I. Pemetaan Jaringan Rantai Pasok
I. Pemetaan Jaringan Rantai Pasok
Secara moda transportasi yang digunakan, penyaluran dari pemasok (supply) ke TBBM Pontianak
menggunakan kapal laut berjenis MT (motor tanker) dan SPOB (Self-propelled Oil Barge). Dari sisi
penyaluran demand, transportasi yang digunakan untuk mengirim produk ke depot (konsinyasi)
adalah kapal berjenis OB (Oil Barge) dan SPOB (Self-propelled Oil Barge) dengan tambahan kapal
berjenis MT (motor tanker) sedangkan penyaluran kepada retailer (sales) dilakukan menggunakan
truk tangki. Jumlah yang disalurkan dapat berbeda-beda antar titik tujuan tergantung pada
kebutuhan. Pada Gambar 1, dapat dilihat hasil penggambaran jaringan rantai pasok existing dengan
tanda panah menunjukkan arus distribusi BBM. Ketebalan garis menggambarkan besaran kapasitas
distribusi dari setiap titik distribusi. Jumlah retailer dan Terminal/depot yang digambarkan hanya
cuplikan dari keseluruhan jumlah sebenarnya.
Gambar 1 Jaringan rantai pasok existing
Di sisi lain, terdapat 11 jenis produk yang disalurkan melalui mekanisme sales kepada retailer yaitu
Biosolar, Biosolar B30, Biosolar Industri, Dexlite, MFO, Pertalite, Pertamax Turbo, Pertamax,
Pertamina Dex, Premium, dan Solar. Terdapat lima produk berbeda yaitu Biosolar B30, Biosolar
Industri, Dexlite, Pertalite, dan Solar. Hal ini dapat dimungkinkan karena Biosolar B30, Biosolar
Industri, Dexlite, dan Solar merupakan keluarga bahan bakar dengan jenis Gas Oil yang dapat
dijadikan satu sedangkan Pertalite merupakan campuran antara Pertamax dan Premium dengan
perbandingan komposisi 55%:45%. Secara skematis, perbedaan jenis produk untuk setiap kategori
penyaluran dapat dilihat pada Gambar 2 sedangkan perbedaan jenis produk untuk beberapa titik
(nodes) dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 2 Jenis produk pada setiap kategori penyaluran
Gambar 3 Perbandingan metode pengumpulan data jarak untuk jalur darat dan jalur perairan
Hasil pengumpulan data untuk jarak dari titik pemasok ke TBBM Pontianak dapat dilihat pada Tabel
2, jarak TBBM Pontianak ke setiap kota tujuan penyaluran sales dapat dilihat pada Tabel 3, dan jarak
TBBM Pontianak ke setiap depot tujuan penyaluran konsinyasi dapat dilihat pada Tabel 4.
II. DEMAND
Nilai demand atau permintaan merepresentasikan jumlah produk yang harus disalurkan oleh TBBM
Pontianak kepada konsumen. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, penyaluran ini
dilakukan melalui dua mekanisme yaitu sales dan konsinyasi dengan perbandingan dapat dilihat
pada Tabel 5. Pada bagian ini, akan dicantumkan rekap demand existing dan metode beserta hasil
proyeksi demand untuk 15 tahun mendatang.
Tabel 5 Perbedaan penyaluran secara sales dan konsinyasi pada penelitian ini
Rekap demand setiap produk dikelompokkan berdasarkan mekanisme penyalurannya yaitu secara
sales dan konsinyasi. Seperti yang terdapat pada Gambar 2, terdapat 11 jenis produk yang disalurkan
melalui sales dan 8 produk untuk konsinyasi. Rekap yang disajikan meliputi jumlah yang dikirimkan
selama satu tahun, serta rata-rata dan standar deviasi jumlah pengiriman per bulan (untuk
penyaluran secara sales) dan per sekali pengiriman (untuk penyaluran secara konsinyasi). Jumlah
demand sales setiap produk dapat dilihat pada Tabel 6 sedangkan untuk konsinyasi dapat dilihat
pada Tabel 7.
Untuk penyaluran secara konsinyasi, dapat dilihat pada Tabel 9 bahwa Depot Sintang memiliki
jumlah demand terbesar yaitu mencapai total 231.955 KL. Selain itu, dari empat depot, dua
diantaranya didominasi oleh produk Biosolar B30 dan menjadikan produk ini menjadi produk
dominan bagi sebagian besar depot.
Beberapa data input yang diperlukan untuk melakukan proyeksi demand antara lain jumlah demand
acuan yaitu demand pada tahun 2020, laju pertumbuhan penduduk per tahun sebagai faktor alami,
persentase market share kendaraan listrik sebagai faktor teknologi yang berpotensi mengurangi
jumlah permintaan BBM, dan faktor pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) milik PT Pelindo
II di Kabupaten Mempawah yang diprediksi akan meningkatkan jumlah permintaan BBM khususnya
dari sektor Industri. Data demand yang diproyeksikan hanyalah demand dari mekanisme sales.
Terdapat dua skenario yang digunakan untuk melakukan proyeksi demand dengan penjelasan
sebagai berikut:
A. Skenario I
Pada skenario I, proyeksi demand hanya mempertimbangkan laju pertumbuhan penduduk serta
perkembangan teknologi kendaraan listrik. Alur proyeksi demand menggunakan skenario ini
dapat dilihat pada Gambar 4.
B. Skenario II
Dari alur metodologi, terdapat beberapa tambahan data yang diperlukan yaitu:
Pendapatan Pelindo II
Parameter pendapatan per aset=
Aset Pelindo II
Setelah memperoleh nilai demand KEK per produk, tahapan selanjutnya adalah menambahkan
demand existing dengan nilai demand KEK ini untuk memperoleh nilai demand existing baru.
Demand existing baru ini kemudian diproyeksikan menggunakan metodologi sebagaimana
skenario I dengan alur seperti pada Gambar 4.
Karena skenario II mempertimbangkan faktor KEK, maka jumlah hasil proyeksi dari skenario ini akan
lebih besar daripada skenario I. Meskipun demikian, perbedaan nilai dari kedua skenario tidak terlalu
besar karena hasil perhitungan jumlah demand KEK total pada tahun 2020 adalah sebesar 1.903 KL.
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa jumlah total pengiriman produk dalam satu tahun yaitu sebanyak
1.014.864 KL. Biosolar B30 menjadi produk dengan jumlah total pasokan dalam satu tahun paling
banyak dengan jumlah 435.157 KL, jumlah tersebut juga sebanding dengan frekuensi pengiriman
dari produk biosolar B30 yaitu sebanyak 168 kali dalam satu tahun. Berikutnya pada posisi kedua
produk dengan jumlah pasokan terbanyak yaitu produk premium dengan jumlah total pasokan
dalam satu tahun sebanyak 345.157 KL.
3.2 Data Supply dari Setiap Refinery Unit dan Terminal ke Depot Pontianak
Rekap juga dilakukan untuk setiap Refinery Unit (RU) dan Terminal BBM sebagai supplier dari TBBM
Pontianak. Rekap yang dilakukan berisi frekuensi pengiriman supply per tahun, jumlah total supply
per tahun, rataan serta standar deviasi, jumlah maksimal dan minimal produk dalam satu kali
pengiriman, serta produk dominan yang dikirim. Tabel 14 menunjukkan jumlah supply untuk setiap
RU dan TBBM sebagai supplier TBBM Pontianak. TBBM Merak menempati urutan pertama dari segi
total pasokan sebesar 457.405 KL dengan produk dominan premium. Sedangkan dari segi frekuensi
pengiriman paling banyak pasokan produk dikirim dari STS Pontianak sejumlah 171 pengiriman
dengan produk dominan yang dikirim adalah Biosolar B30.
KL
RU/Terminal Call KL total rata2 KL dev Maks Min Produk dominan (KL)
Depot Jobber Ketapang 1 362 362 0 362 362 BIOSOLAR B30 (100,00%)
Depot Kotabaru 8 9.671 1.209 598 2.471 494 PREMIUM (35,75%)
INDUSTRIAL FUEL OIL / MFO, BULK
Refinery Unit IV Cilacap 15 6.374 425 856 2.446 0 (100,00%)
Refinery Unit V
Balikpapan 15 10.907 727 943 3.503 0 PREMIUM (32,12%)
Refinery Unit VI
Balongan 15 7.703 514 714 2.469 0 AVTUR (100,00%)
STS Balikpapan 1 2.475 2.475 0 2.475 2.475 BIOSOLAR B30 (100,00%)
STS Pontianak 174 457.206 2.628 316 3.551 1.481 BIOSOLAR B30 (92,62%)
TBBM Merak 161 457.405 2.841 652 3.946 984 PREMIUM (68,73%)
TT P. Sambu 1 2.937 2.937 0 2.937 2.937 BIOSOLAR B30 (100,00%)
INDUSTRIAL FUEL OIL / MFO, BULK
TT T. Uban 17 44.113 2.595 1.409 4.456 0 (51,45%)
TT Manggis 5 3.360 672 1.344 3.360 0 AVTUR (100,00%)
TT T.Gerem 3 8.758 2.919 184 3.125 2.678 PREMIUM (69,42%)
TTU Tuban 3 3.593 1.198 871 2.047 0 PREMIUM (56,97%)
TOTAL 419 1.014.864
IV. STOK
4.1 Ukuran Tangki Existing
Dari informasi yang diberikan, terdapat 20 tangki pada TBBM Pontianak yang digunakan
untuk menyimpan tujuh produk dengan rincian 3 tangki Avtur, 3 tangki Biosolar, 3 tangki
MFO, 3 tangki Pertamax, 2 tangki Pertamax Turbo, 2 tangki Pertamina Dex, dan 4 tangki
Premium. Secara agregat per produk, ukuran tangki setiap produk dapat dilihat pada Tabel
16.
Avtur 3.202
Biosolar 12.846
MFO 11.983
Pertamax 10.405
Pertamax Turbo 613
Pertamina Dex 926
Premium 11.046
Total 51.021
Gambar 8 Konsep dan Ilustrasi dari metode perhitungan stok yang digunakan
Secara umum, komponen yang disimpan terdiri atas komponen utama dan allowance. Komponen
utama sendiri berasal dari rata-rata jumlah stok atau jumlah produk yang disimpan yang pada
penelitian ini diperoleh dengan mengalikan nilai demand dengan cadangan operasional yaitu 7 hari
sesuai persamaan berikut:
Rata-rata stok ini sendiri belum merepresentasikan komponen utama dari stok yang harus disimpan
karena sesuai konsep EOQ seperti pada Gambar 9, rata-rata stok merupakan setengah dari jumlah
stok utama yang harus disimpan sehingga untuk memperoleh komponen utama ini, nilai rata-rata
stok harus dikalikan dengan dua sesuai persamaan berikut:
Setelah memperoleh nilai komponen utama, tahapan selanjutnya adalah menghitung nilai
allowance yang diperlukan dengan mengalikan demand dengan hasil penjumlahan dari cadangan
kerja sebesar 3 hari dan cadangan operasional minimum sebesar 8 hari sesuai dengan persamaan
berikut:
Setelah memperoleh nilai allowance, maka dapat dihitung ukuran tangki atau stok yang dibutuhkan
dengan menjumlahkan stok utama dengan allowance sesuai persamaan berikut:
Langkah-langkah yang telah dilakukan ini dapat dirangkum sesuai alur yang dapat dilihat pada
Gambar 10.
Tabel 17 Hasil perhitungan dan proyeksi kebutuhan ukuran tangki dengan demand skenario I
Tahun Avtur Biosolar MFO Pertamax Pertamax Turbo Pertamina Dex Premium Total
2020 29 32.036 2.129 15.929 40 170 18.181 68.515
2021 29 32.216 2.148 16.051 41 172 18.283 68.940
2022 29 32.397 2.168 16.174 41 173 18.386 69.368
2023 29 32.580 2.187 16.298 41 175 18.490 69.800
2024 29 32.764 2.207 16.423 42 177 18.594 70.235
2025 29 32.950 2.227 16.549 42 178 18.699 70.674
2026 29 33.088 2.242 16.642 42 179 18.777 70.999
2027 29 33.226 2.256 16.736 43 181 18.856 71.326
2028 29 33.365 2.271 16.830 43 182 18.935 71.655
2029 29 33.505 2.286 16.925 43 183 19.014 71.985
2030 29 33.646 2.301 17.021 43 184 19.094 72.318
2031 29 33.744 2.312 17.087 44 185 19.150 72.551
2032 29 33.843 2.323 17.155 44 186 19.206 72.785
2033 29 33.943 2.333 17.222 44 187 19.263 73.020
2034 29 34.043 2.344 17.290 44 188 19.319 73.256
2035 29 34.143 2.355 17.357 44 188 19.376 73.492
Tabel 18 Perbandingan ukuran tangki existing dengan hasil proyeksi kebutuhan ukuran tangki dengan demand
skenario I
Tahun Avtur Biosolar MFO Pertamax Pertamax Turbo Pertamina Dex Premium Total
2020 11164% 40% 563% 65% 1525% 543% 61% 74%
2021 11164% 40% 558% 65% 1511% 538% 60% 74%
2022 11164% 40% 553% 64% 1498% 534% 60% 74%
2023 11164% 39% 548% 64% 1484% 529% 60% 73%
2024 11164% 39% 543% 63% 1471% 524% 59% 73%
2025 11164% 39% 538% 63% 1458% 519% 59% 72%
2026 11164% 39% 535% 63% 1448% 516% 59% 72%
2027 11164% 39% 531% 62% 1439% 513% 59% 72%
2028 11164% 39% 528% 62% 1429% 509% 58% 71%
2029 11164% 38% 524% 61% 1420% 506% 58% 71%
2030 11164% 38% 521% 61% 1411% 503% 58% 71%
2031 11164% 38% 518% 61% 1404% 500% 58% 70%
2032 11164% 38% 516% 61% 1398% 498% 58% 70%
2033 11164% 38% 514% 60% 1392% 496% 57% 70%
2034 11164% 38% 511% 60% 1385% 494% 57% 70%
2035 11164% 38% 509% 60% 1379% 491% 57% 69%
Tabel 19 Hasil perhitungan dan proyeksi kebutuhan ukuran tangki dengan demand skenario II
Tahun Avtur Biosolar MFO Pertamax Pertamax Turbo Pertamina Dex Premium Total
2020 29 32.137 2.152 15.930 40 171 18.183 68.643
2021 29 32.318 2.172 16.052 41 172 18.285 69.069
2022 29 32.500 2.192 16.175 41 174 18.388 69.498
2023 29 32.683 2.211 16.299 41 175 18.492 69.931
2024 29 32.869 2.231 16.424 42 177 18.596 70.368
2025 29 33.055 2.251 16.550 42 179 18.702 70.808
2026 29 33.194 2.266 16.643 42 180 18.780 71.134
2027 29 33.333 2.281 16.737 43 181 18.858 71.462
2028 29 33.473 2.296 16.832 43 182 18.937 71.791
2029 29 33.613 2.311 16.926 43 183 19.017 72.123
2030 29 33.755 2.327 17.022 43 185 19.096 72.456
2031 29 33.854 2.337 17.089 44 185 19.152 72.690
2032 29 33.953 2.348 17.156 44 186 19.209 72.925
2033 29 34.053 2.359 17.223 44 187 19.265 73.160
2034 29 34.153 2.370 17.291 44 188 19.321 73.396
2035 29 34.254 2.380 17.359 44 189 19.378 73.633
Tabel 20 Perbandingan ukuran tangki existing dengan hasil proyeksi kebutuhan ukuran tangki dengan demand
skenario II
Tahun Avtur Biosolar MFO Pertamax Pertamax Turbo Pertamina Dex Premium Total
2020 11164% 40% 557% 65% 1525% 542% 61% 74%
2021 11164% 40% 552% 65% 1511% 537% 60% 74%
2022 11164% 40% 547% 64% 1498% 532% 60% 73%
2023 11164% 39% 542% 64% 1484% 528% 60% 73%
2024 11164% 39% 537% 63% 1471% 523% 59% 73%
2025 11164% 39% 532% 63% 1458% 518% 59% 72%
2026 11164% 39% 529% 63% 1448% 515% 59% 72%
2027 11164% 39% 525% 62% 1439% 511% 59% 71%
2028 11164% 38% 522% 62% 1429% 508% 58% 71%
2029 11164% 38% 518% 61% 1420% 505% 58% 71%
2030 11164% 38% 515% 61% 1411% 501% 58% 70%
2031 11164% 38% 513% 61% 1404% 499% 58% 70%
2032 11164% 38% 510% 61% 1398% 497% 58% 70%
2033 11164% 38% 508% 60% 1392% 495% 57% 70%
2034 11164% 38% 506% 60% 1385% 492% 57% 70%
2035 11164% 38% 503% 60% 1379% 490% 57% 69%