Anda di halaman 1dari 2

As-Shulhu

1.Pengertian

Menurut Sayyid Sabiq, As-Sulhu adalah suatu bentuk akad untuk mengakhiri perselisihan
antara dua orang yang berlawanan. Akad tersebut diharapkan dapat menyelesaikan
pertikaian secara damai dan saling memaafkan. Lebih lanjut mengenai pengertian
perdamaian (As-Sulhu), Pasal 1851 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHP)
menyatakan :
Di dalam Al-Qur'an dijelaskan panduan praktis untuk mengelola perdamaian, diantaranya :
Pertama,perintah untuk saling menjaga dan mempererat tali persaudaraan sebagaimana
dijelaskan dalam al-Qur’an Surah al-Hujurat ayat 10 :ًَّ"Orang-orang beriman itu
Sesungguhnya bersaudara.sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.

2.Dasar Hukum
1.Al-Qur'an
A. Surat an-Nisa ayat 128
Artinya : kedamaian lebih baik (dari pada perselisihan). (QS.4/128) .
B. Surat al-Hujurat ayat
Artinya: Dan jika ada dua kelompok orang yang beriman sedang berperang, maka kalian
harus berdamai di antara mereka! Akan tetapi jika yang satu melanggar kesepakatan
terhadap yang lain, maka kamu harus memerangi orang yang melanggar kesepakatan itu
sampai ia kembali kepada perintah Allah. Jika dia telah surut, berdamailah antara keduanya
secara adil, dan berlaku adil; sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
(QS.49/9)
C. Surat an-Nisa ayat 114
Artinya: Tidak ada kebaikan pada sebagian besar bisikan mereka, kecuali bisikan orang-
orang yang menyuruh orang bersedekah, atau berbuat baik, atau mendamaikan sesama.
Maka barangsiapa melakukan itu karena mencari keridhaan Allah, maka Kami akan
memberinya pahala yang besar. (QS.4/114) .
2. Hadits Nabi
Artinya: “Mendamaikan dua orang muslim (yang berselisih) adalah halal kecuali perdamaian
yang mengarah pada upaya untuk melarang yang halal dan menghalalkan yang haram. (Hr.
Ibnu Hibban dan Tarmidzi)”.
Contoh melegalkan yang haram adalah berdamai dengan melegalkan riba. Contoh
melarang sesuatu yang halal adalah seperti berdamai dengan melarang jual beli yang sah.

3.Rukun Dan Syarat Perdamaian


A. Rukun Shulhu
1. Mushalih adalah dua pihak yang membuat akad shulhu untuk mengakhiri
pertengkaran atau perselisihan.
2. Mushalih anhu adalah masalah yang disengketakan.
3. Mushalih bih adalah sesuatu yang dilakukan oleh salah satu pihak terhadap lawannya
untuk menyelesaikan sengketa. Ini disebut badal al-shulhu.
4. Shigat ijab qabul masing-masing dilakukan oleh dua pihak yang sedang berdamai.
Seperti ucapan “ saya bayar hutang saya kepada anda yang lima puluh ribu dengan seratus
ribu” (diucapkan oleh pihak pertama) kemudian pihak kedua menjawab “saya terima”.
B. Syarat Perdamaian

1. Syarat yang berhubungan dengan mushalih (orang yang berdamai) yaitu disyaratkan
mereka adalah orang yang tindsksnnys dinyatakan sah secara hukum. Jika tidak seperti
anak kecil atauorang gila maka tidak sah.
2. Syarat yang berhubungan dengan mushalih bih.a. Berbentuk harta yang dapat dinilai,
diserah terimakan, dan berguna.b. Diketahui secara jelas sehingga tidak ada kesamaran
yang dapat menimbulka perselisihan.
3. Syarat yang berhubungan dengan mushalih anhu yaitu sesuatu yang
diperkirakantermasuk hak manusia yang boleh diiwadkan (diganti). Jika berkaitan dengan
hak-hak Allah maka tidak boleh bershulhu.

Penyelesaian persengketaan dapat saja kedua belah pihak menyelesaikan sendiri, misalnya
mereka meminta bantuan kepada sanak keluarga, pemuka masyarakat atau pihak lainnya,
dalam upaya mencari penyelesaian persengketaan diluar sidang secara damai sebelum
persengketaan itu diakukan atau selama proses persidangan berlangsung, dengan cara ini
banyak yang berhasil.Namun sering pula terjadi dikemudian hari sengketa yang sama
mungkin timbul kembali misalnya dalam hal sengketa tanah sawah, dimana mereka telah
berjanji untuk mengadakan
perdamaian dan salah satu pihak juga telah pula menyerahkan kembali tanah itu secara
damai, namun beberapa waktu kemudian diambil/dikuasai kembali oleh pihak yang
menyerahkannya.Untuk menghindari timbulnya persoalan yang sama dikemudian hari,
maka dalam praktek sering perjanjian perdamaian itu dilaksanakan secara tertulis,yaitu
dibuat akta perjanjian perdamaian. Agar akta perjanjian itu memiliki kekuatan hukum
tentunya haruslah dibuat secara autentik, yaitu dibuat dihadapan Notaris.
2.Melalui sidang Pengadilan
Perdamaian melalui sidang pengadilan berlainan caranya dengan perdamaian diluar sidang
pengadilan, perdamaian melalui sidang pengadilan dilangsungkan pada saat perkara
tersebut diproses di depan sidang pengadilan gugatan sedang berjalan. Di dalam ketentuan
perundang-undangan ditentukan bahwa sebelum perkara tersebut diproses Hakim harus
menganjurkan agar cara pihakyang bersengketa berdamai dalam hal ini tentunya peranan
hakim sangat menentukan.

Anda mungkin juga menyukai