01
Apa Perbedaan PIRT dan BPOM
LABEL
LABEL
Dicetak/ditempel pada Harus benar dan
kemasan tidak menyesatkan
Tidak mudah lepas,
Label wajib ditulis dan dicetak luntur atau rusak
dalam bahasa Indonesia
Ketentuan Umum Produk
Nama Produk
a. Nama produk terdiri atas Nama Jenis dan Nama Dagang.
NAMA JENIS
• Adalah pernyataan/keterangan tentang identitas pangan olahan.
• wajib dicantumkan pada Label Pangan Olahan.
NAMA DAGANG
• Dapat berupa dapat berupa gambar, kata, huruf, angka, susunan
warna, dan/atau bentuk lain tersebut yang memiliki daya pembeda.
• dapat dicantumkan pada Label Pangan Olahan.
b. Pangan Olahan SNI wajib, penggunaan nama jenis Pangan Olahan
harus sesuai dengan SNI, serta pendaftaran izin edar produk hanya
diterbitkan oleh Badan POM
Contoh : Kopi Instan, Air Minum Dalam Kemasan
Daftar Bahan yang Digunakan/ Komposisi
a. Bahan yang digunakan meliputi: Bahan Baku, BTP dan Bahan Penolong.
b. Pencantuman daftar bahan yang digunakan :
• Harus didahului dengan tulisan :“daftar bahan”; “bahan yang digunakan”; “bahan-bahan”;
atau “komposisi”.
• Nama bahan, merupakan nama lazim yang lengkap dan tidak berupa singkatan,
• Urutan, disusun secara berurutan dimulai dari bahan yang digunakan paling banyak.
c. Gambar buah, daging, ikan atau bahan Pangan lainnya pada label hanya boleh dicantumkan
apabila Pangan Olahan mengandung Bahan Baku tersebut, bukan sebagai BTP (dikecualikan,
gambar sebagai saran penyajian).
Berat Bersih atau Isi Bersih
Melalui Keputusan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Logo Halal yang lama
resmi diganti menjadi yang baru. Ketentuan ini berlaku per tanggal 1 Maret 2022.
• Bagi para pelaku usaha yang masih memiliki stok kemasan dengan label halal dan nomor
ketetapan halal MUI, diperkenankan untuk menghabiskan stok kemasannya terlebih dahulu.
Logo Lama Logo Baru
Tanggal dan Kode Produksi
a) Tanggal dan kode produksi wajib dicantumkan pada Label dan diletakkan pada bagian yang
mudah dilihat dan dibaca.
b) Paling sedikit memuat informasi mengenai riwayat produksi Pangan pada kondisi dan waktu
tertentu.
c) Tanggal dan kode produksi berupa nomor bets (batch) dan/atau waktu produksi.
d) Tanggal dan kode produksi dapat dicantumkan terpisah dari keterangan pada Label dan harus
disertai dengan petunjuk tempat pencantuman kode produksi.
e) Keterangan tempat pencantuman kode produksi dapat berupa:
• “Kode Produksi, lihat bagian bawah kaleng”;
• “Kode produksi, lihat pada tutup botol”.
Keterangan Kedaluwarsa
a) Keterangan kedaluwarsa merupakan batas akhir suatu Pangan dijamin mutunya, sepanjang
penyimpanannya mengikuti petunjuk yang diberikan produsen.
b) Pencantuman didahului tulisan “Baik digunakan sebelum” dan disesuaikan dengan masa simpan
produk :
Masa Simpan Penulisan
≤ 3 bulan Tanggal, bulan dan tahun
> 3 bulan Bulan dan tahun
c) Kedaluwarsa dapat dicantumkan terpisah dengan tulisan “Baik digunakan sebelum” namun
harus disertai dengan disertai dengan petunjuk tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa :
i. ”Baik digunakan sebelum, lihat bagian bawah kaleng”
ii. ”Baik digunakan sebelum, lihat pada tutup botol”.
Keterangan Kedaluwarsa
a. Pencantuman Nomor Izin Edar Pangan Olahan produk dalam negeri harus diawali dengan tulisan
“BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka.
b. Pencantuman Nomor Izin Edar Pangan Olahan produk impor harus diawali dengan tulisan “BPOM
RI ML” yang diikuti dengan digit angka.
c. Dalam hal Pangan Olahan merupakan Pangan Olahan industri rumah tangga, pada Label harus
dicantumkan tulisan “P-IRT” diikuti nomor Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
(SPP-IRT) seperti berikut ini:
Contoh Label yang Salah
Tidak mencantumkan :
‣ Komposisi
‣ Kode Produksi
‣ Kadaluarsa ditulis “ Best Before” ‣ Penulisan izin edar seharusnya PIRT No.
Contoh Label yang Salah
Tidak mencantumkan :
‣ nama produsen
‣ tanggal kadaluarsa
‣ Kode Produksi
‣ 100% asli tidak diperbolehkan No pirt masih menggunakan nomor yang lama
Contoh Label yang Salah
Tidak mencantumkan :
‣ berat bersih tidak cantumkan
‣ tanggal kadaluarsa
‣ Kode Produksi
serang.pom.go.id
08111372225 (hotline 24 jam)