Anda di halaman 1dari 60

PERATURAN

BADAN POM
TERKAIT SUSU
OUTLINE

Pendahuluan

Tugas dan Fungsi Badan POM (pre dan post)

Definisi Produk

Peraturan terkait Keamanan dan Mutu Produk


Production Chain

Peraturan terkait Keamanan dan Mutu Produk


Distribution Chain

Contoh Produk : SKM


PENDAHULUAN
DASAR HUKUM DAN PERATURAN TERKAIT
UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 2018 TENTANG
PANGAN

✓ Pasal 108 ayat 3 (b) : Pengawasan terhadap


persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan,
dan Gizi Pangan, serta persyaratan label dan iklan
Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b, untuk Pangan Olahan, dilaksanakan oleh
lembaga pemerintah yang melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pengawasan obat dan
makanan;

4
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan

PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN

 Melakukan pengawasan keamanan, mutu dan gizi


pangan sebelum beredar dan pangan beredar;
 Melakukan pembinaan terhadap produsen pangan
tertentu dan
 Melakukan pembinaan terhadap pemerintah Daerah
dan Masyarakat di bidang pengawasan keamanan
pangan
VISI DAN MISI
VISI :
“Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan
Masyarakat dan Daya Saing Bangsa”
MISI
 Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis
risiko untuk melindungi masyarakat
 Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan
jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat
kemitraan dengan pemangku kepentingan.
 Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.
TUGAS DAN FUNGSI BADAN POM
(PRE DAN POST)
DASAR HUKUM DAN PERATURAN TERKAIT
Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan:

TUGAS & KEWENANGAN BPOM


1. menerbitkan izin edar produk dan sertifikat sesuai dengan
menyelenggarakan tugas
standar dan persyaratan keamanan, khasiat/manfaat dan
pemerintahan di bidang mutu, serta pengujian obat dan makanan sesuai dengan
pengawasan Obat dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Makanan sesuai dengan 2. melakukan intelijen dan penyidikan di bidang
ketentuan peraturan pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. peraturan perundang-undangan; dan
3. pemberian sanksi administratif sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

➢ obat,
➢ Pengawasan Sebelum Beredar sebagaimana dimaksud
➢ bahan obat,
➢ narkotika, adalah pengawasan sebagai tindakan pencegahan untuk
➢ psikotropika, menjamin Obat dan Makanan yang beredar memenuhi
➢ prekursor, standar dan persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan
➢ zat adiktif, mutu produk yang ditetapkan.
➢ obat tradisional,
➢ Pengawasan Selama Beredar sebagaimana dimaksud
➢ suplemen kesehatan,
➢ kosmetik, dan adalah pengawasan untuk memastikan Obat dan
➢ pangan olahan. Makanan yang beredar memenuhi standar dan persyaratan
keamanan, khasiat/ manfaat, dan mutu produk yang
ditetapkan serta tindakan penegakan hukum.
SISTEM PENGAWASAN BPOM FULL SPECTRUM

PERATURAN/STANDAR/REGULASI

PRE-MARKET POST-MARKET
Pemeriksaan Sarana
Data administratif
Data teknis
Produksi & Distribusi
MD123456789101
Sampling & Pengujian
Sertifikasi Produksi /
GMP Pengawasan Label &
Iklan
Evaluasi produk
Surveilan
Ijin edar Penyidikan

TINDAK LANJUT
• Law enforcement
• Public Warning
PENGAWASAN POST-MARKET

• Pemasukan produk SKI/


Rekomendasi impor
• SKE (HC, certificate GMP, Pemeriksaan Sarana
HS, Free Sale) Distribusi Iklan dan Promosi

Pemeriksaan Sarana • Penandaan/ Label Law Enforcement


Produksi • Sampling dan pengujian
(Food Safety, Food Quality,
Food Fraud)
MILK : FROM FARM TO TABLE

Pasar
Modern
Koperasi Perusahaan Distributor Konsumen
Farmers
Susu/IPS
Pasar
Tradisional
Importir
PRODUK SUSU
DEFINISI, JENIS & PERSYARATAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG
KATEGORI PANGAN
1. Produk-produk susu dan analognya,
Kategori Pangan Lemak, minyak, dan emulsi minyak;
Ketentuan • Definisi
2. Es untuk dimakan
3. Buah dan sayur, biji-bijian;
Umum • Persyaratan 4. Kembang gula/permen dan cokelat;
5. Serealia dan produk serealia
Karakteristik Dasar 6. Produk bakeri;
7. Daging dan produk daging, termasuk
daging unggas dan daging hewan
buruan;
8. Ikan dan produk perikanan termasuk
Penggunaan Sanksi moluska, krustase, ekinodermata,
serta amfibi dan reptil;
Kategori Pangan Administratif 9. Telur dan produk-produk telur;
10.Pemanis, termasuk madu;
11.Garam, rempah, sup, saus, salad,
produk protein;
12.Produk pangan untuk keperluan gizi
khusus;
13.Minuman, tidak termasuk produk
Ketentuan Ketentuan susu;
14.Makanan ringan siap santap; dan
Peralihan Penutup 15.Pangan campuran (komposit), yaitu
Pangan yang tidak termasuk dalam
Kategori Pangan 01.0 sampai dengan
Kategori Pangan 15.0.
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG
KATEGORI PANGAN
Susu adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda,
kambing, domba, dan hewan ternak penghasil susu lainnya
baik segar maupun yang dipanaskan melalui proses
pasteurisasi, Ultra High Temperature (UHT) atau sterilisasi.
Termasuk semua jenis produk susu yang diperoleh dari susu
hewan penghasil susu (contohnya sapi, kerbau, kuda,
kambing, domba, dan lain-lain).

Terdiri dari :
1. Susu dan Minuman Berbasis Susu
2. Susu Fermentasi dan Produk Susu Hasil Hidrolisa
Enzim Renin (Plain), Kecuali yang Termasuk
Kategori 01.1.2
3. Susu Kental dan Analognya
4. Krim (Plain) dan Sejenisnya
5. Susu Bubuk dan Krim Bubuk dan Bubuk Analog
6. Keju dan Analognya
7. Makanan Pencuci Mulut Berbahan Dasar Susu
(Misalnya Puding, Yogurt Berperisa/rasa atau
Yogurt dengan Buah)
8. Whey dan Produk Whey, Kecuali Keju Whey

Tidak termasuk produk susu formula dari kategori 13.1 dan 13.3.
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG
PENGAWASAN PANGAN OLAHAN UNTUK KEPERLUAN GIZI
KHUSUS (PKGK)
PKGK adalah Pangan Olahan yang diproses atau diformulasi secara khusus
untuk memenuhi kebutuhan gizi tertentu karena kondisi fisik/fisiologis dan
penyakit/ gangguan tertentu.
Terdiri dari :

PDK PKMK
Pangan Olahan untuk Diet Khusus, Pangan Olahan untuk Keperluan
adalah Pangan Olahan yang Medis Khusus, adalah Pangan
diproses atau diformulasi secara Olahan yang diproses atau
khusus untuk memenuhi kebutuhan diformulasi secara khusus untuk
gizi tertentu karena kondisi fisik manajemen diet bagi orang
atau fisiologis tertentu. dengan penyakit/ gangguan
tertentu.
a. PDK untuk Kelompok Bayi Dan Anak a. PKMK untuk Kelompok Bayi Dan Anak
b. PDK untuk Kelompok Dewasa b. PKMK untuk Kelompok Dewasa
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG
PENGAWASAN PANGAN OLAHAN UNTUK KEPERLUAN GIZI
KHUSUS (PKGK)
PDK untuk Kelompok Bayi Dan Anak PKMK untuk Kelompok Bayi Dan Anak
1. Formula Bayi; 1. PKMK Untuk Pasien Kelainan Metabolik
2. Formula Lanjutan; (Inborn Errors Of Metabolism);
3. Formula Pertumbuhan; Dan 2. PKMK Untuk Dukungan Nutrisi Bagi
4. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Anak Berisiko Gagal Tumbuh, Gizi
(MP-ASI); Kurang Atau Gizi Buruk;
3. PKMK Untuk Bayi Prematur;
4. Suplemen Air Susu Ibu (Human Milk
Fortifier); dll

PDK untuk Kelompok Dewasa PKMK untuk Kelompok Dewasa


1. Minuman Khusus Ibu Hamil Dan/Atau 1. PKMK Untuk Penyandang Diabetes;
Ibu Menyusui; 2. PKMK Untuk Pasien Penyakit Ginjal
2. Pangan Olahragawan; Dan Kronik;
3. Pangan Untuk Kontrol Berat Badan 3. PKMK Untuk Pasien Penyakit Hati
Kronik; dll.
PERATURAN KEPALA BPOM NO 27 TAHUN 2017 TENTANG
PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN
Setiap Pangan Olahan yang di produksi di dalam negeri atau yang
diimpor untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran wajib memiliki
Izin Edar.

Pangan Olahan yang akan didaftarkan harus memenuhi kriteria


keamanan, mutu, dan gizi, persyaratan Label, cara produksi pangan
olahan yang baik, cara distribusi pangan olahan yang baik dan cara ritel
pangan olahan yang baik

Izin Edar diterbitkan diterbitkan oleh Kepala Badan, apabila berdasarkan MD123456789101
hasil penilaian, data pendaftaran, dan data pendukung dinyatakan
lengkap dan benar.

Izin Edar berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang melalui
Pendaftaran Ulang.

Pangan Olahan yang diedarkan harus sesuai dengan kriteria keamanan,


mutu, dan gizi serta persyaratan Label yang disetujui pada saat
Pendaftaran.

Label Pangan Olahan yang beredar harus sesuai dengan rancangan


Label yang disetujui pada saat Pendaftaran.
Selengkapnya dapat dilihat di
PerBPOM No.22 tahun 2018 (Pedoman
Pemberian Sertifikat IRT) 18
CARA CEK
IZIN EDAR
BPOM

19
PERATURAN TERKAIT MUTU DAN KEAMANAN
PRODUK
PRODUCTION CHAIN : PENGAWASAN PENERAPAN GMP & HACCP
PROSES PRODUKSI
Tanggung Jawab Industri :

 pasal 71 ayat (2) → Memenuhi Pasal 6 → Setiap Orang yang


persyaratan sanitasi memproduksi PKGK wajib
 pasal 86 ayat (2) → Kewajiban menerapkan:
memenuhi standar Keamanan a) CPPOB; dan
Pangan dan Mutu Pangan b) Sistem Pengendalian Bahaya
 pasal 90 ayat (2) → Dilarang Pada Titik Kritis (Hazard
mengedarkan pangan tercemar Analysis and Critical Control
yang dapat berupa mengandung Point/HACCP).
bahan yang kotor, busuk, tengik,
Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan
terurai atau mengandung bahan Nomor 1 Tahun 2018 Tentang
nabati atau hewani yang Pengawasan Pangan Olahan Untuk Keperluan Gizi
bepenyakit atau berasal dari Khusus (PKGK)

bangkai
UU No 18 tahun 2012 tentang Pangan
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 75 TAHUN
2010 TENTANG
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN
OLAHAN YANG BAIK
(GOOD MANUFACTURING PRACTICES)
Aspek persyaratan meliputi :
 Lokasi
 Bangunan
 Fasilitas Sanitasi
✓ Menghasilkan pangan olahan yang bermutu,
 Mesin dan Peralatan
 Bahan aman untuk dikonsumsi dan sesuai dengan
 Pengawasan Proses tuntutan konsumen
 Produk Akhir
 Laboratorium ✓ Mendorong industri pengolahan pangan
 Karyawan agar bertanggung jawab terhadap mutu
 Pengemas
dan keamanan produk yang dihasilkan
 Label dan Keterangan produk
 Penyimpanan ✓ Meningkatkan daya saing industri
 Pemeliharaan dan Program
Sanitasi
pengolahan pangan
 Pengangkutan ✓ Meningkatkan produktifitas dan efektifitas
 Dokumentasi dan Pencatatan
 Pelatihan industri pengolahan pangan
 Penarikan Produk
 Pelaksanan Pedoman
FOOD SAFETY SYSTEM

• A systematic approach for the


HACCP identification, evaluation, and preventive
control of food safety hazards

CPPOB/ • Fundamental to food safety assurance


programs for manufacturing, packaging,
GMP and holding/storage

• Procedures that plants create and


SSOP implement as part of a preventive
program
RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI OLEH
BPOM

Sarana Produksi Pangan Kecil,


Menengah dan Besar (MD)

Sarana Produksi Pangan UMKM


dan Rumah Tangga (PIRT)
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.12.11.10720 TAHUN 2011
TENTANG PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN
YANG BAIK UNTUK FORMULA BAYI DAN FORMULA
LANJUTAN BENTUK BUBUK

Ketentuan
Umum

Pedoman ini berlaku untuk semua industri formula bentuk bubuk yang
Ruang meliputi formula bayi, formula lanjutan, dan formula bayi untuk keperluan
Lingkup medis khusus, yang beredar di wilayah Indonesia.

Aspek produksi :
Pedoman ✓ Bangunan dan fasilitas
✓ Pengawasan dan pengendalian proses
✓ Perawatan dan sanitasi sarana produksi
✓ Higiene karyawan
✓ Transportasi
Ketentuan ✓ Informasi produk dan Pendidikan konsumen
Penutup ✓ Laboratorium
✓ Pencatatan dan dokumentasi
PERATURAN BADAN POM NO 21 TAHUN 2019 TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO KEAMANAN PANGAN
DI INDUSTRI PANGAN
Program Manajemen Risiko (Risk Management Program)
Keamanan Pangan adalah program yang disusun dan
dikembangkan untuk menjamin keamanan dan mutu
pangan serta kepatuhan terhadap peraturan dan
perundangan yang berlaku melalui pengawasan berbasis
risiko secara mandiri oleh industri pangan.

PMR VOLUNTARY
PMR WAJIB untuk industri :
bagi industri yang :

PKGK Pangan Steril Pangan Steril


Komersial (Low Komersial yang ✓ Memiliki sertifikat
acid Canned Food) Diolah dan
yang disterilisasi Dikemas secara SMKP
setelah dikemas Aseptik ✓ Memiliki hasil
penilaian profil risiko
memenuhi ketentuan
PERATURAN BADAN POM NO 21 TAHUN 2019 TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO KEAMANAN PANGAN
DI INDUSTRI PANGAN

INDUSTRI PENERIMA PIAGAM PMR :


(hingga Juli 2019)

30 Industri Pangan Steril Komersial


12 Industri Formula
yang disterilisasi setelah dikemas
HASIL SAMPLING DAN PENGUJIAN
PRODUK SUSU DAN TURUNANNYA
TAHUN 2018

Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat

SUSU UHT/ SUSU STERIL 100.000 0.000

SUSU PASTEURISASI 98.592 1.408

ES KRIM 99.476 0.524

SUSU KENTAL MANIS 95.455 4.545

SUSU EVAPORASI 100.000 0.000

YOGHURT 86.364 13.636

SUSU CAIR DAN ANALOGNYA 60.000 40.000

SUSU SKIM BUBUK 100.000 0.000

SUSU COKLAT BUBUK 100.000 0.000

SUSU BUBUK 77.778 22.222

KRIMER NABATI ATAU KRIMER BUBUK 87.500 12.500

SUSU UHT 100.000 0.000

SUSU SEGAR 40.000 60.000

SUSU PASTEURISASI 22.222 77.778

ES KRIM 30.769 69.231

KEJU CEDAR OLAHAN 66.667 33.333

0 N = 593 SAMPEL
PERATURAN TERKAIT MUTU DAN KEAMANAN
PRODUK
DISTRIBUTION CHAIN : PENGAWASAN LABEL, IKLAN DAN SARANA DISTRIBUSI
KETENTUAN
LABEL DAN IKLAN PANGAN
 Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan
 Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang Label
dan Iklan Pangan
 Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 22
Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
Olahan
 Peraturan Kepala Badan POM Nomor 31 tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan
 Peraturan kepala BPOM No 27 Tahun 2017 tentang
Pendaftaran Pangan Olahan
 Peraturan Kepala Badan POM Nomor 23 tahun 2016 tentang
Pencantuman Informasi Tanpa Bahan Tambahan Pangan
pada Label dan Iklan Pangan
 Peraturan Kepala Badan POM No. 13 Tahun 2016 tentang
Pengawasan Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan
 Peraturan Kepala Badan POM Nomor 9 tahun 2016 tentang
Acuan Label Gizi
 Peraturan Kepala Badan POM No. 2 Tahun 2016 tentang
Pedoman Teknis Pengawasan Periklanan Pangan Olahan
Peraturan Pemerintah No 69 tahun 1999 tentang
Label dan Iklan Pangan

IKLAN PANGAN
adalah setiap keterangan atau
pernyataan mengenai pangan dalam
bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain
yang dilakukan dengan berbagai cara
untuk pemasaran dan atau perdagangan
pangan.

LABEL PANGAN
Adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk
gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang
disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan
pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
Peraturan Pemerintah No 69 tahun 1999 tentang
Label dan Iklan Pangan

Pasal 44 ayat (1), 47, 48, 50, 53, 54, 55, 58 :

 Setiap iklan tentang pangan yang diperdagangkan wajib memuat


keterangan mengenai pangan secara benar dan tidak
menyesatkan baik dalam bentuk gambar dan atau suara,
pernyataan, dan atau bentuk apapun lainnya
 Iklan dilarang :
 Mendiskreditkan produk pangan lain
 Semata-mata menampilkan anak berusia 5 tahun kecuali bila pangan diperuntukan bagi
anak usia tersebut
 Mengiklankan pangan olahan tertentu yang mengandung bahan berkadar tinggi yang
membahayakan dan mengganggu pertumbuhan/perkembangan anak pada media
yang khusus ditujukan untuk anak-anak
 Mengiklankan pangan bayi usia sampai dengan satu tahun pada media masa kecuali
pada media cetak khusus tentang kesehatan dan memuat keterangan bahwa pangan
tersebut bukan pengganti ASI
 Mengiklankan minuman beralkohol dalam media massa apapun
Peraturan Badan POM No 31 tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan
Label WAJIB :

Sesuai dengan yang Mudah dilihat dan Tidak mudah lepas,


disetujui dibaca luntur dan/atau rusak

Label harus memuat keterangan paling sedikit mengenai:


a) nama produk;
b) daftar bahan yang digunakan;
c) berat bersih atau isi bersih;
d) nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor;
e) halal bagi yang dipersyaratkan;
f) tanggal dan kode produksi;
g) keterangan kedaluwarsa;
h) nomor izin edar; dan
i) asal usul bahan Pangan tertentu
Peraturan Badan POM No 31 tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan
Peringatan Yang WAJIB Dicantumkan Pada Produk Susu

Pasal 53
(1) Pada Label produk susu harus dicantumkan peringatan berupa tulisan “Perhatikan!,
tulisan “Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu" dan tulisan “Tidak Cocok untuk Bayi
sampai usia 12 bulan”.
(2) Produk susu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup susu bubuk, susu Ultra High
Temperature (UHT), susu pasteurisasi, dan susu steril.
(3) Tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dengan tulisan berwarna
merah di dalam kotak persegi panjang berwarna merah di atas dasar putih sebagai
berikut:

Perhatikan!
Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu
Tidak Cocok untuk Bayi sampai usia 12 bulan
Peraturan Badan POM No 31 tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan
Peringatan Yang WAJIB Dicantumkan Pada Produk Susu

Pasal 54
(1) Pada Label produk susu kental dan analognya wajib dicantumkan peringatan
berupa tulisan “Perhatikan!, tulisan "Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu", tulisan
“Tidak Cocok untuk Bayi sampai usia 12 bulan”, dan tulisan “Tidak dapat digunakan
sebagai satu-satunya sumber gizi”.
(2) Tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dengan tulisan berwarna
merah di dalam kotak persegi panjang berwarna merah di atas dasar putih sebagai
berikut:

Perhatikan!
Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu
Tidak Cocok untuk Bayi sampai usia 12 bulan
Tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi
Peraturan Badan POM No 31 tahun 2018 tentang
Label Pangan Olahan
Pelaku usaha DILARANG :

Pasal 67
Pelaku Usaha dilarang mencantumkan pernyataan, keterangan, tulisan,
gambar, logo, klaim, dan/atau visualisasi sebagai berikut:
 w. pernyataan/visualisasi yang menggambarkan bahwa susu kental dan
analognya disajikan sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu dan
sebagai satu-satunya sumber gizi;
 x. pernyataan/visualisasi yang semata-mata menampilkan anak di bawah
usia 5 (lima) tahun pada susu kental dan analognya;
Peraturan Badan POM No 33 Tahun 2018 tentang
Penerapan 2D Barcode dalam Pengawasan
Obat dan Makanan
Ruang Lingkup (Pasal 2)
2D Barcode diterapkan untuk
produk yang diproduksi dan
diedarkan di dalam negeri
dan/atau yang diimpor untuk
diedarkan di wilayah Indonesia

Obat

Obat Tradisional

Suplemen Kesehatan

Kosmetika

Pangan Olahan 37
Peraturan Badan POM No 33 Tahun 2018 tentang
Penerapan 2D Barcode dalam Pengawasan
Obat dan Makanan

38
Peraturan Badan POM No 33 Tahun 2018 tentang
Penerapan 2D Barcode dalam Pengawasan
Obat dan Makanan
PENERAPAN 2D BARCODE (PASAL 27 &28)

IDENTIFIKASI OTENTIFIKASI

• paling lambat 6 (enam) bulan • paling lambat 2 (dua) tahun


sejak penerbitan Izin Edar sejak penerbitan Izin Edar
secara elektronik yang secara elektronik yang
ditetapkan setelah Peraturan ditetapkan setelah Peraturan
Badan ini diundangkan. Badan ini diundangkan.
• paling lambat 5 (lima) tahun • Paling lambat 7 (tujuh) tahun
sejak Peraturan Badan ini sejak Peraturan Badan ini
diundangkan untuk seluruh diundangkan untuk seluruh
produk produk

39
PENCANTUMAN 2D
BARCODE
Dicetak pada 2D Barcode yang
kemasan dengan dicetak pada kemasan
tinta warna hitam harus mudah dipindai
dan dasar warna dan mampu dibaca
putih atau warna oleh aplikasi track and
lain trace Badan POM

Dicantum Dalam hal terdapat dua


2D Barcode yang
proporsional pada dicantumkan dalam
kemasan dengan kemasan produk obat dan
ukuran minimal makanan maka salah satu
dari 2D Barcode tersebut
sebesar 0,6 x 0,6 wajib mencantumkan
cm tulisan “BPOM RI.”
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 22 TAHUN 2019 TENTANG
INFORMASI NILAI GIZI PADA LABEL PANGAN OLAHAN
Ketentuan
Umum

Tata Cara
Pencantuman
ING

Batas Toleransi
Hasil Analisis
Zat Gizi

Informasi Nilai
Gizi pada
Bagian Utama
Label

Ketentuan
Peralihan

Ketentuan
Penutup
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 22 TAHUN 2019 TENTANG
INFORMASI NILAI GIZI PADA LABEL PANGAN OLAHAN
Ketentuan
Umum

Tata Cara
Pencantuman
ING

Batas Toleransi
Hasil Analisis
Zat Gizi

Informasi Nilai
Gizi pada
Bagian Utama
Label

Ketentuan
Peralihan

Ketentuan
Penutup
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 22 TAHUN 2019 TENTANG
INFORMASI NILAI GIZI PADA LABEL PANGAN OLAHAN
Ketentuan
Umum

Tata Cara
Pencantuman
ING

Batas Toleransi
Hasil Analisis
Zat Gizi

Informasi Nilai
Gizi pada
Bagian Utama
Label

Ketentuan
Peralihan

Ketentuan
Penutup
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 22 TAHUN 2019 TENTANG
INFORMASI NILAI GIZI PADA LABEL PANGAN OLAHAN
Ketentuan
Umum

Tata Cara
Pencantuman
ING

Batas Toleransi
Hasil Analisis
Zat Gizi

Informasi Nilai
Gizi pada
Bagian Utama
Label

Ketentuan
Peralihan

Ketentuan
Penutup
PERATURAN KEPALA BADAN POM RI NOMOR
HK.03.1.23.11.11.09657 TAHUN 2011 TENTANG
PERSYARATAN PENAMBAHAN ZAT GIZI DAN NON GIZI
DALAM PANGAN OLAHAN
Peraturan ini mengatur tentang :
✓ Sumber Bahan Baku DHA & ARA dari Minyak Ikan → harus memenuhi spesifikasi
bahan baku yang ditetapkan
✓ Informasi kandungan DHA & ARA hanya dapat dicantumkan pada bagian Informasi
Nilai Gizi
✓ Lutein, Spingomyelin dan Gangliosida dilarang ditambahkan pada Formula Bayi
dan Formula Lanjutan
✓ Dilarang mencantumkan & mengiklankan tentang DHA & ARA pada Formula Bayi
dan Formula Lanjutan
PERATURAN KEPALA BPOM RI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN PERIKLANAN PANGAN
OLAHAN

Pengawasan
PENGAWASAN
Iklan
IKLAN

Sebelum Setelah
dipublikasikan dipublikasikan

Iklan Pangan Olahan yang


Dilakukan terhadap
mencantumkan klaim
semua jenis pangan olahan
Penurunan Risiko Penyakit
PERATURAN KEPALA BPOM RI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN PERIKLANAN PANGAN
OLAHAN
Iklan pangan yang baik dan benar
memberikan informasi yang
benar, jelas dan jujur mengenai :
a) sifat, mutu, ingredien, manfaat
dan atau keamanan pangan
b) kata-kata, gambar dan janji-janji
c) keterangan-keterangan yang
harus mendapatkan pembuktian
secara ilmiah

Iklan harus jujur, benar dan bertanggungjawab.

Nama dagang yang telah memiliki sertifikat


merek apabila digunakan sebagai pesan
dan/atau klaim dalam iklan wajib disertai bukti
ilmiah yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat
dan Makanan
1) Kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor satu”,
”top”, atau kata-kata berawalan “ter“, dan atau yang
bermakna sama, kecuali jika disertai dengan bukti
yang dapat dipertanggungjawabkan
2) ”Satu-satunya”, ”hanya”, ”cuma”, atau yang bemakna
sama tidak boleh digunakan, kecuali jika secara khas
disertai dengan penjelasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, dalam hal apa produk
tersebut menjadi satu-satunya

Iklan dilarang mencantumkan kata “sehat”,


“cerdas”, “pintar” jika terkait dengan sebab dan
akibat dari mengkonsumsi pangan yang diiklankan
Iklan dilarang menggunakan dan atau menampilkan
secara tidak layak pahlawan, monumen, dan
lambang-lambang kenegaraan maupun tokoh-tokoh
dan monumen yang merupakan milik umum

Iklan tidak boleh diperankan oleh tenaga kesehatan,


tokoh agama, atau pejabat publik atau berperan
sebagai tenaga kesehatan atau pejabat publik.
Iklan dilarang mencantumkan bahwa pangan
dapat menyehatkan dan memulihkan kesehatan

Iklan dilarang melecehkan, mendiskreditkan atau


merendahkan baik secara langsung maupun
tidak langsung pangan lain
Iklan dilarang memuat pernyataan
kandungan zat gizi pada pangan apabila
kandungan zat gizi tersebut tidak
seluruhnya berasal dari pangan tersebut,
tetapi sebagian diberikan oleh pangan lain
yang dapat dikonsumsi bersama-sama.

Iklan sediaan pemanis buatan dilarang


menggunakan tulisan, kata-kata, gambar
seolah-olah pemanis buatan berasal dari
alam
RITEL Garda terdepan keamanan dan mutu
pangan di tingkat peredaran

Bagian tidak terpisahkan dari


penjaminan keamanan pangan
(from farm to table)

Penjaminan keamanan pangan


melalui penyediaan produk yang
sesuai dan sudah terdaftar

Meminimalkan peredaran produk


yang tidak aman dan berkualitas

52
PENGAWASAN SARANA DISTRIBUSI/RITEL PANGAN

FORM B

Pemeriksaan thd Pemeriksaan thd produk


Penerapan Cara yang dijual/diedarkan
Distribusi / Ritel Pangan (produk pangan rusak,
yang Baik kedaluwarsa, TIE, TMK
Label)
53
UNDANG-UNDANG RI NO 18 TENTANG
PANGAN

SANKSI ADMINISTRATIF : SANKSI PIDANA :

Kurungan
Denda
• Paling lama 2 tahun, atau
• Paling lama 5 tahun
Penghentian sementara dari kegiatan, produksi,
dan/atau peredaran
Denda
• Paling banyak 4 M, atau
Penarikan Pangan dari peredaran oleh
produsen • Paling banyak 10 M

Ganti Rugi

Pencabutan Izin
CONTOH PRODUK
SUSU KENTAL MANIS
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG
KATEGORI PANGAN

Susu kental manis adalah produk susu berbentuk cairan kental yang
diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula
hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu; atau merupakan hasil
rekonstitusi susu bubuk dengan penambahan gula, dengan atau tanpa
penambahan bahan lain.
Gula yang ditambahkan harus dapat mencegah kerusakan produk. Produk
dipasteurisasi dan dikemas secara kedap (hermetis)
Karakteristik dasar:
 Kadar lemak susu tidak kurang dari 8%
 Kadar protein tidak kurang dari 6,5% (untuk plain)
PERATURAN KEPALA BPOM NO 27 TAHUN 2017 TENTANG
PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN
1. Pada label susu kental manis harus dicantumkan
tulisan “Perhatikan! Tidak cocok untuk bayi sampai
usia 12 bulan”
2. Tulisan sebagimana dimaksud pada angka 1)
dicantumkan dengan tulisan berwarna merah di
dalam kotak persegi panjang berwarna merah
seperti contoh berikut:

Perhatikan! Tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 bulan

3. Tulisan sebagaimana dimaksud pada angka 2) harus


jelas terbaca dan proporsional terhadap luas
permukaan label dengan ukuran paling sedikit 1,5
mm serta dicantumkan pada bagian yang mudah
dilihat oleh konsumen.

Berdasarkan ketentuan di atas, tidak ada ketentuan mengenai


penggunaan susu kental manis hanya untuk topping atau pemberi
rasa. Selain itu juga tidak ada ketentuan mengenai penggunaan
susu kental manis untuk anak-anak di atas usia 12 bulan
Yang harus diperhatikan pada
saat pengecekan label :
• NIE untuk pangan olahan
• Kedaluwarsa
• Nama dan alamat
Keterangan HALAL produsen/importir
bagi yang dipersyaratkan
• Komposisi
• Berat bersih
• Halal bagi yang dipersyaratkan
• SNI bagi produk wajib SNI*
• Logo dan Tulisan
“mengandung babi” bagi
produk yang mengandung
babi → handling terpisah
Catatan
1. Pengguna tidak dapat
menggunakan Aplikasi
Scanner 2D Barcode
Umum pada play
store/apps store untuk
memperoleh detail
Informasi Produk
2. Bandingkan informasi
pada aplikasi dengan
produk, jika terdapat
perbedaan sampaikan
melalui menu

!!
PENGADUAN

Klik Menu CEK Pindai 2D Hasil Detail


PRODUK Barcode Pemindaian Informasi

Anda mungkin juga menyukai