Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN

MENGGIRING BOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL

SMPN 95 JAKARTA UTARA

Muhammad Ficry Imansyah

Universitas Islam “45” Bekasi


muhammadfikri5008@gmail.com

ABSTRAK

Muhammad Ficry Imansyah, NPM: 41182191180103, Hubungan Kecepatan Dan


Kelincahan Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Pada Siswa Peserta Ekstrakurikuler
Futsal SMPN 95 Jakarta Utara. Skripsi. Jurusan Penjaskesrek. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Islam “45” Bekasi.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan baik secara
Bersama-sama maupun secara parsial antara kecepatan dan kelincahan dengan keterampilan
menggiring bola pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara. Penelitian
ini merupakan metode deskriptif dengan Teknik korelasional. Populasi dan sampel dalam
penelitian ini siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara, yang berjumlah
15orang. teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan secara parsial antara kecepatan
dengan keterampilan menggiring bola pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMPN 95
Jakarta Utara dengan nilai correlation coefficient kecepatan terhadap ketepatan dengan
kelincahan terhadap mengiring bola sebesar 0.602 dengan nilai t 2.44 dan p-value 0.031
signifikan pada alpha 5%. Besarnya hubungan kecepatan terhadap keterampilan menggiring
bola adalah jika kecepatan menambah 1 detik, maka dapat meningkatkan terhadap
keterampilan menggiring bola sebesar 2.027 detik. Terdapat hubungan secara parsial antara
kelincahan dengan keterampilan menggiring bola pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal
SMPN 95 Jakarta Utara nilai Correlation Coefficient kelincahan terhadap keterampilan
menggiring bola sebasar 0.645 dengan nilai t 2.76 dan p-value 0.017 signifikan pada alpha 5%.
Besarnya hubungan kelincah terhadap keterampilan menggiring adalah jika kelincahan
menambah 1 detik, maka dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola sebesar 0.93
detik. Terdapat hubungan secara linier antara kecepatan dan kelincahan dengan keterampilan
menggiring bola pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara dengan
correlation coefficient sebesar 0.781 dengan nilai F 9.36 dan p-value 0.004 signifikan pada
alpha 1%, besar pengaruh dari kecepatan dan kelincahan dengan keterampilan menggiring bola
secara bersama-sama terhadap keterampilan menggiring bola pada siswa peserta
ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara sebesar, 60.9% sisanya dipengaruhi oleh variabel
bebas lainnya yang tidak disebut dalam model.

Kata Kunci: kecepatan, kelincahan, menggiring bola, dan futsal


PENDAHULUAN

Futsal merupakan cabang olahraga yang sudah lama ada namun masyarakat

Indonesia baru mengenal futsal pada tahun 2000 sampai sekarang. Kini futsal menjadi

olahraga yang disenangi oleh setiap lapisan masyarakat mulai dari anak-anak, dewasa, pria

dan wanita. Olahraga futsal bisa dijadikan suatu kegiatan yang dapat mengisi waktu luang

untuk menghilangkan kejenuhan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, tetapi tidak

sedikit masyarakat menjadikan olahraga futsal sebagai olahraga yang professional, hal ini

ditandai dengan banyaknya even-even yang diadakan oleh lembaga-lembaga tertentu

seperti intansi pemerintahan, lembaga pendidikan, jenjang nasional dan internasional.

Menurut (Mulyono, 2014) mengemukakan bahwa Futsal merupakan permainan sepakbola

yang dilakukan dalam ruangan. Olahraga futsal diadopsi dari olahraga sepakbola, walaupun

memiliki kesamaan dalam permainan, namun dari segi peraturan, alat, dan lapangan yang

digunakan memiliki perbedaan. Olahraga futsal memainkan lima orang pemain dari setiap

tim, berbeda dengan sepakbola konvesional yang memainkan sebelas orang pemain di

lapangan .

Terdapat beberapa unsur yang memiliki peranan penting dalam bermain futsal yaitu

teknik dan kondisi fisik. Permainan futsal dilakukan dengan sirkulasi bola yang sangat

cepat, menyerang dan bertahan, juga sirkulasi permainan tanpa bola atau timing yang tepat.

Hal ini diperlukan kemampuan menguasai teknik dasar bermain futsal salah satunya yaitu

teknik dasar menggiring bola. Hal tersebut sejalan dengan yang di kemukakan

(Murhananto, 2016) bahwa Futsal sebenarnya merupakan olahraga yang kompleks, karena

memerlukan teknik dan taktik khusus. Begitu pula dalam hal kondisi fisik, permainan futsal

memiliki perbedaan dengan olahraga-olahraga yang lain. Karakteristik olahraga futsal

adalah membutuhkan daya tahan kecepatan, daya tahan kekuatan, dan kelincahan dalam
waktu yang relatif lama. Teknik menggiring bola memiliki keunggulan dari teknik yang

lain dalam permainan futsal, apabila seorang pemain tidak memiliki kemampuan yang baik

pada saat menggiring bola, hal ini akan menyebabkan kesulitan bagi pemain yang lain

untuk menempatkan posisi ketika melakukan serangan. Dengan menguasai teknik dasar

menggiring bola seorang pemain akan mampu memberikan ruang terhadap pemain lain,

juga memberikan peluang untuk dapat mencetak angka dengan cara melewati lawan dan

membuka ruang untuk melakukan shooting. Teknik dasar menggiring bola yang baik

sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu penguasaan bola yang baik, keseimbangan

tubuh ketika mempertahankan bola, serta kondisi fisik yang baik secara fungsional yaitu

kecepatan dan kelincahan ketika melakukan pergerakan dalam berakselerasi. Penguasaan

teknik dan kondisi fisik ketika melakukan menggiring bola memiliki peran penting untuk

mencapai suatu prestasi dalam permainan futsal. Dibanding penguasaan teknik peneliti

lebih tertarik pada kondisi fisik secara fungsional. (Harsono, 2015) mengemukakan bahwa

Kondisi fisik memberikan peranan penting pada seorang atlet dalam menguasai teknik-

teknik yang dilatih karena teknik-teknik yang dilatih memerlukan sebuah pengulangan atau

intensitas yang tinggi, sehingga kondisi fisik atlet memperngaruhi mekanisme latihan serta

memberikan kesiapan dalam pertandingan. Dapat disimpulkan dari pendapat diatas bahwa

kondisi fisik yang baik dapat menunjang seorang atlet dalam menguasai teknik-teknik dari

suatu cabang olahraga. Karena teknik salah satu hal yang harus dikuasai seorang atlet maka

dibutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk dapat menguasainya, dengan demikian

kondisi fisik yang baik akan menunjang latihan dalam pemantapan teknik.

Suatu pencapaian prestasi seorang atlet futsal sangat dipengaruhi faktor atau unsur-

unsur yang menunjang diantaranya yaitu teknik menggiring bola yang baik, dengan

demikian penguasaan teknik tersebut harus melalui proses latihan yang memerlukan

pengulangan dan dilakukan dengan kesungguhan. Olahraga futsal khususnya dalam teknik
menggiring bola mengharuskan atlet memiliki kondisi fisik yang baik. Kemampuan fisik

yang berperan dalam melakukan menggiring bola pada olahraga futsal diantaranya kondisi

fisik secara fungsional yaitu kecepatan dan kelincahan.

Kecepatan, tidak dapat dipungkiri bahwa kecepatan sangat berpengaruh pada saat

melakukan menggiring bola karena teknik ini dibutuhkan sebagai cara untuk bergerak

ketika melewati lawan dan membuka ruang untuk melakukan operan atau tembakan, hal

ini sejalan dengan (Sturgess, 2017) bahwa Pemain harus mampu menguasai bola pada saat

sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan” Selanjutnya

menurut (Mulyono, 2014) mengemukakan bahwa “seorang pemain futsal teknik kecepatan

yang mempuni, baik saat mengontrol bola, menggiring bola, melakukan shooting, maupun

mengumpan bola pada temannya”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan

merupakan kondisi fisik yang memperngaruhi seorang pemain ketika melakukan teknik

menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian mana saja untuk melakukan sebuah

akselerasi serta memberikan suatu kontribusi kepada tim pada sebuah pertandingan.

Demikian juga hal dengan kelincahan, sangat berpengaruh terhadap kemampuan

menggiring bola seorang atlet karena dibutuhkan koordinasi antara keseimbangan dan

kecepatan ketika mengubah arah bola untuk melewati lawan dan mempertahankan laju bola

ketika pemain berlari dan mendorong bola sehingga bisa mempertahankan bola tersebut.

Kelincahan digunakan ketika seorang pemain mencoba mengubah arah atau bersiap untuk

mengoper bola ke teman satu timnya (Sturgess, 2017). Sejalan dengan dengan pendapat

(Skubala, 2023) mengemukakan bahwa futsal merupakan permainan cepat dengan waktu

relatif pendek, serta memiliki ruang gerak yang sempit. Oleh karena itu, kelincahan mutlak

dibutuhkan pemain. Setiap pemain wajib berlari, menggiring, mengoper, dan berusaha

memasukan bola ke gawang lawan.


Peneliti memilih kondisi fisik secara fungsional dalam hal yang berhubungan

dengan kondisi saat menggiring bola, dalam hal ini kecepatan dan kelincahan dilatar

belakangi dari pengamatan penulis terhadap kemampuan menggiring bola oleh pemain

futsal yang berlaga dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), begitu juga tim

futsal SMPN 95 Jakarta Utara setiap mengikuti pertandingan antara sekolah baik yang

diselenggarakan oleh instansi pemerintah maupun lembaga swasta lainnya masih bekum

memperlihat kemampuan menggring bola yang maksimal, baik dari kecepatan saat

menggiring bola maupun dari kelincahan saat menggiring bola. Dengan demikian sangat

jarang tim futsal SMPN 95 Jakarta Utara menjadi juara dalam sebuah pertandingan. Dalam

pelaksanaan ekstrakurikuler pemain futsal SMPN 95 Jakarta Utara selalu diberikan latihan

fisik sesuai dengan program latihan yang telah disusun secara sistematis dan kuntinu. Hasil

latihan tersebut dari hasil tes kondisi fisik pemain futsal SMPN 95 Jakarta Utara menunjuk

hasil yang cukup baik termasuk kecepatan dan kelincahan

Hasil dari pengamatan tersebut timbul permasalahan yaitu apakah menggiring bola

dipengaruhi oleh kecepatan dan kelincahan? Dari pertanyaan tersebut peneliti menjadikan

itu sebagai penelitian yang akan dilakukan pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMPN

95 Jakarta Utara. Hal ini didasari oleh beberapa kali pertandingan futsal yang diikuti oleh

SMPN 95 Jakarta Utara selalu mengalami kekalahan pada babak semifinal dan final, dan

salah satu kelemahannya terletak pada teknik menggiring bola, seperti terlalu mudah

direbut oleh lawan. Dari berbagai karakteristik kemampuan pemain yang berlatih dalam

ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara diharapkan teknik, taktik, kondisi fisik dan

kerjasama antar pemain menjadi lebih baik. Hal itu akan menjadikan sebuah tim yang

mampu menuai target tertinggi dalam kejuraan-kejuaan tingkat sekolah Menengah

Pertama. Berdasarkan hal tersebut peneliti akan merealisasikannya ke dalam penelitian


yang berjudul “Hubungan Kecepatan Dan Kelincahan Terhadap Keterampilan menggiring

bola pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara”

METODE

Keberhasilan suatu penelitian bukan semata-mata terletak pada baik dan buruknya

suatu metode yang digunakan, tetapi penggunaan metode penelitian harus sesuai dengan

permasalahan yang dirumuskan serta tujuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut (Sugiyono, 2017) metode

korelasional merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

dua variabel atau lebih.

Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut (Sugiyono, 2017) populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah pada siswa peserta

ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara yang berjumlah sebanyak 45 orang.

Menurut Suharsimi (Arikunto, 2016) bahwa Sampel adalah bagian dari populasi

(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Teknik pengambilan sampel penulis

menggunakan nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel, dengan cara purposive sampling dimana penulis memiliki

pertimbangan tertentu. Menurut (Sugiyono, 2017) purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Adapun kriteria perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Siswa yang sudah

mampu melakukn dribbling dengan baik (2) Siswa yang memiliki kondisi fisik yang

baik; (3) Siswa putra. Berdasarkan kriteria di atas maka jumlah sampel dalam berjumlah

15 orang.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka para atlet harus melakukan tes

yang telah ditetapkansebagai berikut:

a. Tes Kecepatan 60 meter

Pengukuran untuk memperoleh data mengenai kecepatan dilakukan dengan

menggunakan tes lari sprint 60 meter. Tes ini menggunakan validitas 0,980

dengan menggunakan uji instrumen menggunakan analisis butir dan reliabilitas

0,980 dengan menggunakan test-retest. Skor: dihitung waktu tempuh dalam

melakukan lari sejauh 30 meter dengan satuan detik (Sepdanius, dkk, 2019)

Alat dan fasilitas yang digunakan

1) Lapangan datar jarak minimal 80 meter, dibatasi garis start dan garis finish

jarak 60 meter dan lebar 1.22 meter.

2) Stopwatch, peluit, bolpoint dan formulir peserta

3) Bendera start

Pelaksanaan:

1) Dengan aba-aba “siap” testee siap lari dengan start berdiri, setelah aba-

aba“yaak”bersamaan bendera start diangkat, testee lari secepat-cepatnya

menempuh jarak 30 meter sampai melewati garis finish.

2) Kecepatan lari dihitung dari saat bendera diangkat atau saat aba-aba “yaak”

sampai pelari melewati garis finish.

3) Kecepatan dicatat sampai dengan satuan detik.

4) Lakukan tes lari tersebut dua kali, setelah berselang satu kali pelari berikutnya

/ kelompok lari berikutnya dan kecepatan lari yang terbaik yang dihitung
b. Tes Kelincahan

Untuk mengukur kelintahan penulis menggunakan T Agility Test dengan

valitas 0.792 dan relaibilitas 0. 856. (Ismaryati 2013) Adapun pelaksanaan sebagai

berikut:

Pemain diperintahan untuk berlari secepatnya melewati cone yang

berbentuk T dan kemudian diukur menggunakan stopwatch. Dimulai dari cone A

berlari menuju cone B dan memegang dasar cone dengan tangan kanan, kemudian

berlari menyamping kekiri menuju cone C dan menyentuh dasarnya, lalu berlari

menyamping kanan memegang cone D kemudian kembali lagi menyentuh cone B

dan berlari kebelakang untuk kembali keposisi awal. Perhitungan waktu akan

dicatat setelah pemain melewati cone A. Perhitungan dianggap gagal jika atlet tidak

menyentuh dasar cone dan kaki menyilang.

c. Tes Menggiring Bola (Dribbling)

Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan menggiring bola. (Narlan;

Juniar & Millah, 2017)

1) Alat-alat dan Fasilitas

Bola 3 buah, kun(corong)/tongkat 5 buah, meteran, bidang datar, kapur, form

pencatat skor, balpoin, pluit dan stopwatch.

2) Petugas

a) Seorang pengambil waktu sekaligus memberikan aba-aba.

b) Seorang memperhatikan dan mencatat hasilnya.

3) Pelaksanaan tes

a) Pada aba-aba “Siap”, Testee berdiri dibelakang garis start dengan bola

berada pada penguasaan kakinya.


b) Pada aba-aba “Ya”, Testee mulai menggiring bola lurus dan melewati

rintangan yang ada ditengah, kemudian ke rintangan berikutnya sesuai

dengan arah panah yang sudah ditetapkan sampai berakhir di garis finish.

c) Salah arah dalam menggiring bola, testee harus memperbaikinya tanpa

menggunakan anggota badan lain selain kaki dimana melakukan kesalahan

dan stopwatch tetap berjalan.

d) Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kiri secara bergantian.

Tidak diperbolehkan menggiring hanya dengan satu kaki saja.

4) Penskoran

Waktu yang ditempuh oleh testee menggiring bola dari start sampai finish.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Deskriptif data adalah merupakan gambaran data yang digunakan dalam suatu

penelitian. Dalam pengujian deskripsi data ini peneliti mencoba untuk mengetahui

gambaran atau kondisi responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Dari

pengumpulan data melalui pengukuran pada responden, dengan jumlah sampel, yaitu

sebanyak 15 orang siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara, pengujian

dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical program Jamovi series 26.0.

Beriku adalah deskripsi data dari tiga variable, dirangkum dalam table di bawah ini:
Descriptives

Keterampilan
Kecepatan Kelincahan
Menggiring Bola

N 15 15 15
Mean 8.22 17.8 13.2
Median 8.22 17.9 13.1
Sum 123 266 197
Standard deviation 0.516 1.27 2.29
Variance 0.266 1.62 5.23
Minimum 7.63 15.4 8.76
Maximum 9.36 19.3 16.9
Shapiro-Wilk W 0.890 0.912 0.978
Shapiro-Wilk p 0.067 0.145 0.957

B. Persyaratan Uji Analisis Korelasi Ganda

1. Uji Normalitas Data


Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan Normality Test

(Shapiro-Wilk) dengan kriteria bahwa data berdistribusi normal apabila p-value

> 0.05, sebaliknya jika p-value < 0.05 dinyatakan tidak normal. Hasil

perhitungan uji normalitas data kecepatan, kelincahan dan keterampilan

menggiring bola adalah sebagai berikut:

Berdasar pada hasil seperti tercantum dalam tabel, dapat dilihat bahwa semua

variable memiliki p-value > 0.05 hasil ini berarti bahwa data penelitian meliputi

kecepatan, kelincahan dan keterampilan menggiring bola siswa peserta ekstrakurikuler


futsal SMPN 95 Jakarta Utara, berdistribusi normal, sehingga dapat diuji dengan uji

parametrik.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

homogen atau tidak. Uji ini menggunakan uji kesamaan varian dengan kriteria bahwa

data dinyatakan homogen apabila p-value > 0,05 Hasil perhitungan uji homogenitas

data kecepatan, kelincahan dan keterampilan menggiring bola adalah sebagai berikut:

Homogeneity of Variances Test (Levene's)

F df1 df2 p

Kecepatan 2.0967 1 13 0.171


Kelincahan 1.7245 1 13 0.212
Keterampilan Menggiring Bola 0.0658 1 13 0.802

Berdasar pada hasil seperti tercantum dalam tabel , dapat dilihat bahwa semua

variable memiliki p-value > 0.05 hasil ini berarti bahwa data penelitian meliputi

kecepatan, kelincahan dan keterampilan menggiring bola siswa peserta ekstrakurikuler

futsal SMPN 95 Jakarta Utara dalam keadaan homogen, sehingga dapat diuji dengan

uji parametrik.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk

memastikan apakah di dalam sebuah model ini ada interkorelasi atau

kolinearitas antar variabel bebas. Interkorelasi adalah hubungan yang

linear atau hubungan yang kuat antara variable besar atau variabel

prediktor dengan variabel prediktor lainnya di dalam sebuah model


analisis korelasi ganda. Interkorelasi itu dapat dilihat dengan nilai

koefisien korelasi antara variabel bebas, nilai VIF dan Tolerance.

Kriteria pengambilan keputusan terkait uji multikolinearitas adalah

sebagai berikut (1) Jika nilai VIF < 10 atau nilai Tolerance > 0,01, maka

dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas. (2) Jika nilai VIF > 10 atau

nilai Tolerance < 0,01, maka dinyatakan terjadi multikolinearitas dan

(3) Jika koefisien korelasi masing-masing variabel bebas > 0,8 maka

terjadi multikolinearitas. Tetapi jika koefisien korelasi masing-masing

variabel bebas < 0,8 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali,

2016). Hasil terangkum pada tabel di bawah ini:

Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics

VIF Tolerance

Kecepatan 1.08 0.922


Kelincahan 1.08 0.922

Dari output pada tabel di atas dapat diketahui bahwa semua nilai

VIF kedua variable bebas lebih kecil dari 10 (Nilai VIF < 10) dan

nilai Tolerance > 0,01. Dengan demikian model yang digunakan dalam

penelitian ini dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas atau kolinearitas

antar variabel bebas.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Hubungan Kecepatan Dengan Keterampilan Menggiring Bola Futsal

Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa terdapat nilai

correlation coefficient kecepatan terhadap kelincahan pada mengiring bola


sebesar 0.602 dengan nilai t 2.44 dan p-value 0.031 signifikan pada alpha 5%

sehingga hipotesis yang dirumuskan “Terdapat hubungan secara parsial antara

kecepatan dengan keterampilan menggiring bola pada siswa peserta

ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara, diterima. Berdasarkan pada

hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang berarti antara

kecepatan dengan keterampilan menggiring bola pada siswa peserta

ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara.

2. Uji Hubungan Kelincahan Dengan Keterampilan Menggiring Bola Futsal

Hasil analisis kelincahan secara parsial menunjukkan bahwa terdapat

nilai Correlation Coefficient kelincahan terhadap keterampilan menggiring

bola sebesar 0.645 dengan nilai t 2.76 dan p-value 0.017 signifikan pada alpha

5% sehingga hipotesis yang dirumuskan “Terdapat hubungan secara parsial

antara kelincahan dengan keterampilan menggiring bola pada siswa peserta

ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara, diterima. Berdasarkan pada

hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang berarti antara

kelincahan dengan keterampilan menggiring bola pada siswa peserta

ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara.

3. Uji Hubungan kecepatan dan kelincahan secara bersama-sama dengan

keterampilan menggiring bola.

Hasil analisis hubungan kecepatan dan kelincahan secara bersama-sama

terhadap keterampilan menggiring bola terdapat nilai Correlation Coefficient

sebesar 0.781 dengan nilai F 9.36 dan p-value 0.004 signifikan pada alpha 1%

sehingga hipotesis yang dirumuskan berbunyi “Terdapat hubungan secara linier

antara kecepatan dan kelincahan dengan keterampilan menggiring bola pada

siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara, diterima”.


Berdasarkan pada hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan

yang berarti antara kecepatan dan kelincahan dengan keterampilan menggiring

bola pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara.

KESIMPULAN

Merujuk pada hasil analisis penelitian yang telah dipaparkan pada bab terdahulu,

maka dapat disimpulkan beberapa hal dari hasil penelitian ini sesuai dengan permasalahan-

permasalahan yang telah dirumuskan. Adapun simpulan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang berarti antara kecepatan dengan keterampilan menggriing

bola permainan futsal pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara.

Hal ini terbukti secara empiris ditunjukkan oleh nilai correlation coefficient kecepatan

terhadap kelincahan pada mengiring bola sebesar 0.602 dengan nilai t 2.44 dan p-value

0.031 signifikan pada alpha 5%.

2. Terdapat hubungan yang berarti antara kelincahan dengan keterampilan menggriing

bola permainan futsal pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara.

Hal ini terbukti secara empiris ditunjukkan oleh nilai Correlation Coefficient

kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola sebesar 0.645 dengan nilai t 2.76

dan p-value 0.017 signifikan pada alpha 5%

3. Ada hubungan yang berarti antara kecepatan dan kelincahan secara Bersama-sama

dengan keterampilan menggiring bola permainan futsal pada siswa peserta

ekstrakurikuler futsal SMPN 95 Jakarta Utara. Hal ini terbukti secara empiris

ditunjukkan oleh nilai Correlation Coefficient sebesar 0.781 dengan nilai F 9.36 dan p-

value 0.004 signifikan pada alpha 1%, sedangkan besar hubungan kecepatan dan

kelincahan secara bersama-sama terhadap keterapilan menggring bola permainan futsal

sebesar 60.9% Sisanya dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak disebut

dalam model.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Harsono. (2015). Coaching dan aspek-aspek psikologi dalam coaching. Jakarta: PT. Dirjen
Dikti P2LPT.

Ismaryati. (2013) Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Mulyono (2014). Buku Pintar Panduan Futsal. Benda Aceh: Laskas Aksara

Murhananto. (2016). Dasar-dasar Permaianan Futsal. Jakarta: PT Kawan Pustaka

Narlan A., Juniar D.T., & Millah H., (2017). Pengembangan Instrumen Keterampilan Olahraga
Futsal. Jurnal Siliwangi Vol. 3. No.2

Sepdanius, E; Rifki M.S & Komaini A. (2019) Tes Dan Pengukuran Olahraga. Depok: PT Raja
Grafindo Persada

Skubala, M (2023) Futsal: Skills, Strategies and Session Plans. Technical Drills for Competitive
Training. The Crowood Press

Sturgess, P. (2017). Futsal: Training, Technique and Tactics. Bloomsbury Publishing.

Anda mungkin juga menyukai