BADAN POM
TERKAIT SUSU
OUTLINE
Pendahuluan
Definisi Produk
4
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
➢ obat,
➢ Pengawasan Sebelum Beredar sebagaimana dimaksud
➢ bahan obat,
➢ narkotika, adalah pengawasan sebagai tindakan pencegahan untuk
➢ psikotropika, menjamin Obat dan Makanan yang beredar memenuhi
➢ prekursor, standar dan persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan
➢ zat adiktif, mutu produk yang ditetapkan.
➢ obat tradisional,
➢ Pengawasan Selama Beredar sebagaimana dimaksud
➢ suplemen kesehatan,
➢ kosmetik, dan adalah pengawasan untuk memastikan Obat dan
➢ pangan olahan. Makanan yang beredar memenuhi standar dan persyaratan
keamanan, khasiat/ manfaat, dan mutu produk yang
ditetapkan serta tindakan penegakan hukum.
SISTEM PENGAWASAN BPOM FULL SPECTRUM
PERATURAN/STANDAR/REGULASI
PRE-MARKET POST-MARKET
Pemeriksaan Sarana
Data administratif
Data teknis
Produksi & Distribusi
MD123456789101
Sampling & Pengujian
Sertifikasi Produksi /
GMP Pengawasan Label &
Iklan
Evaluasi produk
Surveilan
Ijin edar Penyidikan
TINDAK LANJUT
• Law enforcement
• Public Warning
PENGAWASAN POST-MARKET
Pasar
Modern
Koperasi Perusahaan Distributor Konsumen
Farmers
Susu/IPS
Pasar
Tradisional
Importir
PRODUK SUSU
DEFINISI, JENIS & PERSYARATAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG
KATEGORI PANGAN
1. Produk-produk susu dan analognya,
Kategori Pangan Lemak, minyak, dan emulsi minyak;
Ketentuan • Definisi
2. Es untuk dimakan
3. Buah dan sayur, biji-bijian;
Umum • Persyaratan 4. Kembang gula/permen dan cokelat;
5. Serealia dan produk serealia
Karakteristik Dasar 6. Produk bakeri;
7. Daging dan produk daging, termasuk
daging unggas dan daging hewan
buruan;
8. Ikan dan produk perikanan termasuk
Penggunaan Sanksi moluska, krustase, ekinodermata,
serta amfibi dan reptil;
Kategori Pangan Administratif 9. Telur dan produk-produk telur;
10.Pemanis, termasuk madu;
11.Garam, rempah, sup, saus, salad,
produk protein;
12.Produk pangan untuk keperluan gizi
khusus;
13.Minuman, tidak termasuk produk
Ketentuan Ketentuan susu;
14.Makanan ringan siap santap; dan
Peralihan Penutup 15.Pangan campuran (komposit), yaitu
Pangan yang tidak termasuk dalam
Kategori Pangan 01.0 sampai dengan
Kategori Pangan 15.0.
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG
KATEGORI PANGAN
Susu adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda,
kambing, domba, dan hewan ternak penghasil susu lainnya
baik segar maupun yang dipanaskan melalui proses
pasteurisasi, Ultra High Temperature (UHT) atau sterilisasi.
Termasuk semua jenis produk susu yang diperoleh dari susu
hewan penghasil susu (contohnya sapi, kerbau, kuda,
kambing, domba, dan lain-lain).
Terdiri dari :
1. Susu dan Minuman Berbasis Susu
2. Susu Fermentasi dan Produk Susu Hasil Hidrolisa
Enzim Renin (Plain), Kecuali yang Termasuk
Kategori 01.1.2
3. Susu Kental dan Analognya
4. Krim (Plain) dan Sejenisnya
5. Susu Bubuk dan Krim Bubuk dan Bubuk Analog
6. Keju dan Analognya
7. Makanan Pencuci Mulut Berbahan Dasar Susu
(Misalnya Puding, Yogurt Berperisa/rasa atau
Yogurt dengan Buah)
8. Whey dan Produk Whey, Kecuali Keju Whey
Tidak termasuk produk susu formula dari kategori 13.1 dan 13.3.
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG
PENGAWASAN PANGAN OLAHAN UNTUK KEPERLUAN GIZI
KHUSUS (PKGK)
PKGK adalah Pangan Olahan yang diproses atau diformulasi secara khusus
untuk memenuhi kebutuhan gizi tertentu karena kondisi fisik/fisiologis dan
penyakit/ gangguan tertentu.
Terdiri dari :
PDK PKMK
Pangan Olahan untuk Diet Khusus, Pangan Olahan untuk Keperluan
adalah Pangan Olahan yang Medis Khusus, adalah Pangan
diproses atau diformulasi secara Olahan yang diproses atau
khusus untuk memenuhi kebutuhan diformulasi secara khusus untuk
gizi tertentu karena kondisi fisik manajemen diet bagi orang
atau fisiologis tertentu. dengan penyakit/ gangguan
tertentu.
a. PDK untuk Kelompok Bayi Dan Anak a. PKMK untuk Kelompok Bayi Dan Anak
b. PDK untuk Kelompok Dewasa b. PKMK untuk Kelompok Dewasa
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG
PENGAWASAN PANGAN OLAHAN UNTUK KEPERLUAN GIZI
KHUSUS (PKGK)
PDK untuk Kelompok Bayi Dan Anak PKMK untuk Kelompok Bayi Dan Anak
1. Formula Bayi; 1. PKMK Untuk Pasien Kelainan Metabolik
2. Formula Lanjutan; (Inborn Errors Of Metabolism);
3. Formula Pertumbuhan; Dan 2. PKMK Untuk Dukungan Nutrisi Bagi
4. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Anak Berisiko Gagal Tumbuh, Gizi
(MP-ASI); Kurang Atau Gizi Buruk;
3. PKMK Untuk Bayi Prematur;
4. Suplemen Air Susu Ibu (Human Milk
Fortifier); dll
Izin Edar diterbitkan diterbitkan oleh Kepala Badan, apabila berdasarkan MD123456789101
hasil penilaian, data pendaftaran, dan data pendukung dinyatakan
lengkap dan benar.
Izin Edar berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang melalui
Pendaftaran Ulang.
19
PERATURAN TERKAIT MUTU DAN KEAMANAN
PRODUK
PRODUCTION CHAIN : PENGAWASAN PENERAPAN GMP & HACCP
PROSES PRODUKSI
Tanggung Jawab Industri :
bangkai
UU No 18 tahun 2012 tentang Pangan
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 75 TAHUN
2010 TENTANG
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN
OLAHAN YANG BAIK
(GOOD MANUFACTURING PRACTICES)
Aspek persyaratan meliputi :
Lokasi
Bangunan
Fasilitas Sanitasi
✓ Menghasilkan pangan olahan yang bermutu,
Mesin dan Peralatan
Bahan aman untuk dikonsumsi dan sesuai dengan
Pengawasan Proses tuntutan konsumen
Produk Akhir
Laboratorium ✓ Mendorong industri pengolahan pangan
Karyawan agar bertanggung jawab terhadap mutu
Pengemas
dan keamanan produk yang dihasilkan
Label dan Keterangan produk
Penyimpanan ✓ Meningkatkan daya saing industri
Pemeliharaan dan Program
Sanitasi
pengolahan pangan
Pengangkutan ✓ Meningkatkan produktifitas dan efektifitas
Dokumentasi dan Pencatatan
Pelatihan industri pengolahan pangan
Penarikan Produk
Pelaksanan Pedoman
FOOD SAFETY SYSTEM
Ketentuan
Umum
Pedoman ini berlaku untuk semua industri formula bentuk bubuk yang
Ruang meliputi formula bayi, formula lanjutan, dan formula bayi untuk keperluan
Lingkup medis khusus, yang beredar di wilayah Indonesia.
Aspek produksi :
Pedoman ✓ Bangunan dan fasilitas
✓ Pengawasan dan pengendalian proses
✓ Perawatan dan sanitasi sarana produksi
✓ Higiene karyawan
✓ Transportasi
Ketentuan ✓ Informasi produk dan Pendidikan konsumen
Penutup ✓ Laboratorium
✓ Pencatatan dan dokumentasi
PERATURAN BADAN POM NO 21 TAHUN 2019 TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO KEAMANAN PANGAN
DI INDUSTRI PANGAN
Program Manajemen Risiko (Risk Management Program)
Keamanan Pangan adalah program yang disusun dan
dikembangkan untuk menjamin keamanan dan mutu
pangan serta kepatuhan terhadap peraturan dan
perundangan yang berlaku melalui pengawasan berbasis
risiko secara mandiri oleh industri pangan.
PMR VOLUNTARY
PMR WAJIB untuk industri :
bagi industri yang :
0 N = 593 SAMPEL
PERATURAN TERKAIT MUTU DAN KEAMANAN
PRODUK
DISTRIBUTION CHAIN : PENGAWASAN LABEL, IKLAN DAN SARANA DISTRIBUSI
KETENTUAN
LABEL DAN IKLAN PANGAN
Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan
Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang Label
dan Iklan Pangan
Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 22
Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
Olahan
Peraturan Kepala Badan POM Nomor 31 tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan
Peraturan kepala BPOM No 27 Tahun 2017 tentang
Pendaftaran Pangan Olahan
Peraturan Kepala Badan POM Nomor 23 tahun 2016 tentang
Pencantuman Informasi Tanpa Bahan Tambahan Pangan
pada Label dan Iklan Pangan
Peraturan Kepala Badan POM No. 13 Tahun 2016 tentang
Pengawasan Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan
Peraturan Kepala Badan POM Nomor 9 tahun 2016 tentang
Acuan Label Gizi
Peraturan Kepala Badan POM No. 2 Tahun 2016 tentang
Pedoman Teknis Pengawasan Periklanan Pangan Olahan
Peraturan Pemerintah No 69 tahun 1999 tentang
Label dan Iklan Pangan
IKLAN PANGAN
adalah setiap keterangan atau
pernyataan mengenai pangan dalam
bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain
yang dilakukan dengan berbagai cara
untuk pemasaran dan atau perdagangan
pangan.
LABEL PANGAN
Adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk
gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang
disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan
pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
Peraturan Pemerintah No 69 tahun 1999 tentang
Label dan Iklan Pangan
Pasal 53
(1) Pada Label produk susu harus dicantumkan peringatan berupa tulisan “Perhatikan!,
tulisan “Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu" dan tulisan “Tidak Cocok untuk Bayi
sampai usia 12 bulan”.
(2) Produk susu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup susu bubuk, susu Ultra High
Temperature (UHT), susu pasteurisasi, dan susu steril.
(3) Tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dengan tulisan berwarna
merah di dalam kotak persegi panjang berwarna merah di atas dasar putih sebagai
berikut:
Perhatikan!
Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu
Tidak Cocok untuk Bayi sampai usia 12 bulan
Peraturan Badan POM No 31 tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan
Peringatan Yang WAJIB Dicantumkan Pada Produk Susu
Pasal 54
(1) Pada Label produk susu kental dan analognya wajib dicantumkan peringatan
berupa tulisan “Perhatikan!, tulisan "Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu", tulisan
“Tidak Cocok untuk Bayi sampai usia 12 bulan”, dan tulisan “Tidak dapat digunakan
sebagai satu-satunya sumber gizi”.
(2) Tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dengan tulisan berwarna
merah di dalam kotak persegi panjang berwarna merah di atas dasar putih sebagai
berikut:
Perhatikan!
Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu
Tidak Cocok untuk Bayi sampai usia 12 bulan
Tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi
Peraturan Badan POM No 31 tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan
Pelaku usaha DILARANG :
Pasal 67
Pelaku Usaha dilarang mencantumkan pernyataan, keterangan, tulisan,
gambar, logo, klaim, dan/atau visualisasi sebagai berikut:
w. pernyataan/visualisasi yang menggambarkan bahwa susu kental dan
analognya disajikan sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu dan
sebagai satu-satunya sumber gizi;
x. pernyataan/visualisasi yang semata-mata menampilkan anak di bawah
usia 5 (lima) tahun pada susu kental dan analognya;
Peraturan Badan POM No 33 Tahun 2018 tentang
Penerapan 2D Barcode dalam Pengawasan
Obat dan Makanan
Ruang Lingkup (Pasal 2)
2D Barcode diterapkan untuk
produk yang diproduksi dan
diedarkan di dalam negeri
dan/atau yang diimpor untuk
diedarkan di wilayah Indonesia
Obat
Obat Tradisional
Suplemen Kesehatan
Kosmetika
Pangan Olahan 37
Peraturan Badan POM No 33 Tahun 2018 tentang
Penerapan 2D Barcode dalam Pengawasan
Obat dan Makanan
38
Peraturan Badan POM No 33 Tahun 2018 tentang
Penerapan 2D Barcode dalam Pengawasan
Obat dan Makanan
PENERAPAN 2D BARCODE (PASAL 27 &28)
IDENTIFIKASI OTENTIFIKASI
39
PENCANTUMAN 2D
BARCODE
Dicetak pada 2D Barcode yang
kemasan dengan dicetak pada kemasan
tinta warna hitam harus mudah dipindai
dan dasar warna dan mampu dibaca
putih atau warna oleh aplikasi track and
lain trace Badan POM
Tata Cara
Pencantuman
ING
Batas Toleransi
Hasil Analisis
Zat Gizi
Informasi Nilai
Gizi pada
Bagian Utama
Label
Ketentuan
Peralihan
Ketentuan
Penutup
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 22 TAHUN 2019 TENTANG
INFORMASI NILAI GIZI PADA LABEL PANGAN OLAHAN
Ketentuan
Umum
Tata Cara
Pencantuman
ING
Batas Toleransi
Hasil Analisis
Zat Gizi
Informasi Nilai
Gizi pada
Bagian Utama
Label
Ketentuan
Peralihan
Ketentuan
Penutup
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 22 TAHUN 2019 TENTANG
INFORMASI NILAI GIZI PADA LABEL PANGAN OLAHAN
Ketentuan
Umum
Tata Cara
Pencantuman
ING
Batas Toleransi
Hasil Analisis
Zat Gizi
Informasi Nilai
Gizi pada
Bagian Utama
Label
Ketentuan
Peralihan
Ketentuan
Penutup
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 22 TAHUN 2019 TENTANG
INFORMASI NILAI GIZI PADA LABEL PANGAN OLAHAN
Ketentuan
Umum
Tata Cara
Pencantuman
ING
Batas Toleransi
Hasil Analisis
Zat Gizi
Informasi Nilai
Gizi pada
Bagian Utama
Label
Ketentuan
Peralihan
Ketentuan
Penutup
PERATURAN KEPALA BADAN POM RI NOMOR
HK.03.1.23.11.11.09657 TAHUN 2011 TENTANG
PERSYARATAN PENAMBAHAN ZAT GIZI DAN NON GIZI
DALAM PANGAN OLAHAN
Peraturan ini mengatur tentang :
✓ Sumber Bahan Baku DHA & ARA dari Minyak Ikan → harus memenuhi spesifikasi
bahan baku yang ditetapkan
✓ Informasi kandungan DHA & ARA hanya dapat dicantumkan pada bagian Informasi
Nilai Gizi
✓ Lutein, Spingomyelin dan Gangliosida dilarang ditambahkan pada Formula Bayi
dan Formula Lanjutan
✓ Dilarang mencantumkan & mengiklankan tentang DHA & ARA pada Formula Bayi
dan Formula Lanjutan
PERATURAN KEPALA BPOM RI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN PERIKLANAN PANGAN
OLAHAN
Pengawasan
PENGAWASAN
Iklan
IKLAN
Sebelum Setelah
dipublikasikan dipublikasikan
52
PENGAWASAN SARANA DISTRIBUSI/RITEL PANGAN
FORM B
Kurungan
Denda
• Paling lama 2 tahun, atau
• Paling lama 5 tahun
Penghentian sementara dari kegiatan, produksi,
dan/atau peredaran
Denda
• Paling banyak 4 M, atau
Penarikan Pangan dari peredaran oleh
produsen • Paling banyak 10 M
Ganti Rugi
Pencabutan Izin
CONTOH PRODUK
SUSU KENTAL MANIS
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG
KATEGORI PANGAN
Susu kental manis adalah produk susu berbentuk cairan kental yang
diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula
hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu; atau merupakan hasil
rekonstitusi susu bubuk dengan penambahan gula, dengan atau tanpa
penambahan bahan lain.
Gula yang ditambahkan harus dapat mencegah kerusakan produk. Produk
dipasteurisasi dan dikemas secara kedap (hermetis)
Karakteristik dasar:
Kadar lemak susu tidak kurang dari 8%
Kadar protein tidak kurang dari 6,5% (untuk plain)
PERATURAN KEPALA BPOM NO 27 TAHUN 2017 TENTANG
PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN
1. Pada label susu kental manis harus dicantumkan
tulisan “Perhatikan! Tidak cocok untuk bayi sampai
usia 12 bulan”
2. Tulisan sebagimana dimaksud pada angka 1)
dicantumkan dengan tulisan berwarna merah di
dalam kotak persegi panjang berwarna merah
seperti contoh berikut:
!!
PENGADUAN