Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM PPTI 2

DOSEN PEMPU : RIAN PRASTYO, S.Pd., M.Sc

Disusun oleh :
1. Prio Bagus Pambudi (2050200006)
2. Jabal Rahmat (2050200011)
3. Marchiska Anabela (2050200016)
4. Rahmad Budiman (2050200018)
5. Didik Aprianto (2050200024)
6. Ikhsan Akram Purnama (2050200041)
7. Reawan Handriyanto (2050200056)
8. Wahyudiyanto (2050200058)

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA


SUKOHARJO
2022
Halaman Sampul Laporan.................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
Daftar Tabel......................................................................................................
Daftar Lampiran................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan Pustaka............................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
Lampiran...........................................................................................................

N UKURAN YANG
PROSES PEMBUATAN KURSI WAKTU PROSES
O DIPERLUKAN
1. PENGUKURAN PIPA HOLO D 3/4 450 mm x 4 potongan 16 detik x 4 potongan =
Inchi 64 detik
2. PROSES PEMOTONGAN    
  a. Percobaan 1 450 mm 13 detik
  b. Percobaan 2 450 mm 12 detik
  c. Percobaan 3 450 mm 11 detik
  d. Percobaan 4 450 mm 10 detik
3. PROSES PENEKUKAN    
  a. Percobaan 1 450 mm 1 menit x 36 detik
  b. Percobaan 2 450 mm 1 menit x 26 detik
  c. Percobaan 3 450 mm 2 menit x 13 detik
  d. Percobaan 4 450 mm 2 menit x 5 detik
4. PENGUKURAN ULANG PIPA HOLO 450 mm 6 menit
5. PEMOTONGAN GERGAJI 1    
  a. Percobaan 1 450 mm 16 detik
  b. Percobaan 2 450 mm 5 detik
  c. Percobaan 3 450 mm 12 detik
  d. Percobaan 4 450 mm 12 detik
6. PEMOTONGAN BESI KOTAK    
  a. Percobaan 1 430 mm 11 detik
  b. Percobaan 2 230 mm 7 detik
  c. Percobaan 3 230 mm 8 detik
  d. Percobaan 4 220 mm 9 detik
7. PENGELASAN    
  a. Pipa Kaki-Kaki    
  b. Penekukkan 2 Pipa    
  c. Penggabungan 2 Pipa Panjang    
d. Pengelasan Pipa Plat Strip 4
     
Bagian
8. PERAKITAN SANDARAN TANGAN    
  a. Pemotongan Triplex 2 Bagian    
  b. Pelapisan HPL    
  c. Pengeleman    
9. PERAKITAN DUDUKAN KURSI    
  a. Pemotongan Triplex 2 Bagian    
  b. Pengukuran Spons 1    
  c. Pengukuran Spons 2    
  d. Pemotongan Spons    
c. Pengukuran Kain Pelapis sesuai
     
Ukuran Spons
  d. Perakitan Keseluruhan Bagian    
10. PENGEBORAN KAKI-KAKI    
  a. Pengebooran Bagian Kaki 1    
  b. Pengebooran Bagian Kaki 2    
  c. Pengebooran Bagian Kaki 3    
  d. Pengebooran Bagian Kaki 4    
11. PENGEBORAN SANDARAN    
PUNGGUNG
a. Pengebooran Bagian Sandaran
     
Punggung 1
b. Pengebooran Bagian Sandaran
     
Punggung 2
c. Pengebooran Bagian Sandaran
     
Punggung 3
d. Pengebooran Bagian Sandaran
     
Punggung 4
12
FINISHING KESELURUHAN BAGIAN    
.
BAB 2
DASAR TEORI

2.1.1 Pengertian REBA


REBA (Rapid Entire Body Assessment) merupakan salah satu metode yang
bisa digunakan dalam analisa postur kerja. REBA dikembangkan oleh Dr. Sue
Hignett dan Dr. Lynn Mc Atamney yang merupakan ergonom dari universitas di
Nottingham (University of Nottingham’s Institute of Occuptaional Ergonomic).
Metode REBA dalam bidang ergonomi yang digunakan secara cepat untuk
menilai postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang
pekerja. REBA lebih umum, dalam penjumlahan salah satu sistem baru dalam
analisis yang didalamnya termasuk faktor-faktor dinamis dan statis bentuk
pembebanan interaksi pembebanan perorangan, dan konsep baru berhubungan
dengan pertimbangan dengan sebutan “The Gravity Attended” untuk
mengutamakan posisi dari yang paling unggul. (Wisanggeni, 2010).
Metode REBA telah mengikuti karakteristik, yang telah dikembangkan
untuk memberikan jawaban untuk keperluan mendapatkan peralatan yang bisa
digunakan untuk mengukur pada aspek pembebanan fisik para pekerja. Analisa
dapat dibuat sebelum atau setelah sebuah interferensi untuk mendemonstrasikan
resiko yang telah dihentikan dari sebuah cedera yang timbul. Hal ini memberikan
sebuah kecepatan pada penilaian sistematis dari resiko sikap tubuh dari seluruh
tubuh yang bisa pekerja dapatkan dari pekerjaannya.
Pengembangan dari percobaan metode REBA adalah (Hignett dan
McAtemney, 2000)

 Untuk mengembangkan sebuah sistem dari analisa bentuk tubuh yang


pantas untuk resiko musculoskeletal pada berbagai macam tugas. Untuk
membagi tubuh kedalam bagian-bagian untuk pemberian kode
individual, menerangkan rencana perpindahan.

 Untuk mendukung sistem penilaian aktivitas otot pada posisi statis


(kelompok bagian, atau bagian dari tubuh), dinamis (aksi berulang,
contohnya pengulangan yang unggul pada veces/minute, kecuali berjalan
kaki), tidak cocok dengan perubahan posisi yang cepat.

 Untuk menggapai interaksi atau hubungan antara seorang dan beban


adalah penting dalam manipulasi manual, tetapi itu tidak selalu bisa
dilakukan dengan tangan.

 Untuk memberikan sebuah tingkatan dari aksi melalui nilai akhir dengan
indikasi dalam keadaan terpaksa.
 Hanya membutuhkan peralatan yang minimal seperti pena dan kertas
metode.

Metode REBA juga dilengkapi dengan faktor coupling, beban eksternal


aktivitas kerja. Dalam metode ini, segmen-segmen tubuh dibagi menjadi dua
group, yaitu group A dan group B. Group A terdiri dari punggung (batang
tubuh), leher, dan kaki. Sedangkan group B terdiri dari lengan atas, lengan
bawah, dan pergelangan tangan. Penilaian postur kerja pada masing- masing
group tersebut didasarkan pada postur-postur pada tabel berikut :
Gambar 2.1 Tabel
REBA

9
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool, 2013)

9
2.3.1 Langkah – langkah Pemberian Skor REBA
Untuk menentukan skor REBA ada beberapa langkah yang harus
dilalui terlebih dahulu. Yang pertama menghitung skor pada tabel A yang
terdiri dari leher (neck), batang tubuh (trunk), dan kaki (legs). Kemudian
menghitung tabel B yang terdiri dari lengan atas (upper arm), lengan
bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist). Setelah didapatkan
skor akhir tabel A dan B maka dimasukkan ke dalam tabel C yang
kemudian menentukan ketegori tindakannya. Terdapat 13 langkah dalam
menentukan skor REBA.

2.3.1.1 Tabel A
Langkah 1-6 akan menghitung tabel A yang terdiri atas leher (neck),
batang tubuh (trunk), dan kaki (legs).
1. Leher (neck)
Penilaian terhadap leher (neck) adalah penilaian yang dilakukan
terhadap posisi leher pada saat melakukan aktivitas kerja apakah
operator harus melakukan kegiatan ekstensi atau fleksi dengan sudut
tertentu.

Gambar 2.2 Postur tubuh bagian leher

(neck) Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA

Assessment Tool, 2013


Skor penilaian untuk postur tubuh bagian leher (neck) :
Tabel 2.1 Skor bagian leher (neck)

Pergeraka Skor Skor Tambahan


n
100 - 200 1 + 1 jika leher
> 20 0
2 berputar
Ekstensi 2
+ 1 leher miring
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool, 2013)

2. Batang Tubuh (trunk)


Penilaian terhadap batang tubuh (trunk), merupakan penilaian terhadap
sudutyang dibentuk tulang belakang tubuh saat melakukan aktivitas kerja
dengan kemiringan yang sudah diklasifikasikan.

Gambar 2.3 Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk) (Sumber : A Step-by-Step Guide to

the REBA Assessment Tool, 213)


Skor penilaian untuk postur tubuh bagian batang tubuh (trunk) :
Tabel 2.2 Skor bagian batang tubuh (trunk)

Pergeraka Skor Skor Tambahan


n
00 1
Ekstensi 2 + 1 jika batang tubuh
berputar
00 - 200 2
200 - 600 3
>600 4 + 1 batang tubuh miring

(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool, 2013)


3. Kaki (legs)
Penilaian terhadap kaki (legs) adalah penilaian yang dilakukan
terhadap posisi kaki pada saat melakukan aktivitas kerja apakah
operator bekerja dengan posisi normal/seimbang atau bertumpu
pada satu kaki lurus.

Gambar 2.4 Postur tubuh bagian kaki (legs)

(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool, 2013)

Skor penilaian untuk postur tubuh bagian kaki (legs) :


Tabel 2.3 Skor bagian kaki (legs)

Pergerakan Skor Skor Tambahan


Posisi normal/seimbang 1 + 1 jika kaki
membentuk sudut 300 -
Tidak seimbang 2 600
+ 2 jika kaki
membentuk
sudut >600
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool, 2013)
4. Skor Tabel A
Skor yang didapatkan dari langkah 1 – 3 ( postur leher (neck), batang
tubuh (trunk), dan kaki (legs) ) dimasukkan ke dalam tabel A.

Tabel 2.4 Tabel A


Nec
Tabe k
1 2 3
lA
Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 1 2 3 4 1 2 3 4 3 3 5 6
2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7
Trunk 3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8
4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9
5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool, 2013)

5. Penambahan skor beban


Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur
kelompok A, maka hasil skor tersebut dengan skor beban. Penambahan
skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat dibawah
ini:
Tabel 2.5 Skor Beban

Beban Skor Skor Tambahan


< 5 kg 0
5 kg - 10 +1 + 1 jika berulang
kg
> 10 kg +2
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool, 2013)

6. Skor akhir Tabel A


Setelah skor tabel A ditambahkan dengan penambahan beban maka
didapatkan skor akhir dari tabel A.

2.3.1.2 Tabel B
Langkah 7-12 akan menghitung tabel B yang terdiri atas lengan atas
(upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist)
7. Lengan Atas (upper arm)
Penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan atas
pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan
atas diukur menurut posisi batang tubuh.

Gambar 2.5 Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) (Sumber : A Step-by-

Step Guide to the REBA Assessment Tool, 2013)


Skor penilaian untuk postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)
:
Tabel 2.6 Skor bagian lengan atas (upper arm)
Pergerakan Skor Skor Tambahan
200 (ke depan maupun ke belakang + 1 jika bahu
1
dari tubuh) naik
>200 (ke belakang) atau 200 - 450 (ke
2 + 1 jika lengan
depan)
berputar/bengkok
45 -90 (ke depan)
0 0
3
-1 jika lengan
>90 (ke depan)
0
4 didukung atau
orang bersandar

(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool, 2013)


8. Lengan Bawah (Lower Arm)
Penilaian terhadap lengan bawah (lower arm) adalah
penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk
lengan bawah pada saat melakukan aktivitas kerja.
Sudut yang dibentuk oleh engan bawah diukur menurut
posisi batang tubuh. Adapun postur lengan (lower arm).

Gambar 2.6 Postur tubuh bagian lengan

bawah (lower arm) (Sumber : A Step-by-Step

Guide to the REBA Assessment Tool, 2013)

Skor penilaian untuk postur tubuh bagian lengan atas (lower


arm) :
Tabel 2.7 Skor bagian lengan bawah (lower arm)

Pergerakan Skor
600-1000 (ke depan maupun ke belakang dari
1
tubuh)
00-600 & >1000 2
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA
Assessment Tool, 2013)

9. Pergelangan Tangan (Wrist)


Penilaian terhadap pergelangan tangan (wrist) adalah
penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk
oleh pergelangan tangan pada saat melakukan aktivitas
kerja. Sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan
diukur menurut posisi lengan bawah.

Gambar 2.7 Postur tangan (wrist)

(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool,


2013)

Skor penilaian untuk postur tubuh bagian pergelangan tangan


(wrist) :
Tabel 2.8 Skor bagian pergelangan tangan
(wrist)

Pergerakan Skor Skor Tambahan


00-150 (ke atas maupun ke bawah) 1 +1 jika pergelangan tangan
putaran menjauhi sisi tengah
>150 (ke atas maupun ke bawah) 2
atau
berputar
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool,
2013)

10. Skor Tabel B


Skor dari langkah 7-9 (postur tubuh lengan atas,
lengan bawah, dan pergelangan tangan) dimasukkan ke
dalam tabel B untuk memperoleh skor

Tabel 2.9 Skor tabel B

Lower Arm
1 2
Tabe
Wris 1 2 3 1 2 3
lB t
1 1 2 2 1 2 3
2 1 2 3 2 3 4
Uppe 3 3 4 5 4 5 5

r 4 4 5 5 5 6 7

arm 5 6 7 8 7 8 8
6 7 8 8 8 9 9

(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool,


2013)
11. Penambahan skor pegangan
Tabel 2.10 Skor pegangan

Kategori Pergerakan Skor


Good Pegangan pas & kuat ditengah, genggaman 0
kuat
Pegangan tangan bisa diterima tapi tidak
Fair ideal atau coupling lebih sesuai digunakan 1
oleh bagian lain dari tubuh
Pegangan tangan tidak bisa diterima
Poor walaupun 2
memungkinkan
Dipaksakan, genggaman yang tidak
Unacceptabl aman,tanpa pegangan, coupling tidak sesuai 3
e digunakan oleh
tubuh
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool,
2013)
12. Skor Akhir Tabel B
Setelah skor tabel B ditambahkan dengan penambahan
skor kopling maka didapatkan skor akhir dari tabel B

2.3.1.3 Tabel C
Langkah berikutnya, masukkan skor akhir tabel A dan B ke tabel C :
Tabel 2.11 Tabel C
Skor Tabel C
Tabel Score Tabel B
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7
2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8
3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8
4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9
5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9
6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10
7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11
8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11
9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12
10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12
11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool,
2013)
13. Skor aktivitas
Langkah terakhir, skor yang didapatkan di tabel C
ditambahkan dengan skor aktivitas terlebih dahulu :
Tabel 2.12 Skor Aktivitas

Pergerakan
+1 jika atau lebih bagian tubuh statis, ditahan lebih dari
satu menit
+2 jika penggulangan gerakan dalam rentang waktu
singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit (tidak termasuk
berjalan)

+3 jika gerakan menyebabkan perubahan atas pergeseran


postur
yang cepat dari posisi awal
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool,
2013)

Setelah skor tabel C ditambahkan dengan skor


aktivitas maka didapatkanlah skor REBA.
2.3.1.4 Pengkategorian Skor REBA
Setelah didapatkan skor REBA, yang kemudian dari
skor tersebut diketahui level resiko dan tindakan dari postur
tubuh/posisi tubuh saat bekerja.
Tabel 2.13 Pengkategorian Skor REBA

Action Level Skor REBA Level Resiko Tindakan Perbaikan


0 1 Bisa Diabaikan Tidak perlu
1 2-3 Rendah Mungkin perlu
2 4-7 Sedang Perlu
3 8-10 Tinggi Perlu segera
4 11+ Sangat Tinggi Perlu saat ini juga
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool,
2013)
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 1
Dari gambar 1, adalah proses pertama yang dilakukan dalam pembuatan kursi
yaitu dengan melakukan pengukuran pada pipa besi dengan Panjang 43 mm.
sebanyak dua kali, lalu proses selanjutnya yang dilakukan adalah dengan
membengkokan pipa besi seperti huruf U

Gambar 2
Gambar 2. menunjukan proses selanjutnya yaitu dengan melakukan pemotongan
dengan mesin gerindra potong seperti yang tunjukan dalam gambar tersebut.
Setelah pemotongan selesai dilakukan maka yang dilakukan adalah dengan
menghaluskan permukaan pipa besi bekas potongan tadi dengan gerinda tangan
Gambar 3
Dari gambar tiga menunjukan proses yaitu dengan membuat pola dipapan yang
akan di gunakan sebagai alas menulis dalam pembuatan kursi kuliah, alat yang
digunakan dalam pembuatan pola yaitu pengaris untuk mengukur lebar dan
Panjang, bolpoin untuk membuat pola dan kaliper digunakan untuk membuat
sudut melengkung dalam membuat pola

Gambar 4
Gambar menunjukan proses pemotongan papan mengikuti pola yang sudah di
gambar pada proses yang ditunjukan pada gambar 3. Setelah selesai
pemotongan maka proses selanjutnya adalah dengan merapikan bekas potongan
tadi dengan menggunakan amplas
KATA PENGANTAR
engan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah laporan praktek ppti 2
tentang pembuatan kursi kuliah dan manfaatnya untukmahasiswa dan
bapak ibu dosen.

Makalah laporan praktek ppti 2 ini telah kami susun dengan maksimal dan
sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua bapak ibu dosen
pengampu yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah laporan peraktek ppti 2 tentang
pembuatan kursi kuliah manfaatnya untuk mahasiswa ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kursi mempunyai fungsi sebagai tempat duduk, seharusnya
kursi
didesain semenarik mungkin sehingga mampu menarik minat
konsumen.seperti kusi kuliah dengan tujuan nyaman diduduki
dalam jangka waktu yang lama, menjelaskan bahwa strukturnya
kursi kuliah yang didesain sekian rupa untuk memenuhuhi aspek
penilaian,mengharuskan Sdm melakukan Kegiatan ataupun praktek
secara langsung dibengkel lap utara dan selatan yg berada di
univet bantara skh, Kegiatan tersebut melibatkan mahasiswa
beserta bapak ibu dosen yang membimbing dalam pembuatan
kursi kursi
Sekarang ini banyak kursi kuliah yang dibuat dari bahan
kayu, dan aluminium dengan desain beraneka ragam pula. Dari
observasi di beberapa toko penjual furniture ataupun toko online di
internet, kursi yang dijual kegunanya hanya khusus untuk
mahasiswa dan bapak ibu dosen ataupun diginakan dikantor-
kantor, sehingga hasil produk kurang memuaskan konsumen,
karena menghasilkan kursi kulaih yang sesuai dengan keinginan
konsumen, fasilitas produk yang nyaman, aman dan efektif belum
memenuhi kebutuhan kosumen. Selain itu permasakahan harga
juga perlu diperhatikan di perusahaan, sehingga harga produk
dapat dijangkau oleh masyarakat umum.
Terbesit dalam pemikiran kami bahwa dalam mata kuliah
PPTI 2 ini Melakukan Kegiatan produksi pembuatan kursi kuliah yg
dilakukan dari bahan utuh hingga jadi sebuah produk kursi kuliah
nantinya Melalui proses produksi yang dilakukan di bengkel prodi Ti
dimana proses tersebut dilaksanakan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas,
maka permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah
a. Perencanaan proses
b. Proses
c. Waktu proses
d. Poster kerja
e. Ergonomi, lingkungan

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
a. Membuat desain kursi kuliah
b. Mendiskripsikan atribut-atribut kebutuhan konsumen
meliputi atribut fungsi, ergonomis, bahan dan keindahan
c. Melaksanakan proses produksi

BAB II LANDASAN
2.1 Perencanaa proses
Tahap perencanaan proses sesuai sop pelaksanaan,sebelum
melaksanakan praktek yang pertama yang dilakukan yaitu breafing dan
menyiapkan peralatan serta k3
- Kacamat/ kacamata las
- Sarung tangan
- Pluk/ handset
- Wearpack

2.2 Proses
Tahapan proses yang pertama dilakukan adalah
Kayu [meja]
- pengukuran dan pemberian pola-pemotongan mengikuti pola-
pemeriksaan hasil pemotongan-penghalusan-pelapisan dengan
decosheet-pemasangan lis-finising-pemeriksaan-asembly
dengan kayu meja-pemasangan karet pada kaki kursi
Busa
-pengukuran dan pemberian pola-pemotongan mengikuti pola-
pemeriksaan hasil pemotongan-asembly dengan kulit serta
pemeriksaan
Kayu [ alas & sandaran]
- pengukuran dan pemberian pola-pemotongan mengikuti pola-
pemeriksaan hasil pemotongan-asembly dengan kulit serta
pemeriksaan
Kulit
- pengukuran dan pemberian pola-pemotongan mengikuti pola-
pemeriksaan hasil pemotonga-asembly besi dan busa serta
pemeriksaan-
besi sandaran
- pengukuran-pemotongan-pemeriksaan hasil pemotongan-
penghalusan-peneukan-pengelasan-pendempulan-
pengamplasan-pemeriksaan-asembly besi sandaran dan kaki
serta pemeriksaan
besi kaki-kaki
- pengukuran-pemotongan-pemeriksaan hasil pemotongan-
penghalusan-peneukan-pengelasan-pendempulan-
pengamplasan-pemeriksaan
besi kaki-kaki
-

Anda mungkin juga menyukai