Anda di halaman 1dari 3

Saffana Aurorae, wanita cantik berumur 23 tahun yang menjalani kehidupan selayaknya wanita

dewasa pada umumnya. Kehidupan Saffana yang bergelimang harta membuat nya tidak perlu
risau memikirkan bagaimana kelangsungan hidupnya. Kedua orang tuanya memiliki beberapa
perusahaan besar yang bergerak di bidang pertambangan, memiliki beberapa hotel bintang 5 yang
cukup terkenal di beberapa daerah, kedua orang tuanya juga memiliki usaha lain seperti restoran
bintang 5, pabrik rokok, dan banyak lagi. Kehidupan Saffana sangat terjamin, itulah yang
membuatnya tidak memiliki keinginan untuk bekerja. Saffana tidak pernah memiliki hubungan
dengan pria manapun, dia tidak tertarik dengan percintaan, baginya cinta hanyalah omong kosong
belaka. Banyak hati yang datang menawarkan kebahagiaan kepada Saffana, namun banyak pula
hati yang harus patah karna saffana tidak akan pernah menerima satupun perasaan yang
ditawarkan untuknya.

Saffana memiliki sahabat laki-laki bernama Kaivan Alexandra dan Jessie Farasya, Saffana dan
Kaivan sudah bersahabat sedari umur mereka 4 tahun, mereka sangat dekat sekali, satu sama lain
takut akan kehilangan. Persahabatan mereka berjalan mulus, hingga mereka dewasa. Namun
ternyata Kaivan menyimpan perasaan lebih untuk Saffana, tentu saja Saffana tidak bisa
menerimanya. Dia sudah menganggap Kaivan seperti saudara. Dia sangat menyayangi Kaivan
melebihi dia menyayangi dirinya sendiri. Ketika Kaivan mengungkapkan perasaan untuknya, dari
situ hubungan mereka mulai renggang. Ada kecanggungan antara keduanya. Dan Kaivan mulai
menyesali perbuatanya yang merusak persahabatan mereka dan menentingkan keegoisanya.
Sedangkan Jessie, Saffana bersahabat dengan Jessie dari bangku Sekolah menenangah pertama,
Jessie satu-satunya sahabat perempuan yang dapat Saffana percaya.

Begitulah kehidupan Saffana, datar-datar saja, kesehariannya hanya bersama Jessie, tidak ada
percintaan, tidak ada drama putus cinta, mengejar yang tidak pasti, gamon atau terserahlah istilah-
istilah anak muda zaman sekarang lainya.

Hingga tiba di suatu hari tanpa sengaja dia bertemu dengan pria tampan di sebuah pertemuan
bisnis yang diselenggarakan oleh ayahnya. Saffana benar-benar dibuat terpukau dengan pria itu.
Memiliki postur tubuh yang tinggi, dadanya bidang, bahunya lebar, memiliki alis yang cukup
tebal, mata yang sangat cantik dan bulu mata yang lentik. Saffana dibuat tak bisa berkata-kata
ketika dia memiliki kesempatan untuk berbicara langsung dengan nya. Namanya Steven Gerrard,
pengusaha muda yang cukup sukses di usianya yang masih menginjak 28 tahun. Sejak pertemuan
itu, pikiran Saffana tidak pernah bisa tenang, dia selalu teringat wajah Steven. Di malam yang
senggang, Saffana mencari tau latar belakang pendidikan Steven, bagaimana hidupnya, dimana dia
tinggal, apa pekerjaan nya dan informasi apa saja yang bisa dia temukan. Perusahaan dimiliki
Steven kebetulan sekali sedang mencari sekretaris pribadi untuk Steven, dengan beberapa kriteria
yang sangat cocok dengan Saffana, tanpa persetujuan kedua orang tuanya, Saffana memasukan
lamaran berserta data diri ke sebuah situs yang disediakan. Itu semua Saffana lakukan dengan
tujuan awal ingin mengenal lebih dekat seorang Steven.

Cukup mudah bagi Saffana untuk menempati posisi tersebut, dia diterima tanpa interview. Steven
awalnya cukup bingung ketika mendapatkan laporan Saffana memasukan lamaran pekerjaan di
perusahaan miliknya, mengingat Saffana sendiri adalah putri seorang konglomerat, untuk apa dia
repot-repot bekerja di perusahaan milik orang lain, sedangkan ayahnya memiliki segalanya.
Dengan berbagai macam perimbangan, dan latar belakang pendidikan Saffana yang luar biasa,
akhirnya Steven menerima Saffana sebagai sektretaris pribadinya. Tentu saja ketika kedua orang
tua Saffana tau akan hal itu, awalnya mereka menentang karna merasa alasan Saffana sangat tidak
masuk akal, namun bukan Saffana namanya jika tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan,
kedua orang tuanya mengijinkan Saffana bekerja di bawah naungan perusahaan Steven. Saffana
lebih sering bertemu dengan Steven, berada di ruangan rapat yang sama, berada di satu mobil
yang sama, terlibat perjalanan bisnis yang sama, membuat Saffana semakin tergila-gila dengan
Steven. Tapi tidak dengan Steven. Steven memiliki sifat yang dingin, dia sangat irit dalam
berbicara, lebih tepatnya dia tidak menyukai Saffana, Steven sudah menjalin hubungan dengan
wanita lain, sayangnya Saffana tidak tau akan hal itu. terlepas Saffana memiliki wajah yang sangat
cantik, tubuh yang indah, Saffana juga tergolong dalam kelompok wanita pintar dan berprestasi.
Hal itu tidak membuat Steven menyukainya. Tak jarang Saffana hanya mendapatkan respon cuek
ketika dia berusaha mendekati Steven.
Cukup lama Saffana berjuang sendiri demi mendapatkan hati seorang Steven yang tidak
memberikan hasil memuaskan itu, roda takdir seolah berpihak kepada hati Saffana. Di sisa usia
yang Ayah Steven miliki, dia berwasiat agar Steven menikahi putri dari sahabatnya, dan wanita
tersebut adalah Saffana. Dengan berat hati Steven menyanggupi permintaan Ayahnya tersebut.
Steven menerima pernikahan mereka dengan setengah hati, tapi tidak dengan Saffana, dia tentu
saja sangat senang akan hal itu. Saffana pikir, ketika Steven sudah menikah dengannya, perasaan
Steven akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu, ternyata dia salah besar. Steven tidak
pernah menginginkan nya. Steven tidak pernah menyentuh Saffana sedikitpun, bahkan dia
memilih berpisah kamar dengan saffana. Mereka seperti dua orang asing yang tinggal di satu atap
yang sama. Tapi Saffana tidak pernah berkecil hati, tidak pernah bisa dirinya setiap hari bersikap
baik terhadap Steven. Saffana selalu menunggu Steven pulang baru dia juga akan tidur. Saffana
selalu membuatkan sarapan, mengirimkan makan siang, menyiapkan makan malam, walau tidak
jarang berakhir dengan dia akan menikmati makanan itu seorang diri. Hati Saffana semakin
hancur ketika Steven membawa wanita lain kerumah mereka, yang baru Saffana ketahui wanita
tersebut adalah kekasih Steven. Hati Saffana hancur sekali, tidak jarang dirinya melihat langsung
suaminya bercumbu dengan wanita itu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa, selain menelan bulat-bulat
kenyataan bahwa Steven tidak pernah menginginkan nya ataupun pernikahan mereka.

Steven memaksa Saffana mentandatangani sebuah kontrak pernikahan, dalam waktu satu tahun
usia pernikahan mereka, mereka akan bercerai. Saffana sakit hati ketika menorehkan tinta di atas
kertas putih tersebut. Tapi dia tidak pernah menyerah dalam membuat Steven jatuh cinta
kepadanya, dia selalu berbuat baik apapun respon yang akan dia terima. Steven mulai terbiasa
dengan hadirnya Saffana, dia mulai memiliki rasa yang sama terhadap Saffana, dia hanya tidak
menyadari perasaan nya. Dia selalu bersikap seolah tidak perduli akan hadirnya Saffana. Steven
seolah menarik ulur hati Saffana, terkadang dia bersikap manis, tekadang dia bersikap seolah tidak
memerlukan Saffana. Satu tahun pernikahan mereka, waktu yang sudah disepakati sudah tiba,
Saffana dan Steven resmi bercerai. Semenjak saat itu Steven merasa hidupnya berbeda ketika
Saffana tidak ada di sisinya. Dia mulai uring-uringan, tidak semangat melakukan apa-apa sampai
dimana dia benar-benar yakin bahwa dia jatuh cinta terhadap Saffana. Dengan keberanian yang
ada, Steven mengutarakan itu kepada Saffana, dia meminta Saffana untuk kembali kepadanya.
Namun terlambat, Saffana sudah terlalu lama memendam sakit hatinya sendiri, dia menolak
mentah-mentah Steven. Meskipun tidak dapat dipungkiri dia masih menaruh rasa yang cukup
dalam terhadap Steven. Steven tidak menyerah begitu saja, dengan segala upaya yang dia miliki,
dia berusaha mendapatkan hati seorang Saffana. Cukup lama perjuangan seorang Steven, syukur
saja perjuangan tersebut membuahkan hasil yang memuaskan, Saffana menerimanya kembali,
dengan perasaan yang masih utuh. Mereka menikah lagi, tanpa paksaan, tanpa perjanjian,
menjalani kehidupan yang bahagia. Mereka di karuniai seorang anak laki-laki yang bernama
Andreas Rasalas Gerrard, selang umur Andreas satu tahun mereka di karuniai anak perempuan
yang bernama Zyra Aurorae Gerrard. Kehidupan mereka sangat sempurna, meskipun untuk
mencapai itu perlu perjuangan yang sangat berat untuk keduanya.

Anda mungkin juga menyukai