Anda di halaman 1dari 37

LABEL PANGAN OLAHAN

dan
INFORMASI NILAI GIZI
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandung
LABEL PANGAN
OLAHAN

FRESH
MILK
PELABELAN PANGAN
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang
berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain
yang disertakan pada pangan, ditempelkan pada, atau merupakan
bagian kemasan pangan

DITEMPEL PADA DICETAK PADA


KEMASAN KEMASAN
DISERTAKAN
PADA PANGAN
TULISAN
 Menggunakan bahasa Indonesia GAMBAR
 Istilah asing dapat digunakan sepanjang
keterangan tersebut telah terlebih dahulu
 Harus menunjukkan hal yang sebenarnya
dicantumkan dalam bahasa Indonesia
 Gambar buah, sayur, daging, ikan atau bahan pangan
 Ukuran huruf minimal = huruf kecil “o” huruf Arial
lainnya
1 mm (6 point). o boleh, jika pangan mengandung bahan
tersebut, bukan perisa
Huruf Arial 1 mm (6 point) : o Pada komposisi: dicantumkan jumlah
font jenis “arial” dengan ukuran font 6
(%) bahan tersebut
o Contoh: ”Komposisi : air, gula, ekstrak buah
 Kemasan kecil (≤ 10 cm2) : ukuran huruf tidak boleh jeruk (2%), perisa sintetik jeruk”
lebih kecil dari 0.75 mm
• memuat keterangan paling sedikit nama  Dikecualikan, gambar sebagai saran penyajian
produk, tanggal kedaluwarsa dan Nomor Izin (sesuai kewajaran)
Edar  Gambar, warna, dan/atau desain lainnya dapat
• Jika produk tersebut tidak dijual eceran, digunakan sebagai latar belakang sepanjang tidak
Keterangan tanggal kedaluwarsa dapat mengaburkan informasi pada label
dicantumkan pada kemasan sekunder
Label Pangan Olahan paling sedikit memuat keterangan mengenai:

Informasi huruf a, c, d, e, g, h
wajib dicantumkan pada
bagian label yang paling
mudah dilihat dan dibaca
a. nama produk;
b. daftar bahan;
c. berat/isi bersih
d. nama & alamat pihak
Bagian label yang paling mudah
yang memproduksi/ dilihat dan dibaca, yaitu bagian satu
mengimpor; sisi pandang yang terlihat ketika
e. halal bagi yang produk dipajang (di-display) dan
dipersyaratkan memuat keterangan yang sangat
; penting diketahui oleh konsumen
f. tanggal & kode sesuai ketentuan peraturan yang
produksi;
g. keterangan
berlaku.
kedaluwarsa
;
h. nomor izin
edar; dan
i. asal usul
bahan
Pangan
tertentu
CONTOH LABEL PANGAN OLAHAN

Chaki
Nama Daftar bahan:
Daftar
Dagang Daging ayam (37%), air, tepung roti bahan
(gluten), isolat protein kedelai
Nama Naget Ayam (kedelai), susu bubuk, minyak
nabati, gula, garam, lada, penstabil
Produk* fosfat
Mengandung alergen, lihat daftar Informasi
bahan yang dicetak tebal alergen

ING
Halal* Cara penyiapan:
1. Siapkan wajan
Saran penyajian
dan panaskan Cara
minyak sampai
Cara Simpan di suhu 170oC
penyiapan
penyimpanan beku -18oC 2. Keluarkan
Diproduksi oleh: produk beku
PT. Bintang Lima
Nama & Jakarta 15610
dan langsung
goreng hingga
Alamat Indonesia matang
3. Siap
Produsen* BPOM RI MD dihidangkan
123456789013
Nomor izin Baik Digunakan
Sebelum : 010820 Berat Bersih 500 g Kode Produksi: ACG07 Kode produksi
edar*

Keterangan kedaluwarsa* Isi/berat bersih* 2D barcode (cek di aplikasi BPOM Mobile)


*) keterangan yang bergaris bawah adalah yang wajib dicantumkan di bagian
yang paling mudah dilihat dan dibaca
1. Nama Produk

Nama Dagang
Dapat berupa dapat berupa gambar, jika telah diatur dalam SNI
kata, huruf, angka, susunan warna,
dan/atau bentuk lain tersebut yang wajib maka nama jenis harus
memiliki daya pembeda sesuai SNI
Contoh:
Nama Jenis* ✔ Kopi Instan
pernyataan/keterangan tentang identitas
✔ Tuna Dalam kaleng
pangan olahan.
✔ Air Minum Dalam Kemasan

*) Nama jenis wajib dicantumkan pada


Label Pangan Olahan
2. Daftar Bahan
Pencantuman
Bahan yang digunakan: Daftar
Bahan
Didahului dengan tulisan
Bahan Baku “daftar bahan”; “bahan yang
digunakan”; “bahan-bahan”;
“komposisi”
Bahan Tambahan
Pangan Nama bahan
merupakan nama lazim yang
lengkap dan tidak berupa
Bahan Penolong singkatan
Tidak dicantumkan pada Daftar
Bahan Urutan
disusun secara berurutan
dimulai dari bahan yang
digunakan paling banyak.
Pencantuman Jumlah Bahan Baku

Bahan baku memberikan identitas pada


pangan olahan Roti Manis dengan Cokelat Chips
Contoh:
Daging pada “Bakso Sapi”
Daftar Bahan: Tepung Terigu, Gula,
Garam, Susu Bubuk, Lemak Reroti,
Cokelat Bubuk, Cokelat Chips (5%),
Bahan baku ditekankan pada pelabelan Cokelat Pasta, Pengemulsi, Ragi,
(dalam bentuk kata-kata atau gambar ) Pengawet Kalium Propionat.
 Contoh:
Abon Pedas pada produk “Krekers
denganTaburan Abon Pedas” dengan
penekanan “dengan taburan abon pedas”.

Bahan baku disebut dalam nama jenis


pangan
Contoh:
Ikan pada produk “Abon Ikan”
Cara pencantuman BTP dalam daftar bahan : BAHAN TAMBAHAN
PANGAN ( BTP )
❑ Nama Golongan BTP
❑ Khusus untuk BTP: BTP ikutan (Carry Over)* harus
⮚ Antioksidan dicantumkan setelah bahan yang
⮚ Pemanis (Alami atau Buatan) mengandung BTP
⮚ Pengawet Komposisi :
⮚ Pewarna (Alami atau Sintetik) dan Tepung terigu, …….., kecap
⮚ Penguat Rasa (mengandung pengawet sulfit),
harus dicantumkan Nama Jenis. Khusus Pewarna sintetik eritrosin CI No
untuk BTP Pewarna disertai Nomor Indeks. 45430, Perisa sintetik sapi panggang
❑ nama kelompok perisa untuk BTP perisa meliputi perisa
alami dan/atau perisa sintetik *) Khusus untuk BTP golongan
antioksidan,
pemanis, pengawet, pewarna,
penguat rasa
Pencantuman BTP dalam Sediaan Bahan Tambahan Pangan

SEDIAAN BTP SEDIAAN BTP CAMPURAN

a. Tulisan ”Bahan Tambahan Pangan”,


a. Tulisan ”Bahan Tambahan Pangan
b. Nama golongan BTP,
Campuran”,
c. Nama jenis BTP,
b. Nama golongan BTP yang
d. Nomor indeks (Color Index, CI)
mempunyai fungsi utama
e. Tulisan “pewarna pangan” yang ditulis
c. Jenis Pangan Olahan yang diizinkan
engan huruf kapital berwarna hijau di
menggunakan BTP Campuran
dalam
d kotak persegi panjang berwarna
d. Takaran penggunaan dalam jenis
hijau.
pangan olahan

PEWARNA PANGAN

• Logo huruf M di dalam suatu lingkaran berwarna hitam

M
Sumber: PerBPOM No. 31 Tahun 2018 Tentang Label Pangan Olahan
Peringatan
Pangan Olahan yang Mengandung Pemanis Buatan

Pemanis Penderita Aspartam Poliol


buatan Diabetes

Pangan Olahan untuk Pangan Olahan yang Pangan Olahan yang


Pangan Olahan yang mengandung
penderita diabetes menggunakan Aspartam mengandung Poliol
Pemanis buatan

”Untuk penderita diabetes “Mengandung fenilalanin, “Konsumsi berlebihan


“Mengandung pemanis buatan, dan/atau orang yang tidak cocok untuk penderita mempunyai efek laksatif”
disarankan tidak dikonsumsi oleh membutuhkan makanan fenilketonurik”
anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu berkalori rendah”
hamil dan ibu menyusui”
4. Nama dan Alamat
3. Berat Bersih Produsen / P
Pangan PRODUK DALAM NEGERI
Olahan Alamat paling sedikit meliputi nama kota,
kode pos, dan Indonesia produsen.
• “Diproduksi oleh ...”
• “Diproduksi oleh ... untuk ...”
• ”Dikemas oleh ... untuk ... ”
Padat Cair Semi padat
(untuk yang mempunyai kontrak)

Berat Bersih Isi Bersih Berat Bersih


- miligram (mg) atau Isi PANGAN OLAHAN IMPOR
- mililiter (ml atau mL)
- gram (g) - liter (l atau L) Bersih • Alamat produsen paling sedikit
- kilogram (kg)
meliputi nama kota dan negara.
• Alamat pengimpor/distributor.
Pangan olahan yang menggunakan medium paling sedikit meliputi nama kota,
cair harus dicantumkan juga Bobot Tuntas kode pos, dan Indonesia.
atau Berat Tuntas. “Diimpor/didistribusikan oleh ... “
5. Halal 6. Tanggal dan Kode Produksi

Dicantumkan pada pangan olahan wajib diletakkan pada bagian yang


yang mempunyai sertifikat Halal dari mudah dilihat dan dibaca.
lembaga yang berwenang di
Indonesia. memuat informasi mengenai riwayat
produksi pangan

LOGO berupa nomor bets (batch) dan/atau


Royale
HALAL waktu produksi

Logo halal akan


ditetapkan oleh BPJPH

1
6
7. Kedaluwarsa 8. Nomor Izin Edar
Batas akhir suatu pangan olahan dijamin
mutunya sepanjang penyimpanannya mengikuti
PRODUK DALAM NEGERI
01 petunjuk produsen. “BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka.

Apabila masa simpan ≤ 3 bulan PRODUK IMPOR


“Baik digunakan sebelum :
02 tanggal, bulan, tahun”
“BPOM RI ML” yang diikuti dengan digit angka.

Apabila masa simpan > 3 bulan


“Baik digunakan sebelum :

03 tanggal, bulan, tahun” atau


“bulan, tahun”
PANGAN OLAHAN INDUSTRI RUMAH
Pengecualian: TANGGA
a. minuman yang mengandung alkohol paling “P-IRT”
sedikit 7% (tujuh persen); Jenis produk yang dapat didaftarkan sebagai PIRT
b. roti dan kue yang mempunyai masa simpan tercantum dalam Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun
kurang dari atau sama dengan 24 (dua 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi
puluh empat) jam; dan Pangan Industri Rumah Tangga
c. cuka.
9. Asal Usul Bahan Pangan Tertentu

Asal Bahan Pangan Tertentu dari Pangan yang Diproduksi Melalui Peringatan untuk Pangan
Hewan atau Tanaman Proses Khusus Olahan Berasal dari Babi

✔ Harus dicantumkan pada daftar bahan Produk Rekayasa Genetik Pangan Olahan yang mengandung bahan
berupa nama bahan diikuti dengan asal berasal dari babi
bahan. Wajib dicantumkan:
“PRODUK REKAYASA GENETIK”
Contoh:
Gelatin sapi, lemak babi, minyak nabati,
protein kedelai, lemak kakao
Produk Iradiasi Pangan olahan yang proses pembuatannya
bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas
bersama dengan bahan bersumber babi
Daftar bahan : Wajib dicantumkan:
Daging Ikan (60%), tepung tapioka, terigu, “IRADIASI”
isolat protein kedelai, bawang putih, gula,
garam, lada, penguat rasa monosodium
glutamate, penstabil fosfat.
Keterangan tentang Alergen
2D Barcode
• Pada Label wajib dicantumkan 2 (dua) Keterangan tentang alergen wajib dicantumkan untuk:
dimensi (2D Barcode).
• Kode yang dapat dibaca oleh aplikasi Pangan olahan yang mengandung alergen

pelacak yang digunakan untuk Pangan olahan yang diproduksi menggunakan


identifikasi, penjejakan dan pelacakan sarana produksi yang sama dengan pangan
kebenaran produk. olahan yang mengandung alergen.

QR code memuat informasi:


Daftar bahan:
▪ nomor Izin Edar Gula (mengandung sulfit), minyak nabati,
▪ masa berlaku Izin Edar kacang tanah, pengemulsi lesitin kedelai.

Mengandung alergen, lihat daftar bahan yang


dicetak tebal.

Catatan: tulisan ‘sulfit’ dan ‘kacang tanah’ dicetak tebal,


karena hasil analisa sulfit dalam produk melebihi 10 mg/kg,
dan kacang tanah termasuk alergen
INFORMASI NILAI GIZI
KEWAJIBAN PENCANTUMAN

1 Peraturan
tentang LabelNomor
BPOM Pangan 31 Tahun
2 Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019
tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
Olahan
2018 Olahan
PASAL 43 PASAL 2
Keterangan tentang kandungan Gizi Setiap Orang yang memproduksi
dan/atau non Gizi
WAJIB dicantumkan untuk semua
dan/atau
pangan olahan mengedarkan Pangan Olahan wajib
mencantumkan ING pada Label.
PENGERTIAN
Informasi Nilai Gizi (ING) adalah DAFTAR
Dicantumkan dalam bentuk KANDUNGAN ZAT GIZI DAN NON GIZI
TABEL INFORMASI pangan olahan sebagaimana produk pangan olahan
NILAI GIZI dijual sesuai dengan format yang dibakukan
Alami Dari (diikuti nama bahan)
• Pangan Olahan yang tidak dicampur dan Bahan merupakan bahan baku utama
tidak diproses; atau
• Pangan Olahan yang diproses secara fisika
Keterangan untuk (kandungan bahan tersebut minimal 50%)

tetapi tidak merubah


kandungannya
sifat dan
Membedakan
Segar
Mutu tidak boleh digunakan pada Label
Pangan yang terbuat dari Pangan
Murni atau 100% Olahan antara atau Pangan Olahan
Pangan Olahan yang tidak lainnya
ditambahkan/dicampur dengan bahan
lain

Asli
Dengan (diikuti nama bahan) tidak dapat digunakan untuk Pangan Olahan
yang dicampur dengan bahan yang dapat
Bahan merupakan salah satu bahan baku yang
mengaburkan keasliannya, seperti penggunaan
digunakan
perisa.
Pedoman yang diterbitkan terkait implementasi
Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan

Pedoman Label
Pangan
Olahan (secara
umum), tahun
2020,

Pedoman
Implementasi
Pelabelan Pangan
Olahan: Pencantuman
Jumlah Bahan Baku
dan Informasi Alergen,
tahun 2019

Bu
ku
pe
REGULASI KLAIM DAN INFORMASI NILAI GIZI PADA
PANGAN OLAHAN
OUTLINE
01 Dasar Hukum

02 Informasi Nilai Gizi

03 Informasi Nilai Gizi untuk Usaha Mikro dan


Kecil

04 Klaim Pada Pangan Olahan


01 DASAR HUKUM
02 03 04

UU No. 18 Tahun
2012 Peraturan Badan POM Peraturan Badan POM
tentang Pangan No. 31 Tahun 2018 No. 22 Tahun 2019
tentang tentang Informasi Nilai Gizi
Label Pangan Olahan pada Label Pangan Olahan

PP No. 69 Tahun 1999


tentang Label dan
Iklan Pangan
Peraturan Kepala Peraturan Badan POM
Badan POM No. 13 No. 16 Tahun 2020
Tahun 2016 Tentang Pencantuman
tentang Pengawasan Informasi Nilai Gizi
Klaim pada Label dan pada Pangan Olahan
Iklan Pangan Olahan yang Diproduksi oleh
01 02
INFORMASI NILAI GIZI
03 04

KEWAJIBAN PENCANTUMAN
1 Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018
tentang Label Pangan Olahan 2
Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019
tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan Olahan
PASAL 43
PASAL 2
Keterangan tentang kandungan
Gizi dan/atau non Gizi Setiap Orang yang memproduksi dan/atau
mengedarkan Pangan Olahan wajib mencantumkan ING
WAJIB dicantumkan untuk
pada Label.
semua pangan olahan
Informasi Nilai Gizi (ING) adalah DAFTAR KANDUNGAN
Dicantumkan dalam bentuk ZAT GIZI DAN NON GIZI
TABEL INFORMASI NILAI pangan olahan sebagaimana produk pangan olahan
dijual sesuai dengan format yang dibakukan
GIZI
ING berlaku wajib untuk semua
PENGECUALIAN : pangan, PELARANGAN Informasi Nilai Gizi Dilarang
untuk dicantumkan pada label
KECUALI
Kopi bubuk, Teh bubuk/ serbuk, Teh celup, minuman beralkohol
AMDK (air embun, air mineral, air demineral),
Herba, rempah – rempah, bumbu,
TATA CARA PENCANTUMAN Jumlah sajian per
kemasan menunjukka
02 jumlah Takaran nSaji yang
Takaran Saji adalah terdapat dalam satu kemasan
jumlah Pangan Olahan yang 01 Pangan.
wajar dikonsumsi dalam satu
kali makan, dinyatakan
Persentase AKG
dalam
Satuan Metrik Satua
merupakan persentase
Metrik dan Ukuran n
atau
kontribusi zat gizi dalam
Tangga yang Ruma 04 satu sajian produk
sesuai Olahan
Pangan h
dibandingkan dengan jumlah
tersebut. untuk 03 kebutuhan zat gizi tersebut
Jenis dan kandungan dalam sehari.
zat gizi dan nongizi.
Catatan kaki merupakan
Zat Gizi Wajib : informasi yang
Energi total, lemak total, lemak
05 menerangkan bahwa
jenuh, protein, karbohidrat total, persentase AKG yang
gula dan garam (natrium) ditunjukkan dalam ING
dihitung berdasarkan
kebutuhan energi 2150 kkal
Dibuktikan dengan hasil analisis zat gizi untuk kelompok umum.
dari laboratorium terakreditasi* Kebutuhan energi tersebut
FORMAT PENCANTUMAN ING
FORMAT HORIZONTAL UNTUK LUAS LABEL ≤ 100 Cm2
FORMAT VERTIKAL
UNTUK LUAS LABEL > 100 Cm2
Tabular

Linear
BATAS TOLERANSI HASIL ANALISIS ZAT GIZI
1 Pangan Olahan Umum 2 Pangan Olahan dengan Klaim
Kecuali untuk produk dengan Klaim “rendah”,
MINIMAL hasil analisis zat Gizi paling MINIMAL “bebas”, “kurang”, atau Klaim yang semakna
80% sedikit 80% dari nilai yang
tercantum dalam tabel ING.
SAMA
dengan yang
maka hasil analisis zat Gizi paling sedikit 80%
dari nilai yang tercantum dalam tabel ING.
Dari ING tercantum pada
tabel ING

hasil analisis zat gizi ( energi MAKSIMAL Untuk hasil analisis zat gizi :
MAKSIMAL

120%
total, lemak total, lemak jenuh,
kolesterol, lemak trans, gula, 120% energi total, lemak total, lemak jenuh,
kolesterol, lemak trans, gula, dan
dan garam (natrium)). dari ING garam (natrium).
Dari ING
tidak boleh lebih dari 120%
dari nilai yang tercantum pada
tabel ING 3 Pangan Olahan wajib Fortifikasi
Hasil analisis zat gizi paling sedikit sama dengan
persyaratan kandungan fortifikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PELABELAN GIZI PADA BAGIAN UTAMA LABEL
SUKAR Pangan Olahan yang mencantumkan tabel Pangan Olahan yang mencantumkan tabel
ING dapat mencantumkan ING pada bagian ING dapat mencantumkan Logo Pilihan
E LA PanduutaamnaALasbuepl an
Lebih Sehat
Logo “Pilihan Lebih
1 Gizi Harian warna 2 Sehat”
monokrom

Minuman Siap
Konsumsi
Zat Gizi Batas maksimum
Gula * 6 gram per 100 ml
Mencakup informasi : (tidak termasuk laktosa)
❖ Jumlah & jenis zat gizi (energy, Tanpa BTP Pemanis
lemak jenuh, lemak total, gula dan Pasta dan Mi Instan
garam
% kontribusi zat gizi terhadap AKG
❖ (natrium) Zat Gizi Batas Maksimum
Lemak Total 20 g per 100 g
Garam (natrium) 900 mg per 100 g
INFORMASI NILAI GIZI UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL 04
01 02 03
PERBPOM NO. 16 TAHUN 2020
TENTANG PENCANTUMAN ING UNTUK PANGAN OLAHAN YANG
DIPRODUKSI OLEH USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL

Pencantuman tabel ING Untuk mencantumkan tabel ING, UMK TIDAK HARUS melakukan analisis laboratorium
dibuktikan dengan HASIL
ANALISIS ZAT GIZI dari A. Deksripsi/ definisi B. Nilai Kandungan Gizi C. Takaran saji
laboratorium pemerintah (42 jenis pangan olahan) Pangan Olahan pangan
dan/atau laboratorium lain olahan
yang telah terakreditasi

UMK seringkali memililki


keterbatasan dalam hal
analisis laboratorium
KLAIM PADA PANGAN OLAHAN
01 02 03 04
KLAIM adalah segala bentuk uraian yang
KETENTUAN PENCANTUMAN menyatakan, menyarankan atau secara tidak
KLAIM PADA LABEL PANGAN OLAHAN langsung menyatakan perihal karakteristik tertentu
suatu pangan yang berkenaan dengan asal usul,
Untuk dapat mencantumkan klaim pada kandungan gizi, sifat, produksi, pengolahan,
1 label, asupan persaji pangan olahan tidak komposisi atau faktor mutulainnya.
lebih dari.. 3 Pencantuman Klaim memperhatikan:
Lemak total Lemak jenuh a) jenis, jumlah dan fungsi Zat Gizi atau
18 g 4g Komponen Pangan;
b) jumlah pangan yang wajar
Kolesterol Natrium dikonsumsi
60 mg 300 sehari;
mg c) pola konsumsi gizi seimbang;
Klaim tidak dapat dicantumkan pada d) keadaan kesehatan masyarakat
2 Pangan secara
umum; dan
Olahan Antara (Intermediete product) e) kelayakan pangan sebagai pembawa
Zat
1 KLAIM GIZI KLAIM PERBANDINGAN ZAT GIZI
Dapat dicantumkan dengan memenuhi persyaratan
KLAIM KANDUNGAN GIZI sebagai berikut:
RENDAH – BEBAS – TINGGI/KAYA – SUMBER a) Pangan Olahan yang dibandingkan adalah Pangan Olahan
sejenis;
KETENTUAN LAINNYA : b) Diproduksi oleh produsen yang sama dan telah beredar;
1. Klaim ”rendah ... (nama Komponen Pangan)” atau c) Perbedaan kandungan dinyatakan dalam persentase,
”bebas... (nama Komponen Pangan)” hanya dapat pecahan, atau dalam angka mutlak;
digunakan pada Pangan Olahan yang telah mengalami d) Perbedaan relatif kandungan Zat Gizi yang
proses tertentu sehingga kandungan Komponen dibandingkan:
Pangan - paling sedikit 10% ALG (lebih tinggi atau lebih rendah)
tersebut menjadi rendah atau bebas. untuk Zat Gizi mikro, kecuali natrium,
2. Pangan Olahan yang secara alami tidak mengandung - Paling sedikit 25% (lebih tinggi atau lebih rendah)
komponen tertentu, dilarang memuat Klaim kandungan untuk energi dan Zat Gizi lain (termasuk natrium)
bebas yang terkait dengan komponen tersebut. a) Perbedaan mutlak paling sedikit memenuhi persyaratan
3. Klaim tinggi/kaya atau sumber hanya diizinkan untuk “rendah” atau “sumber” sebagaimana ditetapkan dalam
protein, vitamin dan mineral, serta serat pangan Klaim Kandungan Zat Gizi.
2 KLAIM KESEHATAN Contoh Klaim Fungsi Zat Gizi

Serat pangan larut betaglucan


dari oat dapat membantu
memelihara fungsi saluran
Klaim Fungsi Zat Gizi pencernaan

❖ klaim yang menggambarkan peran fisiologis zat gizi untuk


pertumbuhan,nperkembangan dan fungsi normal tubuh.
❖ Memenuhi persyaratan klaim sumber

Klaim Fungsi Lain Contoh Klaim Fungsi Lain : Serat


klaim yang berkaitan dengan efek khusus yang menguntungkan dari pangan atau Serat pangan larut pektin dari
komponen pangan dalam diet total terhadap fungsi atau aktifitas biologis normal dalam buah-buahan dapat membantu
menurunkan kadar kolesterol
tubuh, klaim tersebut berkaitan dengan efek positif untuk memperbaiki fungsi darah jika disertai dengan diet
rendah lemak jenuh dan rendah
tubuh atau memelihara kesehatan kolesterol

Tinggi
Serat Pangan
Klaim Penurunan Risiko Penyakit
Tinggi
Serat Pangan
❖ dapat diajukan kepada Kepala Badan c.q. Direktur Standardisasi
Pangan Olahan untuk dilakukan pengkajian.
❖ Didasarkan pada penelitian yang dilakukan dengan subjek
manusia
dengan memenuhi kaidah Uji Klinik
3 KLAIM LAINNYA
TANPA PENAMBAHAN BEBAS / RENDAH
GULA LAKTOSA
Isotonik
”Untuk yang beraktivitas hingga berkeringat dan
memerlukan penggantian elektrolit dengan cepat”.
Persyaratan : osmolalitas, KH, kalium dan natrium
T anpa Penambahan Gula
 Pangan Olahan tidak ditambahkan gula dari jenis apapun yang masih
mempunyai nilai kalori. Tanpa Penambahan

 Pangan Olahan tidak mengandung bahan-bahan yang mengandung


Gula

gula sebagai pengganti gula yang ditambahkan


 Kandungan gula dari Pangan Olahan tidak meningkat dengan BEBAS / RENDAH
penggunaan enzim untuk menghidrolisa pati untuk melepaskan gula. GLUTEN
ISOTONIK
Klaim Laktosa - Bebas / rendah laktosa
Hanya untuk produk yang lazim mengandung laktosa dan produk penggantinya
Klaim Gluten - Bebas / rendah gluten
❖ bahan baku yang secara alami tidak mengandung gluten
Renda
❖ Bahan baku dari serealia yang secara alami mengandung gluten yang h
telah diproses untuk mengurangi kandungan gluten. Gluten
PROBIOTIK KLAIM BARU
Klaim selain yang diatur pada
Pangan Olahan yang menggunakan Probiotik PerKa BPOM No 13 Tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim
dengan atau tanpa pencantuman Klaim, harus pada Label dan Iklan Pangan Olahan
dilakukan pengkajian terlebih dahulu. Dapat digunakan melalui permohonan pengkajian ke
Kelengkapan berkas pengkajian Badan POM
85 hari kerja
probiotik
Penggunaan bakteri pada pangan olahan Pengajuan mempertimbangkan :
❖ Kajian Keamanan 1. mendukung kebijakan gizi dan/atau kesehatan
nasional;
2. tidak dihubungkan dengan pengobatan dan
Penggunaan bakteri disertai dengan klaim probiotik: pencegahan penyakit;
❖ Karakterisasi Fungsi
3. tidak mendorong pola konsumsi yang salah;
❖ Kajian Keamanan
4. berdasarkan diet total, khusus untuk Klaim
❖ Hasil Uji Klinis pada Manusia Fase 2
Kesehatan (Klaim Penurunan Risiko Penyakit); dan
❖ Jika dilakukan di luar negeri, harus disertai hasil Uji Klinik
5. benar dan tidak menyesatkan.
Fase 2 Konfirmasi

Data dukung berupa : komposisi produk; tujuan


Jika penggunaan bakteri probiotik disertai dengan klaim
penambahan zat gizi/komponen; jumlah asupan harian
kesehatan maka kelengkapan berkas ditambah dengan:
zat gizi/komponen; hasil analisis produk; sejarah
❖ Evaluasi Hasil Uji Klinik Fase 3
penggunaan zat gizi/komponen; regulasi negara lain dan
publikasi ilmiah
DISETUJUI DAPAT LARANGAN
DIAKSES PADA :
1 Mencantumkan Klaim untuk Pangan Olahan bagi
Bayi*

http://standarpangan.pom.go.id/pr 2 Mencantumkan Klaim Fungsi Lain, Klaim


Penurunan Risiko Penyakit, dan Klaim Tanpa
oduk-standardisasi/hasil-kajian- Penambahan Gula untuk Pangan Olahan yang
pengajuan-permohonan/pangan- diperuntukkan bagi anak berusia 1-3 tahun*
olahan-tertentu/klaim
3 Memuat pernyataan bahwa konsumsi Pangan
Olahan tersebut dapat memenuhi kebutuhan
semua zat gizi

4 Konsumen mengonsumsi suatu jenis Pangan


Olahan secara tidak benar; dan/atau

Menggambarkan bahwa suatu Komponen


5 Pangan dapat mencegah, mengobati atau
menyembuhkan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai