Anda di halaman 1dari 42

PELABELAN

PANGAN OLAHAN

www.freepik.com Tim Dosen MK Pengantar Ilmu Gizi


Prodi JMP-Sekolah Vokasi IPB
TA 2022/2023
Latar belakang

OUTLINE Regulasi

Pelabelan
Pangan Olahan
Latar belakang

▪ Trend PTM (Penyakit Tidak Menular) di Indonesia semakin meningkat


✓ PTM = NCDs (Non Communicable Diseases)
✓ Hipertensi, Diabetes Melitus, ginjal kronis, stroke

▪ Peningkatan tren PTM diikuti pergeseran pola penyakit


✓ Dulu PTM banyak dialami oleh kelompok lanjut usia, kini mulai
mengancam usia produktif
✓ PTM cenderung mulai meningkat pada kelompok anak usia 10-14 tahun
✓ PTM pada usia produktif semakin tinggi

▪ Apabila tren PTM usia muda naik, upaya Indonesia menghasikan generasi
penerus bangsa yang sehat dan cerdas menuju Indonesia maju pada 2045
mendatang sulit tercapai

▪ Perubahan gaya hidup harus dilakukan sedini mungkin untuk investasi


kesehatan di masa depan

http://sehatnegeriku.kemkes.go.id
Data Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas (2018)

95,5 % 35,5 % 29,3% 31 % 21,8 %

Masyarakat
Kurang
Kurang usia Mengalami Obesitas
mengonsumsi
aktivitas produktif obesitas pada
sayur dan
fisik merokok sentral dewasa
buah
setiap hari
WHO NCD Action Plan
(WHA66.10)

Tujuan Mengurangi faktor

3 risiko PTM dengan


promosi kesehatan
Voluntary Global Target

Mengurangi sebanyak 30% Menghambat kenaikan Mengurangi sebanyak 25%


asupan garam diabetes dan obesitas kenaikan prevalensi hipertensi
atau sesuai dengan kondisi
nasional

Promosi kesehatan
Kurangi gula
Kurangi garam
pangan
Batasi kalori dan
kurangi porsi

Perbanyak buah
dan sayur

WHO Global Action Plan for Prevention and Control of NCD


Promoting Healtty Diet

Promote nutrition labelling, for all pre-


packaged food

Reduce the content of free and added


sugars in food and non-alcoholic
beverages
Beberapa Regulasi terkait

UU RI No. 18 tahun 2012 tentang Pangan

PP No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan

PerBPOM No. 31 tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan

PerKa BPOM No. 9 tahun 2016 tentang Acuan Label Gizi

PerBPOM No. 22 tahun 2019 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label
Pangan Olahan

PerBPOM No 16 Tahun 2020 tentang Pencantuman ING untuk Pangan


Olahan yang Diproduksi oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil

PerBPOM No. 33 tahun 2018 tentang Penerapan 2D Barcode dalam


Pengawasan Obat dan Makanan
Definisi

Pangan Olahan
Makanan atau minuman hasil proses dengan
cara atau metode tertentu dengan atau tanpa
bahan tambahan

Label Pangan Olahan


Setiap keterangan mengenai pangan olahan
yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan
pada pangan olahan, dimasukan ke dalam,
ditempelkan pada, atau merupakan bagian
kemasan pangan
Informasi pada label

Nama produk Nama dan alamat Keterangan


produsen/ pengimpor kedaluwarsa

Daftar bahan Halal Nomor izin edar

Berat bersih/ Tanggal dan kode Asal usul bahan Pangan


isi bersih produksi tertentu
Contoh Label Pangan Olahan

Belakang
Atas

Depan
Bawah
Samping
Label gizi

Nama dagang

Halal
No izin edar
Berat bersih
Nama jenis pangan
olahan
Nama dan alamat
Klaim kandungan zat gizi
produsen
Komposisi
Informasi Nilai Gizi (ING)

Asal usul
pangan
tertentu

Layanan
Komposisi
pengaduan
konsumen
Informasi
alergen

Logo daur
ulang

2D Barcode
Tanggal dan Kode Produksi
Keterangan kedaluarsa

Barcode
Informasi
proses
pembuatan
produk

Klaim
kandungan zat
gizi
Halal


Nama Dagang

Nama jenis pangan


olahan
ING

Klaim kandungan
zat gizi
Komposisi
Isi bersih

Nama dan Alamat


Produsen Keterangan
alergen

Nomor izin edar 2D Barcode

Barcode
Keterangan
Kedaluwarsa

Keterangan tentang Kode Produksi


Layanan
peringatan
Logo terkait Pengaduan
kelestarian Konsumen
lingkungan
Asal Usul Bahan Pangan Tertentu
Keterangan tentang asal usul bahan tertentu

Bersumber dari hewan Pangan yang diproduksi


atau tanaman melalui proses khusus

Konsentrat protein kedelai Pangan iradiasi

www.google.com
Asal Usul Bahan Pangan Tertentu

Peringatan untuk pangan olahan berasal dari babi Pangan olahan mengandung bahan berasal
dari babi wajib mencantumkan tanda khusus berupa
tulisan ”MENGANDUNG BABI” dan gambar babi

Dalam hal Pangan Olahan melalui proses pembuatan yang


bersinggungan dan/atau mengunakan fasilitas bersama
dengan bahan bersumber babi, pada label harus dicantumkan
keterangan berupa tulisan “Pada proses pembuatannya
bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas bersama
dengan bahan bersumber babi” dan gambar babi

Pada proses pembuatannya bersinggungan


dan/atau menggunakan fasilitas bersama
dengan bahan bersumber babi
Daftar Bahan yang Digunakan

Bahan baku

Bahan Tambahan Pangan (BTP)

Bahan penolong

Yang harus dicantumkan:


❖ Nama golongan BTP
❖ Nama jenis untuk BTP antioksidan, pemanis (pemanis
alami atau pemanis buatan), pengawet, pewarna
Penggunaan (pewarna alami atau pewarna sintetik), dan/atau
BTP penguat rasa
❖ Nomor indeks pewarna untuk BTP pewarna
❖ Nama kelompok perisa untuk BTP perisa meliputi perisa
alami dan/atau perisa sintetik

21
www.google.com
Pemanis

❖ Jika menggunakan pemanis buatan aspartam, wajib


dicantumkan peringatan “Mengandung fenilalanin, tidak cocok
untuk penderita fenilketonuria”

❖ Jika mengandung pemanis buatan, wajib dicantumkan tulisan


“Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi
oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui”

❖ Jika mengandung poliol, wajib dicantumkan peringatan


"Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif”

❖ Keterangan pada pangan olahan untuk penderita diabetes


dan/atau makanan berkalori rendah yang menggunakan
pemanis buatan wajib dicantumkan tulisan "untuk penderita
diabetes dan/atau orang yang membutuhkan makanan berkalori
rendah“

www.google.com
22
2D Barcode

Berupa QR code yang diterbitkan oleh BPOM


Memuat informasi:
✓ Nomor izin edar
✓Masa berlaku izin edar

Masyarakat dapat berperan serta dalam


pengawasan melalui hasil scan 2D barcode dengan
BPOM mobile

Informasi yang diperoleh dari BPOM mobile


✓ Nama produk
✓ Nomor izin edar
✓ Masa berlaku nomor izin edar
✓ Nama dan alamat produsen
✓ Kemasan
Yuk cek
2D Barcode
di BPOM
mobile
Label Gizi

Pangan olahan wajib mencantumkan


Informasi Nilai Gizi (ING), kecuali:
Kopi bubuk
Teh bubuk/ serbuk
Teh celup
AMDK
Herbal
Rempah-rempah
Bumbu
Kondimen
Zat gizi yang harus dicantumkan:
Energi total
Lemak total
Lemak jenuh
Protein
Karbohidrat total
Gula
Garam (Natrium) www.google.com
ING

Takaran saji

Jumlah sajian
per kemasan

Persentase
Jenis dan jumlah AKG
kandungan zat gizi

Catatan kaki

www.google.com
1 Takaran saji
Jumlah pangan yang dikonsumsi
dalam 1 (satu) kali makan

Untuk contoh di samping, takaran saji 17 g, artinya:


Jumlah pangan yang dikonsumi dalam 1 (kali)
makan adalah 17 g

Dalam 1 (kali) konsumsi jumlah zat gizi yang


diperoleh adalah yang tertulis pada ING

www.google.com
2 Jumlah Sajian per Kemasan
Jumlah takaran saji dalam 1 kemasan

Untuk contoh di samping, jumlah takaran saji


dalam 1 kemasan adalah 10

Karena jumlah sajian per kemasan


adalah 10, maka berat bersih dari
produk dalam 1 kemasan adalah 170 g

www.google.com
3 Jenis dan jumlah
kandungan zat gizi
Jenis dan jumlah zat gizi dalam
1 takaran saji

Untuk contoh di samping, kandungan lemak total


adalah 3,5 g/ 17 g atau 20,59 g/ 100g

Konsumsi berlebihan pada lemak total, lemak


jenuh, gula, dan garam dapat meningkatkan resiko
PTM

www.google.com
4 Catatan Kaki
Jumlah kebutuhan kalori secara umum

Dapat berubah sesuai kondisi fisiologis atau


penyakit tertentu

Untuk contoh di samping, kebutuhan kalori secara


umum adalah 2150 kkal/hari

Dengan mengkonsumsi 1 takaran saji makanan


tersebut, kita memenuhi 50 kkal dari kebutuhan
2150 kkal dalam sehari

www.google.com
5 Persentase AKG
Persentase pemenuhan kebutuhan zat
gizi dalam sehari yang dapat dipenuhi
dari produk per takaran saji

Untuk contoh di samping, % AKG


lemak = 5 %AKG, artinya kebutuhan
lemak terpenuhi sebanyak 5% dari
total kebutuhan lemak dalam sehari

www.google.com
Konversi kandungan Gizi per Saji

Contoh
Keripik tempe memiliki kandungan gizi per 100 g seperti pada tabel di bawah ini.
Jika takaran saji produk ditetapkan 20 gram, berapa jumlah kandungan gizi per
saji dan persentase AKG untuk dicantumkan pada table ING?

Nilai kandungan gizi per 100 g


Jenis pangan Garam
olahan Energi total Lemak Lemak Protein Karbohidrat Gula
(Natrium)
(kkal) total (g) jenuh (g) (g) total (g) (g)
(mg)
Keripik tempe 546,5 33,03 15 15,95 46,33 1,1 1062

PerBPOM No. 16 (2020)


Nilai zat gizi per takaran saji produk

Nilai zat gizi per takaran saji produk


= Takaran saji (g) x Nilai zat gizi produk sesuai hasil analisa
100 g

Energi total = 20 g x 546,5 kkal = 109,3 kkal


100 g

Lemak total = 20 g x 33,03 g = 6,61 g


100 g
Nilai zat gizi
per takaran saji
produk tempe

PerBPOM No. 16 (2020)


PerBPOM No. 22 (2019)
Persentase AKG

❖ Persentase kontribusi zat gizi dalam satu sajian produk dibandingkan


dengan jumlah kebutuhan zat gizi tersebut dalam sehari
❖ Jumlah kebutuhan zat gizi dalam sehari mengacu pada nilai Acuan
Label Gizi (ALG) zat gizi yang tercantum pada PerKa BPOM Nomor 9
Tahun 2016 tentang ALG
❖ Khusus untuk energi, persentase AKG untuk energi tidak ditampilkan
pada tabel ING, sehingga tidak dilakukan perhitungan
❖ Gula tidak memiliki nilai ALG, sehingga tidak dilakukan perhitungan

Persentase AKG per takaran saji =


Nilai zat gizi per takaran saji x 100%
ALG zat gizi

Lemak total = 6,61 (g) x 100% = 9,87%


67 g
ALG
Pangan
Olahan
PerKaBPOM
No. 9 (2016)
Persentase AKG

PerBPOM No. 16 (2020)


PerBPOM No. 22 (2019)
Sehingga contoh pencantuman pada label ING produk keripik tempe
yang memiliki berat bersih 100g adalah:

PerBPOM No. 16 (2020)


Label Gizi pada
Bagian Utama Label
Panduan bagi konsumen untuk memilih produk pangan olahan
yang sederhana, mudah dilihat, dan mudah dipahami

Panduan Asupan Harian Warna Monokrom

Highlight dari tabel ING dan % AKG


Logo Pilihan Lebih Sehat

Diterapkan secara bertahap dimulai dari produk


Minuman siap konsumsi
(dilarang menggunakan pemanis)

Pasta dan mi instan

Produk yang mencantumkan logo ini berarti


“Lebih sehat dari produk lain yang sejenis,
bila dikonsumsi dalam jumlah wajar”
Thank you

Anda mungkin juga menyukai