Anda di halaman 1dari 3

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH JENTIK JENTIK (Baccaurea polyneura)

MENGGUNAKAN METODE DPPH

LATAR BELAKANG

Radikal bebas adalah atom atau molekul tidak stabil dan sangat reaktif karena mengandung satu atau
lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya (Pangkahila, 2007).

Dalam jumlah tertentu radikal bebas diperlukan untuk kesehatan akan tetapi radikal bebas bersifat
merusak dan sangat berbahaya. Fungsi radikal bebas dalam tubuh adalah untuk melawan radang,
membunuh bakteri dan mengatur tonus otot polos dalam organ maupun pembuluh darah (Giriwijoyo,
2004).

Jika reaksi ini berlangsung terus menerus dalam tubuh manusia dan bila tidak berhenti akan menimbulkan
penyakit seperti kanker, jantung, penuaan dini dan menurunnya sistem imun tubuh (Kikuzaki, et al.,
2002).

Menurut penelitian Sadikin (2001) serangan radikal bebas terhadap molekul sekelilingnya menyebabkan
terjadinya reaksi berantai, dapat menghasilkan senyawa radikal baru. Dampak reaktivitas senyawa radikal
bebas mulai dari kerusakan sel atau jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif, hingga kanker.
karena itu tubuh memerlukan substansi penting, yakni antioksidan dimana antioksidan dapat membantu
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa radikal bebas
tersebut (Karyadi, 1997).

Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keterbatasan dalam penanggulangan masalah


kesehatan, dimana penyakit infeksi masih tinggi, tetapi prevalensi penyakit degeneratif makin meningkat.
berdasarkan riset kesehatan dasar oleh Badan Litbangkes tahun 2007, penyebab kematian utama adalah
stroke (15,4%) diikuti tuberkulosis, hipertensi dan cidera serta diabetes mellitus dan tumor. Penyakit
degenerative seperti kanker, diabetes mellitus dan komplikasinya, stroke dan aterosklerosis disebabkan
karena stress oksidatif. Antioksidan sangat diperukan oleh tubuh untuk mengatasi dan mencegah stress
oksidatif.

Kalimantan Selatan menduduki peringkat pertama dari lima provinsi di Indonesia dengan konsumsi
makanan manis tertinggi, yaitu sebesar 70,4%. Perilaku konsumsi makanan asin sebesar 16,6% dan
perilaku konsumsi makanan berlemak, berkolesterol, dan makanan gorengan ≥ satu kali sehari sebesar
35,8% 4 (RISKESDAS, 2013)

Kebiasaan konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak ini juga merupakan salah satu faktor yang
menjadikan tingginya kejadian penyakit degeneratif di Kalimantan Selatan seperti hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung, stroke, dan obesitas. Kebiasaan konsumsi masyarakat dengan pola makan
yang tinggi mengonsumsi karbohidrat dan lemak serta konsumsi makanan yang tidak beranekaragam
dapat menyebabkan obesitas yang juga erat kaitannya dengan peningkatan resiko sejumlah penyakit
degeneratif (Mawaddah, N,ett al 2017)

Menurut data Riskesdas tahun 2018, prevalensi hipertensi di provinsi Kalimantan Selatan berada di
peringkat pertama yaitu 44,1%. Prevalensi penyakit diabetes mellitus berada dibawah angka kejadian
rata-rata Indonesia 2,0%. Prevalensi penyakit jantung berada dibawah angka kejadian rata-rata Indonesia
1,5%. Prevalensi penyakit stroke berada diatas angka kejadian rata-rata Indonesia 10,9%. Proporsi
obesitas pada dewasa usia >18 tahun di Kalimantan Selatan tahun 2018 berada dibawah angka kejadian
rata-rata Indonesia 21,8% (BPPk Kementerian Kesehatan RI; 2018.)

Genus Baccaurea telah digunakan masyarakat sebagai tumbuhan obat untuk mengobati sembelit,
pembengkakan pada mata, radang sendi, abses, sakit perut, memperlancar haid serta buang air kecil.
Kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada beberapa anggota genus Baccaurea adalah alkaloid,
flavonoid, karotenoid, antosianin, tanin, asam rosmarinik dan fenolik. Kandungan metabolit sekunder
tersebut berpotensi sebagai antioksidan

Antioksidan alami dapat diisolasi dari bahan alam. Antioksidan ini memiliki bobot molekul sekitar
200−400. Semua antioksidan alami mudah diserap oleh usus dan didistribusikan ke seluruh tubuh (Niwa,
1997).

Telah di lakukan penetilian uji aktivitas antioksidan oleh ikram et al,2009 BUAH JENTIK JENTIK
(Baccaurea polyneura) memiliki aktivitas antioksidan menggunakan metode β-carotene bleaching: 81.98
± 312% TPC: 1,064.68 ± 19.40 mg GAE/100g menggunakan pelarut 80% methanol

Peneliti tertarik dalam Penentuan aktivitas antioksidan secara in vitro dengan menggunakan metode
DPPH, dikarenakan dapat memberikan informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal
stabil. Metode dpph memiliki sensitivitas yang cukup tinggi paa parameter untuk menunjukan aktivitas
konsentrasi inhibisi (IC50)
Pengukuran dengan metode DPPH merupakan metode sederhana, cepat dan tidak membutuhkan banyak
reagen seperti metode lain (Koleva et al., 2001), selain itu metode ini terbukti akurat, reliable dan praktis
(Prakash, et al., 2001).

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti akan melaksanakan penelitian yang berjudul “UJI
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BUAH JENTIK JENTIK (Baccaurea polyneura) METODE DPPH

Tujuan penelitian

Tujuan umum

Penelitian ini secara umum untuk mengetahui apakah terdapat aktivitas senyawa

antioksidan pada buah jentik jentik (Baccaurea polyneura) menggunakan metode DPPH

Tujuan khusus

1.Mengidentifikasi apakah buah jentik jentik mengandung senyawa antioksidan

2.Mengetahui kadar senyawa antioksidan dan menetapkan kekuatan senyawa tersebut

3.Menjelaskan proses identifikasi senyawa antioksidan menggunakan metode DPPH

Rumusan masalah

1.Apakah terdapat potensi aktivitas antioksidan pada buah jentik jentik (Baccaurea polyneura) ?

2.Bagaimana proses identifikasi uji antioksidan menggunakan metode dpph?

3.Seberapa besar pengaruh ekstrak buah jentik jentik (Baccaurea polyneura) pada uji antioksidan terhadap
nilai IC50?

4.Bagaimana pengaruh metode dpph pada uji aktivitas antioksidan ekstrak buah jentik jentik (Baccaurea
polyneura) dibandingkan uji sebelumnya?

Anda mungkin juga menyukai