Anda di halaman 1dari 84

LABEL DAN KEMASAN PANGAN

Drs.Zulkifli,Apt

Disampaikan pada:
Pelatihan PKP & DFI bagi Pengawas Pangan Kab/Kota
1
Nama : Drs. Zulkifli, Apt.
Lahir : Padang/1 Januari 1964
NIP : 19640101 199401 1 001
Pangkat / Gol : Pembina Utama Muda/ IV c
Jabatan : Fungsional Madya
Alamat : Melati Mas Blok D1 No 1 Air Dingin
Hp. 08116666291
Riwayat Pekerjaan :
- Staf Pengujian obat Balai POM Bengkulu (1994)
- Staf Pemeriksaan Obat Balai POM Bengkulu (1995-2000)
-. KaSubsi Pemeriksaan Obat. Balai POM Bengkulu (2000-2004)
- Kasi Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BPOM Bengkulu(2004-2010)
- Kepala Balai POM Bengkulu(2010- 2015)
- Kepala Balai Besar POM di Padang (2015- Agustus 2017)
- Kepala Balai Besar POM di Banda Aceh (Agust 2017 – Juni 2020)
- Kepala Balai Besar POM di Mataram (Juni 2020 - April 2021)
- Fungsional di BBPOM Padang (April 2021 – sekarang)
- Guru/Dosen (1995-2020)
Riwayat Pendidikan : - S1 Farmasi Unand (1985-1991)
- Apoteker Unand (1991-1993)
Outline Presentasi

Peraturan tentang Label

Persyaratan Label

Tata cara pencantuman Label

Fungsi Kemasan

Peraturan tentang Kemasan

Jenis Kemasan
DASAR HUKUM

UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan

PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan


Pangan

Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang


Label Pangan Olahan
01

Pendahuluan
UU No.18/2012 tentang Pangan
Perka No.22/2018
Undang – Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan
PerBadan POM NO.22/2018 tentang Pedoman Pemberian Sertifikasi Pangan industri Rumah Tangga
PELABELAN PANGAN
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk
gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
pangan, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan

DITEMPEL PADA DICETAK PADA


KEMASAN KEMASAN
DISERTAKAN PADA
PANGAN
Ketentuan Umum, Ukuran Huruf/Angka

Keterangan yang
Kemasan kecil (≤ 10
berbentuk tulisan wajib
Menggunakan dicantumkan secara cm2) : ukuran huruf
bahasa Indonesia teratur, jelas, mudah tidak boleh lebih
dibaca, dan proporsional kecil dari 0.75 mm.
dengan luas permukaan
label

Istilah asing dapat Ukuran huruf


digunakan sepanjang minimal = huruf
keterangan tersebut kecil “o” huruf
telah terlebih dahulu Arial 1 mm
dicantumkan dalam (ukuran font 6)
bahasa Indonesia
Label Pangan Olahan paling sedikit memuat keterangan mengenai:

Informasi huruf a, c, d, e, g, h
wajib dicantumkan pada
bagian label yang paling
mudah dilihat dan dibaca
a. nama produk;
b. daftar bahan;
c. berat/isi bersih Bagian label yang paling mudah
d. nama & alamat pihak
dilihat dan dibaca, yaitu bagian satu
yang memproduksi/
mengimpor; sisi pandang yang terlihat ketika
e. halal bagi yang produk dipajang (di-display) dan
dipersyaratkan; memuat keterangan yang sangat
f. tanggal & kode penting diketahui oleh konsumen
produksi; sesuai ketentuan peraturan yang
g. keterangan berlaku.
kedaluwarsa;
h. nomor izin edar; dan
i. asal usul bahan Pangan
tertentu
CONTOH LABEL PANGAN OLAHAN

Chaki
Nama Daftar bahan:
Daftar
Dagang Daging ayam (37%), air, tepung roti bahan
(gluten), isolat protein kedelai
Nama Naget Ayam (kedelai), susu bubuk, minyak
nabati, gula, garam, lada, penstabil
Produk* fosfat
Mengandung alergen, lihat daftar Informasi
bahan yang dicetak tebal
alergen

ING
Halal Cara penyiapan:
1. Siapkan wajan
* Saran penyajian
dan panaskan Cara
minyak
Cara Simpan di suhu sampai 170oC penyiapan
penyimpanan beku -18oC 2. Keluarkan
Diproduksi oleh: produk beku
PT. Bintang Lima dan langsung
Nama & Jakarta 15610 goreng hingga
matang
Alamat Indonesia
3. Siap
Produsen* BPOM RI MD 123456789013 dihidangkan

Nomor Baik Digunakan


Sebelum : 010820 Kode Produksi: ACG07
Kode
Berat Bersih 500 g produksi
izin edar*
2D barcode (cek di aplikasi BPOM Mobile)
Keterangan kedaluwarsa* Isi/berat bersih*
*) keterangan yang bergaris bawah adalah yang
wajib dicantumkan di bagian yang paling
mudah dilihat dan dibaca
1. Nama Produk

Nama Dagang
Dapat berupa dapat berupa gambar, jika telah diatur dalam SNI
kata, huruf, angka, susunan warna,
dan/atau bentuk lain tersebut yang wajib maka nama jenis harus
memiliki daya pembeda sesuai SNI
Contoh:
Nama Jenis* ✔ Kopi Instan
pernyataan/keterangan tentang identitas ✔ Tuna Dalam kaleng
pangan olahan.
✔ Air Minum Dalam Kemasan

*) Nama jenis wajib dicantumkan pada


Label Pangan Olahan
2. Daftar Bahan
Pencantuman
Bahan yang digunakan: Daftar Bahan
Didahului dengan tulisan
Bahan Baku “daftar bahan”; “bahan yang
digunakan”; “bahan-bahan”;
“komposisi”
Bahan Tambahan
Pangan Nama bahan
merupakan nama lazim
yang lengkap dan tidak
Bahan Penolong
berupa singkatan
Tidak dicantumkan pada Daftar
Bahan Urutan
disusun secara berurutan
dimulai dari bahan yang
digunakan paling banyak.
Pencantuman Jumlah Bahan Baku

Bahan baku memberikan identitas


pada pangan olahan Roti Manis dengan Cokelat Chips
Contoh: Daftar Bahan: Tepung Terigu,
Daging pada “Bakso Sapi” Gula, Garam, Susu Bubuk,
Lemak Reroti, Cokelat Bubuk,
Cokelat Chips (5%), Cokelat
Pasta, Pengemulsi, Ragi,
Bahan baku ditekankan pada pelabelan
Pengawet Kalium Propionat.
(dalam bentuk kata-kata atau gambar )
Contoh:
Abon Pedas pada produk “Krekers dengan
Taburan Abon Pedas” dengan penekanan
“dengan taburan abon pedas”.

Bahan baku disebut dalam nama jenis


pangan
Contoh:
Ikan pada produk “Abon Ikan”
Cara pencantuman BTP dalam daftar bahan: BAHAN TAMBAHAN
PANGAN ( BTP )
❑ Nama Golongan BTP
❑ Khusus untuk BTP: BTP ikutan (Carry Over)* harus
⮚ Antioksidan dicantumkan setelah bahan yang
⮚ Pemanis (Alami atau Buatan) mengandung BTP
⮚ Pengawet Komposisi :
⮚ Pewarna (Alami atau Sintetik) dan Tepung terigu, …….., kecap
⮚ Penguat Rasa (mengandung pengawet sulfit),
harus dicantumkan Nama Jenis. Khusus Pewarna sintetik eritrosin CI No
untuk BTP Pewarna disertai Nomor 45430, Perisa sintetik sapi panggang
Indeks.
*) Khusus untuk BTP golongan antioksidan,
❑ nama kelompok perisa untuk BTP perisa
pemanis, pengawet, pewarna, penguat rasa
meliputi perisa alami dan/atau perisa
sintetik
PENCANTUMAN INFORMASI TANPA BTP

 Pada label dicantumkan setelah daftar bahan yang


digunakan dan Ukuran huruf sama dengan komposisi, tidak
di bold/highlight)
Informasi tanpa
 Tidak diizinkan mencantumkan nama jenis BTP
BTP hanya
 Tidak diizinkan jenis BTP yang beririsan fungsi dengan zat
diizinkan untuk
gizi
jenis BTP
a. Pemanis Buatan
b. Pengawet
c. Pewarna sintetik Informasi tanpa BTP
d. Antioksidan pada Label Pangan
e. Penguat Rasa hanya dapat
dicantumkan berupa
contoh a. Tanpa Pemanis
Buatan
DAFTAR BAHAN:
AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK, PENGATUR KEASAMAN
b. Tanpa Pengawet
(TRINATRIUM SITRAT, ASAM SITRAT, ASAM FOSFAT), c. Tanpa Pewarna
ANTIOKSIDAN (ASAM ASKORBAT), PEMANIS ALAMI GLIKOSIDA Sintetik
STEVIOL (STEVIA), BUBUK SIRSAK (0,5%). TANPA PENGAWET d. Tanpa Antioksidan
e. Tanpa Penguat Rasa
Peringatan
Pangan Olahan yang Mengandung Pemanis Buatan

Pemanis Penderita Aspartam Poliol


buatan Diabetes

Pangan Olahan untuk Pangan Olahan yang Pangan Olahan yang


Pangan Olahan yang
penderita diabetes menggunakan Aspartam mengandung Poliol
mengandung Pemanis buatan

“Mengandung pemanis ”Untuk penderita diabetes “Mengandung fenilalanin, “Konsumsi berlebihan


buatan, disarankan tidak dan/atau orang yang tidak cocok untuk mempunyai efek laksatif”
dikonsumsi oleh anak di membutuhkan makanan penderita fenilketonurik”
bawah 5 (lima) tahun, ibu berkalori rendah”
hamil dan ibu menyusui”
4. Nama dan Alamat
3. Berat Bersih Produsen / pengimpor
Pangan PRODUK DALAM NEGERI
Olahan Alamat paling sedikit meliputi nama kota,
kode pos, dan Indonesia produsen.
• “Diproduksi oleh ...”
• “Diproduksi oleh ... untuk ...”
Pada Cair Semi • ”Dikemas oleh ... untuk ... ”
t padat (untuk yang mempunyai kontrak)

Berat Bersih Isi Bersih Berat Bersih


- miligram (mg) - mililiter (ml atau atau PANGAN OLAHAN IMPOR
- gram (g) mL) Isi Bersih • Alamat produsen paling sedikit
- kilogram (kg) - liter (l atau L) meliputi nama kota dan negara.
• Alamat pengimpor/distributor.
Pangan olahan yang menggunakan medium paling sedikit meliputi nama kota,
cair harus dicantumkan juga Bobot Tuntas kode pos, dan Indonesia.
atau Berat Tuntas. “Diimpor/didistribusikan oleh ... “
5. Halal 6. Tanggal dan Kode Produksi

Dicantumkan pada pangan olahan wajib diletakkan pada bagian yang


yang mempunyai sertifikat Halal dari mudah dilihat dan dibaca.
lembaga yang berwenang di
Indonesia. memuat informasi mengenai
riwayat
produksi pangan
LOGO
HALAL
berupa nomor bets (batch)
dan/atau
Logo halal akan
ditetapkan oleh BPJPH waktu produksi

Isi bersih: 2 Liter


MD 12345678910

16
7. Kedaluwarsa 8. Nomor Izin Edar
Batas akhir suatu pangan olahan dijamin
mutunya sepanjang penyimpanannya
PRODUK DALAM NEGERI
01 mengikuti petunjuk produsen. “BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka.

Apabila masa simpan ≤ 3 bulan PRODUK IMPOR


“Baik digunakan sebelum :
02 tanggal, bulan, tahun”
“BPOM RI ML” yang diikuti dengan digit angka.

Apabila masa simpan > 3 bulan


“Baik digunakan sebelum :

03 tanggal, bulan, tahun” atau


“bulan, tahun”
PANGAN OLAHAN INDUSTRI RUMAH
Pengecualian TANGGA
: “P-IRT”
a. minuman yang mengandung alkohol paling
sedikit 7% (tujuh persen); Jenis produk yang dapat didaftarkan sebagai PIRT
b. roti dan kue yang mempunyai masa tercantum dalam Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun
simpan kurang dari atau sama dengan 24 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat
(dua puluh empat) jam; dan Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
c. cuka.
9. Asal Usul Bahan Pangan Tertentu

Asal Bahan Pangan Tertentu dari Pangan yang Diproduksi Melalui Peringatan untuk Pangan
Hewan atau Tanaman Proses Khusus Olahan Berasal dari Babi

✔ Harus dicantumkan pada daftar bahan Pangan Olahan yang mengandung bahan
Produk Rekayasa Genetik
berasal dari babi
berupa nama bahan diikuti dengan asal
Wajib dicantumkan:
bahan.
“PRODUK REKAYASA GENETIK”
Contoh:
Gelatin sapi, lemak babi, minyak nabati,
protein kedelai, lemak kakao Pangan olahan yang proses pembuatannya
Produk Iradiasi bersinggungan dan/atau menggunakan
fasilitas bersama dengan bahan bersumber
Daftar bahan : Wajib dicantumkan: babi
Daging Ikan (60%), tepung tapioka, terigu, “IRADIASI”
isolat protein kedelai, bawang putih, gula,
garam, lada, penguat rasa monosodium
glutamate, penstabil fosfat.
Keterangan tentang
2D Barcode Alergen
• Pada Label wajib dicantumkan 2 (dua) Keterangan tentang alergen wajib dicantumkan untuk:
dimensi (2D Barcode).
• Kode yang dapat dibaca oleh aplikasi Pangan olahan yang mengandung alergen
pelacak yang digunakan untuk Pangan olahan yang diproduksi
identifikasi, penjejakan dan pelacakan menggunakan sarana produksi yang
kebenaran produk. sama dengan pangan olahan yang
mengandung alergen.

QR code memuat informasi:


Daftar bahan:
▪ nomor Izin Edar Gula (mengandung sulfit), minyak nabati,
▪ masa berlaku Izin Edar kacang tanah, pengemulsi lesitin kedelai.

Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang


dicetak tebal.

Catatan: tulisan ‘sulfit’ dan ‘kacang tanah’ dicetak


tebal, karena hasil analisa sulfit dalam produk
melebihi 10 mg/kg, dan kacang tanah termasuk
alergen
INFORMASI NILAI GIZI

KEWAJIBAN PENCANTUMAN
1 Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018
tentang Label Pangan Olahan 2 Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019
tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label
PASAL 43
Keterangan tentang kandungan Gizi
Pangan Olahan
PASAL 2
Setiap Orang yang memproduksi dan/atau mengedarkan
dan/atau non Gizi Pangan Olahan wajib mencantumkan ING pada Label.
WAJIB dicantumkan untuk semua pangan
olahan
Informasi Nilai Gizi (ING) adalah DAFTAR
KANDUNGAN ZAT GIZI DAN NON GIZI
pangan olahan sebagaimana produk pangan olahan
Dicantumkan dalam bentuk TABEL dijual sesuai dengan format yang dibakukan
INFORMASI NILAI GIZI

ING berlaku wajib untuk semua pangan, KECUALI: Informasi Nilai Gizi Dilarang untuk
Kopi bubuk, Teh bubuk/ serbuk, Teh celup, AMDK (air dicantumkan pada label minuman
embun, air mineral, air demineral), Herba, rempah – beralkohol
rempah, bumbu, kondimen
TATA CARA PENCANTUMAN Jumlah sajian per
kemasan menunjukkan
02
jumlah Takaran Saji yang
Takaran Saji adalah terdapat dalam satu kemasan
jumlah Pangan Olahan yang 01 Pangan.
wajar dikonsumsi dalam satu
kali makan, dinyatakan dalam
Persentase AKG
Satuan Metrik atau Satuan
merupakan persentase kontribusi
Metrik dan Ukuran Rumah
zat gizi dalam satu sajian produk
Tangga yang sesuai untuk 04 dibandingkan dengan jumlah
Pangan Olahan tersebut.
kebutuhan zat gizi tersebut dalam
03 sehari.
Jenis dan kandungan zat
gizi dan nongizi.
Catatan kaki merupakan
Zat Gizi Wajib : informasi yang menerangkan
Energi total, lemak total, lemak
05 bahwa persentase AKG yang
jenuh, protein, karbohidrat total, ditunjukkan dalam ING dihitung
gula dan garam (natrium) berdasarkan kebutuhan energi
2150 kkal untuk kelompok umum.
Kebutuhan energi tersebut dapat
Dibuktikan dengan hasil analisis zat lebih tinggi atau lebih rendah,
gizi dari laboratorium terakreditasi* disesuaikan dengan kebutuhan
Alami
• Pangan Olahan yang tidak
dicampur dan tidak diproses;
atau
• Pangan Olahan yang diproses
secara fisika tetapi tidak merubah
sifat dan kandungannya Dari (diikuti nama bahan)
Bahan merupakan bahan baku utama

Keterangan untuk (kandungan bahan tersebut minimal


50%)
Murni atau 100%
Pangan Olahan yang tidak
Membedakan Segar
ditambahkan/dicampur dengan
bahan lain
Mutu tidak boleh digunakan pada Label
Pangan yang terbuat dari Pangan
Olahan antara atau Pangan Olahan
lainnya

Dengan (diikuti nama bahan)


Bahan merupakan salah satu bahan baku Asli
yang digunakan tidak dapat digunakan untuk Pangan
Olahan yang dicampur dengan bahan
yang dapat mengaburkan keasliannya,
seperti penggunaan perisa.
Pedoman yang diterbitkan terkait implementasi
Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan

Buku pedoman dapat diunduh di subsite : standarpangan.pom.go.id


Current Issue

19 April 2021
PROSES REVISI
KEMASAN PANGAN OLAHAN
OUTLINE
PENDAHULUAN

REGULASI KEMASAN

JENIS-JENIS KEMASAN PANGAN

CONTOH IMPLEMENTASI 2

ISU KEMASAN PANGAN

PENUTUP
Definisi Kemasan Pangan
Bahan yg digunakan untuk
mewadahi dan/atau membungkus
pangan, baik yang bersentuhan
LANGSUNG dengan pangan
maupun tidak.

(UU No. 18 Tahun 2012


tentang Pangan)

3
Melindungi
Penjualan

Transportasi Komunikasi, Informasi dan


Wadah Promosi

Mempertahankan
Mengawetkan
Kemasan Pangan seperti apa yang diinginkan?
mewadahi pangan dengan harga yang semurah-
murahnya namun memenuhi syarat keamanan (cost
effective)

memenuhi keinginan konsumen

menjaga keamanan pangan

berdampak lingkungan sekecil mungkin


5
Mengapa penggunaan kemasan perlu diatur?

pangan kemasan

Terdapat perpindahan / migrasi bahan pengemas ke dalam pangan !!!


Beberapa cemaran dapat berakibat buruk bagi kesehatan.
Perlu adanya regulasi keamanan kemasan pangan. 6
Persyaratan Keamanan
• Persyaratan keamanan : batas migrasi
• Migrasi adalah proses terjadinya perpindahan suatu zat dari
kemasan pangan ke dalam pangan

• Migrasi MENINGKAT, jika: • Migrasi MENURUN, jika:


 durasi kontak >>>  Berat Molekul Food
 suhu kontak >>> Contact Substance besar
 pangan kering atau kontak
 konsentrasi Food Contact
tak langsung
Substance tinggi
 difusitas bahan kemasan
 luas permukaan kontak besar rendah
 pangan agresif  adanya lapisan penyekat
PEMILIHAN BAHAN KEMASAN
Masa simpan Cara
penjualan
produk
Hal yang perlu
diperhatikan!
Jenis pangan
yang
Bentuk dikemas
kemasan • Derajat keasaman
• Suhu
• Komposisi
Gunakan peralatan / pengemas pangan yang aman, khususnya plastik
:
bertuliskan “TARA PANGAN” atau terdapat
gambar gelas dan garpu sebagai berikut :

9
Regulasi Kemasan Pangan
PP No 86 Permenperin No. PerBPOM No 20
UU No. 18
Tahun 2019 24/M- Tahun 2019
Tahun 2012
tentang IND/PER/2/2010 tentang Kemasan
tentang Keamanan Pangan
Pangan Pangan
Pasal 82, ayat (2) Pasal 24, ayat (1), Kewajiban M engatur zat kontak
Setiap orang yang (2), dan (3); Pasal mencantumkan pangan, bahan
melakukan produksi 25, ayat (1) dan (2); kontak pangan, dan
Logo Tara tipe pangan dan
Pangan dalam Pasal 26, ayat (1)
kemasan wajib dan (2); Pasal 27, Pangan dan kondisi penggunaan
menggunakan bahan ayat (1) dan (2) Kode Daur Ulang* untuk pengujian
kemasan pangan kemasan.
yang tidak Ketentuan mengenai
membahayakan Zat Kontak Pangan
kesehatan manusia dan jenis Zat Kontak
Pangan yang dilarang
Pasal 83, ayat (1), diatur dengan
(2), dan (3) Peraturan Kepala
* Semua jenis plastik dapat
Badan
di daur ulang
DICABUT dan
DIREVISI
MENJADI

Ditetapkan

tangga
l
PERATURAN BADAN POM NO. 20 TAHUN 2019
TENTANG KEMASAN PANGAN
13 Pasal 5 Lampiran, ditetapkan 26 Juli 2020

Lampiran V
Formulir Izin
Khusus
Lampiran IV
Lampiran III Tipe Pangan
Lampiran I.
Bahan Kontak dan kondisi
Zat Kontak
Pangan Pangan yang penggunaan
yang *) diizinkan **
dilarang *) Dengan atau Tanpa **) untuk) pengujian kemasan
Batas Migrasi
https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/2019/PBPOM_Nomor_20_Tahun_2019_tentang_Kemasan_Pangan.pdf
Gunakan peralatan / pengemas pangan yang aman, :
khususnya plastic, terdapat tulisan “TARA PANGAN”
atau terdapat gambar sebagai berikut :

Dengan Logo Tara Pangan Tanpa Logo Tara Pangan

13
JENIS-JENIS KEMASAN
PENGELOMPOKKAN BAHAN KEMASAN YANG UMUM
DIGUNAKAN

Plastik
2 1 Kertas
3
Kaca
4
Kaleng
BAHAN KEMASAN YANG UMUM DIPAKAI
2 3

Kertas

1 Plastik Mika PET

7
Kertas Cokelat

6
4 Kertas (virgin) dengan
Laminat

Plastik PP
Polistiren (PS) Busa 5
16
Botol Plastik PET
Jenis Bahan Kemasan Pangan
Bahan Kemasan Kertas dan Karton
Alami
Kaca/Gelas

Plastik, Laminat, dan Liquid


Cartoon (karton laminat)
Kaleng Komposit
Logam

17
1. Apa itu plastik?
Plastik adalah senyawa makromolekul organik yang diperoleh
dengan cara polimerisasi, polikondensasi, poliadisi, atau proses
serupa lainnya dari monomer atau oligomer atau dengan
perubahan kimiawi makromolekul alami atau fermentasi mikroba
Terdapat pengkodean jenis plastik, untuk mempermudah proses
daur ulang, berupa angka dikelilingi anak panah

18
2. Apa itu kertas & karton pembungkus pangan?

• Kertas adalah bahan yang dibuat


dari serat selulosa, yang
diperoleh dari kayu, kertas daur
ulang dan serat tanaman
tahunan seperti jerami
• Karton adalah istilah umum
untuk jenis kertas tertentu yang
mempunyai kekakuan relatif
tinggi. 19
Kertas dan karton serta masalahnya
JANGAN MENGGUNAKAN KERTAS BEKAS UNTUK PANGAN

Kertas coklat pembungkus pangan


1) Kertas coklat terdiri dari dua bagian:
• Kertas daur ulang
• Plastik laminasi
2) Untuk mewadahi pangan siap saji dengan waktu simpan yang tidak lama
3) Usahakan menyimpan kemasan tersebut di tempat yang tidak lembab, untuk menghindari
pertumbuhan mikroba
4) Pastikan lapisan plastik laminasi tidak rusak atau bocor waktu digunakan
Mengingat banyak beredar kertas coklat dengan kualitas
daur ulang yang tidak baik, disarankan untuk
menggunakan kertas “food grade” yang ditandai dengan
warna putih, tidak berbintik
3. Apa itu Kemasan Kaca (Gelas)?
• Kaca bersifat kaku, bening namun mudah pecah
• Dapat berasal dari campuran pasir dengan soda abu (serbuk
mineral/pasir putih dengan titik leleh rendah), batu kapur
dan pecahan atau limbah atau gelas yang didaur ulang
• Tidak bereaksi dengan pangan (inert/lembam) dan
aman untuk pangan
• Kekurangan: gampang pecah atau retak

21
4. Apa itu Kaleng/Logam dan Paduan Logam
• Paduan logam adalah bahan logam, homogen pada skala
makroskopik, terdiri dari dua atau lebih unsur yang bergabung
sedemikian rupa sehingga bahan tersebut tidak mudah dipisahkan
secara mekanis
• Contoh populer kemasan logam adalah kaleng
• Jenis bahan kemasan ini diantaranya aluminium, tinplate, dan
aluminium foil

22
Contoh kerusakan pada kemasan logam
Penggembungan
kaleng (tin can
swelling)

Kaleng berkarat

23
Pengelompokkan Kemasan Untuk
Pemberian Nomor P-IRT*
*) Peraturan BPOM No.22 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat
Produksi Pangan IRT
KODE JENIS KEMASAN
Aluminium
1 Gelas
kombinasi
2 Plastik
plastik
3 Karton/ Kertas
yaitu kemasan aluminium di satu sisi dan sisi
4 Kaleng
lainnya berupa plastik transparan yang
5 Aluminium Foil*
tembus pandang sehingga bentuk dan warna
6 Lain-lain (misalnya produk pangan di dalamnya dapat dilihat,
daun) umumnya berbentuk standing pouch
Kemasan Komposit adalah
7 Komposit**
adalah kemasan yang terbuat
8 Ganda*** dari dua atau lebih bahan
kemasan yang berbeda, misal
plastik dengan alumonium
foil, kertas dengan 24
KODE JENIS KEMASAN
8. Ganda ***
• Kemasan Ganda adalah adalah kemasan yang
terdiri dari dua atau lebih jenis kemasan yang berbeda
pada satu produk pangan

• Contoh: kemasan primer dan sekunder pada satu


produk, misalnya Aluminium Foil sebagai kemasan
8 Ganda*** primer dan Karton sebagai kemasan sekunder

25
Jenis Bahan Kemasan Pangan

KEMASAN KARTON LAMINAT (LIQUID CARTON)

• Kemasan karton laminat biasanya


digunakan untuk produk minuman/
pangan berbentuk cair, seperti susu
UHT, minuman sari buah, dan
santan.
• Kemasan ini termasuk jenis
kemasan fleksibel yang terdiri dari
beberapa lapisan, umumnya
terdiri dari 7 lapisan.

26
Jenis Bahan Kemasan Pangan
KEMASAN KALENG KOMPOSIT (CAN COMPOSITE)

• Kemasan ini berbentuk


tabung,
umumnya terbuat dari kombinasi
plastik
kertas, dan jug
dikombinasikan
dapat dengan a
logam.

• Untuk pangan yang memerlukan


perlindungan yang tinggi dari gas dan
uap air. makanan kering (misalnya
abon, makanan ringan ekstudat) atau
masakan yang tidak terlalu basah
(misalnya gudeg).

27
KEMASAN FLEKSIBEL MULTILAPIS (MULTILAYER)

• jenis kemasan yang dapat berubah bentuk setelah diisi dan


mengandung lebih dari 2 jenis material berbeda, seperti plastik
dengan aluminium foil atau kertas dengan aluminium foil.

• Bentuk kemasan fleksibel yang umum adalah sachet, pouch dan


polybag

Fungsi penggunaan aluminium foil/ metalized film adalah sebagai


barrier film (lapisan pelindung) antar kedua sisi kemasan.
CONTOH IMPLEMENTASI
PENGGUNAAN KEMASAN FLEKSIBEL (MULTILAPIS)
UNTUK PRODUK SAUS TOMAT (Sachet)
ADHESIVE 02

01 LAPISAN LUAR
 Zat Kontak Pangan (Mis:
Perekat) yang dilarang
&04 ALU FOIL
Tidak Bersentuhan Dengan
Adhesive/ lem 03
digunakan untuk digunakan  • Sebagai salah satu jenis
Pangan Luar
Lapisan
menyatukan dua  Lampiran I
Zat Kontak Pangan (Mis: Barrier
Kemasan • Memberikan proteksi yang
macam bahan/ Perekat) yang
(PET) sempurna terhadap kelembapan,
substrat. Umumnya diizinkan dengan
• Bahan Kontak yang O2, dan sinar UV.
adalah polimer Batas Migrasi  • Cocok untuk produk yang
digunakan sesuai
Lampiran II.A berumur simpan Panjang/lama
dengan Lampiran
II.A dan II.B LAPISAN DALAM
(KONTAK
05 Persyaratan Umum (Lampiran III A)
Total Logam Berat
DENGAN Migrasi total : 60 bpj ATAU 10
PANGAN) (Pb, Cd, Hg, Cr (VI)) : 1 bpj
PP mg/dm2
PET
Adhesive
Persyaratan Khusus (Lampiran III B.1 nomor 1.1, Hal
133) Misal: Struktur laminat utk penggunaan < 121°C
Alu Foil
 Jenis perekat: Anhidrat maleat pumpunan (adduct) dari PP,
Adhesive
polyester-uretan : 0.0016 mg/dm2
PP
 Jenis perekat: polyester – epoksi – uretan : 0.0016 mg/dm2
PEDOMAN YANG DITERBITKAN
TERKAIT KEMASAN
2019 - 2020
Pedoman dan Kriteria Plastik Berbahan Polyethylene Terephtalate
(PET) Daur Ulang Yang Aman Untuk Kemasan Pangan

Latarbelakang:
Terdiri dari 5 - PerPres No 83/2018
BAB tentang Penanganan
Sampah Laut
- Dukungan terhadap
Tujuan untuk meningkatkan Circular Economy
pengetahuan pengguna
terkait proses pembuatan Pedoman ini mencakup:
kemasan pangan dari
bahan PET daur ulang
1. Regulasi daur ulang PET
sehingga kemasan tersebut botol
dapat dinyatakan aman 2. Teknologi daur ulang
digunakan sebagai kemasan
kemasan pangan.
3. Kriteria keamanan produk
akhir guna untuk dimanfaatkan
Circular economy adalah untuk memperpanjang masa pakai sampah menjadi sesuatu yang berdaya
kembali sebagai alternatif bahan baku atau didaur ulang menjadi produk baru, sehingga dapat menghemat biaya produksi atau
2 PEDOMAN IMPLEMENTASI PERATURAN BADAN POM
NOMOR 20 TAHUN 2019 TENTANG KEMASAN PANGAN
PP No. 86 Tahun 2019 tentang
Keamanan Pangan
mengharuskan setiap orang yang
melakukan Produksi Pangan
Kemasan Pangan adalah dalam kemasan wajib
bahan yang digunakan untuk menggunakan bahan kemasan
mewadahi dan/atau pangan yang tidak
membungkus pangan baik 01 04 membahayakan kesehatan
yang bersentuhan langsung manusia
dengan pangan maupun tidak LATAR 0 Ketentuan mengenai zat dan
Kemasan harus dapat 0 BELAKANG
PENYUSUNA 5 bahan kontak pangan yang
melindungi pangan dari diizinkan dan dilarang tertuang
pengaruh lingkungan 2 N PEDOMAN dalam PerBPOM No. 20 Tahun
Kemasan dapat ditujukan 03 2019 tentang Kemasan Pangan
untuk memenuhi keinginan Dibutuhkan pemahaman dalam
konsumen, memperluas pangsa mengimplementasikan
pasar, meningkatkan nilai jual, 06 Peraturan tersebut serta
memberikan keunikan suatu dibutuhkan informasi terkait
produk, dan mempermudah pencantuman tulisan, logo,
distribusi dan transportasi dan/atau gambar
ISU KEMASAN PANGAN
1. Penggunaan plastik untuk 2. Penggunaan Styrofoam:
merebus lontong  Dapat masuk ke sel-sel daran & merusak
sumsum tulang belakang
“Sering mengonsumsi lontong yang  Mengandung benzene  penyebab kanker
direbus menggunakan plastik bisa
menyebabkan datangnya penyakit, 3. Penggunaan Kantong kresek sebagai
kemasan pangan berbahaya bagi kesehatan!
seperti kanker atau gangguan
kesuburan.”

5. Kantong Teh
Mengandung Zat
Karsinogenik, Mitos 4. Penggunaan Kertas Coklat
untuk membungkus Nasi:
atau Fakta?
Kertas ini mengandung bakteri
sekitar 1.5 juta koloni/g
2. Plastik polistiren busa
1. Bungkus lontong dilarang :
1) Gunakan kemasan alami 1) digunakan dalam microwave
(misalnya daun kelapa 2) Jika kondisi rusak, berubah
muda, daun pisang), selain bentuk
aman dapat menambah
3) Untuk pangan berminyak,
citarasa
apalagi keadaan panas
2) Bahan plastik yang lebih
tahan terhadap panas
dapat digunakan
36
43
44
45
PENUTUP
• Penggunaan kemasan disesuaikan dengan kondisi proses
pengolahan (misalnya untuk suhu panas, perlu plastik yang tahan
panas)
• Hindari penggunaan kemasan yang sudah rusak, berubah bentuk,
kusam, berubah warna
• Pilih kemasan yang mencantumkan logo tara pangan dan kode
daur ulang.
• Ikuti petunjuk penyimpanan.
• Tidak terkecoh dengan harga yang murah.
TERIMA KASIH
Dengan Semangat SLTP
Solid, Loyal, Tangguh, Pantang Menyerah

84

Anda mungkin juga menyukai