Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN KONDISI FISIK DENGAN KEBERHASILAN PENALTI

SISWA EKSTRAKURIKULER FUTSAL SMA N PATIKRAJA


Randy Ismaji Rachman

Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia


Email: randy.rachman@mhs.unosed.ac.id

ABSTRAK
Keberhasilan shooting penalti futsal dipengaruhi oleh kekuatan, kecepatan,
kelincahan, daya ledak, dan koordinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan kondisi fisik terhadap keberhasilan penalti futsal pada siswa
ekstrakurikuler futsal SMA N Patikraja. Penelitian ini merupakan penelitian
korelasional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Pengambilan sampel sebanyak 45 siswa ekstrakurikuler SMA N Patikraja
menggunakan metode pengumpulan data dengan teknik tes dan pengukuran.
Instrumen penelitian kekuatan otot tungkai menggunakan leg dynamometer,
kecepatan menggunakan test lari 20 meter, Kelincahan menggunakan illionis
agility test, Power menggunakan standing board jump test, koordinasi
menggunakan koordinasi mata dan kaki. Uji statistik menggunakan Shapiro Wilk,
uji linieritas, dan uji korelasi (1) ada hubungan yang signifikan antara kekuatan
otot tungkai dengan keberhasilan penalti dengan nilai r sebesar 0,506 dan
sumbangan efektif sebesar 5,5% (2) ada hubugan yang signifikan antara
kecepatan dengan keberhasilan penalti dengan nilai r sebesar 0,485 dan
sumbangan efektif sebesar 9,4%. (3) ada hubungan yang signifikan antara
kelincahan dengan keberhasilan penalti dengan nilai r sebesar 0,676 dan
sumbangan efektif sebesar 34,4%. (4) ada hubungan yang signifikan antara daya
ledak otot tungkai dengan keberhasilan penalti dengan nilai r sebesar 0,511 dan
sumbangan efektif sebesar 8,9% (5) ada hubungan yang signifikan antara
koordinasi dengan keberhasilan penalti dengan nilai r sebesar 0,364 dan
sumbangan efektif sebesar 5,5% (6) ada hubungan yang signifikan antara
kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya ledak dan koordinasi dengan keberhasilan
penalti dengan nilai R square sebesar = 0,594. Ada hubungan kekuatan,

1
kecepatan, kelincahan, daya ledak, dan koordinasi dengan keberhasilan penalti
pada siswa SMA N Patikraja.

Kata Kunci: kekuatan, kecepatan, kelincahan, power, koordinasi.

ABSTRACT
The success of futsal penalty shooting is influenced by strength, speed, agility,
explosive power, and coordination. This study aims to determine the relationship
between physical conditions and the success of futsal penalties for futsal
extracurricular students at SMA N Patikraja. This research is a correlational study
to determine the relationship between the independent variable and the dependent
variable. Sampling of 45 extracurricular students of SMA N Patikraja used a
survey method with data collection techniques using tests and measurements. The
research instrument for leg muscle strength is using a leg dynamometer, speed
using a 20 meter running test, agility using the illionis agility test, power using a
standing board jump test, coordination using eye and foot coordination. Statistical
test using Shapiro Wilk, linearity test, and correlation test. (1) there is a significant
relationship between leg muscle strength and penalty success with an r value of
0.506 and an effective contribution of 5.5% (2) there is a significant relationship
between speed and penalty success with an r value of 0.485 and an SE of 9.4 %.
(3) there is a significant relationship between agility and penalty success with an r
value of 0.676 and an SE of 34.4%. (4) there is a significant relationship between
leg muscle explosive power and penalty success with an r value of 0.511 and an
SE of 8.9% (5) there is a significant relationship between coordination and
penalty success with an r value of 0.364 and an SE of 5.5 % (6) there is a
significant relationship between strength, speed, agility, explosive power and
coordination with penalty success with an R square value of = 0.594. here is a
relationship between strength, speed, agility, explosive power, and coordination
with the success of the penalty on the students of SMA N Patikraja.

Keywords: strength, speed, agility, power, coordination

2
1. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(Sisdiknas, 2003)
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam kegiatan pembelajaran intrakulikuler dan kegiatan
pembelajaran kokurikuler, dibawah bimbingan serta pengawasan dari satuan
pendidikan (Narmoatmojo 2010).Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah
untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Ada beberapa bentuk
kegiatan ekstrakulikuler, seperti krida, karya ilmiah, latihan olah bakat dan
minat, serta kegiatan keagamaan. Pada bidang olah bakat dan minat terdapat
salah satu kegiatan, yaitu olahraga yang terdiri dari bola basket, bola voli,
sepak bola, bola voli dan masih banyak lainya.
Salah satu kegiatan ekstrakulikuler di bidang olahraga yang dilakukan
dalam bentuk permainan berkelompok adalah bola futsal. Bola futsal
merupakan olahraga berkelompok yang terdiri dari dua tim, setiap tim terdiri
dari lima orang dengan tujuan untuk mememasukan bola ke gawang lawan
untuk mencetak point (Lhaksana, 2011). Futsal merupakan cabang olahraga
bola besar seperti sepak bola namun dimodifikasi baik ukuran lapangan
jumlah pemain dan peraturannya. Menurut Lhaksana (2011) menjelaskan
bahwa: “futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis
membutuhkan kondisi fisik yang prima dan keterampilan yang bagus”. Dalam
permainan futsal ada beberapa teknik yang perlu dikuasai antara lain
shooting, passing, dribbling dan heading. Menurut Lhaksana (2011)
“Seorang pemain harus menguasai keterampilan dasar menendang bola dan
selanjutnya mengembangkan sederet teknik shooting yang memungkinkan

3
untuk melakukan tendangan shooting dan mencetak gol dari berbagai posisi
di lapangan”.
Menurut (Lhaksana 2011), keberhasilan dalam melakukan tendangan
ditentukan oleh banyak faktor. Secara garis besar ada 3 (tiga) faktor yang
mempengaruhi keberhasilan melakukan tendangan yaitu faktor kondisi fisik,
teknik dan mental. Komponen utama kondisi fisik seorang pemain futsal agar
memperoleh tendangan yang bagus yaitu power otot tungkai, kekuatan
tungkai (strength), daya tahan fisik. Lhaksana (2011) berpendapat, bahwa
dengan kondisi fisik yang prima sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
shooting seorang pemain futsal. Melalui berbagai sudut pandang para ahli
kondisi fisik menjadi komponen yang sering di tonjolkan apabila seorang
pemian ingin memiliki tendangan yang berkualitas, dari sini timbul
permasalahan, apakah kondisi fisik mempengaruhi seorang pemain futsal
memiliki tendangan yang berkualitas.
Berdasarkan penjelasan dan penelitian sebelumnya, peneliti memilih
siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Futsal SMA N Patikraja
sebagai sampel penelitian ini. Sesuai dengan hasil obesrvasi pada
ekstrakulikuler futsal SMA N Patikraja memiliki prestasi satiap ajang event
futsal di kabupaten banyumas, seperti juara 1 Dulongmas, Juara 2 hari
peringatan ulang tahun SMA N Banyumas, Berdasarkan dua pertandingan
tersebut, dapat disumpulkan bahwa kemampuan yang dimiliki oleh peserta
ektrakulikuler futsal SMA N Patikraja belum mendapat hasil yang maksimal.
Menurut keterangan pelatih ekstrakulikuler futsal SMA N patikraja
mengatakan bahwa, ada beberapa aspek yang mempengaruhi hasil dari
prestasi siswa saat mengikuti pertandingan futsal, antara lain seperti
kemampuan dari teknik, fisik dan psikologis, salah satunya pada kondisi fisik.
Terkadang hasil shooting siswa tidak akurat dan terarah. Pelatih juga
menjelaskan bahwa 3 dari 8 siswa tidak memiliki power yang maksimal,
sehingga shooting mereka mudah untuk ditangkap oleh kiper.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melaksanakan
penelitian dengan tema judul yaitu “Hubungan Kondisi Fisik dan
Keberhasilan penalti Siswa Ektrakulikuler SMA N Patikraja”.

4
2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Metode yang
digunakan adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data
menggunakan tes dan pengukuran. Lokasi penelitian dilaksanakan di
lapangan SMA N Patikraja yang terletak di Desa Patikraja Kecamatan
Patikraja, Kabupaten Banyumas, Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Oktober 2021.
Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah siswa yang mengikuti
ekstrakulikuler Futsal SMA N Patikraja yang berjumlah 45 orang. Pada
penelitian ini menggunakan teknik Total sampling dengan kriteria anggota
ekstrakulikuler tahun ajaran 2018-2021. Jumlah siswa ekstrakurikuler futsal
SMA N Patikraja yang berjumlah 45 orang. Sampel wajib memahami dan
menyetujui informed consent. Sampel sedang tidak mengalami cidera atau
belum selesai masa pemulihan sehingga dapat mempengaruhi hasil
pengukuran di buktikan dengan lembar (PAR-Q).
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai yang
dapat berbentuk berbagai hal yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga didapatkan data dan informasi terkait hal tersebut untuk kemudian
ditarik menjadi kesimpulan (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini terdapat 2
variabel, yaitu variabel bebas yakni kekuatan,kelincahan, kecepatan, daya
ledak dan koordinasi dan variabel terikat yaitu keberhasilan shooting penalti
futsal.

3. HASIL
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran atau
deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Nasutio,
2017). Tujuan analisis ini adalah untuk memberikan gambaran atau deskripsi
dari sebuah informasi sehingga dapat lebih mudah dipahami. Hasil analisis
statistik deskriptif penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Standing Koordinasi Mata
Leg Lari 20 Illinois
Board dan Kaki
Dynamometer Meter Agility
Jump
5
Valid 45 45 45 45 45
N
Missing 0 0 0 0 0
Mean 4.2379 4.0876 4.2466 4.0756 4.2655
Std. Deviation .53008 .55319 .38885 .57311 .40188
Minimum 124.55 4.76 22.28 167 6
Maximum 192.10 2.38 17.1 276 8
Sumber : Data yang diolah SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa N atau jumlah data setiap
variabel yang valid berjumlah 45. Variabel leg dynamometer (X1) memiliki
nilai rata-rata sebesar 4,2379 yang menunjukan bahwa jawaban dari responden
sudah baik dan perlu dipertahankan. Nilai standar deviasi diketahui sebesar
0,53008. Nilai mean > standar deviasi sehingga penyimpangan data yang
terjadi rendah maka penyebaran nilainya merata.
Lari 20 meter (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar 4,0876 yang
menunjukan bahwa jawaban dari responden sudah baik dan perlu
dipertahankan. Nilai standar deviasi diketahui sebesar 0.55319. Nilai mean >
standar deviasi sehingga penyimpangan data yang terjadi rendah maka
penyebaran nilainya merata.
Illinois Agility (X3) memiliki nilai rata-rata sebesar 4,2466 yang
menunjukan bahwa jawaban dari responden sudah baik dan perlu
dipertahankan. Nilai standar deviasi diketahui sebesar 0,38885. Nilai mean >
standar deviasi sehingga penyimpangan data yang terjadi rendah maka
penyebaran nilainya merata.
Standing Board Jump (X4) memiliki nilai rata-rata sebesar 4,0756 yang
menunjukan bahwa jawaban dari responden sudah baik dan perlu
dipertahankan. Nilai standar deviasi diketahui sebesar 0.57311. Nilai mean >
standar deviasi sehingga penyimpangan data yang terjadi rendah maka
penyebaran nilainya merata.
Koordinasi mata dan kaki (X5) memiliki nilai rata-rata sebesar 4.2655
yang menunjukan bahwa jawaban dari responden sudah baik dan perlu
dipertahankan. Nilai standar deviasi diketahui sebesar 0.40188. Nilai mean >
standar deviasi sehingga penyimpangan data yang terjadi rendah maka
penyebaran nilainya merata.

6
1. Profil Test Leg Dynamometer
Kesimpulan data statistik deskriptif untuk variabel test leg
dynamometer siswa ekstrakulikuler SMA N Patikraja memiliki sampel
sebanyak 45 siswa. Siswa yang melakasanakan test leg dynamometer
dengan tingkat keberhasilan sangat baik sebesar 20%, dalam kategori baik
48%, cukup 20%, kurang baik 7% dan sangat kurang sebesar 3%.
2. Profil Test Lari 20 Meter
Kesimpulan data statistik deskriptif untuk variabel test lari 20 meter
siswa ekstrakulikuler SMA N Patikraja memiliki sampel sebanyak 45
siswa. Siswa yang melakasanakan test lari 20 meter dengan tingkat
keberhasilan sangat baik sebesar 22%, dalam kategori baik 45%, cukup
26%, kurang baik 4% dan sangat kurang sebesar 3%.
3. Profil Test Illinois Agility
Kesimpulan data statistik deskriptif untuk variabel test illinois agility
siswa ekstrakulikuler SMA N Patikraja memiliki sampel sebanyak 45
siswa. Siswa yang melakasanakan test illinois agility dengan tingkat
keberhasilan sangat baik sebesar 28 %, dalam kategori baik 37 %, cukup
22% dan kurang baik 13 %.
4. Profil Test Standing Board Jump
Kesimpulan data statistik deskriptif untuk variabel test standing board
jump siswa ekstrakulikuler SMA N Patikraja memiliki sampel sebanyak 45
siswa. Siswa yang melakasanakan test standing board jump dengan tingkat
keberhasilan sangat baik sebesar 20 %, dalam kategori baik 46 %, cukup
18%, kurang baik 14 % dan sangat kurang 2%.
5. Profil Test Koordinasi Mata dan Kaki
Kesimpulan data statistik deskriptif untuk variabel koordinasi mata
dan kaki siswa ekstrakulikuler SMA N Patikraja memiliki sampel sebanyak
45 siswa. Siswa yang melakasanakan test koordinasi mata dan kaki dengan
tingkat keberhasilan sangat baik sebesar 15 %, dalam kategori baik 42 %,
cukup 28%, dan kurang baik 15 %.
Pengujian hipotesis pertama adalah terdapat hubungan antara
kekuatan dengan Keberhasilan Penalti pada siswa ekstrakulikuler futsal

7
SMAN 1 Patikraja . Peneliti Menyusun rekapitulasi menggunakan analisis
regresi korelasi sehingga mampu dipahami cukup jelas :
Tabel 4. 2 Nilai r Tabel Kekuatan
Korelasi Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
X1.Y 0,550 0,380 Berhubungan
Sumber : Data yang diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4.16, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan
untuk variabel Kekuatan memiliki status berhubungan, pengujian
keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan cara mengkonsultasi rhitung
bernilai 0,550 dengan rtabel pada taraf signifikasi a: 0,05 dengan N: 30
diperoleh rtabel sebesar 0,380 karena nilai rhitung (Corrected Item-Total
Correlation) > r tabel. Hipotesis yang pertama diterima, artinya ada
hubungan positif antara kekuatan dengan keberhasilan pinalti.
1. Hubungan Kecepatan dengan Keberhasilan Penalti Siswa
Ekstrakurikuler SMA N Patikraja
Pengujian hipotesis kedua adalah terdapat hubungan antara
kecepatan dengan Keberhasilan Penalti pada siswa ekstrakulikuler futsal
SMA N Patikraja . Peneliti Menyusun rekapitulasi menggunakan analisis
regresi korelasi sehingga mampu dipahami cukup jelas :
Tabel 4. 3 Nilai r Tabel Kecepatan
Korelasi Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
X2.Y 0,629 0,380 Valid
Sumber : Data yang diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4.17, maka dapat dilihat bahwa seluruh
pertanyaan untuk variabel kecepatan memiliki status berhubungan,
pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan cara
mengkonsultasi rhitung dengan nilai 0,629 dengan rtabel pada taraf signifikasi a:
0,05 dengan N: 30 diperoleh rtabel sebesar 0,380 karena nilai rhitung (Corrected
Item-Total Correlation) > r tabel. Hipotesis yang kedua diterima, artinya
ada hubungan positif antara kecepatan dengan keberhasilan penalti.
2. Hubungan Kelincahan dengan Keberhasilan Penalti Siswa
Ekstrakurikuler SMA N Patikraja
Pengujian hipotesis ketiga adalah terdapat hubungan antara
kelincahan dengan Keberhasilan Penalti pada siswa ekstrakulikuler futsal

8
SMA N Patikraja. Peneliti Menyusun rekapitulasi menggunakan analisis
regresi korelasi sehingga mampu dipahami cukup jelas :
Tabel 4. 4 Nilai r Tabel Kelincahan
Korelasi Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
X3.Y 0,658 0,380 Valid

Berdasarkan Tabel 4.18, maka dapat dilihat bahwa seluruh


pertanyaan untuk variabel kelincahan memiliki status berhubungan,
pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan cara
mengkonsultasi rhitung dengan nilai 0,658 dengan rtabel pada taraf signifikasi a:
0,05 dengan N: 30 diperoleh rtabel sebesar 0,380 karena nilai rhitung (Corrected
Item-Total Correlation) > r tabel. Hipotesis yang ketiga diterima, artinya
ada hubungan positif antara kelincahan dengan keberhasilan penalti.
3. Hubungan Daya Ledak dengan Keberhasilan Penalti Siswa
Ekstrakurikuler SMA N Patikraja
Pengujian hipotesis keempat adalah terdapat hubungan antara Power
dengan Keberhasilan Penalti pada siswa ekstrakulikuler futsal SMA N
Patikraja. Peneliti Menyusun rekapitulasi menggunakan analisis regresi
korelasi sehingga mampu dipahami cukup jelas :
Tabel 4. 5 Nilai r Tabel Daya ledak Otot Tungkai
Korelasi Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
X4.Y 0,545 0,380 Valid
Sumber : Data yang diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4.19, maka dapat dilihat bahwa seluruh
pertanyaan untuk variabel power memiliki status berhubungan, pengujian
keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan cara mengkonsultasi rhitung
dengan nilai 0,545 dengan rtabel pada taraf signifikasi a: 0,05 dengan N: 30
diperoleh rtabel sebesar 0,380 karena nilai rhitung (Corrected Item-Total
Correlation) > r tabel. Hipotesis yang keempat diterima, artinya ada
hubungan positif antara daya ledak dengan keberhasilan penalti.
4. Hubungan Koordinasi Mata dan Kaki dengan Keberhasilan Penalti
Siswa Ekstrakurikuler SMA N Patikraja
Pengujian hipotesis kelima adalah terdapat hubungan antara
koordinasi dengan Keberhasilan Penalti pada siswa ekstrakulikuler futsal

9
SMA N Patikraja. Peneliti Menyusun rekapitulasi menggunakan analisis
regresi korelasi sehingga mampu dipahami cukup jelas :
Tabel 4. 6 Nilai r Tabel Koordinasi Mata dan Kaki
Korelasi Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
X5.Y 0,641 0,380 Valid
Sumber : Data yang diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4.19, maka dapat dilihat bahwa seluruh
pertanyaan untuk variabel koordinasi memiliki status berhubungan,
pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan cara
mengkonsultasi rhitung dengan nilai 0,641 dengan rtabel pada taraf signifikasi a:
0,05 dengan N: 30 diperoleh rtabel sebesar 0,380 karena nilai rhitung (Corrected
Item-Total Correlation) > r tabel. Hipotesis yang kelima diterima, artinya
ada hubungan positif antara koordinasi mata dan kaki dengan keberhasilan
penalti.
4. PEMBAHASAN
1. Hubungan antara Kekuatan dengan Keberhasilan Penalti
Berdasarkan hasil pengujian korelasi kekuatan dengan keberhasilan
pinalti menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai
rx1.y= 0,550 >r(0,05)(45)=0,380. Dalam hasil penelitian ini menyatakan bahwa
hubungan antara kekuatan dengan keberhasilan pinalti memiliki hubungan
positif, artinya apabila siswa ekstrakurikuler futsal SMA N Patikraja
memiliki kekuatan otot tungkai yang baik dapat mempengaruhi keberhasilan
pinalt siswa tersebut.Oleh karna itu kekuatan otot tungkai sangat penting
untuk menghasilkan kualitas tendangan penalti seorang pemain futsal, otot
yang kuat sangan mempengaruhi komponen komponen yang lain seperti
contohnya dengan otot tungkai yang kuat dapat menghasilkan daya ledak
yang besar pula.
2. Hubungan antara Kecepatan dengan Keberhasilan Penalti
Berdasarkan hasil pengujian korelasi kecepatan dengan keberhasilan
pinalti menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai
rx1.y= 0,629 >r(0,05)(45)=0,380. Dalam hasil penelitian ini menyatakan bahwa
hubungan antara kecepatan dengan keberhasilan penalti memiliki hubungan
positif, artinya apabila siswa ekstrakurikuler futsal SMA N Patikraja
memiliki kecepatan yang baik dapat mempengaruhi keberhasilan pinalti
10
siswa tersebut. Oleh sebab itu, perlu adanya test lari seperti ini setiap kali
latihan agar dapat menghasilkan kualitas tendangan pinalti yang maksimal.
Dengan data tersebut dapat di simpulkan bahwa kecepatan mempunyai andil
dalam sebuah keberhasilan penalti siswa karna secara analisis biomekanik
seseorang menendang pinalti, gerak awalan yang dilakukan adalah ancang
ancang dengan cara berlari, olehkarna itu kecepatan mempunyai hubungan
terhadap keberhasilan penalti.
3. Hubungan antara Kelincahan dengan Keberhasilan Penalti
Berdasarkan hasil pengujian korelasi kelincahan dengan
keberhasilan penalti menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
dengan nilai rx1.y= 0,658 >r(0,05)(45)=0,380. Dalam hasil penelitian ini
menyatakan bahwa hubungan antara kelincahan dengan keberhasilan penalti
memiliki hubungan positif, artinya apabila siswa ekstrakurikuler futsal SMA
N Patikraja memiliki kelincahan yang baik dapat mempengaruhi
keberhasilan pinalti siswa tersebut. Menurut Lhaksana (2011), kualitas
tendangan pemain futsal di pengaruhi oleh kondisi fisik, teknik dan mental,
dalam kondisi fisik meliputi kelincahan yang mana kelincahan
mempengaruhi pemain untuk menentukan tumpuan saat akan menendang
bola alhasil bola yang di hasilkan akan lebih baik dan berkualitas, yang
mana seperti data di atas menyebutkan hubungan yang signifikan antara
kelincahan dengan keberhasilan penalti adalah yang tertinggi
4. Hubungan antara Daya Ledak dengan Keberhasilan Penalti
Berdasarkan hasil pengujian korelasi daya ledak (power) dengan
keberhasilan penalti menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
dengan nilai rx1.y= 0,545 >r(0,05)(45)=0,380. Dalam hasil penelitian ini
menyatakan bahwa hubungan antara power dengan keberhasilan penalti
memiliki hubungan positif, artinya apabila siswa ekstrakurikuler futsal SMA
N Patikraja memiliki power yang baik dapat mempengaruhi keberhasilan
pinalti siswa tersebut. Daya ledak otot tungkai atau bisa di sebut power otot
tungkai ini sangat berpengaruh dengan kualitas tendangan pinalti seorang
pemain futsal, dengan power yang dimilikinya dapat menentukan seberapa
keras dan cepat bola itu melaju dengan demikian seorang kiper futsal akan
11
lebih kesusahan untuk menangkap bola yang di berikan pemain futsal
dengan daya ledak otot tungkai yang bagus.
5. Hubungan antara Koordinasi Mata Dan Kaki dengan
Keberhasilan Penalti
Berdasarkan hasil pengujian korelasi koordinasi mata dan kaki
dengan keberhasilan penalti menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan dengan nilai rx1.y= 0,641 >r(0,05)(45)=0,380. Dalam hasil penelitian
ini menyatakan bahwa hubungan antara koordinasi mata dan dengan
keberhasilan pinalti memiliki hubungan positif, artinya apabila siswa
ekstrakurikuler futsal SMA N Patikraja memiliki koordinasi mata dan yang
baik dapat mempengaruhi keberhasilan pinalti siswa tersebut. Dari data di
atas mengapa koordinasi berpengaruh terhadap keberhasilan penalti, seperti
yang tertulis di buku teori kepelatihan bahwa koordinasi mata dan kaki
menentukan kemana arah bola yang akan dituju , melalui penglihatan dan di
realisasikan melalui kaki kita berupa sebuah tendangan. Dengan mampunya
seorang pemain futsal mengatur arah bola yang dituju dapat memungkinkan
sebuah keberhasilan pinalti yang mudah, tanpa harus mengeluarkan tenaga
ekstra dengan hanya mampu mengarahkan bola ke pojok gawang yang
mana sulit di jangkau kiper.
6. Hubungan Kekuatan, kecepatan, Kelincahan, Daya Ledak dan
Koordinasi Mata Kaki dengan Keberhasilan Penalti
Berdasarkan hasil pengujian korelasi kekuatan, kecepatan, kelincahan,
dayaa ledak, koordinasi mata dan kaki dengan keberhasilan pinalti
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai r x1.y=
0,594 >r(0,05)(45)=0,380. Kelima variabel bebas memiliki rsquare : 0,594 yang
artinya kontribusi yang dihasilkan adalah sebesar 59% sedangkan 41%
dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel yang lain lebih termasuk ke
teknik gerakan. Kekuatan, kecepatan, daya ledak dan koordinasi mata dan kaki
yang lebih ringkasnya kita sebut kondisi fisik ini salah satu unsur mendasar
seorang pemain futsal yang harus di miliki, karna kondisi fisik sangat
berpengaruh tidak hanya untuk tendangan saja banyak komponen komponen
lain yang sangat membutuhkan kondisi fisik yang prima, yang salah satunya
12
adalah tendangan pinalti yangs sedang saya lakukan penelitian ini, dengan
kondisi fisik yang bagus dapat memberikan sebuah gambaran seberapa besar
peluang yang akan di dapatkan ketika melakukan tendangan pinalti.

DAFTAR PUSTAKA
Lhaksana, J. (2011) Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: Be
Champion.
Narmoatmojo, W. (2010) Ekstrakurikuler di Sekolah: Dasar kebijakan dan
aktualisasinya.
Sisdiknas. (2003) Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional. Bidang
Dikbud KBRI.
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: Alfabeta.

13

Anda mungkin juga menyukai