Disusun oleh :
1. Prio Bagus Pambudi (2050200006)
2. Jabal Rahmat (2050200011)
3. Marchiska Anabela (2050200016)
4. Rahmad Budiman (2050200018)
5. Didik Aprianto (2050200024)
6. Ikhsan Akram Purnama (2050200041)
7. Reawan Handriyanto (2050200056)
8. Wahyudiyanto (2050200058)
N UKURAN YANG
PROSES PEMBUATAN KURSI WAKTU PROSES
O DIPERLUKAN
1. PENGUKURAN PIPA HOLO D 3/4 450 mm x 4 potongan 16 detik x 4 potongan =
Inchi 64 detik
2. PROSES PEMOTONGAN
a. Percobaan 1 450 mm 13 detik
b. Percobaan 2 450 mm 12 detik
c. Percobaan 3 450 mm 11 detik
d. Percobaan 4 450 mm 10 detik
3. PROSES PENEKUKAN
a. Percobaan 1 450 mm 1 menit x 36 detik
b. Percobaan 2 450 mm 1 menit x 26 detik
c. Percobaan 3 450 mm 2 menit x 13 detik
d. Percobaan 4 450 mm 2 menit x 5 detik
4. PENGUKURAN ULANG PIPA HOLO 450 mm 6 menit
5. PEMOTONGAN GERGAJI 1
a. Percobaan 1 450 mm 16 detik
b. Percobaan 2 450 mm 5 detik
c. Percobaan 3 450 mm 12 detik
d. Percobaan 4 450 mm 12 detik
6. PEMOTONGAN BESI KOTAK
a. Percobaan 1 430 mm 11 detik
b. Percobaan 2 230 mm 7 detik
c. Percobaan 3 230 mm 8 detik
d. Percobaan 4 220 mm 9 detik
7. PENGELASAN
a. Pipa Kaki-Kaki
b. Penekukkan 2 Pipa
c. Penggabungan 2 Pipa Panjang
d. Pengelasan Pipa Plat Strip 4
Bagian
8. PERAKITAN SANDARAN TANGAN
a. Pemotongan Triplex 2 Bagian
b. Pelapisan HPL
c. Pengeleman
9. PERAKITAN DUDUKAN KURSI
a. Pemotongan Triplex 2 Bagian
b. Pengukuran Spons 1
c. Pengukuran Spons 2
d. Pemotongan Spons
c. Pengukuran Kain Pelapis sesuai
Ukuran Spons
d. Perakitan Keseluruhan Bagian
10. PENGEBORAN KAKI-KAKI
a. Pengebooran Bagian Kaki 1
b. Pengebooran Bagian Kaki 2
c. Pengebooran Bagian Kaki 3
d. Pengebooran Bagian Kaki 4
11. PENGEBORAN SANDARAN
PUNGGUNG
a. Pengebooran Bagian Sandaran
Punggung 1
b. Pengebooran Bagian Sandaran
Punggung 2
c. Pengebooran Bagian Sandaran
Punggung 3
d. Pengebooran Bagian Sandaran
Punggung 4
12
FINISHING KESELURUHAN BAGIAN
.
BAB 2
DASAR TEORI
Untuk memberikan sebuah tingkatan dari aksi melalui nilai akhir dengan
indikasi dalam keadaan terpaksa.
Hanya membutuhkan peralatan yang minimal seperti pena dan kertas
metode.
9
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool, 2013)
9
2.3.1 Langkah – langkah Pemberian Skor REBA
Untuk menentukan skor REBA ada beberapa langkah yang harus
dilalui terlebih dahulu. Yang pertama menghitung skor pada tabel A yang
terdiri dari leher (neck), batang tubuh (trunk), dan kaki (legs). Kemudian
menghitung tabel B yang terdiri dari lengan atas (upper arm), lengan
bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist). Setelah didapatkan
skor akhir tabel A dan B maka dimasukkan ke dalam tabel C yang
kemudian menentukan ketegori tindakannya. Terdapat 13 langkah dalam
menentukan skor REBA.
2.3.1.1 Tabel A
Langkah 1-6 akan menghitung tabel A yang terdiri atas leher (neck),
batang tubuh (trunk), dan kaki (legs).
1. Leher (neck)
Penilaian terhadap leher (neck) adalah penilaian yang dilakukan
terhadap posisi leher pada saat melakukan aktivitas kerja apakah
operator harus melakukan kegiatan ekstensi atau fleksi dengan sudut
tertentu.
Gambar 2.3 Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk) (Sumber : A Step-by-Step Guide to
2.3.1.2 Tabel B
Langkah 7-12 akan menghitung tabel B yang terdiri atas lengan atas
(upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist)
7. Lengan Atas (upper arm)
Penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan atas
pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan
atas diukur menurut posisi batang tubuh.
Gambar 2.5 Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) (Sumber : A Step-by-
Pergerakan Skor
600-1000 (ke depan maupun ke belakang dari
1
tubuh)
00-600 & >1000 2
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA
Assessment Tool, 2013)
Lower Arm
1 2
Tabe
Wris 1 2 3 1 2 3
lB t
1 1 2 2 1 2 3
2 1 2 3 2 3 4
Uppe 3 3 4 5 4 5 5
r 4 4 5 5 5 6 7
arm 5 6 7 8 7 8 8
6 7 8 8 8 9 9
2.3.1.3 Tabel C
Langkah berikutnya, masukkan skor akhir tabel A dan B ke tabel C :
Tabel 2.11 Tabel C
Skor Tabel C
Tabel Score Tabel B
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7
2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8
3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8
4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9
5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9
6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10
7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11
8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11
9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12
10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12
11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
(Sumber : A Step-by-Step Guide to the REBA Assessment Tool,
2013)
13. Skor aktivitas
Langkah terakhir, skor yang didapatkan di tabel C
ditambahkan dengan skor aktivitas terlebih dahulu :
Tabel 2.12 Skor Aktivitas
Pergerakan
+1 jika atau lebih bagian tubuh statis, ditahan lebih dari
satu menit
+2 jika penggulangan gerakan dalam rentang waktu
singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit (tidak termasuk
berjalan)
Gambar 1
Dari gambar 1, adalah proses pertama yang dilakukan dalam pembuatan kursi
yaitu dengan melakukan pengukuran pada pipa besi dengan Panjang 43 mm.
sebanyak dua kali, lalu proses selanjutnya yang dilakukan adalah dengan
membengkokan pipa besi seperti huruf U
Gambar 2
Gambar 2. menunjukan proses selanjutnya yaitu dengan melakukan pemotongan
dengan mesin gerindra potong seperti yang tunjukan dalam gambar tersebut.
Setelah pemotongan selesai dilakukan maka yang dilakukan adalah dengan
menghaluskan permukaan pipa besi bekas potongan tadi dengan gerinda tangan
Gambar 3
Dari gambar tiga menunjukan proses yaitu dengan membuat pola dipapan yang
akan di gunakan sebagai alas menulis dalam pembuatan kursi kuliah, alat yang
digunakan dalam pembuatan pola yaitu pengaris untuk mengukur lebar dan
Panjang, bolpoin untuk membuat pola dan kaliper digunakan untuk membuat
sudut melengkung dalam membuat pola
Gambar 4
Gambar menunjukan proses pemotongan papan mengikuti pola yang sudah di
gambar pada proses yang ditunjukan pada gambar 3. Setelah selesai
pemotongan maka proses selanjutnya adalah dengan merapikan bekas potongan
tadi dengan menggunakan amplas
KATA PENGANTAR
engan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah laporan praktek ppti 2
tentang pembuatan kursi kuliah dan manfaatnya untukmahasiswa dan
bapak ibu dosen.
Makalah laporan praktek ppti 2 ini telah kami susun dengan maksimal dan
sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua bapak ibu dosen
pengampu yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah laporan peraktek ppti 2 tentang
pembuatan kursi kuliah manfaatnya untuk mahasiswa ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kursi mempunyai fungsi sebagai tempat duduk, seharusnya
kursi
didesain semenarik mungkin sehingga mampu menarik minat
konsumen.seperti kusi kuliah dengan tujuan nyaman diduduki
dalam jangka waktu yang lama, menjelaskan bahwa strukturnya
kursi kuliah yang didesain sekian rupa untuk memenuhuhi aspek
penilaian,mengharuskan Sdm melakukan Kegiatan ataupun praktek
secara langsung dibengkel lap utara dan selatan yg berada di
univet bantara skh, Kegiatan tersebut melibatkan mahasiswa
beserta bapak ibu dosen yang membimbing dalam pembuatan
kursi kursi
Sekarang ini banyak kursi kuliah yang dibuat dari bahan
kayu, dan aluminium dengan desain beraneka ragam pula. Dari
observasi di beberapa toko penjual furniture ataupun toko online di
internet, kursi yang dijual kegunanya hanya khusus untuk
mahasiswa dan bapak ibu dosen ataupun diginakan dikantor-
kantor, sehingga hasil produk kurang memuaskan konsumen,
karena menghasilkan kursi kulaih yang sesuai dengan keinginan
konsumen, fasilitas produk yang nyaman, aman dan efektif belum
memenuhi kebutuhan kosumen. Selain itu permasakahan harga
juga perlu diperhatikan di perusahaan, sehingga harga produk
dapat dijangkau oleh masyarakat umum.
Terbesit dalam pemikiran kami bahwa dalam mata kuliah
PPTI 2 ini Melakukan Kegiatan produksi pembuatan kursi kuliah yg
dilakukan dari bahan utuh hingga jadi sebuah produk kursi kuliah
nantinya Melalui proses produksi yang dilakukan di bengkel prodi Ti
dimana proses tersebut dilaksanakan.
BAB II LANDASAN
2.1 Perencanaa proses
Tahap perencanaan proses sesuai sop pelaksanaan,sebelum
melaksanakan praktek yang pertama yang dilakukan yaitu breafing dan
menyiapkan peralatan serta k3
- Kacamat/ kacamata las
- Sarung tangan
- Pluk/ handset
- Wearpack
2.2 Proses
Tahapan proses yang pertama dilakukan adalah
Kayu [meja]
- pengukuran dan pemberian pola-pemotongan mengikuti pola-
pemeriksaan hasil pemotongan-penghalusan-pelapisan dengan
decosheet-pemasangan lis-finising-pemeriksaan-asembly
dengan kayu meja-pemasangan karet pada kaki kursi
Busa
-pengukuran dan pemberian pola-pemotongan mengikuti pola-
pemeriksaan hasil pemotongan-asembly dengan kulit serta
pemeriksaan
Kayu [ alas & sandaran]
- pengukuran dan pemberian pola-pemotongan mengikuti pola-
pemeriksaan hasil pemotongan-asembly dengan kulit serta
pemeriksaan
Kulit
- pengukuran dan pemberian pola-pemotongan mengikuti pola-
pemeriksaan hasil pemotonga-asembly besi dan busa serta
pemeriksaan-
besi sandaran
- pengukuran-pemotongan-pemeriksaan hasil pemotongan-
penghalusan-peneukan-pengelasan-pendempulan-
pengamplasan-pemeriksaan-asembly besi sandaran dan kaki
serta pemeriksaan
besi kaki-kaki
- pengukuran-pemotongan-pemeriksaan hasil pemotongan-
penghalusan-peneukan-pengelasan-pendempulan-
pengamplasan-pemeriksaan
besi kaki-kaki
-