Anda di halaman 1dari 7

GSLC 1

Theoretical Approaches towards Regionalism

Group 6:
Arista Listahayu Khairunnisa - 2602122481
Devina Putri Utami - 2602128245
Gilang Fata Syabana - 2602131990
Matthew Joshua Limahelu - 2602124146
Nicole Angrianto - 2602131076

Class:
LB66

Subject:
Regionalism and Globalization

Lecturer:
Galuh Dian Prama Dewi, S.IP., M.A., CDMP

DEPARTMENT OF INTERNATIONAL RELATIONS


FACULTY OF HUMANITIES
BINUS UNIVERSITY
2023
Question 1:
By looking at the formation and development of ASEAN, is ASEAN included in the new or
old regionalism? Give reasons by writing down the new and old regionalism characters
according to the concept first then apply them to answer the question.

Answer:
Bab 2 dalam buku The Theoretical and Practical Dimensions of Regionalism in East
Asia, Karolina Klecha-Tylec menjelaskan perbandingan antara classical/old regionalism dan
new regionalism. Old regionalism muncul pada akhir 1940-an dan berlangsung sampai akhir
1970- an, sedangkan new regionalism muncul pada pertengahan 1980-an. Old regionalism
melihat negara sebagai aktor utama, sedangkan new regionalism non-state actors memiliki peran
yang lebih signifikan. Old regionalism lebih tertutup, sedangkan new regionalism lebih terbuka
dan terkait langsung dengan globalisasi. New regionalism meninggalkan bentuk old regionalism
yang terlalu terikat dengan politik dan keamanan, dan lebih memilih untuk terlibat dengan
masalah ekonomi dengan mengimplementasikan kerjasama ekonomi antara negara anggota. New
regionalism juga lebih menekankan adanya pelaksanaan demokrasi, HAM, dan keadilan sosial.

Dari perbedaan yang sudah dijelaskan, ASEAN memiliki karakteristik old regionalism
dan juga new regionalism. ASEAN ditemukan pada 1967 yang diklasifikasi sebagai old
regionalism, tapi ASEAN juga menunjukan karakteristik new regionalism dengan mulai
menggeser perhatian lebih ke sektor ekonomi buktinya seperti; ASEAN Free Trade Area
(AFTA) pada tahun 1992, the ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, dan
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di tahun 2020. New regionalism yang
menekan pelaksanaan HAM, demokrasi, dan keadilan sosial terlihat dari adanya ASEAN Charter
pada tahun 2007 dan pembentukan ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights
pada 2009. Jadi, ASEAN adalah organisasi yang didirikan pada masa old regionalism namun
telah menunjukan karakteristik-karakteristik dari new regionalism.
Question 2:
Assess the formation and development of ASEAN with the approach / theory in accordance
with what has been chosen (Functionalist, Liberal and Institutionalist Approaches).

Answer:
Pembentukan dan perkembangan ASEAN dalam pandangan teori fungsional memiliki
tujuan untuk menciptakan perdamaian dan menyatukan seluruh negara bagian. ASEAN juga
sudah memiliki banyak perkembangan dan kerja sama untuk menciptakan suatu wilayah yang
aman, damai, dan makmur (Kementerian Luar Negeri RI, 2015). Dimana, hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya kesepakatan Bali Concord I tahun 1976 (Kementerian Luar Negeri RI,
2015). Para pemimpin ASEAN juga telah menyepakati berbagai bentuk kerja sama seperti dalam
bidang politik, ekonomi bahkan dalam bidang keamanan dan sosial budayanya. Hal ini dapat
dibuktikan dalam kesepakatan Bali Concord I. Bali Concord I juga dinilai telah berhasil untuk
menciptakan kedamaian dan meningkatkan kesejahteraan, dimana hal ini menjadi bagian yang
penting dalam kerja sama ASEAN. Setelah keberhasilan Bali Concord I, terciptanya Bali
Concord II yang memiliki tujuan untuk melangkah lebih maju agar terbentuknya Masyarakat
ASEAN. Dimana, masyarakat ASEAN telah terbentuk dan terbagi menjadi tiga pilar seperti
Masyarakat Politik- keamanan ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan Masyarakat Sosial
Budaya ASEAN.

Pada Pilar Politik Keamanan ASEAN adalah bentuk kerja sama yang diusulkan untuk
dapat memelihara perdamaian, keamanan dan stabilitas untuk menerapkan nilai yang terdapat
dalam HAM dan demokrasi (Sekretariat Nasional ASEAN, n.d.). Dalam pilar ini, isu-isu yang
dibahas adalah seperti South East Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ) yang bertujuan
untuk mewujudkan kawasan Asia Tenggara yang bebas dari nuklir dan jenis senjata lainnya.
TAC Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia yang bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan politik Asia Tenggara. Dan Laut China Selatan guna menjaga perdamaian dan
kestabilan di Laut China Selatan, maka dari itu Declaration on Conduct of the Parties in the
South China Sea (DOC) dibentuk. Pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN memiliki pola untuk
mempersatukan ekonomi ASEAN dengan membuat sistem pasar yang bersifat bebas. MEA
sendiri merupakan suatu bentuk perwujudan pasar bebas di kawasan Asia Tenggara yang
dilakukan secara bertahap pada KTT ASEAN di singapura pada 1992. Dibentuknya pilar ini
tentu memiliki tujuan yang penting yakni meningkatkan kestabilitasan perekonomian ASEAN
yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan dalam bidang ekonomi negara-negara ASEAN
(Warsono, 2017). Isu-isu yang dibahas misalnya seperti perdagangan barang dan jasa ASEAN,
investasi, master plan on ASEAN (MPAC) dan lain sebagainya. Sedangkan dalam Pilar
Masyarakat Sosial Budaya ASEAN menggambarkan bentuk kerjasama yang luas dan memiliki
tujuan untuk mengatasi kendala yang ada pada bidang kesejahteraan masyarakat,
ketenagakerjaan, kemiskinan, dan kependudukan (Kementerian Luar Negeri, 2015) . Dimana,
dengan adanya ketiga pilar Masyarakat ASEAN ini menunjukan adanya hubungan yang sangat
kuat untuk menciptakan perdamaian, kestabilan, dan kesejahteraan bagi para negara khususnya
di kawasan Asia Tenggara. Indonesia juga memiliki peran penting dan secara langsung terlibat
sebagai negara yang mencetuskan dan menyampaikan ide untuk dibentuknya Pilar Masyarakat
Politik-Keamanan dan dua pilar masyarakat lainnya.

Question 3:
Write a short essay on comparative regionalism (ASEAN and one of the other regional
organizations). Use 1 theory/approach/concept (from Neorealist to Institutionalist and
Old/New Regionalism) to see regionalism differences and similarities between the two
different regions. 3 paragraf

Answer:
Fungsionalisme adalah sebuah pendekatan untuk pembentukan organisasi internasional yang
mengadvokasi kerja sama internasional dalam isu-isu ilmiah, kemanusiaan, sosial, dan ekonomi.
(Imber, 2020) dan sebuah fungsionalis adalah penganut fungsionalisme itu, mereka berpendapat
bahwa integrasi dapat dicapai melalui pembentukan organisasi dan lembaga internasional khusus
yang menangani kebutuhan fungsional tertentu, dan bukan gerakan politik.

EU atau European Union sebagai organisasi fungsionalis telah bertujuan untuk mencapai
mencapai tujuan mereka dengan mempersatukan sumber daya dan mengkoordinasikan kebijakan
di antara negara anggotanya. Mereka menekankan untuk memecahkan masalah tertentu pada
tingkat internasional melalui kerjasama dan integrasi, yaitu pendekatan fungsionalisme. Salah
satu inisiatif yang bertujuan untuk mempromosikan integrasi ekonomi seperti penciptaan pasar
tunggal, yang bertujuan untuk membuat adanya pergerakan bebas dari barang, jasa, modal, dll.
EU dengan adanya pasar tunggal telah meningkatkan perdagangan, persaingan, dan pertumbuhan
ekonomi antara negara-negara (Komisi Eropa 2021)

Memakai konsep old regionalism, ASEAN dan Uni Eropa tentunya memiliki perbedaan.
Negara anggota ASEAN menjadi aktor utama pada penentuan keputusan, sedangkan pada
aktivitas Uni Eropa dilakukan oleh entitas atau badan yang merepresentasikan seluruh negara
anggota Uni Eropa. Yang menjadi persamaan antara Uni Eropa dan ASEAN pada regionalisme
lama adalah anggotanya biasanya berisi campuran negara berkembang dan negara maju. Akan
tetapi dalam menjalankan politik di lembaga regional ini, anggota negara berkembang dalam old
regionalisme lebih cenderung pasif daripada berkontribusi mengambil keputusan. Sedangkan
pada fungsionalisme semua ikut berkontribusi dan juga menjadikan peran keadilan sosial sebagai
utama dalam menjalankan lembaga regional ini.

Conclusion

ASEAN memiliki karakteristik old regionalism dan juga new regionalism. Dimana, old
regionalism melihat negara sebagai aktor utama, sedangkan menurut new regionalism non-state
actors memiliki peran yang lebih signifikan. Dalam pandangan teori fungsional, perkembangan
ASEAN memiliki tujuan untuk menciptakan perdamaian dan menyatukan seluruh negara bagian.
ASEAN sendiri memiliki kesepakatan Bali Concord I dan Bali Concord II yang dimana pada
Bali Concord II menghasilkan tiga Pilar Masyarakat ASEAN seperti Pilar Masyarakat Politik-
Keamanan, Pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan Pilar Masyarakat Sosial Budaya ASEAN.

Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam teori pendekatan old
regionalisme dan fungsionalisme, Asean dengan Uni Eropa memiliki banyak perbedaan dalam
segi kinerja untuk menjalankan politik dan ekonomi. Akan tetapi, dari perbedaan tersebut
tentunya memiliki persamaan seperti dalam menjalankan lembaga regional mereka yang berisi
campuran dari negara maju dan berkembang.

References
European Council. (n.d.). The decision-making process in the Council.

https://www.consilium.europa.eu/en/council-eu/decision-making/#:~:text=The

%20Council%20is%20an%20essential,also%20known%20as%20'codecision

Imber, M. F. (2020, October 26). functionalism. Encyclopedia Britannica.

https://www.britannica.com/topic/functionalism-international-organizations

Klecha-Tylec, K. (2016). The Theoretical and Practical Dimensions of Regionalism in East Asia.

Palgrave Macmillan.

Kementerian Luar Negeri RI. (2015, March 17). Sejarah Dan Latar Pembentukan Asean

| Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kemlu.

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/980/halaman_list_lainnya/sejarah-dan-latar-

pembentukan-asean

Kementerian Luar Negeri. (2015, March 17). Masyarakat Sosial Budaya ASEAN. kemlu.

https://kemlu.go.id/portal/id/read/115/halaman_list_lainnya/masyarakat-sosial-budaya-

asean

Kementerian Luar Negeri RI. (2015, March 17). Masyarakat Ekonomi Asean Mea |

Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kemlu.

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-

asean-mea

Sekretariat Nasional ASEAN. (n.d.). Sekretariat Nasional ASEAN – Indonesia.

Sekretariat Nasional ASEAN – Indonesia. https://setnasasean.id/pilar-politik-dan-

keamanan
Kementerian Luar Negeri Indonesia. (2015). Masyarakat Ekonomi ASEAN.

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-

asean-mea

Sekretariat Nasional ASEAN - Indonesia. (n.d.). https://setnasasean.id/pilar-politik-dan-

keamanan

Warsono, S. P. (2017). Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA). Jurnal STIE Ganesha (Manajemen dan Bisnis), 1(2), 114-133.

Anda mungkin juga menyukai