LABEL pangan menurut definisinya adalah setiap keterangan mengenai pangan yang
berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan
pangan.
Bagi produsen, label adalah sarana berkomunikasi dengan konsumen. Melalui label,
produsen dapat memberi informasi, menarwarkan, mempromosikan produknya
sedemikian rupa agar memiliki daya tarik bagi konsumen. Sementara bagi konsumen,
penting untuk memperhatikan, membaca, memahami informasi pada label yang
tercantum pada kemasan agar produk yang kita beli sesuai dengan inginan kita.
Aturan tentang label pangan tercantum dalam Undang- undang Nomor 18 Tahun 2012
tentang Pangan, Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Hal
pangan paling kurang harus memuat hal-hal sebagai berikut:
Nama dan alamat produsen wajb dicantumkan pada label pangan. Pencantuman nama
dan alamat ini penting sebagai bukti produsen bertanggungjawab terhadap produk yang
diedarkannya. Untuk produk impor, wajib dicantumkan nama dan negara produsen
serta nama dan alamat pihak yang memasukkan ke wilayah lndonesia (importir). Nama
dan alamat importir ini penting digunakan sebagai bukti legalitas produk. Produk impor
yang tidak mencantumkannya dapat dipastikan sebagai produk ilegal.
Dikenal juga dengan komposisi, adalah daftar seluruh bahan yang digunakan pada
pangan. Pencantumannya dimulai dari jumlah yang terbanyak.
Nomor pendaftaran ini menunjukkan bahwa produk pangan yang akan dikonsumsi
sudah terdaftar dan dapat diedarkan di wilayah Indonesia. Ada dua jenis nomor
pendaftaran. Untuk produk olahan tertentu (dalam kemasan) terdapat tulisan POM.MD
............ (12 digit) untuk produk dalam negri dan POM ML ............(12 digit) untuk produk
impor. Sedangkan untuk produk industri rumah tangga terdapat tulisan Dinkes P-
IRT............... (15 digit). Jadi untuk keamanan produk yang akan dikonsumsi selalulah
beli produk yang terdaftar.
Keterangan Kedaluwarsa
Adalah tanggal yang tercantum pada kemasan yang menunjukkan batas waktu pangan
tersebut masih aman untuk dikonsumsi. Namun perlu dicatat bahwa tanggal ini hanya
berlaku jika penyimpanan produk sesuai dengan pentunjuk penyimpanannya. Hal ini
penting karena sering dijumpai produk telah rusak walaupun tanggal kadaluarsanya
belum terlewati. Jadi untuk produk yang disimpan ikuti petunjuk penyimpanan agar
keamanan produk dapat terpelihara. Hal lain yang sering ditanyakan konsumen adalah
apakah ada batas waktu/toleransi dan tanggal kedaluwarsa ini? Tanggal kadaluarsa
adalah batas waktu pangan masih aman dikonsumsi. Jadi setelah batas kedaluwarsa
terlewati, produk tidak lagi dapat dijamin oleh produsen untuk dikonsumsi dan tidak
boleh lagi diperjualbelikan. Begitupun jika tanggal kadaluwarsa belum terlewati, maka
produk masih dapat diperdagangkan dan dikonsumsi.
Kode Produksi
Kode produksi hanya diketahui oleh produsen namun wajib dicantumkan pada label.
Setiap satu kali produksi (satu kali adonan/proses) memiliki satu kode produksi. Jika
dalam satu hari dilakukan 3 kali proses produksi, maka pada hari tersebut terdapat 3
kode produksi.
Selain 7 keterangan yang wajib dicantumkan, pada label juga dapat dicantumkan
keterangan lain, seperti
Keterangan tentang kandungan gizi hanya dapat dicantumkan jika telah dilnkukan uji
laboratorium. Biasanya terdapat dalam bentuk nilai kalori, atau dalam bentuk berat
kandungan dan bisa juga dalam bentuk persentase.
Logo halal
logo halal tidak dapat dicantumkan sembarangan, hanya sesuai keyakinan produsen.
Logo halal harus telah mendapat sertifikasi halal dan LPPOM MUI yang dibuktikan
dengan sertifikat. Logo halal ini sesuai dengan logo halal dari MUI dan mencantumkan
nomor sertifikat halal dari MUI pada label.
Petunjuk penyimpanan
Petunjuk ini perlu diperhatikan dan diikuti. Karena merupakan faktor penting untuk
menjaga pangan tetap aman dikonsumsi, apalagi jika setelah kemasan dibuka pangan
tidak langsung habis dikonsumsi.
Peringatan
Nah, keterangan di atas yang dapat diperhatikan dan menjadi acuan jika ingin
mengkonsumsi pangan dalam kemasan (berlabel). Jadilah konsumen cerdas dengan
membaca label dengan seksama.
1. Nama Produk
Nama produk terdiri atas: Nama jenis pangan olahan, merupakan
pernyataan atau keterangan identitas mengenai pangan olahan. Nama
jenis pangan olahan harus menunjukan karakteristik spesifik dari
pangan olahan sesuai dengan kategori pangan. Nama dagang, dapat
berupa gambar, kata, huruf, angka, susunan warna, dan/atau bentuk
lain tersebut yang memiliki daya pembeda.
2. Daftar bahan yang digunakan
Pencantuman daftar bahan yang digunakan merupakan daftar bahan
yang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan. Bahan
yang digunakan itu meliputi bahan baku, bahan tambah pangan dan
bahan penolong. Pencantuman daftar bahan yang digunakan harus
dicantumkan dengan jujur.
3. Berat bersih atau isi bersih
Merupakan informasi mengenai jumlah pangan olahan yang terdapat
di dalam kemasan atau wadah dicantumkan dalam satuan metric.
Penulisan berat bersih atau isi bersih ditulis dengan:
o Padat ditulis menggunakan satuan milligram (mg), gram (g),
kilogram (kg);
o Cair ditulis menggunakan satuan milliliter (ml atau mL), liter (l
atau L);
o Semi padat ditulis menggunakan satuan milligram (mg), gram
(g), kilogram (kg), milliliter (ml atau mL), liter (l atau L).
4. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor
Pencantuman nama dan alamat yang memproduksi atau mengimpor
harus jelas, siapa yang memproduksi atau siapa yang mengimpor.
5. Halal bagi yang dipersyaratkan Pelaku usaha yang memproduksi atau
mengimpor pangan olahan yang dikemas eceran untuk
diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib mencantumkan
keterangan halal setelah mendapatkan sertifikat halal.
6. Tanggal dan kode produksi Tanggal dan kode produksi paling sedikit
memuat informasi mengenai riwayat produksi pangan pada kondisi
dan waktu tertentu. Tanggal dan kode produksi dapat dicantumkan
terpisah dari keterangan pada label dan harus disertai dengan
petunjuk tempat pencantuman kode produksi. Keterangan tempat
pencantuman kode produksi dapat berupa:
o “Kode Produksi, lihat bagian bawah kaleng”
o “Kode Produksi, lihat pada tutup botol”.
7. Keterangan kadaluarsa Keterang kadaluwarsa merupakan batas akhir
suatu pangan dijamin mutunya, sepanjang penyimpanannya mengikuti
petunjuk yang diberikan produsen. Sama seperti tanggal dan kode
produksi, keterangan kadaluarsa juga dapat dicantumkan terpisah dari
tulisan “Baik digunakan sebelum”, dan disertai dengan petunjuk
tempat pencantuman tanggal kadaluwarsa. Namun, ada produk yang
dikecualikan dari pencantuman keterangan kadaluawarsa, yaitu roti
dan kue yang mempunyai masa simpan kurang dari atau sama dengan
24 jam.
8. Nomor izin edar Pencantuman nomor izin edar pada label harus sesuai
dengan nomor pendaftaran pangan yang tercantum pada izin edar. jika
pangan olahan diproduksi oleh PIRT, maka pada label harus
dicantumkan tulisan “P-IRT”.
9. Asal usul bahan pangan tertentu Keterangan tentang asal usul bahan
pangan tertentu meliputi: Asal bahan pangan tertentu yang bersumber
dari hewan atau tanaman Pangan yang diproduksi melalui proses
khusus. Baca juga: Syarat Izin Edar BPOM Untuk Pangan Olahan Di
Indonesia
Pencantuman label di kemasan pangan olahan tersebut harus
dicantumkan dengan jujur. Bagi yang memberikan keterangan label
tidak sesuai dengan isi dari produknya, maka dapat dikenakan sanksi
administratif. Sanksi administratif itu berupa (Pasal 71 ayat (1) PBPOM
Label Pangan):
1. Penghentian sementara dari kegiatan produksi dan/atau peredaran;
2. Penarikan pangan dari peredaran oleh produsen dan/atau
3. Pencabutanizin.