Anda di halaman 1dari 84

PENJELASAN

ATAS
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR INTERN
NOMOR 23/ 70 /PADG INTERN/2021
TENTANG
PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA

I. UMUM
Dalam rangka mengakomodasi perkembangan ketentuan dan
pelaksanaan Pengadaan Barang dan/atau Jasa dalam pelaksanaan
Perencanaan, Pengadaan Barang dan/atau Jasa, dan Pengelolaan Aset
(P3A) dengan memperhatikan perubahan proses bisnis sejalan dengan
pengembangan dan implementasi aplikasi Bank Indonesia Enterprise
Resource Planning Human Resource Information System (BI-ERPHRIS),
sesuai dengan praktek bisnis terbaik (best practice), peningkatan tatakelola
yang baik (good governance) dan penguatan peran satuan kerja yang
melaksanakan fungsi pengadaan barang dan/atau jasa sebagai satuan
kerja yang memiliki kewenangan untuk menetapkan strategi dan kebijakan
terkait dengan pengadaan barang dan/atau jasa di Bank Indonesia, maka
ketentuan tentang pengadaan Barang dan/atau Jasa yang berlaku saat ini
dipandang perlu untuk dilakukan penyesuaian.
Pelaksanaan pengadaan berlaku untuk seluruh Satuan Kerja di Bank
Indonesia, baik Kantor Pusat Bank Indonesia maupun Kantor Perwakilan
Bank Indonesia. Khusus untuk Kantor Perwakilan Bank Indonesia Luar
Negeri dapat dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan dan
praktek yang berlaku di negara setempat.
Ruang lingkup materi pengaturan dalam Peraturan Anggota Dewan
Gubernur ini meliputi Pengadaan Barang dan/atau Jasa di Bank Indonesia.
2

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.

Pasal 2
Cukup jelas.

Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “major project” adalah major project
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia
mengenai perencanaan dan pengendalian program kerja,
sumber daya, risiko, dan audit terintegrasi.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (3)
Barang dan/atau Jasa critical antara lain mesin reader sorter,
electronic security system (ESS), rumah Bank Indonesia (RBI),
mechanical electrical and plumbing (MEP), truk remise, kendaraan
kas keliling, Jasa PHE untuk penanganan perkara Bank
Indonesia dalam bentuk kuasa mewakili dan pemberian bantuan
hukum kepada pelaksana tugas kedinasan, dan Jasa
pengamanan.
Ayat (4)
Barang dan/atau Jasa general antara lain:
a. Barang habis pakai seperti souvenir, alat tulis kantor,
pencetakan kalender, bahan bakar minyak, AC split, dan air
minum dalam kemasan;
b. Barang yang diadakan untuk mendukung pelaksanaan tugas
operasional Pegawai seperti kursi, workstation, LCD
proyektor, dan furnitur;
3

c. Barang yang diadakan untuk mendukung pelaksanaan tugas


Jabatan tertentu seperti telepon genggam dan komputer
tablet;
d. Barang dengan standar atau spesifikasi yang berlaku umum
seperti kendaraan dan seragam; dan
e. Jasa sekali pakai seperti Jasa akomodasi atau hotel, Jasa
perjalanan, dan Jasa rekrutmen.

Pasal 4
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “membangun, membuat, atau
mengembangkan” adalah melaksanakan pekerjaan
pembangunan atau konstruksi, pembuatan wujud fisik
lainnya, atau aset tak berwujud, yang perencanaan teknis
dan spesifikasinya ditetapkan oleh Pelaksana CM.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “rancang dan bangun (design and
build)” adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud
fisik lainnya, yang pekerjaan perencanaan dan
perancangannya terintegrasi dengan pelaksanaan
konstruksi atau wujud fisik lainnya.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “tukar tambah” adalah pertukaran
Barang milik Bank Indonesia dengan Barang milik pihak lain
dengan tambahan pembayaran.

Pasal 5
Cukup jelas.
4

Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “insidentil” adalah kebutuhan
Barang dan/atau Jasa Lain yang terjadi atau hanya pada
kesempatan atau waktu tertentu atau sewaktu-waktu saja.
Yang dimaksud dengan “khusus” adalah kebutuhan Barang
dan/atau Jasa Lain yang memiliki kualifikasi yang khas,
istimewa, atau tidak umum.
Yang dimaksud dengan “tertentu” adalah kebutuhan Barang
dan/atau Jasa Lain yang memiliki kualifikasi yang pasti atau
tidak dapat diubah.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 7
Cukup jelas.

Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Angka 1
Cukup jelas.
5

Angka 2
Pengadaan yang telah ditetapkan berdasarkan
ketentuan peraturan perundangan-undangan antara
lain Pengadaan Jasa pencetakan Uang Rupiah
dilakukan oleh badan usaha milik negara yang
ditetapkan dalam Undang-Undang.
Angka 3
Yang dimaksud dengan “pekerjaan lanjutan” adalah
pekerjaan baru yang dilakukan setelah serah terima
pekerjaan sebelumnya.
Pekerjaan lanjutan dilaksanakan oleh Penyedia Barang
dan/atau Jasa yang melaksanakan pekerjaan
sebelumnya, karena pertimbangan homogenitas Barang
dan/atau Jasa, kesinambungan pelaksanaannya, dan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Angka 4
Yang dimaksud dengan “pekerjaan pemesanan kembali
(repeat order)” adalah Pengadaan Barang dan/atau Jasa
sejenis yang telah diadakan sebelumnya kepada
Penyedia Barang dan/atau Jasa yang sama.
Angka 5
Huruf a)
Pengadaan Barang dan/atau Jasa dinyatakan
sebagai “rahasia” berdasarkan ketentuan yang
berlaku di Bank Indonesia.
Huruf b)
Yang dimaksud dengan “spesifik” adalah Barang
dan/atau Jasa yang dibutuhkan hanya dapat
dipenuhi oleh Penyedia Barang dan/atau Jasa
tertentu dan/atau mempunyai karakteristik
khusus, antara lain tanah atau persil dan karya
seni.
Huruf c)
Yang dimaksud dengan “monopoli” adalah hanya
terdapat 1 (satu) Penyedia Barang dan/atau Jasa
untuk memenuhi kebutuhan.
6

Pasal 9
Cukup jelas.

Pasal 10
Cukup jelas.

Pasal 11
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Penetapan harga untuk pemesanan kembali diupayakan
lebih rendah dari biaya pekerjaan dalam Kontrak
sebelumnya.
Dalam hal tidak dapat dipenuhi maka harga pemesanan
kembali dapat mengalami kenaikan paling tinggi 10%
(sepuluh persen) dari biaya pekerjaan dalam Kontrak
sebelumnya.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Persetujuan prinsip Pengadaan telah disetujui oleh Pejabat
Pemutus persetujuan prinsip Pengadaan sebelum jangka
waktu Kontrak sebelumnya berakhir.
Ayat (2)
Cukup jelas.
7

Ayat (3)
Contoh: jangka waktu pekerjaan pada Kontrak sebelumnya
berakhir pada tanggal 31 Januari maka jangka waktu pekerjaan
pada Kontrak repeat order dimulai pada tanggal 1 Februari.

Pasal 12
Cukup jelas.

Pasal 13
Cukup jelas.

Pasal 14
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “anggaran pengeluaran” adalah
anggaran yang terdiri atas komponen anggaran operasional
dan anggaran kebijakan.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 15
Cukup jelas.

Pasal 16
Cukup jelas.

Pasal 17
Cukup jelas.
8

Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Contoh:
• RAB sebesar Rp2.100.000.000,00 (dua miliar seratus juta
rupiah), persetujuan prinsip diputus oleh Pejabat Pemutus
setingkat kepala grup;
• Harga Perkiraan Sendiri sebesar Rp1.950.000.000,00 (satu
miliar sembilan ratus lima puluh juta rupiah), persetujuan
Harga Perkiraan Sendiri beralih kepada Pejabat Pemutus
setingkat kepala divisi; dan
selanjutnya, Pejabat Pemutus persetujuan pelaksanaan
Pengadaan beralih kepada Pejabat Pemutus setingkat kepala
divisi dan ketua Panitia yang semula pejabat setingkat kepala
divisi beralih kepada pejabat setingkat kepala tim/fungsi.
Ayat (6)
Contoh:
• Harga Perkiraan Sendiri sebesar Rp2.100.000.000,00 (dua
miliar seratus juta rupiah), persetujuan Harga Perkiraan
Sendiri dilakukan oleh Pejabat Pemutus setingkat kepala grup;
• harga hasil negosiasi sebesar Rp1.950.000.000,00 (satu miliar
sembilan ratus lima puluh juta rupiah), Pejabat Pemutus
persetujuan pelaksanaan Pengadaan tidak beralih atau tetap
dilakukan oleh Pejabat Pemutus setingkat kepala grup.

Pasal 19
Cukup jelas.
9

Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Untuk Pekerjaan Konstruksi, perkiraan biaya
Pengadaan termasuk bill of quantity berikut engineer
estimate dan perinciannya, telah disetujui oleh pejabat
setingkat pejabat penanda tangan Kontrak di Satuan
Kerja pelaksana Kontrak pekerjaan perancangan.
Angka 4
Cukup jelas.
Angka 5
Cukup jelas.
Angka 6
Cukup jelas.

Pasal 21
Cukup jelas.

Pasal 22
Cukup jelas.

Pasal 23
Ayat (1)
Cukup jelas.
10

Ayat (2)
Dalam menetapkan standar Barang dan/atau Jasa, Pelaksana
CM dan/atau Satuan Kerja dapat mengikutsertakan Satuan Kerja
yang melaksanakan fungsi pengadaan barang dan/atau jasa.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Kegiatan monitoring dilakukan untuk mereview standar Barang
dan/atau Jasa yang telah ditetapkan antara lain melalui
pengkinian standar Barang dan/atau Jasa yang telah ditetapkan
dan/atau penambahan standarisasi Barang dan/atau Jasa.
Pengkinian dilakukan berdasarkan:
a. perubahan penetapan standar Barang dan/atau Jasa oleh
Pelaksana CM dan/atau Satuan Kerja; atau
b. masukan dari Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi
pengadaan barang dan/atau jasa yang diperoleh berdasarkan
informasi pada saat pelaksanaan Strategic Sourcing yang
selanjutnya ditetapkan oleh Pelaksana CM atau Satuan Kerja.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.

Pasal 24
Cukup jelas.

Pasal 25
Cukup jelas.

Pasal 26
Cukup jelas.
11

Pasal 27
Huruf a
Analisa kebutuhan Barang dan/atau Jasa dilakukan untuk
mengevaluasi kebutuhan Satuan Kerja atas Barang dan/atau
Jasa yang dibutuhkan yang antara lain:
1. spesifikasi dan kualitas Barang dan/atau karakteristik Jasa;
2. jumlah volume Barang dan/atau Jasa yang diperlukan selama
jangka waktu Kontrak; dan/atau
3. waktu penyediaan Barang dan/atau Jasa.
Huruf b
Analisa data historis Pengadaan dilakukan untuk mengidentifikasi
Kontrak Barang dan/atau Jasa sejenis yang telah dilakukan oleh
Bank Indonesia.
Huruf c
Cukup jelas

Pasal 28
Analisis pasokan pasar dilakukan antara lain untuk mengetahui:
1. ketersediaan penyedia yang dapat memenuhi Barang dan/atau
Jasa yang dibutuhkan dan/atau Penyedia Barang dan/atau Jasa
sejenis;
2. struktur pasar Barang dan/atau Jasa tersebut
(oligopoli/monopoli/persaingan sempurna);
3. rantai bisnis penyediaan Barang dan/atau Jasa principal atau agen
atau distributor;
4. trend permintaan Barang dan/atau Jasa; dan/atau
5. struktur biaya atas Barang dan/atau Jasa.
Analisis pasokan pasar dapat dilakukan antara lain melalui profiling,
request for information (RFI) dan focus group discussion.

Pasal 29
Huruf a
Pengembangan strategi cara Pengadaan Barang dan/atau Jasa
yang dapat meningkatkan daya tawar Bank Indonesia antara lain
dilakukan melalui:
1. penggabungan Barang dan/atau Jasa sejenis
(bundling/volume concentration);
12

2. penyesuaian spesifikasi Barang/ Jasa yang diperlukan;


3. kerjasama yang lebih panjang waktunya (long term
agreement);
4. penerapan total cost ownership; dan/atau
5. kerja sama dengan penyedia di luar wilayah/luar negeri.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.

Pasal 30
Cukup jelas.

Pasal 31
Cukup jelas.

Pasal 32
Cukup jelas.

Pasal 33
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Penyusunan usulan persetujuan prinsip Pengadaan untuk
Pengadaan dalam keadaan mendesak dan Pengadaan yang
dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia, disertai
pula konsep RKS.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 34
Ayat (1)
Perubahan KAK antara lain perubahan ruang lingkup, perkiraan
biaya, dan/atau anggaran.
13

Huruf a
Konfirmasi dilakukan secara tertulis melalui penyampaian
memorandum, risalah perubahan KAK atau risalah rapat
koordinasi dengan Pelaksana CM atau Satuan Kerja yang
dituangkan dalam risalah rapat dan disetujui oleh Pejabat
setingkat penandatangan KAK.
Huruf b
Tanggapan keputusan dilakukan secara tertulis melalui
penyampaian memorandum, risalah perubahan KAK atau
risalah rapat koordinasi dan disetujui oleh Pejabat setingkat
penandatangan KAK.
Ayat (2)
Contoh:
1. Terdapat KAK dengan perkiraan nilai Pengadaan sebesar
Rp1.990.000.000,00 yang disetujui oleh pejabat setingkat
kepala divisi; dan
2. berdasarkan hasil Strategic Sourcing terdapat perubahan
perkiraan nilai Pengadaan menjadi Rp2.080.000.000,00.
Perubahan tersebut diterima oleh Satuan Kerja yang
menyampaikan permintaan Pengadaan,
maka Satuan Kerja yang mengajukan permintaan Pengadaan,
mengajukan persetujuan KAK tersebut kepada pejabat setingkat
kepala grup dan menyampaikan kembali kepada Satuan Kerja
yang melaksanakan fungsi pengadaan barang dan/atau jasa.

Pasal 35
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Contoh perhitungan nilai jaminan pelaksanaan untuk nilai
penawaran dibawah 80% dari nilai Harga Perkiraan Sendiri:
1. Nilai Harga Perkiraan Sendiri sebesar
Rp1.000.000.000,00; dan
14

2. Nilai penawaran Rp700.000.000,00 (70% dari nilai Harga


Perkiraan Sendiri),
maka nilai jaminan pelaksanaan adalah 5% x 80% x
Rp1.000.000.000,00 = Rp40.000.000,00.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan “Harga Perkiraan Sendiri bersifat rahasia”
yaitu Harga Perkiraan Sendiri tidak dapat diinformasikan oleh
Pejabat Pemutus pelaksanaan Pengadaan dan Pejabat/Pegawai
yang terkait dalam proses penyusunan Harga Perkiraan Sendiri
kepada calon Penyedia Barang dan/atau Jasa dan/atau pihak
lain yang tidak terkait dengan proses Pengadaan.
Kerahasian Harga Perkiraan Sendiri berlaku sampai dengan
pembukaan dokumen penawaran biaya bagi Panitia atau
Pelaksana Pengadaan.
Ayat (6)
Hasil Jasa Konsultansi dapat digunakan dan/atau sebagai
masukan dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
Cukup jelas.

Pasal 36
Ayat (1)
Permintaan penyusunan Harga Perkiraan Sendiri dapat berasal
dari Unit Kerja pelaksana Strategic Sourcing di Satuan Kerja yang
melaksanakan fungsi pengadaan barang dan/atau jasa dan/atau
15

Satuan Kerja yang melaksanakan pengadaan barang dan/atau


jasa.
Huruf a
Dokumen permintaan penyusunan Harga Perkiraan Sendiri
dilengkapi dengan dokumen paling kurang meliputi:
1. konsep RKS beserta perubahannya (apabila ada);
2. RAB yang dilengkapi dengan analisis dan sumber harga;
3. bill of quantity (BQ)/volume pekerjaan;
4. gambar kerja (apabila ada);
5. Kontrak sejenis sebelumnya (apabila ada); dan
6. informasi Penyedia Barang dan/atau Jasa potensial.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 37
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Analisis harga satuan pekerjaan yang bersangkutan dapat
dilakukan dalam bentuk analisa kuantitatif seperti tabel,
matriks atau analisa kualitatif.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Dalam pelaksanaannya untuk Pengadaan Barang dapat
diambil sampel harga dari beberapa komponen utama.
Contoh: untuk pekerjaan Pengadaan laptop dapat dicarikan
harga pasar untuk komponen utamanya yaitu laptop.
Adapun untuk komponen pendukung seperti mouse,
external hardisk, kunci pengaman, dan tas dapat
menggunakan informasi harga lainnya.
Untuk Pengadaan Jasa Konsultan dapat meminta informasi
harga dari instansi, lembaga, Satuan Kerja, asosiasi
perusahaan, asosiasi profesi dan/atau konsultan lain.
16

Informasi yang diperoleh dituangkan dalam suatu dokumen


tertulis.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Contoh informasi harga satuan dalam huruf ini antara lain
pedoman tarif INKINDO, jurnal harga satuan kontruksi, dan
tarif dasar penyusunan anggaran yang diterbitkan
Kementerian Keuangan.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Materi dokumen Pengadaan antara lain dokumen
persetujuan prinsip Pengadaan berikut lampirannya, RKS,
bill of quantity, dan gambar kerja (apabila ada).
Huruf b
Informasi/kondisi lapangan atau lingkungan di lokasi
pekerjaan untuk melihat hal-hal yang dapat mempengaruhi
biaya pekerjaan. Contoh: tarif tenaga kerja, harga Barang
dan/atau Jasa setempat, kondisi keamanan lokasi dan
kondisi lainnya.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (4)
Huruf a
Angka 1
Biaya langsung personil (remuneration) adalah biaya
langsung yang diperlukan untuk membayar remunerasi
tenaga ahli berdasarkan Kontrak.
Biaya Langsung Personil telah memperhitungkan gaji
dasar (basic salary), beban biaya sosial (social charge),
17

beban biaya umum (overhead cost), dan keuntungan


(profit/fee).
Biaya Langsung Personil dapat dihitung menurut
jumlah satuan waktu tertentu (bulan (SBOB), minggu
(SBOM), hari (SBOH), atau jam (SBOJ)), dengan
konversi menurut satuan waktu sebagai berikut:
satuan biaya orang minggu (SBOM) = SBOB/4,1
satuan biaya orang hari (SBOH) = (SBOB/22) x 1,1
satuan biaya orang jam (SBOJ) = (SBOH/8) x 1,3
Angka 2
Biaya langsung non personil (direct reimbursable cost)
adalah biaya langsung yang diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan Kontrak yang dibuat dengan
mempertimbangkan dan berdasarkan harga pasar yang
wajar dan dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai
dengan perkiraan kegiatan.
Contoh biaya langsung non personil antara lain
seminar, workshop, sosialisasi, pelatihan, survei, biaya
tes laboratorium, hak cipta, sewa kendaraan, sewa
kantor proyek, sewa peralatan kantor, biaya operasional
kantor proyek, biaya alat tulis kantor (ATK), biaya
komputer dan pencetakan, biaya komunikasi dan
tunjangan harian, dokumen perjalanan, tiket
transportasi, biaya perjalanan, biaya kebutuhan proyek
dan biaya instalasi telepon/internet/situs web.
Huruf b
Contoh jenis pekerjaan konsultansi yang bersifat khusus,
seperti: pekerjaan penilaian aset, survei lapangan,
pengukuran, penyelidikan tanah dan lain-lain.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
18

Pasal 38
Ayat (1)
Mekanisme pengunggahan Harga Perkiraan Sendiri sebagaimana
Petunjuk Teknis aplikasi E-Procurement.
Ayat (2)
Dalam hal penyampaian Harga Perkiraan Sendiri dilakukan
melalui surat elektronik (e-mail), maka dokumen Harga Perkiraan
Sendiri dimaksud diberikan proteksi yang memadai (antara lain
menggunakan password).

Pasal 39
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Penyesuaian Harga Perkiraan Sendiri dapat dilakukan
berdasarkan permintaan dari pelaksana Strategic Sourcing atau
Kantor Perwakilan Dalam Negeri dan/atau hasil analisis ulang
yang dilakukan oleh penyusun Harga Perkiraan Sendiri.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 40
Cukup jelas.

Pasal 41
Cukup jelas.

Pasal 42
Cukup jelas.

Pasal 43
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Pejabat Pemutus dalam kegiatan Pengadaan meliputi:
1. Pejabat Pemutus persetujuan prinsip Pengadaan;
2. Pejabat Pemutus persetujuan pelaksanaan Pengadaan; dan
19

3. Pejabat Pemutus persetujuan Harga Perkiraan Sendiri.


Pejabat Pemutus dalam kegiatan Pengadaan dilarang menjadi
Pelaksana Pengadaan untuk Pengadaan dengan nilai Pengadaan
yang menjadi kewenangannya dengan pertimbangan untuk
melaksanakan fungsi pengawasan dan menghindari pertentangan
kepentingan (conflict of interest) para pihak yang terkait baik
langsung maupun tidak langsung.
Huruf c
Penyusun dan Pejabat Pemutus persetujuan Harga Perkiraan
Sendiri dilarang menjadi Pelaksana atau Panitia Pengadaan
untuk tetap menjaga kerahasiaan Harga Perkiraan Sendiri.

Pasal 44
Ayat (1)
Huruf a
Dokumen Pengadaan yang diperlukan pada saat
pelaksanaan Pengadaan disesuaikan berdasarkan cara
Pengadaan.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Materi pengumuman disusun berdasarkan konsep RKS dan
materi persetujuan prinsip Pengadaan yang telah disetujui
oleh Pejabat Pemutus persetujuan prinsip Pengadaan.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
20

Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Huruf n
Cukup jelas.
Ayat (2)
Dalam hal Pengadaan dilakukan melalui aplikasi E-Procurement
maka penyusunan dokumen Pengadaan dilakukan sesuai dengan
mekanisme dan format dalam aplikasi E-Procurement dimaksud.
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Untuk Pengadaan yang dilakukan oleh Satuan Kerja yang
melaksanakan fungsi pengadaan barang dan/atau jasa,
apabila terdapat usulan perubahan RKS terkait hal-hal
sebagai berikut:
1. nama, ruang lingkup, dan jangka waktu Pengadaan;
2. perkiraan nilai atau biaya Pengadaan;
3. kualifikasi atau syarat calon pelaksana pekerjaan
antara lain sumber daya manusia (SDM) dan kriteria
khusus Penyedia Barang dan/atau Jasa; atau
4. sistem pengajuan dan sistem evaluasi dokumen
penawaran.
maka Panitia Pengadaan menyampaikan usulan perubahan
kepada pelaksana Strategic Sourcing.
Huruf e
Cukup jelas.
21

Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 45
Cukup jelas.

Pasal 46
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “berhalangan tetap” antara lain yang
bersangkutan mutasi, mendapat tugas kedinasan dalam
jangka waktu lama, sakit dalam waktu yang tidak dapat
ditentukan, meninggal dunia, dan berhenti bekerja sebagai
pegawai.
Huruf b
Yang dimaksud dengan ketua Panitia Pengadaan karena
jabatannya dilarang menjadi ketua Panitia Pengadaan,
misalnya yang bersangkutan promosi menjadi Pemimpin
Satuan Kerja dan/atau yang bersangkutan mutasi atau
rotasi ke Unit Kerja yang melakukan penyusunan Harga
Perkiraan Sendiri.
22

Ayat (3)
Dalam hal pejabat penerima berita acara serah terima dibawah
Pejabat Pemutus Pengadaan maka diberlakukan atas nama.
Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 47
Cukup jelas.

Pasal 48
Huruf a
Materi pengumuman paling kurang memuat:
1. uraian singkat pekerjaan yang akan dilaksanakan;
2. pagu anggaran;
3. syarat-syarat dan ketentuan peserta Tender; dan
4. cara, tempat, tanggal, hari dan waktu pelaksanaan
pendaftaran.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Calon peserta telah terdaftar sebagai rekanan pada aplikasi E-
Procurement. Dalam hal calon peserta belum terdaftar maka calon
peserta mendaftar sebagai rekanan melalui aplikasi E-
Procurement dan melengkapi dokumen yang dipersyaratkan.
Huruf d
Seleksi dilakukan melalui pengecekan terhadap dokumen yang
dipersyaratkan. Dalam hal diperlukan, Panitia dapat melakukan
verifikasi kebenaran dan/atau keabsahan dokumen dimaksud.
Hasil seleksi seluruh dokumen pendaftaran calon peserta
dituangkan dalam berita acara.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Penyampaian undangan, RKS, dan konsep Kontrak kepada
peserta Tender dilakukan dengan memperhatikan kecukupan
waktu bagi peserta untuk mempelajari RKS sebelum pelaksanaan
penjelasan pekerjaan (aanwijzing).
23

Huruf g
Penjelasan pekerjaan (aanwijzing) merupakan penjelasan atas
materi RKS antara lain meliputi:
1. Syarat-syarat umum;
2. Syarat-syarat administrasi; dan
3. Syarat-syarat teknis.
Huruf h
Berita susulan merupakan pemberitahuan tertulis yang
disampaikan oleh Panitia Pengadaan kepada seluruh peserta
Pengadaan yang mengikuti tahapan penjelasan pekerjaan
(aanwijzing) dan memuat perubahan dari hasil penjelasan
pekerjaan (aanwijzing).
Penyampaian berita susulan kepada peserta Tender dilakukan
dengan memperhatikan kecukupan waktu bagi peserta untuk
mempersiapkan dokumen penawaran sebelum batas waktu
pemasukan dokumen penawaran.
Huruf i
Cukup jelas
Huruf j
Cukup jelas
Huruf k
Pelaksanaan evaluasi dokumen penawaran dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. pelaksanaan evaluasi dokumen penawaran dilakukan
terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan
dan sesuai dengan metode evaluasi dokumen penawaran yang
telah ditetapkan dalam RKS; dan
2. hasil evaluasi dokumen penawaran dituangkan dalam berita
acara.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Penawaran terbaik sesuai hasil evaluasi administrasi dan evaluasi
teknis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam RKS.
Angka 1
Cukup jelas.
24

Angka 2
Apabila setelah pelaksanaan klarifikasi dan/atau negosiasi
biaya terhadap penawaran terbaik tidak diperoleh harga
yang wajar, klarifikasi dan/atau negosiasi biaya dapat
dilakukan terhadap penawaran terbaik berikutnya sampai
dengan peringkat ketiga.
Huruf n
Cukup jelas.
Huruf o
Cukup jelas.
Huruf p
Pengumuman Pemenang disampaikan oleh Panitia Pengadaan
kepada peserta yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam RKS.
Huruf q
Yang dimaksud “masa sanggah” adalah periode waktu bagi
peserta Pengadaan untuk melakukan sanggahan terhadap
pengumuman pemenang Tender.
Huruf r
Cukup jelas.

Pasal 49
Cukup jelas.

Pasal 50
Untuk pelaksanaan Penunjukan Langsung pelaksanaan pembukaan
dokumen penawaran, evaluasi dokumen penawaran, dan klarifikasi
dan/atau negosiasi biaya dapat dituangkan dalam satu berita acara.
Pasal 51
Ayat (1)
Huruf a
Pengajuan persetujuan rencana Pembelian Langsung dapat
dilakukan secara sekaligus untuk kebutuhan selama 1 (satu)
tahun bersamaan dengan rencana Pengadaan Satuan Kerja
atau periodik atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Huruf b
Cukup jelas.
25

Huruf c
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Pembelian Langsung kepada Penyedia Barang dan/atau
Jasa Lain di luar E-Catalogue dapat dilakukan apabila
tidak tersedia di dalam E-Catalogue.
Pembelian Langsung melalui Penyedia Barang dan/atau
Jasa Lain dapat dilakukan secara:
1. retail yaitu pembelian secara langsung yang:
a. pembayarannya dilakukan secara tunai,
misalnya pembelian ke agen, toko, galeri,
swalayan, super market, pasar; atau
b. dilakukan dengan menyampaikan surat
pemesanan terlebih dahulu, misalnya pembelian
cindera mata, jasa penerjemah, pencetakan
buku, jasa pembicara; atau
2. online yaitu pembelian yang pemesanan,
persetujuan pembayaran, dan persetujuan
pengiriman dilakukan melalui website, misalnya
pembelian melalui e-marketplace, pembelian
license/aplikasi/software, pembelian buku.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Dalam hal belum terdapat sistem pelaporan secara online,
laporan realisasi Pengadaan dengan cara Pembelian Langsung
26

disampaikan secara manual antara lain melalui memorandum


atau email.
Pasal 52
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Pengajuan persetujuan rencana E-Purchasing dapat
dilakukan secara sekaligus untuk kebutuhan selama 1 (satu)
tahun atau periodik atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 53
Ayat (1)
Huruf a
Dalam hal dilakukan pengumuman di media massa, maka
pengumuman di media pengumuman resmi Bank Indonesia
dan website Bank Indonesia paling kurang 6 (enam) Hari
Kerja sejak tanggal pengumuman di media massa.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Dalam hal pengumuman Pengadaan dilakukan secara
kumulatif dari beberapa Pengadaan yang berbeda
periodenya, maka batas akhir pemasukan dokumen
penawaran dapat merujuk pada tanggal yang ditetapkan
Bank Indonesia.
27

Huruf d
Penyampaian undangan dilakukan secara tertulis antara lain
melalui surat, e-mail, atau media lainnya yang digunakan
Bank Indonesia.
Huruf e
Jangka waktu pengajuan dokumen penawaran ditetapkan
oleh Panitia, tergantung dari tingkat kompleksitas pekerjaan.
Huruf f
Penetapan 10 (sepuluh) hari kerja dimaksud tidak termasuk
kegiatan proof of concept. Penetapan jangka waktu
pelaksanaan kegiatan proof of concept harus ditetapkan
dalam RKS.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Yang dimaksud “proof of concept” adalah kegiatan mengevaluasi
kelayakan konsep atau desain yang dituangkan dalam dokumen
penawaran. Proof of concept dilakukan antara lain melalui
simulasi atau presentasi.
Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 54
Cukup jelas.

Pasal 55
Cukup jelas.

Pasal 56
Ayat (1)
Cukup jelas.
28

Ayat (2)
Laporan tertulis disampaikan paling lambat bersamaan dengan
usulan penetapan pemenang Pengadaan atau usulan penetapan
pelaksana pekerjaan.

Pasal 57
Cukup jelas.

Pasal 58
Cukup jelas.

Pasal 59
Cukup jelas.

Pasal 60
Cukup jelas.

Pasal 61
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Huruf a
Yang dimaksud “post bidding” adalah menambah,
mengurangi, mengganti, mengubah kriteria dan persyaratan
setelah melewati batas waktu yang telah ditetapkan dalam
RKS dan/atau substansi dokumen penawaran.
Huruf b
Contoh kesalahan penawaran yang tidak substansial antara
lain kesalahan pengetikan, kesalahan penyebutan sebagian
29

nama atau keterangan, surat penawaran tidak terdapat kop


perusahaan, tidak distempel dan/atau tidak bermeterai.
Penetapan jenis kesalahan penawaran yang tidak
substansial dan mekanisme perbaikan kesalahan penawaran
tersebut harus dicantumkan dalam RKS.
Panitia dapat melakukan klarifikasi terhadap dokumen yang
disampaikan dan hasil klarifikasi tersebut dituangkan dalam
berita acara dan dilengkapi dokumen pendukung.

Pasal 62
Cukup jelas

Pasal 63
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “sistem gugur” adalah evaluasi penilaian
penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan
dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang
telah ditetapkan, dengan urutan proses evaluasi dimulai dari
penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis, dan
kewajaran harga. peserta Pengadaan yang tidak lulus penilaian
pada setiap tahapan, dinyatakan gugur.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
1. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran
yang memenuhi syarat pada pembukaan dokumen
penawaran.
2. Evaluasi pada tahap ini, dilakukan sesuai persyaratan
yang tercantum dalam RKS.
3. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan,
yaitu memenuhi syarat administrasi (pass) atau tidak
memenuhi syarat administrasi (fail).
Huruf b
1. Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan memenuhi persyaratan/lulus administrasi.
30

2. Evaluasi pada tahap ini, dilakukan sesuai persyaratan


yang tercantum dalam RKS.
3. Dalam pelaksanaan evaluasi teknis, Panitia Pengadaan
dapat meminta klarifikasi kepada peserta Pengadaan
melalui presentasi secara online atau offline dan/atau
penjelasan tertulis.
4. Dalam pelaksanaan evaluasi teknis, dapat menggunakan
nilai ambang batas lulus (passing grade).
5. Evaluasi teknis menghasilkan dua kesimpulan, yaitu
memenuhi (memenuhi nilai ambang batas apabila
menggunakan nilai ambang batas lulus) atau tidak
memenuhi syarat teknis (pass and fail).
Huruf c
1. Evaluasi biaya hanya dilakukan terhadap penawaran
yang dinyatakan lulus/memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis.
2. Evaluasi biaya dilakukan sesuai persyaratan yang
tercantum dalam RKS (seperti: harga satuan, kuantitas
dan pengecekan kesesuaian spesifikasi teknis dengan
harga).
3. Berdasarkan hasil evaluasi biaya, Panitia Pengadaan
membuat daftar urutan penawaran yang dimulai dari
urutan biaya penawaran terendah dan wajar kemudian
mengusulkan penawaran terendah dan wajar sebagai
calon pemenang. Dalam hal harga yang ditawarkan
dinilai tidak wajar dan/atau terdapat perbedaan antara
RKS dengan penawaran maka dapat dilakukan
klarifikasi.
4. Apabila berdasarkan evaluasi kewajaran harga urutan
pertama penawaran terendah dinilai tidak wajar maka
dapat dilakukan klarifikasi kepada urutan selanjutnya
dan seterusnya.

Pasal 64
Ayat (1)
Cukup jelas.
31

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
1. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen
penawaran administrasi yang memenuhi syarat pada
pembukaan penawaran.
2. Evaluasi pada tahap ini, dilakukan sesuai persyaratan
yang tercantum dalam RKS.
3. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan,
yaitu memenuhi syarat administrasi (pass) atau tidak
memenuhi syarat administrasi (fail).
Huruf b
1. Evaluasi teknis dilakukan terhadap dokumen penawaran
teknis yang dinyatakan memenuhi persyaratan/lulus
administrasi.
2. Dalam pelaksanaan evaluasi teknis, Panitia Pengadaan
dapat meminta klarifikasi kepada peserta Pengadaan
melalui presentasi secara online atau offline dan/atau
penjelasan tertulis.
3. Dalam hal penilaian teknis menggunakan nilai ambang
batas lulus (passing grade) maka hal ini dicantumkan
dalam RKS.
4. Dalam melakukan evaluasi teknis dan biaya pada sistem
nilai digunakan pendekatan/metode kuantitatif, yaitu
dengan memberikan bobot dan skor/nilai terhadap
unsur-unsur yang dinilai sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dalam RKS.
5. Penilaian biaya dilakukan terhadap peserta yang:
a) memenuhi persyaratan teknis atau memenuhi nilai
ambang batas lulus (passing grade); dan
b) penawaran biaya hasil negosiasinya dibawah atau
sama dengan nilai harga perkiraan sendiri,
dengan cara memberikan nilai tertinggi kepada biaya
terendah.
32

Nilai biaya peserta yang lain dihitung dengan


menggunakan perbandingan biaya peserta tersebut
dengan biaya terendah.
6. Setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing
unsur teknis dan biaya, Panitia Pengadaan menghitung
nilai kombinasi hasil penilaian biaya dan teknis
berdasarkan bobot penilaian yang telah ditetapkan dalam
kriteria evaluasi.
7. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut di atas Panitia
Pengadaan membuat daftar urutan penawaran peserta,
yang dimulai dari urutan penawaran yang memiliki nilai
tertinggi.
8. Dalam hal pelaksanaan Pengadaan dilakukan dengan
cara Tender, pelaksanaan negosiasi biaya dilakukan
terhadap 3 (tiga) penawaran terbaik dengan nilai
kombinasi hasil penilaian teknis dan biaya penawaran
sebelum negosiasi berdasarkan bobot penilaian yang
telah ditetapkan dalam kriteria evaluasi.
9. Calon pemenang adalah peserta Pengadaan yang
memiliki nilai kombinasi tertinggi dan biaya hasil
negosiasinya lebih kecil atau sama dengan harga
perkiraan sendiri.
Contoh sistem nilai:
Nilai Teknis 60% Nilai Biaya 40%
Nama Nilai Penawaran Nilai
No Nilai Nilai Peringkat
Peserta Nilai Teknis Biaya Nilai Biaya Kombinasi
Evaluasi Terendah
(Rp)
b= a x% e = (d/c) x %
a c d f = b+ e
teknis biaya
1 PT. A 75 45 70 70 40 85 2
2 PT. B 85 51 80 70 35 86 1
3 PT. C 80 48 100 70 28 76 3

Pasal 65
Ayat (1)
Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis digunakan untuk
mengevaluasi Pengadaan Barang yang kompleks antara lain
Barang teknologi informasi dan mesin sortasi uang.
Ayat (2)
Cukup jelas.
33

Ayat (3)
Huruf a
1. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen
penawaran administrasi yang memenuhi syarat pada
pembukaan penawaran.
2. Evaluasi pada tahap ini, dilakukan sesuai persyaratan
yang tercantum dalam RKS.
3. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan,
yaitu memenuhi syarat administrasi (pass) atau tidak
memenuhi syarat administrasi (fail).
Huruf b
1. Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan memenuhi persyaratan/lulus administrasi.
2. Evaluasi pada tahap ini, dilakukan sesuai persyaratan
yang tercantum dalam RKS.
3. Dalam pelaksanaan evaluasi teknis, Panitia Pengadaan
dapat meminta klarifikasi kepada peserta Pengadaan
melalui presentasi secara online atau offline dan/atau
penjelasan tertulis.
4. Dalam pelaksanaan evaluasi teknis, dapat menggunakan
nilai ambang batas lulus (passing grade).
5. Evaluasi teknis menghasilkan dua kesimpulan, yaitu
memenuhi (memenuhi nilai ambang batas apabila
menggunakan nilai ambang batas lulus) atau tidak
memenuhi syarat teknis (pass and fail).
6. Evaluasi biaya hanya dilakukan terhadap penawaran
yang dinyatakan lulus/memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis.
7. Evaluasi biaya dilakukan sesuai persyaratan yang
tercantum dalam RKS.
8. Unsur-unsur biaya dikonversikan ke dalam mata uang
tunggal berdasarkan perhitungan profesional.
9. Dalam hal pelaksanaan Pengadaan dilakukan dengan
cara Tender, pelaksanaan negosiasi biaya dilakukan
terhadap 3 (tiga) penawaran dengan hasil penilaian
teknis terbaik.
34

10. Berdasarkan hasil evaluasi biaya, Panitia Pengadaan


membuat daftar urutan penawaran yang dimulai dari
urutan biaya penawaran terendah dan wajar selama
umur ekonomis kemudian mengusulkan penawaran
terendah dan wajar selama umur ekonomis yang nilainya
lebih rendah atau sama dengan harga perkiraan sendiri
sebagai calon pemenang.
Contoh sistem penilaian biaya selama umur ekonomis
Pengadaan Barang:

Pasal 66
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Huruf a
1. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran
yang memenuhi syarat pada pembukaan penawaran.
2. Evaluasi pada tahap ini, dilakukan sesuai persyaratan
yang tercantum dalam RKS.
3. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan,
yaitu memenuhi syarat administrasi (pass) atau tidak
memenuhi syarat administrasi (fail).
35

Huruf b
1. Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan memenuhi persyaratan/lulus administrasi.
2. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
pendekatan/metode kuantitatif, yaitu dengan
memberikan bobot dan skor/nilai terhadap unsur-unsur
teknis yang dinilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
dalam RKS.
3. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, disusun daftar
urutan penawaran, yang dimulai dari urutan penawaran
yang memiliki nilai teknis tertinggi.
4. Bila menggunakan nilai ambang batas lulus (passing
grade), urutan penawaran hanya dilakukan kepada
penawar yang memperoleh nilai di atas atau sama
dengan nilai ambang batas lulus (passing grade).
Huruf c
1. Evaluasi biaya dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan telah memenuhi persyaratan administrasi
dan teknis serta nilai penawaran biayanya lebih kecil
atau sama dengan pagu anggaran.
2. Berdasarkan hasil evaluasi teknis, dibuat daftar urutan
yang dimulai dari urutan dengan teknis terbaik yang
dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi biaya
kepada penawar dengan peringkat teknis terbaik
pertama.
3. Evaluasi biaya dilakukan sesuai persyaratan yang
tercantum dalam RKS.
4. Calon pemenang adalah peserta yang memiliki nilai
teknis tertinggi dan biayanya lebih kecil atau sama
dengan pagu anggaran.

Pasal 67
Cukup jelas.

Pasal 68
Ayat (1)
Cukup jelas.
36

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
1. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran
yang memenuhi syarat pada pembukaan penawaran.
2. Evaluasi pada tahap ini, dilakukan sesuai persyaratan
yang tercantum dalam RKS.
3. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan,
yaitu memenuhi syarat administrasi (pass) atau tidak
memenuhi syarat administrasi (fail).
Huruf b
1. Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan memenuhi persyaratan/lulus administrasi.
2. Evaluasi pada tahap ini, dilakukan sesuai persyaratan
yang tercantum dalam RKS.
3. Dalam pelaksanaan evaluasi teknis, Panitia Pengadaan
dapat meminta klarifikasi kepada peserta melalui
presentasi secara online atau offline dan/atau penjelasan
tertulis.
4. Pelaksanaan evaluasi teknis menggunakan nilai ambang
batas lulus (passing grade).
5. Evaluasi teknis menghasilkan dua kesimpulan, yaitu
memenuhi nilai ambang batas lulus (pass) atau tidak
memenuhi syarat teknis (fail).
Huruf c
1. Evaluasi biaya dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan telah memenuhi persyaratan administrasi
dan teknis.
2. Berdasarkan hasil evaluasi teknis, dibuat daftar urutan
yang dimulai dari urutan dengan teknis terbaik yang
dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi biaya
kepada penawar dengan peringkat teknis terbaik
pertama.
3. Evaluasi biaya dilakukan sesuai persyaratan yang
tercantum dalam RKS.
37

4. Calon pemenang adalah peserta yang memiliki nilai


teknis tertinggi/terbaik dan biayanya lebih kecil atau
sama dengan Harga Perkiraan Sendiri.

Pasal 69
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
1. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran
yang memenuhi syarat pada pembukaan penawaran.
2. Evaluasi pada tahap ini, dilakukan sesuai persyaratan
yang tercantum dalam RKS.
3. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan,
yaitu memenuhi syarat administrasi (pass) atau tidak
memenuhi syarat administrasi (fail).
Huruf b
1. Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan memenuhi persyaratan/lulus administrasi.
2. Evaluasi pada tahap ini, dilakukan sesuai persyaratan
yang tercantum dalam RKS.
3. Dalam pelaksanaan evaluasi teknis, Panitia Pengadaan
dapat meminta klarifikasi kepada peserta Pengadaan
melalui presentasi secara online atau offline dan/atau
penjelasan tertulis.
4. Pelaksanaan evaluasi teknis menggunakan nilai ambang
batas lulus (passing grade).
5. Evaluasi teknis menghasilkan dua kesimpulan, yaitu
memenuhi nilai ambang batas (pass) atau tidak
memenuhi syarat teknis (fail).
Huruf c
1. Evaluasi biaya dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan telah memenuhi persyaratan administrasi
dan teknis.
38

2. Dibuat peringkat berdasarkan biaya penawaran terendah


sampai dengan tertinggi dan negosiasi dilakukan
terhadap penawar dengan biaya terendah.
3. Evaluasi biaya dilakukan sesuai persyaratan yang
tercantum dalam RKS.
4. Calon pemenang adalah peserta dengan penawaran
terendah yang lulus passing grade dan nilai
penawarannya lebih rendah atau sama dengan Harga
Perkiraan Sendiri.

Pasal 70
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
1. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran
yang memenuhi syarat pada pembukaan penawaran.
2. Evaluasi pada tahap ini, dilakukan sesuai persyaratan
yang tercantum dalam RKS.
3. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan,
yaitu memenuhi syarat administrasi (pass) atau tidak
memenuhi syarat administrasi (fail).
Huruf b
1. Evaluasi teknis dilakukan terhadap dokumen penawaran
teknis yang dinyatakan memenuhi persyaratan/lulus
administrasi.
2. Dalam pelaksanaan evaluasi teknis, Panitia Pengadaan
dapat meminta klarifikasi kepada peserta melalui
presentasi secara online atau offline dan/atau penjelasan
tertulis.
3. Dalam melakukan evaluasi teknis digunakan
pendekatan/metode kuantitatif, yaitu dengan
memberikan bobot dan skor/nilai terhadap unsur-unsur
yang dinilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam
RKS.
39

4. Dalam hal menggunakan nilai ambang batas lulus


(passing grade), urutan penawaran hanya dilakukan
kepada penawar yang memperoleh nilai di atas atau sama
dengan nilai ambang batas lulus (passing grade).
Huruf c
1. Dalam melakukan evaluasi biaya digunakan
pendekatan/metode kuantitatif, yaitu dengan
memberikan bobot dan skor/nilai terhadap unsur-unsur
yang dinilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam
RKS.
2. Penilaian biaya dilakukan dengan cara memberikan nilai
tertinggi kepada biaya terendah.
3. Nilai biaya peserta yang lain dihitung dengan
menggunakan perbandingan biaya peserta tersebut
dengan biaya terendah.
4. Setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing
unsur teknis dan biaya, Panitia Pengadaan menghitung
nilai kombinasi hasil penilaian biaya dan teknis
berdasarkan bobot penilaian yang telah ditetapkan dalam
kriteria evaluasi.
5. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut di atas Panitia
Pengadaan membuat daftar urutan penawaran peserta,
yang dimulai dari urutan penawaran yang memiliki nilai
tertinggi.
6. Klarifikasi dan negosiasi dilakukan terhadap penawar
dengan nilai kombinasi akhir terbaik.
7. Calon pemenang adalah peserta dengan nilai kombinasi
akhir terbaik dan penawaran biayanya dibawah atau
sama dengan Harga Perkiraan Sendiri.
Contoh sistem nilai :
Nilai Teknis 60% Nilai Biaya 40%
Nama Nilai Penawaran Nilai
No Nilai Nilai Peringkat
Peserta Nilai Teknis Biaya Nilai Biaya Kombinasi
Evaluasi Terendah
(Rp)
b= a x% e = (d/c) x %
a c d f = b+ e
teknis biaya
1 PT. A 75 45 70 70 40 85 2
2 PT. B 85 51 80 70 35 86 1
3 PT. C 80 48 100 70 28 76 3
40

8. Dalam hal penilaian teknis menggunakan nilai ambang


batas lulus (passing grade) maka hal ini dicantumkan
dalam RKS.

Pasal 71
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Dalam pelaksanaan evaluasi dokumen penawaran, Panitia
Pengadaan dapat meminta klarifikasi kepada peserta Pengadaan
melalui presentasi secara online atau offline dan/atau penjelasan
tertulis.

Pasal 72
Koreksi aritmatik ditujukan untuk melakukan perbaikan atas hasil
pemeriksaan perhitungan terhadap penawaran biaya yang
disampaikan oleh peserta Pengadaan.
Koreksi aritmatik dilakukan apabila terdapat kesalahan perhitungan
pada dokumen penawaran biaya.
Contoh:
Pengadaan 10 unit air conditioner (AC) split, yaitu:
1. Total penawaran biaya yang disampaikan oleh peserta adalah Rp10
juta.
2. Dalam dokumen penawaran biaya tertulis 10 unit x
Rp2.000.000,00 = Rp10.000.000,00.
3. Panitia meminta calon pemenang untuk melakukan koreksi
aritmatik pada harga satuan menjadi Rp1.000.000,00/unit.

Pasal 73
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
41

Huruf b
Dalam hal Pengadaan dikecualikan dari penyusunan Harga
Perkiraan Sendiri maka harga penawaran dibandingkan
dengan RAB.
Huruf c
Cukup jelas.

Pasal 74
Cukup jelas.

Pasal 75
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Huruf a
Cukup jelas. Huruf b
Contoh:
Penawaran PT A = Rp100 juta ditetapkan sebagai penawaran
terbaik dengan harga yang wajar dengan rincian sebagai
berikut:
Jenis Volume Harga
Kertas A4 1000 rim Rp 100.000/rim

Penawaran PT B Rp110 juta dengan rincian sebagai berikut:


Jenis Volume Harga
Kertas A4 1000 rim Rp 110.000/rim
PT B dapat ditetapkan sebagai calon pelaksana pekerjaan
berikutnya dengan harga penawaran mengacu pada
penawaran yang disampaikan oleh PT A, yaitu sebesar
Rp100.000 per rim.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
42

Cukup jelas.
Huruf e
Misalnya dalam RKS ditetapkan bahwa pelaksana pekerjaan
dapat terdiri dari 2 penyedia Barang dan/atau Jasa dengan
prosentase 60% bagi pemenang pertama dan 40% bagi
pemenang kedua, maka penetapan sebagai berikut:

Harga Negosiasi Harga Evaluasi Peringkat


PT
Terakhir (HNT) Akhir (HEA) HEA
A 106 100 1
B 102 102 2
C 103 103 3
D 104 104 4
PT A
yang merupakan peringkat pertama, ditetapkan sebagai
calon pelaksana pekerjaan pertama dengan prosentase 60%
pekerjaan. 40% pekerjaan ditawarkan kepada PT B yang
merupakan peringkat kedua dalam pemeringkatan
pemenang dengan harga PT A. Dalam hal PT B menolak
untuk menjadi pelaksana pekerjaan kedua, maka PT C
ditawarkan untuk mendapatkan 40% porsi pekerjaan.
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (5)
Yang dimaksud “preferensi harga” adalah dalam evaluasi
penawaran harga, calon Penyedia Barang dan/atau Jasa dalam
negeri yang menawarkan produk dengan nilai tingkat komponen
dalam negeri tertentu dapat diberikan atau diperhitungkan
preferensi harga.
Ayat (6)
Contoh:
PT Harga Peringkat
A Rp100.000 1
B Rp102.000 2
C Rp103.000 3
D Rp104.000 4
43

Dalam hal peringkat pertama (PT A) merupakan penawaran


terbaik dan memenuhi harga yang wajar berdasarkan preferensi
harga, maka harga yang digunakan untuk calon pelaksana
pekerjaan kedua dan/atau selanjutnya adalah PT B dengan harga
PT B. Apabila PT B mengundurkan diri maka akan dilakukan
negosiasi kepada PT C dengan menggunakan harga PT B. Dalam
hal tidak tercapai hasil negosiasi dengan menggunakan PT B
maka dapat menggunakan harga PT C, dan seterusnya.

Pasal 76
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Penggunaan jaminan berupa bentuk lain dapat dilakukan dengan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.

Pasal 77
Cukup jelas.

Pasal 78
Cukup jelas.

Pasal 79
Ayat (1)
Cukup jelas.
44

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Contoh:
Nilai
No Komponen
(Rp)
1 Biaya Pengadaan PC 300.000.000,00
2 Biaya pekerjaan Pemeliharaan selama 4 Tahun 260.000.000,00
Total biaya pekerjaan dalam Kontrak 560.000.000,00
Nilai Jaminan Pelaksanaan (5%) 28.000.000,00

Huruf b
Contoh:
Nilai
No Komponen
(Rp)
1 Biaya Pengadaan mesin 300.000.000,00
2 Biaya pekerjaan Pemeliharaan Tahun Pertama 50.000.000,00
3 Biaya pekerjaan Pemeliharaan Tahun Kedua 60.000.000,00
4 Biaya pekerjaan Pemeliharaan Tahun Ketiga 70.000.000,00
5 Biaya pekerjaan Pemeliharaan Tahun Keempat 80.000.000,00
Total biaya pekerjaan dalam Kontrak 560.000.000,00
Nilai Jaminan Pelaksanaan pekerjaan Pengadaan (5%) 15.000.000,00
Nilai Jaminan Pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Tahun Pertama (5%) 2.500.000,00
Nilai Jaminan Pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Tahun Kedua (5%) 3.000.000,00
Nilai Jaminan Pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Tahun Ketiga (5%) 3.500.000,00
Nilai Jaminan Pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Tahun Keempat (5%) 4.000.000,00

Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Yang dimaksud dengan “waktu pemeliharaan” adalah jangka
waktu pelaksanaan masa garansi.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Nilai jaminan pelaksanaan dapat disesuaikan dengan sisa nilai
Kontrak yang belum dilakukan serah terima.
Ayat (9)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
45

Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Angka 1
Yang dimaksud dengan “Jasa pengembangan” adalah
Jasa pengembangan sistem informasi sesuai dengan
arsitektur enterprise, rencana strategis sistem
informasi, rencana kerja sistem informasi, dan kualitas
sistem informasi.
Angka 2
Yang dimaksud dengan “major project” adalah major
project sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank
Indonesia mengenai perencanaan dan pengendalian
program kerja, sumber daya, risiko, dan audit
terintegrasi.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Ayat (10)
Cukup jelas.
Ayat (11)
Cukup jelas.
Ayat (12)
Cukup jelas.

Pasal 80
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
46

Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 81
Cukup jelas.

Pasal 82
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Lembaga atau institusi yang berwenang dalam ayat ini
merupakan lembaga atau institusi yang berwenang di bidang
industri dan perdagangan.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 83
Cukup jelas.

Pasal 84
Cukup jelas.

Pasal 85
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan perubahan kebijakan adalah adanya
suatu sebab tertentu yang menyebabkan perubahan dalam
strategi Pengadaan.
Contoh: adanya perubahan strategi dari beli menjadi sewa,
perubahan pendekatan dari bangun menjadi rancang
bangun, dan lain-lain.
Huruf b
Yang dimaksud dengan perubahan kebutuhan adalah
adanya perubahan atas volume dan/atau Spesifikasi Teknis
47

Barang dan/atau Jasa sehingga menyebabkan adanya


perubahan harga Barang dan/atau Jasa.
Contoh: perubahan volume pembelian Barang dari 100 unit
menjadi 1000 unit, perubahan kebutuhan mesin fotokopi
menjadi mesin fotokopi 4 in 1, dan lain-lain.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Hasil koordinasi dapat berupa pengembalian KAK kepada Satuan
Kerja yang mengajukan KAK atau melanjutkan dengan
Pengadaan baru.

Pasal 86
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Apabila setelah masa sanggah habis dan ternyata terdapat bukti
bahwa telah terjadi KKN dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan hukum, maka Pengadaan dapat dihentikan.

Pasal 87
Cukup jelas.

Pasal 88
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
48

Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Biaya perencanaan atau perancangan untuk pelaksanaan
pekerjaan yang menggunakan rancangan yang sama secara
berulang seluruh atau sebagian, menggunakan tarif
menurun.
Huruf d
Pengertian memecah adalah menjadikan satu obyek
Pengadaan dipecah menjadi lebih dari satu Pengadaan tanpa
proses Tender.
Huruf e
Yang dimaksud “cost plus fee” adalah perhitungan nilai
Kontrak berdasarkan pada:
a. ruang lingkup, volume, dan nilai pekerjaan yang belum
diketahui dengan pasti serta pembayaran prestasi
pekerjaan dilakukan berdasarkan pengeluaran biaya
yang meliputi pembelian bahan, sewa peralatan, upah
pekerja, dan lain-lain, ditambah persentase fee yang
telah disepakati Penyedia Barang dan/atau Jasa dan
pemberi pekerjaan; atau
b. biaya aktual/biaya pengeluaran sebenarnya ditambah
Jasa dengan persentase tertentu atas biaya aktual
tersebut (cost plus percentage fee) kepada pihak lain atau
perantara sedangkan Pengadaan dapat dilakukan secara
langsung tanpa kendala kepada Penyedia Barang
dan/atau Jasa. Biaya aktual antara lain terdiri dari
komponen biaya bahan/material, upah, sewa peralatan.
Jasa terdiri dari komponen keuntungan dan overhead.
Contoh:
1. Pekerjaan penyediaan talent/artis yang belum
diketahui ruang lingkup pekerjaannya, volume
penggunaan, dan harganya. Penyedia Jasa talent akan
mendapatkan fee sebesar 5% dari biaya penyediaan
talent/artis dimaksud.
2. Kontrak penyediaan alat tulis kantor (ATK) kepada PT
A dengan penambahan fee sebesar 5% dari harga alat
49

tulis kantor (ATK) yang ditetapkan oleh


produsen,sedangkan Bank Indonesia dapat
melakukan Pengadaan secara langsung kepada
produsen alat tulis kantor (ATK) tersebut tanpa
kendala.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 89
Cukup jelas

Pasal 90
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Huruf a
Penggunaan meterai pada Kontrak dapat dikecualikan untuk
Kontrak yang tidak diatur oleh ketentuan hukum negara
Republik Indonesia.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (6)
Perekaman perincian Kontrak antara lain meliputi nama
pekerjaan, nomor dan nama Kontrak, jangka waktu Kontrak, nilai
Kontrak, serta nama pegawai yang ditunjuk sebagai otorisator
pelaksana Kontrak (otorisator contract management) di Satuan
Kerja pelaksana Kontrak.
Ayat (7)
Cukup jelas.
50

Pasal 91
Cukup jelas.

Pasal 92
Cukup jelas.

Pasal 93
Cukup jelas.

Pasal 94
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Contoh:
Pengadaan alat tulis kantor (ATK) untuk kertas A4 & folio:

Harga penawaran Kertas A4 sebesar Rp100.000 dan Kertas Folio


sebesar Rp110.000 tersebut di atas dapat disetujui sebagai harga
penawaran yang wajar.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 95
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Contoh Kontrak gabungan lumsum dan harga satuan adalah
pekerjaan pemeliharaan mesin. Pemeliharaan yang volumenya
masih bersifat perkiraan menggunakan harga satuan, sedangkan
pemeliharaan yang volumenya dapat dihitung secara pasti
menggunakan lumsum.
Ayat (3)
Cukup jelas.
51

Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 96
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Perkiraan nilai pekerjaan digunakan sebagai dasar penetapan
kewenangan persetujuan Pengadaan dan nilai jaminan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 97
Cukup jelas.

Pasal 98
Kontrak waktu penugasan dapat digunakan misalnya untuk pekerjaan
studi kelayakan, manajemen proyek, investigasi kondisi struktur, ahli
arbitrase layanan penyelesaian sengketa, pengembangan
sistem/aplikasi.

Pasal 99
Cukup jelas.

Pasal 100
Cukup jelas

Pasal 101
Huruf a
Contoh: Pengadaan langganan data, Pengadaan yang
menggunakan Kontrak sebelumnya sebagai dasar Kontrak baru
(renewal).
52

Huruf b
Contoh: Pengadaan lahan/persil yang menggunakan akta jual beli
(AJB).
Huruf c
Cukup jelas.

Pasal 102
Cukup jelas.

Pasal 103
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “keadaan memaksa” adalah suatu
keadaan yang terjadi di luar kehendak para pihak dalam Kontrak
dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban
yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
Contoh keadaan memaksa antara lain:
1. bencana alam;
2. bencana non alam (antara lain epidemi dan wabah penyakit),
bencana sosial (antara lain huru hara, pemberontakan,
perang, pemogokan);
3. kebakaran yang bukan disebabkan oleh kelalaian Penyedia
Barang dan/atau Jasa dan/atau Bank Indonesia; dan/atau
4. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui
keputusan bersama antara menteri-menteri teknis terkait,
waktu kerja diperpendek oleh Pemerintah, dan/atau
Peraturan Pemerintah.
Ayat (2)
Pemberitahuan secara tertulis oleh Penyedia Barang dan/atau
Jasa kepada Bank Indonesia dalam hal ini Satuan Kerja
pelaksana Kontrak harus disertai dengan dokumen yang
diterbitkan oleh penguasa atau pejabat yang berwenang dan
dapat membuktikan kebenaran peristiwa yang terjadi.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “Bank Indonesia” adalah Satuan Kerja
pelaksana Kontrak.
53

Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.

Pasal 104
Cukup jelas.

Pasal 105
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Dilakukan dengan penyampaian surat dari Bank Indonesia
dan/atau addendum Kontrak
Huruf b
Dilakukan dengan penyampaian surat penghentian Kontrak
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Surat penghentian surat penunjukan pelaksana pekerjaan (SPPP)
ditandatangani oleh Pejabat Pemutus pelaksanaan Pengadaan
sesuai dengan nilai kewenangan.
Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 106
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pernyataan tersebut antara lain berisi bahwa Bank Indonesia
dibebaskan dari segala tuntutan pihak lain terkait penggunaan
54

hak atas kekayaan intelektual oleh Penyedia Barang dan/atau


Jasa.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 107
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Permintaan penyusunan standar Kontrak kepada Satuan kerja
yang melaksanakan fungsi pengadaan barang dan/atau jasa
dapat berupa:
a. penyusunan standar Kontrak baru; atau
b. penyesuaian terhadap standar Kontrak yang telah ditetapkan.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan “Pengadaan tertentu” antara lain
Pengadaan dengan Penyedia Barang dan/atau Jasa yang memiliki
standar Kontrak yang berlaku internasional atau Pengadaan
pencetakan Uang Rupiah dengan Perusahaan Umum Percetakan
Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).
Ayat (6)
Huruf a
Contoh standar Kontrak yang telah ditetapkan Pemerintah
atau otoritas tertentu antara lain Akta Jual Beli (AJB).
Huruf b
Yang dimaksud “standar Kontrak Penyedia Barang dan/atau
Jasa yang berlaku umum” adalah Kontrak yang diterbitkan
oleh Penyedia Barang dan/atau Jasa untuk semua klien
Penyedia Barang dan/atau Jasa dimaksud. Contoh antara
lain Kontrak langganan data
Huruf c
Contoh Kontrak yang disepakati oleh Bank Indonesia dan
Penyedia Barang dan/atau Jasa antara lain Pengadaan
55

pencetakan Uang Rupiah dengan Perusahaan Umum


Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).

Pasal 108
Cukup jelas.

Pasal 109
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan membeli adalah Pengadaan Barang
yang dimaksudkan untuk dimiliki sendiri oleh Bank
Indonesia. Untuk pembelian Barang tertentu dapat
dilakukan termasuk dengan paket pemeliharaan selama
umur ekonomis Barang dimaksud.
Huruf b
Yang dimaksud dengan menyewa adalah Pengadaan Barang
yang dimaksudkan untuk dimanfaatkan oleh Bank
Indonesia yang dilakukan dengan cara sewa.
Huruf c
Yang dimaksud dengan sewa beli adalah Pengadaan Barang
dengan cara sewa dengan hak opsi bagi Bank Indonesia
untuk membeli Barang yang disewa pada akhir masa sewa
sesuai dengan harga yang telah disepakati.
Huruf d
Yang dimaksud dengan tukar tambah/trade-in adalah
Pengadaan Barang yang dimaksudkan untuk dimiliki sendiri
oleh Bank Indonesia yang dilakukan dengan cara tukar
tambah/trade-in.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Serah terima pekerjaan kedua dilakukan apabila penyedia telah
menyelesaikan kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
56

baik dan Penyedia Barang dan/atau Jasa mengajukan


permintaan secara tertulis kepada Bank Indonesia setelah masa
pemeliharaan berakhir.
Pelaksanaan serah terima kedua pekerjaan dilakukan dengan
berita acara serah terima kedua pekerjaan.
Uang retensi dibayarkan/jaminan pemeliharaan dikembalikan
kepada Penyedia Barang dan/atau Jasa setelah berita acara serah
terima kedua pekerjaan ditandatangani. Apabila Penyedia Barang
dan/atau Jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka Bank Indonesia berhak untuk tidak
membayar retensi atau mencairkan jaminan pemeliharaan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.

Pasal 110
Cukup jelas.

Pasal 111
Ayat (1)
Huruf a
Pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi secara
konvensional dilakukan dengan menugaskan kepada
pelaksana pekerjaan yang ditunjuk untuk melaksanakan
Pekerjaan Konstruksi, sesuai dengan desain yang telah
dibuat oleh konsultan perancang, perencana atau Satuan
Kerja sesuai kewenangannya.
Dalam melaksanakan tugasnya, pelaksana pekerjaan dapat
diawasi oleh konsultan pengawas/manajemen konstruksi
sebagai wakil dari Bank Indonesia.
Huruf b
Rancang dan bangun (design and build) dilaksanakan
dengan menugaskan pelaksana pekerjaan untuk merancang
dan melaksanakan pekerjaan pembangunan atau Pekerjaan
Konstruksi.
57

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Dalam hal perancangan dilaksanakan oleh konsultan
perencana atau konsultan perancang maka Pengadaan
konsultan perencana atau konsultan perancang
dilaksanakan sesuai tahapan Pengadaan Jasa Konsultansi.
Huruf b
Pengadaan pelaksana Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan
sesuai tahapan Pengadaan Barang/Jasa Lain/Pekerjaan
Konstruksi.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan pengawasan yaitu:
1. Pengawasan dan pemeriksaan atas pelaksanaan
pekerjaan dilakukan untuk meyakini bahwa pelaksanaan
pekerjaan telah sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam Kontrak;
2. Satuan Kerja pelaksana Kontrak melakukan supervisi
terhadap hasil pemeriksaan pekerjaan yang dilakukan
oleh konsultan manajemen konstruksi atau konsultan
pengawas;
3. konsultan manajemen konstruksi digunakan mulai dari
kegiatan perancangan sampai dengan pelaksanaan
pekerjaan pembangunan atau Pekerjaan Konstruksi,
pembuatan wujud fisik lainnya atau aset takberwujud,
untuk pekerjaan yang memiliki kriteria:
a) menggunakan teknologi tinggi;
b) berisiko tinggi;
c) menggunakan peralatan yang didesain khusus; atau
d) memerlukan perancangan yang detil dan spesifik;
4. konsultan pengawas dapat dilakukan oleh perorangan
atau badan usaha. Konsultan pengawas perorangan
digunakan untuk mengawasi pelaksanaan Pekerjaan
58

Konstruksi, pembuatan wujud fisik lainnya atau aset


takberwujud yang bersifat sederhana.

Ayat (4)
Huruf a
Satuan Kerja yaitu Satuan Kerja yang diberikan penugasan
khusus untuk menyusun kebutuhan pokok dan prinsip
rancangan.
Angka 1
Penggunaan konsultan project management atau
manajemen konstruksi dilaksanakan melalui
pelaksanaan Pengadaan sesuai dengan tahapan
Pengadaan Jasa Konsultansi.
Angka 2
Cukup jelas.
Huruf b
Dokumen persiapan Pengadaan pekerjaan rancang dan
bangun (design and build) antara lain sebagai berikut:
1. KAK dan/atau kebutuhan pokok (basic requirement);
2. prinsip rancangan (basic design) yang berisi antara lain:
a) maksud dan tujuan;
b) garis besar (macro outline) dan Prinsip rancangan
(basic design);
c) ukuran/dimensi; dan
d) acuan kebutuhan Spesifikasi Teknis; dan
3. kriteria Penyedia Barang dan/atau Jasa.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Pengajuan dokumen penawaran dalam pelaksanaan
Pengadaan pekerjaan rancang dan bangun (design and build)
dapat dilakukan dengan sistem dua sampul atau dua tahap.
59

Huruf g
Jenis Kontrak dapat menggunakan lumsum atau gabungan
lumsum dan harga satuan.
Huruf h
Pengadaan untuk pembangunan dilakukan oleh pelaksana
pekerjaan dan diawasi oleh Pelaksana CM atau Kantor
Perwakilan Bank Indonesia dapat dibantu oleh konsultan
pengawas atau manajemen konstruksi.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.

Pasal 112
Cukup jelas.

Pasal 113
Apabila Pengadaan Jasa Konsultansi termasuk Pengadaan Barang
dan/atau Jasa Lain, maka metode evaluasi dokumen penawaran yang
digunakan mengacu pada metode evaluasi untuk jenis pekerjaan yang
nilainya paling besar.
Pengadaan Jasa Konsultansi yang termasuk Pengadaan Barang
dan/atau Jasa Lain antara lain seperti Pengadaan sistem informasi
yang di dalamnya terdapat desain, pengembangan aplikasi, dan
penyediaan hardware dan software.

Pasal 114
Ayat (1)
Untuk Pengadaan tanah milik pemerintah mengikuti ketentuan
yang berlaku.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
60

Ayat (5)
Huruf a
Angka 1
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
kebutuhan pokok dan prinsip rencana Pengadaan tanah
antara lain:
1. Penelitian atas bukti kepemilikan, status dan
riwayat tanah untuk menghindari kemungkinan
terjadinya sengketa di kemudian hari;
2. Informasi mengenai nilai jual obyek pajak (NJOP)
dan/atau harga pasar tanah setempat, harga/nilai
bangunan dan prasarana, harga tanaman keras dan
harga sarana lainnya; dan/atau
3. Letak, luas, bentuk (komposisi panjang dan lebar),
kontur, jenis tanah, lingkungan dan Rencana Tata
Kota.
Angka 2
Penyusunan perkiraan biaya dalam KAK dapat
dilakukan berdasarkan hasil penilaian tanah oleh
konsultan jasa penilai publik.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Cukup jelas.
Huruf b
Penyusunan RAB dan Harga Perkiraan Sendiri dilakukan
berdasarkan perbandingan antara hasil penilaian tanah oleh
konsultan jasa penilai publik yang berbeda dengan
konsultan yang telah digunakan oleh pelaksana CM untuk
perhitungan perkiraan biaya KAK.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (6)
Pengadaan Jasa konsultan properti dilakukan berdasarkan
permintaan dari Pelaksana CM dengan menggunakan ketentuan
Pengadaan Jasa Konsultansi.
Lingkup pekerjaan Jasa konsultan properti, antara lain:
61

a. melakukan pencarian alternatif lokasi tanah, melalui


database dan/atau pengumuman di media massa;
b. melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi alternatif
lokasi tanah;
c. melakukan assessment (due diligence) atas dokumen-
dokumen pendukung seperti ketentuan peraturan setempat;
perijinan, dan dokumen kepemilikan atas tanah;
d. membantu proses kegiatan Pengadaan tanah;
e. menjaga governance dalam proses Pengadaan tanah; dan
f. membantu proses balik nama.
Dalam melaksanakan pekerjaan, konsultan properti dapat
dilarang untuk menginformasikan identitas Bank Indonesia
sebagai calon pembeli tanah.
Ayat (7)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Penyusunan RAB dan Harga Perkiraan Sendiri dilakukan
berdasarkan perbandingan antara hasil penilaian tanah oleh
konsultan jasa penilai publik yang berbeda dengan
konsultan yang telah digunakan oleh pelaksana CM untuk
perhitungan perkiraan biaya KAK.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
Cukup jelas.
Ayat (11)
Cukup jelas.

Pasal 115
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “Satuan Kerja pelaksana Kontrak” adalah
Satuan Kerja yang mengajukan permintaan Pengadaan. Dalam
62

hal diperlukan, Pelaksana CM sebagai Satuan Kerja yang


mengajukan permintaan Pengadaan dapat menetapkan Satuan
Kerja yang memiliki kebutuhan sebagai Satuan Kerja pelaksana
Kontrak.
Ayat (2)
Huruf a
Yang termasuk kegiatan mengawasi dan mengendalikan
pelaksanaan Kontrak yaitu:
a. melaksanakan hak dan kewajiban sebagai pihak pertama
dalam Kontrak;
b. mengenakan sanksi dan melakukan pencairan jaminan
uang muka, pelaksanaan, dan/atau pemeliharaan; dan
c. merekomendasikan penghentian Kontrak kepada Satuan
Kerja penandatangan Kontrak.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 116
Ayat (1)
Cukup jelas.
63

Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “subkontraktor” adalah pihak lain
yang diikutsertakan oleh pelaksana pekerjaan untuk
melaksanakan sebagian atau seluruh pekerjaan.
Subkontraktor penyediaan Jasa Konsultansi hanya
diperkenankan dalam hal pekerjaan dimaksud bukan
merupakan pekerjaan utama.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.

Pasal 117
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Surat perintah dari Bank Indonesia berisi penegasan adanya
pekerjaan tambah dan/atau kurang sesuai dengan ruang lingkup
yang telah disepakati dengan Satuan kerja pelaksana Kontrak
dan meminta Penyedia Barang dan/atau Jasa untuk
64

menyampaikan penawaran biaya pekerjaan tambah dan/atau


kurang.
Ayat (8)
Biaya pekerjaan tambah dan/atau kurang yang lingkup
pekerjaannya tercantum dalam Kontrak induk, maka harga
acuan negosiasi menggunakan RAB yang mengacu pada harga
satuan atau tarif dalam Kontrak induk tersebut.
Biaya pekerjaan tambah dan/atau kurang yang lingkup
pekerjaannya belum tercantum pada Kontrak induk, maka harga
acuan negosiasi berdasarkan analisis kewajaran harga pasar
yang disusun oleh unit kerja penyusun Harga Perkiraan Sendiri.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
Cukup jelas.
Ayat (11)
Cukup jelas.

Pasal 118
Cukup jelas.

Pasal 119
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Contoh:
Pada Pengadaan Kontrak induk, persetujuan prinsip disetujui
oleh pejabat setingkat kepala grup. Namun, pada saat
penandatangan Kontrak, kepala grup dimaksud berhalangan
hadir sehingga Kontrak induk ditandatangani oleh pejabat
setingkat kepala departemen. Dalam hal terdapat adendum, maka
persetujuan adendum Kontrak dilakukan oleh pejabat setingkat
kepala grup.
Ayat (4)
Cukup jelas.
65

Pasal 120
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Pelaksanaan serah terima pertama pekerjaan dituangkan
dalam berita acara serah terima pertama pekerjaan.
Huruf b
Serah terima pekerjaan kedua dilakukan apabila Penyedia
Barang dan/atau Jasa telah menyelesaikan kewajibannya
selama masa pemeliharaan dengan baik dan Penyedia
Barang dan/atau Jasa mengajukan permintaan secara
tertulis kepada Bank Indonesia setelah masa garansi atau
masa pemeliharaan selesai.
Pelaksanaan serah terima kedua pekerjaan dilakukan
dengan berita acara serah terima kedua pekerjaan.
Dalam hal terdapat uang retensi dibayarkan/jaminan
pemeliharaan dikembalikan kepada Penyedia Barang
dan/atau Jasa setelah berita acara serah terima kedua
Pekerjaan ditandatangani. Apabila Penyedia Barang
dan/atau Jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka Bank Indonesia berhak untuk
tidak membayar retensi atau mencairkan jaminan
pemeliharaan untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan.
Ayat (4)
Contoh pekerjaan yang dapat dilakukan serah terima secara
parsial:
a. pembelian 3 (tiga) unit mesin reader sorter yang akan
dialokasikan masing-masing 1 (satu) unit di 3 (tiga) Kantor
Perwakilan Bank Indonesia dengan waktu pemasangan dan
implementasi yang berbeda; dan
b. pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung baru dan
renovasi gedung lama dalam satu Kontrak, dengan
pelaksanaan pekerjaan secara paralel dimana pembangunan
gedung baru dilaksanakan terlebih dahulu sampai dengan
66

serah terima pekerjaan pertama, dan pekerjaan renovasi


gedung lama dilaksanakan setelah dilaksanakannya serah
terima pekerjaan pertama pekerjaan pembangunan gedung
baru.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian hasil pekerjaan
terhadap syarat/spesifikasi yang tercantum dalam Kontrak.
Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak dan/atau cacat hasil
pekerjaan, maka Satuan Kerja pelaksana Kontrak meminta
Penyedia Barang dan/atau Jasa untuk memperbaiki dan/atau
melengkapi kekurangan pekerjaan.
Ayat (11)
Cukup jelas.
Ayat (12)
Jasa Konsultansi yang dapat digunakan antara lain konsultan
pengawas atau konsultan manajemen konstruksi.
Ayat (13)
Cukup jelas.
Ayat (14)
Cukup jelas.
Ayat (15)
Cukup jelas.
Ayat (16)
Cukup jelas.
Ayat (17)
Cukup jelas.
67

Pasal 121
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pembayaran kepada Penyedia Barang dan/atau Jasa dilakukan
setelah Kontrak ditandatangani.
Dalam hal pembayaran dilakukan secara bertahap, maka sebagai
dasar pembayaran, dibuat berita acara kemajuan pekerjaan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Pengadaan yang mensyaratkan pembayaran lunas di muka
antara lain sewa, pembelian secara on-line, dan pembelian secara
ritel.
Ayat (6)
Pengadaan yang mensyaratkan sebagian pembayaran dilakukan
di muka antara lain Pengadaan rumah dalam klaster dan
langganan data.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
Cukup jelas.
Ayat (11)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Cukup jelas.
68

Angka 3
Biaya operasional antara lain biaya sewa jaringan atau
biaya langganan berdasarkan Kontrak.
Angka 4
Cukup jelas.
Ayat (12)
Cukup jelas.

Pasal 122
Cukup jelas

Pasal 123
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Penanganan darurat yang harus segera dilakukan dalam
huruf ini antara lain seperti penanganan bencana alam
(gempa bumi, tsunami, banjir, dan lain-lain), bencana
nonalam (gagal teknologi, kejadian luar biasa akibat
epidemi/pandemi dan wabah penyakit), dan/atau bencana
sosial (teror, konflik sosial antar komunitas atau kelompok),
dan lain-lain.
Huruf b
Adanya kebutuhan yang tidak dapat ditunda dalam huruf ini
antara lain seperti penempatan informasi pada media dalam
rangka klarifikasi Bank Indonesia, penanganan perkara
dan/atau permasalahan hukum Bank Indonesia, pemberian
bantuan hukum kepada pelaksana tugas kedinasan,
konsultan dalam rangka penyelesaian agunan pinjaman
likuiditas jangka pendek (PLJP), kerusakan saluran air di
gedung atau ruangan khusus, dan kerusakan pintu
khazanah, dan lain-lain.
Huruf c
Keadaan yang dapat menghambat kegiatan operasional Bank
Indonesia dalam huruf ini antara lain seperti kerusakan
mesin sortasi uang kertas (MSUK) atau mesin reader sorter,
69

kerusakan server untuk aplikasi kritikal, kerusakan jaringan


komunikasi Bank Indonesia, pemutusan aliran listrik, dan
lain-lain.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.

Pasal 124
Cukup jelas.

Pasal 125
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Pemenuhan Barang dan/atau Jasa oleh Satuan Kerja yang
melaksanakan fungsi pengadaan barang dan/atau jasa
dilakukan berdasarkan:
a. inisiatif sendiri;
b. permintaan dari Pelaksana CM untuk Barang dan/atau
Jasa yang menjadi kewenangan Pelaksana CM; atau
c. permintaan dari Satuan Kerja sesuai dengan fungsi,
tugas, dan kewenangan.
Pemenuhan Barang dan/atau Jasa oleh Kantor Perwakilan
Bank Indonesia dilakukan untuk Barang dan/atau Jasa
antara lain jasa akomodasi hotel, jasa tiket transportasi, dan
langganan.
70

Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “harga Barang dan/atau Jasa bukan
merupakan harga standar” adalah harga penawaran yang
disampaikan bukan merupakan harga standar yang berlaku
dan dipublikasikan secara umum.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kompetisi” adalah persaingan yang
dilakukan oleh 2 (dua) atau lebih Penyedia Barang dan/atau
Jasa.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
Cukup jelas
Ayat (11)
Cukup jelas.

Pasal 126
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Contoh pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi sumber daya manusia Bank Indonesia sesuai
dengan fungsi dan bidang tugas Satuan Kerja antara lain:
1. Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi pengelolaan
logistik melakukan kegiatan perancangan rumah dinas
yang dilakukan sendiri oleh pegawai dan diaplikasikan
untuk membangun rumah dinas; atau
71

2. Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi statistik


melakukan kegiatan penelitian dan survei yang
dilakukan sendiri oleh Pegawai dan diaplikasikan untuk
menunjang pelaksanaan tugas.
Huruf b
Contoh penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan,
penataran, seminar, lokakarya, workshop atau sosialisasi
antara lain:
1. Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi pengelolaan
sistem informasi menyelenggarakan seminar bagi Satuan
Kerja lain mengenai penggunaan teknologi informasi
terbaru; atau
2. Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi hukum
mengundang pembicara profesional sebagai narasumber.
Huruf c
Contoh pekerjaan terkait dengan penyediaan fasilitas
sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai fasilitas
sumber daya manusia, antara lain: kerja sama dengan
dokter, apotek, dan/atau layanan kesehatan.
Huruf d
Contoh pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi,
dan/atau pembiayaannya tidak diminati oleh Penyedia
Barang dan/atau Jasa, antara lain: Pengadaan penelitian
dan/atau survei di daerah terpencil atau daerah rawan
konflik.
Huruf e
Contoh pekerjaan yang tidak dapat dihitung/ditentukan
terlebih dahulu secara detail yang apabila dilaksanakan oleh
Penyedia Barang dan/atau Jasa, Penyedia Barang dan/atau
Jasa akan menanggung risiko antara lain:
1. Pekerjaan pengembangan aplikasi baru di Bank
Indonesia yang masih bersifat ujicoba dan hasilnya akan
dievaluasi setelah aplikasi selesai dikembangkan.
2. Pelestarian/konservasi gedung-gedung heritage yang
pelaksanaannya harus dilakukan secara cermat dan
membutuhkan konsultansi/desain khusus dari berbagai
72

pihak baik internal maupun eksternal yang kompeten


berdasarkan kebutuhan Bank Indonesia sebagai bank
sentral.
Huruf f
Contoh pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project)
yang belum dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang
dan/atau Jasa antara lain: pelaksanaan sistem perkasan di
Bank Indonesia yang memerlukan ujicoba terlebih dahulu
sebelum diimplementasikan.
Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Contoh pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data,
pelaksanaan survei, pengembangan sistem tertentu,
dan/atau penelitian oleh perguruan tinggi atau lembaga
pemerintah antara lain:
1. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri
mengadakan kegiatan survei bekerja sama dengan
perguruan tinggi di wilayah kerjanya.
2. Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi pengelolaan
sistem informasi menunjuk perguruan tinggi untuk
melaksanakan pengembangan dan pemeliharaan aplikasi
atau melakukan kajian tentang pemanfaatan sistem
informasi.
Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi statistik melakukan
kerja sama dengan Badan Pusat Statistik untuk penyediaan
informasi atau pemrosesan data.
Huruf i
Contoh pekerjaan yang bersifat rahasia bagi Bank Indonesia
antara lain: pekerjaan pengecatan ruang khazanah.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 127
Cukup jelas.
73

Pasal 128
Cukup jelas.

Pasal 129
Cukup jelas.

Pasal 130
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Contoh standar tarif yang berlaku umum antara lain standar tarif
pedoman tarif INKINDO dan Kelly Services Salary Guide.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.

Pasal 131
Cukup jelas.

Pasal 132
Cukup jelas.

Pasal 133
Cukup jelas.
74

Pasal 134
Cukup jelas.

Pasal 135
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Huruf a
Yang dimaksud dengan calon Penyedia Barang dan/atau
Jasa memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
untuk menjalankan usaha/kegiatannya adalah bahwa yang
bersangkutan antara lain memiliki:
1. akta pendirian sebagai Penyedia Barang dan/atau Jasa,
beserta perubahan-perubahannya dan pengesahan dari
instansi yang berwenang;
2. daftar pemegang saham atau pemilik perusahaan, yang
ditandatangani oleh orang yang mewakili badan usaha;
3. izin usaha dalam bidang pekerjaan yang akan
dilaksanakan atau yang akan diserahkan (Nomor Induk
Berusaha/Surat Izin Usaha Perdagangan/Surat Izin
Usaha Jasa Konstruksi);
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
5. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP).
Huruf b
Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan daftar
pengalaman perusahaan dalam usahanya, misalnya dengan
menyampaikan kontrak yang pernah dilakukan dalam
rangka menyediakan Barang dan/atau Jasa.
Huruf c
Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan surat
keterangan domisili perusahaan.
Ayat (5)
Cukup jelas.
75

Pasal 136
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan daftar
pengalaman perusahaan dalam usahanya, misalnya dengan
menyampaikan kontrak yang pernah dilakukan dalam
rangka menyediakan Barang dan/atau Jasa. Apabila
dianggap perlu menyampaikan contoh barang yang
dibutuhkan (mock-up).
Persyaratan pengalaman bagi Penyedia Barang dan/atau
Jasa dapat digantikan dengan penetapan:
1. lulus uji coba untuk Penyedia Barang; atau
2. garansi terkait kepemilikan tenaga yang berpengalaman
sesuai bidang keahlian yang dibutuhkan dari principal
untuk Penyedia Jasa.
Huruf c
Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan surat
pernyataan bermaterai cukup yang berisi pernyataan bahwa
perusahaan tidak dalam pailit, ditandatangani oleh orang
yang berwenang mewakili badan usaha.
Huruf d
Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan surat
pernyataan bermaterai cukup yang berisi pernyataan bahwa
kegiatan usaha perusahaan tidak sedang dihentikan
sementara, dan ditandatangani oleh orang yang berwenang
mewakili badan usaha.
Huruf e
1. Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan surat
pernyataan bermaterai cukup yang berisi pernyataan
bahwa orang yang mewakili badan usaha tidak sedang
menjalani sanksi pidana, dan ditandatangani oleh orang
yang mewakili badan usaha.
2. Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan surat
pernyataan bermaterai cukup yang berisi pernyataan
bahwa orang yang secara hukum mempunyai kapasitas
76

menandatangani Kontrak, antara lain yang bersangkutan


adalah:
a) pemimpin perusahaan/direktur utama atau
penerima kuasa dari pemimpin/ direktur utama yang
namanya tercantum dalam akte pendirian atau
perubahannya; atau
b) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor
pusat atau pejabat yang menurut perjanjian
kerJasama (association agreement) adalah yang
berhak mewakili asosiasi (pejabat dari perusahaan
utama/lead firm).
Huruf f
Untuk keperluan analisis, Penyedia Barang dan/atau Jasa,
diminta untuk menyampaikan:
1. daftar sumber daya manusia/tenaga ahli/personil;
2. modal dalam rangka pelaksanaan proyek;
3. laporan keuangan paling kurang 1 (satu) tahun terakhir
dan apabila diperlukan, laporan keuangan dimaksud
telah diaudit oleh akuntan publik;
4. daftar peralatan, dalam hal pelaksanaan memerlukan
dukungan peralatan, misalnya untuk pekerjaan
pembangunan rumah dinas;
5. referensi bank; dan
6. fasilitas yang dimiliki Penyedia Barang dan/atau Jasa,
misalnya: gedung kantor, peralatan komunikasi dan
transportasi, ditandatangani oleh orang yang berwenang
mewakili badan usaha.
Huruf g
Penyedia Barang dan/atau Jasa dipersyaratkan untuk
menyampaikan surat pernyataan bermaterai cukup yang
berisi pernyataan bahwa perusahaan yang bersangkutan
tidak sedang dikenakan sanksi oleh Bank Indonesia terkait
dengan pelaksanaan Pengadaan dan Kontrak sebelumnya di
Bank Indonesia, dan ditandatangani oleh orang yang
berwenang mewakili badan usaha.
77

Huruf h
Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan bukti
domisili antara lain melalui : izin lokasi, surat keterangan
sewa dan/atau bukti kepemilikan tanah/bangunan
Huruf i
Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan bukti
pembayaran kewajiban pajak pada tahun terakhir.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan barang tertentu adalah barang
spesifik antara lain tanah dan karya seni.
Untuk keperluan dimaksud, dapat digunakan informasi
langsung maupun tidak langsung berupa dokumen, catatan
atau bukti-bukti pendukung lainnya.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) yang bersangkutan.
Huruf d
Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan bukti
pembayaran kewajiban pajak pada tahun terakhir, kecuali
bagi perseorangan yang penghasilannya tidak kena pajak
sesuai undang-undang.
Ayat (3)
Huruf a
Kelengkapan administrasi dimaksud, seperti:
1. dokumen pendirian badan usaha sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di negara setempat. Dalam hal
dokumen pendirian menggunakan bahasa selain bahasa
Inggris, maka dokumen dimaksud harus diterjemahkan
dalam bahasa Inggris; dan
2. daftar pemegang saham atau pemilik perusahaan, yang
ditandatangani oleh orang yang mewakili badan usaha.
Huruf b
Cukup jelas.
78

Ayat (4)
Huruf a
Penyedia Barang dan/atau Jasa menyampaikan dokumen-
dokumen sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang
berlaku.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Kerja sama dalam bentuk akta notarial memuat hal antara lain:
a. Penunjukan perwakilan peserta konsorsium sebagai leader
konsorsium, termasuk yang diberikan kuasa untuk bertindak
atas nama konsorsium dalam proses Pengadaan di Bank
Indonesia;
b. Tujuan pembentukan konsorsium;
c. Tanggung jawab peserta dalam konsorsium; dan/atau
d. Persetujuan Bank Indonesia dalam hal dilakukan perubahan
komposisi peserta konsorsium.
Ayat (7)
Cukup jelas.

Pasal 137
Cukup jelas.

Pasal 138
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
79

Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Contoh: Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi pengelolaan
logistik, pengamanan dan kearsipan selaku Pelaksana CM dan
Satuan Kerja pelaksana Kontrak melakukan pelaksanaan
Kontrak event organizer (EO) yang digunakan oleh beberapa
Satuan Kerja. Ketika dilakukan penilaian, Satuan Kerja
pelaksana Kontrak meminta masukan terkait penilaian kinerja
Penyedia Jasa event organizer (EO) tersebut kepada Satuan Kerja
pengguna sebagai rujukan penilaian kinerja Penyedia Barang
dan/atau Jasa.
Ayat (10)
Cukup jelas.
Ayat (11)
Cukup jelas.
Ayat (12)
Cukup jelas.

Pasal 139
Cukup jelas.

Pasal 140
Cukup jelas.

Pasal 141
Huruf a
Angka 1
Penetapan denda dari nilai Kontrak digunakan antara lain
untuk:
a. Kontrak yang penyerahannya dilakukan secara
sekaligus; atau
80

b. prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai ruang


lingkup pekerjaan dalam Kontrak tidak dapat digunakan
atau dimanfaatkan sebelum pekerjaan selesai 100%.
Surat teguran dapat disampaikan dalam bentuk media
tertulis lainnya baik secara manual maupun elektronik.
Angka 2
Penetapan denda dari bagian Kontrak tertentu digunakan
antara lain untuk:
a. jenis Kontrak harga satuan, Kontrak payung, atau
Kontrak waktu penugasan; atau
b. prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai ruang
lingkup pekerjaan dalam Kontrak tetap dapat digunakan
atau dimanfaatkan sebelum pekerjaan selesai 100%.
Penetapan bagian Kontrak tertentu harus ditetapkan dalam
RKS atau Kontrak.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Ketidaksesuaian dan/atau kerusakan karena ketidakcermatan,
dan/atau kelalaian Penyedia Barang dan/atau Jasa yang
mengakibatkan kerugian bagi Bank Indonesia dan/atau pihak
ketiga terkait antara lain berupa:
1. kebakaran atas kelalaian Penyedia Barang dan/atau Jasa
selama pelaksanaan pekerjaan;
2. kegagalan hasil pekerjaan karena kesalahan perancangan;
3. kegagalan bangunan karena kesalahan pelaksana pekerjaan;
dan/atau
4. kelalaian yang menyebabkan kerugian bagi Bank Indonesia
maupun lingkungan atau pihak ketiga (third party damage).
81

Pasal 142
Cukup jelas.

Pasal 143
Cukup jelas.

Pasal 144
Cukup jelas.

Pasal 145
Cukup jelas.

Pasal 146
Cukup jelas.

Pasal 147
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Barang dan/atau Jasa standar atau
dapat distandarkan” adalah Barang dan/atau Jasa yang
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan sebagai acuan.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 148
Cukup jelas.

Pasal 149
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
82

Ayat (3)
Huruf a
Surat teguran dapat disampaikan dalam bentuk media
tertulis lainnya baik secara manual maupun elektronik.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.

Pasal 150
Cukup jelas.

Pasal 151
Cukup jelas.

Pasal 152
Yang dimaksud dengan “pejabat antara” adalah pejabat yang berada di
antara Pejabat Pemutus dengan ketua dan/atau anggota Panitia
Pengadaan.
Contoh:
Pengadaan dengan nilai Rp57.000.000.000,00 (lima puluh tujuh miliar
rupiah) dilakukan oleh Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi
83

pengadaan barang dan/atau jasa, dengan pelaksanaan sebagai


berikut:
1. Pejabat Pemutus persetujuan prinsip Pengadaan oleh Kepala
departemen di Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi pengadaan
barang dan/atau jasa.
2. Pejabat Pemutus persetujuan pelaksanaan Pengadaan oleh:
a. kepala departemen di Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi
pengadaan barang dan/atau jasa;
b. kepala departemen di Satuan Kerja yang memiliki kebutuhan
Barang dan/atau Jasa; dan
c. kepala departemen di Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi
manajemen risiko.
3. Panitia Pengadaan:
a. ketua oleh pejabat setingkat kepala grup di Satuan Kerja yang
melaksanakan fungsi pengadaan barang dan/atau jasa.
b. anggota terdiri dari:
1) pejabat setingkat kepala divisi dan kepala unit di Satuan
Kerja yang melaksanakan fungsi pengadaan barang
dan/atau jasa;
2) pejabat setingkat kepala tim di Satuan Kerja yang memiliki
kebutuhan Barang dan/atau Jasa; dan
3) pejabat setingkat kepala unit di Satuan Kerja yang
melaksanakan fungsi manajemen risiko.
4. Pejabat antara oleh:
a. pejabat setingkat kepala grup dan kepala divisi di Satuan
Kerja yang memiliki kebutuhan Barang dan/atau Jasa; dan
b. pejabat setingkat kepala grup, kepala divisi, dan kepala tim di
Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi manajemen risiko.

Pasal 153
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Dalam hal diperlukan Satuan Kerja yang melakukan Pengadaan
dapat diminta untuk menyampaikan tembusan laporan kepada
Satuan Kerja lain sesuai fungsi, tugas dan kewenangan.
84

Contoh: Kantor Perwakilan Dalam Negeri dapat diminta untuk


memberikan tembusan laporan pelaksanaan Pengadaan kepada
Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi koordinator Kantor
Perwakilan Dalam Negeri.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 154
Cukup jelas.

Pasal 155
Cukup jelas.

Pasal 156
Cukup jelas.

Anda mungkin juga menyukai