Disampaikan oleh:
Eka Dinamika, AMF
22 September 2020
LABEL PANGAN
OLAHAN
2
DASAR
HUKUM
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
Chaki
Nama Daftar bahan:
Daftar
Dagang Daging ayam (37%), air, tepung roti bahan
(gluten), isolat protein kedelai,
Nama Naget Ayam
susu bubuk, minyak nabati, gula,
garam, lada, penstabil fosfat
Produk* Mengandung alergen, lihat daftar
bahan yang dicetak tebal
Informasi
alergen
ING
Halal* Cara penyiapan:
1. Siapkan wajan
Saran penyajian
dan panaskan Cara
Cara minyak sampai
Simpan di suhu 170oC
penyiapan
penyimpanan beku -18oC 2. Keluarkan
Diproduksi oleh: produk beku
PT. Bintang Lima dan langsung
Nama & Jakarta 15610 goreng hingga
Alamat Indonesia matang
3. Siap
Produsen* BPOM RI MD 123456789013 dihidangkan
GAMBAR
Menggunakan bahasa Indonesia
Istilah asing dapat digunakan Harus menunjukkan hal yang
sepanjang keterangan tersebut telah sebenarnya
terlebih dahulu dicantumkan dalam Gambar buah, sayur, daging, ikan atau
bahasa Indonesia bahan pangan lainnya
o boleh, jika pangan mengandung
Ukuran huruf minimal = huruf kecil “o”
bahan tersebut, bukan perisa
huruf Arial 1 mm (6 point).
o Pada komposisi: dicantumkan
jumlah (%) bahan tersebut
• Huruf Arial 1 mm (6 point) :
o Contoh: ”Komposisi : air, gula,
• font jenis “arial” dengan ukuran font 6 ekstrak buah jeruk (2%), perisa
sintetik jeruk”
Kemasan kecil (≤ 10 cm2) : ukuran huruf Dikecualikan, gambar sebagai saran
tidak boleh lebih kecil dari 0.75 mm penyajian
memuat keterangan paling sedikit (sesuai kewajaran)
nama produk, tanggal kedaluwarsa dan Gambar, warna, dan/atau desain lainnya
Nomor Izin Edar dapat digunakan sebagai latar belakang
sepanjang tidak mengaburkan informasi
Jika produk tersebut tidak dijual pada label
eceran, Keterangan tanggal
kedaluwarsa dapat dicantumkan pada
kemasan sekunder
1. Nama Produk jika pangan olahan telah diatur
dalam SNI yang diberlakukan wajib
Nama Dagang
Dapat berupa dapat berupa gambar, kata, maka nama jenis harus sesuai SNI
huruf, angka, susunan warna, dan/atau bentuk tersebut
lain tersebut yang memiliki daya pembeda
SNI WAJIB
Air mineral alami
Air embun
Air Minum Dalam Kemasan
Garam konsumsi beriodium
Minyak goreng sawit
Kopi Instan
Tuna Dalam kaleng
Sarden dan makarel dalam kaleng
Tepung Terigu
Gula Kristal Putih
Nama Jenis* Kakao bubuk
pernyataan/keterangan tentang identitas
pangan olahan.
*) Nama jenis wajib dicantumkan pada Label Pangan olahan yang wajib SNI, nomorizin
Pangan Olahan edarnya diberikan oleh Badan POM
2. Daftar Bahan
Bahan yang digunakan Pencantuman Daftar
Bahan
conto
Bahan Baku Didahului dengan
tulisan h
Bahan Tambahan “daftar bahan”; “bahan yang
Pangan digunakan”; “bahan-bahan”;
“komposisi”
14
4. Nama dan Alamat Produsen
15
5. Tanggal dan Kode Produksi
contoh
2 Apabila masa simpan > 3 bulan Pangan Olahan dengan masa simpan > 3 bulan
“Baik digunakan sebelum :
03 tanggal, bulan, tahun atau
Biskuit Rasa Lemon
Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan
“bulan, tahun” 30144, Indonesia
a.minuman yang mengandung Kode Produksi: DPK03 September 2019
Pengecualian Baik digunakan sebelum: Juni 2021
Pencantuman alkohol paling sedikit 7%
Keterangan (tujuh persen);
Kedaluwarsa b. roti dan kue yang
mempunyai masa simpan
kurang dari atau sama
dengan 24 (dua puluh
empat) jam; dan
c. cuka.
Pangan Olahan tersebut tetap harus
mencantumkan tanggal produksi dan/atau
tanggal pengemasan
8. Nomor Izin Edar
digit angka.
Harus dicantumkan pada daftar Produk Rekayasa Genetik Pangan Olahan yang mengandung
bahan berupa nama bahan diikuti bahan berasal dari babi
dengan asal bahan. Wajib dicantumkan:
“PRODUK REKAYASA GENETIK”
Contoh:
Gelatin sapi, lemak babi, minyak nabati,
protein kedelai, lemak kakao
Pangan olahan yang proses pembuatannya
Produk Iradiasi bersinggungan dan/atau menggunakan
fasilitas bersama dengan bahan
Daftar bahan : Wajib dicantumkan: bersumber babi
Daging Ikan (60%), tepung tapioka, “IRADIASI”
terigu, protein kedelai, bawang putih,
gula, garam, lada,
Pencantuman 2D Barcode Keterangan tentang Alergen
• Pada Label wajib dicantumkan 2 (dua)
keterangan tentang Alergen wajib
dimensi (2D Barcode)
dicantumkan pada Label jika pangan olahan
• Kode yang dapat dibaca oleh aplikasi
mengandung bahan yang dapat
pelacak yang digunakan untuk
menyebabkan alergen atau pangan olahan
identifikasi, penjejakan dan pelacakan
kebenaran produk tersebut bersinggungan dengan pangan
olahan yang mengandung allergen.
TUJUAN
Untuk melindungi masyarakat dari Contoh pada produk selai kacang,
produk yang tidak memenuhi di bagian komposisi menampilkan
persyaratan Partisipasi aktif tulisan :
masyarakat
dalam pengawasan
produk
Mencegah beredarnya pangan olahan Daftar bahan:
tanpa NIE dan/atau NIE palsu Gula (mengandung sulfit), minyak nabati,
QR code memuat informasi : kacang tanah, pengemulsi lesitin kedelai.
nomor Izin Edar; dan
masa berlaku Izin Edar Mengandung alergen, lihat daftar bahan
yang
dicetak tebal.
Catatan: tulisan ‘sulfit’ dan ‘kacang tanah’ dicetak
tebal, karena hasil analisa sulfit dalam produk
melebihi 10 mg/kg, dan kacang tanah termasuk
alergen
INFORMASI NILAI
GIZI
WAJIB DICANTUMKAN
dasar hukum:
Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan
Keterangan untuk
Murni atau 100% Segar
Pangan Olahan yang tidak Membedakan Mutu tidak boleh digunakan pada
ditambahkan/dicampur Label Pangan yang terbuat dari
dengan bahan lain
Pangan Olahan Pangan Olahan antara atau
Pangan Olahan lainnya
Asli
Dengan (diikuti nama bahan) tidak dapat digunakan untuk
Bahan merupakan salah satu Pangan Olahan yang dicampur
bahan baku yang digunakan dengan bahan yang dapat
mengaburkan keasliannya, seperti
penggunaan perisa.
BAHAN
TAMBAHAN
PANGAN
24
BAHAN TAMBAHAN PANGAN
2
5
MENGAPA BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) DIPERLUKAN ?
Memenuhi Keinginan
Perubahan pola
Konsumen:
hidup konsumen:
1. Perubahan pola 1. Menarik konsumen
konsumsi. 2. Mudah dan tahan /
2. Makan serba stabil selama
instant / siap saji distribusi
Inovasi industri
untuk memenuhi BTP diperlukan untuk
kebutuhan mempengaruhi mutu
konsumen: pangan:
1. Teknologi pengolahan 1. Mengawetkan
2. Bentuk komposisi dan unsur 2. Memberikan warna
visual dan organoleptis yang
3. Merubah Karakteristik
mudah diterima berbagai
produk: lebih kental, lebih
target konsumen
keras, dll
3. Menghasilkan convenience
products
26
PRINSIP PENGGUNAAN BTP
1. BTP hanya digunakan
pada produk pangan jika
benar-benar diperlukan
secara teknologi.
27
PRINSIP PENGGUNAAN BTP
2. BTP tidak boleh digunakan
untuk:
• menyembunyikan
penggunaan bahan*) yang
tidak memenuhi
persyaratan
• menyembunyikan cara kerja
yang bertentangan dengan cara
produksi yang baik
• Menyembunyikan
kerusakan pangan
*) dapat berupa bahan baku, BTP ataupun bahan
penolong
28
PRINSIP PENGGUNAAN BTP
3. Gunakan BTP yang diizinkan sesuai
dengan peraturan
4. Penggunaan BTP tidak boleh melebihi
batas maksimal yang ditetapkan
5. Gunakan sediaan BTP yang telah
memiliki
nomor Izin edar (MD/ML)
6. Baca takaran penggunaannya dan
gunakan sesuai petunjuk label
sediaan BTP
29
UU No. 18 PP No. 86 Tahun PP No. 69 Tahun
Tahun 2012 2019 tentang 1999 tentang
tentang Keamanan Label & Iklan
Pangan Pangan Pangan
- Berlaku Per 30
Juni 2020
- Tayang di
JDIH.pom.go.id
http://jdih.pom.go.id/ 16 Juli 20
PERATURAN BPOM NO. 11
TAHUN 2019 TENTANG BAHAN
TAMBAHAN
2. Golongan
PANGAN
1. Ketentuan 3. Batas 4. BTP 5. Ajudan
BTP dan Maksimal
Umum Jenis BTP Penggunaan Ikutan BTP
(Pasal 1-2) (Pasal 3-4) BTP (Pasal 6- (Pasal 8-9)
(Pasal 5) 7)
7. Tata 9. Produksi,
6. Cara 8. Label dan Pemasukan, 10.
Persyaratan Memperole dan
Penggunaan Iklan (Pasal Larangan
h Peredaran
BTP Persetujua 17-18) BTP (Pasal 21)
(Pasal 10-15) n (Pasal 19-20)
LAMPIRAN I
12.(Pasal 16) 13. LAMPIRAN II
11. Pengawasan Ketentuan Ketentua Jenis BTP
Batas
(Pasal 22) Peralihan n yang Maksimal
(Pasal 23) Penutup diizinkan Penggunaan
(Pasal 24-25) dalam BTP
LAMPIRAN VI penggolongan
LAMPIRAN VI
LAMPIRAN III LAMPIRAN V LAMPIRAN VII
Rumus dan Contoh Perhitungan Rumus dan Contoh
Contoh Penerapan Formulir
Contoh Penggunaan Contoh
BTP Ikutan perhitungan campuran BTP perhitungan permohonan
ekivalensi steviol (Rasio satu) ekivalensi steviol penggunaan
BTP
Terdiri atas:
13 Bab (25 Pasal) dan 7
lampiran 31
27 Golongan Bahan Tambahan
Pangan
1. Antibuih (antifoaming agent); 14. Pengawet (preservative)*;
2. Antikempal (anticaking agent); 15. Pengembang (raising agent);
3. Antioksidan (antioxidant)*; 16. Pengemulsi (emulsifier);
4. Bahan Pengkarbonasi (carbonating 17. Pengental (thickener);
agent); 18. Pengeras (firming agent);
5. Garam Pengemulsi (emulsifying salt); 19. Penguat Rasa (flavour enhancer)*;
6. Gas untuk Kemasan (packaging gas); 20. Peningkat Volume (bulking agent);
7. Humektan (humectant); 21. Penstabil (stabilizer);
8. Pelapis (glazing agent); 22. Peretensi Warna (colour retention agent);
9. Pemanis (sweetener), termasuk Pemanis 23. Perlakuan Tepung (flour treatment agent);
Alami (natural sweetener) dan Pemanis 24. Pewarna (colour)*, termasuk Pewarna
Buatan (artificial sweetener)*; Alami (natural food colour) dan Pewarna
Terbawa/Ikutan (carry
Penambahan Langsung
over) dari Bahan
Dalam Proses Produksi
Baku,BTP dan Bahan
Pangan
Penolong
34
Contoh 1 :
Pengaturan Jenis BTP Pengawet Pada Beberapa Kategori
Pangan
Lampiran II PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan
•NAMA JENIS BTP
PENGAWET
BATAS MAKSIMAL
•KATEGORI PENGGUNAAN
3
PANGAN
Sumber: PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan 5
Pangan
Contoh 2:
Pengaturan Jenis BTP Pewarna Pada Beberapa Kategori
Pangan
Lampiran II PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan
•NAMA JENIS BTP PEWARNA
BATAS MAKSIMAL
•KATEGORI PENGGUNAAN
3
PANGAN
Sumber: PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan 6
Pangan
Timbangan
Analitik
Penakaran
BTP
Sendok Takar (Jika tidak
memungkinkan
menggunakan timbangan
analitik)
Konversi ukuran sendok takar untuk Menakar BTP
Bobot BTP dalam Ukuran Sendok Takar
No Golongan BTP
Sendok Takar
1 Pengawet 1,25 g
2 Pewarna 1,25 g
Tabel ini hanya berlaku untuk jenis BTP yang berbentuk bubuk (serbuk,
butiran, granul, kristal)
38
PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP
Contoh Produk Sirup Buah Markisa (Kategori Pangan 14.1.4.3
Konsentrat
(Cair atau Padat) Untuk Minuman Berbasis Air Berperisa)
39
BTP Ikutan (Carry over)
Adalah BTP yang berasal dari bahan baku baik yang dicampurkan
maupun yang dikemas secara terpisah tetapi masih merupakan satu
kesatuan produk
Naget Ayam
Komposisi:
Daging ayam, Tepung Batter,
Tepung roti (mengandung
pewarna Kuning FCF CI. 15985),
Terigu,
Tepung Air, Garam, Gula,
Pengua Bumbu,
t
Glutamat, Pengemulsi
Rasa Mononatrium
Fosfat
Perisa Asap
Diperoleh dari kayu keras termasuk senyawa penanda
serbuk gergaji, tempurung dan tanaman benzo[a]piren.
berkayu melalui proses benzo[a]piren=0.03
pembakaran terkontrol mcg/kg
/destilasi kering/perlakuan dengan dalam produk pangan
uap Kecuali produk pangannya
yang panas kondensasi fraksinasi diatur dalam Peraturan
flavour Cemaran
Memenuh mencantumkan
i tulisan “Bahan
persyarata Tambahan Pangan
n Campuran” pada label
Cemaran
BTP Campuran
dilarang menggunakan
pewarna BTP Campuran campuran: Senyawa
dibuktikan Pemanis dan/atau nitrat, Senyawa nitrit,
dengan analisis Glikosida steviol, dan Senyawa sulfit
kualitatif hanya dalam bentuk
table top
* Perka BPOM No. 8 Tahun 2016 tentang Persyaratan Bahan Tambahan Pangan
Campuran
Bahan yang Dilarang Digunakan sebagai BTP