Anda di halaman 1dari 13

PEMBAHASAN PPPK TERAMPIL-PARAMEDIK VETERINER

1. KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN


REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL PARAMEDIK VETERINER DAN ANGI{A KREDITNYA

2. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan mendefinisikan
bahwa Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit
dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budi daya ternak, panen, pascapanen,
pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya.

3. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG


PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN

4. Suatu penyakit dikatakan sebagai Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) jika terjangkit dapat
memberikan dampak buruk secara ekonomi, sosial, dan politik. Untuk itu, masyarakat perlu tahu dan
waspada akan adanya pernyakit tersebut. Ada lima Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) yang
di Indonesia secara khusus sangat diperhatikan yaitu Rabies, Anthraks, Brucellosis, Avian Influenza,
dan Hog Cholera.

5. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang ternak ruminansia :

1. Anthrax atau Radang Limpa, disebabkan oleh Bacillus anthraxis. Tanda-tanda penyakit ini antara
lain : demam yang tinggi, sulit bernafas dan defekasi (buang kotoran), kehilangan nafsu makan,
pembengkakan di bawah kulit leher, dada, perut, dan rusuk , keluar darah dari mulut, hidung, dan
dubur. Penyakit ini sangat berbahaya dan mudah menular kepada manusia yang dapat menimbulkan
kematian mendadak. Sporanya tahan sampai 50 tahun di dalam tanah dan sering digunakan sebagai
bahan pembuatan senjata biologis.

2. Penyakit Pink Eye.

Pink Eye merupakan penyakit mata akut yang menular pada sapi, domba maupun kambing, biasanya
bersifat epizootik dan ditandai dengan memerahnya conjunctiva dan kekeruhan mata. Penyakit ini
tidak sampai menimbulkan kematian, akan tetapi dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar
bagi peternak, karena akan menyebabkan kebutaan, penurunan berat badan dan biaya pengobatan
yang mahal. Mikrorganisme penyebab ditularkan lewat kontak antara ternak peka dengan ternak
penderita atau oleh serangga yang bisa memindahkan mikroorganisme atau bisa juga lewat iritasi
debu atau sumber-sumber lain yang dapat menyebabkan goresan atau luka mata.

3. Mastitis, disebabkan oleh Streptococcus cocci dan Staphylococcus cocci. Tanda-tanda penyakit ini
adalah ambing bengkak dan terasa panas bila diraba, air susu yang dihasilkan encer atau
menggumpal dan kadangkadang bercampur darah atau nanah, bulu kusam dan kasar, nafsu makan
menurun, produksi turun bahkan dapat berhenti sama sekali.

4. Cacingan, disebabkan oleh serangan cacing, diantaranya cacing hati (Faciola hepatica), cacing pita
(Taenia saginata atau Taenia solium), Haemonchus contortus yang banyak menyerang
domba. Tanda-tanda penyakit cacingan antara lain: nafsu makan menurun, perut buncit, lemah,
pucat pada selaput lendir mata, dan mencret.

5. Bloat atau Tympani atau Kembung Perut, disebabkan oleh penimbunan gas yang berlebihan di
dalam rumen. Tanda-tanda penyakit ini adalah : Perut di sebelah kiri membesar (gembung),
pinggang sedikit membungkuk, nafas pendek-pendek dan cepat. Bila tidak cepat ditangani dan
berlangsung terus dapat menyebabkan kematian.
6. Septichaemia epizootica (SE) atau Ngorok, disebabkan oleh Pasteurella multocida. Tanda-tanda
penyakit ini antara lain : bengkak di bawah rahang dan di daerah tenggorokan, lidah bengkak dan
menjulur ke luar, mulut menganga dan berbusa, sulit bernafas, dan yang paling khas adalah suara
ngorok yang jelas terdengar. Penyakit ngorok sering menyerang ternak pada saat kondisi tubuh
dalam keadaan lemah.

7. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), disebabkan oleh virus. Tanda-tanda penyakit ini antara lain :
Demam yang tinggi, kehilangan nafsu makan, terlihat pelepuhan pada gusi dan selaput
lendir, salivasi tinggi (banyak mengeluarkan air liur), terdapat luka di antara kuku sehingga ternak
sering terlihat pincang bahkan tidak dapat berjalan sama sekali.

8. Brucellosis, disebabkan oleh Brucella suis. Tanda-tanda penyakit ini antara lain : terjadi keguguran
pada pertengahan kebuntingan, anak yang lahir biasanya mati atau lahir sangat lemah dan tidak
berkembang normal, ambing dan alat kelamin kadang-kadang bengkak, kadang-kadang nafsu makan
menurun dan demam ringan namun lebih sering tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut.

9. Scabies atau Kudis, disebabkan oleh kutu atau tungau dan kebersihan ternak yang kurang
terpelihara. Tanda-tanda penyakit scabies adalah : nafsu makan turun, ternak merasakan gatal-gatal
mulai dari bagian kepala, bibir, dan bagian-bagian tubuh yang lain. Ternak yang terserang sering
menggosok-gosokan badannya pada tiang atau dinding kandang. Pada daerah yang gatal muncul
bercak-bercak merah, timbul bisul, akhirnya kulit menebal, bersisik, bulu rontok dan timbul
keropeng-keropeng.

10. BEF (Bovine epizooric fever, Demam Tiga Hari)

BEF hanya menyerang sapi dan kerbau dan tidak dapat menulari dan menimbulkan penyakit pada
hewan lain. Sapi/ kerbau yang terserang penyakit ini akan sembuh kembali beberapa hari kemudian
(2 – 3 hari).

6. Di bawah ini adalah contoh bahan kimia mudah terbakar yang ada di sekitar kita. Bisa jadi, bahan
kimia tersebut ada di tempat kerja anda.

Bensin

Solar

Aseton

Benzena

Etanol

Metanol

Minyak tanah

Aerosol

Karbon disulfida

Asetonitril

Vinyl asetat
Toluena

Xylene

N-butanol

Isopropil alkohol

Magnesium

Belerang

7. sejumlah bagian-bagian alat sampling darah pada proses Flebotomi seperti Spoit, Tabung vakum,
Tourniquet, Jarum tabung vakum, Holder, Holder, dan Kapas alkohol.

8. Pengambilan sampel darah pada ternak besar seperti sapi biasanya dilakukan pada leher, karena
pembuluh darah pada leher mudah diakses dan lebih besar sehingga memudahkan pengambilan
sampel darah.

9 Tabung untuk koleksi darah warna tutup berwarna merah artinya tanpa antikoagulan. Tabung ini
digunakan untuk mengambil sampel darah yang akan digunakan untuk uji serum atau plasma.

10. Caplak termasuk dalam jenis ektoparasit pada sapi. Caplak dapat menyebabkan berbagai
penyakit pada sapi, seperti demam Q dan anaplasmosis

11. Pembuatan preparat apus darah untuk menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih
biasanya menggunakan metode pengecatan Giemsa. Metode ini menggunakan pewarna Giemsa
untuk mengecat preparat darah sehingga memudahkan pengamatan sel darah merah dan sel darah
putih.

12. Menyusun rencana kerja operasional tingkat lapangan dapat dilakukan dengan mempersiapkan
peralatan seperti peralatan untuk membantu kelahiran, peralatan untuk pengambilan darah, feses,
dan kerokan kulit, peralatan untuk bedah bangkai, dan peralatan abbatoir. Namun, peralatan untuk
insenerasi dan dekontaminasi tidak termasuk dalam persiapan peralatan untuk rencana kerja
operasional tingkat lapangan.

13. Pemeriksaan fisik hewan harus dilakukan atas penyeliaan dokter hewan dan tidak boleh
dilakukan atas inisiatif sendiri. Pemeriksaan fisik hewan meliputi palpasi, reposition, caesar, dan
fetotomi yang harus dilakukan oleh dokter hewan yang berkompeten.

14. Menyusun rencana kerja operasional tingkat laboratorium dapat dilakukan dengan
mempersiapkan peralatan seperti peralatan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium, peralatan untuk
pengambilan darah, feses, dan kerokan kulit pada hewan coba, peralatan untuk insenerasi dan
dekontaminasi, dan peralatan untuk bedah bangkai pada cadaver. Namun, peralatan melahirkan
hewan tidak termasuk dalam persiapan peralatan untuk rencana kerja operasional tingkat
laboratorium.

15. Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian yang melaksanakan Penyediaan Reagen / kit
Diagnostik laboratorium dan vaksin hewan adalah Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya.
Pusvetma Surabaya bertanggung jawab untuk memproduksi dan menyediakan reagen, kit diagnostik
laboratorium, dan vaksin hewan untuk mendukung kegiatan di bidang kesehatan hewan.
16. Uji PCR merupakan singkatan dari Polymerase Chain Reaction. PCR adalah teknik biologi
molekuler yang digunakan untuk mengamplifikasi atau memperbanyak fragmen DNA tertentu dalam
jumlah yang besar.

17. Pengebalan hewan dilakukan melalui cara seperti vaksinasi, pemberian antisera, peningkatan
status gizi hewan, dan imunisasi. Namun, sterilisasi hewan tidak termasuk dalam cara pengebalan
hewan.

18. Pemberantasan penyakit hewan dilakukan dengan cara seperti penutupan wilayah, pengebalan
hewan, penanganan hewan sakit, dan pemusnahan bangkai hewan. Namun, pembukaan wilayah
tidak termasuk dalam cara pemberantasan penyakit hewan.

19. Stimulasi atau perangsangan birahi dilakukan atas penyeliaan dokter hewan dalam rangka
mempercepat estrus, sinkronisasi/penyerentakan birahi, diberikan melalui penyuntikan hormon
seperti PGF2-alpha, dan mengobati abnormalitas estrus. Namun, stimulasi atau perangsangan birahi
tidak dilakukan untuk mengurangi birahi.

20. Cara penyimpanan alat laboratorium yang benar adalah 3,4,5. Stopwatch harus dibersihkan dan
disimpan dalam almari terkunci, pipet harus disimpan dalam laci dan posisi terbalik, dan lampu
bunsen harus ditutup dengan penutup plastik pada bagian sumbunya. Tabung reaksi harus
dikeringkan dan disimpan di rak dalam posisi tegak, sedangkan gunting harus dikeringkan dan
disimpan di lemari dekat bahan kimia.

22. Jenis hewan yang dapat menjadi sumber dan menyebarkan penyakit rabies antara lain kucing,
kera, kelelawar, dan anjing. Namun, unta tidak termasuk dalam jenis hewan yang dapat menyebarkan
penyakit rabies.

23. Penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya disebut penyakit zoonosis.
Contoh penyakit zoonosis antara lain rabies, leptospirosis, dan toxoplasmosis.

24. Jenis pengujian cepat (rapid test) untuk penyakit Brucellosis adalah Rose Bengal Test (RBT). RBT
adalah metode serologis yang digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Brucella
pada hewan.

25. Tujuan dari restrain hewan adalah untuk memudahkan pemeriksaan fisik dan klinis, dalam rangka
pengobatan, dalam rangka vaksinasi, dan dalam rangka pemeriksaan fisik. Namun, restrain hewan
tidak dilakukan dalam rangka pelaksanaan bedah.

26. Pada pengambilan sampel feses sapi, feses yang diambil adalah feses yang masih di dalam
rektum. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diambil benar-benar berasal dari
sapi yang dimaksud.

27. Pengambilan sampel kerokan kulit untuk identifikasi penyakit Scabies dilakukan dengan cara
dikerok dari keropeng dan kulit sekitar sampai berdarah. Sampel yang diambil kemudian diperiksa di
laboratorium untuk mendeteksi adanya tungau penyebab penyakit Scabies.

28. Tortikolis umumnya terlihat hanya pada ayam yang menderita penyakit unggas Newcastle Disease
(ND) yang sudah akut. Tortikolis adalah kondisi di mana kepala ayam miring ke satu sisi dan sulit
untuk diubah posisinya.

29. Pengambilan sampel kesulitan 1 meliputi pengambilan sampel feses, urine, dan ulas darah.
Pengambilan sampel ini dianggap sulit karena membutuhkan teknik dan penanganan yang tepat
untuk memastikan sampel yang diambil benar-benar mewakili kondisi hewan yang sedang diperiksa.
30. Orang dan barang bebas keluar masuk tidak akan membantu dalam menerapkan biosekuriti di
peternakan unggas. Biosekuriti adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah
penyakit masuk ke dalam peternakan ataupun menyebar keluar peternakan. Terdapat enam cara
dalam penerapan biosecurity di peternakan unggas, yaitu membatasi kandang, menjaga kebersihan,
tidak meminjam penyakit dari tetangga, memisahkan unggas baru, menjaga kesehatan unggas, dan
memperhatikan kesehatan petugas kandang

31. Pengawasan lalu lintas hewan dan media pembawa penyakit hewan serta produk hewan meliputi
pengawasan pada saat pemasukan ke dan pengeluaran dari wilayah NKRI, antar pulau, dan antar
wilayah di dalam satu pulau. Pengawasan dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan bidang Karantina Hewan

32. Pelaksanaan pengambilan sampel meliputi beberapa faktor, yaitu jenis hewan, jumlah sampel,
metode sampling dan lokasi sampling, dan produk hewan. Jauhnya lokasi sampling bukan merupakan
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pengambilan sampel.

33. Penyakit hewan yang dapat menular ke manusia disebut zoonosis. Beberapa contoh penyakit
hewan yang dapat menular ke manusia antara lain rabies, antraks, AI, dan tuberkulosis. PMK bukan
merupakan penyakit hewan yang dapat menular ke manusia

34.. Virus Newcastle Disease (ND) dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan patogenesitasnya, yaitu
lentogenik, mesogenik, dan velogenik. Kelompok lentogenik merupakan kelompok yang paling
ringan, sedangkan kelompok velogenik merupakan kelompok yang paling berat

35. Ektoparasit atau parasit eksternal yang menyerang dalam jumlah besar dapat mengakibatkan
gangguan seperti unggas menggaruk-garuk tubuhnya, menjilat-jilat tubuhnya, menurunkan
produktivitas, dan kadang menyebabkan anemia. Tortikolis bukan merupakan gangguan yang
disebabkan oleh ektoparasit atau parasit eksternal

36. Jika menunggu hewan sakit sembuh tanpa tindakan yang tepat, maka hewan tersebut dapat
menularkan penyakit ke hewan lain atau bahkan ke manusia.

37 Jika menemukan ternak mati mendadak di daerah endemis anthrax, tindakan yang harus
dilakukan adalah dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menetapkan apakah ternak tersebut
mati karena anthrax atau bukan. Hal ini penting untuk mengetahui penyebab kematian ternak dan
mencegah penyebaran penyakit ke hewan lain atau manusia.

38 Penyeliaan Paramedik Veteriner dalam melaksanakan pekerjaan dibidang pengendalian hama dan
penyakit hewan dan pengamanan produk hewan dilakukan oleh Medik Veteriner. Paramedik
Veteriner bekerja di bawah pengawasan Medik Veteriner dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Medik Veteriner.

39Jabatan Paramedik Veteriner merupakan jabatan fungsional ketrampilan. Jabatan fungsional


ketrampilan adalah jabatan yang memerlukan keahlian khusus dan ketrampilan dalam bidang
tertentu.

40. Jenjang jabatan Paramedik Veteriner terdiri dari Paramedik Veteriner Pelaksana Pemula,
Paramedik Veteriner Pelaksana/Terampil, Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan/Mahir, Paramedik
Veteriner Penyelia, dan Paramedik Veteriner Pelaksana Utama. Semua jawaban benar.
41Tugas Paramedik Veteriner Pelaksana / Terampil meliputi melakukan bedah bangkai tingkat
kesulitan II (hewan kecil) dengan penyeliaan Dokter Hewan, melakukan bedah bangkai tingkat
kesulitan I (unggas) dengan penyeliaan Dokter Hewan, melakukan bedah bangkai tingkat kesulitan III
(hewan besar/satwa liar) dengan penyeliaan Dokter Hewan, dan melakukan inseminasi buatan atas
penyeliaan Dokter Hewan. Mencatat pertumbuhan hewan bukan termasuk tugas Paramedik
Veteriner Pelaksana / Terampil.

42Unit pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan antar provinsi disebut cek point.

43 Daging yang aman adalah daging yang tidak mengandung bahaya biologi, kimiawi, dan fisik yang
dapat menyebabkan penyakit serta mengganggu kesehatan masyarakat.

44 Urutan pemeriksaan patologi pada bedah bangkai hewan adalah inspeksi, palpasi, dan insisi.

45 Pengisian kembali unggas ke dalam kandang dilakukan pada 2 minggu setelah pengosongan
kandang.

46 Istilah vaksin yang toleran terhadap panas adalah vaksin yang dapat bertahan pada suhu yang
tinggi tanpa mengalami kerusakan. Istilah ini disebut sebagai "thermotolerant". Vaksin yang tidak
tahan terhadap panas disebut "thermolabile". Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu,
termostatik berkaitan dengan pengaturan suhu, dan termal berkaitan dengan panas dan suhu.

47 Cacing pipih yang hidup sebagai parasit dalam usus halus manusia dan dalam daur hidupnya
pernah dalam daging sapi adalah Taenia saginata. Taenia solium juga hidup sebagai parasit dalam
usus halus manusia dan dalam daur hidupnya pernah dalam daging babi. Diphyllobotrium latum
hidup sebagai parasit dalam usus halus manusia dan dalam daur hidupnya pernah dalam ikan. Echino
discous adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada hewan laut, dan Eschericia Coli adalah bakteri
yang biasanya ditemukan dalam usus manusia dan hewan.

48 Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi, Membau, yang didahului dengan anamnesa, merupakan
pemeriksaan fisik atau eksterior pada hewan. Pemeriksaan interior hewan biasanya dilakukan melalui
pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan post mortem pada bangkai hewan. Pemeriksaan
kandang hewan lebih berkaitan dengan lingkungan dan sanitasi kandang.

49 Tugas seorang dokter hewan meliputi merawat dan mengobati hewan yang sakit,
melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan, memberikan vaksinasi dan obat-
obatan pada hewan, serta memberikan saran dan edukasi kepada pemilik hewan tentang
perawatan hewan. Namun, menangani administrasi kepegawaian di instansi pemerintah
bukanlah tugas seorang dokter hewan. Tugas tersebut lebih sesuai dilakukan oleh pegawai
administrasi kepegawaian yang memiliki keahlian dan ketrampilan di bidang tersebut.

50 Peraturan yang mengatur tentang inpassing adalah Peraturan Menteri Pertanian Nomor
09/Permentan/SR.140/2/2017 tentang Inpassing Pegawai Non PNS di Lingkungan Kementerian
Pertanian. PermenPAN&RB 26/2016 berkaitan dengan pengadaan pegawai negeri sipil, sedangkan
Permentan 132/2014 berkaitan dengan pengendalian penyakit hewan.
51 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2017 tentang Otoritas Veteriner mengatur tentang tugas,
wewenang, dan tanggung jawab Otoritas Veteriner dalam pengendalian dan pengawasan kesehatan
hewan.

52 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Penyakit Hewan


Menular Eksotik mengatur tentang daftar penyakit hewan menular eksotik yang harus dilaporkan
dan diwaspadai di Indonesia. BSE, PMK, dan Rift Valley Fever termasuk dalam daftar tersebut

53 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit
Hewan mengatur tentang pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan di Indonesia.

54 PHMS (Priority Animal Disease) adalah penyakit hewan yang memiliki dampak ekonomi dan sosial
yang signifikan dan harus diawasi dan dikendalikan oleh pemerintah. Rabies, anthrax, brucellosis,
avian influenza, dan hog cholera termasuk dalam daftar PHMS prioritas.

55 BVD (Bovine Viral Diarrhea) dan EBL (Enzootic Bovine Leukosis) adalah penyakit yang menyerang
sapi, bukan ruminansia. Penyakit hewan menular yang menyerang ruminansia antara lain brucellosis,
rabies, penyakit mulut dan kuku, dan jembrana.

56 Pengertian wabah adalah kejadian luar biasa yang dapat berupa timbulnya suatu PHM baru di
suatu wilayah atau kenaikan kasus PHM secara mendadak

. Wabah dapat menimbulkan malapetaka dan harus ditentukan/dideklarasikan oleh Menteri


Kesehatan yang kemudian harus diikuti oleh penanggulangan wabah sesuai dengan ketentuan yang
ada dan dilakukan secara terpadu

57 Euthanasi pada hewan adalah tindakan yang dilakukan secara aktif atau pasif untuk mempercepat
kematian hewan dengan cara memberikan suntikan kedalam tubuh hewan dengan pertimbangan
teknis secara medis

. Tindakan ini dilakukan untuk menghindari penderitaan yang berlebihan pada hewan yang sakit atau
cedera parah.

58 Uji serologi kompleks diantaranya adalah Complement Fixation Test

. Uji serologi ini digunakan untuk mendeteksi antibodi dalam serum hewan yang terinfeksi oleh suatu
penyakit menular.

59 Penyakit hewan eksotik adalah penyakit yang belum pernah ada atau sudah dibebaskan di suatu
wilayah atau di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyakit ini dapat
menimbulkan kerugian ekonomi, keresahan masyarakat, dan/atau kematian hewan yang tinggi.

60 Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, air, dan/atau udara yang masih mempunyai
sifat liar, baik yang hidup bebas atau dipelihara manusia

61 Operasional laboratorium bidang manajemen dan bidang teknis. Standar ISO/IEC 17025:2008
adalah standar internasional yang mengatur persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian
dan kalibrasi. Standar ini memberikan petunjuk operasional laboratorium dalam hal manajemen dan
teknis.

62 Melihat kompetensi laboratorium yang lain sebagai laboratorium saingan. Tujuan pelaksanaan uji
banding laboratorium adalah untuk menentukan dan memonitor kesinambungan unjuk kerja
laboratorium dalam pengujian tertentu, mengidentifikasi masalah dalam berbagai laboratorium dan
menginisiasi tindakan perbaikan yang diperlukan, menentukan unjuk kerja dari suatu metoda
pengujian (yang lama dan yang baru), komparabilitas antar metode, dan menetapkan nilai bahan
acuan.

63 Suhu penyimpanan vaksin harus dijaga agar tetap stabil dan tidak rusak. Suhu penyimpanan
vaksin yang ideal adalah 2 – 8 ºC

64 Sterilisasi kering adalah metode sterilisasi yang menggunakan panas kering untuk membunuh
mikroorganisme. Alat atau bahan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 180 ºC selama 2 jam.

65 MRT. Uji MRT (Milk Ring Test) digunakan untuk identifikasi Brucellosis pada sapi perah penghasil
susu sapi. Uji ini dilakukan dengan mengambil sampel susu dari sapi dan diperiksa dengan
menggunakan MRT.

66 Untuk pengujian lanjutan dari identifikasi penyakit Avian Influenza, organ bedah bangkai yang
diambil untuk sampel adalah ginjal, limpa, dan pancreas. Avian Influenza atau flu burung adalah
penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Organ-organ tersebut
diambil untuk pengujian lanjutan karena virus Avian Influenza dapat ditemukan pada organ-organ
tersebut

67 Penyakit yang menyerang babi antara lain Hog Cholera, Swine Influenza, dan Nipah Virus. Hog
Cholera atau kolera babi adalah penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh virus Hog Cholera
Swine Influenza atau flu babi adalah penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh virus
influenza tipe A. Nipah Virus adalah penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh virus Nipah

68 Uji lanjutan untuk uji cepat Rose Bengal adalah CFT atau Complement Fixation Test. Uji cepat Rose
Bengal adalah uji cepat untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap Brucella abortus pada hewan
ternak

69 Uji cepat Pullorum digunakan untuk pemeriksaan adanya penyakit Salmonella unggas Pullorum
disease atau penyakit Pullorum adalah penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella pullorum

70 Urutan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan yang benar adalah Signalemen – status praesen –
anamneses – klinis. Signalemen adalah identifikasi hewan berdasarkan jenis, umur, jenis kelamin, dan
warna. Status praesen adalah pemeriksaan fisik hewan secara umum. Anamneses adalah riwayat
kesehatan hewan

. Klinis adalah pemeriksaan kesehatan hewan secara detail

71 Konsistensi daging hewan yang sehat dan normal adalah kenyal.

Konsistensi daging yang kenyal menunjukkan bahwa daging tersebut masih segar dan tidak rusak.
Konsistensi daging yang keras atau rapuh dapat menunjukkan bahwa daging tersebut sudah tidak
segar atau rusak.

72 Penyakit Avian Influenza atau Flu Burung pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 2003.
Penyakit ini pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 2003 dan menyebar dengan cepat ke
seluruh Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza tipe A yang menyerang unggas,
terutama ayam dan itik.

73 Prevalensi merujuk pada jumlah kasus suatu penyakit atau atribut yang ada di satu populasi pada
waktu tertentu. Oleh karena itu Prevalensi adalah (Jumlah kasus yang ada ÷ jumlah populasi).

Prevalensi adalah ukuran jumlah kasus suatu penyakit atau atribut yang ada di satu populasi pada
waktu tertentu. Prevalensi dihitung dengan membagi jumlah kasus yang ada dengan jumlah populasi
pada waktu tertentu.

74 Insiden risiko merupakan penghitungan kasus insiden menghasilkan jumlah insiden yang terjadi
pada satu populasi selama satu periode tertentu. Oleh karena itu Insiden risiko = (Jumlah kasus
insiden ÷ jumlah individu yang pada awalnya berisiko).

Insiden risiko adalah ukuran jumlah kasus insiden yang terjadi pada satu populasi selama satu
periode tertentu. Insiden risiko dihitung dengan membagi jumlah kasus insiden dengan jumlah
individu yang pada awalnya berisiko.

75 Attack rate (juga disebut attack risk) biasanya digunakan pada situasi wabah dimana periode risiko
dibatasi dan semua kasus yang disebabkan oleh paparan penyakit kemungkinan besar terjadi selama
periode risiko tersebut. Oleh karena itu Attack Rate = (Jumlah kasus ÷ jumlah individu yang
terpapar).

Attack rate adalah ukuran jumlah kasus suatu penyakit yang terjadi pada populasi yang terpapar
pada periode risiko tertentu. Attack rate dihitung dengan membagi jumlah kasus dengan jumlah
individu yang terpapar pada periode risiko tertentu. Attack rate biasanya digunakan pada situasi
wabah di mana periode risiko dibatasi dan semua kasus yang disebabkan oleh paparan penyakit
kemungkinan besar terjadi selama periode risiko tersebut.

76 Cold chain adalah sistem yang digunakan untuk menyimpan dan mendistribusikan vaksin serta
produk biologi lain dalam kondisi baik. Beberapa hal yang berkaitan dengan cold chain adalah cara
menjaga agar vaksin dapat digunakan dalam keadaan baik atau tidak rusak, rantai dingin, dan vaksin
tetap mempunyai kemampuan atau efek kekebalan bagi penerimanya. Vaksin disimpan dalam lemari
obat bukan merupakan hal yang berkaitan dengan cold chain. Alat menjaga rantai dingin vaksin
diantaranya adalah kulkas, cooler bag, es, dan lain-lain

77 Tabung untuk koleksi darah warna tutup berwarna merah artinya tanpa antikoagulan. Warna
tutup tabung darah menunjukkan jenis antikoagulan yang digunakan dalam tabung tersebut. Tabung
darah dengan tutup berwarna merah tidak menggunakan antikoagulan.

78 Disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh
mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh disinfektan. Disinfektan digunakan untuk
membersihkan dan menghilangkan kuman pada permukaan benda atau lingkungan tertentu.
Antibiotik dan antiseptik bukan merupakan jenis disinfektan.

79 Persyaratan untuk melalui lintasan unggas antar provinsi adalah sertifikat hasil pengujian
pullorum yang ditandatangani oleh veteriner ahli, sertifikat kompartemen bebas AI oleh Menteri
Pertanian, dan persyaratan lainnya. Pullorum adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella pullorum yang menyerang unggas. Sertifikat hasil pengujian pullorum diperlukan untuk
memastikan bahwa unggas yang akan dilalui tidak terinfeksi penyakit tersebut. Sertifikat
kompartemen bebas AI diberikan oleh Menteri Pertanian untuk menunjukkan bahwa suatu wilayah
atau peternakan bebas dari penyakit Avian Influenza.

80 Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang digunakan sebagai syarat pengiriman hewan
seharusnya dikeluarkan oleh dinas yang membidangi fungsi Kesehatan Hewan. SKKH diperlukan
untuk memastikan bahwa hewan yang akan dikirim sehat dan bebas dari penyakit menular. SKKH
dikeluarkan oleh dinas yang membidangi fungsi Kesehatan Hewan karena dinas tersebut memiliki
kewenangan untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian kesehatan hewan.

81 Lima prinsip kesejahteraan hewan (five freedom) adalah sebagai berikut:

Bebas dari lapar dan haus

Bebas dari ketidaknyamanan

Bebas dari rasa sakit, celaka, dan penyakit

Bebas mengekspresikan tingkah laku yang normal

Bebas dari rasa ketakutan dan stress.

82 Analisis Risiko dilakukan jika hendak melakukan pemasukan hewan/produk hewan dari negara
baru dengan status kesehatan hewan yang berbeda. Proses Analisis Risiko terdiri atas komponen-
komponen sebagai berikut:

Karakterisasi risiko

Penilaian risiko

Manajemen risiko

Komunikasi risiko

Strategi risiko

83 Negara asal yang dapat melakukan pemasukan produk ruminansia ke dalam wilayah negara
Indonesia adalah negara yang mempunyai zona bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

84 Jenis Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) yang penyakitnya belum ada di Indonesia
sebagaimana dimaksudkan pada Kepmentan No. 4026 tahun 2013 adalah Paratuberculosis
85 Peraturan Menteri Pertanian yang mengatur tentang Kompartemen bebas AI adalah Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 28/Permentan/Ot. 140/5/2008

86 Peraturan Menteri Pertanian tentang pedoman Pelayanan Pusat Kesehatan Hewan Nomor 64
tahun 2007 memberikan pedoman bagi Pusat Kesehatan Hewan dalam memberikan pelayanan
kesehatan hewan. Pedoman ini mencakup hal-hal seperti tata cara pendaftaran hewan, tata
cara pemeriksaan kesehatan hewan, tata cara pengambilan sampel, tata cara pengujian
laboratorium, dan tata cara pemberian obat hewan. Peraturan ini juga memberikan pedoman
tentang tata cara pengendalian penyakit hewan, tata cara pelaporan penyakit hewan, dan tata cara
pengendalian obat hewan.

87 Peraturan Menteri Pertanian tentang pedoman Pelayanan Pusat Kesehatan Hewan Nomor 64
tahun 2007 memberikan pedoman bagi Pusat Kesehatan Hewan dalam memberikan pelayanan
kesehatan hewan. Pedoman ini mencakup hal-hal seperti tata cara pendaftaran hewan, tata
cara pemeriksaan kesehatan hewan, tata cara pengambilan sampel, tata cara pengujian
laboratorium, dan tata cara pemberian obat hewan. Peraturan ini juga memberikan pedoman
tentang tata cara pengendalian penyakit hewan, tata cara pelaporan penyakit hewan, dan tata cara
pengendalian obat hewan.

88 Menurut UU No 18 Tahun 2009, obat hewan dapat digolongkan ke dalam sediaan biologik,
farmasetik, premiks, dan obat alami. Sediaan biologik adalah obat yang terbuat dari bahan-bahan
biologis seperti virus, bakteri, atau sel-sel hidup. Sediaan farmasetik adalah obat yang terbuat dari
bahan-bahan kimia. Sediaan premiks adalah obat yang dicampurkan ke dalam pakan hewan. Sediaan
obat alami adalah obat yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti tumbuhan atau mineral.

89 Feed additive adalah bahan yang ditambahkan dalam pakan dengan tujuan untuk meningkatkan
produktivitas maupun kualitas produk. Feed additive dapat berupa bahan yang secara alami ada
dalam bahan pakan tapi jumlahnya kurang, bahan yang secara alami ada dalam bahan pakan, atau
bahan yang secara alami memang tidak ada dalam bahan pakan sehingga ditambahkan. Feed
additive dapat berupa bahan kimia atau bahan alami seperti vitamin, mineral, asam amino, enzim,
probiotik, dan prebiotik.

90 Aturan di laboratorium yang harus dipatuhi dan ditaati kaitannya dengan keamanan kerja meliputi
penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) sesuai dengan jenis kegiatan di laboratorium, jangan
meletakkan bahan kimia/reagen di tempat yang langsung terkena cahaya matahari, jangan
menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu hak tinggi selama di laboratorium, kalibrasi
alat ukur secara berkala, dan jangan mengenakan perhiasan seperti jam tangan, cincin, dan asesoris
lainnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan kesehatan kerja di laboratorium.

91 pembinaan dan pengembangan karier Medik Veteriner dilakukan oleh Gubernur/Bupati/Walikota


sesuai dengan Permenpan RB 52 tahun 2012 Bab III pasal 5. Jabatan fungsional Medik Veteriner
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit hewan serta pengamanan produk hewan
92 melakukan diagnose kebuntingan dengan palpasi rectal adalah tugas Medik Veteriner jenjang
pertama. Hal ini dikarenakan tugas Medik Veteriner jenjang pertama meliputi pemeriksaan
kesehatan hewan, diagnosis penyakit hewan, pengobatan hewan, dan tindakan pencegahan penyakit
hewan

93 sebelum melakukan bedah bangkai pada ruminansia, pemeriksaan luar yang harus dilakukan
meliputi kondisi kulit, kelamin, selaput lendir (mata, mulut, hidung), kepala, leher, perut, paha,
telapak kaki, teracak, kelanjar mamae, dan dubur. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa hewan
yang akan diambil sampelnya dalam kondisi sehat dan tidak terinfeksi penyakit.

94 fungsi alat Biological Safety Cabinet (BSC) dalam kegiatan laboratorium pengujian adalah
menciptakan aliran masuk udara untuk melindungi operator yang sedang menangani sampel biologis
yang beresiko dengan membuang udara keluar, sehingga petugas laboratorium mikrobiologi dapat
terlindungi dari bahaya. Alat ini digunakan untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antara
sampel yang sedang diuji dengan sampel lainnya atau dengan lingkungan sekitar

95 menurut UU No 18 Tahun 2009, berdasarkan tingkat bahaya dalam pemakaian dan akibatnya,
obat diklasifikasikan menjadi obat keras, obat bebas terbatas, dan obat bebas. Obat keras adalah
obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter dan penggunaannya harus diawasi oleh
dokter. Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, tetapi
penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk dokter atau apoteker. Obat bebas adalah obat yang
dapat diperoleh tanpa resep dokter dan penggunaannya tidak memerlukan pengawasan dokter atau
apoteker

96 Berikut ini adalah tahapan proses radang: Fase infeksi, fase infiltrasi, fase invasi. Proses radang
adalah respons tubuh terhadap cedera atau infeksi. Fase infeksi adalah fase awal di mana tubuh
terpapar oleh agen penyebab infeksi seperti bakteri, virus, atau jamur. Fase infiltrasi adalah fase di
mana sel darah putih atau leukosit bermigrasi ke area yang terinfeksi untuk melawan agen penyebab
infeksi. Fase invasi adalah fase di mana sel-sel darah putih dan zat kimia lainnya bekerja untuk
memperbaiki jaringan yang rusak dan menghilangkan agen penyebab infeksi.

97 Termasuk kelompok antibiotika: Penisilin, Sefalosporin, Tetrasiklin, sulfonamide. Antibiotik adalah


kelompok obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Penisilin dan sefalosporin adalah
antibiotik beta-laktam yang bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri.
Tetrasiklin adalah antibiotik golongan siklik yang bekerja dengan menghambat sintesis protein
bakteri. Sulfonamide adalah antibiotik yang bekerja dengan menghambat sintesis asam folat bakteri.

98 Instruksi pengobatan berbunyi: Berikan amoksisilin 500 mg, b.i.d, per os. Artinya: 500 mg, 2 kali
sehari, melalui mulut. Instruksi pengobatan tersebut menjelaskan dosis, frekuensi, dan cara
pemberian obat. Amoksisilin adalah antibiotik beta-laktam yang digunakan untuk mengobati infeksi
bakteri. Dosis 500 mg diberikan 2 kali sehari, setiap 12 jam, melalui mulut.

99 Pengambilan sampel darah di lapangan biasanya menggunakan alat: Venoject. Venoject adalah
alat pengambilan sampel darah yang terdiri dari jarum dan tabung vakum. Alat ini digunakan untuk
mengambil sampel darah dengan cepat dan mudah di lapangan.
100 Penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya disebut: Penyakit Zoonosis.
Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Contohnya adalah rabies, influenza burung, dan leptospirosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui
gigitan, cakaran, atau kontak dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi

Anda mungkin juga menyukai