Anda di halaman 1dari 22

I.

PEMETAAN JARINGAN RANTAI PASOK


Pemetaan jaringan rantai pasok berfungsi untuk membantu memahami sistem rantai pasok existing
yang dimiliki oleh PT Pertamina terutama pada terminal BBM Pontianak (selanjutnya disebut sebagai
TBBM Pontianak). Pemetaan yang dilakukan meliputi penggambaran jaringan rantai pasok existing,
jenis produk yang masuk dan keluar dari terminal BBM Pontianak, serta jarak setiap titik pemasok
dan titik tujuan penyaluran dari terminal BBM Pontianak.

1.1 Jaringan Rantai Pasok Existing


Jaringan rantai pasok existing yang digambarkan berisi titik (node) pada jaringan, moda transportasi
yang digunakan, dan penanda jumlah produk yang disalurkan. Secara umum, node pada jaringan
dapat dibagi menjadi tiga yaitu bagian pemasok sebagai titik awal (supply), TBBM Pontianak, dan
bagian penerima pasokan (demand) yang dapat dibagi lagi menjadi dua kategori yaitu konsinyasi
(depot) dan sales (retailer). Penyaluran secara konsinyasi berarti tidak terjadi perpindahan
kepemilikan antara pengirim dalam hal ini TBBM Pontianak dan penerima yaitu depot. Hal ini
berbeda dengan penyaluran secara sales yang berarti terjadi perpindahan kepemilikan kepada
penerima yaitu retailer.

Secara moda transportasi yang digunakan, penyaluran dari pemasok (supply) ke TBBM Pontianak
menggunakan kapal laut berjenis MT (motor tanker) dan SPOB (Self-propelled Oil Barge). Dari sisi
penyaluran demand, transportasi yang digunakan untuk mengirim produk ke depot (konsinyasi)
adalah kapal berjenis OB (Oil Barge) dan SPOB (Self-propelled Oil Barge) dengan tambahan kapal
berjenis MT (motor tanker) sedangkan penyaluran kepada retailer (sales) dilakukan menggunakan
truk tangki. Jumlah yang disalurkan dapat berbeda-beda antar titik tujuan tergantung pada
kebutuhan. Pada Gambar 1, dapat dilihat hasil penggambaran jaringan rantai pasok existing dengan
tanda panah menunjukkan arus distribusi BBM. Ketebalan garis menggambarkan besaran kapasitas
distribusi dari setiap titik distribusi. Jumlah retailer dan Terminal/depot yang digambarkan hanya
cuplikan dari keseluruhan jumlah sebenarnya.
Gambar 1 Jaringan rantai pasok existing

1.2 Persebaran Produk untuk Setiap Titik Rantai Pasok


Secara umum, produk BBM yang disimpan pada TBBM Pontianak dapat dikategorikan menjadi tujuh
jenis yaitu Avtur, Biosolar, MFO, Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Premium. Hal ini
mengacu pada data tangki yang terdapat pada TBBM Pontianak. Meskipun demikian, jenis produk ini
memiliki beberapa perbedaan dengan jenis produk yang masuk melalui supply dan jenis produk yang
keluar baik secara konsinyasi maupun sales. Jenis produk yang masuk dan keluar melalui konsinyasi
terdapat 8 kategori yaitu Avtur, Biosolar, Biosolar B30, MFO, Pertamax Turbo, Pertamax, Pertamina
Dex, dan Premium. Hal ini dapat dimungkinkan karena Biosolar B30 disimpan dalam tangki Biosolar
pada TBBM Pertamina.

Di sisi lain, terdapat 11 jenis produk yang disalurkan melalui mekanisme sales kepada retailer yaitu
Biosolar, Biosolar B30, Biosolar Industri, Dexlite, MFO, Pertalite, Pertamax Turbo, Pertamax,
Pertamina Dex, Premium, dan Solar. Terdapat lima produk berbeda yaitu Biosolar B30, Biosolar
Industri, Dexlite, Pertalite, dan Solar. Hal ini dapat dimungkinkan karena Biosolar B30, Biosolar
Industri, Dexlite, dan Solar merupakan keluarga bahan bakar dengan jenis Gas Oil yang dapat
dijadikan satu sedangkan Pertalite merupakan campuran antara Pertamax dan Premium dengan
perbandingan komposisi 55%:45%. Secara skematis, perbedaan jenis produk untuk setiap kategori
penyaluran dapat dilihat pada Gambar 2 sedangkan perbedaan jenis produk untuk beberapa titik
(nodes) dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 2 Jenis produk pada setiap kategori penyaluran

Tabel 1 Jenis produk pada beberapa titik (nodes) penyaluran

Produk (Supply) Produk (Demand Konsinyasi) Produk (Demand Sales)


Depot Jobber Ketapang Depot Jobber Ketapang Kab Bengkayang Kab Sambas
BIOSOLAR B30 BIOSOLAR BIOSOLAR BIOSOLAR
Depot Kotabaru BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
BIOSOLAR B30 PERTAMAX, BULK BIOSOLAR INDUSTRI BIOSOLAR INDUSTRI
PERTAMAX, BULK PREMIUM DEXLITE DEXLITE
PREMIUM Depot Jobber Sanggau PERTALITE PERTALITE
Refinery Unit IV Cilacap BIOSOLAR PERTAMAX, BULK PERTAMAX, BULK
AVTUR BIOSOLAR B30 PREMIUM PERTAMINA DEX, BULK
INDUSTRIAL FUEL OIL / MFO, BULK PERTAMAX, BULK Kab Kapuas Hulu PREMIUM
PERTAMAX TURBO, BULK PREMIUM BIOSOLAR B30 Kab Sanggau
PERTAMINA DEX, BULK Depot Sintang Kab Kayong Utara BIOSOLAR
Refinery Unit V Balikpapan BIOSOLAR BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
AVTUR BIOSOLAR B30 BIOSOLAR INDUSTRI BIOSOLAR INDUSTRI
PERTAMAX, BULK PERTAMAX, BULK DEXLITE DEXLITE
PERTAMINA DEX, BULK PREMIUM PERTALITE PERTALITE
PREMIUM TT Manggis PERTAMINA DEX, BULK PERTAMAX, BULK
Refinery Unit VI Balongan PREMIUM PERTAMINA DEX, BULK
AVTUR
AVTUR PREMIUM

1.3 Data Jarak


Data jarak yang terdapat pada bagian ini adalah jarak antara titik pemasok dengan TBBM Pontianak
dan jarak TBBM Pontianak dengan depot maupun kota tujuan penyaluran produk yang diperoleh
dari situs Google Maps. Terdapat dua metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dari
Google Maps yaitu pengumpulan data untuk jalur darat dan pengumpulan data untuk jalur perairan
(sungai dan laut). Pengumpulan data jalur darat digunakan untuk mengumpulkan data jarak antara
TBBM Pontianak dengan kota tujuan penyaluran secara sales sedangkan data jalur perairan
digunakan untuk data jarak pemasok dengan TBBM Pontianak dan TBBM Pontianak dengan depot
tujuan konsinyasi. Metode pengumpulan data jalur darat dilakukan dengan fitur otomatis dari
Google Maps dengan input berupa titik asal dan titik tujuan sedangkan metode untuk jalur perairan
dilakukan dengan menarik garis pada jalur yang tersedia. Visualisasi untuk perbandingan dari kedua
metode dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Perbandingan metode pengumpulan data jarak untuk jalur darat dan jalur perairan

Hasil pengumpulan data untuk jarak dari titik pemasok ke TBBM Pontianak dapat dilihat pada Tabel
2, jarak TBBM Pontianak ke setiap kota tujuan penyaluran sales dapat dilihat pada Tabel 3, dan jarak
TBBM Pontianak ke setiap depot tujuan penyaluran konsinyasi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 2 Jarak dari setiap titik pemasok ke TBBM Pontianak

Asal Tujuan Jarak (km) Moda


Depot Jobber Ketapang 284
Depot Kotabaru 1.238
Refinery Unit IV Cilacap 1.438
Refinery Unit V Balikpapan 1.543
Refinery Unit VI Balongan 769
STS Balikpapan 1.495
STS Pontianak TBBM Pertamina Pontianak 18 Kapal laut
TBBM Merak 781
TT P. Sambu 629
TT T. Uban 596
TT Manggis 1.358
TT T.Gerem 781
TTU Tuban 872
Total 11.802
Tabel 3 Jarak TBBM Pontianak ke setiap kota tujuan penyaluran sales

Asal Kabupaten/Kota Jarak (km) Moda


Kabupaten Bengkayang 202
Kabupaten Kayong Utara 127
Kabupaten Ketapang 364
Kabupaten Kubu Raya 58
Kabupaten Landak 152
Kabupaten Melawi 447
Kabupaten Mempawah 66,6
TBBM Pertamina Pontianak Truk tangki
Kabupaten Sambas 219
Kabupaten Sanggau 194
Kabupaten Sekadau 272
Kabupaten Sintang 330
Kabupaten Sukamara 608,6
Kota Pontianak 3,6
Kota Singkawang 142
Total 3185,8  

Tabel 4 Jarak TBBM Pontianak ke setiap depot tujuan penyaluran konsinyasi

Asal Depot Jarak (km) Moda


Depot Jobber Ketapang 302
Depot Jobber Sanggau 251
TBBM Pertamina Pontianak Kapal laut
Depot Sintang 435
TT Manggis 211
Total 1.199  

II. DEMAND
Nilai demand atau permintaan merepresentasikan jumlah produk yang harus disalurkan oleh TBBM
Pontianak kepada konsumen. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, penyaluran ini
dilakukan melalui dua mekanisme yaitu sales dan konsinyasi dengan perbandingan dapat dilihat
pada Tabel 5. Pada bagian ini, akan dicantumkan rekap demand existing dan metode beserta hasil
proyeksi demand untuk 15 tahun mendatang.

Tabel 5 Perbedaan penyaluran secara sales dan konsinyasi pada penelitian ini

Faktor Sales Konsinyasi


Terjadi pemindahan Ya Tidak
kepemilikan
Tujuan penyaluran Retailer dengan informasi yang Depot atau terminal BBM lain
tersedia adalah jumlah
penyaluran ke setiap
kabupaten/kota
Satuan waktu rekap pada data Per bulan Per pengiriman
Moda transportasi Truk tangki Kapal berjenis OB dan SPOB

2.1 Rekap Demand Existing


Rekap demand existing meliputi rekap jumlah demand untuk setiap produk, jumlah demand
untuk setiap daerah dan depot tujuan penyaluran, serta rekap jumlah produk yang
disalurkan kepada depot konsinyasi untuk setiap kapal.

2.1.1 Data Demand Setiap Produk

Rekap demand setiap produk dikelompokkan berdasarkan mekanisme penyalurannya yaitu secara
sales dan konsinyasi. Seperti yang terdapat pada Gambar 2, terdapat 11 jenis produk yang disalurkan
melalui sales dan 8 produk untuk konsinyasi. Rekap yang disajikan meliputi jumlah yang dikirimkan
selama satu tahun, serta rata-rata dan standar deviasi jumlah pengiriman per bulan (untuk
penyaluran secara sales) dan per sekali pengiriman (untuk penyaluran secara konsinyasi). Jumlah
demand sales setiap produk dapat dilihat pada Tabel 6 sedangkan untuk konsinyasi dapat dilihat
pada Tabel 7.

Tabel 6 Jumlah demand sales setiap produk

Produk KL total KL rataan KL stdev


BIOSOLAR 15.271 694 838
BIOSOLAR B30 263.190 1.057 1.667
BIOSOLAR INDUSTRI 10.710 412 1.077
DEXLITE 6.804 54 77
INDUSTRIAL FUEL OIL / MFO, BULK 31.676 1.508 1.137
PERTALITE 191.907 1.323 1.647
PERTAMAX TURBO, BULK 598 30 20
PERTAMAX,BULK 8.796 69 112
PERTAMINA DEX, BULK 2.535 26 23
PREMIUM 167.855 1.097 1.308
SOLAR/HSD/MGO/ADO 0 0 0
Total 699.341 6.271
Dapat dilihat pada Tabel 6 bahwa secara total demand sales selama satu tahun, produk Biosolar B30
merupakan produk terbanyak yang disalurkan dengan nilai mencapai 263.190 KL per tahun diikuti
oleh Pertalite sebesar 191.907 KL per tahun dan Premium sebesar 167.855 KL per tahun. Hal ini
mirip dengan yang terjadi pada demand konsinyasi yaitu Biosolar B30 menjadi produk yang banyak
disalurkan dengan nilai mencapai 162.155 KL per tahun seperti yang dapat dilihat pada Tabel 7.
Meskipun demikian, produk Industrial Fuel Oil/MFO merupakan produk dengan rata-rata jumlah
pengiriman per bulan terbesar yaitu mencapai 1.508 KL.

Tabel 7 Jumlah demand konsinyasi setiap produk

Produk Frekuensi KL total KL rataan KL dev


AVTUR 1 419 419 0
BIOSOLAR 19 15.120 796 155
BIOSOLAR B30 180 162.155 901 282
INDUSTRIAL FUEL OIL / MFO, BULK 0 0 - -
PERTAMAX TURBO, BULK 0 0 - -
PERTAMAX,BULK 61 35.606 584 166
PERTAMINA DEX, BULK 0 0 - -
PREMIUM 152 100.722 663 178
Total 413 314.022

2.1.2 Data Demand Setiap Daerah (Sales) dan Depot (Konsinyasi)


Rekap juga dilakukan untuk setiap kabupaten/kota sebagai tujuan penyaluran produk secara sales
serta depot tujuan penyaluran produk secara konsinyasi. Rekap yang dilakukan berisi jumlah
demand sales per tahun, rataan serta standar deviasi per bulan, frekuensi pengiriman per tahun,
serta produk dominan yang dikirim. Tabel 8 menunjukkan jumlah demand sales untuk setiap
kabupaten/kota dengan Kota Pontianak menempati urutan pertama baik dari segi total permintaan,
rataan permintaan per bulan, maupun frekuensi pengiriman setiap tahunnya. Secara produk
dominan, sebagian besar daerah menerima produk Biosolar B30 sebagai produk dominan dengan 13
dari 17 daerah didominasi oleh produk Biosolar B30.

Tabel 8 Jumlah demand sales setiap kabupaten/kota

Kab/Kota KL total KL rataan KL dev Frekuensi Produk Dominan (KL)


Kab Bengkayang 34.647 381 460 91 BIOSOLAR B30 (36,92%)
Kab Kapuas Hulu 328 33 25 10 BIOSOLAR B30 (100,00%)
Kab Kayong Utara 2.404 114 197 21 BIOSOLAR B30 (83,61%)
Kab Ketapang 19.142 286 432 67 PERTALITE (56,21%)
Kab Kubu Raya 97.737 958 1.046 102 BIOSOLAR B30 (28,17%)
Kab Landak 14.136 211 189 67 BIOSOLAR B30 (40,47%)
Kab Melawi 301 19 12 16 BIOSOLAR B30 (63,79%)
Kab Mempawah 83.210 816 881 102 BIOSOLAR B30 (33,49%)
Kab Sambas 69.135 804 892 86 PREMIUM (38,90%)
Kab Sanggau 44.451 517 751 86 BIOSOLAR B30 (63,88%)
Kab Sekadau 1.598 94 107 17 BIOSOLAR B30 (92,43%)
Kab Seruyan 1.500 250 82 6 BIOSOLAR B30 (80,00%)
Kab Sintang 2.476 62 93 40 BIOSOLAR B30 (89,38%)
Kab Sukamara 16 16 - 1 PERTAMAX TURBO, BULK (100,00%)
Kab Wajo 130 130 - 1 BIOSOLAR B30 (100,00%)
Kota Pontianak 254.586 1.562 2.557 163 BIOSOLAR B30 (41,80%)
Kota Singkawang 73.543 663 923 111 PREMIUM (40,29%)
Total 699.341 709 1.316 987

Untuk penyaluran secara konsinyasi, dapat dilihat pada Tabel 9 bahwa Depot Sintang memiliki
jumlah demand terbesar yaitu mencapai total 231.955 KL. Selain itu, dari empat depot, dua
diantaranya didominasi oleh produk Biosolar B30 dan menjadikan produk ini menjadi produk
dominan bagi sebagian besar depot.

Tabel 9 Jumlah demand konsinyasi setiap depot

Depot Frekuensi KL total KL rataan KL dev Produk dominan (KL)


Depot Jobber Ketapang 66 52.270 792 250 BIOSOLAR B30 (57,48%)
Depot Jobber Sanggau 43 29.378 683 258 PREMIUM (41,55%)
Depot Sintang 303 231.955 766 262 BIOSOLAR B30 (52,66%)
TT Manggis 1 419 419 0 AVTUR (100,00%)
Total 413 314.022

2.1.3 Rekap Kapal untuk Penyaluran Demand Konsinyasi


Khusus untuk penyaluran demand secara konsinyasi, dilakukan rekap juga untuk setiap kapal yang
digunakan. Terdapat 15 kapal yang digunakan dengan 10 diantaranya berjenis OB, 4 berjenis SPOB,
dan 1 berjenis MT. Data yang direkap meliputi frekuensi pengiriman per tahun, total jumlah
pengiriman per tahun, rata-rata setiap pengiriman, jumlah maksimum dan minimum yang pernah
dimuat, serta produk dominan yang dikirimkan baik secara KL maupun frekuensinya. Dari kelima
belas kapal, diperoleh informasi bahwa Kapal OB Desa Lamongan merupakan kapal dengan jumlah
pengiriman terbanyak per tahun dengan nilai sebesar 59.055 KL. Hal ini juga berbanding lurus
dengan jumlah pengiriman maksimalnya yang juga terbesar dibandingkan kapal yang lain yaitu
mencapai 1.518 KL. Secara produk, Biosolar B30 kembali menjadi produk yang mendominasi
sebagian besar kapal yaitu 12 dari 15 kapal.

Tabel 10 Rekap per kapal untuk penyaluran secara konsinyasi

Kapal Frekuensi KL total KL KL Maks Min Produk dominan Produk dominan


rataan dev (KL) (Frekuensi)
MT MAUHAU 1 419 419 0 419 419AVTUR (100,00%) AVTUR (100,00%)
OB BAKAU BESAR 3 2.207 736 351 1.232 484BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
(55,83%) (33,33%)
OB DESA SERIBU 75 57.604 768 205 1.482 588BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
(49,75%) (44,00%)
OB FLAMINGO 8 / TB 6 4.201 700 268 1.137 392PREMIUM PREMIUM (50,00%)
ALBATROSS 2 (64,67%)
OB KAMPUNG MARIANA 39 19.952 512 1 514 509BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
(38,48%) (38,46%)
OB KUMAI 73 58.657 804 324 1.479 295BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
(52,07%) (42,47%)
OB REZEKI KAPUAS 12 5.884 490 96 589 394BIOSOLAR PERTAMAX,BULK
(39,84%) (33,33%)
OB SAN CHUAN NO 1 / 13 11.213 863 305 1.479 490BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
TB GOLDEN HAND (65,05%) (53,85%)
OB. BALI II 71 58.741 827 249 1.481 493BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
(56,54%) (50,70%)
OB. DESA LAMONGAN 74 59.055 798 248 1.518 586BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
(50,56%) (43,24%)
OB. SENTANA MULIA 7 5.083 726 232 983 422BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
(57,82%) (42,86%)
SPOB KAPUAS 2 1.763 881 114 995 767BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
(56,47%) (50,00%)
SPOB MAHAKAM 2 1.476 738 243 982 495BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
(66,49%) (50,00%)
SPOB MUSI 2 1.486 743 13 756 730PREMIUM BIOSOLAR B30
(50,89%) (50,00%)
SPOB SEAGULL 202 33 26.280 796 223 1.084 395BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
(64,11%) (51,52%)
Total 413 314.022 
2.2 Proyeksi Demand
Proyeksi demand dilakukan untuk memperkirakan kebutuhan penyaluran dari TBBM Pontianak
hingga beberapa tahun ke depan. Pada penelitian ini, proyeksi dilakukan hingga tahun 2035. Bagian
ini akan mencantumkan baik metode maupun hasil proyeksi demand yang telah dilakukan.

2.2.1 Metode Proyeksi Demand

Beberapa data input yang diperlukan untuk melakukan proyeksi demand antara lain jumlah demand
acuan yaitu demand pada tahun 2020, laju pertumbuhan penduduk per tahun sebagai faktor alami,
persentase market share kendaraan listrik sebagai faktor teknologi yang berpotensi mengurangi
jumlah permintaan BBM, dan faktor pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) milik PT Pelindo
II di Kabupaten Mempawah yang diprediksi akan meningkatkan jumlah permintaan BBM khususnya
dari sektor Industri. Data demand yang diproyeksikan hanyalah demand dari mekanisme sales.

Terdapat dua skenario yang digunakan untuk melakukan proyeksi demand dengan penjelasan
sebagai berikut:

A. Skenario I

Pada skenario I, proyeksi demand hanya mempertimbangkan laju pertumbuhan penduduk serta
perkembangan teknologi kendaraan listrik. Alur proyeksi demand menggunakan skenario ini
dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Alur proyeksi demand pada skenario I

Penjelasan dari setiap langkah adalah sebagai berikut:

1. Data demand existing


Data demand existing merupakan nilai jumlah permintaan setiap produk pada tahun acuan.
Pada penelitian ini, tahun acuan yang digunakan adalah tahun 2020.
2. Penggunaan data laju pertumbuhan penduduk untuk melakukan proyeksi demand
Data laju pertumbuhan penduduk Provinsi Kalimantan Barat digunakan sebagai faktor alami
dari pertumbuhan jumlah demand. Data ini diperoleh dari Bappenas yang telah membuat
publikasi mengenai proyeksi jumlah dan laju pertumbuhan penduduk hingga tahun 2035.
Proyeksi demand dengan laju pertumbuhan penduduk pada periode t dilakukan
menggunakan persamaan berikut:

1 1 Laju pertumbuhan penduduk t


Demand t =Demand t −1 ×(1− )
100
Indeks 1 di pada variabel demand menandakan bahwa hasil proyeksi belum
mempertimbangkan faktor teknologi.
3. Proyeksi faktor teknologi
Faktor teknologi yaitu kendaraan listrik diprediksi akan mengurangi jumlah permintaan BBM
di masa mendatang. Oleh karena itu, perlu digunakan faktor ini sebagai salah satu
pertimbangan dalam melakukan proyeksi demand. Data yang digunakan adalah data market
share kendaraan listrik di seluruh dunia antara tahun 2010 hingga 2020. Untuk dapat
digunakan hingga tahun 2035, maka data ini harus diproyeksikan terlebih dahulu
menggunakan metode peramalan secara time-series. Metode yang digunakan adalah regresi
linear terhadap waktu sehingga diperoleh hasil proyeksi sebagaimana terdapat pada Gambar
5.

Gambar 5 Proyeksi market share kendaraan listrik

4. Perhitungan proyeksi demand dengan mempertimbangkan faktor teknologi


Hasil proyeksi market share kendaraan listrik ini kemudian digunakan untuk melakukan
penyesuaian terhadap hasil proyeksi demand menggunakan laju pertumbuhan penduduk
untuk memperoleh hasil proyeksi total yang telah mempertimbangkan faktor pertumbuhan
penduduk dan teknologi. Penyesuaian ini dilakukan menggunakan persamaan berikut:
Market sharet
Demand total=Demand 1t ×(1−0,7 × )
100 %
Terdapat pengali sebesar 0,7 bagi faktor kendaraan listrik yang masih memerlukan studi
lebih lanjut. Terdapat cara lain yang lebih akurat seperti dengan Delphi Method namun
memerlukan usaha yang jauh lebih besar.

B. Skenario II

Pada skenario II, proyeksi demand mempertimbangkan laju pertumbuhan penduduk,


perkembangan teknologi kendaraan listrik, serta pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus PT
Pelabuhan Indonesia II di Kabupaten Mempawah. Hal ini memerlukan metodologi tambahan
untuk menambahkan demand dari KEK terhadap demand existing dengan alur yang dapat dilihat
pada Gambar 6.

Gambar 6 Alur perhitungan demand KEK Pelindo II

Dari alur metodologi, terdapat beberapa tambahan data yang diperlukan yaitu:

1. Nilai investasi KEK Pelindo II sebesar Rp5 Triliun.


2. Nilai produksi industri di Kalimantan Barat sebesar Rp62.517.382 Juta
3. Total aset Pelindo II sebesar Rp52,5 Triliun dan total pendapatan sebesar 7,25 Triliun.
4. Demand per produk untuk kategori industrial & marine.
Dengan menggunakan empat data ini, dapat dilakukan perhitungan dengan urutan persamaan
sebagai berikut:

Pendapatan Pelindo II
Parameter pendapatan per aset=
Aset Pelindo II

Estimasi pendapatan KEK =parameter pendapatan per aset × Nilaiinvestasi KEK


Estimasi pendapatan KEK × Demand BBM Industri
Demand KEK =
Nilai produksi industri Kalimantan Barat

Demand industri suatu produk


Proporsi per produk=
Total demand industri seluruh produk

Demand KEK per produk= proporsi per produk × demand KEK

Setelah memperoleh nilai demand KEK per produk, tahapan selanjutnya adalah menambahkan
demand existing dengan nilai demand KEK ini untuk memperoleh nilai demand existing baru.
Demand existing baru ini kemudian diproyeksikan menggunakan metodologi sebagaimana
skenario I dengan alur seperti pada Gambar 4.

2.2.2 Hasil Proyeksi Demand


Pada bagian ini, disajikan hasil proyeksi demand baik untuk skenario I seperti yang dapat dilihat pada
Tabel 11 dan skenario II seperti yang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 11 Hasil proyeksi menggunakan skenario I


Tahun BIOSOLAR BIOSOLAR B30 BIOSOLAR INDUSTRI DEXLITE INDUSTRIAL FUEL OIL / MFO, BULK PERTALITE PERTAMAX TURBO, BULK PERTAMAX,BULK PERTAMINA DEX, BULK PREMIUM Total
2020 14.986,3 258.282,4 10.509,8 6.676,8 31.085,8 188.328,4 586,9 8.631,9 2.487,5 164.725,4 686.301,0
2021 15.121,6 260.615,0 10.604,7 6.737,1 31.366,5 190.029,1 592,1 8.709,8 2.510,0 166.213,0 692.499,0
2022 15.258,1 262.967,3 10.700,4 6.797,9 31.649,6 191.744,3 597,5 8.788,4 2.532,6 167.713,2 698.749,4
2023 15.395,7 265.339,4 10.797,0 6.859,2 31.935,1 193.474,0 602,9 8.867,7 2.555,5 169.226,1 705.052,7
2024 15.534,5 267.731,6 10.894,3 6.921,1 32.223,0 195.218,3 608,3 8.947,6 2.578,5 170.751,8 711.409,2
2025 15.674,5 270.144,0 10.992,5 6.983,4 32.513,4 196.977,3 613,8 9.028,3 2.601,7 172.290,4 717.819,3
2026 15.778,1 271.929,8 11.065,1 7.029,6 32.728,3 198.279,5 617,9 9.088,0 2.618,9 173.429,3 722.564,6
2027 15.882,3 273.726,1 11.138,2 7.076,0 32.944,5 199.589,2 621,9 9.148,0 2.636,2 174.574,9 727.337,5
2028 15.987,2 275.532,7 11.211,8 7.122,7 33.162,0 200.906,5 626,0 9.208,4 2.653,6 175.727,1 732.138,1
2029 16.092,6 277.349,9 11.285,7 7.169,7 33.380,7 202.231,5 630,2 9.269,1 2.671,1 176.886,1 736.966,5
2030 16.198,7 279.177,5 11.360,1 7.216,9 33.600,6 203.564,2 634,3 9.330,2 2.688,7 178.051,7 741.822,9
2031 16.273,0 280.458,7 11.412,2 7.250,1 33.754,8 204.498,3 637,2 9.373,0 2.701,1 178.868,8 745.227,2
2032 16.347,6 281.744,2 11.464,5 7.283,3 33.909,5 205.435,7 640,2 9.416,0 2.713,5 179.688,7 748.643,1
2033 16.422,4 283.034,2 11.517,0 7.316,6 34.064,8 206.376,2 643,1 9.459,1 2.725,9 180.511,3 752.070,6
2034 16.497,5 284.328,5 11.569,7 7.350,1 34.220,6 207.320,0 646,0 9.502,3 2.738,3 181.336,8 755.509,8
2035 16.572,9 285.627,2 11.622,5 7.383,7 34.376,9 208.267,0 649,0 9.545,7 2.750,9 182.165,1 758.960,7

Karena skenario II mempertimbangkan faktor KEK, maka jumlah hasil proyeksi dari skenario ini akan
lebih besar daripada skenario I. Meskipun demikian, perbedaan nilai dari kedua skenario tidak terlalu
besar karena hasil perhitungan jumlah demand KEK total pada tahun 2020 adalah sebesar 1.903 KL.

Tabel 12 Hasil proyeksi menggunakan skenario II


Tahun BIOSOLAR BIOSOLAR B30 BIOSOLAR INDUSTRI DEXLITE INDUSTRIAL FUEL OIL / MFO, BULK PERTALITE PERTAMAX TURBO, BULK PERTAMAX,BULK PERTAMINA DEX, BULK PREMIUM Total
2020 14.998,9 259.621,3 10.624,8 6.681,8 31.425,9 188.336,4 586,9 8.642,5 2.493,7 164.756,8 688.168,8
2021 15.134,3 261.965,9 10.720,8 6.742,1 31.709,7 190.037,2 592,1 8.720,5 2.516,2 166.244,7 694.383,6
2022 15.270,9 264.330,4 10.817,5 6.803,0 31.995,9 191.752,5 597,5 8.799,2 2.538,9 167.745,2 700.651,0
2023 15.408,7 266.714,9 10.915,1 6.864,3 32.284,5 193.482,2 602,9 8.878,6 2.561,8 169.258,4 706.971,4
2024 15.547,6 269.119,5 11.013,5 6.926,2 32.575,6 195.226,6 608,3 8.958,6 2.584,9 170.784,4 713.345,2
2025 15.687,7 271.544,4 11.112,7 6.988,6 32.869,1 196.985,7 613,8 9.039,4 2.608,2 172.323,2 719.772,8
2026 15.791,4 273.339,4 11.186,2 7.034,8 33.086,4 198.287,9 617,9 9.099,1 2.625,4 173.462,4 724.531,0
2027 15.895,7 275.145,0 11.260,1 7.081,3 33.305,0 199.597,7 621,9 9.159,2 2.642,8 174.608,2 729.316,9
2028 16.000,6 276.961,0 11.334,4 7.128,0 33.524,8 200.915,1 626,0 9.219,7 2.660,2 175.760,7 734.130,6
2029 16.106,2 278.787,6 11.409,2 7.175,0 33.745,9 202.240,1 630,2 9.280,5 2.677,8 176.919,8 738.972,2
2030 16.212,3 280.624,7 11.484,4 7.222,3 33.968,3 203.572,8 634,3 9.341,6 2.695,4 178.085,7 743.841,8
2031 16.286,7 281.912,5 11.537,1 7.255,5 34.124,1 204.507,0 637,2 9.384,5 2.707,8 178.902,9 747.255,3
2032 16.361,3 283.204,7 11.589,9 7.288,7 34.280,6 205.444,4 640,2 9.427,5 2.720,2 179.723,0 750.680,5
2033 16.436,3 284.501,3 11.643,0 7.322,1 34.437,5 206.385,0 643,1 9.470,7 2.732,6 180.545,8 754.117,4
2034 16.511,4 285.802,3 11.696,2 7.355,6 34.595,0 207.328,8 646,0 9.514,0 2.745,1 181.371,4 757.565,9
2035 16.586,8 287.107,8 11.749,7 7.389,2 34.753,0 208.275,8 649,0 9.557,4 2.757,7 182.199,9 761.026,2
III. SUPPLY
Nilai supply atau pasokan merepresentasikan jumlah produk yang disalurkan oleh Refinery Unit (RU)
dan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) kepada TBBM Pontianak. Pasokan produk ke TBBM
Pontianak ditujukan untuk memenuhi permintaan dari retailer dari beberapa kota dan disalurkan
kembali ke beberapa Depot BBM. Produk yang disalurkan dari pemasok (supply) ke TBBM Pontianak
memiliki jenis dan besaran yang berbeda untuk setiap RU dan TBBM sebagai pemasok TBBM
Pontianak. Moda transportasi yang digunakan dalam menyalurkan produk dari RU dan TBBM ke
TBBM Pontianak adalah kapal laut. Pada bagian ini, akan dicantumkan rekap supply existing pada
TBBM Pontianak. Sumber data yang digunakan adalah data supply dan backloading BBM Terminal
Kalbar 2020.

3.1 Data Supply Setiap Produk


Rekap supply setiap produk dilakukan dengan mengelompokkan data supply berdasarkan jenis
produk yang dikirimkan dari supplier. Terdapat 8 jenis produk yang disalurkan dari Refinery Unit (RU)
dan Terminal BBM sebagai supplier dari TBBM Pontianak. Rekap yang disajikan meliputi frekuensi
pengiriman dalam satu tahun, jumlah total produk yang dikirimkan dalam satu tahun, rata-rata dan
standar deviasi jumlah pengiriman, serta jumlah maksimum dan minimum produk dalam satu kali
kirim. Berikut rekap jumlah Supply setiap produk dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Jumlah Supply Setiap Produk

Produk Call KL total KL rata2 KL dev   Maks Min


AVTUR 29 14.434 498 846 1,70 3.360 0
BIOSOLAR 13 33.764 2.597 112 0,04 2.774 2.377
BIOSOLAR B30 168 435.157 2.590 420 0,16 3.551 362
INDUSTRIAL FUEL OIL / MFO, BULK 16 29.071 1.817 1.785 0,98 4.456 0
PERTAMAX TURBO, BULK 4 1.831 458 793 1,73 1.831 0
PERTAMAX, BULK 60 152.524 2.542 861 0,34 3.903 494
PERTAMINA DEX, BULK 8 2.377 297 251 0,84 605 0
PREMIUM 121 345.705 2.857 661 0,23 3.946 0
TOTAL 419 1.014.864          

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa jumlah total pengiriman produk dalam satu tahun yaitu sebanyak
1.014.864 KL. Biosolar B30 menjadi produk dengan jumlah total pasokan dalam satu tahun paling
banyak dengan jumlah 435.157 KL, jumlah tersebut juga sebanding dengan frekuensi pengiriman
dari produk biosolar B30 yaitu sebanyak 168 kali dalam satu tahun. Berikutnya pada posisi kedua
produk dengan jumlah pasokan terbanyak yaitu produk premium dengan jumlah total pasokan
dalam satu tahun sebanyak 345.157 KL.

3.2 Data Supply dari Setiap Refinery Unit dan Terminal ke Depot Pontianak
Rekap juga dilakukan untuk setiap Refinery Unit (RU) dan Terminal BBM sebagai supplier dari TBBM
Pontianak. Rekap yang dilakukan berisi frekuensi pengiriman supply per tahun, jumlah total supply
per tahun, rataan serta standar deviasi, jumlah maksimal dan minimal produk dalam satu kali
pengiriman, serta produk dominan yang dikirim. Tabel 14 menunjukkan jumlah supply untuk setiap
RU dan TBBM sebagai supplier TBBM Pontianak. TBBM Merak menempati urutan pertama dari segi
total pasokan sebesar 457.405 KL dengan produk dominan premium. Sedangkan dari segi frekuensi
pengiriman paling banyak pasokan produk dikirim dari STS Pontianak sejumlah 171 pengiriman
dengan produk dominan yang dikirim adalah Biosolar B30.

Tabel 14 Jumlah Supply dari Setiap Refinery Unit dan TBBM

KL
RU/Terminal Call KL total rata2 KL dev Maks Min Produk dominan (KL)
Depot Jobber Ketapang 1 362 362 0 362 362 BIOSOLAR B30 (100,00%)
Depot Kotabaru 8 9.671 1.209 598 2.471 494 PREMIUM (35,75%)
INDUSTRIAL FUEL OIL / MFO, BULK
Refinery Unit IV Cilacap 15 6.374 425 856 2.446 0 (100,00%)
Refinery Unit V
Balikpapan 15 10.907 727 943 3.503 0 PREMIUM (32,12%)
Refinery Unit VI
Balongan 15 7.703 514 714 2.469 0 AVTUR (100,00%)
STS Balikpapan 1 2.475 2.475 0 2.475 2.475 BIOSOLAR B30 (100,00%)
STS Pontianak 174 457.206 2.628 316 3.551 1.481 BIOSOLAR B30 (92,62%)
TBBM Merak 161 457.405 2.841 652 3.946 984 PREMIUM (68,73%)
TT P. Sambu 1 2.937 2.937 0 2.937 2.937 BIOSOLAR B30 (100,00%)
INDUSTRIAL FUEL OIL / MFO, BULK
TT T. Uban 17 44.113 2.595 1.409 4.456 0 (51,45%)
TT Manggis 5 3.360 672 1.344 3.360 0 AVTUR (100,00%)
TT T.Gerem 3 8.758 2.919 184 3.125 2.678 PREMIUM (69,42%)
TTU Tuban 3 3.593 1.198 871 2.047 0 PREMIUM (56,97%)
TOTAL 419 1.014.864          

3.3 Data Rekap Kapal untuk Penyaluran Supply


Dalam penyaluran pasokan produk ke TBBM Pontianak moda transportasi yang digunaka adalah
kapal laut. Terdapat 32 kapal yang digunakan dengan 28 diantaranya berjenis MT (Motor Tanker), 3
berjenis SPOB (Self Propelled Oil Barge), dan 1 berjenis OB (Oil Barge). Data yang direkap meliputi
frekuensi pengiriman per tahun, total jumlah pengiriman per tahun, rata-rata setiap pengiriman,
jumlah maksimum dan minimum yang pernah dimuat, serta produk dominan yang dikirimkan baik
secara KL maupun frekuensinya. Pada Tabel 15, dapat dilihat bahwa dari 32 kapal diperoleh
informasi bahwa Kapal MT Merbau merupakan kapal dengan jumlah pengiriman terbanyak per
tahun dengan nilai sebesar 216.328 KL. Hal ini juga berbanding lurus dengan frekuensi pengiriman
yang juga terbesar dibandingkan kapal yang lain yaitu sebanyak 84 kali pengiriman. Secara produk,
Biosolar B30 menjadi produk dominan yang diangkut oleh MT Merbau yaitu sebesar 79,76% dan
Biosolar B30 juga menjadi produk yang mendominasi sebagian besar jenis produk yang diangkut oleh
kapal.

Tabel 15 Rekap Kapal untuk Penyaluran Supply

KL KL Produk Produk dominan


Kapal Call KL total rata2 dev Maks Min dominan (KL) (call)
MT ANGELIA BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
XVI 1 1.285 1.285 0 1.285 1.285 (100.00%) (100,00%)
BIOSOLAR B30
MT ARCADIA 11 32.575 2.961 659 3.551 1.472 (81,82%) BIOSOLAR B30 (81,82%)
BIOSOLAR B30
MT ATHENA 5 5.051 1.010 1.027 2.475 0 (40,00%) AVTUR (40,00%)
MT BAHARI PERTAMAX, BULK PERTAMAX, BULK
MAJU I 1 3.455 3.455 0 3.455 3.455 (100,00%) (100,00%)
BIOSOLAR B30
MT DEWAYANI 4 0 0 0 0 0 (100,00%) AVTUR (100,00%)
MT DEWI SRI 37 115.079 3.110 797 3.467 0 PREMIUM (70,27%) PREMIUM (70,27%)
MT IRIANI 14 6.237 445 517 1.096 0 AVTUR (100,00%) AVTUR (100,00%)
INDUSTRIAL FUEL
OIL / MFO, BULK INDUSTRIAL FUEL OIL /
MT KETALING 4 1.968 492 852 1.968 0 (100,00%) MFO, BULK (100,00%)
INDUSTRIAL FUEL
OIL / MFO, BULK INDUSTRIAL FUEL OIL /
MT KUANG 3 1.960 653 924 1.960 0 (100,00%) MFO, BULK (100,00%)
PREMIUM
MT KURAU 1 2.985 2.985 0 2.985 2.985 (100,00%) PREMIUM (100,00%)
MT LAMIWURI
01 2 3.593 1.797 251 2.047 1.546 PREMIUM (50,00%) PREMIUM (50,00%)
MT MAHOGANI BIOSOLAR B30
BANDA 1 0 0 0 0 0 (100,00%) AVTUR (100,00%)
MT MANGUN BIOSOLAR B30
JAYA 67 176.030 2.627 263 3.015 1.923 (88,06%) BIOSOLAR B30 (88,06%)
PERTAMAX, BULK PERTAMAX, BULK
MT MARLIN 8 1 2.962 2.962 0 2.962 2.962 (100,00%) (100,00%)
MT MAUHAU 12 23.182 1.932 1.387 3.379 0 PREMIUM (50,00%) AVTUR (50,00%)
MT MELAHIN 3 4.604 1.535 505 2.210 996 BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30 (33,33%)
KL KL Produk Produk dominan
Kapal Call KL total rata2 dev Maks Min dominan (KL) (call)
(33,33%)
BIOSOLAR B30
MT MERBAU 84 216.328 2.575 270 2.989 1.481 (79,76%) BIOSOLAR B30 (79,76%)
PREMIUM
MT MUNDU 1 2.965 2.965 0 2.965 2.965 (100,00%) PREMIUM (100,00%)
PERTAMAX, BULK PERTAMAX, BULK
MT PANDAN 4 2.960 740 246 986 494 (50,00%) (50,00%)
MT PATRA
TANKER 2 31 82.883 2.674 509 2.962 1.085 PREMIUM (38,71%) PREMIUM (38,71%)
MT PATRA
TANKER 3 36 100.415 2.789 570 3.211 0 PREMIUM (41,67%) BIOSOLAR B30 (41,67%)
MT PATRA BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
TANKER I 1 1.483 1.483 0 1.483 1.483 (100,00%) (100,00%)
MT PRIBUMI 39 105.978 2.717 760 3.946 1.432 PREMIUM (69,23%) PREMIUM (69,23%)
MT SAMUDERA PERTAMAX,BULK
BIRU 168 12 29.383 2.449 710 3.161 1.086 (33,33%) PREMIUM (33,33%)
MT SAMUGARA PERTAMINA DEX, PERTAMINA DEX, BULK
27 6 2.171 362 190 590 0 BULK (83,33%) (83,33%)
INDUSTRIAL FUEL
MT TRANSKO OIL / MFO, BULK INDUSTRIAL FUEL OIL /
TAURUS 3 2.446 815 1.153 2.446 0 (100,00%) MFO, BULK (100,00%)
MT TRIAKSA 17 24 55.992 2.333 1.103 3.903 0 PREMIUM (54,17%) PREMIUM (54,17%)
BIOSOLAR B30
MT. MPMT XI 1 0 0 0 0 0 (100,00%) AVTUR (100,00%)
OB. SENTANA BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
MULIA 1 2.678 2.678 0 2.678 2.678 (100,00%) (100,00%)
SPOB
ANINDHITA 81 2 5.159 2.579 924 3.503 1.656 PREMIUM (50,00%) PREMIUM (50,00%)
INDUSTRIAL FUEL
SPOB RATU OIL / MFO, BULK INDUSTRIAL FUEL OIL /
YAMMANI 6 22.697 3.783 839 4.456 1.977 (100,00%) MFO, BULK (100,00%)
SPOB SEAGULL BIOSOLAR B30 BIOSOLAR B30
202 1 362 362 0 362 362 (100,00%) (100,00%)
TOTAL 419 1.014.864            

IV. STOK
4.1 Ukuran Tangki Existing
Dari informasi yang diberikan, terdapat 20 tangki pada TBBM Pontianak yang digunakan
untuk menyimpan tujuh produk dengan rincian 3 tangki Avtur, 3 tangki Biosolar, 3 tangki
MFO, 3 tangki Pertamax, 2 tangki Pertamax Turbo, 2 tangki Pertamina Dex, dan 4 tangki
Premium. Secara agregat per produk, ukuran tangki setiap produk dapat dilihat pada Tabel
16.

Tabel 16 Ukuran tangki existing agregat per produk

Produk Tangki (KL)

Avtur 3.202
Biosolar 12.846
MFO 11.983
Pertamax 10.405
Pertamax Turbo 613
Pertamina Dex 926
Premium 11.046
Total 51.021

4.2 Metode Proyeksi Kebutuhan Ukuran Tangki


Demand yang telah diproyeksikan kemudian digunakan untuk melakukan perhitungan ukuran
kebutuhan tangki. Kebutuhan ukuran tangki merupakan output konkrit terkait rekomendasi kepada
Terminal BBM Pontianak. Selain demand, parameter lain yang diperlukan sebagai input adalah
ketentuan cadangan operasional yang dinyatakan dalam satuan hari. Terdapat tiga sumber yang
digunakan dalam menentukan cadangan operasional yaitu peraturan dari BPH Migas No.9 Tahun
2020 tentang penyediaan cadangan operasional bahan bakar minyak, peraturan internal perusahaan
pertamina terkait cadangan operasional, dan peraturan Kementerian Energi dan Sumberdaya
Mineral (ESDM) no. 60 tahun 2009 tentang cadangan LPG yang diadopsi terhadap BBM pada
penelitian ini.

Gambar 7 Alternatif parameter cadangan operasional


Dari ketiga alternatif yang tersedia, alternatif yang digunakan pada penelitian ini hanyalah dari
Kementerian ESDM karena tersedia data cadangan operasional, cadangan kerja, dan cadangan
minimum secara lengkap. Data jumlah demand dan parameter cadangan ini kemudian digunakan
untuk menghitung jumlah stok atau ukuran tangki yang dibutuhkan menggunakan prinsip EOQ
(Economic Order Quantity). Konsep dan ilustrasi dari metode ini dapat dilihat pada Gambar 8.
Sebelumnya, data demand harus dikonversi ke dalam satuan harian.

Gambar 8 Konsep dan Ilustrasi dari metode perhitungan stok yang digunakan

Secara umum, komponen yang disimpan terdiri atas komponen utama dan allowance. Komponen
utama sendiri berasal dari rata-rata jumlah stok atau jumlah produk yang disimpan yang pada
penelitian ini diperoleh dengan mengalikan nilai demand dengan cadangan operasional yaitu 7 hari
sesuai persamaan berikut:

Rata−rata stok ( inventory ) =Demand ×Cadangan operasional

Rata-rata stok ini sendiri belum merepresentasikan komponen utama dari stok yang harus disimpan
karena sesuai konsep EOQ seperti pada Gambar 9, rata-rata stok merupakan setengah dari jumlah
stok utama yang harus disimpan sehingga untuk memperoleh komponen utama ini, nilai rata-rata
stok harus dikalikan dengan dua sesuai persamaan berikut:

Komponen utama stok=2 × Rata−rata stok


Gambar 9 Grafik berdasarkan waktu pada konsep EOQ

Setelah memperoleh nilai komponen utama, tahapan selanjutnya adalah menghitung nilai
allowance yang diperlukan dengan mengalikan demand dengan hasil penjumlahan dari cadangan
kerja sebesar 3 hari dan cadangan operasional minimum sebesar 8 hari sesuai dengan persamaan
berikut:

Allowance=Demand ×(Cadangan kerja+Cadanganoperasional minimum)

Setelah memperoleh nilai allowance, maka dapat dihitung ukuran tangki atau stok yang dibutuhkan
dengan menjumlahkan stok utama dengan allowance sesuai persamaan berikut:

Ukuran tangki=Stok utama+ Allowance

Langkah-langkah yang telah dilakukan ini dapat dirangkum sesuai alur yang dapat dilihat pada
Gambar 10.

Gambar 10 Alur perhitungan kebutuhan ukuran tangki


4.3 Hasil Proyeksi Kebutuhan Ukuran Tangki
Bagian ini menyajikan hasil proyeksi kebutuhan ukuran tangki baik dengan nilai proyeksi demand
sesuai skenario I maupun skenario II sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub bab 2.2.1. Selain
itu, disajikan juga persentase ukuran tangki existing sesuai Tabel 16 terhadap hasil proyeksi
kebutuhan ukuran tangki.

Tabel 17 Hasil perhitungan dan proyeksi kebutuhan ukuran tangki dengan demand skenario I
Tahun Avtur Biosolar MFO Pertamax Pertamax Turbo Pertamina Dex Premium Total
2020 29 32.036 2.129 15.929 40 170 18.181 68.515
2021 29 32.216 2.148 16.051 41 172 18.283 68.940
2022 29 32.397 2.168 16.174 41 173 18.386 69.368
2023 29 32.580 2.187 16.298 41 175 18.490 69.800
2024 29 32.764 2.207 16.423 42 177 18.594 70.235
2025 29 32.950 2.227 16.549 42 178 18.699 70.674
2026 29 33.088 2.242 16.642 42 179 18.777 70.999
2027 29 33.226 2.256 16.736 43 181 18.856 71.326
2028 29 33.365 2.271 16.830 43 182 18.935 71.655
2029 29 33.505 2.286 16.925 43 183 19.014 71.985
2030 29 33.646 2.301 17.021 43 184 19.094 72.318
2031 29 33.744 2.312 17.087 44 185 19.150 72.551
2032 29 33.843 2.323 17.155 44 186 19.206 72.785
2033 29 33.943 2.333 17.222 44 187 19.263 73.020
2034 29 34.043 2.344 17.290 44 188 19.319 73.256
2035 29 34.143 2.355 17.357 44 188 19.376 73.492

Tabel 18 Perbandingan ukuran tangki existing dengan hasil proyeksi kebutuhan ukuran tangki dengan demand
skenario I

Tahun Avtur Biosolar MFO Pertamax Pertamax Turbo Pertamina Dex Premium Total
2020 11164% 40% 563% 65% 1525% 543% 61% 74%
2021 11164% 40% 558% 65% 1511% 538% 60% 74%
2022 11164% 40% 553% 64% 1498% 534% 60% 74%
2023 11164% 39% 548% 64% 1484% 529% 60% 73%
2024 11164% 39% 543% 63% 1471% 524% 59% 73%
2025 11164% 39% 538% 63% 1458% 519% 59% 72%
2026 11164% 39% 535% 63% 1448% 516% 59% 72%
2027 11164% 39% 531% 62% 1439% 513% 59% 72%
2028 11164% 39% 528% 62% 1429% 509% 58% 71%
2029 11164% 38% 524% 61% 1420% 506% 58% 71%
2030 11164% 38% 521% 61% 1411% 503% 58% 71%
2031 11164% 38% 518% 61% 1404% 500% 58% 70%
2032 11164% 38% 516% 61% 1398% 498% 58% 70%
2033 11164% 38% 514% 60% 1392% 496% 57% 70%
2034 11164% 38% 511% 60% 1385% 494% 57% 70%
2035 11164% 38% 509% 60% 1379% 491% 57% 69%
Tabel 19 Hasil perhitungan dan proyeksi kebutuhan ukuran tangki dengan demand skenario II
Tahun Avtur Biosolar MFO Pertamax Pertamax Turbo Pertamina Dex Premium Total
2020 29 32.137 2.152 15.930 40 171 18.183 68.643
2021 29 32.318 2.172 16.052 41 172 18.285 69.069
2022 29 32.500 2.192 16.175 41 174 18.388 69.498
2023 29 32.683 2.211 16.299 41 175 18.492 69.931
2024 29 32.869 2.231 16.424 42 177 18.596 70.368
2025 29 33.055 2.251 16.550 42 179 18.702 70.808
2026 29 33.194 2.266 16.643 42 180 18.780 71.134
2027 29 33.333 2.281 16.737 43 181 18.858 71.462
2028 29 33.473 2.296 16.832 43 182 18.937 71.791
2029 29 33.613 2.311 16.926 43 183 19.017 72.123
2030 29 33.755 2.327 17.022 43 185 19.096 72.456
2031 29 33.854 2.337 17.089 44 185 19.152 72.690
2032 29 33.953 2.348 17.156 44 186 19.209 72.925
2033 29 34.053 2.359 17.223 44 187 19.265 73.160
2034 29 34.153 2.370 17.291 44 188 19.321 73.396
2035 29 34.254 2.380 17.359 44 189 19.378 73.633

Tabel 20 Perbandingan ukuran tangki existing dengan hasil proyeksi kebutuhan ukuran tangki dengan demand
skenario II

Tahun Avtur Biosolar MFO Pertamax Pertamax Turbo Pertamina Dex Premium Total
2020 11164% 40% 557% 65% 1525% 542% 61% 74%
2021 11164% 40% 552% 65% 1511% 537% 60% 74%
2022 11164% 40% 547% 64% 1498% 532% 60% 73%
2023 11164% 39% 542% 64% 1484% 528% 60% 73%
2024 11164% 39% 537% 63% 1471% 523% 59% 73%
2025 11164% 39% 532% 63% 1458% 518% 59% 72%
2026 11164% 39% 529% 63% 1448% 515% 59% 72%
2027 11164% 39% 525% 62% 1439% 511% 59% 71%
2028 11164% 38% 522% 62% 1429% 508% 58% 71%
2029 11164% 38% 518% 61% 1420% 505% 58% 71%
2030 11164% 38% 515% 61% 1411% 501% 58% 70%
2031 11164% 38% 513% 61% 1404% 499% 58% 70%
2032 11164% 38% 510% 61% 1398% 497% 58% 70%
2033 11164% 38% 508% 60% 1392% 495% 57% 70%
2034 11164% 38% 506% 60% 1385% 492% 57% 70%
2035 11164% 38% 503% 60% 1379% 490% 57% 69%

Anda mungkin juga menyukai