Anda di halaman 1dari 29

LABEL PANGAN OLAHAN

Direktorat Standardisasi Pangan Olahan


Badan Pengawas Obat dan Makanan

WORKSHOP REGISTRASI PANGAN OLAHAN UNTUK INKUBATOR BISNIS


15 Juni 2021
DASAR HUKUM

UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan

PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan


Pangan

Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang


Label Pangan Olahan
Dasar Hukum
Undang-undang No 18 tahun 2012
tentang Pangan
Pasal 108 ayat (3) huruf b
PERATURAN BPOM NOMOR 31 TAHUN 2018 TENTANG LABEL
PANGAN OLAHAN
Terdiri atas: 8 Bab, 74 Pasal

Ketentuan Umum Larangan


01 05 Pasal 67 - 70
Pasal 1 - 3

Kriteria Label Sanksi Administratif


02 06 Pasal 71
Pasal 4 - 42

Ketentuan Peralihan
03 Keterangan Lain 07 Pasal 72
Pasal 43 - 64

Ketentuan Lain-lain Ketentuan Penutup


04 Pasal 65 - 66 08 Pasal 73-74

4
Pedoman yang diterbitkan terkait implementasi
Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan

Pedoman Label
Pangan Olahan
(secara umum),
tahun 2020,

Pedoman
Implementasi
Pelabelan Pangan
Olahan: Pencantuman
Jumlah Bahan Baku
dan Informasi Alergen,
tahun 2019

Buku pedoman dapat diunduh di subsite : standarpangan.pom.go.id


Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan

Label pangan adalah setiap keterangan mengenai


pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
pangan, ditempelkan pada, atau merupakan bagian
kemasan pangan

DITEMPEL PADA DICETAK PADA


KEMASAN KEMASAN
DISERTAKAN
PADA PANGAN
Ketentuan Umum, Ukuran Huruf/Angka

Keterangan yang berbentuk


tulisan wajib dicantumkan Kemasan kecil (≤ 10
Menggunakan secara teratur, jelas, mudah cm2) : ukuran huruf
bahasa Indonesia dibaca, dan proporsional tidak boleh lebih
dengan luas permukaan kecil dari 0.75 mm.
label

Istilah asing dapat Ukuran huruf


digunakan sepanjang minimal = huruf
keterangan tersebut kecil “o” huruf
telah terlebih dahulu Arial 1 mm
dicantumkan dalam
(ukuran font 6)
bahasa Indonesia
Label Pangan Olahan paling sedikit memuat keterangan mengenai:

Informasi huruf a, c, d, e, g, h
wajib dicantumkan pada
bagian label yang paling
mudah dilihat dan dibaca
a. nama produk;
b. daftar bahan;
c. berat/isi bersih
d. nama & alamat pihak
Bagian label yang paling mudah
yang memproduksi/ dilihat dan dibaca, yaitu bagian satu
mengimpor; sisi pandang yang terlihat ketika
e. halal bagi yang produk dipajang (di-display) dan
dipersyaratkan; memuat keterangan yang sangat
f. tanggal & kode penting diketahui oleh konsumen
produksi; sesuai ketentuan peraturan yang
g. keterangan
kedaluwarsa;
berlaku.
h. nomor izin edar; dan
i. asal usul bahan
Pangan tertentu
CONTOH LABEL PANGAN OLAHAN
Nama Daftar
Dagang Chaki
Naget Ayam
Daftar bahan:
Daging ayam (37%), air, tepung roti
(gluten), isolat protein kedelai
(kedelai), susu bubuk, minyak
bahan

Nama nabati, gula, garam, lada, penstabil


Produk* fosfat
Mengandung alergen, lihat daftar Informasi
bahan yang dicetak tebal
alergen

ING
Halal* Cara penyiapan:
1. Siapkan wajan
Saran penyajian
dan panaskan Cara
Cara minyak sampai
Simpan di suhu 170oC penyiapan
penyimpanan beku -18oC 2. Keluarkan
Diproduksi oleh: produk beku
PT. Bintang Lima dan langsung
Nama & Jakarta 15610 goreng hingga
Alamat Indonesia matang
3. Siap
Produsen* BPOM RI MD 123456789013 dihidangkan

Nomor izin Baik Digunakan Kode produksi


Sebelum : 010820 Berat Bersih 500 g Kode Produksi: ACG07
edar*
2D barcode (cek di aplikasi BPOM Mobile)
Keterangan kedaluwarsa* Isi/berat bersih*
*) keterangan yang bergaris bawah adalah yang
wajib dicantumkan di bagian yang paling
mudah dilihat dan dibaca
1. Nama Produk

Nama Dagang
Dapat berupa dapat berupa gambar, jika telah diatur dalam SNI
kata, huruf, angka, susunan warna,
dan/atau bentuk lain tersebut yang wajib maka nama jenis harus
memiliki daya pembeda sesuai SNI
Contoh:
Nama Jenis* ✔ Kopi Instan
pernyataan/keterangan tentang identitas
✔ Tuna Dalam kaleng
pangan olahan.
✔ Air Minum Dalam Kemasan

*) Nama jenis wajib dicantumkan pada


Label Pangan Olahan
2. Daftar Bahan
Pencantuman
Bahan yang digunakan: Daftar Bahan
Didahului dengan tulisan
Bahan Baku “daftar bahan”; “bahan yang
digunakan”; “bahan-bahan”;
“komposisi”
Bahan Tambahan
Pangan Nama bahan
merupakan nama lazim yang
lengkap dan tidak berupa
Bahan Penolong singkatan
Tidak dicantumkan pada Daftar
Bahan Urutan
disusun secara berurutan
dimulai dari bahan yang
digunakan paling banyak.
Pencantuman Jumlah Bahan Baku

Bahan baku memberikan identitas pada


pangan olahan Roti Manis dengan Cokelat Chips
Contoh: Daftar Bahan: Tepung Terigu, Gula,
Daging pada “Bakso Sapi” Garam, Susu Bubuk, Lemak Reroti,
Cokelat Bubuk, Cokelat Chips (5%),
Cokelat Pasta, Pengemulsi, Ragi,
Pengawet Kalium Propionat.
Bahan baku ditekankan pada pelabelan
(dalam bentuk kata-kata atau gambar )
Contoh:
Abon Pedas pada produk “Krekers dengan
Taburan Abon Pedas” dengan penekanan
“dengan taburan abon pedas”.

Bahan baku disebut dalam nama jenis


pangan
Contoh:
Ikan pada produk “Abon Ikan”
Cara pencantuman BTP dalam daftar bahan
 Nama Golongan BTP
 Khusus untuk BTP:
 Antioksidan*,
 Pemanis (Alami atau Buatan)*,
 Pengawet*,
 Pewarna (Alami atau Sintetik)* dan
 Penguat Rasa*
 harus dicantumkan Nama Jenis. Khusus untuk BTP Pewarna
disertai Nomor Indeks.
 Nama kelompok perisa untuk BTP perisa meliputi perisa
alami dan/atau perisa sintetik
*) Keterangan: BTP ikutan (Carry Over) yang termasuk dalam 5 golongan
BTP ini harus dicantumkan setelah bahan yang mengandung BTP

Komposisi :
Air, krim susu, gula pasir (mengandung pengawet sulfit),
susu skim, lemak nabati, ekstrak mangga, Pengemulsi,
Pewarna sintetik Kuning FCF CI No 15985, Perisa sintetik
mangga
PENCANTUMAN INFORMASI TANPA BTP

 Pada label dicantumkan setelah daftar bahan yang


digunakan dan Ukuran huruf sama dengan komposisi,
tidak di bold/highlight)
 Tidak diizinkan mencantumkan nama jenis BTP
Informasi tanpa BTP  Tidak diizinkan jenis BTP yang beririsan fungsi dengan
hanya diizinkan untuk
jenis BTP
zat gizi
a. Pemanis Buatan
b. Pengawet
c. Pewarna sintetik
d. Antioksidan
e. Penguat Rasa

Informasi tanpa BTP pada


Label Pangan hanya dapat
contoh dicantumkan berupa
a. Tanpa Pemanis Buatan
DAFTAR BAHAN: b. Tanpa Pengawet
AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK, PENGATUR c. Tanpa Pewarna Sintetik
KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT, ASAM SITRAT, d. Tanpa Antioksidan
ASAM FOSFAT), ANTIOKSIDAN (ASAM ASKORBAT), e. Tanpa Penguat Rasa
PEMANIS ALAMI GLIKOSIDA STEVIOL (STEVIA), BUBUK
SIRSAK (0,5%). TANPA PENGAWET
4. Nama dan Alamat
3. Berat Bersih Produsen / pengimpor
Pangan PRODUK DALAM NEGERI
Olahan Alamat paling sedikit meliputi nama kota,
kode pos, dan Indonesia produsen.
• “Diproduksi oleh ...”
• “Diproduksi oleh ... untuk ...”
• ”Dikemas oleh ... untuk ... ”
Padat Cair Semi padat
(untuk yang mempunyai kontrak)

Berat Bersih Isi Bersih Berat Bersih


- miligram (mg) atau PANGAN OLAHAN IMPOR
- mililiter (ml atau mL)
- gram (g) - liter (l atau L) Isi Bersih • Alamat produsen paling sedikit
- kilogram (kg) meliputi nama kota dan negara.
• Alamat pengimpor/distributor.
Pangan olahan yang menggunakan medium paling sedikit meliputi nama kota,
cair harus dicantumkan juga Bobot Tuntas kode pos, dan Indonesia.
atau Berat Tuntas. “Diimpor/didistribusikan oleh ... “
5. Halal 6. Tanggal dan Kode Produksi

Dicantumkan pada pangan olahan wajib diletakkan pada bagian yang


yang mempunyai sertifikat Halal dari mudah dilihat dan dibaca.
lembaga yang berwenang di
Indonesia. memuat informasi mengenai riwayat
produksi pangan

LOGO berupa nomor bets (batch) dan/atau


HALAL waktu produksi

Logo halal akan


ditetapkan oleh BPJPH

Isi bersih: 2 Liter


MD 12345678910

16
7. Kedaluwarsa 8. Nomor Izin Edar
Batas akhir suatu pangan olahan dijamin
mutunya sepanjang penyimpanannya
PRODUK DALAM NEGERI
01 mengikuti petunjuk produsen. “BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka.

Apabila masa simpan ≤ 3 bulan PRODUK IMPOR


“Baik digunakan sebelum :
02 tanggal, bulan, tahun”
“BPOM RI ML” yang diikuti dengan digit angka.

Apabila masa simpan > 3 bulan


“Baik digunakan sebelum :
tanggal, bulan, tahun” atau
03 “bulan, tahun”
PANGAN OLAHAN INDUSTRI RUMAH
Pengecualian: TANGGA
a. minuman yang mengandung alkohol paling “P-IRT”
sedikit 7% (tujuh persen); Jenis produk yang dapat didaftarkan sebagai PIRT
b. roti dan kue yang mempunyai masa simpan tercantum dalam Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun
kurang dari atau sama dengan 24 (dua 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi
puluh empat) jam; dan Pangan Industri Rumah Tangga
c. cuka.
9. Asal usul bahan pangan tertentu

Asal Bahan Pangan Tertentu dari Hewan Pangan yang Diproduksi Melalui Proses
atau Tanaman Khusus

✔ Harus dicantumkan pada daftar bahan berupa nama Produk Rekayasa Genetik
bahan diikuti dengan asal bahan.
Contoh:
Gelatin sapi, lemak babi, minyak nabati, protein
Wajib dicantumkan:
kedelai, lemak kakao “PRODUK REKAYASA GENETIK”
Produk Iradiasi
Daftar bahan :
Daging Ikan (60%), tepung tapioka, terigu, isolat
Wajib dicantumkan:
protein kedelai, bawang putih, gula, garam,
lada, penguat rasa monosodium glutamate,
“IRADIASI”
penstabil fosfat.
PERINGATAN UNTUK PANGAN OLAHAN BERASAL DARI BABI

Pangan Olahan yang mengandung bahan berasal


dari babi wajib mencantumkan tanda khusus berupa
tulisan ”MENGANDUNG BABI” dan gambar babi.

Bahan Pangan dapat berupa gelatin, gliserin,


enzyme, lemak, collagen, colostrum, embryo
extract, blood extract, hydrolysed haemoglobin,
keratin, hair extract, placenta, protein, thymus
extract, thymus hydrolisate, stomach extract,
minyak, lemak reroti (shortening), pengental,
pengemulsi, pemantap, l-sistein, monogliserida,
digliserida, atau trigliserida.

Pangan olahan yang proses pembuatannya


bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas
bersama dengan bahan bersumber babi wajib
mencantumkan keterangan :

19
Keterangan peringatan tentang Alergen
 Peringatan pada Produk Susu
Misalnya susu bubuk, susu Ultra High Wajib dicantumkan untuk:
Temperature (UHT), susu pasteurisasi,  Pangan olahan yang mengandung allergen
dan susu steril)
 Pangan olahan yang diproduksi menggunakan sarana
Perhatikan! produksi yang sama dengan pangan olahan yang
Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu mengandung alergen
Tidak Cocok untuk Bayi sampai usia 12 bulan
Contoh pada produk kerupuk ikan, di
 Peringatan pada Produk Susu Kental dan bagian komposisi menampilkan tulisan:
Analognya
Daftar bahan:
Misalnya Susu Kental Manis, Krimer Kental Tapioka, minyak goreng, air, ikan,
Manis bumbu, garam, gula, penguat rasa
Monosodium Glutamat
Perhatikan!
Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu
Mengandung alergen, lihat daftar
Tidak Cocok untuk Bayi sampai usia 12 bulan bahan yang dicetak tebal.
Tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi
Catatan: tulisan ‘ikan’ dicetak tebal, karena
ikan termasuk alergen

20
Peringatan
Pangan Olahan yang Mengandung Pemanis Buatan

Pemanis Penderita Aspartam Poliol


buatan Diabetes

Pangan Olahan untuk Pangan Olahan yang Pangan Olahan yang


Pangan Olahan yang mengandung
penderita diabetes menggunakan Aspartam mengandung Poliol
Pemanis buatan

“Mengandung pemanis ”Untuk penderita diabetes “Mengandung fenilalanin, “Konsumsi berlebihan


buatan, disarankan tidak dan/atau orang yang tidak cocok untuk penderita mempunyai efek laksatif”
dikonsumsi oleh anak di membutuhkan makanan fenilketonurik”
bawah 5 (lima) tahun, ibu berkalori rendah”
hamil dan ibu menyusui”
INFORMASI NILAI GIZI

KEWAJIBAN PENCANTUMAN
1 Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun
2018 tentang Label Pangan Olahan 2
Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019
tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan Olahan

PASAL 43 PASAL 2
Keterangan tentang kandungan Gizi Setiap Orang yang memproduksi dan/atau mengedarkan
dan/atau non Gizi Pangan Olahan wajib mencantumkan ING pada Label.
WAJIB dicantumkan untuk semua
pangan olahan
Informasi Nilai Gizi (ING) adalah DAFTAR
KANDUNGAN ZAT GIZI DAN NON GIZI
pangan olahan sebagaimana produk pangan
Dicantumkan dalam bentuk olahan dijual sesuai dengan format yang dibakukan
TABEL INFORMASI NILAI GIZI

ING berlaku wajib untuk semua pangan, KECUALI: Informasi Nilai Gizi Dilarang
Kopi bubuk, Teh bubuk/ serbuk, Teh celup, AMDK untuk dicantumkan pada label
(air embun, air mineral, air demineral), Herba, minuman beralkohol
rempah – rempah, bumbu, kondimen
Keterangan Sertifikasi Keamanan dan Tulisan, Logo, Gambar terkait Kemasan
Mutu oleh Lembaga Sertifikasi dan Kelestarian Lingkungan

• Sertifikat Keamanan dan Mutu dapat • Tulisan, logo dan/atau gambar yang
berupa terkait dengan kelestarian lingkungan
- tanda SNI, dapat berupa ekolabel,
- logo Sertifikat Kelayakan Pengolahan • Tulisan, logo dan/atau gambar yang
(SKP), terkait dengan kemasan misalnya logo
- logo sertifikat prima, tara pangan dan kode daur ulang
- logo piagam bintang keamanan Pangan, • Pencantuman harus disertai dengan
- Program Manajemen Risiko data dukung yang dapat
• Dibuktikan dengan sertifikat yang masih dipertanggungjawabkan sesuai
berlaku dan diterbitkan oleh lembaga dengan ketentuan peraturan
sertifikasi yang terakreditasi dan/atau perundang-undangan
lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah
Alami Dari (diikuti nama bahan)
• Pangan Olahan yang tidak dicampur Bahan merupakan bahan baku utama
dan tidak diproses; atau (kandungan bahan tersebut minimal 50%)
• Pangan Olahan yang diproses
secara fisika tetapi tidak merubah Keterangan untuk
sifat dan kandungannya
Membedakan Mutu Segar
tidak boleh digunakan pada Label
Pangan yang terbuat dari Pangan
Murni atau 100% Olahan antara atau Pangan Olahan
Pangan Olahan yang tidak lainnya
ditambahkan/dicampur dengan bahan
lain

Asli
Dengan (diikuti nama bahan) tidak dapat digunakan untuk Pangan
Olahan yang dicampur dengan bahan yang
Bahan merupakan salah satu bahan baku yang
dapat mengaburkan keasliannya, seperti
digunakan
penggunaan perisa.
LARANGAN (1)
1. Pernyataan bahwa Pangan Olahan dapat 2. Pernyataan atau keterangan dalam
menyehatkan bentuk apapun bahwa Pangan yang
bersangkutan dapat berfungsi sebagai obat.

contoh penulisan label yang salah contoh penulisan label yang salah yaitu pada
yaitu pada label produk sereal siap label produk acar bawang terdapat

X santap yang mencantumkan


pernyataan “untuk kesehatan yang
prima”
pernyataan “dapat menyembuhkan penyakit
jantung koroner”

X
LARANGAN (2)
3. Pernyataan bahwa Pangan 4. Pernyataan keunggulan pada Pangan Olahan jika
Olahan dapat meningkatkan keunggulan tersebut tidak seluruhnya berasal dari Pangan
kecerdasan. Olahan tersebut tetapi sebagian diberikan dari Pangan
contoh penulisan label yang salah Olahan lain yang dapat dikonsumsi bersama-sama
yaitu pada label susu bubuk
terdapat pernyataan contoh penulisan label yang salah yaitu
“membuat anak lebih pintar” pada produk susu bubuk full cream
terdapat pernyataan “memenuhi
kebutuhan gizi setiap hari”. Pada
dasarnya pemenuhan kebutuhan gizi
tidak hanya didapat dari mengonsumsi
produk ini saja, namun juga bersama
dengan bahan sumber gizi lain sesuai
konsep gizi seimbang

X X
LARANGAN (3)
5. Pernyataan yang memuat ketiadaan 6. Tulisan atau gambar seolah-olah bahan Pangan
suatu komponen yang secara alami tidak sintetik berasal dari alam.
ada dalam Pangan Olahan, kecuali ada
data pendukung/standar umum Pangan Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada
Olahan yang mengandung komponen label produk sediaan pemanis buatan (table top
tersebut. sweetener), mencantumkan gambar tebu, sehingga
seolah-olah produk terbuat dari bahan alami

contoh penulisan label yang salah


yaitu pada label produk minyak
goreng sawit mencantumkan
keterangan “non-kolesterol”.
Hal ini akan menyesatkan karena
X
pada dasarnya minyak yang berasal
dari tumbuhan memang tidak
mengandung kolesterol
X
Subsite Facebook Intagram
www.standarpangan.pom.go.id Standar Pangan BPOM standarpanganbpom

Anda mungkin juga menyukai