Anda di halaman 1dari 42

SOSIALISASI REGULASI

KEAMANAN DAN MUTU PANGAN OLAHAN


Dalam Rangka Implementasi UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja

LABEL PANGAN OLAHAN


Dasar Hukum

PP No. 69 Tahun 1999 PerBPOM No. 20 Tahun 2021 tentang


tentang Perubahan Atas PerBPOM No. 31 Tahun 2018
Label dan Iklan Pangan tentang Label Pangan Olahan

1 2 3 4
UU No. 18 Tahun 2012 PerBPOM No. 31 Tahun 2018
tentang Pangan tentang
Label Pangan Olahan
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
PP No. 69 Tahun 1999 tentang
Label dan Iklan Pangan
Label Pangan Olahan

Mengapa perlu diterbitkan peraturan tentang Label Pangan Olahan?

Masyarakat pelu dilindungi dari informasi yang tidak benar,


Masyarakat tidak jelas, dan menyesatkan mengenai Pangan Olahan

Pelaku Usaha perlu acuan dalam pencantuman label pada


Pelaku Usaha produk Pangan Olahan

Pemerintah Pemerintah perlu tools pengawasan Pangan Olahan


Pelabelan Pangan
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk
gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan
pada pangan, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan

DITEMPEL PADA DISERTAKAN PADA DICETAK PADA


KEMASAN PANGAN KEMASAN
Ketentuan Umum,
Ukuran Huruf dan Angka

Bahasa Istilah Asing Tulisan Ukuran Huruf Kemasan Kecil

Keterangan yang Ukuran huruf


Istilah asing berbentuk tulisan Kemasan kecil
dapat digunakan wajib dicantumkan minimal (≤ 10 cm2) :
Menggunakan setelah terlebih secara teratur, sama dengan
ukuran huruf
bahasa dahulu jelas, mudah huruf kecil
dicantumkan dibaca, dan “o” pada font
tidak boleh
Indonesia
dalam Bahasa proporsional
Arial 1 mm lebih kecil dari
dengan luas
Indonesia (ukuran 6) 0.75 mm.
permukaan label
Label Pangan Olahan paling sedikit
memuat keterangan mengenai:

1 Nama produk 4 Nama dan alamat


pihak yang
7 Keterangan
kedaluwarsa
memproduksi/
mengimpor

2 Daftar bahan 5 Halal bagi yang 8 Nomor izin edar


dipersyaratkan

3 Berat/isi bersih 6 Tanggal dan 9 Asal usul bahan


kode produksi pangan tertentu
Informasi Berikut Wajib Dicantumkan pada Bagian
Label yang Paling Mudah Dilihat dan Dibaca

Bagian satu sisi pandang yang terlihat ketika produk dipajang (di-display) dan
memuat keterangan yang sangat penting diketahui oleh konsumen sesuai
ketentuan peraturan yang berlaku.

Halal bagi yang


Nama produk
dipersyaratkan

Berat/isi bersih
Keterangan
kedaluwarsa
Nama dan alamat
pihak yang
memproduksi/
mengimpor Nomor izin edar
Pelabelan Produk Business-to-Business
(B-to-B)
Pangan Olahan yang dijual kepada Pelaku Usaha
untuk diolah kembali menjadi pangan olahan
lainnya, Label wajib memuat keterangan paling
sedikit mengenai: 1. Nama produk

Tanggal dan
4.
kode produksi

2. Berat atau isi


bersih
Keterangan
5.
kedaluwarsa
Nama dan alamat
pihak yang
3.
memproduksi atau
mengimpor
Pelabelan Produk Business-to-Business
(B-to-B)

Dalam hal distribusi Pangan Olahan tidak Dikecualikan untuk:


dilakukan oleh Pelaku Usaha yang memproduksi 1. Pangan Olahan yang dijual oleh Produsen
atau mengimpor, maka Pelaku Usaha wajib secara langsung kepada Pelaku Usaha untuk
mencantumkan keterangan sebagai berikut atau diolah kembali menjadi Pangan Olahan;
dengan kalimat lain yang semakna: 2. Pangan Olahan yang didistribusikan oleh
Distributor yang ditunjuk langsung oleh
Produsen atau importir kepada Pelaku Usaha
“Tidak untuk diperdagangkan secara eceran” untuk diolah kembali menjadi Pangan Olahan

“Tidak untuk dikemas ulang”

“Hanya untuk kebutuhan hotel, restoran, dan


katering”
1. Nama Produk

Jika telah diatur dalam SNI wajib


Nama Dagang maka nama jenis harus sesuai SNI

Dapat berupa gambar,


kata, huruf, angka,
susunan warna, dan/atau
bentuk lain tersebut yang
memiliki daya pembeda

Nama Jenis
Pernyataan/keterangan
tentang identitas pangan
olahan
*) Nama jenis wajib dicantumkan pada Label
Pangan Olahan
2. Daftar Bahan

Bahan yang digunakan: Pencantuman Daftar Bahan

Bahan baku Didahului dengan tulisan:


“Daftar bahan”
“Bahan yang digunakan”
“Bahan-bahan”
Bahan Tambahan Pangan “Komposisi”
(BTP)
Nama bahan:
Nama lazim yang lengkap dan
tidak berupa singkatan
Urutan:
disusun secara berurutan dimulai
dari bahan yang digunakan paling
banyak
Pencantuman Jumlah Bahan Baku

Bahan baku memberikan identitas Contoh:


pada pangan olahan 1

Contoh: Roti Manis dengan Cokelat Chips


Daging pada “Baso Sapi”
Daftar Bahan:
Bahan baku ditekankan pada Tepung Terigu, Gula, Garam, Susu
pelabelan (kata-kata atau gambar) 2 Bubuk, Lemak Reroti, Cokelat
Bubuk, Cokelat Chips (5%), Cokelat
Contoh: Pasta, Pengemulsi, Ragi, Pengawet
Abon pedas pada produk “Krekers dengan Kalium Propionat.
Taburan Abon Pedas”

Bahan baku disebut dalam nama jenis


pangan 3

Contoh:
Ikan pada produk “Abon Ikan”
Bahan Tambahan Pangan (BTP)

Cara Pencantuman BTP dalam Daftar Bahan:

1. Nama Golongan BTP 4. BTP Ikutan (Carry Over)*

Harus dicantumkan setelah bahan yang


2. Khusus untuk BTP berikut:
mengandung BTP
Antioksidan *) Khusus untuk BTP golongan antioksidan, pemanis,
Pemanis (Alami atau Buatan) pengawet, pewarna, penguat rasa
Pengawet
Pewarna (Alami atau Sintetik) Komposisi :
Penguat Rasa Tepung terigu, telur, gula (mengandung pengawet
Harus dicantumkan Nama Jenis. sulfit), Pewarna sintetik eritrosin CI No 45430,
Khusus untuk BTP Pewarna disertai dengan Perisa sintetik sapi panggang
nomor Indeks.

3. BTP Perisa
Pencantuman Informasi Tanpa BTP

Pencantuman informasi tanpa BTP hanya Ketentuan:


diizinkan untuk jenis BTP: 1. Pada label dicantumkan setelah daftar bahan
yang digunakan dan Ukuran huruf sama
Pemanis Buatan dengan komposisi (tidak di bold/highlight)
Pengawet 2. Tidak diizinkan mencantumkan nama jenis
Pewarna Sintetik BTP
Antioksidan
3. Tidak diizinkan jenis BTP yang beririsan
Penguat Rasa
fungsi dengan zat gizi

Informasi tanpa BTP pada Label Pangan


Daftar Bahan: Daftar Bahan:
hanya dapat dicantumkan berupa: Tepung terigu, Telur, Mentega, Tepung terigu, Telur, Mentega,
Susu Bubuk, Daun bawang, Susu Bubuk, Daun bawang,
Tanpa Pemanis Buatan Garam, Bubuk bawang putih, Garam, Bubuk bawang putih,
Tanpa Pengawet Lada. Lada.
Tanpa Pewarna Sintetik
Tanpa Penguat Rasa Non-MSG
Tanpa Antioksidan
Tanpa Penguat Rasa
Pelabelan Bahan Tambahan Pangan

BTP Tunggal BTP Campuran


Diperdagangkan Diperdagangkan
secara eceran secara eceran

Dijual ke pelaku Dijual ke pelaku


usaha usaha
Pelabelan Bahan Tambahan Pangan
Tunggal
Selain memenuhi keterangan minimal Tulisan “Bahan
yang wajib dicantumkan, BTP yang Nama Golongan
Tambahan
diperdagangkan secara eceran juga BTP
Pangan”
wajib mencantumkan:
Batas Maksimal
Penggunaan BTP
Nama Jenis BTP dalam Pangan
Olahan**

Untuk BTP Pemanis juga


wajib mencantumkan:

Untuk BTP yang mengandung poliol


juga wajib mencantumkan: “konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif”

**tidak diberlakukan untuk BTP yang dijual ke pelaku usaha


Pelabelan Bahan Tambahan Pangan
Campuran

Nama Golongan
Tulisan “Bahan
Selain memenuhi keterangan minimal BTP yang
Tambahan Pangan
yang wajib dicantumkan, BTP mempunyai fungsi
Campuran”
campuran yang diperdagangkan secara utama
eceran juga wajib mencantumkan:
takaran Penggunaan
Jenis Pangan Olahan BTP dalam Pangan
yang diizinkan** Olahan**

**tidak diberlakukan untuk BTP yang dijual ke pelaku usaha


Peringatan
Pangan Olahan yang Mengandung Pemanis Buatan

Pangan Olahan yang “Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi


mengandung Pemanis buatan oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil dan ibu menyusui”

Pangan Olahan untuk ”Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang membutuhkan
penderita diabetes makanan berkalori rendah”

Pangan Olahan yang “Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita


menggunakan Aspartam fenilketonurik”

Pangan Olahan yang


“Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif”
mengandung Poliol
3. Berat Bersih 4. Nama dan Alamat
Produsen / Importir

PRODUK DALAM NEGERI


Padat Cair Alamat paling sedikit meliputi nama kota, kode
Semi Padat
pos, dan Indonesia
• “Diproduksi oleh ...”
Berat Bersih Isi Bersih • “Diproduksi oleh ... untuk ...”
Berat bersih • ”Dikemas oleh ... untuk ... ” (untuk yang
- miligram (mg) - mililiter (ml atau mempunyai kontrak)
- gram (g) atau mL) Isi Bersih
- kilogram (kg) - liter (l atau L)
PANGAN OLAHAN IMPOR
• Alamat Produsen paling sedikit meliputi
nama kota dan negara
• Alamat Importir/Distributor paling sedikit
meliputi nama kota, kode pos, dan Indonesia
Pangan olahan yang menggunakan medium cair harus
dicantumkan juga Bobot Tuntas atau Berat Tuntas.
“Diimpor/didistribusikan oleh ... “
5. Halal 6. Tanggal dan Kode
Produksi

Dicantumkan pada pangan olahan yang mempunyai Wajib diletakkan pada bagian yang mudah
sertifikat Halal dari lembaga yang berwenang di Indonesia dilihat dan dibaca.

Memuat informasi mengenai riwayat produksi


▪ Penetapan logo halal berdasarkan KepKa BPJPH No. 40 pangan
Tahun 2022 tentang Penetapan Label Halal
▪ Berlaku per 1 Maret 2022 Berupa nomor bets (batch) dan/atau waktu
▪ Label halal yang ditetapkan MUI masih dapat digunakan produksi
dalam jangka waktu 5 tahun terhitung sejak PP 39/2021
diundangkan (sampai dengan 2 Februari 2026)
7. Kedaluwarsa 8. Nomor Izin Edar

Batas Akhir PRODUK DALAM NEGERI


Batas akhir suatu pangan olahan dijamin “BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka
mutunya sepanjang penyimpanannya mengikuti
petunjuk produsen.

Masa Simpan ≤ 3 bulan PANGAN OLAHAN IMPOR


“Baik digunakan sebelum: dd/mm/yy” “BPOM RI ML” yang diikuti dengan digit angka

Masa Simpan > 3 bulan INDUSTRI RUMAH TANGGA (P-IRT)


“Baik digunakan sebelum: dd/mm/yy atau Jenis produk yang dapat didaftarkan sebagai PIRT
mm/yy” tercantum dalam PerBPOM Nomor 22 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi
Pengecualian: Pangan Industri Rumah Tangga
• Minuman yang mengandung alkohol paling sedikit 7% (tujuh persen);
• Roti dan kue yang mempunyai masa simpan kurang dari atau sama dengan 24
(dua puluh empat) jam; dan
• Cuka.
9. Asal Usul Bahan Pangan Tertentu

Asal Bahan Pangan tertentu dari Hewan Pangan yang Diproduksi Peringatan untuk Pangan
atau Tanaman Melalui Proses Khusus Olahan Berasal dari Babi

✔ Asal usul bahan Pangan dari hewan wajib PRODUK REKAYASA GENETIK Pangan Olahan yang mengandung
disertai dengan pencantuman jenis bahan berasal dari babi
hewan diikuti dengan asal bahan Wajib dicantumkan:
✔ Asal usul bahan Pangan dari tanaman “PRODUK REKAYASA GENETIK”
dapat disertai pencantuman jenis
tanaman
PRODUK IRADIASI Pangan olahan yang proses
pembuatannya bersinggungan
Contoh:
Wajib dicantumkan: dan/atau menggunakan fasilitas
Gelatin sapi, lemak babi, minyak nabati, “IRADIASI” bersama dengan bahan bersumber
protein kedelai, lemak kakao babi
Daftar bahan :
Daging Ikan (60%), tepung tapioka, terigu, isolat protein
kedelai, bawang putih, gula, garam, lada, penguat rasa
monosodium glutamate, penstabil fosfat.
2D Barcode Keterangan Alergen

Umum: Ketentuan:

Pada Label wajib dicantumkan 2D Barcode Keterangan tentang alergen wajib dicantumkan untuk:
2D (dua dimensi) Barcode adalah kode yang dapat
Pangan Olahan yang mengandung alergen
dibaca oleh aplikasi pelacak yang digunakan untuk
identifikasi, penjejakan, dan pelacakan kebenaran Pangan olahan yang diproduksi menggunakan
terkait informasi produk sarana produksi yang sama dengan pangan olahan
yang mengandung alergen.
QR Code memuat informasi terkait: Daftar bahan:
Gula (mengandung sulfit), minyak nabati, kacang tanah, pengemulsi lesitin
Nomor Izin Edar (NIE) kedelai.
Masa berlaku Izin Edar
Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang dicetak tebal.
Alergen (Bahan atau Hasil Olahan dari Bahan)

Telur Serealia mengandung gluten,


yaitu gandum, rye, barley,
oats, spelt atau strain hibrida

Susu termasuk laktosa


Ikan, krustase (udang, lobster,
kepiting), moluska (tiram,
kerang, bekicot, atau siput
Sulfit dengan kandungan laut)
paling sedikit 10 mg/kg
dihitung sebagai SO2 untuk
produk siap konsumsi Kacang pohon (tree nuts)
termasuk kacang kenari,
almond, hazelnut, walnut,
Kacang tanah (peanut), kedelai kacang pecan, kacang Brazil,
kacang pistachio, kacang
Macadamia atau kacang
Queensland; kacang mede
28
Keterangan Alergen

pencantuman informasi tidak berlaku untuk Pangan


Olahan yang mengandung Alergen yang telah mengalami
proses pemurnian lebih lanjut (highly refined food):

a. produk serealia antara lain sirup glukosa (termasuk dekstrosa),


maltodekstrin, fruktosa, dan gula alkohol;
b. produk perikanan dapat berupa gelatin, minyak ikan;
c. produk kedelai dapat berupa minyak; lemak kedelai dan lesitin;
RRR alpha tocopherol; alpha tocopherol; gama tocopherol;
alpha tocotrienol; 5,7,8-trimethyltocol; dan campuran
tocopherol;
d. produk susu dapat berupa laktitol, protein terhidrolisa
sempurna.
29

Tata Cara Pencantuman pada Label


Tata Cara Pencantuman
Tata Cara Pencantuman Keterangan tentang
Keterangan Alergen untuk Pangan
tentangAlergen untuk Olahan yang Tata Cara Pencantuman
Pangan Olahan yang Keterangan tentang
Diproduksi Menggunakan
mengandung Alergen Sarana Produksi Alergen untuk Alergen
Ikutan (Carry Over)
yang Sama dengan
Pangan Olahan yang
Mengandung Alergen
“Pencantuman Keterangan tentang Alergen untuk Pangan Olahan yang
mengandung Alergen”
Contoh:
Pangan Olahan yang Minuman Serbuk Serealia
mengandung Alergen wajib Oat utuh dan susu termasuk alergen sehingga penulisan
mencantumkan bahan alergen
dalam daftar bahan dengan daftar bahan adalah sebagai berikut.
tulisan yang dicetak tebal dan
mencantumkan tulisan Opsi 1 Daftar Bahan: Oat utuh, Gula, Susu, Krimer,
informasi Alergen berupa:
“Mengandung alergen, lihat
Perisa Sintetik.
daftar bahan yang dicetak Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang dicetak
tebal” tebal.
atau
Opsi 2 Daftar Bahan: Oat utuh, Gula, Susu, Krimer,
Perisa Sintetik.
Mengandung alergen: oat utuh, susu
atau
Opsi 3 Daftar Bahan: Oat utuh, Gula, Susu, Krimer,
Perisa Sintetik.
Mengandung alergen: gluten,30
susu
Pencantuman Keterangan • “Diproduksimenggunakan peralatan
yang juga memproses ...” diikuti
tentang Alergen untuk Pangan dengan nama alergen;
Olahan yang Diproduksi • “Mungkin mengandung ...” diikuti
Menggunakan Sarana dengan nama alergen; atau
• “Dapat mengandung …” diikuti
Produksi yang Sama dengan dengan nama Alergen.
Pangan Olahan yang
Mengandung Alergen

Jika pelaku usaha dapat menjamin tidak ada trace


alergen pada sarana produksi dengan dibuktikan
dokumen validasi maka pencantuman tersebut tidak
diberlakukan.

Dokumen SOP, sertifikat CPPOB atau PMR atau HACCP atau jaminan keamanan
pangan lain yang diakui (misal FSSC, ISO 22000) dapat digunakan sebagai data
dukung untuk menjamin bahwa tidak ada trace alergen pada proses produksi.
32

Jika bahan alergen merupakan carry over dari bahan


baku maka pada daftar bahan yang ditebalkan
adalah bahan alergennya.

Keterangan tentang Contoh:


Alergen untuk Alergen
Pangan olahan dengan bumbu mengandung
Ikutan (Carry Over) Hidrolyzed Vegetable Protein (HVP) dan laktosa

Daftar Bahan: ……., bumbu (mengandung HVP dan


laktosa), ……

Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang dicetak


teba.
Keterangan tentang Peringatan
Produk Susu

Minuman Beralkohol Susu Kental dan Analognya

Pada Label minuman beralkohol wajib dicantumkan


tulisan peringatan berupa:

“MINUMAN BERALKOHOL”
“Mengandung Alkohol ± … % v/v”
“DI BAWAH UMUR 21 TAHUN ATAU WANITA HAMIL
DILARANG MINUM”
Tulisan, Logo/Gambar terkait Kelestarian
Lingkungan dan/atau Kemasan Pangan

Tulisan, logo, dan/atau gambar yang terkait


dengan kelestarian lingkungan dan/atau
kemasan pangan dapat dicantumkan pada Label

Pencantuman tulisan, logo, dan/atau gambar


yang terkait dengan kelestarian lingkungan
harus disertai dengan data dukung yang dapat
dipertanggungjawabkan sesuai peraturan
perundang-undangan

Tulisan, logo, dan/atau gambar yang terkait


dengan kemasan pangan harus memenuhi
ketentuan terkait keamanan kemasan pangan
dan disertai dengan data dukung yang dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Informasi Nilai Gizi (ING)

Peraturan BPOM No. 31/2018 tentang Label Tabel Informasi Nilai Gizi
Pangan Olahan

PASAL 43
Keterangan tentang kandungan Gizi dan/atau
non Gizi WAJIB dicantumkan untuk
SEMUA PANGAN OLAHAN
Kewajiban
Pencantuman

Peraturan BPOM No. 26/2021 tentang Informasi


Nilai Gizi Pada Label Pangan Olahan

PASAL 2
Pelaku Usaha yang memproduksi dan/atau
mengedarkan Pangan Olahan
WAJIB MENCANTUMKAN ING PADA LABEL.
Keterangan untuk Membedakan Mutu

Alami Asli
• Pangan Olahan yang tidak Tidak dapat digunakan untuk Pangan
dicampur dan tidak diproses; atau Olahan yang dicampur dengan bahan
• Pangan Olahan yang diproses yang dapat mengaburkan keasliannya,
secara fisika tetapi tidak merubah seperti penggunaan perisa.
sifat dan kandungannya

Murni atau 100% Segar


Pangan Olahan yang tidak ditambahkan/ Tidak boleh digunakan pada Label
dicampur dengan bahan lain Pangan yang terbuat dari Pangan Olahan
antara atau Pangan Olahan lainnya

Dengan (diikuti nama bahan) Dari (diikuti nama bahan)


Bahan merupakan salah satu bahan baku Bahan merupakan bahan baku utama
yang digunakan (kandungan bahan tersebut minimal 50%)
Contoh Label:

Daftar bahan Halal

Cara Nama Dagang


penyimpanan

Informasi alergen Nama Produk

Kode produksi ING

2D barcode Berat bersih

Kedaluwarsa
Nomor Izin Edar

Nama & Alamat Produsen


Label Pangan yang
dijual dan dikemas
dihadapan konsumen
Larangan

Pelaku Usaha dilarang mencantumkan pernyataan,


keterangan, tulisan, gambar, logo, Klaim, dan/atau
visualisasi yang tidak benar dan menyesatkan

Pernyataan, keterangan, tulisan, gambar, logo, Klaim,


dan/atau visualisasi yang memuat:

Pernyataan bahwa Pangan Olahan mengandung


suatu zat Gizi lebih unggul daripada Pangan
Olahan lain yang tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;

Pernyataan bahwa Pangan Olahan dapat


menyehatkan, kecuali diatur lain dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Pernyataan atau keterangan dalam bentuk
apapun bahwa Pangan yang bersangkutan
dapat berfungsi sebagai obat
Peraturan BPOM No. 20 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan
Pedoman terkait Implementasi
PerBPOM 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan

Buku pedoman dapat diunduh di subsite : standarpangan.pom.go.id


TERIMA KASIH!
standarpangan.pom.go.id
standarpangan.bpom
Direktorat Standardisasi Pangan Olahan

Anda mungkin juga menyukai