Anda di halaman 1dari 14

LABEL DAN IKLAN PANGAN

Disampaikan oleh :
Direktorat Standardisasi Pangan Olahan
Badan POM
Peraturan Label Pangan Olahan
UU nomor 18 tahun 2012 tentang
Pangan

PP nomor 69 tahun 1999 tentang Sedang dalam revisi

Label dan Iklan Pangan


PerBPOM nomor 27 tahun 2017 Sedang dalam revisi
tentang Pendaftaran Pangan Olahan
(Lampiran IV)
Ketentuan pencantuman label

Diwajibkan pada setiap


pangan olahan yang dikemas Menggunakan Bahasa
untuk diperdagangkan Indonesia

Ditampilkan secara tegas, Tidak mudah lepas dari


jelas, mudah dibaca, teratur kemasan
dan tidak berdesak-desakan
Tidak mudah luntur atau
rusak
Label yang melekat atau
ditempelkan pada
kemasan harus melekat
kuat , jika dilepas akan Terletak pada bagian yang
merusak label/kemasan mudah dilihat dan dibaca
aslinya.
Nama produk

Daftar bahan yang digunakan

Berat/isi bersih

Nama & alamat produsen/importir

Nomor izin edar

Kode produksi

Keterangan kedaluwarsa
Halal bagi yang dipersyaratkan
Asal usul bahan pangan tertentu
Nama dagang

Daftar bahan Nama jenis

Nama & alamat

Kode produksi

Kode produksi : 12032018SP

BPOM RI MD 123456789123

Berat bersih Ket. kedaluwarsa


No.izin edar halal
Keterangan dengan persyaratan

Keterangan tentang kandungan gizi,

Keterangan tentang iradiasi pangan,

Keterangan tentang Pangan organik,


Biskuit
Jagung

Keterangan tentang Pangan produk


Komposisi :
rekayasa genetik, tepung terigu, jagung Produk
Rekayasa Genetik, margarin,
telur, gula, garam

Petunjuk penggunaan/penyiapan,
Keterangan dengan persyaratan

Petunjuk tentang cara penyimpanan,

Keterangan tentang petunjuk atau


saran penyajian,

Keterangan tentang peruntukan,

Keterangan lain yang perlu diketahui


mengenai dampak pangan terhadap
kesehatan manusia,

Peringatan.
IKLAN PANGAN OLAHAN
PerKa BPOM RI No. HK.00.05.52.1831 Tahun 2008
tentang Pedoman Periklanan Pangan
Revisi

PerKa BPOM RI Nomor 2 tahun 2016


tentang Pedoman Teknis Periklanan Pangan Olahan

Penjelasan

Pedoman Teknis Pengawasan Periklanan Pangan Olahan


Iklan pangan
adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai pangan dalam
bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan dengan berbagai
cara untuk pemasaran dan atau perdagangan pangan.

Iklan : Konsekuensi dari ketatnya


• Strategi pemasaran agar produk cepat persaingan dalam beriklan:
dikenal, diterima & menaikkan omset
penjualan
Pesan/klaim yang disampaikan
• Sarana untuk meningkatkan brand seringkali :
awareness
• Tujuan iklan : merangsang perhatian, • berlebihan
persepsi, sikap dan perilaku • melanggar etika iklan
konsumen sehingga tertarik untuk • melanggar peraturan
membeli
• membingungkan konsumen
• mengelabui konsumen

9
Iklan pangan yang baik dan benar memberikan informasi yang benar,
jelas dan jujur mengenai :
• sifat, mutu, ingredien, manfaat dan atau keamanan pangan
-
• kata-kata, gambar dan janji-janji
-
• keterangan-keterangan yang harus mendapatkan pembuktian secara ilmiah
-

Yang bertanggung jawab terhadap isi iklan adalah:

Pemegang
Pelaku izin siaran Agen Pemilik
Penerbit Pencetak
Usaha radio atau Periklanan Media
televisi

Pengawasan Iklan • leaflet, brosur, • tayangan siaran • billboard, hanging,


Pangan dilakukan majalah, koran, televisi, situs web, baliho, dll.
terhadap : poster, banner, radio, layanan
spanduk, dll. pesan singkat
(SMS), surat
elektronik, dll.
Media Media Luar
Media Cetak
Elektronik Ruang
11
Informasi yang harus diperhatikan dalam iklan
 Iklan harus jujur, benar dan bertanggungjawab.

 Nama dagang yang telah memiliki sertifikat merek apabila digunakan sebagai pesan dan/atau
klaim dalam iklan wajib disertai bukti ilmiah yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan

 Kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau kata-kata berawalan “ter“, dan
atau yang bermakna sama, kecuali jika disertai dengan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

 ”Satu-satunya”, ”hanya”, ”cuma”, atau yang bemakna sama tidak boleh digunakan, kecuali jika
secara khas disertai dengan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dalam hal apa produk
tersebut menjadi satu-satunya.

 Iklan dilarang mencantumkan bahwa pangan dapat menyehatkan dan memulihkan kesehatan.
 Iklan dilarang melecehkan, mendiskreditkan atau merendahkan baik secara langsung maupun
tidak langsung pangan lain.

 Iklan tidak boleh diperankan oleh tenaga kesehatan, tokoh agama, atau pejabat publik atau
berperan sebagai tenaga kesehatan atau pejabat publik.

 Iklan dilarang memuat pernyataan kandungan zat gizi pada pangan apabila kandungan zat gizi
tersebut tidak seluruhnya berasal dari pangan tersebut, tetapi sebagian diberikan oleh pangan lain
yang dapat dikonsumsi bersama-sama.
Pernyataan alami hanya dapat digunakan untuk
bahan mentah, yang tidak dicampur dan tidak
diproses atau produk yang diproses secara fisika
tetapi tidak mengubah sifat kimia dan
kandungannya

Pernyataan murni atau pernyataan 100%


hanya dapat digunakan untuk produk
pangan yang tidak ditambahkan atau
dicampur dengan bahan lain

Pernyataan “dibuat dari…” hanya dapat digunakan


bila produk yang bersangkutan seluruhnya terdiri
dari satu bahan

Pernyataan “dibuat dengan…” atau “berisi…”


dapat digunakan bila produk terdiri dari beberapa
bahan
Direktorat Standardisasi Pangan Olahan
Gedung F Lantai 3, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta
Telp. 021-42875584, Fax. 021-42875780

Anda mungkin juga menyukai