Anda di halaman 1dari 25

KETENTUAN LABEL PANGAN

Disampaikan oleh : Renny Permatasari


Balai Besar POM di Serang
PENDAHULUAN

01
Apa Perbedaan PIRT dan BPOM

PIRT hanya untuk produk


yang dibuat skala rumah
tangga dan dibuat di bagian
rumah tempat tinggal serta
produk yang dapat
diproduksi hanya terbatas 15
jenis pangan.

Selain ketentuan diatas dapat


didaftarkan ke BPOM
Dasar Hukum Pengawasan Label
• Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
• Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
• Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan
• Peraturan Kepala BPOM No 9 Tahun 2016 tentang Acuan Label Gizi
• Peraturan Kepala BPOM No. 27 Tahun 2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan
• Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan
• Peraturan BPOM No. 20 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018
tentang Label Pangan Olahan
• Peraturan BPOM No 26 Tahun 2021 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan
• Peraturan BPOM No 1 Tahun 2022 tentang Pengawasan Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan
KETENTUAN LABEL
PANGAN OLAHAN
02
Kewajiban Mencantumkan Label
Termasuk didalamnya :
1. Pangan dengan Kemasan eceran
(kemasan akhir pangan yang tidak
boleh dibuka untuk dikemas kembali
menjadi kemasan yang lebih kecil dan
siap untuk diperdagangkan);
2. Pangan Olahan yang digunakan
sebagai bahan baku;
3. Pangan Olahan yang diedarkan
untuk tujuan donasi dan/atau program
pemerintah.
Kewajiban Mencantumkan Keterangan dengan Benar
PP NO. 69 TAHUN 1999
LABEL PANGAN
Adalah setiap keterangan mengenai Pangan Olahan
yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
Pangan Olahan, dimasukan ke dalam, ditempelkan
pada, atau merupakan bagian Kemasan Pangan.

TUJUAN PENGAWASAN LABEL PANGAN


Memberikan jaminan perlindungan kepada
masyarakat sebelum membeli dan/atau
mengonsumsi pangan olahan bahwa informasi
pangan olahan yang diterima benar dan jelas
Ketentuan Umum Label
Desain sesuai yang
disetujui saat
pendaftaran izin edar
Wajib ada pada setiap Terletak pada bagian
pangan terkemas pangan yang mudah
dilihat dan dibaca

LABEL
LABEL
Dicetak/ditempel pada Harus benar dan
kemasan tidak menyesatkan
Tidak mudah lepas,
Label wajib ditulis dan dicetak luntur atau rusak
dalam bahasa Indonesia
Ketentuan Umum Produk
Nama Produk
a. Nama produk terdiri atas Nama Jenis dan Nama Dagang.
NAMA JENIS
• Adalah pernyataan/keterangan tentang identitas pangan olahan.
• wajib dicantumkan pada Label Pangan Olahan.
NAMA DAGANG
• Dapat berupa dapat berupa gambar, kata, huruf, angka, susunan
warna, dan/atau bentuk lain tersebut yang memiliki daya pembeda.
• dapat dicantumkan pada Label Pangan Olahan.
b. Pangan Olahan SNI wajib, penggunaan nama jenis Pangan Olahan
harus sesuai dengan SNI, serta pendaftaran izin edar produk hanya
diterbitkan oleh Badan POM
Contoh : Kopi Instan, Air Minum Dalam Kemasan
Daftar Bahan yang Digunakan/ Komposisi
a. Bahan yang digunakan meliputi: Bahan Baku, BTP dan Bahan Penolong.
b. Pencantuman daftar bahan yang digunakan :
• Harus didahului dengan tulisan :“daftar bahan”; “bahan yang digunakan”; “bahan-bahan”;
atau “komposisi”.
• Nama bahan, merupakan nama lazim yang lengkap dan tidak berupa singkatan,
• Urutan, disusun secara berurutan dimulai dari bahan yang digunakan paling banyak.
c. Gambar buah, daging, ikan atau bahan Pangan lainnya pada label hanya boleh dicantumkan
apabila Pangan Olahan mengandung Bahan Baku tersebut, bukan sebagai BTP (dikecualikan,
gambar sebagai saran penyajian).
Berat Bersih atau Isi Bersih

PADAT CAIR SEMI PADAT


Ukuran berat : Ukuran volume : Ukuran berat atau
• miligram (mg) • mililiter (ml atau mL) volume : Berat Bersih
• gram (g) • liter (l atau L) atau Isi Bersih
• kilogram (kg)

Pangan olahan yang menggunakan medium cair harus dicantumkan juga


Bobot Tuntas atau Berat Tuntas
Nama dan Alamat Pihak yang Memproduksi atau Mengimpor

Pihak yang memproduksi, wajib mencantumkan nama dan alamat.

PANGAN OLAHAN DALAM NEGERI


• Alamat produsen paling sedikit meliputi Nama Kota, Kode Pos, dan
Indonesia.
• Pencantuman :
“Diproduksi oleh ...”
Halal Bagi yang Dipersyaratkan

• Wajib mencantumkan keterangan halal setelah mendapatkan sertifikat halal.


• Sertifikat halal diterbitkan oleh lembaga yang ditunjuk sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (BPJPH).
• Keterangan halal negara asal dapat dicantumkan sepanjang telah mendapatkan
sertifikat halal dari negara asal (jika sudah terdapat kesepakatan saling
pengakuan antara Indonesia dengan negara asal).
Ketetapan Label Halal Indonesia

Melalui Keputusan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Logo Halal yang lama
resmi diganti menjadi yang baru. Ketentuan ini berlaku per tanggal 1 Maret 2022.
• Bagi para pelaku usaha yang masih memiliki stok kemasan dengan label halal dan nomor
ketetapan halal MUI, diperkenankan untuk menghabiskan stok kemasannya terlebih dahulu.
Logo Lama Logo Baru
Tanggal dan Kode Produksi

a) Tanggal dan kode produksi wajib dicantumkan pada Label dan diletakkan pada bagian yang
mudah dilihat dan dibaca.
b) Paling sedikit memuat informasi mengenai riwayat produksi Pangan pada kondisi dan waktu
tertentu.
c) Tanggal dan kode produksi berupa nomor bets (batch) dan/atau waktu produksi.
d) Tanggal dan kode produksi dapat dicantumkan terpisah dari keterangan pada Label dan harus
disertai dengan petunjuk tempat pencantuman kode produksi.
e) Keterangan tempat pencantuman kode produksi dapat berupa:
• “Kode Produksi, lihat bagian bawah kaleng”;
• “Kode produksi, lihat pada tutup botol”.
Keterangan Kedaluwarsa
a) Keterangan kedaluwarsa merupakan batas akhir suatu Pangan dijamin mutunya, sepanjang
penyimpanannya mengikuti petunjuk yang diberikan produsen.
b) Pencantuman didahului tulisan “Baik digunakan sebelum” dan disesuaikan dengan masa simpan
produk :
Masa Simpan Penulisan
≤ 3 bulan Tanggal, bulan dan tahun
> 3 bulan Bulan dan tahun
c) Kedaluwarsa dapat dicantumkan terpisah dengan tulisan “Baik digunakan sebelum” namun
harus disertai dengan disertai dengan petunjuk tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa :
i. ”Baik digunakan sebelum, lihat bagian bawah kaleng”
ii. ”Baik digunakan sebelum, lihat pada tutup botol”.
Keterangan Kedaluwarsa

d. Dikecualikan dari ketentuan pencantuman keterangan kedaluwarsa untuk:


• Roti dan kue yang mempunyai masa simpan kurang dari atau sama dengan 24 jam;
• Cuka
Namun HARUS mencantumkan tanggal produksi dan/atau tanggal pengemasan.
e. LARANGAN
Setiap Orang dilarang menghapus, mencabut, menutup, mengganti Label, melabel
kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa Pangan Olahan
yang diedarkan.
Nomor Izin Edar

a. Pencantuman Nomor Izin Edar Pangan Olahan produk dalam negeri harus diawali dengan tulisan
“BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka.
b. Pencantuman Nomor Izin Edar Pangan Olahan produk impor harus diawali dengan tulisan “BPOM
RI ML” yang diikuti dengan digit angka.
c. Dalam hal Pangan Olahan merupakan Pangan Olahan industri rumah tangga, pada Label harus
dicantumkan tulisan “P-IRT” diikuti nomor Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
(SPP-IRT) seperti berikut ini:
Contoh Label yang Salah
Tidak mencantumkan :

‣ Komposisi
‣ Kode Produksi

‣ Kadaluarsa ditulis “ Best Before” ‣ Penulisan izin edar seharusnya PIRT No.
Contoh Label yang Salah
Tidak mencantumkan :

‣ nama produsen

‣ tanggal kadaluarsa

‣ Kode Produksi

‣ 100% asli tidak diperbolehkan No pirt masih menggunakan nomor yang lama
Contoh Label yang Salah

Tidak mencantumkan :
‣ berat bersih tidak cantumkan

‣ tanggal kadaluarsa

‣ Kode Produksi

No pirt masih menggunakan nomor yang lama


Contoh Label yang Benar
Informasi terdiri dari
1. Nama produk
2. Komposisi
3. Berat bersih
4. Nama produsen
5. Kode produksi
6. Baik digunakan
sebelum
7. Halal (jika ada)
8. Kesalahan sedikit pada
pencantuman alamat
produsen (seharusnya
nama kota, kode pos-
Berat Bersih : 100 g Indonesia)
Contoh Label yang Benar
TERIMA KASIH
bpom_serang@pom.go.id

serang.pom.go.id
08111372225 (hotline 24 jam)

Anda mungkin juga menyukai