Anda di halaman 1dari 44

LABEL DAN IKLAN PANGAN OLAHAN

Direktorat Standardisasi Pangan Olahan


Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Badan Pengawas Obat dan Makanan

ADVOKASI DAN SOSIALISASI STANDAR PANGAN


2021
01 LABEL PANGAN OLAHAN
Agenda
02 IKLAN PANGAN OLAHAN
LABEL PANGAN
OLAHAN

FRESH
MILK
PELABELAN PANGAN
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang
berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain
yang disertakan pada pangan, ditempelkan pada, atau merupakan
bagian kemasan pangan

DITEMPEL PADA DICETAK PADA


KEMASAN KEMASAN
DISERTAKAN
PADA PANGAN
TULISAN
✔ Menggunakan bahasa Indonesia GAMBAR
✔ Istilah asing dapat digunakan sepanjang keterangan
tersebut telah terlebih dahulu dicantumkan dalam ✔ Harus menunjukkan hal yang sebenarnya
bahasa Indonesia ✔ Gambar buah, sayur, daging, ikan atau bahan
✔ Ukuran huruf minimal = huruf kecil “o” huruf Arial pangan lainnya
1 mm (6 point). o boleh, jika pangan mengandung bahan
tersebut, bukan perisa
Huruf Arial 1 mm (6 point) :
o Pada komposisi: dicantumkan jumlah (%)
font jenis “arial” dengan ukuran font 6
bahan tersebut
o Contoh: ”Komposisi : air, gula, ekstrak buah
✔ Kemasan kecil (≤ 10 cm2) : ukuran huruf tidak boleh jeruk (2%), perisa sintetik jeruk”
lebih kecil dari 0.75 mm ✔ Dikecualikan, gambar sebagai saran penyajian
▪ memuat keterangan paling sedikit nama produk, (sesuai kewajaran)
tanggal kedaluwarsa dan Nomor Izin Edar ✔ Gambar, warna, dan/atau desain lainnya dapat
▪ Jika produk tersebut tidak dijual eceran, digunakan sebagai latar belakang sepanjang tidak
Keterangan tanggal kedaluwarsa dapat dicantumkan mengaburkan informasi pada label
pada kemasan sekunder
Label Pangan Olahan paling sedikit memuat keterangan mengenai:

Informasi huruf a, c, d, e, g, h
wajib dicantumkan pada
bagian label yang paling
mudah dilihat dan dibaca
a. nama produk;
b. daftar bahan;
c. berat/isi bersih
d. nama & alamat pihak
Bagian label yang paling mudah
yang memproduksi/ dilihat dan dibaca, yaitu bagian satu
mengimpor; sisi pandang yang terlihat ketika
e. halal bagi yang produk dipajang (di-display) dan
dipersyaratkan; memuat keterangan yang sangat
f. tanggal & kode penting diketahui oleh konsumen
produksi; sesuai ketentuan peraturan yang
g. keterangan
kedaluwarsa;
berlaku.
h. nomor izin edar; dan
i. asal usul bahan
Pangan tertentu
CONTOH LABEL PANGAN OLAHAN
Nama Daftar
Dagang Chaki
Naget Ayam
Daftar bahan:
Daging ayam (37%), air, tepung roti
(gluten), isolat protein kedelai
(kedelai), susu bubuk, minyak
bahan

Nama nabati, gula, garam, lada, penstabil


Produk* fosfat
Mengandung alergen, lihat daftar Informasi
bahan yang dicetak tebal
alergen

ING
Halal* Cara penyiapan:
1. Siapkan wajan
Saran penyajian
dan panaskan Cara
Cara minyak sampai
Simpan di suhu 170oC penyiapan
penyimpanan beku -18oC 2. Keluarkan
Diproduksi oleh: produk beku
PT. Bintang Lima dan langsung
Nama & Jakarta 15610 goreng hingga
Alamat Indonesia matang
3. Siap
Produsen* BPOM RI MD 123456789013 dihidangkan

Nomor izin Baik Digunakan Kode produksi


Sebelum : 010820 Berat Bersih 500 g Kode Produksi: ACG07
edar*
2D barcode (cek di aplikasi BPOM Mobile)
Keterangan kedaluwarsa* Isi/berat bersih*
*) keterangan yang bergaris bawah adalah yang
wajib dicantumkan di bagian yang paling
mudah dilihat dan dibaca
1. Nama Produk

Nama Dagang
Dapat berupa dapat berupa gambar, jika telah diatur dalam SNI
kata, huruf, angka, susunan warna,
dan/atau bentuk lain tersebut yang wajib maka nama jenis harus
memiliki daya pembeda sesuai SNI
Contoh:
Nama Jenis* ✔ Kopi Instan
pernyataan/keterangan tentang identitas
✔ Tuna Dalam kaleng
pangan olahan.
✔ Air Minum Dalam Kemasan

*) Nama jenis wajib dicantumkan pada


Label Pangan Olahan
2. Daftar Bahan
Pencantuman
Bahan yang digunakan: Daftar Bahan
Didahului dengan tulisan
Bahan Baku “daftar bahan”; “bahan yang
digunakan”; “bahan-bahan”;
“komposisi”
Bahan Tambahan
Pangan Nama bahan
merupakan nama lazim yang
lengkap dan tidak berupa
Bahan Penolong singkatan
Tidak dicantumkan pada Daftar
Bahan Urutan
disusun secara berurutan
dimulai dari bahan yang
digunakan paling banyak.
Pencantuman Jumlah Bahan Baku

Bahan baku memberikan identitas pada


pangan olahan Roti Manis dengan Cokelat Chips
Contoh: Daftar Bahan: Tepung Terigu, Gula,
Daging pada “Bakso Sapi” Garam, Susu Bubuk, Lemak Reroti,
Cokelat Bubuk, Cokelat Chips (5%),
Cokelat Pasta, Pengemulsi, Ragi,
Pengawet Kalium Propionat.
Bahan baku ditekankan pada pelabelan
(dalam bentuk kata-kata atau gambar )
Contoh:
Abon Pedas pada produk “Krekers dengan
Taburan Abon Pedas” dengan penekanan
“dengan taburan abon pedas”.

Bahan baku disebut dalam nama jenis


pangan
Contoh:
Ikan pada produk “Abon Ikan”
Cara pencantuman BTP dalam daftar bahan: BAHAN TAMBAHAN
PANGAN ( BTP )
❑ Nama Golongan BTP
❑ Khusus untuk BTP: BTP ikutan (Carry Over)* harus
⮚ Antioksidan dicantumkan setelah bahan yang
⮚ Pemanis (Alami atau Buatan) mengandung BTP
⮚ Pengawet Komposisi :
⮚ Pewarna (Alami atau Sintetik) dan Tepung terigu, …….., kecap
⮚ Penguat Rasa (mengandung pengawet sulfit),
harus dicantumkan Nama Jenis. Khusus Pewarna sintetik eritrosin CI No
untuk BTP Pewarna disertai Nomor Indeks. 45430, Perisa sintetik sapi panggang
❑ nama kelompok perisa untuk BTP perisa
meliputi perisa alami dan/atau perisa *) Khusus untuk BTP golongan antioksidan,
sintetik pemanis, pengawet, pewarna, penguat rasa
Pencantuman BTP dalam Sediaan Bahan Tambahan Pangan

SEDIAAN BTP SEDIAAN BTP CAMPURAN

a. Tulisan ”Bahan Tambahan Pangan”, a. Tulisan ”Bahan Tambahan Pangan


b. Nama golongan BTP, Campuran”,
c. Nama jenis BTP, b. Nama golongan BTP yang
d. Nomor indeks (Color Index, CI) mempunyai fungsi utama
e. Tulisan “pewarna pangan” yang ditulis c. Jenis Pangan Olahan yang diizinkan
dengan huruf kapital berwarna hijau di menggunakan BTP Campuran
dalam kotak persegi panjang berwarna d. Takaran penggunaan dalam jenis
hijau. pangan olahan

PEWARNA PANGAN

a. Logo huruf M di dalam suatu lingkaran


berwarna hitam

M
Sumber: PerBPOM No. 31 Tahun 2018 Tentang Label Pangan Olahan
Peringatan
Pangan Olahan yang Mengandung Pemanis Buatan

Pemanis Penderita Aspartam Poliol


buatan Diabetes

Pangan Olahan untuk Pangan Olahan yang Pangan Olahan yang


Pangan Olahan yang mengandung
penderita diabetes menggunakan Aspartam mengandung Poliol
Pemanis buatan

“Mengandung pemanis ”Untuk penderita diabetes “Mengandung fenilalanin, “Konsumsi berlebihan


buatan, disarankan tidak dan/atau orang yang tidak cocok untuk penderita mempunyai efek laksatif”
dikonsumsi oleh anak di membutuhkan makanan fenilketonurik”
bawah 5 (lima) tahun, ibu berkalori rendah”
hamil dan ibu menyusui”
4. Nama dan Alamat
3. Berat Bersih Produsen / pengimpor
Pangan PRODUK DALAM NEGERI
Olahan Alamat paling sedikit meliputi nama kota,
kode pos, dan Indonesia produsen.
• “Diproduksi oleh ...”
• “Diproduksi oleh ... untuk ...”
• ”Dikemas oleh ... untuk ... ”
Padat Cair Semi padat
(untuk yang mempunyai kontrak)

Berat Bersih Isi Bersih Berat Bersih


- miligram (mg) atau PANGAN OLAHAN IMPOR
- mililiter (ml atau mL)
- gram (g) - liter (l atau L) Isi Bersih • Alamat produsen paling sedikit
- kilogram (kg) meliputi nama kota dan negara.
• Alamat pengimpor/distributor.
Pangan olahan yang menggunakan medium paling sedikit meliputi nama kota,
cair harus dicantumkan juga Bobot Tuntas kode pos, dan Indonesia.
atau Berat Tuntas. “Diimpor/didistribusikan oleh ... “
6. Tanggal dan Kode
5. Halal Produksi
Dicantumkan pada pangan olahan wajib diletakkan pada bagian yang
yang mempunyai sertifikat Halal dari mudah dilihat dan dibaca.
lembaga yang berwenang di
Indonesia. memuat informasi mengenai riwayat
produksi pangan

LOGO berupa nomor bets (batch) dan/atau


Royale
HALAL waktu produksi

Logo halal akan


ditetapkan oleh BPJPH

16
7. Kedaluwarsa 8. Nomor Izin Edar
Batas akhir suatu pangan olahan dijamin
mutunya sepanjang penyimpanannya
PRODUK DALAM NEGERI
01 mengikuti petunjuk produsen. “BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka.

Apabila masa simpan ≤ 3 bulan PRODUK IMPOR


“Baik digunakan sebelum :
02 tanggal, bulan, tahun”
“BPOM RI ML” yang diikuti dengan digit angka.

Apabila masa simpan > 3 bulan


“Baik digunakan sebelum :
tanggal, bulan, tahun” atau
03 “bulan, tahun”
PANGAN OLAHAN INDUSTRI RUMAH
Pengecualian: TANGGA
a. minuman yang mengandung alkohol paling “P-IRT”
sedikit 7% (tujuh persen); Jenis produk yang dapat didaftarkan sebagai PIRT
b. roti dan kue yang mempunyai masa simpan tercantum dalam Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun
kurang dari atau sama dengan 24 (dua 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi
puluh empat) jam; dan Pangan Industri Rumah Tangga
c. cuka.
9. Asal Usul Bahan Pangan Tertentu

Asal Bahan Pangan Tertentu dari Pangan yang Diproduksi Melalui Peringatan untuk Pangan
Hewan atau Tanaman Proses Khusus Olahan Berasal dari Babi

✔ Harus dicantumkan pada daftar bahan Produk Rekayasa Genetik Pangan Olahan yang mengandung bahan
berupa nama bahan diikuti dengan asal berasal dari babi
Wajib dicantumkan:
bahan.
“PRODUK REKAYASA GENETIK”
Contoh:
Gelatin sapi, lemak babi, minyak nabati,
protein kedelai, lemak kakao
Produk Iradiasi Pangan olahan yang proses pembuatannya
bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas
bersama dengan bahan bersumber babi
Daftar bahan : Wajib dicantumkan:
Daging Ikan (60%), tepung tapioka, terigu, “IRADIASI”
isolat protein kedelai, bawang putih, gula,
garam, lada, penguat rasa monosodium
glutamate, penstabil fosfat.
Keterangan tentang
2D Barcode Alergen
• Pada Label wajib dicantumkan 2 (dua) Keterangan tentang alergen wajib dicantumkan untuk:
dimensi (2D Barcode).
• Kode yang dapat dibaca oleh aplikasi Pangan olahan yang mengandung alergen
pelacak yang digunakan untuk Pangan olahan yang diproduksi
identifikasi, penjejakan dan pelacakan menggunakan sarana produksi yang sama
kebenaran produk. dengan pangan olahan yang mengandung
alergen.

QR code memuat informasi:


Daftar bahan:
▪ nomor Izin Edar Gula (mengandung sulfit), minyak nabati,
▪ masa berlaku Izin Edar kacang tanah, pengemulsi lesitin kedelai.

Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang


dicetak tebal.

Catatan: tulisan ‘sulfit’ dan ‘kacang tanah’ dicetak


tebal, karena hasil analisa sulfit dalam produk melebihi
10 mg/kg, dan kacang tanah termasuk alergen
INFORMASI NILAI GIZI
KEWAJIBAN PENCANTUMAN
1
Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018
tentang Label Pangan Olahan
2 Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019
tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan Olahan

PASAL 43 PASAL 2
Keterangan tentang kandungan Gizi
Setiap Orang yang memproduksi dan/atau
dan/atau non Gizi
WAJIB dicantumkan untuk semua
mengedarkan Pangan Olahan wajib
pangan olahan mencantumkan ING pada Label.

PENGERTIAN
Informasi Nilai Gizi (ING) adalah DAFTAR
Dicantumkan dalam bentuk KANDUNGAN ZAT GIZI DAN NON GIZI
TABEL INFORMASI pangan olahan sebagaimana produk pangan olahan
NILAI GIZI dijual sesuai dengan format yang dibakukan
Alami Dari (diikuti nama bahan)
• Pangan Olahan yang tidak dicampur Bahan merupakan bahan baku utama
dan tidak diproses; atau
• Pangan Olahan yang diproses
Keterangan untuk (kandungan bahan tersebut minimal 50%)

secara fisika tetapi tidak merubah


sifat dan kandungannya Membedakan
Segar
Mutu tidak boleh digunakan pada Label
Pangan yang terbuat dari Pangan
Murni atau 100% Olahan antara atau Pangan Olahan
Pangan Olahan yang tidak lainnya
ditambahkan/dicampur dengan bahan
lain

Asli
Dengan (diikuti nama bahan) tidak dapat digunakan untuk Pangan
Olahan yang dicampur dengan bahan yang
Bahan merupakan salah satu bahan baku yang
dapat mengaburkan keasliannya, seperti
digunakan
penggunaan perisa.
Pedoman yang diterbitkan terkait implementasi
Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan

Pedoman Label
Pangan Olahan
(secara umum),
tahun 2020,

Pedoman
Implementasi
Pelabelan Pangan
Olahan: Pencantuman
Jumlah Bahan Baku
dan Informasi Alergen,
tahun 2019

Buku pedoman dapat diunduh di subsite : standarpangan.pom.go.id


KONSULTASI DARING - KUSAPA
KUALIFIKASI
JADWAL AKSES KUSAPA PELAKSANA LAYANAN
PELAYANAN

Layanan Konsultasi  Pengawas Farmasi dan


Hari : Senin – Kamis Makanan Pertama dan
Waktu : Muda
09.00 – 15.30 WIB  Pejabat yang ditunjuk
Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB  Staf Dit. SPO yang
ditunjuk

e-standarpangan.pom.go.id/Kusapa
PerBPOM No 6 Tahun 2021
tentang Pengawasan
Periklanan Pangan Olahan
E-COMMERCE
Undang-Undang No
18 tahun 2012
tentang Pangan
Pasal 108 ayat (3) b.

INTERNET SHOPPING Dasar Hukum


Iklan Pangan Olahan
adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai Pangan Olahan
dalam bentuk gambar, tulisan, suara, audio visual atau bentuk lain yang
dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan/atau
perdagangan pangan olahan.

Iklan :
Konsekuensi dari ketatnya
 Strategi pemasaran agar produk cepat persaingan dalam beriklan:
dikenal, diterima & menaikkan omset
penjualan Pesan/klaim yang disampaikan
seringkali :
 Sarana untuk meningkatkan brand • berlebihan
awareness • melanggar etika iklan
• melanggar peraturan
Tujuan iklan : merangsang perhatian, • membingungkan konsumen
persepsi, sikap dan perilaku konsumen • mengelabui konsumen
sehingga tertarik untuk membeli
STRUKTUR PERATURAN BPOM NO 6 TAHUN 2021
TENTANG PENGAWASAN PERIKLANAN PANGAN OLAHAN
PKGK, Informasi Proses, Asal dan
01 Definisi
Pasal 1
08 Sifat Bahan Baku
Pasal 11-13
Ruang Lingkup
02 Pasal 2 Larangan
09 Pasal 14
Informasi, Bahasa, Simbol iklan
03 Pasal 3-5 Iklan Minuman Beralkohol
10 Pasal 15
Media Periklanan
04 Pasal 6
Pengawasan Iklan
11 Pasal 16-17
Undian, Sayembera, dan/atau Hadiah
05 Pasal 7
Ketentuan Peralihan
Pesan Bagi Masyarakat dan Peringatan 12 Pasal 18-19
06 Pasal 8-9

Ketentuan Penutup
Informasi Halal 13 Pasal 20
07 Pasal 10
Informasi pada Iklan
Setiap Orang yang mengiklankan Pangan
Olahan wajib bertanggung jawab terhadap
informasi yang disampaikan dalam Iklan.

Informasi yang benar, jujur, dan tidak


menyesatkan

Informasi iklan sebelum dipublikasikan dalam


bentuk Iklan wajib disampaikan kepada
pemegang izin edar.

Sesuai dengan informasi label Pangan Olahan


yang disetujui pada saat mendapatkan izin
edar
Undian, Sayembara, dan/atau Hadiah
Mencantumkan tanggal penarikan undian dan cara
pengumuman pemenang.

Jika mencantumkan
Iklan dapat menyertakan
pernyataan “syarat dan undian, sayembara,
ketentuan berlaku” maka: dan/atau hadiah.
a.Pernyataan “syarat
dan ketentuan berlaku”
harus mudah dibaca.
b.Harus menjelaskan
persyaratan dan
ketentuan tersebut.

Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.
Informasi Mengenai Proses, Asal, dan/atau Sifat Bahan Baku

Dari Dengan
Murni (Diikuti (Diikuti Segar Asli
Alami atau
Nama Nama
100% Bahan) Bahan)

Pangan Olahan yang Pangan Olahan Bahan tersebut Bahan tersebut Tidak boleh digunakan pada Tidak dapat digunakan
tidak dicampur atau yang tidak digunakan dalam merupakan salah Iklan untuk Pangan Olahan pada Iklan untuk Pangan
Pangan Olahan yang ditambah/ Pangan Olahan satu Bahan Baku yang terbuat dari Pangan Olahan yang dicampur
diproses secara fisika dicampur dengan yang bersangkutan yang digunakan Olahan antara (intermediate dengan bahan yang
dan tidak mengubah bahan lain dengan kandungan dalam Pangan Olahan product) yang memerlukan dapat mengaburkan
sifat serta kandungan bahan tersebut yang bersangkutan pengolahan lebih lanjut keasliannya, seperti
Pangan Olahan minimal 50%; dengan atau tanpa penggunaan perisa.
penambahan Bahan Baku
lainnya kecuali pernyataan
tersebut digunakan dalam
bentuk ekspresi atau sensasi
Larangan
menampilkan testimoni terkait
mengeksploitasi kata yang klaim gizi, klaim kesehatan atau
01 sudah terdaftar sebagai merek
02 klaim lain yang belum disetujui
yang dapat menimbulkan makna pada saat mendapatkan izin
yang menyesatkan; edar;

menggunakan dan memuat pernyataan/visualisasi


mengeksploitasi ikon yang 04 yang menggambarkan bahwa
03 berkesan ilmiah yang susu kental dan analognya
sebenarnya tidak memiliki arti disajikan sebagai hidangan
ilmiah; tunggal berupa minuman susu dan
sebagai satu-satunya sumber gizi;
Pengawasan Iklan
Memeriksa dan/atau mengambil data, informasi dan/atau
dokumen meliputi gambar, foto, dan/atau video serta data,
informasi dan/atau dokumen lain yang patut diduga merupakan
Dilakukan oleh kegiatan yang berkaitan dengan iklan, termasuk menggandakan
atau mengutip keterangan tersebut;
Pengawas ASN
berdasarkan surat perintah tugas

Melakukan pemeriksaan fasilitas yang berhubungan dengan iklan


termasuk media periklanan;

Mengakses data identitas, nama dan alamat pemasang iklan;


dan/atau

Melakukan evaluasi iklan yang beredar.

Apabila ditemukan pelanggaran, dapat dikenai sanksi administratif sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengawasan Iklan
Masyarakat dapat berperan serta dalam
pengawasan Iklan dengan memberikan Disampaikan kepada Kepala Badan, melalui:
informasi dan/atau laporan atas dugaan a. alamat email resmi layanan pengaduan
pelanggaran Iklan. masyarakat BPOM halobpom@pom.go.id;
b. telepon pengaduan masyarakat dengan
Apabila pemegang izin edar nomor 1500533.
mengetahui dugaan pelanggaran c. Surat tertulis
Iklan pemegang izin edar wajib
memberikan informasi dan/atau
laporan atas dugaan pelanggaran
Laporan harus disertai:
Iklan.
a. data mengenai identitas pelapor, pimpinan
organisasi masyarakat, atau pimpinan lembaga
swadaya masyarakat dengan melampirkan
fotokopi kartu tanda penduduk atau identitas diri
lain; dan
b. keterangan mengenai dugaan adanya
pelanggaran Iklan dan dilengkapi dengan bukti-
bukti permulaan.
Ketentuan Baru

1 4
Penghapusan ketentuan evaluasi Penambahan media periklanan melalui
rancangan (pre market) iklan untuk komunikasi tatap muka.
pangan dengan klaim penurunan risiko
5
penyakit Penambahan ketentuan baru mengenai
2 penggunaan Bahasa Indonesia
Penambahan beberapa larangan,
diantaranya pencantuman 6
pernyataan/visualisasi yang Penambahan ketentuan pencantuman
menggambarkan bahwa susu kental simbol pada iklan pangan olahan berupa
dan analognya disajikan sebagai tanda bintang atau tanda pagar.
hidangan tunggal berupa minuman susu, 7
larangan menampilkan nama, logo atau Penambahan cakupan berupa suara
identitas organisasi profesi, unsur dan audio visual pada definisi iklan
pornografi, serta SARA. pangan olahan
3
Pencantuman pernyataaan "baca
peringatan pada label" untuk pangan
olahan yang mencantumkan peringatan
pada label
Ketentuan Baru
Penghapusan Ketentuan Evaluasi Rancangan (Pre Market) Iklan Untuk
Pangan dengan Klaim Penurunan Risiko Penyakit
Informasi dalam iklan harus sesuai
dengan informasi pada label yang
disetujui dan iklan harus memuat
01 keterangan yang benar dan tidak
menyesatkan. Dalam hal ini, label
yang disetujui sudah dapat
digunakan sebagai acuan dalam
menyusun materi iklan

Pengawasan iklan pangan


02 olahan dapat ditingkatkan
dengan memperkuat
pengawasan post market
Peraturan sebelumnya (PerKa
Badan POM No. 2 Tahun 2016
tentang Pedoman Teknis
03 Pengawasan Periklanan Pangan
Olahan) mengatur evaluasi pre
market rancangan iklan untuk
pangan dengan klaim penurunan
risiko penyakit.
Ketentuan Baru

Ketentuan Tentang Iklan


Susu Kental dan Analognya
Penyesuaian
pencantuman larangan label dan iklan
untuk produk susu kental dan analognya
dengan ketentuan pada Peraturan Badan
POM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label
Pangan Olahan
Larangan
memuat pernyataan/visualisasi yang
menggambarkan bahwa susu kental dan
analognya disajikan sebagai hidangan
tunggal berupa minuman susu dan sebagai
satu-satunya sumber gizi
Ketentuan Baru

Pencantuman Pernyataaan "Baca Peringatan pada Label"

Pencantuman pernyataan ini


dimaksudkan agar konsumen lebih
memperhatikan peringatan yang
tercantum pada label misalnya pada
peringatan pemanis buatan
Ketentuan Baru
4. Ketentuan Baru

Penambahan
3. Pencantuman Media Periklanan
pernyataaan Melalui Komunikasi
"baca peringatan pada label"Tatap Muka
1 3 4 Media Sosial
Media Cetak Media Daring Instagram, facebook, dan twitter
Surat kabar, majalah, tabloid, buletin, Aktivitas (seperti pencarian
kalender, poster atau selebaran, leaflet, (situs dan laman)), e-commerce,
Media Luar Ruang (Media Luar-
brosur, stiker, buklet, pamflet, halaman game, media sosial, aplikasi, 5 Griya/Out-Of-Home Media)
kuning (Yellow Pages) publisher, transportation on
demand, hiburan) dan berupa Papan reklame, papan nama, iklan cetak
format (seperti video, audio, teks, yang ditempel/digantung di luar ruang,
dan banner) spanduk, transit ad (iklan yang
2 diletakkan pada obyek bergerak),
Media Penyiaran videotron, sarung ban mobil, backdrop
Televisi, radio, layar lebar termasuk
di dalamnya penempatan atau
penyisipan iklan dalam alur cerita 6 Komunikasi tatap muka
suatu film, sandiwara, acara Sales Promotion Person
Ketentuan Baru
4. Ketentuan Baru

Penambahan Media Periklanan Melalui


Komunikasi Tatap Muka (Lanjutan)

Pelaku usaha banyak Dalam Peraturan sebelumnya


melakukan komunikasi tatap (PerKa Badan POM No. 2 Tahun
muka antara lain melalui 2016 tentang Pedoman Teknis
Sales Promotion Person Pengawasan Periklanan Pangan
untuk mengiklankan pangan Olahan), media periklanan hanya
olahan, oleh sebab itu perlu meliputi media cetak, elektronik,
dimasukkan dalam lingkup dan luar ruang.
rancangan peraturan ini
Ketentuan Baru
Penambahan Ketentuan Baru Mengenai
5 Penggunaan Bahasa Indonesia

 Iklan wajib menggunakan bahasa Indonesia.


 Bahasa Asing, bahasa daerah, dan/atau istilah asing yang sudah dipahami
secara umum, baik yang ada atau tidak ada padanannya dalam bahasa
Indonesia dapat digunakan
 Dalam hal Iklan secara khusus disampaikan di suatu daerah atau ditujukan
untuk konsumen dari daerah tertentu, Iklan dapat menggunakan bahasa
daerah.
Penambahan Ketentuan Pencantuman Simbol
6 pada Iklan Pangan Olahan

 Simbol berupa tanda bintang (*) atau tanda pagar (#)


 Digunakan untuk penjelasan lebih lanjut dari informasi yang disampaikan

Penambahan pada definisi iklan pangan olahan


7 sehingga mencakup suara dan audio visual.

 Iklan pangan olahan juga dilakukan melalui media yang hanya menampilakan
suara (misal radio) dan media yang menampilkan audio visual
Masa Penyesuaian

Iklan yang telah dipublikasikan sebelum


berlakunya Peraturan Badan ini, wajib
menyesuaikan dengan ketentuan dalam
Peraturan Badan ini paling lama 6 (enam)
bulan sejak Peraturan Badan ini
diundangkan.
Subsite Facebook Intagram
www.standarpangan.pom.go.id Standar Pangan BPOM standarpanganbpom

Anda mungkin juga menyukai