Anda di halaman 1dari 39

LABEL PANGAN OLAHAN

UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan

• Ketentuan label pangan


Lingkup pengaturan: • Larangan menghapus, mencabut, menutup, mengganti label,
1. Perencanaan pangan
melabel kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan tahun
2. Ketersediaan pangan
kadaluwarsa Pangan
3. Keterjangkauan pangan • Ketentuan iklan pangan
4. Konsumsi pangan dan
gizi
5. Keamanan pangan
6. Label dan iklan pangan • Pengawasan dilakukan
7. Pengawasan Pangan Badan
terhadap: Olahan POM
8. Sistem informasi
pangan Kecukupan pangan
9. Penelitian dan pokok (Lembaga Pangan)
pengembangan Persayaratan keamanan,
10. Kelembagaan pangan mutu, gizi, label dan Pangan Kementan
11. Peran serta masyarakat, iklan pangan Segar KKP
dan • Tenaga Pengawas
12. Penyidikan

Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung
dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan
DASAR HUKUM
BAB VIII
LABEL DAN IKLAN PANGAN

Bagian Kesatu
Label Pangan

Pasal 96
(1) Pemberian label Pangan bertujuan untuk memberikan informasi yang benar dan
jelas kepada masyarakat tentang setiap produk Pangan yang dikemas sebelum
membeli dan/atau mengonsumsi Pangan.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terkait dengan asal, keamanan,
mutu, kandungan Gizi, dan keterangan lain yang diperlukan.

Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan


Pasal 98

(1) Ketentuan mengenai label berlaku bagi Pangan yang telah melalui proses
pengemasan akhir dan siap untuk diperdagangkan
(2) Ketentuan label tidak berlaku bagi Perdagangan Pangan yang dibungkus di hadapan
pembeli
(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melaksanakan pembinaan terhadap usaha
mikro dan kecil agar secara bertahap mampu menerapkan ketentuan label
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 99

Setiap orang dilarang memghapus, mencabut, menutup, mengganti label, melabel


kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan tahun kedarluwarsa Pangan yang
diedarkan.

Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan


BAB VIII
LABEBL DAN IKLAN PANGAN

Bagian Kesatu
Label Pangan

Pasal 96

(1) Pemberian label Pangan bertujuan untuk memberikan informasi yang benar dan
jelas kepada masyarakat tentang setiap produk Pangan yang dikemas sebelum
membeli dan/atau mengonsumsi Pangan.
(2) Informasi sebagimana dimaksud pada ayat (1) terkait dengan asal, keamanan,
mutu, kandungan Gizi, dan keteranagn lain yang diperlukan.

Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan


Pasal 103

Ketentuan lebih lanjut mengenai label Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96
sampai dengan Pasal 101 diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

(1) Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam
wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan Label pada, di
dalam, dan atau di kemasan pangan.
(2) Pencantuman Label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak,
serta terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah untuk dilihat dan dibaca.

Peraturan Pemerintah No.69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan


Peraturan Badan POM No.31 tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan

Diundangkan sejak Grace period sampai


19 Oktober 2018 19 April 2021

GRACE PERIOD
Paling lama 30 bulan sejak diundangkan
LABEL PANGAN OLAHAN

Pelaku usaha perlu acuan


dalam pencantuman label pada
produk pangan

Masyarakat perlu dilindungi


dari informasi yang tidak Pemerintah perlu tools
benar, tidak jelas, dan pengawasan pangan
menyesatkan mengenai olahan
Pangan Olahan Perlu
diterbitkan
Peraturan
tentang Label
Pangan Olahan
Peraturan BPOM No.31/2018

Label Pangan adalah setiap keterangan mengenai Pangan Olahan yang berbentuk gambar,
tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk laian yang disertakan pada Pangan Olahan,
dimasukan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan Pangan

Ditempel pada kemasan Disertakan pada pangan Dicetak pada kemasan


Keterangan yang wajib dicantumkan

1. Nama produk
2. Daftar bahan
3. Berat bersih atau isi bersih
4. Nama dan alamat produsen/importir
5. Halal bagi yang dipersyaratkan
6. Tanggal dan kode produksi
7. Kedaluwarsa
8. Nomor izin edar
9. Asal usul bahan pangan tertentu

Informasi 1, 3, 4, 5, 7, 8 wajib dicantumkan pada bagian yang paling mudah dilihat


dan dibaca
Tulisan Gambar

 Menggunakan bahasa Indonesia


 Istilah asing dapat digunakan sepanjang  Harus menunjukkan hal yang sebenarnya
 Gambar buah, sayur, daging, ikan atau bahan
keterangan tersebut telah terlebih dahulu
pangan lainnya
dicantumkan dalam bahsa Indonesia o Boleh, jika pangan mengandung bahan
 Ukuran huruf minimal = huruf kecil “o” huruf tersebut, bukan perisa
Arial 1 mm (6 point). o Pada komposisi: dicantumkan jumlah (%)
 Kemasan kecil (< 10 cm2) : ukuran huruf bahan tersebut
tidak boleh lebih kecil dari 0.75 mm o Contoh: “Komposisi : terigu, beras, ekstrak
 memuat keterangan paling sedikit nama udang (5%), pengawet
 Dikecualikan, gambar sebagai saran penyajian
produk, tanggal kedaluwarsa dan nomor
(sesuai kewajaran)
Izin Edar  Gambar, warna, dan/atau desain lainnya dapat
 Jika produk tersebut tidak dijual eceran, digunakan sebagai latar belakang sepanjang tidak
Keterangan tanggal kedaluwarsa dapat mengaburkan informasi pada label
dicantumkan pada kemasan sekunder

Huruf Arial 1 mm (6 point) :


font jenis “Arial” dengan ukuran
font 6
1. Nama Produk
Jika telah diatur dalam SNI wajib, maka
nama jenis sesuai dengan SNI

*) Nama jenis wajib dicantumkan pada Label Pangan Olahan


2. Daftar Bahan

Bahan yang digunakan Pencantuman Daftar Bahan

Didahului dengan tulisan


Bahan Baku  “daftar bahan”; “bahan yang
digunakan”; “bahan-bahan”;
“komposisi”
 Nama Bahan
Bahan Tambahan
Merupakan nama lazim yang
Pangan
lengkap dan tidak berupa singkatan
 Urutan
Disususn secara berurutan dimulai
Bahan Penolong dari bahan yang digunakan paling
Tidak banyak
dicantumkan pada
Daftar Bahan
Pencantuman Jumlah Bahan Baku

Tuna dalam Saus cabai


Cara pencantuman BTP dalam daftar bahan:

 Nama Golongan BTP BTP ikutan (Carry Over)* harus dicantumkan


 Khusus untuk BTP setelah bahan yang mengandung BTP
 Antioksidan
Pemanis (Alami atau Buatan) *) Khusus untuk BTP golongan antioksidan,
Pengawet (Alami atau Sintetik) pemanis, pengawet, pewarna, penguat rasa
Pewarna (Alami atau Sintetik)
Penguat Rasa
harus dicantumkan Nama Jenis.
Khusus untuk BTP Pewarna
disertai Nomor Indeks
 Nama kelompok perisa untuk
BTP perisa meliputi perisa alami
dan/atau perisa sintetik
Pencantuman BTP dalam Sediaan Bahan Tambahan Pangan

SEDIAAN BTP SEDIAAN BTP CAMPURAN


a. Tulisan “Bahan Tambahan
a. Tulisan “Bahan Tambahan
Pangan”,
Pangan Campuran”,
b. Nama golongan BTP,
b. Nama golongan BTP yang
c. Nama jenis BTP, mempunyai fungsi utama
d. Nomor indeks (Color Index,CI) c. Jenis Pangan Olahan yang
e. Tulisan “pewarna pangan” yang diizinkan menggunakan BTP
ditulis dengan huruf kapital Campuran
berwarna hijau di dalam kotak d. Takaran penggunaan dalam
persegi panjang bewarna hijau. jenis pangan olahan

f. Logo huruf M di dalam suatu


lingkaran bewarna hitam
Informasi Tanpa BTP pada Label dan Iklan Pangan

Persyaratan pada Label dan Iklan Pangan


1. Hanya dapat mencantumkan keterangan:
Tanpa (Nama Golongan). Contoh: Tanpa Pengawet, Tanpa Antioksidan.
Noted: dicantumkan setelah daftar bahan yang digunakan
2. Dapat dicantumkan jika pada Produk akhir tidak mengandung jenis BTP
yang termasuk dalam 5 golongan BTP yang diatur
3. Tidak diizinkan:
a. Menggunakan kata lain untuk menggantikan kata “Tanpa”
b. Menggunakan dan/atau disertai pencantuman nama jenis BTP
c. Jika terdapat jenis BTP yang beririsan fungsi dengan zat gizi

Hanya diizinkan untuk 5 Golongan BTP: Pemanis buatan, Pengawet, Pewarna


sintesis, Antioksidan, dan/atau Penguat rasa
Peringatan
Pangan Olahan yang Mengandung Pemanis Buatan

“Konsumsi
berlebihan
mempunyai efek
laksatif”
3. Berat Bersih

Pangan Olahan

Padat Cair Semi


padat
4. Nama dan Alamat Produsen/pengimpor

Produk Dalam Negeri


Alamat paling sedikit meliputi nama kota, kode pos, dan Indonesia produsen.
• “Diproduksi oleh …”
• “Diproduksi oleh … untuk …”
• “Dikemas oleh … untuk …” (untuk yang mempunyai kontrak)

Pangan Olahan Impor


• Alamat produsen paling sedikit meliputi nama kota dan negara
• Alamat pengimpor/distributor. Paling sedikit meliputi nama kota, kode
pos, dan Indonesia. “Diimpor/didistribusikan oleh …”
5. Halal

Dicantumkan pada pangan olahan yang mempunyai sertifikat Halal dari lembaga
yang berwenang di Indonesia
6. Tanggal dan Kode Produksi

 Wajib diletakkan pada bagian yang mudah


dilihat dan dibaca
 Memuat informasi mengenai riwayat produksi
pangan
 Berupa nomor bets (batch) dan/atau waktu
produksi
7. Kedaluwarsa

1. Batas akhir suatu pangan olahan dijamin mutunya sepanjang penyimpangannya


mengikuti petunjuk produsen

2. Apabila masa simpan < 3 bulan : “Baik digunakn sebelum : tanggal, bulan,
tahun”

3. Apabila masa simpan > 3 bulan : “Baik digunakan sebelum : “tanggal, bulan,
tahun” atau “bulan, tahun”

Pengecualian:
a. Minuman yang mengandung alkohol paling sedikit 7% ; Pangan harus
mencantumkan tanggal
b. Roti an kue yang mempunyai masa simpan kurang dari atau sama dengan 24 jam; produksi dan/atau tangal
dan pengemasan
c. Cuka
8. Nomor Izin Edar

 Produk Dalam Negeri


“BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka

 Produk Impor
“BPOM RI ML” yang diikuti dengan digit angka

 Pangan Olahan Industri Rumah Tangga


“P-IRT”
9. Asal Usul Bahan Pangan Tertentu

Asal Bahan Pangan Tertentu dari


Hewan atau Tanaman

Daftar bahan :
Daging ikan (60%), tepung tapioka, terigu,
isolat protein kedelai, bawang putih,
Harus dicantumkan pada daftar bahan gula, garam, lada, penguat rasa
berupa nama bahan diikuti dengan monosodium glutamate, penstabil fosfat
asal bahan.

Contoh:
Gelatin sapi, lemak babi, minyak
nabati, protein kedelai, lemak kakao
Pangan yang diproduksi melalui proses khusus

Produk Rekayasa Genetik


Wajib dicantumkan:
“PRODUK REKAYASA GENETIK”

Produk Iradiasi
Wajib dicantumkan:
“IRADIASI”
Peringatan untuk Pangan Olahan Berasal dari Babi

Pangan olahan yang mengandung bahan berasal dari babi

Pangan olahan yang proses pembuatannya bersinggungan dan/atau


menggunakan fasilitas bersama dengan bahan bersumber babi
2D Barcode
• Pada Label wajib dicantumkan 2 (dua) dimensi (2D Barcode).
• Kode yang dapat dibaca oleh aplikasi pelacak yang digunakan untuk
identifikasi, penjejakan dan pelacakan kebenaran produk.

QR code memuat informasi:


• Nomor Izin Edar
• Masa berlaku Izin Edar
Keterangan tentang Alergen

Keterangan tentang alergen wajib dicantumkan untuk:


 Pangan olahan yang mengandung alergen
 Pangan olahan yang diproduksi menggunakan sarana produksi yang sama
dengan pangan olahan yang mengandung alergen.

Catatan: tulisan ‘ikan tuna’ dicetak tebal karena


ikan tuna termasuk alergen
Informasi Nilai Gizi
PENGECUALIAN PASAL 3

• ING berlaku wajib untuk semua pangan, kecuali:


1. Kopi bubuk.
2. The bubuk/serbuk,
3. The celup
4. AMDK (air embun, air mineral, air demineral)
5. Herba, rempah-rempah, bumbu, rondimen
PELARANGAN PASAL 4

Informasi Nilai Gizi dilarang untuk dicantumkan pada label


minuman beralkohol
JENIS-JENIS KLAIM PADA LABEL
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai