Anda di halaman 1dari 50

Label Pangan dan Bahan Tambahan Pangan (BTP)

untuk Produk IRTP

Disampaikan oleh:
Eka Dinamika, AMF

22 September 2020
LABEL PANGAN
OLAHAN

2
DASAR
HUKUM
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan

• PP No. 69 Tahun 1999


tentang Label dan Iklan
Pangan

• Peraturan BPOM Nomor 31


Tahun 2018 tentang Label
Pangan Olahan
UU Nomor 18 tahun 2012
tentang Pangan
 Pasal 1 ayat 14
 Penyelenggaran pangan adalah kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan dalam penyediaan,
keterjangkauan, pemenuhan konsumsi pangan dan gizi, serta
keamanan pangan dengan melibatkan peran serta masyarakat
yang terkoordinasi dan terpadu
 Pasal 108
 (1) Dalam melaksanakan penyelenggaraan pangan, pemerintah
berwenang melakukan pengawasan
 (2) pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
terhadap pemenuhan :
– a. Ketersediaan dan/atau kecukupan pangan pokok yang aman,
bergizi, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat; dan
– b. Persyaratan keamanan pangan, mutu pangan dan gizi pangan
serta persyaratan label dan iklan pangan
PELABELAN
PANGAN
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang
berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk
lain yang disertakan pada pangan, ditempelkan pada, atau
merupakan bagian kemasan pangan.

DITEMPEL PADA DICETAK PADA


KEMASAN KEMASAN
DISERTAKAN
PADA PANGAN
Peraturan BPOM No.31 Tahun 2018
Label Pangan Olahan paling sedikit memuat keterangan
mengenai:
Informasi huruf a, c, d, e, g, h wajib
a. nama produk; dicantumkan pada bagian label yang
b. daftar bahan paling mudah dilihat dan dibaca
yang (bagian utama label)
digunakan;
c. berat bersih atau isi
bersih;
d. nama dan alamat
pihak yang
memproduksi atau
mengimpor;
e. halal bagi
yang
dipersyaratka
n;
f. tanggal dan kode
produksi;
g. bahan,
 Asal keterangan
contoh : protein kedelai,
lemakkedaluwarsa;
babi, gelatin sapi, lemak kakao,
h. nomor
minyak nabatiizin edar; dan
 Proses khusus,
i. asal usul seperti
bahan jagung pangan
produk rekayasa genetik/jagung pangan
Pangan
PRG, tertentu
tahu pangan iradiasi
CONTOH LABEL PANGAN
OLAHAN

Chaki
Nama Daftar bahan:
Daftar
Dagang Daging ayam (37%), air, tepung roti bahan
(gluten), isolat protein kedelai,
Nama Naget Ayam
susu bubuk, minyak nabati, gula,
garam, lada, penstabil fosfat
Produk* Mengandung alergen, lihat daftar
bahan yang dicetak tebal
Informasi
alergen

ING
Halal* Cara penyiapan:
1. Siapkan wajan
Saran penyajian
dan panaskan Cara
Cara minyak sampai
Simpan di suhu 170oC
penyiapan
penyimpanan beku -18oC 2. Keluarkan
Diproduksi oleh: produk beku
PT. Bintang Lima dan langsung
Nama & Jakarta 15610 goreng hingga
Alamat Indonesia matang
3. Siap
Produsen* BPOM RI MD 123456789013 dihidangkan

Nomor izin Baik Digunakan


Kode produksi
Sebelum : 010820 Berat Bersih
edar* 500 g Kode Produksi: ACG07

2D barcode (cek di aplikasi BPOM Mobile)


Keterangan kedaluwarsa* Isi/berat bersih*
*) keterangan yang bergaris bawah adalah
yang wajib dicantumkan di bagian yang
paling mudah dilihat dan dibaca
TULISAN

GAMBAR
 Menggunakan bahasa Indonesia
 Istilah asing dapat digunakan Harus menunjukkan hal yang
sepanjang keterangan tersebut telah sebenarnya
terlebih dahulu dicantumkan dalam Gambar buah, sayur, daging, ikan atau
bahasa Indonesia bahan pangan lainnya
o boleh, jika pangan mengandung
 Ukuran huruf minimal = huruf kecil “o”
bahan tersebut, bukan perisa
huruf Arial 1 mm (6 point).
o Pada komposisi: dicantumkan
jumlah (%) bahan tersebut
• Huruf Arial 1 mm (6 point) :
o Contoh: ”Komposisi : air, gula,
• font jenis “arial” dengan ukuran font 6 ekstrak buah jeruk (2%), perisa
sintetik jeruk”
 Kemasan kecil (≤ 10 cm2) : ukuran huruf Dikecualikan, gambar sebagai saran
tidak boleh lebih kecil dari 0.75 mm penyajian
 memuat keterangan paling sedikit (sesuai kewajaran)
nama produk, tanggal kedaluwarsa dan Gambar, warna, dan/atau desain lainnya
Nomor Izin Edar dapat digunakan sebagai latar belakang
sepanjang tidak mengaburkan informasi
 Jika produk tersebut tidak dijual pada label
eceran, Keterangan tanggal
kedaluwarsa dapat dicantumkan pada
kemasan sekunder
1. Nama Produk jika pangan olahan telah diatur
dalam SNI yang diberlakukan wajib
Nama Dagang
Dapat berupa dapat berupa gambar, kata, maka nama jenis harus sesuai SNI
huruf, angka, susunan warna, dan/atau bentuk tersebut
lain tersebut yang memiliki daya pembeda
SNI WAJIB
Air mineral alami
Air embun
Air Minum Dalam Kemasan
Garam konsumsi beriodium
Minyak goreng sawit

Kopi Instan
Tuna Dalam kaleng
Sarden dan makarel dalam kaleng
Tepung Terigu
Gula Kristal Putih
Nama Jenis* Kakao bubuk
pernyataan/keterangan tentang identitas
pangan olahan.
*) Nama jenis wajib dicantumkan pada Label Pangan olahan yang wajib SNI, nomorizin
Pangan Olahan edarnya diberikan oleh Badan POM
2. Daftar Bahan
Bahan yang digunakan Pencantuman Daftar
Bahan
conto
Bahan Baku Didahului dengan
tulisan h
Bahan Tambahan “daftar bahan”; “bahan yang
Pangan digunakan”; “bahan-bahan”;
“komposisi”

Bahan Penolong Nama bahan


merupakan nama lazim yang
Tidak dicantumkan lengkap dan tidak berupa
pada Daftar Bahan singkatan
Urutan
disusun secara berurutan dimulai
dari bahan yang digunakan
paling banyak.
CARA PENCANTUMAN BAHAN
TAMBAHAN PANGAN ( BTP )
DALAM DAFTAR BAHAN
 Nama Golongan BTP
 Khusus untuk BTP:
 Antioksidan*, BTP ikutan Over)
 Pemanis (Alami atau Buatan)*, haru dicantumka(Carr *
 Pengawet*, s
bahan y yang
n mengandung
setelaBTP
 Pewarna (Alami atau Sintetik)* h
dan Komposisi :
 Penguat Rasa* Air, krim susu, gula pasir
 harus dicantumkan Nama (mengandung pengawet sulfit), susu
Jenis. Khusus untuk BTP skim, lemak nabati, ekstrak mangga,
Pewarna disertai Nomor Indeks. Pengemulsi, Pewarna sintetik Kuning
 Nama kelompok perisa untuk BTP FCF CI No 15985,, Perisa
sintetik
perisa meliputi perisa alami mangga
dan/atau perisa sintetik
PENCANTUMAN INFORMASI
TANPA BTP
 Pada label dicantumkan setelah daftar bahan
yang digunakan dan Ukuran huruf sama dengan
komposisi, tidak di bold/highlight)
Informasi tanpa
BTP hanya  Tidak diizinkan mencantumkan nama jenis BTP
diizinkan  Tidak diizinkan jenis BTP yang beririsan fungsi
untuk jenis BTP dengan zat
a. Pemanis gizi
Buatan
b. Pengawet
c. Pewarna
sintetik
Informasi tanpa BTP
d. Antioksidan
pada Label Pangan
e. Penguat Rasa
hanya dapat
dicantumkan berupa
a. Tanpa Pemanis
Buatan
b. Tanpa Pengawet
c.e.Tanpa
TanpaPewarna
Penguat
conto Sintetik
Rasa
d. Tanpa Antioksidan
h DAFTAR BAHAN:
AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK, PENGATUR
KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT, ASAM SITRAT, ASAM
FOSFAT), ANTIOKSIDAN (ASAM ASKORBAT), PEMANIS
ALAMI GLIKOSIDA SETIVOL (STEVIA), BUBUK SIRSAK
(0,5%). TANPA PENGAWET
PERINGATAN
PANGAN OLAHAN YANG
MENGANDUNG
PEMANIS
BUATAN

Pangan Olahan untuk


Pangan Olahan penderita Pangan Olahan Pangan Olahan
yang mengandung diabetes yang yang
dan/atau makanan
Pemanis buatan menggunakan
berkalori rendah yang mengandung Poliol
menggunakan pemanis Aspartam
buatan
• “Mengandung • ”Untuk •“Mengandung • “Konsumsi
pemanis penderita fenilalanin, berlebihan
buatan, diabetes tidak cocok mempunyai
disarankan dan/atau orang untuk efek laksatif”
tidak yang
penderita
dikonsumsi membutuhkan
oleh anak di makanan fenilketonurik”
bawah 5 berkalori
(lima) tahun, rendah”
ibu hamil dan
ibu
menyusui”
3. Berat/Isi
Bersih
a.Pangan Olahan padat dinyatakan dengan
berat bersih : miligram (mg), gram (g), conto
kilogram (kg);
b.Pangan Olahan cair dinyatakan dengan isi h
bersih : mililiter (ml atau mL), liter (l atau L);
atau
c. Pangan Olahan semi padat atau kental
dinyatakan dengan berat bersih atau isi
bersih : miligram (mg), gram (g), kilogram
(kg), mililiter (ml atau mL), liter (l atau L).

 Produk butiran atau bijian, selain berat bersih


dapat dicantumkan jumlah butir atau biji dan
berat per butir atau per biji
 Pangan olahan yang menggunakan medium cair
harus dicantumkan juga Bobot Tuntas atau
Berat Tuntas
 Bobot Tuntas atau Berat Tuntas dapat
dicantumkan untuk pangan olahan yang disalut
atau dilapisi dengan medium padat

14
4. Nama dan Alamat Produsen

Alamat yang dicantumkan paling sedikit


meliputi nama kota, kode pos, dan Pangan Olahan produk dalam negeri paling
Indonesia
sedikit meliputi nama kota, kode pos, dan
Indonesia
Diproduksi oleh/Produced by:
 “Diproduksi oleh ...”.
PT. Suka Suka Tbk
Indramayu 12345 – Indonesia  “Diproduksi oleh ... untuk ...”, ”Dikemas oleh ...
untuk ... ”. (untuk yang mempunyai kontrak)
Dalam halalamat tidak terdaftar pada
direktori kota atau buku telepon, pihak yang
memproduksi harus mencantumkan alamat
Pangan Olahan Impor paling sedikit meliputi
secara jelas dan lengkap
nama kota dan negara produsennya.
Diproduksi oleh/Produced by:
PT. Suka Suka Pencantuman nama dan alamat pihak yang
Jln. Cahaya Nusantara No. 35, Desa mengimpor dan/atau distributor didahului
Bukit Harja Kabupaten Indramayu, 12345 dengan keterangan berupa
Jawa Barat – Indonesia “Diimpor/didistribusikan oleh...“

15
5. Tanggal dan Kode Produksi

wajib diletakkan pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca.

memuat informasi mengenai riwayat produksi pangan

berupa nomor bets (batch) dan/atau waktu produksi

contoh

Biskuit Rasa Lemon Biskuit Rasa Lemon


Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah
Pertiwi, Medan 30144, Indonesia Pertiwi, Medan 30144, Indonesia
Kode produksi: M1020101 Kode produksi: 15 06 20 14.00

Arti kode produksi : Mesin Nomor 01,


Arti kode produksi : Tanggal 15 Juni
Shift 02, Hari Pertama Bulan Pertama
2020, Pukul 14.00
6. Halal bagi yang dipersyaratkan

Dicantumka pad Informasi : Keterangan halal


dari negara asal pangan
Royal
pangan
n a
mempunyaiolahasertifikat
yan olahan boleh dicantumkan
jika sudah terdapat
n
Halal dari lembaga
g Biskuit Marie kesepakatan saling
yang berwenang di pengakuan antara Indonesia
Indonesia dengan negara tersebut.

LOG Logo halal akan


O ditetapkan oleh BPJPH
HAL
AL
7. Keterangan Kedaluwarsa
conto
Batas
dijaminakhir suatu pangan olahan h masa simpan ≤ 3 bulan
Pangan Olahan dengan

01 mutunya sepanjang penyimpanannya


mengikuti petunjuk produsen

Apabila masa simpan ≤ 3 bulan

0 “Baik digunakan sebelum :


tanggal, bulan, tahun”

2 Apabila masa simpan > 3 bulan Pangan Olahan dengan masa simpan > 3 bulan
“Baik digunakan sebelum :
03 tanggal, bulan, tahun atau
Biskuit Rasa Lemon
Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan
“bulan, tahun” 30144, Indonesia
a.minuman yang mengandung Kode Produksi: DPK03 September 2019
Pengecualian Baik digunakan sebelum: Juni 2021
Pencantuman alkohol paling sedikit 7%
Keterangan (tujuh persen);
Kedaluwarsa b. roti dan kue yang
mempunyai masa simpan
kurang dari atau sama
dengan 24 (dua puluh
empat) jam; dan
c. cuka.
Pangan Olahan tersebut tetap harus
mencantumkan tanggal produksi dan/atau
tanggal pengemasan
8. Nomor Izin Edar

Pencantuman Nomor Izin Edar Ikan Tuna dalam Saus Cabai


BPOM RI MD 123456789012
Olahan produk dalam negeri Pangan Berat bersih/Net Weight 155 g Bobot
diawali
dengan tulisan “BPOM RI MD” yang diikuti tuntas/Drained weight 95 g
dengan digit angka.

Pencantuman Nomor Izin Edar Makanan Ringan Rasa Wasabi


Olahan produk impor diawali Pangan BPOM RI ML 123456789012
dengan
tulisan “BPOM RI ML” yang diikuti dengan Berat Bersih: 100 g

digit angka.

Pangan Olahan industri rumah tangga, pada PIE SUSU


Label harus dicantumkan tulisan “P- IRT”. *) Oleh - Oleh Khas Bali
P-IRT No. 1234567890123-45

*) jenis produk yang dapat didaftarkan sebagai PIRT tercantum


dalam Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
9. Asal Usul Bahan
Pangan
Tertentu
Asal Bahan Pangan Pangan yang Diproduksi Peringatan untuk
Tertentu dari Hewan Melalui Proses Pangan Olahan
atau Tanaman Khusus Berasal dari Babi

 Harus dicantumkan pada daftar Produk Rekayasa Genetik Pangan Olahan yang mengandung
bahan berupa nama bahan diikuti bahan berasal dari babi
dengan asal bahan. Wajib dicantumkan:
“PRODUK REKAYASA GENETIK”
Contoh:
Gelatin sapi, lemak babi, minyak nabati,
protein kedelai, lemak kakao
Pangan olahan yang proses pembuatannya
Produk Iradiasi bersinggungan dan/atau menggunakan
fasilitas bersama dengan bahan
Daftar bahan : Wajib dicantumkan: bersumber babi
Daging Ikan (60%), tepung tapioka, “IRADIASI”
terigu, protein kedelai, bawang putih,
gula, garam, lada,
Pencantuman 2D Barcode Keterangan tentang Alergen
• Pada Label wajib dicantumkan 2 (dua)
keterangan tentang Alergen wajib
dimensi (2D Barcode)
dicantumkan pada Label jika pangan olahan
• Kode yang dapat dibaca oleh aplikasi
mengandung bahan yang dapat
pelacak yang digunakan untuk
menyebabkan alergen atau pangan olahan
identifikasi, penjejakan dan pelacakan
kebenaran produk tersebut bersinggungan dengan pangan
olahan yang mengandung allergen.
TUJUAN
Untuk melindungi masyarakat dari Contoh pada produk selai kacang,
produk yang tidak memenuhi di bagian komposisi menampilkan
persyaratan Partisipasi aktif tulisan :
masyarakat
dalam pengawasan
produk
Mencegah beredarnya pangan olahan Daftar bahan:
tanpa NIE dan/atau NIE palsu Gula (mengandung sulfit), minyak nabati,
QR code memuat informasi : kacang tanah, pengemulsi lesitin kedelai.
 nomor Izin Edar; dan
 masa berlaku Izin Edar Mengandung alergen, lihat daftar bahan
yang
dicetak tebal.
Catatan: tulisan ‘sulfit’ dan ‘kacang tanah’ dicetak
tebal, karena hasil analisa sulfit dalam produk
melebihi 10 mg/kg, dan kacang tanah termasuk
alergen
INFORMASI NILAI
GIZI
WAJIB DICANTUMKAN
dasar hukum:
Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan

Peraturan BPOM RI Nomor 22 Tahun


2019 tentang Informasi Nilai Gizi Pada
Label Pangan Olahan.

Berlaku WAJIB, kecuali untuk:


1. Kopi bubuk, teh bubuk/ serbuk, teh celup
2. AMDK (air embun, air mineral, air
demineral)
3. Herba, rempah – rempah, bumbu, kondimen
4. Dilarang untuk minuman beralkohol

Untuk pangan yang diproduksi


UMKM
 Pedoman ING UMK pada tahun
2019
Alami
•Pangan Olahan yang tidak dicampur
dan tidak diproses; atau
Dari (diikuti nama bahan)
•Pangan Olahan yang diproses secara
fisika tetapi tidak merubah sifat dan Bahan merupakan bahan
kandungannya baku utama (kandungan
bahan tersebut minimal
50%)

Keterangan untuk
Murni atau 100% Segar
Pangan Olahan yang tidak Membedakan Mutu tidak boleh digunakan pada
ditambahkan/dicampur Label Pangan yang terbuat dari
dengan bahan lain
Pangan Olahan Pangan Olahan antara atau
Pangan Olahan lainnya

Asli
Dengan (diikuti nama bahan) tidak dapat digunakan untuk
Bahan merupakan salah satu Pangan Olahan yang dicampur
bahan baku yang digunakan dengan bahan yang dapat
mengaburkan keasliannya, seperti
penggunaan perisa.
BAHAN
TAMBAHAN
PANGAN

24
BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Apa itu Bahan


“Bahan yang ditambahkan ke dalam
Tambahan
pangan untuk mempengaruhi sifat atau
Pangan?
bentuk Pangan.

2
5
MENGAPA BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) DIPERLUKAN ?

Memenuhi Keinginan
Perubahan pola
Konsumen:
hidup konsumen:
1. Perubahan pola 1. Menarik konsumen
konsumsi. 2. Mudah dan tahan /
2. Makan serba stabil selama
instant / siap saji distribusi

Inovasi industri
untuk memenuhi BTP diperlukan untuk
kebutuhan mempengaruhi mutu
konsumen: pangan:
1. Teknologi pengolahan 1. Mengawetkan
2. Bentuk komposisi dan unsur 2. Memberikan warna
visual dan organoleptis yang
3. Merubah Karakteristik
mudah diterima berbagai
produk: lebih kental, lebih
target konsumen
keras, dll
3. Menghasilkan convenience
products

26
PRINSIP PENGGUNAAN BTP
1. BTP hanya digunakan
pada produk pangan jika
benar-benar diperlukan
secara teknologi.

Misal: Produk yang habis


dikonsumsi dalam satu hari
tidak perlu menggunakan BTP
pengawet

27
PRINSIP PENGGUNAAN BTP
2. BTP tidak boleh digunakan
untuk:
• menyembunyikan
penggunaan bahan*) yang
tidak memenuhi
persyaratan
• menyembunyikan cara kerja
yang bertentangan dengan cara
produksi yang baik
• Menyembunyikan
kerusakan pangan
*) dapat berupa bahan baku, BTP ataupun bahan
penolong

28
PRINSIP PENGGUNAAN BTP
3. Gunakan BTP yang diizinkan sesuai
dengan peraturan
4. Penggunaan BTP tidak boleh melebihi
batas maksimal yang ditetapkan
5. Gunakan sediaan BTP yang telah
memiliki
nomor Izin edar (MD/ML)
6. Baca takaran penggunaannya dan
gunakan sesuai petunjuk label
sediaan BTP

29
UU No. 18 PP No. 86 Tahun PP No. 69 Tahun
Tahun 2012 2019 tentang 1999 tentang
tentang Keamanan Label & Iklan
Pangan Pangan Pangan

• Peraturan BPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan


Pangan
• Peraturan BPOM No 13 Tahun 2020 tentang Bahan Tambahan
Pangan Perisa

- Berlaku Per 30
Juni 2020
- Tayang di
JDIH.pom.go.id
http://jdih.pom.go.id/ 16 Juli 20
PERATURAN BPOM NO. 11
TAHUN 2019 TENTANG BAHAN
TAMBAHAN
2. Golongan
PANGAN
1. Ketentuan 3. Batas 4. BTP 5. Ajudan
BTP dan Maksimal
Umum Jenis BTP Penggunaan Ikutan BTP
(Pasal 1-2) (Pasal 3-4) BTP (Pasal 6- (Pasal 8-9)
(Pasal 5) 7)
7. Tata 9. Produksi,
6. Cara 8. Label dan Pemasukan, 10.
Persyaratan Memperole dan
Penggunaan Iklan (Pasal Larangan
h Peredaran
BTP Persetujua 17-18) BTP (Pasal 21)
(Pasal 10-15) n (Pasal 19-20)
LAMPIRAN I
12.(Pasal 16) 13. LAMPIRAN II
11. Pengawasan Ketentuan Ketentua Jenis BTP
Batas
(Pasal 22) Peralihan n yang Maksimal
(Pasal 23) Penutup diizinkan Penggunaan
(Pasal 24-25) dalam BTP
LAMPIRAN VI penggolongan
LAMPIRAN VI
LAMPIRAN III LAMPIRAN V LAMPIRAN VII
Rumus dan Contoh Perhitungan Rumus dan Contoh
Contoh Penerapan Formulir
Contoh Penggunaan Contoh
BTP Ikutan perhitungan campuran BTP perhitungan permohonan
ekivalensi steviol (Rasio satu) ekivalensi steviol penggunaan
BTP
Terdiri atas:
13 Bab (25 Pasal) dan 7
lampiran 31
27 Golongan Bahan Tambahan
Pangan
1. Antibuih (antifoaming agent); 14. Pengawet (preservative)*;
2. Antikempal (anticaking agent); 15. Pengembang (raising agent);
3. Antioksidan (antioxidant)*; 16. Pengemulsi (emulsifier);
4. Bahan Pengkarbonasi (carbonating 17. Pengental (thickener);
agent); 18. Pengeras (firming agent);
5. Garam Pengemulsi (emulsifying salt); 19. Penguat Rasa (flavour enhancer)*;
6. Gas untuk Kemasan (packaging gas); 20. Peningkat Volume (bulking agent);
7. Humektan (humectant); 21. Penstabil (stabilizer);
8. Pelapis (glazing agent); 22. Peretensi Warna (colour retention agent);
9. Pemanis (sweetener), termasuk Pemanis 23. Perlakuan Tepung (flour treatment agent);
Alami (natural sweetener) dan Pemanis 24. Pewarna (colour)*, termasuk Pewarna
Buatan (artificial sweetener)*; Alami (natural food colour) dan Pewarna

10. Pembawa (carrier); Sintetis (synthetic food colour);

11. Pembentuk Gel (gelling agent); 25. Propelan (propellant); dan


12. Pembuih (foaming agent); 26. Sekuestran (sequestrant).
13. Pengatur Keasaman (acidity regulator); 27. Perisa (Per BPOM No. 13 Tahun 2020)
Batas Maksimal Penggunaan BTP

NUMERIK CPPB (Cara Produksi Pangan


konsentrasi maksimal BTP yang diizinkan Yang Baik)
terdapat pada Pangan dalam satuan yang konsentrasi BTP secukupnya yang
ditetapkan digunakan dalam Pangan untuk
menghasilkan efek teknologi yang diinginkan
BTP Pengawet Natrium
Contoh: Batas Maksimal BTP Penguat Rasa
Sorbat 1000 mg/kg
sebagai asam sorbat BTP
BTP Penguat
Penguat
rasa MSG CPPB
rasa Asam
Inosinat
CPPB

Naget Ikan (Kategori Pangan 09.2.2 Ikan, Filet


Kerupuk Ikan
Ikan dan Hasil Perikanan Termasuk Moluska,
(15.3 Makanan Ringan
Krustase dan Ekinodermata Berlapis Tepung
Berbasis Ikan)
yang Dibekukan)
33
Keberadaan BTP Dalam
Pangan
BTP Dalam
Pangan

Terbawa/Ikutan (carry
Penambahan Langsung
over) dari Bahan
Dalam Proses Produksi
Baku,BTP dan Bahan
Pangan
Penolong

Harus Mengikuti Batas Maksimal Mengikuti Ketentuan Tentang


di Produk Akhirnya BTP
Ikutan (carry over)

34
Contoh 1 :
Pengaturan Jenis BTP Pengawet Pada Beberapa Kategori
Pangan
Lampiran II PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan
•NAMA JENIS BTP
PENGAWET

BATAS MAKSIMAL
•KATEGORI PENGGUNAAN
3
PANGAN
Sumber: PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan 5

Pangan
Contoh 2:
Pengaturan Jenis BTP Pewarna Pada Beberapa Kategori
Pangan
Lampiran II PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan
•NAMA JENIS BTP PEWARNA

BATAS MAKSIMAL
•KATEGORI PENGGUNAAN
3
PANGAN
Sumber: PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan 6

Pangan
Timbangan
Analitik
Penakaran
BTP
Sendok Takar (Jika tidak
memungkinkan
menggunakan timbangan
analitik)
Konversi ukuran sendok takar untuk Menakar BTP
Bobot BTP dalam Ukuran Sendok Takar
No Golongan BTP
Sendok Takar
1 Pengawet 1,25 g
2 Pewarna 1,25 g

Tabel ini hanya berlaku untuk jenis BTP yang berbentuk bubuk (serbuk,
butiran, granul, kristal)

Sendok Sendok takar 37


takar peres
PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP
Contoh Kukis (Kategori Pangan 07.2.1 Keik, Kukis dan Pai (Isi Buah atau
Custard, Vla))
• Contoh pengawet yang diizinkan adalah
Natrium Sorbat (INS. 201)
• Batas maksimal yang diizinkan 1000
mg/kg (sebagai asam sorbat)*. Akan
digunakan dalam 5 kg adonan sehingga
perhitungannya:

• 1 sendok takar = 1,25 gram = 1250 mg


• = (1000/1250) x (5 kg)
• = 4 sendok takar peres

Sehingga natrium sorbat yang


ditambahkan pada 5 kg adonan
maksimal 4 sendok takar peres
* PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan

38
PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP
Contoh Produk Sirup Buah Markisa (Kategori Pangan 14.1.4.3
Konsentrat
(Cair atau Padat) Untuk Minuman Berbasis Air Berperisa)

• Contoh pengawet yang diizinkan adalah


Natrium Benzoat (INS. 211)
• Batas maksimum yang diizinkan 900
mg/kg. Akan digunakan dalam 10 kg
larutan sirup sehingga perhitungannya:

• 1 sendok takar = 1,25 gram = 1250 mg


• = (900/1250) x (10 kg)
• = 7.2 sendok takar peres dibulatkan ke
bawah menjadi 7 sendok takar peres

Sehingga natrium benzoat yang


ditambahkan pada 10 kg larutan
maksimal 7 sendok takar peres

39
BTP Ikutan (Carry over)

Adalah BTP yang berasal dari bahan baku baik yang dicampurkan
maupun yang dikemas secara terpisah tetapi masih merupakan satu
kesatuan produk
Naget Ayam
Komposisi:
Daging ayam, Tepung Batter,
Tepung roti (mengandung
pewarna Kuning FCF CI. 15985),
Terigu,
Tepung Air, Garam, Gula,
Pengua Bumbu,
t
Glutamat, Pengemulsi
Rasa Mononatrium
Fosfat

• Tidak ditambahkan langsung


Kriteria • Terbawa dari Bahan Baku, BTP
BTP Ikutan atau dari Perisa
• Tidak berfungsi secara tekonolgi
KETENTUAN RASIO
1
Jika BTP digunakan secara campuran dan berasal dari golongan yang sama,
penjumlahan hasil
bagi masing-masing BTP dengan batas maksimal penggunaannya tidak boleh
lebih dari 1 (satu)
BTP Batas Pengguna Rasio
Maksim an pada
Contoh Perhitungan
Produk Keripik Rasio 1:
Singkong al produk
(Kategori pangan 15.1)
(mg/kg) (mg/kg)
Komposisi: Karmin 200 X x/200
Singkong, Garam, Air, Bumbu, Gula,
Pewarna Alami Karmin, Pewarna
Sintetik Kuning FCF CI. No. 15985 Kuning 100 y y/100
FCF
(x/200) +
(y/100)
≤ 1
KETENTUAN:
 Rasio (hasil bagi) masing-masing jenis
BTP
tidak boleh lebih dari satu (>1)
 Perhitungan rasio tidak berlaku untuk
41
jenis BTP yang memiliki batas
maksimal CPPB atau “secukupnya”.
PENGGUNAAN BTP DILUAR YANG TELAH
DIIZINKAN

•Jenis dan Penggunaan


BTP yang belum diizinkan:

1. Boleh digunakan setelah mendapat


persetujuan tertulis dari Kepala Badan.
2. Untuk mendapatkan persetujuan tersebut,
pemohon harus mengajukan permohonan
tertulis kepada Kepala Badan disertai
kelengkapan data sesuai formulir
sebagaimana tercantum dalam Lampiran
VII PerBPOM No. 11/2019.
3. Keputusan persetujuan/penolakan dari
Kepala Badan diberikan paling lama 85 •Formulir yang digunakan
untuk mengajukan izin
(delapan puluh lima) sejak diterimanya
penggunaan BTP
permohonan secara lengkap.
•(Pasal 16, PerBPOM No.
11/2019) •4
2
KETENTUAN PENGGUNAAN PERISA
Peraturan Badan POM No 13 Tahun 2020 tentang Bahan Tambahan Pangan
Perisa
JENIS PERISA:
Senyawa Perisa  senyawa kimia tertentu
yang mempunyai sifat flavour
Senyawa perisa alami  diperoleh melalui
proses fisik, mikrobiologis atau enzimatis
dari bahan tumbuhan atau hewan.
Senyawa Perisa Identik Alami 
diperoleh secara sintesis atau diisolasi
melalui proses kimia dari bahan baku
aromatik alami dan secara kimia identik  2030 senyawa perisa
dengan senyawa yang ada dalam produk  Batas maksimal CPPB kecuali jika
alami. berfungsi sebagai pelarut
Senyawa Perisa Artifisial  senyawa pengekstraksi.
perisa yang disintesis secara kimia yang  Diluar yang telah ditetapkan, Izin
belum teridentifikasi dalam produk alami khusus
Preparat perisa: Dari bahan pangan tumbuhan maupun hewan yang
diperoleh secara langsung atau setelah melalui proses yang diberi
perlakuan fisik, mikrobiologis dan enzimatis untuk mengahasilkan flavour. Dibatasi
Senyawa
Bahan Baku Aromatik Alami: bahan baku yang berasal dari
Bioaktif
tumbuhan atau hewan yang cocok digunakan dalam
penyiapan
dan
/pembuatan/pengolahanperisa alami. Daftar
Sumberny
Sumber Bahan Baku
Aromatik/Preparat Perisa

a. Sumber Bahan Baku Aromatik Alami


dan/atau sumber Preparat berasal dari
hewan, tanaman, alga, dan/atau mikroba.
b. Hewan, tanaman, alga, dan/atau mikroba
yang tertuang dalam Peraturan terkait
kategori Pangan sesuai dapat digunakan
sebagai sumber Bahan Baku Aromatik
Alami dan/atau sumber Preparat Perisa
dengan Batas Maksimal CPPB.
c. Sumber Bahan Baku Aromatik Alami

dan/atau sumber Preparat Perisa selain


yang tertuang dalam kategori pangan juga
tertuang dalam Lampiran IV PerBPOM No.
13/2020 Terdapat 384 sumber bahan Contoh: Abies alba Mill, Myrocarpus
frondosus
baku aromatik alami/preparat
perisa
diluar yang diatur dalam kategori
pangan
44
JENIS PERISA (Lanjutan)

Perisa Asap
Diperoleh dari kayu keras termasuk  senyawa penanda
serbuk gergaji, tempurung dan tanaman benzo[a]piren.
berkayu melalui proses  benzo[a]piren=0.03
pembakaran terkontrol mcg/kg
/destilasi kering/perlakuan dengan dalam produk pangan
uap  Kecuali produk pangannya
yang panas kondensasi fraksinasi diatur dalam Peraturan
flavour Cemaran

Perisa Hasil Proses Panas  senyawa 3-


penanda
monochloropropane-1,2-diol
Diperoleh dari bahan atau campuran (3
bahan pangan, atau yang secara alami  Batas maksimal -
terdapat dalam pangan atau diijinkan MCPD).
3- monochloropropane-1,2-
digunakan dalam pembuatan perisa diol mengikuti
hasil proses panas ketentuan Batas Maksimal
Cemaran.
BAHAN TAMBAHAN PANGAN
CAMPURAN
Spesifikasi sesuai mencantumkan nama
bahan golongan BTP yang
penyusun mempunyai fungsi
utama

Spesifikasi sesuai KMI mencantumkan


atau persyaratan lain takaran penggunaan
(SNI, JECFA) dalam produk pangan

Memenuh mencantumkan
i tulisan “Bahan
persyarata Tambahan Pangan
n Campuran” pada label
Cemaran

BTP Campuran
dilarang menggunakan
pewarna BTP Campuran campuran: Senyawa
dibuktikan Pemanis dan/atau nitrat, Senyawa nitrit,
dengan analisis Glikosida steviol, dan Senyawa sulfit
kualitatif hanya dalam bentuk
table top
* Perka BPOM No. 8 Tahun 2016 tentang Persyaratan Bahan Tambahan Pangan
Campuran
Bahan yang Dilarang Digunakan sebagai BTP

☺ Asam borat dan senyawanya (Boric ☺Sinamil antranilat


acid) (Cinamyl anthranilate)
boraks ☺ Dihirosafrol
☺Asam Salisilat dan (Dihydrosafrol
garamnya (Salicylic acid e)
and its salt) ☺ Biji tonka (Tonka bean)
☺ Dietilpirokarbonat ☺ Minyak kalamus
(Diethylpyrocarbonate, DEPC) (Calamus oil)
☺ Dulsin (Dulcin) ☺ Minyak tansi (Tansi oil)
☺ Kalium klorat (Potassium chlorate) ☺ Minyak sasafras
☺ Kloramfenikol (Chloramphenicol) (Sasafras
 Salah satu antibiotik oil)
☺ Minyak nabati yang
dibrominasi (Brominated
vegetable oils)
☺ Nitrofurazon (Nitrofurazone)
☺ Formalin
☺ Kalium Bromat (Potassium
bromate) 47
☺ Dulkamara (Dulcamara)

AYO CEK BTP BERBASIS WEB

• FITUR APLIKASI •JENIS PENCARIAN


 KAMUS ISTILAH  JENIS BTP
 PERHITUNGAN RASIO 1)  GOLONGAN BTP
 KATEGORI PANGAN
 INS
 JENIS PANGAN (NEW)

Aplikasi online untuk


Ayo Cek BTP Berbasis dan
mempermudah
mempercepat
Web produsen,
pengawas,
dan dala
membacaperaturan
konsumen m
tentang Baha
Tambahan Pangan. n
4
8
DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN
standarpangan.pom.go.id standarpangan@pom.go.id

Telp: (+6221) 42875584 @standarpanganbpom

Fax: (+6221) 42875780 Standar Pangan Bpom

Gedung F Timur Lantai 3, Jl. Percetakan Negara No.


23, Jakarta Telp. 021-42875584, Fax. 021-
42875780

Anda mungkin juga menyukai