahankan di depan Penguji Pada tanggal...........................2023

Dosen Pembimbing

Nur Cahyadi, S.T., M.M.


NIP 11711907254

Dosen Penguji 1 Dosen Penguji 2

…........................... …..................................
NIP. ….................. NIP. …..........................

Mengetahui

Kepala Program Studi Manajemem

Maulidyah Amalina Rizqi, S.E, M.M


NIP.031115041

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat, taufiq dan

hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah Proposal Penelitian

ini untuk memenuhi salah satu persyaratan penyusunan skripsi dalam memperoleh

kelulusan pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Gresik. dengantersusunnya proposal penelitian ini

yang berjudul “Analisis Kinerja BUMDes Makmur Sejahtera Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”. Penulis berharap kepada Bapak

pengampu atau pembimbing berkenan meluangkan waktu untuk membimbing

pembuatan proposal penelitian yang ditugaskankepada mahasiswa dengan benar.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada yang terhormat :

1. Dr. Tumirin, S.E., M.Si selaku Dekan, Fakultas Ekonomi dan

BisnisUniversitasMuhammadiyah Gresik.

2. Maulidyah Amalina Rizqi, S.E, M.M selaku Kepala Program Studi

Manajemen,Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik.

3. Bapak Nur Cahyadi ,S.ST.,MM, selaku Dosen Pembimbing dalam pelaksanaan

seminar proposal.

4. Kedua orang tua, ayah dan ibu yang selalu me motivasi dan mendukung dalam

menyelesaikan tugas akhir.

5. Suami dan anak saya tercinta yang selalu menemani saya dalam berjuang dan

menjadi penyemangat saya setiap hari dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Rekan-rekan seangkatan Akademik 2019 yang memberikansebuah dukungan

atas terselesaikannya proposal penelitian ini. Penulis menyadari sepenuhnya,

v
bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak kekurangannya.

Untuk itudengan kerendahan hati, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian proposal penelitian ini penulis susun dengan harapan dapat

bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Penulis menyadari masih banyak

kekurangan sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.

Gresik, 6 Maret 2023

Faidatul Farichah

vi
DAFTAR ISI
JUDUL.........................................................................................1
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................3
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................4
KATA PENGANTAR...................................................................5
DAFTAR TABEL.........................................................................9
DAFTAR GAMBAR..................................................................10
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................10
BAB I............................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................11
1.2 Tujuan Penelitian.............................................................11
1.3 Manfaat Penelitian...........................................................12
BAB II.........................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................13
2.1 Penelitian Terdahulu......................................................13
2.2 Landasan Teori................................................................15
2.2.1 Kinerja........................................................................15
A. Pengertian Kinerja..................................................................15
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja.............................17
C. Penilaian Kinerja....................................................................19
D. Tujuan Penilaian Kinerja........................................................20
2.2.2 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)........................21
B. Tujuan BUMDes.....................................................................23
C. Dasar Hukum BUMDes..........................................................24
2.2.3 Kesejahteraan Masyarakat.......................................25
B. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan.........26
E. Indikator Kesejahteraan..........................................................28
2.3 Kerangka Penelitian.........................................................31

vi
BAB III........................................................................................32
METODE PENELITIAN............................................................32
3.1 Jenis Penelitian................................................................32
3.2 Lokasi Penelitian.............................................................32
3.3 Unit Analisis.....................................................................32
3.4 Jenis Data.........................................................................33
3.5 Sumber Data.....................................................................33
3.6 Teknik Pengumpulan Data.............................................34
3.7 Teknik Analisis Data........................................................35
3.8 Uji Keabsahan Data........................................................38
DAFTAR PUSTAKA..................................................................41
LAMPIRAN................................................................................45

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1......................................................................................................6

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1..........................................................................................31

Gambar 3.1...........................................................................................37

x
DAFTAR LAMPIRAN

Data wawancara observasi awal..................................................................45

Draft wawancara untuk penelitian BAB IV.................................................49

Surat Keterangan Penelitian.........................................................................51

Surat Pernyataan Kesediaan Informan........................................................52

Surat Izin Penelitian.....................................................................................53

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu pembangunan negara, pada hakekatnya tujuannya adalah

memandirikan dan mensejahterahkan para rakyat, begitu juga bangsa Indonesia.

Untuk mewujudkan suatu pembangunan maka perlu dilakukannya pemerataan

dengan memanfaatkan potensi alam sebaik-baiknya serta mengembangkan potensi

yang dimiliki manusia seperti keterampilan dan pengetahuaan agar lebih berguna

dalam pemanfaatannya secara maksimal.

Peningkatan kesejahteraan diketahui dengan melalui meningkatnya

kebutuhan yang bisa terpenuhi dan juga di suplai oleh masyarakat itu sendiri.

Dalam kaitannya upaya untuk memenuhi kebutuhan setiap individu pasti ada

sumber potensi yang bisa dimanfaatkan dan setiap wilayah memiki potensi dan

sumber yang berbeda dengan satu sama lain, dimana potensi itu dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kondisi perekonomian

keluarga terutama pada masyarakat warga desa yang penduduknya mayoritas

mengandalkan penghasilan dari potensi yang ada.

Dikutip dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 dikatakan bahwasanya

“kesejahteraan masyarakat adalah keadaan kepuasan kebutuhan sosial, spiritual,

dan material warga negara untuk kelangsungan hidup dan berkembang serta

melatihnya untuk melakukan fungsi sosial”. Menurut undang-undang diatas

disimpulkan bahwa tingkatan kebahagiaan diukur berdasarkan kapasitas individu-

individu atau kelompok dalam upaya mencukupi kebutuhan ekonomi sehari-hari

1
mereka. kebutuhan materil sangat erat hubungannya dengan pendapatan dalam

memenuhi makanan, pakaian, kesehatan dll. adapaun kebutuhan rohani mencakup

pendidikan, keamanan dan ketenangan hidup.

Desa adalah sektor perekonomian yang mempunyai potensi yang baik bagi

suatu negara. selain itu juga di dalamnya ada banyak sumber-sumber potensi yang

tersedia. Pemberdayaan masyarakat di pedesaan menjadi priotitas pembangunan

ekonomi. Akan tetapi, tingkat kesuksesannya belum tercapai secara maksimal.

Faktor yang paling dominan adalah adanya hambatan masyarakat desa dalam

inovasi dan kreativitasnya dalam memanfaatkan dan mengelola sumber potensi

lokal.

Untuk memanfaatkan potensi lokal diperlukan kinerja yang baik untuk

andil didalamnya, Kinerja merupakan citra pencapaian yang dilakukan dengan

menerapkan kegiatan dan kebijakan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan suatu

kelompok atau organisasi. Secara umum, kinerja karyawan oleh para ahli sering

juga disebut dengan prestasi kerja karena kinerja merupakan perilaku nyata yang

ditampilkan setiap karyawan sebagai prestasi kerja yang dihasilkan. Menurut Riadi

(2020) kinerja adalah kesuksesan individu, kelompok dan unit organisasi dalam

mencapai sasaran strategi yang telah diputuskan sebelumnya untuk perilaku yang

di harapkan.

Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, dalam undang-

undang Nomor 6 tahun 2014 yang berkaitan dengan desa, bahwa pemberdayaan

masyarakat adalah upaya mensejahteraan dan melatih masyarakat mandiri dengan

meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran

serta memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan dan

2
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan priotitas kebutuhan

masyarakat desa. Berbagai cara telah dilakukan pmerintah untuk memajukan

sebuah desar agar tidak selalu tertinggal dan tidak hanya dijadikan sebagai obyek

pembangunan saja. Oleh karena itu, pemerintah melakukan pendekatan baru yang

diharapkan untuk mampu meningkatkan ekonomi masyarakat di pedesaan melalui

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) .

BUMDes adalah organisasi usaha masyarakat yang dikelola oleh

masyarakat dan pemerintah daerah dengan tujuan untuk memperkuat

perekonomian masyarakat dan didirikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

masyarakat, didirikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.

Artinya usaha yang akan dilakukan nantinya dinilai dari motivasi dan keinginan

untuk menciptakan kemajuan di masyarakat. BUMDes diatur oleh masyarakat dan

pemerintah daerah untuk tujuan memperkuat ekonomi masyarakatdan didirikan

sesuai dengan kebutuhan dan hak masyarakat yang disetujui oleh musyawarah

masyarakat dan disetujui oleh anggaran dasar setempat. BUMDes juga berperan

dalam merencanakan perekonomian negara agar dapat dibangun sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan negara yang bertujuan untuk memberdayakan

masyarakat.

Pengembangan BUMDes bertujuan untuk meningkatkan perekonomian

negara. Hampir semua kabupaten di wilayah Jawa Timur memiliki strategi untuk

kemajuan BUMDes. Pelaksanaan BUMdes harus disesuaikan dengan kebutuhan

dan kemampuan masyarakat seperti pengoperasian tempat pembuangan sampah,

distribusi air dari hippam, pengembangan UMKM dan lain-lain. Upaya gagasan

3
pendirian BUMDes diawali dengan peningkatan kapasitas dan kegiatan ekonomi

yang diperlukan untuk beroperasi dan dikendalikan.

Beberapa penelitian terdahulu terkait analisis kinerja BUMDes dalam

kesejahteraan masyarakat, Hayyuna et al. (2016) melakukan penelitian strategi

pengelolaan kekayaan BUMDes untuk meningkatkan pendapatan desa dan

menyimpulkan bahwa strategi pengelolaan yang diterapkan BUMDes di desa

Sekapuk dapat membantu meningkatkan pendapatan desa. Namun

kinerjaBUMDes perlu memperbaiki struktur pemasaran untuk memudahkan

pengenalan produk kepada konsumen baik masyarakat kota maupun masyarakat

luas.

Ramadana et al. (2013) melakukan kajian tentang keberadaan BUMDes

sebagai penggerak perekonomian kota Landungsari. Dalam penelitian ini

terungkap bahwa keberadaan BUMDes di desa Landungsari memiliki organisasi

yang tertata dan terstruktur dengan baik, serta efektif mengeluarkan dana

masyarakat yang diterima dari pemerintah daerah. Namun, BUMDes dibatasi oleh

modal untuk pengembangan usaha komersial yang ada. Dilihat dari kontribusinya

terhadap keberadaan BUMDes dan kinerjanya, termasuk penguatan ekonomi

daerah, BUMDes dinilai bermanfaat dalam menjadikan desa mandiri untuk

mencapai pembangunan, meskipun BUMDes belum cukup untuk memenuhi

peningkatan desa.

Sidiq (2015) melakukan penelitian yang berjudul Menggali Potensi Lokal

Mewujudkan Kemandirian Desa Wisata Bleberan Kabupaten Gunung Kidul,

dalam penelitian ini diungkapkan bahwasanya pada tahun 2010-2014 desa wisata

telah mampu memberikan kontribusi pendapatan asli desa secara signifikan.

Namun, banyak kendala dalam pengembangan desa wisata karena manajemen

4
yang

5
buruk dan dilaksanakan secara samar dan tidak jelas.

Pongangan adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Manyar

Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Secara Geografis Pongangan terletak 5

Km dari pusat kabupaten dan 1 Km ke pusat Gresik Kota Baru, dan luas wilayah

sekitar 1,7 Hektar dan jumlah penduduk 9.609 jiwa. Pongangan mayoritas

penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh pabrik dan daerah yang padat

pemukiman. BUMDes Pongangan didirikan pada tahun 2017 melalui

musyawarahdesa dengan nama BUMDes Makmur Sejahtera. Pada awal berdirinya

BUMDes pada tahun 2017 hingga 2019 hanya mengelola 1 unit usaha pengairan

air melalui usaha Hippam dan unit pembuangan sampah . Namun, sempat adanya

BUMDes Makmur Sejahtera ini tidak berkembang dan tidak ada kemajuan.

Selanjutnya pada tahun 2020 seiring dengan pergantian Kepala Desa bapak

Aaang Chunaifi unit usaha BUMDes bertambah banyak dan BUMdes Makmur

Sejahtera Pongangan mulai berkembang dan semakin maju pesat dengan adanya

banyak program yang sudah di jalankan. BUMDes Makmur Sejahtera Pongangan

juga mendapat penghargaan BUMDes terbaik dan memenangkan beberapa lomba

BUMDes se-kabupaten. Terlihat bahwa keberadaan dan kinerja BUMDes dapat

memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

setempat. Di awal pendiriannya, BUMDes Makmur Sejahtera berharap dapat

memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat Pongangan.

Selain dapat meningkatkan pendapatan awal desa (PADES) yangberguna

untuk pembangunan desa, juga dapat membuka lapangan kerja. Dengan mengelola

kegiatan yang dapat memberikan kesempatan kerja yang baik, maka akan dapat

memberikan kesempatan kerja yang akan mengurangi pengangguran bagi

6
masyarakat Pongangan. Pengembangan kemandirian desa yang dilakukan

BUMDes makmur sejahtera yaitu melalui unit-unit usaha yang dikelola yakni

disajikan dengan tabel 1.1 berikut :

Tabel 1. 1 Unit usaha BUMDes Makmur Sejahtera

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

-Hippam -Hippam -Hippam -Hippam -Hippam -Hippam -Hippam

-Pembuangan -Pembuangan -Pembuangan -Pembuangan -Pembuangan -Pembuangan -Pembuangan

Sampah Sampah Sampah Sampah Sampah Sampah Sampah

-PPOB guwo -PPOB guwo lowo

lowo -Foodcourt guwo

-Foodcourt guwo lowo

lowo -Agen laku pandai

-Agen laku pandai -ATK&foto copy

-ATK&fotocopy -Penyewaan tenda

-ATM center

-Wifi corner

Sumber : BUMDes Makmur Sejahtera desa Pongangan

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa terdapat kenaikan jumlah

unit program BUMdes dari 2017 sampai tahun 2021 program BUMdes Makmur

Sejahtera tidak ada perkembangan dalam menjalankan progress BUMdes hanya

menjalankan 2 unit program BUMDes yaitu hanya ada unit hippam dan unit

pembuangan sampah. Kemudian dimulai pada tahun 2022 ada kemajuan pesat

pada program BUMdes yakni sudah ada banyak tambahan unit program yaitu ada

hippam, unit sampah, PPOb guwo lowo, Foodcourt, Agen laku pandai,

ATK&foto copy. Pada tahun 2023 unit program BUMdes juga semakin

bertambah dengan unit penyewaan tenda, ATM center, serta Wifi corner.

7
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis melalui wawancara

dengan ketua BUMDes Makmur Sejahtera bahwasanya tentang perkembangan

BUMDes dari awal adanya BUMDes Makmur Sejahtera hingga perkembangan

yang terjadi sampai saat ini. Pada tahun 2017, BUMDes Makmur Sejahtera belum

ada dana desa dan belum ada ADD juga sehingga semuanya masih bersifat

swadaya sehingga itu berpengaruh pada keuangan BUMDes untuk pembangunan

program unit. Kemudian, di tahun 2019 mulai ada ADD bahkan setiap tahun

BUMDes mendapatkan dukungan kurang lebih 50 juta untuk mengembangkan

unit. Posisi BUMDes pertama kali dipegang oleh bapak Aang selaku kepala desa

yang saat itu juga menjadi koordinator PNPM mandiri pedesaan, sehingga visi

misi yang lama hanya sebatas tentang seputar simpan pinjam saja.

Kemudian, pada tahun 2022 BUMDes mengganti visi misinya dengan

menyesuaikan kondisi masyarakat yang ada dengan bertahap membangun unit unit

untuk kesejahteraan masyarakat. Peningkatan jumlah SDM dan kinerja BUMdes

juga berpengaruh penting dalam pengembangan serta pembangunan BUMdes

makmur sejahtera. Pada BUMDes 2017 dalam bagan organisasi masih tidak

terstruktur, hanya ada ketua saja yang menjalankan. Namun, BUMDes Makmur

Sejahtera saat ini sudah tersusun secara sistematis dan terstruktur dengan melalui

beberapa evaluasi. Dulu,ketika dipegang oleh kepala desa saat itu menjadi

sekaligus ketua BUMDes juga tidak ada penjaringan ketua dan bendahara

BUMDes, tapi ditahun 2020 dilakukan penjaringan seperti penjaringan perangkat

desa sehingga memang benar benar murni dari hasil seleksi.

Selain itu juga diadakan evaluasi tentang hambatan di periode sebelumnya

untuk mencari jalan keluar dan diselesaikan di periode saat ini. Misalnya pada

8
BUMDes dulunya ada permasalahan air yang sebegitu krusial, lalu di adakan rapat

dan meminta dukungan mulai dari pemerintah desa sampai DPD akhirnya bisa

terselesaikan dengan baik jadi semuanya itu berjalan sefrekuensi sehingga tidak

saling menghambat tapi saling mendukung.

Secara umum semua unit usaha dikelola oleh BUMDes Makmur Sejahtera

berjalan dengan baik melalui sistem swakelola. Perkembangan BUMDes Makmur

Sejahtera ini sangat berpengaruh dalam keberlangsungan perekonomian dan

pertumbuhan masyarakat desa Pongangan. Selain itu, BUMDes Makmur Sejahtera

juga turut andil dalam pembangunan desa Pongangan sehingga dapat mengurangi

ketergantungan terhadap pemerintah dan dapat menjadikan desa Pongangan

sebagai desa yang mandiri. BUMDes Makmur Sejahtera juga memiliki prestasi

yang diraihnya yaitu mendapatkan juara 2 dalam festival BUMdes terbaik dan

UMKM pada bulan April 2022 yang diselenggarakan oleh DPRD kabupaten

Gresik, juara Desember 2022 dalam rangka mengoptimalkan penyelanggaraan

pemerintahan dan pengelolaan peningkatan pelayanan dan lain- lain.

Dalam merintis untuk kemajuan serta perkembangan, BUMDes Makmur

Sejahtera mengikuti Workshop pengelolaan keuangan dan pengembangan usaha

BUMDes yang diadakan kerjasama antara pemerintah kecamatan dan Universitas

Intrenasional Semen Indonesia dengan pengelolaan keuangan yang akuntabel serta

pengembangan usaha yang terarah akan menjadi eksistensi BUMDes semakin

berkembang. Dalam rangka melaksanakan program edukasi keuangan pada

BUMDes, Poltek STAN Jakarta melakukan kunjungan dan pendampingan

keuangan di BUMDes Makmur Sejahtera Pongangan dan memberikan pelatihan

akuntansi untuk bendahara BUMDes Pongangan yang diselenggarakan kerjasama

9
antar dinas PMD kabupaten Gresik dan politeknik keuangan negara STAN dan

masih banyak lagi kegiatan serta pelatihan yang dilakukan oleh BUMDes Makmur

Sejahtera Pongangan dalam upaya perkembangan BUMDes agar semakin maju

dan berkembang pesat.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dari observasi awal yang peneliti

lakukan terdapat lima indikator kinerja yang dijelaskan oleh Bernardin dan Russel

dalam Setiawan (2015) terdiri dari kuantitas, kualitas, ketepatan waktu, hubungan

antar perseorangan dan efektifitas biaya. Yang termasuk dalam indikator pertama,

kuantitas adalah program kerja yang dilakukan selama ini terjadi peningkatan dari

tahun 2017 hingga 2019 hanya dua unit saja yaitu unit hippam dan unit

pembuangan sampah, kemudian pada tahun 2020 hingga saat ini menjadi sembilan

unit program BUMDes yang sudah berjalan.

Kedua, yang termasuk dalam indikator kualitas yaitu tingkat

kesempurnaan dari hasil penyelesaian kegiatan dimana semua unit dari sembilan

program BUMDes Makmur Sejahtera saat ini telah berjalan dengan lancar dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, misalnya pada tahun 2017-2019

masyarakat masih mengalami permasalahan hambatan mengenai hippam dalam

penyaluran air dan pembuangan sampah. Namun, kini sudah tidak ada

permasalahan lagi bahkan saat ini banyak unit program yang dibangun untuk

mensejahterahkan masyarakat desa. Di tahun 2022 BUMDes Makmur Sejahtera

juga meraih prestasi juara 2 dalam festival BUMdes terbaik dan UMKM yang

diselenggarakan oleh DPRD kabupaten Gresik dan meraih juara 3 dalam rangka

mengoptimalkan penyelanggaraan pemerintahan dan pengelolaanpeningkatan

pelayanan.

1
Ketiga, yang termasuk pada indikator ketepatan waktu kegiatan program

BUMDes dapat diselesaikan pada waktu yang ditetapkan bersama dengan

koordinasi struktur pengurus BUMDes. Yakni pada tahun 2022 hingga saat ini

BUMDes Makmur Sejahtera melakukan pembangunan program unit secara

bertahap sesuai dengan kondisi kebutuhan masyarakat sehingga bisa dikatakan

dalam pembangunan program dalam ketepatan waktu yang sudah di targetkan.

Berbeda dengan BUMDes pada tahun 2017 dalam pembangunan program unit

masih terbilang lamban dikarenakan faktor finansial juga faktor SDM sehingga di

tahun 2017 hingga 2019 program unit BUMdes hanya terdiri dari dua unit saja.

Kempat, hubungan antar perseorangan yaitu sesama pengurus bisa saling

menghargai dan bekerja sama, BUMDes Makmur Sejahtera selalu mengadakan

evaluasi terkait hambatan yang ada di setiap periode dengan cara musyawarah

untuk mencari jalan keluar disetiap permasalahan yang ada seperti

padapermasalahan unit Hippam di tahun 2017 hingga 2019, BUMDes makmur

sejahtera mengadakan rapat dengan pemerintah desa hingga DPD. Sehingga

hubungan antar SDM saling mendukung satu sama lain.

Kelima, yang termasuk pada indikator efektivitas biaya sumber daya

organisasi seperti teknologi, keuangan, dan manusia dapat di manfaatkan

semaksimal mungkin yakni pada tahun 2017 hingga 2019 BUMDes Makmur

Sejahtera dalam struktur organisasi SDM masih tidak terstruktur dan dijalankan

dengan satu ketua saja yakni Kepala desa merangkap sebagai direktur BUMDes

tanpa ada sekretaris maupun bendahara. Kemudian ada juga pada kendala

finansial yang dimana BUMdes masih belum terfasilitasi dana oleh pemerintah.

Sehingga sudah terlihat jelas dalam pengembangan BUMDes dikala itu sulit.

1
Berbeda dengan tahun 2020 hingga saat ini BUMDes Makmur Sejahtera

sudah mulai terstruktur dan tersusun secara sistematis dalam hal SDM organisasi.

Di tahun tersebut juga BUMDes mulai mendapatkan dana dari pemerintahan

sehingga BUMDes Makmur Sejahtera bisa lebih berkembang dengan baik.

Menurut undang-undang pasal 15 Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 2021

bahwa pelaksana operasional, penasehat, dan pengawas BUMDes adalah susunan

organisasi BUMDes, dimana perangkat desa tidak diperbolehkan untuk menjadi

direktur BUMDes. Tetapi pada tahun 2017 hingga 2019 Kepala desa merangkap

menjadi ketua BUMDes dimana seharusnya perangkat desa tidak di perbolehkan

merangkap menjadi pengurus BUMDes. Namun, saat ini sudah menjadi lebih baik

dan terstruktur secara sistematis sehingga Kepala desa tidak lagi merangkap

jabatan lagi menjadi direktur BUMDes.

Berdasarkan observasi awal diatas, maka peneliti tertarik untuk

menganlisis lebih lanjut mengenai bagaimana kinerja pengurus BUMDes yang

baru dari tahun 2020 hingga saat ini. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “

Analisis Kinerja Pengurus BUMDes Makmur Sejahtera dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian obeservasi yang telah ditelaah makan penelitian ini

merumuskan permasalahan yaitu “Bagaimana Kinerja Pengurus Badan Usaha

Milik Desa ( BUMDes) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”

1.2 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui kinerja BUMDes dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

1
desa Pongangan.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan siswa dengan informasi dan

pengetahuan, khususnya tentang Bumdes dalam kesejahteraan masyarakat.

2. Manfaat Praktis

A. Bagi Akademik, bagi perguruan tinggi hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi acuan civitas akademik Universitas Muhammadiyah

Gresik.

B. Bagi pemerintah desa, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran

masukan yang positif bagi pemerintah desa Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes).

C. Bagi masyarakat dan pihak-pihak yang terkait, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan pemahaman dan acuan terhadap potensi desa.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Pada bab ini akan menjadi salah satu acuan dalam proses penelitian,

sehingga penulis dapat menjadikan gagasan yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian dari penelitian sebelumnya yang dilakukan. Namun

demikian, penulis banyak mengangkat kajian sebagai referensi untuk

menambah bahan kajian dan penelitian. Berikut penelitian yang telah relevan

dilakukan peneliti sebelumnya, antara lain :

Pertama, penelitian dengan judul Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Gerbang Lentera Sebagai Penggerak Desa Wisata Lerep

yang telah dilakukan penelitian oleh Ahmad Nur Ihsan dari Universitas

Diponegoro pada Vol 7, No 04 tahun 2018 dengan metode penelitian

deskriptif kualitatif menyatakan bahwa keberhasilan BUMDes Gerbang

Lentera karena sumber daya yang baik. Ada dukungan yang baik dari

pemerintah daerah, pemerintah daerah dan provinsi dan pemerintah federal

juga dengan adanya keterlibatan masyarakat yang kuat. Dari sumber daya

alam, sumber daya manusia dan potensi desa yang lainnya.

Kedua, penelitian berjudul Analisis Kinerja BUMDes di Kabupaten

Lumajang yang telah dilakukan penelitian oleh Ach Qosim dari Universitas

Jember pada Volume II (1): 10-17 tahun 2017 dengan metode penelitian

analisis deskriptif menyatakan bahwa faktor kunci penentu merupakan tata

kelola kelembagaandalam kesuksesan usaha dari setiap jenis BUMDes.

Keberlanjutan pada BUMDes sangat dipengaruhi jangkauan skala usaha.

1
Melalui interaksi sosial dan kearifan lokal, BUMDes lebih kuat dan berkelanjutan

dibandingkan BUMDes yang lahir dari campur tangan pemerintah dari atas.

Ketiga, penelitian berjudul Keberadaan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Sebagai Penguat Ekonomi Desa (Studi di Desa Landungsari,

Kevamatan Dau, Kabupaten Malang) yang telah dilakukan penelitian oleh

Coristya Berlian Ramadana dan Heru Ribawanto dari Universitas Brawijaya

Malang pada Vol.1 No.6 tahun 2013 dengan menggunakan metode deskriptif

kualitatif mengatakan bahwa keberadaan badan usaha milik masyarakat di desa

Landungsari sebagai penguatan ekonomi masyarakat melalui pembentukan,

pemerataan pendapatan, pengembangan usaha dan pelayanan utama. Keberadaan

BUMDes adalah untuk memperkuat perekonomian daerah melalui sumber

pembiayaan untuk meningkatkan pendapatan daerah, memenuhi kebutuhan daerah

dan mengembangkan masyarakat mandiri.

Keempat, penelitian berjudul Efektivitas BUMdes Dalam Meningkatkan

Masyarakat di Desa Lenganeng Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan

Sangihe yang telah dilakukan penelitian oleh Sasauw, Gosal dan Waworundeng

pada Vol.1 No.1 tahun 2018 dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif

menyatakan bahwa pencapaian tujuan BUMDes sangat baik, artinya BUMDes

terus bekerja, dan struktur organisasi yang terus meningkat setiap tahunnya.

Kemampuan masing-masing pengurus BUMDes dalam menjalankan berbagai

tugas dan tugas sesuai perannya sudah efektif, yang ditunjukkan dengan dampak

langsung kepada masyarakat yang diuntungkan dengan kehadiran lembaga

masyarakat meskipun belum menyentuh masyarakat desa secara keseluruhan

pada umumnya.

Kelima, penelitian berjudul Analisis kinerja BUMDes Mitra Sehati desa

1
Tandan Sari Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar yang telah dilakukan

penelitian oleh Hanna Indria dari Universitas Islam Negeri Syarif Kasik Riau pada

tahun 2021 menyatakan faktor yang mendukung efisiensi operasional BUMDes

adalah modal finansial yaitu BUMDes menerima modal dari daerah yang

modalnya besar, modal sumber daya manusia yang berkapasitas untuk dapat

memberikan pelayanan sebaik yang dibutuhkan oleh kebutuhan masyarakat, serta

modal sosial dimana masyarakat atau penerima manfaat BUMDes Mitra Sehati

adalah orang yang patuh dan antusias yang mendapatkan pekerjaan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan usaha BUMDes Mitra Sehati.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kinerja

A. Pengertian Kinerja

Secara umum pengertian kinerja merupakan kualitas dan

kuantitaspekerjaan dalam menjalankan tanggungjawab dan tugasnya sebagai

pegawai sesuai dengan pekerjaan yang ditugaskan atau didelegasikan kepadanya.

Menurut Sinaga et al (2020), konsep kinerja adalah karena seseorang yang telah

melakukan pekerjaan dan penyelesaiantugas yang diberikan kepadanya didasarkan

pada kemampuan, pengalaman, kesungguhan dan waktu. Kinerja merupakan hal

yang sangat penting dalam perusahaan untuk dapat mencapai tujuan yang

diinginkan dengan memiliki sumber daya manusia yang baik.

Menurut Mangkunegara (2016), secara kuantitas dan kualitas, pekerjaan

dilakukan berdasarkan hasil pekerja yang melakukan pekerjaannya sesuai dengan

pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Menurut Abdurrahman dkk (2019) bahwa

kinerja adalah karena pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dan pelaksanaan

1
semua pekerjaannya dan merupakan gabungan dari tiga faktor penting yaitu

kemampuan dan minat karyawan, kemampuan dan minat. dalam mendefinisikan

peran, tanggung jawab dan tingkat motivasi karyawan. Berdasarkan dari pendapat

beberapa ahli diatas bahwasanya yang di maksud kinerja merupakan hasil yang

diperoleh baik berupa produk maupun berupa jasa, yang sering dijadikan sebagai

evaluasi diri pegawai atau organisasi terhadap tugas-tugas penting yang

ditunjukkannya. pengetahuankaryawan tentang pekerjaannya. Semakin tinggi

tingkat dan kualitas pekerjaan, kinerja tinggi. Bekerja sebenarnya atau hakikat

kinerja adalah jenis pekerjaan yang dilakukannya dalam bidang organisasi

tempatnya bekerja.

Menurut Bernardin dan Russel dalam Setiawan (2015) beberapa indikator

untuk dijadian pedoman dalam menilai kinerja organisasi antara lain :

1. Kuantitas

Kuantitas adalah hasil yang berwujud seperti mata uang, jumlah sikluskegiatan,

dan jumlah unit yang telah diselesaikan.

2. Kualitas

Kulitas merupakan proses penyelesaian dari suatu kegiatan yang hampir

mencapai tujuan.

3. Ketepatan waktu

Pekerjaan dapat terlaksanakan atau hasil kinerja dapat diperoleh di awal

waktuyang ditentukan dan pengolahan serta hasil produk lainnya serta

menambah waktu yang tersedia untuk tugas lainnya

4. Efektifitas biaya

Efektifitas merupakan tingkat sumber daya dalam organisasi baik berupa orang,

1
uang, sumber daya, dan teknlogi yang mendapakan nilai tinggi atau yang dapat

mengurangi jumlah kegurian dari tiap unit penggunaan sumber daya yang

dipakai.

5. Hubungan antar perseorangan

Tingkat di mana seorang karyawan mampu mengembangkan rasa hormat, niat

baik, dan kerja sama di antara karyawan dan bawahan lainnya.

Berdasarkan hasil uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

capaian oleh setiap orang yang bekerja dalam pelaksanaan

pekerjaan/pekerjaannya, dimana pegawai tersebut dapat menggunakan segala

pengetahuan yang dapat dilakukannya bagi pegawai atau pegawai yang

berkualitas, kinerjanya diukur terhadap kecakapan dan kualitasnya selalu dalam

melakukan pekerjaannya.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 30 Tahun 2019 tentang

evaluasi kinerja pegawai yang berupaya memastikan sasaran pembinaan PNS

didasarkan pada sistem operasional dan sistem operasional. Evaluasi dapat

dilakukan atas dasar rencana kinerja pada tingkat masing-masing individu dan

pada tingkat unit organisasi, dengan memperhatikan tujuan, pencapaian, hasil dan

manfaat yang diperoleh, serta perilaku pegawai. Dalam proses evaluasi kinerja

terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja itu sendiri. Menurut

Mangkunegara (2016) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:

A. Kemampuan psikologis, pegawai dapat memenuhi kemampuan di atas rata-rata

(IQ 110-120) dan didikan yang baik sebagai bekal dan keterampilan bekerja

setiap hari, sehingga mudah baginya untuk mendapatkan target pekerjaan yang

diharapkan. Oleh karena itu, karyawan harus dipekerjakan sesuai dengan


1
keahliannya.

B. Motivator dibentuk oleh perilaku pengguna terhadap situasi. Motivasi adalah

kondisi yang memungkinkan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.

Sikap adalah sifat mental yang memotivasi seorang karyawan untuk berusaha

mencapai tingkat kinerja yang tinggi. Perilaku mental pengguna harus siap dan

psikofisik (persiapan fisik pikiran, tujuan dan situasi). Ini berarti bahwa

karyawan harus siap secara fisik dan mental serta memahami maksud

dantujuan utama dari tugas yang dihadapi. Mampu menghadapi masalah dan

memecahkan masalah dalam lingkungan organisasi.

Dari segi konsep efisiensi menunjukkan bahwa karakteristik individu

seperti kepribadian, usia dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, ras, status

ekonomi dan sosial, pengalaman langsung, akan menentukan kualitas kerja dan

produksi, baik individu maupun organisasi. Meskipun akan mempengaruhi

kepuasan pelanggan. Selain pengaruh lingkungan, karakteristik individu juga

mempengaruhi karakteristik organisasi seperti visi, pelatihan, seleksi, pelatihan

kinerja, dan penghargaan.

Kinerja karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor, binternal maupun

eksternal. Faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut :

1. Faktor Personal/Individual

Faktor pribadi merupakan faktor yang berasal dari diri seseorang itu sendiri,

seperti ketrampilan, kepercayaan diri, komitmen, motivasi, dan pengetahuan.

2. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dari pemimpin mendorong karyawan untuk berkerja,

seperti motivasi, arahan yang benar, dan dorongan yang diberikan seorang

1
pimpinan kepada bawahan.

3. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang nyaman memberikan dampak positif untuk karyawan,

dan bersemangat untuk melakukan perkejaan memberikan hasil yang terbaik.

4. Sistem Perusahaan

Sistem yang ditetapkan berdampak besar pada kinerja, seperti sistem kerja,

penghargaan, ruang kerja, dan budaya kerja.

5. Faktor Kontekstual/Situasional

Faktor kontekstual merupakan faktor yang berasal dari lingkungan internal dan

eksternal, seperti tekanan dalam bekerja dan lingkungan rumah.

C. Penilaian Kinerja

Penilaian adalah Proses atau kegiatan kelompok dan individu sebuah

perusahaan untuk mengevaluasi kinerja karyawan, membandingkan hasil

pekerjaan yangdilakukan pada waktu tertentu dalam sehari, yang digunakan dalam

kinerja. Penilaian kinerja dikenal sebagai penilaian pekerja. Penilaian kinerja

adalah sebuah proses di mana kinerja dievaluasi, dikembangkan, dan hasil dari

proses ini dikomunikasikan dengan karyawan itu sendiri. Evaluasi kinerja

merupakan hasil evaluasi yang sistematis didasarkan pada indikator kinerja, yaitu

indikator masukan, keluaran, hasil, keuntungan dan dampak. Definisi dan

pengertian penilaian kinerja menurut beberapa para ahli dari sumber buku :

A. Menurut Hasibuan & Afrizal (2019) mendefinisikan evaluasi kinerja sebagai

tugas bagi manajer untuk mengevaluasi perilaku prestasi karyawan mengikuti

penentuan kebijakan masa depan.

B. Menurut Priyono & Darma (2016) evaluasi jabatan adalah suatu proses yang

2
dilakukan di perusahaan untuk mengevaluasi karyawan dan kontribusi serta

kepentingan karyawan.

C. Menurut Widodo (2016) bahwa metode yang digunakan untuk mengukur dan

mengevaluasi kinerja setiap individu, evaluasi kinerja menjawab pertanyaan

yang berkaitan dengan kinerja pegawai yang bekerja pada kurun waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peniliaan kinerja

adalah salah satu metode yang umum digunalan dalam menilai dan mengevaluasi

kinerja yang dilakukan agar karyawan mengetahui apa yang diharapkan atasan

agar lebih memahami satu sama lain. Serta menitikberatkanpada evaluasi sebagai

proses

mengukur seberapa besar hasil yang didapatkan untuk mencapai tujuan.

D. Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan penilaian kinerja adalah salah satu fungsi manajemen personalia

yang digunakan untuk memantau sejauh mana seorang pegawai mampu

melaksanakan tugasnya. Menurut Kasmir (2016), evaluasi kinerja organisasi

memiliki beberapa tujuan yaitu:

a. Perubahan upah

b. Daftar ketrampilan karyawan

c. Perencanaan dan pengembangan karir

d. Meningkatkan kualitas layanan

e. Keputusan pembayaran

f. Kesempatan kerja

g. Budaya kerja

h. Tambahan penalti dalam penerapan sanksi

i. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan

2
j. Hubungan yang baik untuk atasan dan bawahan

Banyak perusahaan berusaha mencapai tujuan menjadi posisi terbaik dan

paling dapat diandalkan di bidangnya. Karena sangat tergantung pada

implementasinya, yaitu pada karyawan untuk dapat mencapai tujuan yang

ditetapkan oleh organisasi. Fungsi penilaian kinerja itu sendiri adalah untuk

mengukur kinerja setiap pegawai dalam mengembangkan dan meningkatkan

kualitas pekerjaannya sehingga dapat diambil langkah-langkah yang efektif,

misalnya melalui pelatihan atau perbaikan yang terus menerus, atau perbaikan

pekerjaan yang dianggap belum sesuai deskripsi pekerjaan. Dari beberapa uraian

di atas dapat diketahui bahwa tugas evaluasi kinerja, yang merupakan hasil kerja

seseorang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dalam pemenuhan tugas dan

tanggung jawabnya. Diketahui pula bahwa banyak hal baik internal maupun

eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Perusahaan juga

sering melakukan evaluasi kinerja karyawan untuk melihat keberatan karyawan

tersebut. Beberapa indikator kunci digunakan dalam evaluasi. Penilaian kinerja

juga dapat memberikan manfaat yang sama bagi perusahaan sehingga perusahaan

dapat terus berkembang dan meningkatkan kinerja karyawan.

2.2.2 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

A. Pengertian BUMDes

Badan Usaha Milik Desa merupakan lembaga ekonomi desa yang

berbadan hukum yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah desa, yang dikelola

secara ekonomi secara mandiri dan profesional sehingga seluruh atau sebagian

besar modalnya merupakan kekayaan desa yang terpisah.. BUMDes sendiri

bertujuan untuk menghasilkan manfaat yang dapat memperkuat masyarakat

berpenghasilan

2
rendah (PADes), meningkatkan perekonomian daerah dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan undang-undang pemerintah 72 tahun

2005 tentang masyarakat pasal 78 ayat (1) BUMDes merupakan salah satu upaya

untuk mengatasi permasalahan yang timbul di masyarakat, khususnya di bidang

kesejahteraan.

Badan Usaha Milik Daerah adalah jenis usaha dalam jenis kegiatan

ekonomi perkotaan seperti usaha jasa, distribusi sembilan barang, perdagangan

hasil pertanian, serta usaha manusia dan kerajinan. Modal BUMDes berasal dari

pemkot, keuangan pemkot, bantuan pemerintah, pemda dan pemkab/pemkot,

pinjaman, kerjasama bisnis dengan pihaklain. Modal lainnya dapat berasal dari

dana program pemerintah yg diserahkan kepada desa atau masyarakat melalui

pemerintah desa. Berikut adalah prinsip menurut Yabbar&Hamzah (2016) :

1. Kerjasama, BUMDes dapat melakukan kerjasama dengan BUMD lain atau

pihak lain untuk mengembangkan BUMDes.

2. Partisipatif, pengelolaan BUMDes tidak hanya untuk kelompok tertentu, tetapi

masyarakat desa dilibatkan dalam pembelian, produksi, pemasaran, penjualan

dan lainnya.

3. Secara emansipatif, pembentukan BUMDes tidak hanya didorong oleh

kelompok tertentu, tetapi juga melibatkan perempuan, kelompok miskin,

difabel dan lainnya.

BUMDes merupakan badan usaha sosial yang mengasosiasikan diri dengan

kesejahteraan masyarakat melalui komitmennya untuk menyediakan pekerja

sosial. Pada saat yang sama, sebagai perusahaan komersial, ia mencari keuntungan

dengan menawarkan sumber daya lokal ke pasar. Dalam menjalankan tugasnya

prinsip

2
efisiensi akan selalu ditekankan. Ciri utama BUMDes menurut Prasetyo (2019) :

1. Badan usaha ini dimiliki dan dioperasikan bersama oleh masyarakat

2. Modal desa adalah 51% dari masyarakat dan 49% melalui penyertaan (saham).

3. Filosofi bisnis yang berakar pada budaya lokal digunakan dalam karyanya

4. Bidang usaha yang diisi tergantung kapasitas dan informasi pasar

5. Manfaat yang dicapai adalah promosi kepentingan anggota dan masyarakat

melalui kebijakan komunitas

6. Didukung oleh pemerintah daerah, pemerintah daerah dan pemerintah daerah

7. Kerjasama antara BPD, pemerintah daerah dan instansi

yang bertanggungjawab.

B. Tujuan BUMDes

Tujuan BUMDes menurut Peraturan Menteri Kependudukan,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Migrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang

Pendirian, Pengelolaan dan Pengawasan serta Pembubaran Lembaga

Kemasyarakatan adalah:

a. Meningkatkan dalam perekonomian desa

b. Mengelola kekayaan atau alat desa dengan cara yang bermanfaat bagi

masyarakat

c. Meningkatkan upaya masyarakat dalam mengelola potensi ekonomi masyarakat

d. Menyusun rencana kemitraan usaha dengan masyarakat atau pihak lain

e. Ciptakan peluang pemasaran dan jaringan yang memenuhi kebutuhan Anda

f. pelayanan publik pedesaan

g. Lowongan untuk warga desa

h. peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik,

2
pembangunan dan penyelenggaraan perekonomian nasional dan

i. Meningkatkan pendapatan desa dengan pendapatan asli desa.

Kemudian, peraturan pemerintah nomor 11 tahun 2021 menyebutkan

bahwa organisasi BUMDes melengkapi organisasi BUMDes yang terdiri dari

perundingan/perundingan antar desa, penasehat, pelaksana aktif dan pengawas.

Selain itu, BUMDes memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan kegiatan usaha ekonomi melalui pengelolaan usaha dan

pengembangan investasi serta produktivitas ekonomi dan potensi desa.

b. Penyelenggaraan pelayanan publik melalui penyediaan barang dan/atau jasa,

serta pemenuhan kebutuhan umum masyarakat desa dan pengelolaan

persediaan pangan desa.

c. Memperoleh laba atau jaring untuk meningkatkan pendapatan awal negara dan

meningkatkan nilai sumber daya ekonomi negara

d. Pemanfaatan barang milik desa untuk menciptakan nilai tambah bagi barang

milik desa dan

e. Pengembangan ekosistem ekonomi digital desa.

C. Dasar Hukum BUMDes

Pendirian Badan Usaha Desa (BUMDes) mengacu pada dasar hukumsebagai

berikut:

1. UU Desa No.6 Tahun 2014

2. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang Aturan Pelaksanaan UU Desa

Tahun 2014 Nomor 6

3. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan

2
Pelaksanaan Desa Nomor 6 Tahun 2014.

4. Peraturan Menteri Desa Tahun 2015 Nomor 4 tentang Pendirian, Pengurusan

dan Pengakhiran Badan Usaha Desa. Pendirian BUMDes merupakan otonomi

desa berdasarkan prakarsa desa sesuai dengan kemampuan, kebutuhan

dankeadaan desa setempat.

Pendirian BUMDes ada dalam UU Desa no. 6 Tahun 2014 tentang Desa,

PP No 43 Tahun 2014, Peraturan Pelaksanaan Desa No 6 Tahun 2014, Peraturan

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Migrasi No. 4 Tahun 2015

tentang Pendirian, Pengurusan dan Pemberhentian Badan Usaha Desa, dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Perekonomian

Desa.

2.2.3 Kesejahteraan Masyarakat

A. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat

UU Jaminan Sosial No. 11 Tahun 2009, kesejahteraan masyarakat adalah

keadaan terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial masyarakat agar

dapat hidup dan berkembang dengan baik, sehingga dapat mengatur

kehidupannya. Kesejahteraan masyarakat memiliki dua kata yaitu kesejahteraan

dan masyarakat. Kemakmuran adalah “sesuatu dalam keadaan sejahtera, selamat,

aman dan damai (kegembiraan hidup dan sebagainya), kemakmuran.

Menurut Rosni (2017), Kesejahteraan dapat diartikan secara luas,

mengartikan kesejahteraan sebagai kemakmuran, kebahagiaan dan kualitas hidup

manusia pada tingkatan individu, kelompok atau masyarakat.

Menurut BAPPENAS, kesejahteraan didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana

individu atau kelompok laki-laki dan perempuan dapat mewujudkan hak dasarnya

2
untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang lebih bermartabat

dan berkualitas, sebagaimana didefinisikan oleh Program Pembangunan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), mendefinisikan kemampuan untuk

memperluas pilihan hidup, termasuk penelitian tentang partisipasi dalam

pengambilan keputusan publik.

Oleh karena itu, dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kesejahteraan masyarakat adalah keadaan yang berkaitan dengan keadaan hidup

masyarakat yang tercermin dalam gaya hidup masyarakat. Sukses bukan berarti

kekayaan. Namun, yang terbaik adalah kondisi material dan spiritual seimbang

dengan sumber daya yang tersedia. Semua keinginan manusia harus memenuhi

dua kebutuhan dasar ini, untuk memiliki ketertiban dalam kehidupan pribadi dan

kepentingan yang luas dalam bentuk masyarakat.

B. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

Kesejahteraan masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

mempengaruhi perkembangan kesejahteraan. Banyak faktor yang mempengaruhi

kesejahteraan sosial, antara lain:

1. Keadaan rumah tempat mereka tinggal.

2. Ada listrik dan air bersih

3. Keadaan umum infrastruktur.

4. Tingkat pendapatan Banyak faktor penting yang mempengaruhi perkembangan

masyarakat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi rumah yang dihuni,

ketersediaan listrik dan air bersih, adanya sarana dan jembatan yang layak, serta

tingkat pendapatan per orang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

2
kesejahteraan masyarakat. Pendapatan per kapita dapat digunakan untuk tiga

tujuan:

a. Menentukan tingkat kesejahteraan yang dicapai negara pada tahun tertentu.

b. Menggambarkan kecepatan atau laju perkembangan perekonomian dunia dan

berbagai negara.

c. Menunjukkan perkembangan perbedaan dari berbagai negara. Pentingnya

kontribusi informasi yang diterima oleh setiap orang menjadi berkurang, dan

perlu juga dipahami bahwa pendapatan per kapita sebagai indikator kemajuan

dan tingkat pembangunan mengandung banyak kelemahan dalam

pembangunan ekonomi dan kelemahan statistik dalam proses dan

perhitungannya dalam pendapatan per kapita.

Namun selain itu banyak juga faktor yang sangat penting untuk

menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat, yaitu faktor non ekonomi. Faktor

non ekonomi yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat adalah pengaruh

budaya terhadap kehidupan masyarakat, iklim dan lingkungan, serta kebebasan

bertindak dan berbicara atau berpendapat. Sejumlah faktor lain yang

mempengaruhi tingkat kesejahteraan, yaitu:

1. Struktur umur penduduk. Ukuran lain dari kesejahteraan penduduk suatu

negara, yang tidak hanya dilaporkan dari sisi pendapatan, sangat bervariasi.

Misalnya umur panjang.

2. Pembagian Pendapatan Masyarakat

Untuk mengkaji setiap tingkat pendapatan, tidak cukup menilai kesejahteraan

masyarakat saja, tetapi kita harus memperhatikan distribusi pendapatan antar

masyarakat. Perkembangan negara-negara maju telah menunjukkan bahwa

2
perkembangan ekonomi pada akhirnya mengikuti distribusi pendapatan.

Perkembangan di banyak negara berkembang menunjukkan bahwa dalam

prosesnya distribusi pendapatan menjadi semakin timpang.

3. Model pengeluaran sektor publik.

Distribusi pengeluaran sektor publik merupakan salah satu kriteria untuk

menilai kesejahteraan masyarakat.

4. Komposisi pendapatan nasional.

Dua orang dengan pendapatan per kapita yang sama akan memiliki tingkat

kesejahteraan yang sangat berbeda jika komposisi output nasionalnya sangat

berbeda. Tingkat kesejahteraan negara lebih lemah dari pendapatan per kapita,

jika bagian negara dari pendapatan rencana pertahanan dan ekonomi

lebihtinggi dari negara lain dengan tingkat pendapatan yang sama.

4. Perbedaan waktu luang

Ketidaksempurnaan pendapatan perkapita sebagai alat pembanding

kesejahteraan sosial disebabkan oleh perbedaan harapan hidup masyarakat yang

berbeda. Pendapatan per kapita meningkat, berbanding terbalik dengan waktu

luang Kemakmuran terjadi ketika waktu luang dan pendapatan berbanding

lurus.

5. Status pengangguran

Selain meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat, tujuan penting

pembangunan ekonomi adalah penciptaan lapangan kerja. Pembangunan

ekonomi terapan tidak harus mampu menurunkan tingkat pengangguran.

E. Indikator Kesejahteraan

Indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau informasi.

Mendapatkan kesejahteraan memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak

2
mungkin untuk mencapainya, tidak perlu melakukan yang tidak baik, karena

masih banyak yang harus dilakukan untuk mendapatkan kesejahteraan, sehingga

perlu memperhatikan indikator kesejahteraan. Indikator kesejahteraan meliputi :

1. Jumlah dan distribusi pendapat

Hal ini terkait dengan masalah keuangan yang terkait dengan pekerjaan,

kondisi bisnis dan faktor ekonomi lainnya. Memberikan pelayanan sangat

penting untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Tanpa semua ini, mustahil

bagi seseorang untuk maju. Tanda bahwa kehidupan masyarakat masih kurang

baik adalah uang dan distribusi pendapatan. Peluang kerja dan peluang usaha

penting bagi masyarakat untuk menghidupkan kekayaan perekonomian yang

pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatannya, masyarakat dapat

melakukan transaksi ekonomi.

2. Pendidikan lebih mudah diakses

Pendidikan yang mudah dan terjangkau adalah dambaan setiap orang. Dengan

bantuan beasiswa yang sederhana dan murah, setiap orang bisa mendapatkan

pendidikan setinggi mungkin. Pendidikan tinggi meningkatkan kualitas

personel. Dengan demikian kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang

baik semakin terbuka, sehingga kesejahteraan masyarakat tercermin dari

kemampuan mereka untuk mengenyam pendidikan dan dapat menggunakan

pendidikan tersebut untuk mendapatkan hal-hal yang dibutuhkan dalam

kehidupannya di masa depan.

3. Meningkatkan mutu dan pemerataan kesehatan

Kesehatan merupakan sumber penghidupan dan pendidikan, sehingga masalah

kesehatan ini diputuskan sebagai tugas utama pemerintah. Sulit bagi orang

sakit

3
untuk memperjuangkan kesejahteraannya. Jumlah dan jenis pelayanan

kesehatan harus banyak. Mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan tidak

dibatasi oleh jarak dan waktu. Mereka dapat mengakses layanan kesehatan

yang terjangkau dan berkualitas setiap saat.

4. Banyak informasi yang harus digunakan untuk menunjukkan kekayaan dan

taraf hidup yang dicapai oleh rakyat negara tersebut.

Kesejahteraan masyarakat bergantung pada pencapaian dan pemeliharaan

lima tujuan dasar: agama, kehidupan, keluarga, kekayaan dan kecerdasan, atau

akal sehat. Kunci untuk menetapkan kelima tujuan utama tersebut adalah dengan

memenuhi tingkat pertama, yaitu kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan.

Kemakmuran tercapai ketika masyarakat setempat menunjukkan informasi, yaitu

berapa banyak uang yang diterima masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

pengemudi, detik dan lainnya. Dalam masyarakat, uang didistribusikan secara

adil, sehingga tidak ada kecemburuan sosial. Pendidikan sederhana dan murah

agar masyarakat memiliki tatanan kehidupan yang sempurna yang meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kesehatan dan pemerataan serta akses

terhadap fasilitas masyarakat seperti panti jompo. dan pusat kesehatan setempat.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa indikator kesejahteraan di atas menjadi

faktor penentudalam upaya semua pihak untuk mencapai kesejahteraan

sedemikian rupa sehingga tercapai kesejahteraan semua.

3
2.3 Kerangka Penelitian

Analisis kinerja pengurus BUMDES Makmur Sejahtera dalam meningkatkan


Kesejahteraan masyarakat

Indikator kinerja menurut Bernadin&Russel dalam Setiawan (2015)


kuantitas
kualitas
ketepatan waktu
efektivitas biaya
hubungan antar perseorangan

Mencapai hasil kinerja yang baik dari Badan Usaha Milik Desa Makmur Sejahtera Desa Pongangan

2. 1 Gambar Kerangka Penelitian

3
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Menurut

Sugiyono bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian

berdasarkan filosofi postpositivisme sering digunakan untuk melakukan

penelitian dalam kondisi objektif naturalistik dimana peneliti bertindak

sebagai objek utama, penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna

daripada generalisasi.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di kantor BUMDes Makmur Sejahtera, di Jl. KH.

Syafii Pongangan Krajan Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

3.3 Unit Analisis

Menurut Sugiyono (2017:242), unit analisis data adalah bidang studi, yang

dapat berupa individu, kelompok, objek atau aktivitas sosial seperti aktivitas

individu atau kelompok sebagai subjek penelitian. Peneliti melakukan unit

penelitian dengan menggunakan observasi objektif, yaitu metode observasi

yang mempunyai asumsi tertentu yang dibuat berdasarkan ciri-ciri yang

dikatakan dan hal-hal yang terfokus pada angka-angka yang disesuaikan

dengan masalah penelitian. Penentuan kriteria tersebut karena peneliti

memiliki beberapa ide dalam menggambar sampel. Berdasarkan penjelasan

dari unit analisis diatas, maka penulis memilih yang menjadi informan

dalampenelitian ini adalah bapak Eko Nurul As-Shidiq selaku direktur

BUMDes Makmur Sejahtera desa Pongangan.

3
3.4 Jenis Data

Data adalah fakta yang peneliti kumpulkan untuk memecahkan masalah

atau menjawab pertanyaan penelitian. Menurut Sugiyono (2017), data dapat

dikumpulkan dalam situasi, sumber, dan metode yang berbeda. Dilihat dari

struktur ini, informasi dapat dikumpulkan di alam, menggunakan metode

laboratorium dan eksperimental di tempat komersial, di rumah berbagai

responden, di seminar, diskusi, di jalan, dll. Bergantung pada sumber datanya,

data primer dan data sekunder dapat digunakan dalam pengumpulan data.

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2017), sumber data primer adalah sumber data yang

secara langsung menyediakan pengumpulan data. Peneliti dapat merekam

audio dan menyimpan data. Dalam penelitian ini data primer berupa hasil

wawancara dengan informan Ketua atau Direktur BUMDes yaitu bapak

Eko As-Siddiq di kantor BUMDes Makmur Sejahtera desa Pongangan.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2017) sumber data sekunder adalah sumber data yang

tidak menyediakan data secara langsung kepada pengumpul data, seperti

dari pihak ketiga atau dari dokumen. Data sekunder diperoleh dari buku,

artikel, jurnal, buku dan bacaan terkait keunggulan bersaing berkelanjutan.

3.5 Sumber Data

Jenis penelitian ini mengharuskan peneliti untuk terjun langsung ke tempat

penelitian untuk melakukan penelitian dan memperoleh data yang sebenarnya

terkait dengan penelitian ini melalui wawancara tatap muka dimana sumber

informasi yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder.

3
Data primer adalah informasi yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari

sumber primer. Kemudian data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari

buku- buku ilmiah atau buku teks, untuk mendukung pembahasan pendapat

ahli.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data sangat bergantung

pada kualitas dan kelengkapan data yang dihasilkan. Pertanyaan yang selalu

diperhatikan adalah apa, siapa, kapan, dimana , dan bagaimana. Sejumlah

metode atau teknik pengumpulan data digunakan untuk menghasilkan dan

mengumpulkan data untuk memecahkan masalah penelitian:

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana, wawancara dapat

dikatakan sebagai fungsi atau proses interaktif antara pewawancara dengan

sumber informasi atau yang diwawancarai melalui komunikasi langsung.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menangkap pikiran, perasaan,

emosi dan lainnya yang berhubungan dengan orang- orang dalam

organisasi. Wawancara memungkinkan peneliti memperoleh lebih banyak

informasi, sehingga peneliti dapat memahami budaya melaluibahasa, dan

ekspresi otoritas dari sumber dapat mengklarifikasi yang tidak diketahui.

Oleh karena itu, saat melakukan wawancara, peneliti menyiapkan

instrumen survei sebagai draf pertanyaan wawancara.

3
2. Observasi

Menurut Zainal Arifin (2018), observasi atau pengamatan adalah suatu

proses yang diawali dengan observasi kemudian secara logis, objektif dan

logis memproses berbagai jenis fenomena yang terjadi dalamsituasi nyata

dan artifisial. Jenis observasi adalah observasi terstruktur, observasi

partisipan, dan observasi non partisipan. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan uji coba terkontrol secara acak. Observasi terstruktur adalah

metode observasi di mana peneliti sudah tahu persis apa yang harus dicari.

3. Dokumentasi

Menurut Yusuf (2014), metode dokumenter adalah proses pengumpulan

data yang digunakan untuk membuat catatan sejarah. Rekaman kelompok

orang, peristiwa atau kegiatan dalam konteks sosial sangat berguna dalam

penelitian kualitatif. Dokumen yang digunakanpenulis disini adalah data

dan rekaman audio terkait pembahasan kegiatan pengurusan BUMDes

Makmur Sejahtera.

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016), analisis data kualitatif adalah proses

pengorganisasian penelitian dan pengumpulan data dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumen lainnya sedemikian rupa sehingga mudah

dipahami dan hasilnya dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Dapat

disimpulkan bahwa analisis data kualitatif adalah proses pencarian informasi

dan menggunakan metode pengumpulan data yang diperoleh dengan

mengorganisasikan data ke dalam kategori-kategori dan mendeskripsikannya

dalam satuan-satuan, menggabungkannya, dan mengumpulkannya ke dalam

3
bentuk-bentuk yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dengan mudah.

memahami diri sendiri dan orang lain. Menurut B. Milles dan Huberman

(2014) analisis dalam pandangan ini meliputi :

1. Pengumpulan Data

Informasi yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi

serta catatan lapangan dicatat dalam dua bagian yaitu. interpretasi dan

refleksi. Catatan naratif adalah catatan alami, yaitu catatan tentang apa

yang dilihat, didengar, dilihat, dan dialami seseorang. Sedangkan catatan

reflektif adalah catatan yang berisi ide, interpretasi, pemikiran, dan

interpretasi peneliti terhadap temuan.

2. Reduksi Data

Proses pemikiran yang kompleks yang membutuhkan kecerdasan tinggi,

fleksibilitas dan kedalaman pemahaman. Data yang terkumpul di tempat

penelitian terdapat jumlah yang banyak banyak, sehingga harus dicatat

secara cermat dan detail. Untuk itu, penting untuk menganalisis data secara

langsung melalui reduksi data dengan meringkas, mengekstrak unsur-

unsur kunci, memfokuskan pada unsur-unsur penting, dan mencari tema

dan pola.

3. Penyajian Data

Menurut Miles dan Huberman (2014), teks naratif paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif. Penyajian materi

memudahkan pemahaman tentang apa yang terjadi dan perencanaan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami. Selain itu, Miles dan

Huberman mengemukakan bahwa ketika data disajikan, dapat berupa bagan,

matriks, jaringan, dan diagram selain teks naratif.

3
4. Penarikan Kesimpulan

Membuat inferensi dalam analisis data berarti membuat kesimpulan dan

keyakinan menurut Miles dan Huberman (2014). Kesimpulan awal yang ditarik

masih tentatif dan akan berubah kecuali ditemukan bukti kuat yang mendukung

metode pengumpulan data lainnya. Namun, jika kesimpulan yang disajikan

pada tingkat pertama didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka

ketika peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, kesimpulan

yang disajikan akan dapat diandalkan.

Teknik yang digunakan dalam analisis data dapat direpresentasikan pada

Gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Teknis Analisis Data Penelitian


Sumber: Data yang diolah

Dari gambar bagan 3.1 diatas dapat dijelaskan bahwasanya dalamanalisis data

yang digunakan penulis dengan 4 tahap alur mulai dari pengumpulan data yaitu

wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah dilakukan. Tahap selanjutnya

yaitu reduksi data dengan maksud memilah data informasi yang penting dan

menfokuskan data yang mengarah pada pemecahan masalah, penemuan, tujuan

menjawab pertanyaan penelitian. Dilanjutkan dengan tahap ketiga yaitu penyajian

3
data yang dapat disajikan berupa gambar, grafik, atau tabel untuk menggabungkan

informasi untuk menggambarkan apa yang terjadi. Kemudian pada tahap akhir

yakni penarikan kesimpulan dilakukan ketika semua data sudah terkumpul cukup

memadai.

3.8 Uji Keabsahan Data

Menurut versi kualitatif, validitas data sesuai dengan konsep validitas dan

reliabilitas dan disesuaikan dengan kebutuhan informasi, kriteria dan

paradigma sendiri. Validasi data memerlukan penggunaan teknik verifikasi

dan aplikasi berdasarkan sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang

digunakan untuk memeriksa kebenaran informasi, yaitu:

1. Kredibilitas

Kriteria kredibilitas digunakan untuk mengetahui apakah hasil penelitian

kualitatif dapat dipercaya dari sudut pandang partisipan penelitian. Dari

perspektif ini, tujuannya adalah untuk mendeskripsikan atau memahami

fenomena yang menarik perhatian dari sudut pandang partisipan. Menurut

Maleong (2016), teknik verifikasi data terdiri dari perluasan temuan,

peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi bersama, analisis kasus negatif,

pengecekan anggota.

a. Perluasan temuan

Peneliti harus tinggal di lokasi penelitian untuk waktu yang lama untuk

meningkatkan kepercayaan diri subjek dan memahami kompleksitas

situasi.

3
b. Meningkatkan ketekunan

Dengan memahami gejala yang lebih mendalam dengan teknik ini,

peneliti dapat menentukan aspek mana yang penting dan mana yang

tidak, kemudian fokus pada aspek yang berkaitan dengan topik

penelitian.

c. Triangulasi

Melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda, memvalidasi temuan

menggunakan sumber data yang berbeda dan kumpulan data yang

berbeda.

d. Diskusi bersama

Peneliti melakukannya dengan bertanya kepada rekan, rekan bisa

bertanya tentang berbagai hal, termasuk metode yang digunakan.

e. Analisis kasus negatif

Prosedur analitis yang digunakan oleh para peneliti untuk

menyempurnakan kesimpulan sampai mereka yakin bahwa kesimpulan

tersebut berlaku dalam semua kasus tanpa kecuali.

f. Pengecekan anggota

Teknik yang sangat penting untuk meningkatkan keandalan hasil

penelitian kualitatif adalah keterlibatan partisipan dalam evaluasinya.

Jika semua anggota setuju dengan semua yang dikatakan peneliti,

temuan dikatakan dapat dipercaya kebenarannya.

4
2. Transferbilitas (Keteralihan)

Mengharuskan peneliti untuk melaporkan hasil penelitiannya agar uraiannya

selengkap mungkin, menggambarkan konteks di mana penelitian itu

dilakukan.

3. Dependabilitas (Ketergantungan)

Uji dependabilitas dilakukan oleh peneliti dengan menyusun laporan yang

telah diverifikasi informan mengenai tahapan proses penelitian di lapangan.

Tujuannya adalah agar penelitian tersebut dianggap dapat diandalkan jika

orang lain dapat mereplikasi proses penelitian dan merenungkannya.

4. Konfirmabilitas (Kepastian)

Menurut Azmir (2014) akurasi dan kredibilitas temuan adalah sangat penting

bahwa uji konfirmabilitas merupakan kontrol menguji objektivitas penelitian

yang dilakukan, penelitian dapat dianggap objektif jika banyak orang setuju

dengan hasil penelitian.

Berdasarkan uraian diatas, uji kredibilitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan triangulasi, Teknik triangulasi dilakukan dengan maksud

mengecek ulang derajat keterpercayaan data atau informasi yang telah diperoleh.

Triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Triangulasi teknis dilakukan dengan menanyakan kepada informan hal yang sama

melalui teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

Meskipun triangulasi sumber dilakukan dengan cara menanyakan sumber yang

berbeda tentang masalah yang sama. Sumber yang dikutip adalah hal-hal yang

berkaitan dengan fokus penelitian.

4
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan, dan Sri. (2019) Mengukur Kinerja BUMDesa. Jakarta : Universitas
Mataram.

Abdurrahman, S., Djae. &Bakri, L. (2020) Analisis Pengelolaan Badan


UsahaMilik Desa di Desa Geri Baru Kecamatan bacan Barat. Journal
Government of Archipelago- Jgoa, 1(1).

Abdurrahman. (2019). Pengertian Kinerja, Manajemen Kinerja Karyawan.


Makassar : Cendekia Publisher

Afrizal, Hasibuan. (2019). Definisi Penilaian Kinerja, Evaluasi Kinerja. Sidoarjo :


Nizamia Learning Center

Agunggunanto. A,. Yusuf. (2016). Pengembangan Desa Mandiri Melalui


Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Jurnal Dinamika
Ekonomi & Bisnis. 13 (1).

Amelia. (2020, April ), Apa yang dimaksud Kesejahteraan Masyarakat?.


https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-kesejahteraan-
(diakses pada 12 Februari 2023 jam14.00)

Anggi.(2022,April06),Mengenal Pengertian Kinerja dan fungsi


penilaiannya dalam perusahaan.https://accurate.id/marketing- (diakses
pada 04 Januari 2023 jam 20.00)
Arianto, Yohanes. (2020) Manajemen Sumber Daya Manusia. Seri 1 buku sdm.
Jakarta : Universitas katolik Indonesia Atma Jaya

Azmir. (2014). Analisis data kualitatif. Bandung : Pustaka Ramadhan.

Bernardin, H. J., & Russel, J. E. . (2010). Human Resource Management.

Bumdes Pongangan. (2022, Februari 12) Berita utama, profil bumdes, unit usaha
bumdes. https://sites.google.com/view/bumdespongangan/berita-
utama?authuser=0 (diakses pada desember 2022 jam 13.00)

Bumdes. (2022, Agustus 31) Alasan mengapa aparat pemerintah desa dlarang
memiliki jabatan di bumdes. https://blog.bumdes.id/2022/08/struktur-
bumdes-3/ (diakses pada desember 2022 jam 13.00)

Darma, Priyono. (2016). Prestasi penilaian Kerja, Evaluasi Kinerja. Sidoarjo :


Nizamia Learning Center

Fitriani, Nur (2022) Manajemen Kinerja Karyawan. Makassar : Cendekia


Publisher.

4
Hartanti. A,. Fanggidae, H., & Binawati, E. (2022) Pengukuran Kinerja Sektor
Publik Teori dan Aplikasi. Bandung : Media sains Indonesia.

Hayyuna et al. (2016). “Strategi pengelolaan kekayaan BUMDes untuk


meningkatkan pendapatan desa dan menyimpulkan bahwa strategi
pengelolaan yang diterapkan BUMDes di desa Sekapuk”. Jurnal
Administrasi Publik(JAP),Vol 2(1),1-5.

Huberman dan Miles. (2014) Analisis Data Kualitatif. Bandung : Pustaka


Ramadhan.

Indira, H (2021). Analisis kinerja bumdes mitra sehati desa tandaan sari.
http://repository.uin suska.ac.id/55667/3/SKRIPSI%20GABUNGAN.pdf
Journal Ekuilibrium, II (2):10-17.manajemen/pengertian-kinerja/ (diakses
pada
Januari 2023 pukul 10.00)

Kasmir. (2016). Tujuan Evaluasi Kinerja. Sidoarjo : Nizamia Learning Center

Mangkunegara. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, Evaluasi


Kinerja. Sidoarjo : Nizamia Learning Center

Mangkunegara. (2016). Pengertian Kinerja, Manajemen Kinerja Karyawan.


Makassar:Cendekia Publisher

Markhamah. P,. arzalina, dkk. (2021) Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat


berbasis Potensi Lokal. Surakarta : Muhammadiyah University

Moeheriono. (2012) Pengukuran Kinerja Berbasis Kompeensi. Edisi revisi.

Musyafak, F., & Sukarno (2019) analisis kinerja badan usaha milik desa dalam
pengelolaan aset desa. Journal Penelitian Administrasi publik. 5 (2).

Peraturan Menteri Kependudukan Pembangunan Daerah Tertinggal No 4 Tahun


2015 Tentang Pendirian, Pengelolaan dan Pengawasan serta Pembubaran
Lembaga Kemasyarakatan

Peraturan Pemerintah(PP) No 11 Tahun 2021 tentang Organisasi Bumdes

Peraturan Pemerintah(PP) No 30 Tahun 2019 tentang evaluasi kinerja pegawai.

Prasetyo. (2019). Ciri utama Bumdes, Mengukur Kinerja Bumdes. Universitas


Mataram.

Purwani. R., Djoko. S,. & Asmirin. N (2022) Evaluasi Kinerja. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center.

Qosyim, A (2017). Aanalisis Kinerja BUMdes di kabupaten Lumajang.


Rajawali Pers.

4
Ramadhana, B., Heru, R., & Suwondo. (2013) Keberadadaan Badan Usaha Milik
Desa sebagai Penguat Ekonomi Desa. Jurnal Administrasi publik , 1 (6),
1068-1076.
Ramadhana. (2013). “Keberadaan bumdes sebagai penggerak perekonomian kota
landungsari”. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1(6), Hal. 1068-
1076.

Riadi. (2020, Maret 03), Penilaian Kinerja (pengertian,tujuan, kriteria, dan


metode).https://www.kajianpustaka.com/2020/03/penilaian-kinerja-
(diakses pada februari 2023 pukul 16.00)

Rismawati, dan Mattalata. (2018) Evaluasi Kinerja Penilaian Kinerja Atas Dasae
Prestasi Kerja Berorentasi Kedepan. Ternate : Celebes Media Perkasa
.
Rosni .(2017). Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Berbaris potensi lokal.
Jawa Tengah : Muhammadiyah University Press
.
S., Chindy, R.,& Welly, W. (2018) Efektivitas badan usaha milik desa dalam
meningkatkan masyarakat didesa lenganeng. Journal jurusan ilmu
pemerintahan, 4 (1).

Saleh, Sirajuddin. (2017) Analisis Data Kualitatif. Bandung : Pustaka Ramadhan.

Setiawan. (2015) Pengaruh Motivasi kerja terhadap kinerja karyawan level


pelaksana di divisi operasi Pt. Pusri Palembang. Journal Psikologi islami,
1 (2).

Setiyono, B (2018), "Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa(BUMDes)


Gerbang Lentera Sebagai Penggerak Desa Wisata Lerep," Journal of
Politic and Government Studies, vol. 7, no. 04, pp. 221-230.

Setyo, Djoko. (2020) Manajemen Kinerja Kunci Sukses Evaluasi Kinerja.

Sidiq. (2015). “Menggali Potensi Lokal Mewujudkan Kemandirian Desa Wisata


Bleberan Kabupaten Gunung Kidul”. Jurnal Kebijakan & Administrasi
Publik (JKAP) Vol 19(2),116.

Sudiro, Ahmad. (2019) Penilaian Kinerja Performa Appraisal. Malang : UB


Press.Surabaya : Cipta Media Nusantara.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.

Suryani, Widani, dan Laksemini. (2020) Kinerja Sumber Daya Manusia Teori
Aplikasi dan Penelitian. Badung Bali : Nilacakra.

Undang-undang No 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Masyarakat

4
Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Desa

Undang-undang pasal 15 Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 2021 tentang


pelaksana operasional, penasehat, dan pengawas BUMDes adalah
susunan organisasi BUMDes.

Undang-Undang Pemerintah 72 Tahun 2005 tentang masyarakat pasal 78 (1)


tentang definisi Bumdes

UU Jaminan Soaial No 1 Tahun 2008 Tentang Kesejahteraan Masyarakat.

Wahjono. S,. (2010) Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Widodo. (2016). Penilaian Kinerja. Evaluasi Kinerja. Sidoarjo : Nizamia


Learning Center
Yusuf. (2014). Teknik pengumpulan data metode kualitatif.
https://osf.io/cy9de/download/?format=pdf (dia)ses pada 26 februari
jam12.00)

Zainal, A.(2018) Metodologi Penelitian Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah


(KTI). Yogyakarta : CV Budi Utomo.

4
LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Wawancara Obervasi Awal

1. Bagaimana sejarah BUMDes ?

Jawab : bumdes pongangan ini berdiri sejak tahun 2017 melalui musyawarah

desa yang menghasilkan nama bumdes makmur sejahtera, pada awal

berdiirnya bumdes ini mengelola satu unit usaha yaitu unit air

hippam,seiring perjalanan waktu ada peningkatan lagi di beberapa unit

usaha BUMdes diantaranya adalah unit pembuangan sampah, foodcourt

guwo lowo, atm center, atk foto copy dan lain lain. Itu yang sudahberjalan

dan sudah dimasukkan di RPJM desa melaluipembangunan program

pritoritas desa.

2. Apakah ada perbedaan visi misi/program BUMdes dari tahun 2017 awal dengan

yang sekarang ?

Jawab : ada, jadi sejak 2017 sampai tahun 2021 posisi bumdes pertama kali

dipegang oleh bapak aang selaku kepala desa sendiri saat itu pak aang juga

menjadi koordinator PNPM mandiri pedesaan, visi misi yang lama karena

saat itu PNPM ada unit simpan pinjam ketika di tahun 2022 itu bumdes

mengganti visi misinya dengan menyesuaikan dengan kondisi real dan

harapan bumdes kedepan visi misi dan tujuannya

3. apakah ada perbedaan bagan organisasi bumdes yang dulu hingga seakarang?

4
Jawab : ada, kalau dulu tidak terstruktur secara sistematis karena saat itu

hanya ada ketua tidak ada bendahara hanya ada sekretaris juga dan

ditambah dengan adanya satu unit program. Sedangkan kalau sekarang

sudah tersusun tersistematis bahkan juga sampai kepala desa selaku

komisaris, pengelola atau pelaksana operasional selaku direksi dan juga ada

pengawas dari pihak luar manajemen bumdes dan dari luar pemerintah

desa. Dan setiap unit progress ada kepala unit nya sendiri- sendiri

4. faktor apa yang menyebabkan bumdes skrg lebih maju daripada yang dulu?

Jawab : bisa dikatakan lebih maju karena sekarang semuanya sudah tertata

dan sitematis dan melalui beberapa evaluasi dulu ketika dipegangoleh pak

kades saat itu menjadi sekaligus ketua bumdes juga tidak ada penjaringan

ketua dan bendahara bumdes tapi ditahun 2020 dilakukan penjaringan

seperti penjaringan perangkat desa sehingga memang benarbenar pure

murni dari hasil seleksi dan disisi lain karena di evaluasi ketika awal pak

lurah menjabat sebaga bumdes dulu itu hal hal yang sekiranya menghambat

di periode sebelumnya harus bisa dicari jalan keluar dan diselesaikan di

periode saat ini jadi misalkan dulu permasalahan air yang sebegitu krusial

dengan merapatkan dan meminta support dukungan mulai dari pemerintah

desa sampai DPD akhirnya bisa terselesaikan dengan baik jadi semuanya itu

berjalan sefrekuensi sehingga tidak saling menghambat tapi saling

mendukung

4
5. apakah ada perbedaan dari segi kepemimpinan ?

Jawab : kalau dari segi kepemimpinan tidak ada, cuman yang saya rasa saat

itu perbedaannya ada di SDM karena SDM saat itu hanya ada ketuadibantu

dengan sekrestaris dan hanya ada 1 unit, sedangkan kalau sekarang ketua

dibantu sekretaris, bendahara dan juga ada komisaris nya penasehatnya dan

pengawasnya juga langsung ikut terjun. Jd pengawas yang selaku ngontrol

kita sehingga kita tidak sampai salah jalur.

6. kira kira bumdes yang dulu ada hambatan sehingga tidak bisa melaksanakan

program seperti sekarang ?

Jawab : pastinya ada, pada tahn 2017 belum ada dana desa belum ada ADD

juga sehingga semuanya masih bersifat swadaya dalam arti misal kita mau

membuat jaringan pipa baru atau membuat sumur baru semuaya masih

swadaya sehingga itu berpengaruh pada keuangan bumdes untuk ditaun

2019 itu sudah ada ADD bahkan setiap tahun kita di support kurang lebih 50

juta untuk mengembangkan unit, di tahun 2021 kita di support 67 juta dan

kita kembangkan untuk pembangunan ATM center dan membuka unit baru

pembayaran listrik,angsuran dll.

7. Apakah ada perbedaaan dari jumlah SDM BUMdes yang dulu dari awal tahun

2017 hingga saat ini?

jawab : segi SDM saat dulu hippam saja dibantu dengan 1 orang teknisi dan 2

orang kantor saat ini hippam kantornya ada 2 yang 1 kepala unit

4
yang satunya bagian pembayaran ditambah 2 teknisi lapangan, unit sampah

ada 3 orang ditambah pengawas ada 1 orang pelaksana operasional atau

direksi ada 3 orang ditambah komisaris 1 orang jadi perbandingannya lebih

banyak sekarang.

8. apakah ada faktor hambatan dalam melaksanakan program BUMdes saatini ?

Jawab : untuk saat ini masih berjalan lancar tidak ada hambatan hanya saja

jika ada hambatan itu bagaimana kita memanage nya

4
Draft Wawancara untuk penelitian BAB IV

Pertanyaan :

1. Apa persyaratan yang telah bapak penuhi sehingga menjadi Direktur di

BUMDes Makmur Sejahtera?

2. Bagaimana dengan pelatihan yang pernah bapak hadiri?

3. Bagaimana pendapat bapak tentang sumber daya manusia yang ada di

BUMDes Makmur Sejahtera?

4. Apakah BUMDes Makmur Sejahtera selalu hadir setiap ada pelatihan yang

diadakan oleh dinas terkait?

5. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang pegawai yang ada di BUMDes Makmur

Sejahtera ? Apakah pegawai nya menguasai teknologi saat memberikan

pelayanan?

6. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di BUMDes Makmur Sejahtera?

7. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang fasilitas yang ada di kantor BUMDes

Makmur Sejahtera?

8. Bagaimana dengan sosialisasi unit usaha yang dilakukan oleh BUMDes

Makmur Sejahtera?

9. Bagaimana metode yang digunakan BUMDes Makmur Sejahtera dalam

melaksanakan sosialisasi?

10. Bagaimana tanggapan bapak tentang sosialisasi unit usaha yang dilakukan

oleh BUMDes makmur Sejahtera?

11. Bagaimana pendapat bapak tentang sosialisasi yang dilakukan oleh BUMDes

Makmur Sejahtera?

5
12. Bagaimana dengan unit usaha yang ada di BUMDes Makmur Sejahtera dan

hubungannya dengan kebutuhan masyarakat?

13. Bagaimana BUMDes Makmur Sejahtera dalam menggali unit usaha yang

dibutuhkan?

14. Apa saja pencapaian BUMDes dari hasil kinerja nya ?

15. Bagaimana cara BUMDes dalam pencapaian progressnya ?

16. Bagaimana kinerja BUMDes dalam ketepatan waktu untuk menyelesaikan

progressnya ?

17. Bagaimana efektifitas BUMDes dalam menghadapi SDM, teknologi, maupun

finansialnya ?

18. Bagaimana hubungan antara pengurus BUMDes satu dengan yang lain ?

Kepuasan Masyarakat

1. Apa yang dilakukan BUMDes Makmur Sejahtera sehingga dapat memberikan

pelayanan yang dapat memuaskan hati masyarakat atau pemanfaat BUMDes?

2. Bagaimana pandangan bapak tentang kepuasan masyarakat dengan BUMDes

Makmur Sejahtera?

3. Apakah bapak/ibu puas dengan adanya BUMDes Makmur Sejahtera? Apakah

telah membantu kehidupan bapak/ibu?

5
Surat Keterangan Penelitian

5
Surat Pernyataan Kesediaan Informan

5
Surat Izin Penelitian

Anda mungkin juga menyukai