Oleh:
PPDH XXXIV
Kelompok 5A
diseases) yang umumnya terjadi pada ayam dan kalkun, disebabkan oleh bakteri Salmonella
pullorum. Pertama kali ditemukan oleh Rettger pada tahun 1899 dan pada tahun 1929 dikenal
dengan nama bacillary white diarrhea di Australia sesuai dengan tanda klinis yang ada pada
Penyakit pullorum biasanya ditemukan dalam bentuk sistemik akut pada anak ayam,
tetapi lebih sering bersifat lokal dan kronis pada ayam dewasa. Pullorum adalah penyakit
infeksi menular. Kerugian akibat penyakit pullorum adalah penurunan produksi telur,
penurunan fertilitas dan daya tetas telur, kematian embrio maupun anak ayam, serta gangguan
pertumbuhan.
Penyakit ini dapat ditemukan pada ayam semua kelompok umur, tetapi kerugian yang
terbesar hanya ditemukan pada anak ayam berumur kurang dari 4 minggu. Anak ayam
berumur beberapa hari yang terserang pullorum, akan nampak mengantuk, lemah, kehilangan
nafsu makan, dan diare berwarna putih seperti nasta dan dapat dikuti dengan kematian dalam
jangka waktu 3-7 hari, Angka kematian antara 30-50% dan kadang-kadang mencapai 80%.
Kejadian pullorum di Indonesia juga sudah dapat diatasi sejak lama, menyusul adanya
kebijakan yang mengharuskan breeder untuk mengeluarkan bibit hewan dengan syarat bebas
pullorum. Tentunya hal ini menjadi sangat menarik dan menjadi tujuan dari penulisan ini
2. ETIOLOGI
Pullorum disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum, yaitu suatu bakteri bersifat
gram negatif, tidak bergerak, berbentuk batang, fakultatif aerob dan tidak berspora, dan
mampu bertahan di tanah hingga satu tahun. Bakteri mempunyai ukuran lebar 0,3-0,5 mikron
dan panjang 1-2,5 mikron, umumnya terdapat dalam bentuk tunggal dan jarang membentuk
rantai lebih dari dua sel. Pertumbuhan optimum pada temperatur 27°C. Pada perbenihan yeast
extract agar, koloni kelihatan licin, mengkilat dan terang tembus. Pada perbenihan chicken
infusion agar tumbuh subur dan koloninya terlihat kurang terang tembus. Pada media selektif
seperti DHL koloni berwarna merah muda dengan warna hitam ditengah. Pada media Mac
empedu dan ovarium. Infeksi pada organ tersebut menyebabkan antibodi dapat terdeteksi di
dalam darah. Bakteri Salmonella pullorum dapat hidup di luar tubuh inang pada lingkungan
gallinarum, karena keduanya menunjukkan uji serologis yang sama, Namun bila dilakukan
berbagai uji biokimia keduanya terdapat berbedaan. Bakteri ini memiliki resistensi tinggi
terhadap pengaruh lingkungan baik fisik maupun kimiawi, tetapi sensitif terhadap panas.
3. PATOGENESIS
Pullorum dianggap sebagai penyakit anak ayam karena pullorum sering menyerang
pada anak ayam. Kadang-kadang penyakit ini bersifat subklinik meskipun ditularkan melalui
telur. Masa inkubasi biasanya sekitar 4-5 hari dan penyakit ini umumnya berlangsung 5-12
hari. Ciri khasnya adalah banyak anak ayam mati di dalam telur dan mati segera setelah
menetas. Kadang-kadang penyakit tidak teramati selama 5-6 hari setelah menetas. Kadang-
kadang tidak teramati selama 5-6 hari setelah menetas. Baru tampak pada hari ke-7 sampai
hari ke-10 dan kematian puncak pada minggu ke-2 sampai minggu ke-3. Gejalanya
mengantuk, nafsu makan hilang, bergerombol pada satu tempat, terdapat kotoran putih seperti
pasta yang menempel di sekitar lubang dubur sehingga bulu sekitar dubur menjadi kotor,
lesu, serta kelemahan umum. Anak ayam yang sembuh akan mengalami gangguan
pertumbuhan yang drastis, peningkatan berat badan yang terhambat dan gangguan
pertumbuhan bulu.
Pada ayam dewasa umumnya gejala sulit dilihat tetapi kadang-kadang nampak nafsu
makan hilang, ayam lemah, produksi telur dan daya tetastelur menurun, jengger pucat, dan
orange. Ayam dewasa yang tahan terhadap serangan penyakit tidak memperlihatkan gejala
darah pada hati dan paru-paru. Pada ayam umur 6-7 hari kerusakan yan mencolok adalah
adanya kematian jaringan berwarna abu-abu sampal putih, khususnya pada hati, pankreas dan
limpa. Ginjal membesar dengan degenerasi parenchymatous dan ureter berisi asam urat.
Terdapat sisa kuning telur yang bentuknya sudah berubah dan bervariasi dari seperti keju
sampai ke massa padat berwarna seperti darah. Sekum berisi massa serupa keju yang
mengeras dan dinding usus akan menebal. Dapat juga ditemukan radang pada peritoneum dan
Pada ayam dewasa, calon kuning telur nampak berubah warna, terbentuk kista,
4. DIAGNOSA PENYAKIT
Bakteri Salmonella pullorum adalah bakteri gram negatif, fakultatif anaerob, yang
jika dikultur akan tumbuh pada media standar nonselektif seperti MacConkey . Pada media
Xylose lysine deoxycholate Agar (XLD) . Pemeriksaan uji serologi dapat menggunakan Tube
Rapid Whole Blood Test (RBT) . Pemeriksaan uji biokimia dulcitol dan dicarboxyase untuk
bakteri gram negatif terutama bakteri yang berasal dari feses maupun urin dengan indikator
neutral red. Salmonella dan shigella akan membentuk koloni tanpa warna (Colorless).
Brilliant Green Agar merupakan media selektif Salmonella, dengan indikator phenol red.
Bakteri Salmonella akan membentuk koloni berwarna pink(Merah bata). Xylose lysine
deoxycholate Agar (XLD) merupakan media selektif Salmonella, dengan indikator phenol
red. Bakteri Salmonella akan membentuk koloni berwarna pink. Salmonella Shigella Agar
(SSA) merupakan media selektif Salmonella, dengan indikator neutral red, koloni tampak tak
berwarna namun memiliki endapan hitam jika memproduksi H2S. Disamping itu secara
biokimia salmonella pullorum juga ternyata mempunyai kemampuan untuk mengikat besi,
seperti kubah, halus dan diameternya 1-2 mm setelah 24-48 jam inkubasi. Pada media selektif
tampak bervariasi. Koloninya dapat lebih lanjut diuji dengan cara serologis dan bikomia dan
dilihat motilitasnya.
Dalam bentuk akut, penyakit pulorum sangat berpengaruh pada ayam-ayam muda dan
agent tersebut dapat di ketahui melalui semua organ, jaringan dan feses. Sedangkan pada
ayam dewasa menjadi carrier. Sebaliknya untuk penyakit typhoid yang disebabkan
Salmonella gallinarum nampak dapat diketahui pada ayam yang dewasa. Bagaimanapun
yang terjadi pada ayam muda secara klinis tidak dapat dibedakan dengan penyakit pulorum.
Untuk mengetahui bakteri Salmonella pullorum , unggas sebaiknya tidak diberi obat
antimikroba selama 2-3 minggu sebelumnya. Bakteri dapat diperoleh dari unggas hidup,
karkas segar atau beku, telur, feses segar, pakan, atau barang-barang lain yang
terkontaminasi. Olesan kloaka bisa diambil dari unggas hidup. Contoh aspetik juga dapat
diambil dari limpa, hati, ginjal, empedu, paru-paru, jantung, ove, testes, saluran pencernaan.
Permukaannya di layukan dengan spatula panas dan contoh diperoleh dengan menyisipkan
olesan kapas. Penampakan dari infkesi dalam secara serologi pada reaktor unggas yang
tampak normal membutuhkan banyak kultur yang homogen baik dengan swab ataupun tanpa
swab (olesan). Kumpulan jaringan tersebut dikumpulkan dari beberapa unggas. Sample dari
litter dan feses untuk mendapatkan pulorum akan lebih sulit dibandingkan dengan salmonella
lainnya. Olehkarena itu seharusnya sample diperoleh dari litter yang basah atau kering dan
Diagnosa banding, Fowl typhoid dan Parathyroid ditentukan dengan isolasi dan
identifikasi menggunakan uji biokimia yaitu ducitol dan ornithin dicarboxyase. Omphalitis
menyebabkan kematian dini pada anak ayam , disertai perikarditis dan perihepatitis.
Coccidiosis, terutama menyerang anak ayam, dalam keaadaan akut usus buntu mengalami
radang berdarah.
5. PENGENDALIAN PENYAKIT
laporan menujukkan adanya penyakit pulorum pada manusia akibat konsumsi makanan yang
prosedur manajemen, pengurangan hewan carrier, uji serologis dan vaksinasi. Prosedur
salmonella dari luar seperti : burung liar, tikus, kelinci, anjing, dan kucing.
perlengkapan, truk prosesing dan perlatan lain juga harus disterilkan dari
infeksi salmonella.
Usaha pencegahan lainnya yaitu melakukan uji tes serologis pada kelompok hewan
yang diduga terinfeksi salmonella pullorum. Beberapa metode serologis telah semakin
maka saat ini sudah dilakukan pengobatan-pengobatan yang efektif yaitu obat propilactic dan
diberikan 0,75% dari pakan tepung starter digunakan 5-10 hari setelah hewan masuk. Pada 5
hari pertma juga biasa diberikan sulfamerazine sebanyak 0,5%, dan sulfaquinoxaline
digunakan 0,1% dalam pakan yang dapat digunakan untuk 2-3 hari.
Obat furazolidone dalam dosis 0,04% selama 10-14 hari memiliki efektifitas yang
tinggi dalam mencegah kematian anak ayam. Dan beberapa antibiotik lainnya yang bisa
Chmielewski R., Wieliczko A., Kuczkowski M., Mazurkiewicz M., Ugorski M. 2001.
Genotypic analysis of Salmonella Gallinarum and Salmonella Pullorum strains
isolated from laying hens. Avian Pathology :57 (10) : 697-776, 731
Diyantoro,, Shelly W., 2017. Deteksi Antibodi Salmonella pullorum dan Mycoplasma
gallisepticum pada Anak Ayam (DOC) Pedaging Beberapa Perusahaan yang Dijual
Di Kabupaten Lamongan. Departemen Kesehatan, Fakultas Vokasi, Universitas
Airlangga. AGROVETERINER: Vol.5, No.2 Juni 2017
Handijatno, Didik., Wiiwiek T., Hasutji E. N., Surayani S., dan Sri C. 2016.Pemeriksaan
Mikroskopis. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Veteriner I Program S-1. FKH-
UNAIR. Surabaya.
Office International des Epizooties (OIE). 2001. Fowl typhoid and pullorum disease.OIE. Co.
www.oie.int.
Richard, K., dan Peter S. Holt. 1998. Aplication of flagella- based immunoassay for serologic
detection of salmonella pullorum infection in chickens. Journal of Avian Diseases.
42 : 807-811.
Shivaprasad H. L. 2000. Fowl typhoid and pullorum disease. Rev. sci, tech. Off. Int.Epiz., 19
(2) : 405 – 424. France. Paris.