Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Di dunia kesehatan banyak membahas tentang radikal bebas dan antioksidan. Radikal bebas dan oksidan
lainnya semakin meningkat jumlahnya di alam kehidupan. Hal ini disebabkan karena radikal bebas sudah
beredar dimana – mana, di polusi udara, air, minuman, makanan, peptisida, obat – obatan, asap rokok,
radiasi, dan cahaya matahari. Semua sudah mengepung di tubuh kita. Akibatnya timbul penyakit
degeneratif seperti jantung koroner, rematik, katarak, kanker, dan stroke (Nadeusul, 2006).

Radikal bebas adalah molekul oksigen yang dalam interaksinya dengan molekul lain kehilangan sebuah
electron di lingkaran terluar orbitnya, sehingga jumlah elektronnya ganjil. Karena jumlah elektronnya
ganjil, molekul ini tidak stabil dan selalu berusaha mencari pasangan electron baru dengan cara
mengambil elektron molekul lain yang berdekatan (Kusumadewi, 2002).

Antioksidan merupakan penghambat adanya radikal bebas yang dapat merusak sel – sel makhluk hidup
akibat kondisi oksidasi dan ketidak seimbangan radikal bebas yang menyebabkan gangguan terhadap
metabolisme dalam sel. Kondisi oksidasi sendiri dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker
penuaan, dan keadaan patologis lainnya (Ulfa et al 2016)

Di Indonesia terutama Kepulauan Riau memiliki banyak tanaman herbal yang masih belum banyak
ditemukan manfaatnya antara lain tanaman keben (Barringtonia Asiatica) yang terletak di Tanjung Pulau
Pengapit, Kota Batam, tanaman keben banyak tumbuh di daerah pesisir pantai. Keberadaan tanaman
keben masih sedikit diketauhi dan kemudian kurangnya data yang berhubungan dengan manfaat dari
tanaman keben tersebut maka dilakukanlah penelitian ini.

Antioksidan alami dapat diperoleh dari buah – buahan maupun sayuran. Salah satu sumber antioksidan
alami dapat diperoleh dari tanaman keben (Barringtonia Asiatica). Pada penelitian ini dilakukan terkait
dengan tumbuhan keben, diantaranya Ekstrak dari daun Barringtonia Asiatica pada metode DPPH
menunjukkan hasil antioksidan yang cukup besar (Umaru et al., 2019). Ekstrak biji Barringtonia Asiatica
mengandung senyawa sapoin sebagai anestesi ikan kerapu macan (Ephinephelus Fuscogutattus)
(Septiarusli et al., 2012). Ekstrak kasar biji Barringtonia Asiatica berair menunjukkan toksisitas yang tinggi
dan mempengaruhi daya tetas udang air garam dan uji kematian (Regasa et al., 2012)

Anda mungkin juga menyukai