Anda di halaman 1dari 143

Jenis Kompetensi:

Mengelola Kontrak PBJP


Level 4 (versi 2)

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah
KOMPETENSI DASAR
Peserta diharapkan mampu merumuskan kontrak
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk pekerjaan
yang memiliki kriteria/persyaratan khusus dan/atau
spesifik, dan melakukan pengendalian kontrak untuk
Your Logo pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
kompleks, serta menyusun instrument Evaluasi
Kinerja Penyedia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta
Mampu
• melakukan pekerjaan Perumusan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam bentuk
Surat Perjanjian untuk Kontrak Pekerjaan • melakukan pekerjaan Pembentukan Tim
Terintegrasi, Kontrak Payung, Kontrak Pengadaan Pengelola Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Barang/Jasa Internasional, dan kontrak yang Pemerintah.
pemilihan penyedia Barang/Jasanya dilakukan
• melakukan pekerjaan Serah Terima Hasil
itemized
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berupa
Barang/Jasa yang kompleks setelah melalui
proses penjaminan mutu (quality assurance).
• Mampu melakukan pekerjaan penyusunan
melakukan pekerjaan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah terhadap masukan (input), instrumen Evaluasi Kinerja Penyedia
proses produksi/pelaksanaan, dan keluaran (output) hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
pekerjaan berupa Barang/Jasa yang kompleks
⃝ Melakukan Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Bentuk Surat
Perjanjian

⃝ Melakukan pekerjaan pengendalian pelaksanaan kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah terhadap masukan,
proses produksi, dan keluaran hasil pekerjaan berupa Barang/Jasa yang kompleks.

⃝ Melakukan pekerjaan pembentukan tim pengelola kontrak PBJP

⃝ Melakukan pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berupa barang/Jasa yang kompleks
setelah melalui proses penjaminan mutu (quality assurance).

⃝ Melakukan pekerjaan penyusunan instrument evaluasi kinerja penyedia pengadaan barang/jasa pemerintah.
Konsep Kontrak

Dalam Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat Komplek, pada


umumnya menggunakan bentuk kontrak Surat Perjanjian, dengan
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara ketentuan :
PA/KPA/PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau 1. Surat perjanjian digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
pelaksana Swakelola
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit di atas Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan untuk Pengadaan Jasa
Konsultansi dengan nilai paling sedikit di atas Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
2. Surat Perjanjian merupakan pernyataan secara tertulis antara kedua belah
pihak tentang suatu perbuatan yang memiliki akibat hukum untuk
memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban.
3. Surat perjanjian dibuat dengan berpedoman pada ketentuan Kitab
Undang undang Hukum Perdata (Burgerlijk WetBoek) - Buku 3 tentang
Perikatan (Van Verbintenessenrecht).
Barang/Jasa Pekerjaan Jasa Konsultansi Jasa Konsultansi
Lainnya Konstruksi Konstruksi Non Konstruksi
a. Lumsum; a. Lumsum; dan a. Lumsum;
b. Harga Satuan; b. Waktu b. Waktu

Jenis a. Lumsum;
b. Harga Satuan;
c. Gabungan
Lumsum dan
Penugasan. Penugasan;
dan
Harga Satuan; c. Kontrak
Kontrak c. Gabungan
Lumsum dan d. Putar
Harga Satuan;
Kunci
(Turnkey); dan
Payung.

d. Kontrak e. Biaya Plus


Payung; dan Imbalan.
e. Biaya Plus
Imbalan.
Naskah Perjanjian dalam Kontrak
JUDUL SURAT PERJANJIAN

SiraI BAGIAN  Judul Kontrak


PEMBUKAAN
 Nomor Kontrak
 Tanggal Kontrak
 Kalimat Pembuka
 Para Pihak dalam Kontrak
 Latar Belakang

II BAGIAN ISI, yang  Para Pihak telah sepakat atau setuju mengadakan Kontrak dengan obyak yang di
memuat pernyataan
Kontrak
 para pihak telah menyepakati besarnya harga Kontrak dalam Kontrak, yang ditulis
dengan angka dan huruf, serta rincian sumber pembiayaannya
 Kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu kesatuan
yang disebut Kontrak
 apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam dokumen Kontrak
maka yang urutannya lebih dulu sesuai dengan hierarkinya
 persetujuan para pihak untuk melaksanakan kewajiban masing-masing
 jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
 Waktu efektif berlakunya Kontrak
 Istilah atau terminologi di dalam kontrak
III BAGIAN PENUTUP  Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui untuk melaksanakan perjanjian
sesuai peraturan perundangundangan
 Tanda tangan
2 JENIS KONTRAK PEKERJAAN TERINTEGRASI

Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan


Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build) menggunakan Tim
Bangun (Design and Build) menggunakan Teknis
Konsultan Manajemen Konstruksi
Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia:

PPK, Pokja Pemilihan, dan pemenang wajib melaksanakan rapat persiapan penunjukan
Penyedia sebelum menerbitkan surat penunjukan Penyedia barang/jasa paling lambat 3 (tiga)
hari kerja setelah berita acara hasil pemilihan diterima oleh PPK.

Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia adalah untuk memastikan Penyedia memenuhi


ketentuan keberlakuan data isi kualifikasi dan pembuktian sertifikat kompetensi personel yang
diusulkan dalam dokumen penawaran.

Apabila Pemenang tidak memenuhi tersebut diatas, PPK bersama Pokja Pemilihan
melaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia bersama Pemenang Cadangan 1 (satu).
Apabila Pemenang Cadangan 1 (satu) juga tidak memenuhi ketentuan, PPK bersama Pokja
Pemilihan melaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia bersama Pemenang
Cadangan 2 (dua). Apabila Pemenang Cadangan 2 (dua) juga tidak memenuhi ketentuan, PPK
tidak menerbitkan Surat Perintah Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dan melaporkan kepada
UKPBJ untuk dilakukan tender ulang.

Pemenang yang diundang Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia yang tidak dapat memenuhi
ketentuan maka :
1) dikenai sanksi daftar hitam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
2) jaminan penawaran dicairkan dan disetorkan pada kas negara/kas daerah.
Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia:

Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa ditetapkan oleh PPK


setelah dilaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia.

Dalam hal tender dilakukan mendahului tahun anggaran, Surat Penunjukan


Penyedia Barang/Jasa dapat ditetapkan setelah persetujuan Rencana Kerja
dan Anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hasil pembahasan dan kesepakatan Rapat Persiapan Penunjukan


Penyedia dituangkan dalam Berita Acara.
Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak:
PPK dan Penyedia wajib melaksanakan Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak setelah diterbitkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa.
Dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak, paling sedikit membahas:
(1) Untuk finalisasi rancangan kontrak dan kelenngkapannya;
(2) Menetapkan waktu penandatanganan Kontrak;
(3) Menetapkan jaminan pelaksanaan (ketentuan, bentuk, isi, waktu penyerahan)dan
jaminan uang muka (ketentuan, bentuk, isi, waktu penyerahan);
.
Dalam Rapat Penyedia menyampaian (expose) beberapa dokumen yang telah disampaikan dalam proses
pemilihan:
1. Menjelaskan organisasi pelaksanaan pekerjaan dan Manajemen Pelaksanaan
2. Penyedia menyampaikan Proposal Rancangan yang memenuhi
3. Menyampaikan tahapan pelaksanaan pekerjaan persyaratan minimal
4. Dokumen Rencana mutu diuraikan secara lengkap oleh Penyedia dan apabila perlu dilakukan
koreksi oleh PPK dan/atau Konsultan MK

Hasil pembahasan dan kesepakatan saat Rapat Persiapan Penandatanganan


Kontrak dituangkan dalam berita acara.
Penandatanganan Kontrak:
Penandatangan kontrak ditetapkan waktunya pada Rapat Persiapan Penandatangan
kontrak. Pihak pertama yang menandatangani kontrak sebagai Pejabat Penandatangan
Kontrak atau Pengguna Jasa Pihak Kedua yang menandatangani kontrak yang
bertinndak untuk dan atas nama Penyedia .

Pelaksanaan Penandatangan Kontrak dilaksanakan setelah Penyedia


menyerahkan Jamiman Pelaksanaan dan jaminan telah diklarifikasi
kepada Penerbit Jaminan.

Kontrak mulai berlaku pada tanggal penandatanganan Kontrak oleh


para Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam Kontrak

Kontrak ditandatangani setelah Daftar Isian Pelaksanaan


Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran disahkan.
Kontrak Pekerjaan Terintegrasi

 Kontrak pekerjaan terintegrasi adalah kontrak pekerjaan dalam satu kesatuan


dimana pekerjaan memerlukan beberapa jenis pekerjaan untuk dilaksanakan oleh
satu pelaku usaha yang menjadi penyedia

 Beberapa contoh kontrak pekerjaan terintegrasi:


a. Kontrak berbasis kinerja
b. Kontrak rancang bangun
c. Engineering Procurement Constructiona (EPC)
d. Kontrak Rancang – Bangun – operasi – Pemeliharaan (Design Build
Operate and Mantenance)
e. Kontrak Jasa Pelayanan (service contract)
f. Kontrak pengelolaan aset
g. Kontrak Operasi dan Pemeliharaan
Kontrak Pekerjaan Terintegrasi
Contoh Cakupan Kontrak EPC

Engineering Procurement
Construction functions
functions functions
● Basic ● Logistics ● Electrical
engineering and installation
● Detailed transport ● Mechanical
engineering ● Receiving erection
● Planning ● Procuremen ● Civil engineering
● Construction t ● Commissioning
engineering ● Invoicing functions
● Purchasing ● After-sales-service
● Testing and
commissioning
● Modernization of
plants
Kontrak Pekerjaan Terintegrasi

 Ruang Lingkup:
a. Landasan hukum
b. Perumusan kontrak pekerjaan terintegrasi rancang bangun
c. Jaminan pengadaan
d. Penyesuaian harga
e. SSUK
f. SSKK
g. Pelaksanaan kontrak pekerjaan terintegrasi rancang bangun
h. Reviu laporan hasil pemilihan penyedia
i. Penetapan SPPBJ
j. Penandatanganan kontrak
k. Rapat persiapan penandatanganan kontrak
l. Pengunduran diri calon penyedia
m. dll
Proses Perumusan Kontrak Payung
Pengertian

 Kontrak Payung (Framework Contract) adalah perjanjian dengan satu atau sejumlah
penyedia untuk melakukan pengadaan barang/jasa dengan menetapkan harga satuan (syarat
dan kondisi untuk dilakukan transaksi pembelian selama masa perjanjian berlaku.

 Kontrak payung merupakan perjanjian dengan satu atau sejumlah penyedia untuk
penyediaan barang dan/atau jasa dengan menetapkan harga satuan, syarat, dan kondisi
untuk dilakukan transaksi pembelian selama masa perjanjian.

 Kontrak Payung digunakan dalam hal pekerjaan yang akan dilaksanakan secara berulang
dengan spesifikasi yang pasti namun volume dan waktu pesanan belum dapat ditentukan
Tujuan Kontrak Payung

Meningkatkan Meningkatkan efesiensi


kemampuan industri dan efektifikat proses
dalam menyediakan dan administrasi
kebutuhan pemerintah pengadaan

Memperoleh cost
Mendukung reduction karena
pelaksanaan dilakukan
kebijakan agregasi belanja
pemerintah

Pengelolaan rantai Menjamin ketersediaan


supply untuk jenis
supply yang lebih barang/jasa tertentu
baik (critical items) atau
yang bersifat mendesak
(urgent)

Terstandarisasinya proses
Pengelolaan pengadaan pengadaan dan spesifikasi
yang lebih baik untuk barang/jasa yang dicantumkan
pengadaan yang bersifat dalam kontrak payung
berulang atau volume
kecil
Penerbitan SPPBJ Kontrak Payung:

hasil reviu oleh Kepala UKPBJ menyatakan bahwa pemilihan


telah memenuhi prosedur dan layak diteruskan dengan
penandatanganan Kontrak Katalog

hasil reviu telah disampaikan oleh Sekretaris Daerah kepada Kepala


Daerah

dalam hal hasil reviu menyatakan proses pemilihan tidak memenuhi prosedur pemilihan sesuai
dengan ketentuan maka:
(1) Kepala UKPBJ menyampaikan kepada Sekretaris Daerah; dan
(2) Kepala UKPBJ memerintahkan kepada Kelompok Kerja Pemilihan untuk melakukan pemilihan
ulang, evaluasi ulang, pemasukan penawaran ulang, atau pembatalan pemilih
Rapat Persiapan Penandatangan Kontrak Payung:
PPK dan Penyedia wajib melaksanakan Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak setelah diterbitkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa.

Dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak, paling sedikit membahas:


(1) Untuk finalisasi rancangan kontrak dan kelengkapannya;
(2) Menetapkan waktu penandatanganan Kontrak

Dalam Rapat Penyedia dibahas antara lain :


(1) Membahas ketersediaan barang/jasa sesuai dengan kontrak.
(2) Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Penyedia dalam pelaksanaan kontrak Payung.

Khusus kontrak Competitive Catalogue, Kontrak Katalog berupa standar


kontrak yang berisi Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) yang harus
disetujui dan dipenuhi oleh Penyedia
Pelaksanaan Penandatangan Kontrak Payung:

Penandatangan kontrak telah ditetapkan waktunya pada Rapat


Persiapan Penandatangan kontrak.

Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak atas nama


Penyedia adalah Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan yang
disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar

Melakukan pembahasan ulang rancangan kontrak payung dan


apabila sepakat dilakukan pembubuhan paraf pada setiap lembar
kontrak setelah itu kontrak ditandatangani bersama.
Kontrak PBJP Internasional:
1. eksi Inte

Tender/Seleksi Internasional dapat dilaksanakan untuk :

a. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dengan nilai paling sedikit di atas


Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah);

b. Pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit di atas Rp50.000.000.000,00


(lima puluh miliar rupiah);

c. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai paling sedikit di atas Rp25.000.000.000,00 (dua
puluh lima miliar rupiah); atau

d. Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai oleh Lembaga Penjamin Kredit Ekspor atau
Kreditor Swasta Asing.

e. Tender/ Seleksi Internasional dilaksanakan untuk nilai kurang dari batasan tersebut dalam
hal tidak ada Pelaku Usaha dalam negeri yang mampu dan memenuhi persyaratan
sional dilaksanakan untuk nilai kurang dari batasan tersebut dalam hal tidak ada Pelaku Usaha dalam negeri yang
mampu dan memenuhi persyaratan
Kontrak PBJP Internasional:

Barang/Konstruksi

1. eksi Inte

Kontrak Internasional Konsultan


sional dilaksanakan untuk nilai kurang dari batasan tersebut dalam hal tidak ada Pelaku Usaha dalam negeri yang
mampu dan memenuhi persyaratan

Jasa Lainnya
Kontrak PBJP Internasional:

 Badan usaha asing yang mengikuti Tender/Seleksi Internasional harus melakukan kerja sama usaha dengan
badan usaha nasional dalam bentuk konsorsium, subkontrak, atau bentuk kerja sama lainnya.

 Badan usaha asing yang melaksanakan Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi, harus bekerja sama dengan
industri dalam negeri dalam pembuatan suku cadang dan pelaksanaan pelayanan purnajual.

 Pengadaan Barang/Jasa untuk kegiatan yang pendanaannya bersumber dari pinjaman luar negeri atau hibah
luar negeri berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018, kecuali
diatur lain dalam perjanjian pinjaman luar negeri atau perjanjian hibah luar negeri.

 Proses Pengadaan Barang/Jasa untuk kegiatan yang pendanaannya bersumber dari pinjaman luar negeri
dapat dilaksanakan sebelum disepakatinya perjanjian pinjaman luar negeri (advance procurement), dalam
menyusun perjanjian sebagaimana dimaksud dapat dikonsultasikan kepada LKPP.

 Bentuk Kontrak yang digunakan dalam Pengadaan Barang/Jasa Internasional adalah Surat Perjanjian.
Kontrak PBJP Internasional:

 Kontrak dalam Tender Internasional dapat dilaksanakan dengan tahun jamak, yaitu Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa yang membebani lebih dari satu Tahun Anggaran dan dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

 Kontrak tahun jamak dapat berupa pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12 (duabelas)
bulan atau kurang dari 12 (dua belas) bulan namun melebihi dari 1 (satu) Tahun Anggaran.

 Ukuran dan ruang lingkup setiap Kontrak akan tergantung pada besar, sifat, dan lokasi
pekerjaan.

 Untuk pekerjaan yang membutuhkan berbagai jenis Barang dan Pekerjaan Konstruksi,
umumnya digunakan Kontrak terpisah untuk pengadaan Barang dan/atau instalasinya dengan
Kontrak untuk pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Kontrak PBJP Internasional:

• Dalam kasus-kasus tertentu, khususnya pekerjaan kompleks yang memerlukan Kontrak


tanggung jawab tunggal dimana Barang dan Pekerjaan Konstruksi dapat dikelompokkan ke
dalam paket Kontrak, Kontrak tanggung jawab tunggal dapat menjadi Kontrak Terima Jadi di
mana satu Penyedia menanggung tanggung jawab penuh untuk menyediakan Barang yang
dibutuhkan beserta konstruksinya sampai siap untuk dioperasikan.

• Rancangan Kontrak terdiri dari:


a. pokok-pokok perjanjian;
b. syarat umum Kontrak;
c. syarat khusus Kontrak; dan
d. dokumen lain yang merupakan bagian dari Kontrak
Elemen-elemen penting dalam Kontrak PBJP
Internasional:
• Dokumen Kontrak harus secara jelas mendefinisikan ruang lingkup pekerjaan barang yang
akan diadakan, hak dan kewajiban dari PPK dan penyedia, dan fungsi serta kewenangan
tenaga ahli, arsitek, manajer konstruksi, pembayaran dan uang muka jika ada.

• Dokumen Kontrak ditandatangani paling lama 30 (tiga puluh) Hari Kalender setelah SPPBJ
diterbitkan

• Syarat dan Metode Pembayaran

• Uang Muka

• Perubahan Kontrak

• Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Pemeliharaan atau Uang Retensi

• Keadaan Kahar
Kontrak yang Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan
secara Itemized:
a. Pemilihan yang dilakukan Itemized adalah melelangkan item-item barang dalam satu paket tender.

b. Tujuannya untuk keberhasilan pengadaan karena dalam satu paket sangat mungkin tidak dapat dipenuhi semua oleh
satu Penyedia.

c. Itemized berdasarkan : Item barang/jasa, lokasi atau waktu.

d. Pelelangan dilakukan dengan menawarkan sejumlah item barang yang dibagi dalam beberapa paket/subpaket secara
sekaligus. Penyedia melakukan checklist pada item-item tertentu yang ditawarkan.

e. Penetapan pemenang dalam metode ini dilakukan untuk masing-masing paket/subpaket. Dengan demikian dalam
satu paket tender terdapat beberapa pemenang, dimana Penyedia dapat memenangkan lebih dari satu item barang
yang ditawarkan.

f. Pokja Pemilihan dapat menetapkan hasil pemilihan kepada lebih dari 1 (satu) Penyedia (jika diperlukan).

g. Kontrak yang Pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan Itemized pada dasarnya merupakan Kontrak
Pengadaan Barang dimana dalam satu proses pemilihan dapat ditetapkan lebih dari satu penyedia sebagai pemenang
Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia yang Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa dilakukan secara Itemized:
 PPK, Pokja Pemilihan, dan pemenang wajib melaksanakan rapat persiapan penunjukan
Penyedia sebelum menerbitkan surat penunjukan Penyedia barang/jasa paling lambat 3 (tiga)
hari kerja setelah berita acara hasil pemilihan diterima oleh PPK.
 Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia adalah untuk memastikan Penyedia memenuhi
ketentuan sebagai berikut:

 keberlakuan data isian kualifikasi;

 pembuktian sertifikat kompetensi personel yang diusulkan dalam dokumen penawaran;

 Apabila Pemenang tidak memenuhi tersebut diatas, PPK bersama Pokja Pemilihan
melaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia bersama Pemenang Cadangan 1 (satu).

 Apabila Pemenang Cadangan 1 (satu) juga tidak memenuhi ketentuan, PPK bersama Pokja
Pemilihan melaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia bersama Pemenang Cadangan
2 (dua)
Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia yang Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa dilakukan secara Itemized:

 Apabila Pemenang Cadangan 2 (dua) juga tidak memenuhi ketentuan, PPK tidak menerbitkan
Surat Perintah Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dan melaporkan kepada UKPBJ untuk
dilakukan tender ulang.

 Pemenang yang diundang Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia yang tidak dapat dikenai
sanksi daftar hitam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

 Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa ditetapkan oleh PPK setelah dilaksanakan Rapat
Persiapan Penunjukan Penyedia.

 Dalam hal tender dilakukan mendahului tahun anggaran, Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa dapat ditetapkan setelah persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Hasil pembahasan dan kesepakatan Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia dituangkan dalam
Berita Acara
Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan secara Itemized:

1) PPK dan Penyedia wajib melaksanakan Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak setelah
diterbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
2) Dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak, paling sedikit membahas:
a) Untuk finalisasi rancangan kontrak dan kelenngkapannya;
b) Menetapkan waktu penandatanganan Kontrak;
c) Menetapkan jaminan pelaksanaan (ketentuan, bentuk, isi, waktu penyerahan)dan jaminan
uang muka (ketentuan, bentuk, isi, waktu penyerahan);
3) Dalam Rapat Penyedia menyampaian (expose) beberapa dokumen yang telah disampaikan
dalam proses pemilihan
Penandatanganan Kontrak Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa yang dilakukan secara Itemized:
• Penandatangan kontrak ditetapkan waktunya pada Rapat Persiapan Penandatangan kontrak.
• Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak atas nama Penyedia adalah Direktur
Utama/Pimpinan Perusahaan yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar,
yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau Penyedia perorangan.
Selain pihak yang disebut di atas, pihak lain yang dapat menandatangani Kontrak adalah pihak yang
mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah dari Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan
atau pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani Kontrak
sepanjang pihak lain tersebut merupakan pengurus/karyawan perusahaan yang berstatus sebagai
tenaga kerja tetap.
• Pelaksanaan Penandatangan Kontrak dilaksanakan setelah Penyedia menyerahkan Jamiman
Pelaksanaan dan jaminan telah diklarifikasi kepada Penerbit Jaminan;
• Sebelum kontrak ditandatangani dilakukan pembahasan Rancangan kontrak dan apabila sepakat
dilakukan pembubuhan paraf pada setiap lembar kontrak setelah itu kontrak ditandatangani Bersama
Penandatanganan Kontrak Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa yang dilakukan secara Itemized:
• Kontrak dibuat sesuai dengan kebutuhan yang terdiri dari :

a) sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:

(1) Kontrak asli pertama untuk Pejabat Penandatangan Kontrak dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh Penyedia; dan

(2) Kontrak asli kedua untuk Penyedia dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh Pejabat Penandatangan Kontrak;

b) Rangkap/salinan Kontrak tanpa dibubuhi materai apabila diperlukan.

• Kontrak mulai berlaku pada tanggal penandatanganan Kontrak oleh para Pihak atau pada
tanggal yang ditetapkan dalam Kontrak.

• Kontrak ditandatangani setelah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran/Dokumen Pelaksanaan


Anggaran disahkan
⃝ Melakukan Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Bentuk Surat Perjanjain

⃝ Melakukan pekerjaan pengendalian pelaksanaan kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


terhadap masukan, proses produksi, dan keluaran hasil pekerjaan berupa Barang/Jasa yang
kompleks

⃝ Melakukan pekerjaan pembentukan tim pengelola kontrak PBJP

⃝ Melakukan pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berupa barang/Jasa yang kompleks
setelah melalui proses penjaminan mutu (quality assurance).

⃝ Melakukan pekerjaan penyusunan instrument evaluasi kinerja penyedia pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pengendalian Pelaksanaan Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa:
Masukan (Input) dalam Pengendalian Pelaksanaan
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa:
Input
 Dokumen Kontrak beserta lampirannya;
 Surat Perintah Pengiriman (SPP) untuk Barang atau Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi, dan SPP/SPMK harus sudah
disetujui/ditandatangani oleh Penyedia sesuai dengan yang dipersyaratkan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak tanggal penerbitan SPP/SPMK, Tanggal penandatanganan SPP /SPMK oleh
Penyedia ditetapkan sebagai tanggal awal perhitungan waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
serah terima Barang atau Serah terima I (PHO) untuk Pekerjaan Konstruksi.
 Berita Acara Serah Terima Lokasi Kerja untuk Pekerjaan Konstruksi
 Program mutu untuk Pekerjaan Konstruksi yang disusun oleh Penyedia dalam Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak dan telah disetujui oleh PPK, yang berisi :
(1) informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
(2) organisasi kerja Penyedia;
(3) jadwal pelaksanaan pekerjaan;
(4) prosedur pelaksanaan pekerjaan;
(5) prosedur instruksi kerja; dan/atau
(6) pelaksana kerja.
 Hasil Pemeriksaan Bersama (untuk Pekerjaan Konstruksi), berupa Berita Acara Hasil Pemeriksaan
Bersama atau dikenal dengan Mutual Check (MC) 0, dengan ketentuan apabila dalam pemeriksaan
bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka dibuat adendum Kontrak
Masukan (Input) dalam Pengendalian Pelaksanaan
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa:
Input
 Dokumen Kontrak beserta lampirannya;
 Surat Perintah Pengiriman (SPP) untuk Barang atau Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi, dan SPP/SPMK harus sudah
disetujui/ditandatangani oleh Penyedia sesuai dengan yang dipersyaratkan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak tanggal penerbitan SPP/SPMK, Tanggal penandatanganan SPP /SPMK oleh
Penyedia ditetapkan sebagai tanggal awal perhitungan waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
serah terima Barang atau Serah terima I (PHO) untuk Pekerjaan Konstruksi.
 Berita Acara Serah Terima Lokasi Kerja untuk Pekerjaan Konstruksi
 Program mutu untuk Pekerjaan Konstruksi yang disusun oleh Penyedia dalam Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak dan telah disetujui oleh PPK, yang berisi :
(1) informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
(2) organisasi kerja Penyedia;
(3) jadwal pelaksanaan pekerjaan;
(4) prosedur pelaksanaan pekerjaan;
(5) prosedur instruksi kerja; dan/atau
(6) pelaksana kerja.
 Hasil Pemeriksaan Bersama (untuk Pekerjaan Konstruksi), berupa Berita Acara Hasil Pemeriksaan
Bersama atau dikenal dengan Mutual Check (MC) 0, dengan ketentuan apabila dalam pemeriksaan
bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka dibuat adendum Kontrak
Masukan (Input) dalam Pengendalian Pelaksanaan
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa:
Input
 Laporan kemajuan pekerjaan, terdiri dari :
(1) Laporan harian;
(2) Laporan mingguan;
(3) Laporan bulanan;

 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, meliputi:


1) mendatangkan tenaga ahli;
2) mendatangkan tenaga pendukung; dan/atau
3) menyiapkan peralatan pendukung.
4) Mobilisasi bahan/material, peralatan dan personil dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksanaan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa:
 Para pihak melakukan pengawasan/pengendalian terhadap pelaksanaan Kontrak baik secara
langsung atau melalui pihak lain yang ditunjuk.
 Pengendalian terhadap jadwal pelaksanaan pekerjaan baik dalam bentuk Bar Chart dengan Curva S
maupun Net Work Planning.
 Secara berkala dilaksanakan Rapat koordinasi/Rapat Teknis untuk melihat apakah pelaksanaan
berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta kualitas pekerjaan sesuai dengan kontrak.
Dalam hal terjadi deviasi antara realisasi dengan target pelaksanaan Kontrak atau terjadi Kontrak
Kritis maka para pihak melakukan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM). Pejabat
Penandatangan Kontrak memerintahkan Penyedia untuk melaksanakan perbaikan target dan
realisasi pelaksanaan pekerjaan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM)dilaksanakan
apabila :
(1) Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a) Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan antara 0% – 70% dari kontrak berdasarkan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh Penyedia), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10% dari rencana;
b) Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan antara 70% - 100% dari kontrak berdasarkan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh Penyedia), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 5% dari rencana.
Pelaksanaan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa:
(2) Penanganan kontrak kritis :
a) Pada saat kontrak dinyatakan kritis PPK menerbitkan surat peringatan kepada penyedia dan selanjutnya
menyelenggarakan SCM.
b) Dalam SCM, PPK bersama Tim teknis, Konsultan Pengawas dan penyedia membahas dan menyepakati
besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba
pertama) yang dituangkan dalam berita acara SCM Tahap I.
c) Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka harus diselenggarakan SCM Tahap II yang
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam periode
waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam berita acara SCM Tahap II.
d) Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua, maka harus diselenggarakan SCM Tahap III yang
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam periode
waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam berita acara SCM Tahap III.
e) Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan pada SCM maka Pejabat
Penandatangan Kontrak mengeluarkan Surat Peringatan (SP) kepada Penyedia.
f) Dalam hal telah dikeluarkan SP ketiga dan Penyedia dinilai tidak mampu mencapai target yang
ditetapkan pada SCM maka Pejabat Penandatangan dapat melakukan pemutusan Kontrak secara sepihak
dengan mengesampingkan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan memberikan sanksi
kepada Penyedia sesuai ketentuan yang berlaku.
g) Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM) dapat dilaksanakan untuk pekerjaan pengadaan lain
selain pekerjaan konstruksi.
Pelaksanaan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa:
 Pemberian Kesempatan Menyelesaikan Pekerjaan :
1) Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai masa pelaksanaan kontrak
berakhir, namun Pejabat Penandatangan Kontrak menilai bahwa Penyedia mampu
menyelesaikan pekerjaan, Pejabat Penandatangan Kontrak memberikan kesempatan Penyedia
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan pengenaan sanksi denda keterlambatan.
2) Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dituangkan dalam
adendum kontrak yang didalamnya mengatur pengenaan sanksi denda keterlambatan kepada
Penyedia dan perpanjangan masa berlaku Jaminan Pelaksanaan (apabila ada).
3) Pemberian kesempatan kepada Penyedia menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima
puluh) hari kalender, sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan. Pemberian kesempatan
kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dapat melampaui Tahun Anggaran.
4) Kesempatan menyelesaikan pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari tersebut dapat diberikan
setelah melalui Rapat pembahasan dengan PA bersama PPK dan Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Unsur Pengelola Teknis serta diyakini pekerjaan dapat selesai
dalam waktu maksimal 50 hari.
5) Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat keterlambatan melampaui tahun anggaran berjalan,
dapat diberikan masa penyelesaian pekerjaan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
dalam hal pembayaran sisa pekerjaan yang bersumber dari APBD.
Keluaran dari Hasil Pekerjaan:
 Keluaran (Output) dari Hasil Pekerjaan adalah :
(1) Tepat pelaksanaan Kontrak sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

(2) Tepat kualitas barang/jasa sesuai ketentuan kontrak;


(3) Tepat jumlah atau volume sesuai ketentuan kontrak;
(4) Tepat waktu penyerahan sesuai ketentuan kontrak; dan
(5) Tepat tempat penyerahan. sesuai ketentuan kontrak.
 Serah Terima Hasil Pekerjaan
Pelaksanaan penyerahan hasil pekerjaan 100% (seratus persen) dari Penyedia kepada
Pejabat Penandatangan Kontrak sampai dengan serah terima hasil pekerjaan kepada
PA/KPA dijelaskan dalam bagan alur berikut:
Keluaran dari Hasil Pekerjaan:
 Keluaran (Output) dari pengadaan barang/jasa, meliputi :
a) Tepat kualitas dalam arti hasil pengadaan memenuhi kualitas yang ditetapkan dalam
kontrak..
b) Tepat jumlah/kuantitas dalam arti volume/kuantitas hasil pengadaan sesuai dengan yang
ditetapkan dalam kontrak.
c) Tepat waktu dalam arti pelaksanaan pengadaan sesuai dengan nwaktu pelaksanaan yang
telah ditetapkan dalam kontrak.
d) Tepat administrasi dalam arti semua proses administrasi dijalankan dengan benar.
e) Tercapainya tujuan pengadaan.
 Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan, yang dapat
dibantu oleh Konsultan Pengawas atau tim ahli dan tim teknis, dengan ketentuan :
a) Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian hasil pekerjaan terhadap kriteria/spesifikasi
yang tercantum dalam Kontrak.
b) Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Kontrak dan/atau cacat hasil pekerjaan, Pejabat Penandatangan Kontrak
memerintahkan Penyedia untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan.
 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan dinyatakan telah sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak maka Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani
Berita Acara Serah Terima.
 Setelah penandatanganan Berita Acara Serah Terima, Pejabat Penandatangan Kontrak
menyerahkan barang/hasil pekerjaan kepada PA/KPA.
Keluaran dari Hasil Pekerjaan:
 PA/KPA meminta PjPHP/PPHP untuk melakukan pemeriksaan administratif terhadap
barang/hasil pekerjaan yang diserahterimakan.
 PjPHP/PPHP melakukan pemeriksaan administratif proses pengadaan barang/jasa sejak
perencanaan pengadaan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan, meliputi :
a) dokumen program/penganggaran,
b) surat penetapan PPK,
c) dokumen perencanaan pengadaan,
d) RUP/SIRUP,
e) dokumen persiapan pengadaan,
f) dokumen pemilihan Penyedia,
g) dokumen Kontrak dan perubahannya serta pengendaliannya, dan
h) dokumen serah terima hasil pekerjaan.
 Apabila hasil pemeriksaan administrasi ditemukan ketidaksesuaian/kekurangan,
PjPHP/PPHP melalui PA/KPA memerintahkan Pejabat Penandatanganan Kontrak untuk
memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan dokumen administratif.
 Hasil pemeriksaan administratif dituangkan dalam Berita Acara
Pembayaran Hasil Pekerjaan:

 Pembayaran dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam Kontrak dan tidak boleh
melebihi kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai dan diterima oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak.
 Khusus pembayaran hasil pekerjaan pengadaan barang dilakukan setelah barang
dikirim, diserah terimakan, diperiksa serta dibuat Berita Acara Serah Terima.
 Pembayaran dapat dilakukan dengan sistem bulanan atau sistem termin atau
pembayaran secara sekaligus setelah kemajuan hasil pekerjaan dinyatakan
diterima sesuai ketentuan dalam Kontrak.
 Setiap pembayaran dipotong angsuran uang muka, dan pajak.
 Untuk pembayaran akhir, dapat ditambahkan potongan denda apabila ada.
Masa Pemeliharaan:

 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat
penyerahan pertama pekerjaan.
 Khusus Pekerjaan Konstruksi:
a) masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk
pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan; dan
b) masa pemeliharaan dapat melampaui Tahun Anggaran.
 Khusus Pengadaan Barang, masa garansi diberlakukan sesuai kesepakatan para pihak dalam Kontrak, yaitu :
a) Khusus Barang Impor, Penyedia telah menyerahkan Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin) dan
Sertifikat Produksi kepada PPK
b) Penyedia menyerahkan Sertifikat Garansi/Kartu Jaminan/Garansi Purna Jual yang menyatakan bahwa :
(1) adanya jaminan ketersediaan suku cadang serta fasilitas dan pelayanan purna jual.
(2) Sertifikat Garansi memberikan jaminan bahwa barang yang dipasok adalah asli, barang/produk baru (hasil
produksi tahun terakhir), belum pernah dipakai dan bukan barang/produk yang diperbaharui/rekondisi.
(3) Spesifikasi teknis dan deskripsi barang yang diserahkan sesuai dengan yang tercantum dalam Kontrak.
(4) Sertifikasi garansi merupakan perlindungan terhadap barang sesuai dengan Jaminan/Garansi original
equipment manufacturer (OEM).
(5) Sertifikat Garansi berlaku sejak tanggal barang diterima oleh PPK dari Penyedia sesuai waktu yang
diperjanjikan dalam Kontrak, terlepas dari jarak dan waktu yang ditempuh untuk pengiriman.
(6) Selama masa garansi berlaku, dalam hal barang yang diterima cacat/tidak berfungsi dengan baik,
Pengguna Barang melalui Bendahara Barang segera menyampaikan secara tertulis kepada Penyedia dan
Penyedia wajib merespon untuk memperbaiki/mengganti barang yang dimaksud
Masa Pemeliharaan:
 Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak untuk penyerahan akhir pekerjaan.
 Pejabat Penandatangan Kontrak menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah Penyedia melaksanakan
semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. Pejabat Penandatangan Kontrak wajib
melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan
Pemeliharaan.
 Apabila Penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka Pejabat
Penandatangan Kontrak berhak untuk tidak membayar retensi atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan
untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan, serta Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
 Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang retensi atau uang pencairan Jaminan Pemeliharaan untuk
membiayai Pembiayaan/Pemeliharaan maka Pejabat Penandatangan Kontrak wajib menyetorkan kepada
Kas Negara.
 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak
maka Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah Terima akhir.
 PA/KPA mengalokasikan anggaran untuk keperluan operasional PPK selama masa pemeliharaan oleh
Penyedia.
 Jaminan Pemeliharaan dikembalikan 14 (empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai
⃝ Melakukan Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Bentuk Surat Perjanjian

⃝ Melakukan pekerjaan pengendalian pelaksanaan kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


terhadap masukan, proses, produksi, dan keluaran hasil pekerjaan berupa Barang/Jasa yang kompleks

⃝ Melakukan pekerjaan pembentukan tim pengelola kontrak PBJP


⃝ Melakukan pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berupa barang/Jasa yang kompleks
setelah melalui proses penjaminan mutu (quality assurance).

⃝ Melakukan pekerjaan penyusunan instrument evaluasi kinerja penyedia pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pekerjaan Pembentukan tim Pengelola Kontrak PBJP:

Pengertian
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memegang peranan penting dalam menjaga
proses pengadaan agar senantiasa transparan dan akuntabel. Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK ) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna
Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk mengambil keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara atau daerah. Sehingga PPK bertanggung jawab secara
administrasi, teknis dan finansial terhadap pengadaan barang/jasa sebagaimana
tercantum dalam kontrak. Khusus pekerjaan dengan dana bersumber dari APBD,
PPK/PPKom dapat dibantu oleh PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan).
Dalam hal tidak ada penetapan PPK/PPKom pada Pengadaan Barang/Jasa yang
menggunakan anggaran belanja dari APBD, PA/KPA menugaskan PPTK untuk
melaksanakan tugas PPK/PPKom kecuali menetapkan tim pendukung,
menetapkan tim ahli atau tenaga ahli, dan menetapkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa. Dalam hal keterbatasan sumber daya manusia, KPA dapat
merangkap sebagai PPK/PPKom. PPK tidak boleh dirangkap oleh :
a) Pejabat penandatangan surat perintah membayar atau bendahara;

b) Pejabat pengadaan atau Pokja Pemilihan untuk paket pengadaan barang/jasa yang
sama
Macam-macam tim Pengelola Kontrak PBJP:
Persiapan Pelaksana Pasca Pelaksanaan
 PA/KPA  PPK dibantu oleh Tim  PPK
 PPK Teknis, Tim Ahli, Tim  PPTK (Khusus APBD)
 PPTK (Khusus APBD) Pendukung dan Staf  BMN
 POKJA Pengelola Keuangan
(SPK),
 PPTK (Khusus APBD)
 Untuk PBJ
Internasional, Project
Manajer Unit (PMU)
dan Project
Implementation Unit
(PIU) serta Core Team
Consultant (CTC) dapat
dibantu PPK dan
Konsultan Expert
Macam-macam tim Pengelola Kontrak PBJP:
1. Tim Teknis adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh PA/KPA
PPK dapat dibantu oleh Tim Pengelola Kontrak antara lain:
untuk membantu, memberikan masukan, dan melaksanakan tugas
 Tim Teknis tertentu terhadap sebagian atau seluruh tahapan pengadaan
 Tim Ahli
barang/jasa.
 Tim Pendukung dan
 Staf Pengelola Keuangan (SPK) 2. Tim/Tenaga Ahli adalah tim atau perorangan yang dibentuk dan
ditetapkan oleh PPK dalam rangka memberi masukan dan
penjelasan/pendampingan/pengawasan terhadap sebagian atau
seluruh pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

3. Tim Pendukung adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh PPK
dalam rangka membantu untuk urusan yang bersifat
administrasi/keuangan kepada PA/KPA/PPK/Pokja Pemilihan.

4. Staff Pengelola Keuangan (SPK) adalah tim atau perseorangan yang


diberi tugas dan kewenangan untuk mengelola keuangan dalam
pengelolaan kegiatan.
Kriteria tim Pengelola Kontrak PBJP:

Kemampuan Teknis

Kemampuan Manajerial

Kompetensi Legal dan


Keuangan

Pengalaman Kerja
Kriteria tim Pengelola Kontrak PBJP:

Kemampuan Teknis  Ahli Manajemen Kontrak


 Teknik Arsitektur
 Teknik Sipil
 Teknik mekanikal atau mesin
Kemampuan Manajerial
 Teknik Elektrikal atau Elektro
 Teknik Lingkungan
 Planologi
Kompetensi Konstruksi
 Manajemen Legal dan
Keuangan
 Manajemen Proyek

Pengalaman Kerja
Kriteria tim Pengelola Kontrak PBJP:

 Perencanaan Teknis (Tahap Prarancangan


Tahap Pengembangan Rancangan, Tahap
rancangan detail (penyusunan gambar
Kemampuan Teknis
detail, penyusunan RKS, RAB dan
spesifikasi teknis)
 Tahapan tender penyedia jasa
Kemampuan Manajerial  Pelaksanaan pengadaan barang/jasa
 Pengawasan teknis
 Masa Pemeliharaan
KompetensiLegal
Serahdan
Terima
Keuangan

Pengalaman Kerja
Kriteria tim Pengelola Kontrak PBJP:

 Memenuhi Regulasi dan


hukum
 Memahami resiko kontrak
Kemampuan Teknis
 Mengadministrasi kontrak

Kemampuan Manajerial

Kompetensi Legal dan


Keuangan

Pengalaman Kerja
Kriteria tim Pengelola Kontrak PBJP:

Pengalaman sebagai pengelola kontrak sangat


mendukung kapabilitas dari seseorang yang ditugasi
Kemampuan Teknis sebagai pengelola. Semakin kompleks pengadaan,
diperlukan pengalaman yang tinggi
 Personality
Kemampuan Manajerial  Personal Working/Management Styles

Kompetensi Legal dan


Keuangan

Pengalaman Kerja
Penetapan tim Pengelola Kontrak PBJP:

Mekanisme Pendaftaran

Penunjukkan Langsung

Penetapan Personil Tim


Pengelola Kontrak
Penetapan tim Pengelola Kontrak PBJP:
Perekrutan melalui mekanisme pendaftaran biasanya dilakukan
oleh bagian Kepegawaian dalam suatu unit organisasi. Sebelum
proses rekrutimen, PPK melakukan analisa terhadap kriteria
Mekanisme Pendaftaran sebagaimana poin 4.3 serta faktor – faktor sebagai berikut:

• Faktor internal dan eksternal (Ketersediaan tenaga, posisi


kompetensi dan daya saing organisasi, usia, keahlian yang
Penunjukkan Langsung dimiliki dan masa kerja)

• Penyiapan deskripsi pekerjaan

Penetapan Personil• Tim


Pembuatan spesifisikasi pekerjaan
Pengelola Kontrak
• Pencarian kandidat (melalui iklan, organisasi profesional,
universitas, konsultan dll)

• Prosedur seleksi (berkas – berkas pendaftaran, tes seleksi dan


Interview)

• Penetapan
Penetapan tim Pengelola Kontrak PBJP:

Rekruitmen Tim pengelola kontrak bisa juga dilakukan dengan


penunjukan langsung yang dilakukan dengan metode sebagai
Mekanisme Pendaftaran
berikut :
 Mengikuti kebijakan organisasi dan standar operasi yang
berlaku
Penunjukkan Langsung
 Menyiapkan justifikasi untuk melakukan penunjukkan langsung

 Disahkan oleh pejabat yang berwenang


Penetapan Personil Tim
 Melakukan verifikasi
Pengelola Kontrak
 Melakukan wawancara berdasar kualifikasi yang diperlukan

 Memberikan konfirmasi terhadap rekruitmen yang dilakukan


 Membuat surat penetapan
Penetapan tim Pengelola Kontrak PBJP:

Struktur tugas personil tim pengelola kontrak didesain


dengan mempertimbangkan faktor – faktor sebagai berikut:
Mekanisme Pendaftaran
1) Keadaan ekonomi/keuangan pengadaan

2) Kemampuan organisasi baik secara operasional


Penunjukkan Langsung maupun finansial

3) Ketersediaan tenaga
Penetapan Personil Tim
4) Usia dari tenaga
Pengelola Kontrak
5) Prakiraan jumlah tenaga

6) Dan lain – lain yang dianggap perlu berdasarkan jenis


pengadaan barang/jasa
Masa Tugas dan Aspek Legalitas:

Personil tim pengadaan terdiri dari pegawai di lingkungan organisasi atau instansi yang berkaitan
dan pegawai non tetap yang diangkat hanya dalam waktu sementara untuk keperluan tertentu. Masa
tugas untuk personil tim pengelolaan PBJ dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :

a) Status Personil Tim Pengelola Kontrak (Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai tetap
Non PNS);

b) Sifat kontrak (Selama proyek atau paruh waktu);

c) Umur personil dan pengalaman/ijasah;

d) Jenjang karir kedepan;

e) Kompensasi yang diterima berdasarkan jenjang jabatan.

Telah diatur secara legalitas dalam bentuk Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen (SKPPK)
tentang Penunjukan Pengelola Kontrak
Tugas pokok dan fungsi Tim Pengelola Teknis Konstruksi

PPK dapat dibantu oleh tim pengelola kontrak


antara lain Tim Teknis, Tim Ahli, Tim
Pendukung dan Staf Pengelola Keuangan
(SPK). Khusus Tim Teknis, PPK melakukan
permohonan kepada PA/KPA untuk membantu,
memberikan masukan, dan melaksanakan tugas
tertentu terhadap sebagian atau seluruh tahapan
pengadaan barang/jasa
Tugas pokok dan fungsi Tim Pengelola Teknis Konstruksi

Persiapan Pelaksanaan Pasca Pelaksanaan


• Menyiapkan dan menetapkan • Melakukan penyiapan • Menyiapkan dokumen
organisasi kegiatan; pengadaan penyedia jasa pembangunan;
• Menyiapkan bahan, pengawasan termasuk • Menyiapkan dokumen untuk
menetapkan waktu, dan menyusun Kerangka Acuan penetapan status;
menetapkan strategi Kerja (KAK); • Menyiapkan dokumen untuk
penyelesaian kegiatan; • Melakukan penyiapan Sertifikat Laik Fungsi;
• Melakukan penyiapan pengadaan penyedia jasa • Menyiapkan dokumen
pengadaan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi; pendaftaran Bangunan Gedung
manajemen konstruksi (untuk • Menyusun Surat Penetapan Negara dan
pekerjaan konstruksi) termasuk Penyedia Barang dan Jasa • Menyerahkan Hasil Pekerjaan
menyusun Kerangka Acuan (SPPBJ), Surat Perjanjian
Kerja (KAK); Kerja (SPK), dan Surat
• Melakukan penyiapan Perintah Mulai Kerja (SPMK);
pengadaan penyedia jasa • Ikut serta mengendalikan
perencanaan termasuk kegiatan pengawasan
menyusun Kerangka Acuan pelaksanaan konstruksi;
Kerja (KAK);
Tugas pokok dan fungsi Tim Pengelola Teknis Konstruksi

Persiapan Pelaksanaan Pasca


Pelaksanaan
• Menyusun Surat Penetapan • Ikut serta mengendalikan kegiatan
Penyedia Barang dan Jasa pelaksanaan konstruksi dan
(SPPBJ), Surat Perjanjian Kerja penilaian atas kemajuan tahap
(SPK), dan Surat Perintah Mulai pelaksanaan konstruksi;
Kerja (SPMK); • Mempersiapkan berita acara
• Mengendalikan kegiatan • Rapat Persiapan Penunjukkan
manajemen konstruksi dan Penyedia (RP3)/Pre Award Meeting
kegiatan perencanaan; dan/atau (PAM)
• Menyusun berita acara • Rapat Persiapan Penandatanganan
persetujuan kemajuan pekerjaan Kontrak (RP2K)
untuk pembayaran angsuran dan • Rapat Persiapan Pelaksanaan
berita acara lainnya yang Kontrak (RP2Kon)/Pre Contruction
berkaitan dengan kegiatan Meeting (PCM)
manajemen konstruksi (untuk • Persetujuan kemajuan pekerjaan
pekerjaan konstruksi) dan untuk pembayaran angsuran dan
kegiatan perencanaan. berita acara lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan konstruksi;
• Menyusun berita acara pemeriksaan
pekerjaan, berita acara serah terima
pekerjaan dan administrasi lainnya
Struktur Organisasi pihak – pihak terkait Pengadaan Barang/Jasa

Struktur Organisasi Kontrak Umum


Struktur Organisasi pihak – pihak terkait Pengadaan Barang/Jasa

Bagan Alur koordinasi Pelaksanaan Kontrak Spesialis


Struktur Organisasi pihak – pihak terkait Pengadaan Barang/Jasa

Struktur Organisasi Penyelenggaran Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah
Struktur Organisasi pihak – pihak terkait Pengadaan Barang/Jasa

Bagan Alur Koodinasi Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


Terintegrasi
Struktur Organisasi pihak – pihak terkait Pengadaan Barang/Jasa

Bagan Alur Koodinasi Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


Struktur Organisasi pihak – pihak terkait Pengadaan Barang/Jasa

Bagan Alur Komando dan Koordinasi Pelaksanaan PBJ


Internasional
Struktur Organisasi pihak – pihak terkait Pengadaan Barang/Jasa

Executing Agency (EA) adalah Kementerian negara/lembaga yang bertanggung jawab


melaksanakan Projek Pengadaan Internasional melalui Dana Internasional. Project
Management Unit (PMU) adalah suatu unit yang melaksanakan manajemen, koordinasi
pelaksanan serta menyusun laporan dan evaluasi pelaksanaan sesuai dengan ketentuan
pemberi hibah/dana. Pejabat yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan proyek disebut
project manajer unit (PMU). Project Implementation Unit (PIU) adalah suatu unit proyek yang
melaksanakan pembinaan, kontrol, koordinasi, evaluasi serta monitoring dan pengendalian
terhadap pelaksanaan fisik, melakukan koordinasi dengan PMU dan Unit Pelaksanaan Proyek.
Core Team Consultant (CTC) adalah Konsultan yang bertugas membantu PMU alam
pengelolaan/manajemen, monitoring dan pelaporan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan-
kegiatan dalam rangka untuk mencapai standar tinggi, efisien dan transparansi, serta kinerja
yang optimal
Biaya Pengelolaan Teknis Kegiatan

Biaya pengelolaan kegiatan merupakan biaya paling banyak yang


digunakan untuk membiayai kegiatan pengelolaan kegiatan Pembangunan
Bangunan Gedung Negara. Dalam Pasal 19 Permen PU No 22 tahun 2018 DIPA
(Daftar isian pelaksanaan anggaran) mengakomodasi antara lain :

a) Perencanaan teknis

b) Pelaksaaan konstruksi fisik

c) Manajemen konstruksi atau pengawasan konstrusi

d) Pengelolaan kegiatan
Biaya Pengelolaan Teknis Kegiatan

Biaya Pengelola Teknis Kegiatan berasal dari Dana PTP atau dana Perolehan
(kode akun 53 Belanja Modal). Besarnya nilai biaya pengelolaan kegiatan berdasarkan
prosentase biaya pengelolaan kegiatan terhadap nilai biaya pelaksanaan
Pengadaan/konstruksi dengan rincian sebagai berikut :
a) honorarium staf dan panitia lelang;

b) perjalanan dinas;

c) rapat;

d) proses pelelangan;

e) bahan dan alat yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan sesuai dengan pentahapannya;

f) penyusunan laporan;

g) dokumentasi; dan

h) persiapan dan pengiriman kelengkapan administrasi atau dokumen pendaftaran Bangunan


Gedung Negara
⃝ Melakukan Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Bentuk Surat Perjanjian

⃝ Melakukan pekerjaan pengendalian pelaksanaan kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


terhadap masukan, proses, produksi, dan keluaran hasil pekerjaan berupa Barang/Jasa yang kompleks

⃝ Melakukan pekerjaan pembentukan tim pengelola kontrak PBJP

⃝ Melakukan pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berupa


barang/jasa yang kompleks setelah melalui proses penjaminan mutu (quality assurance).

⃝ Melakukan pekerjaan penyusunan instrument evaluasi kinerja penyedia pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pengertian

Serah Terima Pekerjaan adalah kegiatan


penyerahan pekerjaan yang telah selesai 100%
(seratus perseratus) dari Penyedia Jasa
Pekerjaan kepada Pengguna Jasa (PA/KPA/PPK)
dalam kondisi dan standar sebagaimana
disyaratkan dalam kontrak
Prosedur Serah Terima
Pekerjaan

Serah Terima dari Penyedia ke PPK (dan/atau PPTK pada


APBD)
1) Setelah barang/jasa hasil pekerjaan selesai 100% sesuai
dengan ketentuan yang tertuang dalam Kontrak, Penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
serah terima barang/jasa
2) PPK melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa
3) PPK dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah
Terima
Prosedur Serah Terima
Pekerjaan
Prosedur Serah Terima
Pekerjaan
Bagan Alir Serah Terima Akhir Pekerjaan (FHO)
PPTK (Pejabat Pelaksanaan
Teknis Kegiatan)

Menurut PP 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah, PPTK merupakan Pegawai ASN yang menduduki
jabatan struktural yang ditunjuk oleh PA/KPA untuk
melaksanakan atau membantu tugas-tugas PA/KPA dalam
rangka pengambilan keputusan terkait dengan pengeluaran
beban belanja daerah. Jabatan PPTK hanya dikenal dalam
pelaksanaan kegiatan yang sumber dananya berasal dari APBD

PPTK mempunyai tugas mencakup:


1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran
pelaksanaankegiatan
4. Melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang - undangan yang mengatur pengadaan barang/jasa
Hal-Hal yang perlu diperhatikan
dalam BAST

a) Menyertakan dokumen perhitungan Mutual Check - 100 (MC 100)

b) PPK dan Tim melakukan pengecekan dengan daftar simak untuk memastikan
pekerjaan telah dilaksanakan seluruhnya.

c) PPK memastikan perbaikan pada Pekerjaan setelah pengecekan dan ganti


rugi/pemotongan pembayaran apabila pekerjaan tidak baik.

d) PPK memastikan bahwa pekerjaan telah selesai 100%, tidak ada rekayasa progress.
Hal ini biasanya terjadi pada tutup tahun anggaran.

e) PPK tidak boleh menerima jaminan uang cash dalam rangka merekayasa progress
100%.

f) Penyedia tidak boleh menyelesaikan/merubah/menambah pekerjaan selama masa


pemeliharaan terhadap item pekerjan yang belum selesai.

g) PPK harus menolak mark up progress untuk menghindari dan/atau meminimalkan


penyediaan anggaran tahun berikutnya.

h) PPK memastikan bahwa personil yang bertandatangan pada semua dokumen (berita
acara, daftar hadir rapat, notulen rapat) adalah personil yang sesuai dengan
dokumen penawaran atau perubahannya
Persiapan Pemeriksaan hasil
pekerjaan/pengadaan (PPK)

a. Pemeriksaan pemenuhan terhadap tingkat risiko; Pedoman Pemeriksaan Keteknikan


Konstruksi
b. Pemeriksaan perencanaan pekerjaan konstruksi berdasarkan atas SNI, standar
keteknikan yang ada dan value engineering serta manfaat pembangunan terhadap
masyarakat sesuai dengan perencanaan kelayakannya;
c. Pemeriksaan pemilihan penyedia jasa yang berkualifikasi, dengan harga terendah,
terevaluasi dan tanpa penyimpangan yang penting dan pokok;
d. Pemeriksaan sistem pengendalian manajemen dari segi waktu, biaya dan kualitas;
e. Pemeriksaan pelaksanaan paket kegiatan dalam pemenuhan persyaratan keteknikan,
keselamatan umum, perlindungan sosial tenaga kerja dan tata lingkungan;
f. Pemeriksaan tertib administrasi keuangan;
g. Pemeriksaan pencapaian manfaat dengan melakukan analisis terhadap fungsi
konstruksi setelah penyerahan kedua (FHO) serta keterpaduan program dengan
sektor lainnya;
h. Pemeriksaan risiko kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan.
Tugas Pengendali Mutu

 Pengendalian mutu bahan


1. Memastikan bahan-bahan yang digunakan memenuhi spesifikasi.
2. Memastikan pengujian kualitas bahan-bahan (Batas Atterberg, Gradasi, CBR, dll.)
dilaksanakan dan dilaporkan dengan baik kepada Pemimpin Proyek / Pengawas Teknik
sebelum dan sesudah bahan-bahan itu dikerjakan.

 Pengendalian mutu hasil pekerjaan/terpasang

1. Memastikan hasil pekerjaan memenuhi standar yang telah ditentukan.

2. Hasil dari pekerjaan tersebut (seperti kadar aspal efektif, tingkat kepadatan, dll.) diperlukan
oleh SATKER/PPK/ Pengawas Teknik untuk menentukan apakah pekerjaan itu diterima
atau tidak.

 AUDITOR/VERIFIKATOR INDEPENDEN

Setelah pekerjaan telah selesai, Penyedia menyerahkan hasil Pekerjaan kepada PPK/PPTK tertuang dalam
Berita Acara Serah Terima (BAST). Dalam hal pembuatan BAST, didasarkan pada Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP) yang berisi hasil prosentase progress lapangan serta lampiran -
lampirannya yang mengandung kondisi faktual lapangan, misal cacat mutu, deskripsi barang/pekerjaan dan
sebagainya. Pemeriksaan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam BAPP, telah dilakukan oleh Konsultan
Pengawas/MK ssebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2021 Pasal 51A adalah
1) Melaksanakan penjaminan Mutu (quality Assurance), 2) melakukan verifikasi atas tagihan pembayaran,
3) membantu pengguna jasa ketika melakukan audit hasil pekerjaan/proyek setelah serah terima akhir
pekerjaan.
Pemeriksaan Pekerjaan
Pemeriksaan Pemeriksaan Teknis Pemeriksaan Visual
Administrasi
o Dokumen o Gambar (shop Drawing, o Penilaian terhadap kerataan dan
Pra kontrak gambar kerja, as built kehalusan
drawing)
o Addendum o Kerapihan
Kontrak o Volume Pekerjaan
o Kekurangan/cacat fisik karena
o Dokumen o Kualitas dan spesifikasi kerusakan maupun akibat belum
Kontrak terselesaikan pekerjaan saat
o RAB (MC0, MC100,
penilaian dilakukan
o Dokumen CCO)
Pelaksanaan o Kekurangan yang diakibatkan
o Laporan (harian dan
oleh pertimbangan PPK perlu
o Berita Acara mingguan)
adanya penambahann pada
o Dokumen o Dokumentasi bagian tertentu
pembayaran
o Garansi
;
o Perizinan
o Dokumen
Perhitungan o Pengujian material (uji

penyesuaian fungsi)

harga;
Dokumen pada saat Serah
Terima Pekerjaan

a. Dokumen Pra kontrak, a.l DIPA/DPA, Dokumen Tender dan


dokumen hasil tender.

b. Addendum Kontrak (bila ada)

c. Dokumen Kontrak a.l. SSUK, SSKK, Gambar (gambar


Rencana dan shopdrawing), Spesifikasi, Rencana Kerja dan
Syarat – syarat, Back Up Volume dan Analisa Harga dan lain –
lain

d. Dokumen Pelaksanaan a.l Kontrak, SPMK, RMK, Berita acara


PCM, Justifikasi Teknis, Berita acara Evaluasi dan Negosiasi,
Berata Acara CCO dll
Dokumen yang dibutuhkan
dalam pemeriksaan

Dokumen pra kontrak Dokumen kontrak Dokumen pelaksanaan kontrak Laporan-laporan Risalah rapat kunjungan
atau pengawasan

a. Perincian a. SSUK (Syarat- a. Kontrak yang sudah ditandatangani a. Laporan a. Daftar cacat dan
DPA/DIPA syarat Umum kondisi kekurangan
Kontrak) b. BAST Konsultan Manajemen cuaca sempurnaan pekerjaan
b. Dokumen tender Konstruksi dari PPK (defect list)
dan dokumen b. SSKK (Syarat-syarat b. Laporan
hasil tender Khusus Kontrak) c. BAST Laporan dari PPK ke harian, b. Daftar hasil perbaikan
Penyedia mingguan cacat pekerjaan
c. Pengumuman c. Spesifikasi dan bulanan
pemenang d. SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) c. Daftar pemeriksaan
d. Gambar Rencana c. Back up proses, uji mutu dan uji
e. RMK (Rencana Mutu Kontrak) dan data kualitas kinerja
e. Daftar kuantitas dan RK3L (Rencana Keselamatan, dan
harga Kesehatan Kerja dan Lingkungan) kuantitas d. Rencana kegiatan
masa pemeliharaan
f. (Addendum f. PCM (Pre-Construction Meeting) d. Status
pembayaran e. Daftar personil
g. Data Lapangan MC=0 penyedia pada masa
e. Gambar pemeliharaan
h. Justifikasi teknis (apabila ada)
Kerja
f. Daftar alat penyedia
i. Berita Acara Evaluasi dan Negosiasi
f. Foto selama masa
(apabila ada)
dokumentasi pemeliharaan
j. Berita Acara Penelitian Kontrak sesuai
kemajuan
k. Addendum
Dokumen yang dibutuhkan
dalam pemeriksaan

Kontrak Harga Satuan (HS) Kontrak Lumsum (LS) Kontrak Gabungan LSdan HS

1) adendum Kontrak (apabila ada); 1. adendum Kontrak (apabila ada); 1) adendum Kontrak (apabila
ada);
2) Surat Perjanjian; 2. Surat Perjanjian;
2) Surat Perjanjian;
3) Daftar Kuantitas dan Harga (Daftar 3. Surat Penawaran;
Kuantitas dan Harga Hasil 3) Daftar Kuantitas/Keluaran dan
Negosiasi apabila ada negosiasi); 4. Syarat-Syarat Khusus Kontrak; Harga (Daftar
Kuantitas/Keluaran dan Harga
4) Daftar Kuantitas dan Harga (Daftar 5. Syarat-Syarat Umum Kontrak; Hasil Negosiasi apabila ada
Kuantitas dan Harga Terkoreksi negosiasi);
apabila ada koreksi aritmatik); 6. gambar-gambar
4) Daftar Kuantitas/Keluaran dan
5) Surat Penawaran; Harga (Daftar
7. spesifikasi teknis;
Kuantitas/Keluaran dan Harga
6) Syarat-Syarat Khusus Kontrak; Terkoreksi apabila ada
8. Daftar Keluaran dan Harga hasil
koreksi aritmatik);
negosiasi (Daftar Keluaran dan Harga
7) Syarat-Syarat Umum Kontrak; hasil negosiasi apabila ada
5) Surat Penawaran;
negosiasi); dan
8) spesifikasi teknis; dan
6) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
9. Daftar Keluaran dan Harga (Daftar
9) gambar-gambar Keluaran dan Harga Terkoreksi
apabila ada koreksi aritmatik) 7) Syarat-Syarat Umum Kontrak;

8) spesifikasi teknis; dan

9) gambar-gambar
Serah Terima Pengadaan Kompleks Melalui
Proses Penjaminan Mutu (Quality
Assurance)

Quality Assurance, yaitu suatu kegiatan


yang sistematik dan terencana yang
ditetapkan dalam sistem mutu, untuk
menyakinkan apakah proses Quality
Control cukup terarah sesuai sasaran dan
cukup efektif, secara random dilakukan
kontrol pengamanan kualitas sebagai
sarana counter check.
METODE UNTUK PENGENDALIAN
MUTU PROYEK

Pemeriksaan dan Pengkajian

Inspeksi dan Pemeriksaan


Pengkajian

Melakukan Pengujian dengan


sampling
Pengujian dalam Penjaminan Mutu

Pengujian dilakukan mengetahui apakah pekerjaan yang telah dilakukan


oleh penyedia bisa diterima atau tidak. Pengujian dengan penjaminan
mutu ini dilakukan masing – masing oleh PPK sebelum diserahkan ke
KPA/PA dalam rangka pengajuan termin. PPK dalam menjalankan tugas
penjaminan mutu dapat membentuk Tim Penjamin Mutu dan/atau
dibantu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi .
Beton Baja Tanah Pada perkerasan Pada tanah
aspal dasar

 Uji hammer Uji tarik  Uji Sand  Marshal test CBR test
cone, (Lapangan dan
test  Pemeriksaan Labora torium)
 pemadatan
 Uji Bor kadar aspal
tanah
 Inti dengan  Uji ketebalan
lapangan,
Core drill aspal
 kadar air,
Pengujian dalam Penjaminan
Mutu
Contoh Macam – macam pengujian hasil pekerjaan
Kepadatan tanah Pada aspal Pada geotextile Pada tanah dasar Konstruksi Talud

 uji lapangan  Uji keausan  Uji tarik geotextile  CBR test (lapangan  Pada pasangan batu:
(Sand cone agregat  Test pit  untuk maupun laboratorium)  Uji kuat tekan mortar
atau and  Uji daktalitas mengetahui  Properties tanah
Density aspal kedalaman (indeks plastisitas,  Uji kuat tekan siaran
Gaugemeter)  Marshal test geotextile kadar air, berat  Uji kuat tekan batu
 Uji volume, gradasi kali
laboratorium butiran) Pada tanah di belakang
(Proctor)  Kepadatan tanah  a. talud:
uji lapangan (Sand
 Uji boring
cone atau and Density
Gaugemeter), Uji  Pengujian properties
laboratorium (Proctor) tanah (kadar air,
berat volume, gradasi
tanah, indeks
platisitas,
permeabilitas)
Mekanisme Pengujian dengan
penjaminan mutu
Dalam melakukan tindakan pengujian secara terprogram untuk memeriksa dan memastikan
bahwa apa yang telah digunakan dan dilaksanakan memenuhi standar kualitas yang
disyaratkan meliputi :
1. Personil Penguji

2. Alat/Peralatan uji

3. Sertifikat Komponen Personil dan alat

4. Sampel bahan/alat

5. Rancangan kerja/Rancangan campuran

6. Hasil kerja/realisasi kerja

7. Fungsi hasil kerja

Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan :

1. Kontrak

2. Spesifikasi

3. Gambar

4. Referensi SNI, SII, ASHTO

5. Dokumen SMM dan RMK


Perbaikan Cacat Mutu
Perbaikan atas cacat mutu dapat menggunakan langkah - langkah sebagai berikut :

1. Hasil pekerjaan yang menurut penilaian Manajemen Konstruksi dan/atau PPK dianggap cacat
mutu maka akan diperhitungkan dalam pembayaran.

2. PPK memerintahkan kepada konsultan Pengawas/MK untuk membuat daftar pekerjaan cacat
mutu.

3. Nilai Ganti rugi atau perbaikan cacat mutu diperhitungkan bersama antara PPK, Konsultan
Pengawas/MK dan Penyedia dan dituangkan dalam lampiran laporan progress mingguan

4. Pembayaran ganti rugi diperhitungkan dalam pembayaran prestasi pekerjaan atau diperbaiki pada
saat masa pemeliharaan.

5. Perbaikan cacat mutu yang dilaksanakan pada saat masa pemeliharaan dapat disetujui PPK
dengan syarat penyedia menyerahkan jaminan cacat mutu.

6. Adanya cacat mutu akan menimbulkan jaminan baru diluar jaminan pemeliharaan yaitu nilai
jaminan pemeliharaan dan nilai jaminan perbaikan cacat mutu.

7. Jangka waktu perbaikan cacat mutu adalah paling lama ….. hari kalender sejak tanggal BAST-1
atau sesuai kesepakatan antara PPK dan Penyedia Jasa.

8. Denda keterlambatan akibat perbaikan Cacat Mutu adalah sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari
nilai jaminan perbaikan cacat mutu diperhitungkan sejak 1 (satu) hari setelah BAST-1.
Contoh Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan
Contoh Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan
Contoh Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan
⃝ Melakukan Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Bentuk Surat Perjanjian

⃝ Melakukan pekerjaan pengendalian pelaksanaan kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


terhadap masukan, proses, produksi, dan keluaran hasil pekerjaan berupa Barang/Jasa yang kompleks

⃝ Melakukan pekerjaan pembentukan tim pengelola kontrak PBJP

⃝ Melakukan pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah buerpa barang/jasa
yang kompleks setelah melalui proses penjaminan mutu (Quality Assurance)

⃝ Melakukan pekerjaan penyusunan instrument evaluasi kinerja penyedia pengadaan barang/jasa


pemerintah
Pengertian kinerja

Pengertian kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat


dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan/
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan/ organisasi
secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan
moral dan etika (Rivai dan Basri, 2004:16).

Kinerja juga merupakan gambaran akan unjuk kerja dalam mencapai


tujuan/ sasaran. Kinerja seringkali dapat ditunjukkan dengan berbagai
ukuran keberhasilan mencapai tujuan/ sasaran atau tingkat capaian
kinerja tertentu yang diukur dengan ukuran kinerja (performance
measure) ataupun indikator kinerja (performance indicator).

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43 tahun 2015 (PMK 143/ 2015)


dijelaskan bahwa kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari
suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kuantitas dan
kualitas terukur. Sementara keluaran adalah barang atau jasa yang
dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan
Pengertian Evaluasi kinerja
Evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi yang
bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil
dari pengukuran (Sudijono, 1996).

Evaluasi merupakan pemikiran kritis terhadap keberhasilan dan kekurangan


dalam sebuah program pengembangan yang telah dilakukan (Endang Sri
Astuti dan Resminingsih).

Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian pada


pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau organisasi
sesuai dengan standar kinerja atau kriteria yang ditetapkan lebih dahulu.
Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan
imbalan atau penghargaan kepada pekerja (Syafrizal Helmi, 2009).

Evaluasi kinerja merupakan penilaian terhadap capaian Sasaran Kinerja, konsistensi


perencanaan dan implementasi, serta realisasi penyerapan anggaran. Evaluasi kinerja
dilakukan dalam rangka pelaksanaan fungsi akuntabilitas dan fungsi peningkatan
kualitas. Fungsi akuntabilitas bertujuan untuk membuktikan dan
Tujuan Evaluasi Kinerja Penyedia
Barang/Jasa

Cara menentukan apakah penyedia


berkinerja seperti yang diharapkan

Sebagai dasar dalam mengembangkan daftar


RICHAR penyedia yang disetujui
D
SMITH
Sebagai dasar dalam mengembangkan
program perbaikan bagi penyedia

Sebagai dasar dalam mengembangkan


system pengelolaan penyedia (Vendor
Management System)
Informasi yang diharapkan dari
Evaluasi Kinerja

Seberapa baik pekerjaan dilaksanakan

Apakah tujuan tercapai


RICHAR
D Apakah pengguna puas
SMITH

Apakah proses pelaksanaan terkontrol secara


statistic

Dimana perbaikan diperlukan


Manfaat yang didapatkan dari
Evaluasi Kinerja Penyedia
Mengidentifikasi apakah penyedia dapat memenuhi persyaratan pengguna

Untuk mengetahui dimana perbaikan dibutuhkan

Mengetahui apakah perbaikan telah terjadi

Untuk memahami proses yang telah dilakukan penyedia


RICHAR
Memperbaiki pembuatan keputusan
D
SMITH Mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan penyedia

Identifikasi sumber-sumber yang perlu diperbaiki

Memotivasi orang untuk melakukan pekerjaan terbaik

Mengenal apakah tim pelaksana penyedia bekerja dengan kinerja tinggi


atau rendah
Pemanfaatan hasil evaluasi kinerja
Penyedia

MENGURANGI BIAYA

MEMITIGASI RISIKO
RICHAR
D
SMITH
MENDORONG PERBAIKAN
BERKELANJUTAN.

MEMFOKUSKAN SUMBER DAYA PADA


AKTIVITAS YANG MEMBERIKAN NILAI
TAMBAH
Tahapan Pengelolaan Evaluasi
Kinerja

RICHAR
D
SMITH
Pemangku kepentingan dalam
Evaluasi Kinerja PBJ

PENGELOLAAN DAN EVALUASI


KINERJA PENGADAAN MEMBUTUHKAN
KOLABORASI ANTARA FUNGSI
PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN
PARA PEMANGKU KEPENTINGAN
RICHAR
D
SMITH
KETERLIBATAN PARA PEMANGKU
KEPENTINGAN DALAM EVALUASI
KINERJA PENYEDIA PBJ
ALASAN PENGELOLAAN
DAN EVALUASI KINERJA
PENGADAAN
MEMBUTUHKAN
KOLABORASI ANTARA
PEMANGKU KEPENTINGAN
RICHAR
D
SMITH
DAFTAR PENGELOLAAN PENYEDIA

01 RICHAR
02 03
SebagaiDinformasi pendukung Evaluasi kinerja penyedia secara Sebagai referensi untuk Sistem
pada saat pemilihan penyedia berkala Informasi Kinerja Penyedia
SMITH
pada proses tender (SIKAP). Kriteria kinerja
penyedia berupa kemampuan
dan motivasi penyedia dalam
menyediakan barang/ jasa
pemerintah dengan kualitas,
tingkat pelayanan, waktu dan
biaya sesuai yang ditetapkan.
KINERJA = KEMAMPUAN x MOTIVASI

Evaluasi kemampuan Evaluasi semangat


teknis & komersial dan komitmen
penyedia penyedia
RICHAR
D
SMITH

FORMULA KINERJA PENYEDIA


Indikator Kinerja Penyedia

Indikator kinerja merupakan ukuran hasil kerja yang diidentifikasi dalam kerangka
hasil kerja yang sesuai dengan target dan sasaran pengadaan. Indikator kinerja
ini khususnya dalam menunjukkan kemampuan teknis dan komersial penyedia.

Indikator kinerja bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Indikator kuantitatif adalah
indikator yang sifatnya terukur/ bisa diukur/ numerik, misalnya tinggi atau berat
RICHAR badan seseorang., indikator kualitatif dalam sebuah evaluasi yang sulit diukur
secara numerik dan terkadang agak subyektif. Namun demikian, data kualitatif
D kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk numerik, mempunyai makna, tetapi
angka-angka tersebut tidak memiliki bentuk fisik secara jelas. Misalnya skor nilai
SMITH kelulusan ujian.

indikator yang dibangun memungkinkan dapat dilakukannya pengukuran yang


konsisten setiap saat.

Kriteria yang ingin dinilai dari penyedia bergantung dari apa yang ingin dicapai
oleh organisasi, kompleksitas pekerjaan dan tipe hubungan yang dihadapi oleh
ALASAN MENGAPA INDIKATOR KINERJA ITU PENTING

Indikator kinerja memberikan bukti obyektif terjadinya perubahan.

ICHARD
SMITHkinerja merupakan jantung pengembangan manajemen kinerja yang efektif, karena
Indikator
dapat mendefinisikan data yang akan dikumpulkan dan memungkinkan hasil aktual yang dicapai
dapat dibandingkan dengan hasil yang direncanakan dari waktu ke waktu.

Indikator kinerja adalah alat manajemen yang sangat diperlukan untuk membuat keputusan
berdasarkan bukti tentang strategi dan program kegiatan.
PENGEMBANGAN INDIKATOR KINERJA

a. Spesifik: indikator kinerja utama harus dibuat sespesifik mungkin dan


juga harus mengacu pada hal yang akan diukur oleh indikator tersebut
(dalam hal ini kinerja karyawan dan instansi terkait). Hal tersebut
dilakukan agar orang-orang yang hendak menyusun IKU mempunyai
persepsi yang sama terkait IKU yang mereka buat.
b. Measurable: IKU harus dapat diukur secara objektif, entah itu dengan
pendekatan kuantitatifICHARD
maupun kualitatif.
c. Achievable: data yang SMITHdipakai dalam IKU haruslah dapat dikumpulkan
oleh pihak instansi terkait.
d. Relevant: IKU yang dibuat harus bisa menggambarkan kinerja sebuah
instansi secara akurat dan relevan dengan kondisi riil instansi tersebut.
e. Timelines: IKU yang telah disusun harus bisa menggambarkan data
berupa perkembangan kinerja suatu instansii dalam kurun waktu tertentu.
Selain itu, sedapat mungkin IKU bisa lebih fleksibel kalau nanti ada
sejumlah perubahan di dalamnya.
KOMBINASI UNJUK KINERJA

Efektifitas (Effectiveness),
Efisiensi (Efficiency), efisiensi
efektivitas merupakan rasio dari
ICHARD merupakan rasio biaya aktual
hasil aktual
SMITH berbanding dengan
berbanding dengan biaya
hasil perencanaan. Indikator
perencanaan. Indikator kinerja
kinerja dalam kelompok ini berupa
dalam kelompok ini berupa
beberapa area kinerja diantaranya
beberapa area kinerja diantaranya
adalah: Kualitas, Waktu , Layanan
adalah: Kuantitas dan Biaya
dan Daya Tanggap
INDIKATOR KINERJA UTAMA

Tingkat
Layanan
Kuantitas
Kualitas
Value
Waktu ICHARD Creation
Biaya
SMITH

Target Kinerja:
1. Tepat kualitas
2. Tepat kuantitas
3. Memenuhi tingkat layanan
4. Tepat biaya
5. Tepat waktu
DESKRIPSI UMUM KINERJA UTAMA

Area Kinerja Utama Deskripsi Indikator Kinerja Utama (IKU)


Kuantitas/ Penyedia mampu menyerahkan barang atau hasil pekerjaan dengan kuantitas yang
Ketersediaan tepat. Kuantitas barang atau hasil pekerjaan diberikan sesuai dengan yang tertera
di dalam dokumen kontrak
Kualitas Penyedia secara konsisten mencapai hasil yang diinginkan dengan minimal
kesalahan dan/ atau masalah yang bisadihindari. Kinerja memenuhi persyaratan,
ICHARDharapan, atau hasil yang diinginkan. Pekerjaan dilakukan akurat dan lengkap.
SMITH Pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien.
Layanan Penyedia professional responsive, proaktif. Usulan perubahan terbatas tanpa biaya
tambahan secara efektif. Biaya yang dibutuhkan dalam
Waktu Pekerjaan dilakukan oleh penyedia pada waktu yang tepat sebagaimana yang telah
disepakati di dalam kontrak. Penyedia menyampaikan hasil pekerjaan sesuai jadwal
dan jam layanan sesuai volume yang telah disepakati.
Biaya Biaya yang diperkirakan mendekati atau identik dengan biaya ditagih. Biaya yang
dikelola secara efektif. Biaya yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi persyaratan
kontrak.
DESKRIPSI UMUM KINERJA UTAMA KUANTITAS

AREA KINERJA UTAMA DESKRIPSI INDIKATOR KINERJA UTAMA

Komitmen/ Konsistensi Mengukur kinerja berdasarkan komitmen dan penyerahan aktual, indikator kinerja
kuantitas dapat berupa presentase dari jumlah aktual hasil pekerjaan diterima dan
jumlah penyelesaian pekerjaan dalam periode tertentu

Ketepatan ICHARD Kuantitas tepat sesuai dengan jumlah yang telah dinyatakan dalam dokumen
SMITH kontrak, indikator kuantitas dapat berupa; presentase tepat, kurang, atau lebih dari
target awal.

Pelayanan Kesediaan untuk melakukan perubahan kuantitas dalam melaksanaan pekerjaan


sesuai dengan perubahan kebutuhan akibat kondisi tertentu

Fleksibilitas Pelaksana mempunyai tingkat fleksibilitas dalam merespon perubahan kuantitas


yang tidak terduga.
DESKRIPSI UMUM KINERJA UTAMA KUALITAS

Area Kinerja Utama Deskripsi Indikator Kinerja Utama


Kepatuhan pada kontrak Penyedia harus mematuhi syarat kualitas dan kondisi yang telah ditetapkan di dalam kontrak,
melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang diharapkan, dan harus mampu menunjukkan pemahaman
atas pencapaian target kualitas yang telah ditetapkan

Kesesuaian dengan spesifikasi Barang/ jasa yang diberikan harus sesuai dengan spesifikasi yang tercantum di dalam kontrak. Barang/
ICHARD jasa harus dilaksanakan seperti yang diharapkan. Layanan dalam mencapai mutu keluaran disediakan
seperti yang tercantum di dalam kontrak.
SMITH
Keandalan (laju penolakan dan Tingkat kegagalan atas penyelesaian pekerjaan sesuai rencana dalam batas yang masih dapat
perbaikan) diterima, dan dilakukan perbaikan sesuai rencana target kualitas yang telah ditetapkan. Waktu yang
dibutuhkan dalam melakukan perbaikan wajar dan dapat diterima

Fleksibilitas Pelaksana mempunyai tingkat fleksibilitas dalam merespon perubahan kualitas yang tidak terduga.

Kualitas hasil penyerahan Dukungan kualitas harus sesuai dengan kontrak, dan merespon dengan cepat bila terjadi masalah
setelah masa kontrak

Jaminan Panjang dan ketentuan perlindungan garansi/ jaminan yang ditawarkan harus masuk akal. Masalah
jaminan diselesaikan tepat waktu.
DESKRIPSI INDIKATOR KINERJA UTAMA LAYANAN

Area Kinerja Utama Deskripsi Indikator Kinerja Utama

Pendekatan Adanya perwakilan penyedia yang responsif. Pengukuran respon dalam


menyelesaikan permasalahan. Penyedia memberikan update informasi terkait produk/
atau hasil pekerjaan, informasi teknis, progres pekerjaan, dll

Fleksiblitas Pengukuran respon dalam menanggapi perubahan di lapangan


ICHARD
SMITH
Kapasitas Merespon kondisi darurat untuk melakukan perbaikan atas kondisi yang tidak sesuai
dengan rencana dalam pelaksasaan pekerjaan

Kehandalan dalam penyerahan Menanggapi dan menyelesaikan masalah tepat waktu, menyediakan dan
melaksanakan tindak lanjut atas status perbaikan/ koreksi atas masalah

Layanan purnajual Penyedia memberikan dukungan teknis untuk klaim garansi, pemeliharaan, perbaikan,
dan instalasi. Bila diperlukan, penyedia menyediakan pelatihan atas penggunaan
barang/ jasa secara efektif. Penyedia memberikan bantuan darurat untuk perbaikan
atau penggantian produk yang gagal.
DESKRIPSI INDIKATOR KINERJA UTAMA BIAYA

Area Kinerja Utama Deskripsi Indikator Kinerja Utama


Komitmen/ kosistensi Penyedia memberikan barang/ jasa tepat waktu, sesuai jadwal yang ditetapkan dan
tidak ada keterlambatan
ICHARDPenyelesaian setiap tahap pengiriman barang/ pemyelesaian bagian pekerjaan sesuai
Ketepatan
SMITH jadwal tepat waktu.
Layanan Pelaksanaan kegiatan pengujian/ pemeriksaan, pemasukan output hasil pekerjaan
sesuai jadwal yang ditetapkan

Fleksibiltas Memiliki tingkat fleksibitas dalam merespon perubahan akibat kondisi lapangan atau
kondisi lain tak tertuga tanpa menyebabkan keterlatan atas penyelesaian pekerjaan
DESKRIPSI INDIKATOR KINERJA UTAMA WAKTU

Area Kinerja Utama Deskripsi Indikator Kinerja Utama


Kestabilan biaya Biaya harus cukup stabil selama jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan
Keakuratan Biaya
ICHARDPekerjaan diselesaiakn dengan biaya yang tepat. Jumlah perubahan
SMITH harus rendah dari rencana awal
Perubahan Dalam pelaksanaan kontrak, penyedia memberitahukan terlebih
dahulu apabila terjadi perubahan biaya
Sensitifitas Rencana biaya disusun secara tepat, penyedia menunjukkan
pemahaman terhadap kebutuhan biaya, serta memberikan usulan
penghematan yang mungkin dapat disarankan
METODE PENGUKURAN MOTIVASI PENYEDIA
KEMAMPUAN
Tinggi

Penyedia punya kemampuan namun


Penyedia Ideal
kurang komitmen

ICHARD
SMITH
Penyedia yang ingin partisipasi
Dihindari
namun terbatas kemampuan

Rendah

Rendah Tinggi
MOTIVASI
4 KUADRAN POTENSI KINERJA PENYEDIA
Pontensi penyedia dengan kemampuan dan motivasi rendah, penyedia
dengan potensi seperti ini harus dihindari untuk dapat dimenangkan
dalam proses pemilihan, karena berpotensi pada hasil kinerja yang
rendah dan akan membahayakan keberhasilan pengadaan
sebagaimana yang telah direncanakan.

Pontensi penyedia dengan kemampuan tinggi namun memiliki motivasi


yang rendah, penyedia dalam kuadran ini adalam penyedia yang
memiliki kemampuan namun kurnag memiliki komitmen dalam
melaksanakan kontrak.
ICHARD
SMITH
Pontensi penyedia dengan kemampuan rendah namun memiliki motivasi
tinggi, adalah penyedia yang memiliki keinginan berpartisipasi yang
tinggi pada paket-peket pengadaan, namun tidak memiliki kemampuan
yang baik sesuai yang dipersyaratkan.

Pontensi penyedia dengan kemampuan yang tinggi dan motivasi tinggi


adalah penyedia yang paling ideal untuk dapat berkejasama dengan
baik, dan berpotensi besar untuk menghasilkan kinerja yang tinggi pula.
EVALUASI MOTIVASI MENGGUNAKAN
PENDEKATAN MODEL PERSEPSI PENYEDIA

Tinggi DEVELOP CORE

ICHARD Daya Tarik


SMITH Pembeli

Rendah MARGINAL EXPLOIT

Rendah Tinggi
Nilai Pembelian
MODEL PERSEPSI TERKAIT MOTIVASI INI
DIKAITKAN DENGAN KEMAMPUAN PENYEDIA

ICHARD
SMITH
KUADRAN 1 (MARGINAL)

Ketersediaan barang cukup banyak,

Penyedia cukup kompetitif dan juga harga pada posisi yang


ICHARD rendah.

SMITH
Perhatian PA/ KPA/ PPK terfokus pada kualitas serta layanan
dan daya tanggap.

Kinerja pengadaan yang dinginkan oleh pembeli/ PA/ KPA/


PPK dari penyedia dalam hal ini adalah: Kualitas barang/jasa
yang baik dan Kecepatan yang baik dalam pelayanan.
KUADRAN 2 (MENGEKSPLOITASI)

a. Ketersediaan barang cukup banyak,


b. Penyedia cukup kompetitif dan namun pada harga yang cukup memadai terhadap
pengeluaran pengadaan.
c. Perhatian pembeli/PA/KPA/PPK terfokus pada biaya, kualitas/kuantitas serta layanan
ICHARD
dan daya tanggap.
d. SMITHpengadaan yang dinginkan oleh pembeli/ PA/ KPA/ PPK dari penyedia
Kinerja
dalam hal ini adalah:
i. Harga yang kompetitif,
ii. Jaminan Kualitas yang baik, dan
iii. Pelayanan yang prima dan cepat tanggap.
KUADRAN 3 (MEMBANGUN)
Ketersediaan barang tidak banyak

Penyedia kurang kompetitif

ICHARD Harga walaupun tidak segnifikan/ memadai terhadap pengeluaran pengadaan


SMITH tetapi akan bisa memberikan dampak negatif terhadap kinerja pengadaan,

Perhatian pembeli pada kuadaran ini adalah layanan dan daya tanggap,
ketersedian, biaya dan kuantitas/ kualitas.

Untuk kinerja pengadaan yang tinggi, pembeli/ PA/ KPA/ PPK mengharapkan
penyedia dapat memberikan pelayanan yang baik dan cepat. Jaminan
ketersedian dan penyerahan tepat waktu, harga yang wajar dan kuantitas/
kualitas yang cukup baik.
KUADRAN 4/INTI (CORE)

a. Ketersediaan barang merupakan sesuatu yang sangat strategis dan menyangkut


kelangsungan organisasi.
b. Biaya tereletak pada kondisi yang signifikan terhadap pengeluaran organisasi
c. Mempunyai risiko yang setiap saat dapat terekspose dan memberikan dampak negatif
terhadap kinerja pengadaan.
d. Perhatian pembeli/ PA/ KPA/ PPK adalah pada, Biaya, Kuantitas, Ketersediaan, serta
Layanan dan daya tanggap.
ICHARD
e. Pembeli/ PA/ KPA/ PPK mengharapkan penyedia yang mempunyai kinerja yang:
SMITH
i. Memiliki Harga yang optimum,
ii. Mempunyai Fleksiblitas dalam perubahan kebutuhan,
iii. Dapat menyediakan setiap saat
iv. Mampu mengurangi risiko dengan pelyanan dan tanggapan yang prima. Contoh
penilaian kinerja berdasarkan produk tiang beton pracetak yang disediakan penyedia.
HARAPAN ATAS KINERJA PENYEDIA BERDASARKAN
IKU KEMAMPUAN DAN MOTIVASI

ICHARD
SMITH
DIMENSI MOTIVASI PENYEDIA 1. Nilai bisnis pembeli terhadap keseluruhan bisnis penyedia.
BERDASARKAN INSTRUMEN 2. Nilai ketertarikan penyedia terhadap bisnis pembeli.
BERUPA SUPPLIER PERCEPTION
MODEL

Pengeluaran pembeli pada pengaadaan


% bagian bisnis pembeli = x 100 %
Omset (turnover) Penyedia

KLASIFIKASI PENGELUARAN PEMBELI SEBAGAI PORSI DARI OMSET PENYEDIA

KLASIFIKASI PERSENTASE
TINGGI (H) LEBIH DARI 15%
CUKUP TINGGI (M) 5% - 15%
RENDAH (L) 0,8% - 5%
DAPAT DIABAIKAN (N) KURANG DARI 0,8 %
FAKTOR LAIN BERPENGARUH PADA MOTIVASI
PENYEDIA TERHADAP BISNIS PEMBELI

• Kesesuaian strategi bisnis penyedia • Akses mudah


dengan bisnis pembeli • Kultur perusahaan sesuai
• Bisnis pembeli merupakan sektor
inti penyedia • Sistem komunikasi dan TI sesuai
• Bisnis
ICHARD pembeli merupakan bagian • Keputusan pada pembeli
lini
SMITHproduk penyedia berdasarkan ketentuan yang adil
• Pembeli berada pada pasar dimana • Kondisi kesehatan keuangan dan
penyedia berusaha untuk catatan pembayaran pembeli
memasukinya
• Pembeli tipe pelanggan yang dipilih • Mempunyai hubungan khusus
penyedia ke penyedia
• Kemudahan berbisnis dengan
pembeli
METODE PENGUKURAN KINERJA

1. METODE KATEGORI
ICHARD
SMITH

2. METODE
PEMBOBOTAN
METODE KATEGORI
Metode ini bersifat kualitatif.

Metode ini untuk tujuan evaluasi, membuat daftar faktor-


faktor yang mempengaruhi keempat area kinerja yang
disebutkan di atas.
ICHARD
SMITH
Faktor-faktor disusun sesuai yang dibutuhkan untuk
pengukuran masing-masing area kinerja.

Pada akhir periode evaluasi, penyedia dinilai dengan alat


evaluasi metode ini. Nilai yang diberikan sederhana,
misalnya LULUS, GAGAL dan NETRAL, atau DI ATAS
STANDAR, DI BAWAH STANDAR dan STANDAR.
CONTOH METODE KATEGORI

DI ATAS STANDAR
STANDAR
DI BAWAH STANDAR

ICHARD
SMITH
CONTOH METODE KATEGORI

DI ATAS STANDAR
STANDAR
DI BAWAH STANDAR

ICHARD
SMITH
CONTOH METODE KATEGORI

DI ATAS STANDAR
STANDAR
DI BAWAH STANDAR

ICHARD
SMITH
CONTOH FORM
PENILAIAN KINERJA
PENYEDIA

ICHARD
SMITH
METODE
PEMBOBOTAN
 Secara definisi pembobotan adalah suatu nilai/ harga yang ditentukan untuk
evaluasi kriteria yang menunjukkan tingkat kepetingannya, relatif terhadap
kriteria lain berdasarkan pertimbangan. Kriteria yang mempunya bobot yang
lebih besar, merupakan kriteria yang relatif lebih penting daripada kriteria yang
lainnya.
ICHARD
 Penentuan bobot kepentingan terhadap evaluasi kriteria meliputi variasi
SMITH
rentang utuk setiap kriteria yang dievaluasi, dan perbedaan tingkat kepentingan
terkait dengan variasi rentang tersebut.
 Tujuan penggunaan metode pembobotan adalah untuk menyatakan tingkat
kepentingan setiap kriteria secara relatif terhadap kriteria yang lain.
METODE
PEMBOBOTAN
1. Ranking, merupakan metoda yang paling sederhana untuk menaksir pentingnya bobot adalah dengan menyusun bobot ke
dalam urutan ranking. Selain menggunakan urutan rangking secara langsung (yang paling penting= 1, penting kedua= 2, dll.)
atau invers rangking (paling sedikit penting= 1, paling sedikit penting yang berikutnya= 2, dll.).
2. Rating, metode ini memerlukan pembuat keputusan untuk menaksir bobot atas dasar suatu skala yang ditentukan, sebagai
contoh digunakan suatu skala dari 0 sampai 100. Salah satu metoda rating yang paling sederhana adalah the point allocation
approach, metode ini memerlukan pembuat keputusan untuk mengalokasikan 100 poin-poin ke dalam kepentingan kriteria.
Metode ini berdasarkan pada alokasi jarak poin berkisar antara 0 sampai 100, di mana 0 menunjukkan bahwa ukuran dapat
diabaikan dan 100 menunjukan situasi di mana hanya satu ukuran yang dibutuhkan. Semakin banyak poin-poin diterima,
ICHARD
semakin besar kepentingannya. Contoh, mempertimbangkan suatu masalah penempatan pabrik yang menyertakan tiga
SMITH
ukuran. Pembuat keputusan mungkin memberikan bobot 30 poin untuk sistem transportasi, 50 poin untuk biaya pengadaan
pabrik, dan 20 poin untuk ketersediaan air. Sebagai konsekwensi, bobot dari 0,3; 0,5; dan 0,2 dapat diberikan pada tiga ukuran-
ukuran tersebut secara berurutan.
3. Pairwise comparison, adalah metode perbandingan berpasangan yang dapat digunakan untuk memperoleh kecenderungan
terkait dari setiap kriteria yang dibandingkan, sehingga ditemukan prioritas dari setiap kriteria.
4. Trade- off analysis, metode ini melibatkan banyak ragam stakeholders dengan banyak kepentingan dan kegunanaan (multy
use).
METODE PEMBOBOTAN
AHP
 DefiniSI AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah suatu metode analisa pengambilan keputusan
berhirarki yang dibangun oleh Prof. Thomas L. Saaty di University of Pittsburg pada tahun 1970.
 AHP adalah suatu model pengambilan keputusan yang berguna dan fleksibel untuk membantu
orang dalam menentukan prioritas dan membuat keputusan terbaik.
 Secara kuantitatif, AHP melakukan perbandingan dan penilaian untuk mendapatkan solusi.
 Metode ini memecahkan suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam
ICHARD
kelompok-kelompoknya, mengatur kelompok-kelompok tersebut dalam suatu hirarki,
SMITH
memasukkan nilai numerik sehingga mengganti persepsi manusia dalam melakukan
perbandingan relatif dan akhirnya dengan suatu sintesa ditentukan elemen mana yang
mempunyai prioritas tertinggi.
 Para pengambil keputusan dapat memperbanyak elemen-elemen suatu persoalan hirarki
dan mengubah beberapa pertimbangan mereka. Setiap pengulangan AHP adalah seperti
membuat hipotesis dan mengujinya, sehingga lama-kelamaan akan menambah pemahaman
terhadap sistem.
METODE PEMBOBOTAN
AHP
Pada dasarnya pengambilan keputusan dalam metode AHP didasarkan pada 3 hal, yaitu penyusunan hirarki,
penentuan prioritas dan konsistensi logis. Kekuatan AHP terletak pada struktur hirarkinya yang memungkinkan seseorang
memasukkan semua faktor penting, nyata dan mengaturnya dari atas ke bawah mulai dari tingkat yang paling
penting ke tingkat yang berisi alternatif, untuk dipilih mana yang terbaik. Metode AHP juga merupakan suatu teori
umum mengenai pengukuran. AHP digunakan untuk menurutkan skala rasio dari beberapa perbandingan berpasangan
yang bersifat diskrit maupun kontinu. Empat macam skala pengukuran yang biasa digunakan adalah skala nominal,
ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi dapat dikategorikan menjadi skala-skala yang lebih rendah,
ICHARD
namun tidak sebaliknya.
SMITH
Perbandingan berpasangan tersebut dapat diperoleh melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relatif
dari derajat kesukaan, ke pentingan atau preferensi. Dengan demikian metode ini sangat berguna untuk membantu
mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur, seperti pendapat, preferensi, perilaku dan kepercayaan.
Masing-masing prosedur pembobotan di atas berbeda dalam hal akurasi, tingkat kemudahan dalam penggunaan, dan
bergantung pada pemahaman pihak pembuat keputusan.
CONTOH INSTRUMEN
EVALUASI KINERJA PENYEDIA -
KATEGORI
SANGAT KURANG KURANG CUKUP BAIK SANGAT BAIK

BATAS BATAS BATAS BATAS BATAS BATAS BATAS BATAS BATAS BATAS
BAWAH ATAS BAWAH ATAS BAWAH ATAS BAWAH ATAS BAWAH ATAS

ICHARD
0 50 51 60 61 70 71 80 81 100
SMITH
CONTOH INSTRUMEN
EVALUASI KINERJA PENYEDIA -
BOBOT

NO. ASPEK INDIKATOR KINERJA BOBOT (%)


1. BIAYA 20
2. JADWAL DAN WAKTU 20
3. KUALITAS 20
ICHARD
4. KUANTITAS 20
5.
SMITH TINGKAT LAYANAN
a. PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN 5
b. PERALATAN DAN SARANA PRASARANA 5
c. ADMINISTRASI 5
d. KUALIFIKASI 5
TOTAL NILAI 100
CONTOH
INSTRUMEN PELAKSANA KONSTRUKSI

1.

2.

3.
SKPD

Nama Perusahaan

Alamat Perusahaan
:

:
Tahun: 20..

EVALUASI KINERJA
4. Paket Pekerjaan :

5. Lokasi Pekerjaan :

6. Nilai Kontrak :

7. Nomor Kontrak : Tanggal:

8. Jangka W aktu Pelaksanaan hari. Tanggal:


: s.d.

PENYEDIA - Penilaian Nilai Akhir

Bobot (%)

Bobot (%)

Kurang

Kurang
Sangat

Sangat
Cukup
Aspek Indikator

Baik
Baik

(Nilai x
Bobot)
No. Kriteria

/100
Kinerja
≤50 51-60 61-70 71-80 81-100
Kuantitas Pekerjaan tepat sesuai dengan ketentuan
1 5% 100 5
kontrak (daftar kuantitas dan harga)

KONTRAKTOR
1. Kuantitas (15%) 15 2 Fleksibilitas dalam merespon perubahan kuantitas 5% 75 3,75

Ketersediaan Bahan selama Pelaksanaan Pekerjaan


4 5% 55 2,75
terpenuhi
5 Bahan yang digunakan sesuai dengan Spesifikasi Teknis. 5% 55 2,75

Hasil memenuhi persyaratan, standar dan kualitas


6 5% 90 4,5
sesuai ketentuan dalam kontrak.

Hasil pekerjaan dapat diaplikasikan dengan baik dan


7 5% 90 4,5
tidak banyak perubahan/ perbaikan.

2. Kualitas (25%) 25 Dukungan kualitas harus sesuai dengan kontrak


8 2,5% 85 2,125
(Garansi, masa pemeliharaan, dll)
9 Respon cepat pada saat terjadi masalah kualitas 2,5% 85 2,125

Uji Fungsi/Test Laboratorium,/Uji Teknis/Kesesuaian


10 2,5% 55 1,375
Teknis dilaksanakan sesuai Kontrak.

11 Kualitas Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi Teknis 2,5% 55 1,375

Pelaksanaan Pekerjaan sesuai jangka waktu


12 5% 90 4,5
pelaksanaan yang ditetapkan dalam Kontrak.
Jadwal dan
3. 10
Waktu (10%) Progress/Prestasi Pekerjaan sesuai Jadwal dan Tidak
13 5% 90 4,5
ada keterlambatan.

14 Biaya sesuai rencana, tidak terdapat penambahan biaya 5% 90 4,5

ICHARD
4. Biaya (15%) 15 15 Pembiayaan pelaksanaan pekerjaan efektif dan efisien 5% 90 4,5

16 Mengutamakan inovasi dalam penurunan biaya 5% 90 4,5

Kontrol pelaksanan dilakukan rutin sesuai dengan


7 2% 75 1,5
Tingkat Layanan ketentuan
(35%) Perubahan dokumen dan permasalahan dalam
8 2% 75 1,5

SMITH
5 pelaksanaan segera ditindaklajuti.
a. Proses
Pelaksanaan 9 Selama pelaksanaan pekerjaan tidak ada teguran 1% 90 0,9
Pekerjaan
Jumlah peralatan dan sarana prasarana selama Waktu
10 2% 90 1,8
b. Input Pelaksanaan pekerjaan terpenuhi.
Peralatan dan
5 11 Kemampuan alat dan sarana sesuai ketentuan Kontrak 2% 90 1,8
Sarana
Prasarana
Kapasitas dan Jenis Peralatan dan sarana prasarna
12 1% 90 0,9
sesuai ketentuan Kontrak

Ketaatan dan kelengkapan dalam memenuhi


13 Administrasi Pekerjaan (Laporan-Laporan, Produk 3% 90 2,7
pelaksanaan, dll).
c. Administrasi 5

Ketaatan dalam penyelesaian Administrasi Keuangan


14 2% 80 1,6
(termin, pajak, dll).

Tenaga Ahli yang ditugaskan sesuai dengan yang


15 1% 90 0,9
diusulkan.

5. Tenaga Pendukung yang ditugaskan memiliki


16 1% 90 0,9
d. Kesesuaian kemampuan sesuai dengan kualifikasi pekerjaan.
Kualifikasi 5
Tenaga Ahli Jumlah Tenaga kerja dan peralatan selama Waktu
17 1% 55 0,55
Pelaksanaan pekerjaan terpenuhi.

18 Kemampuan tenaga kerja sesuai ketentuan Kontrak. 1% 55 0,55

19 Kapasitas dan Jenis Peralatan sesuai ketentuan Kontrak 1% 55 0,55


Ketaatan dan kelengkapan dalam memenuhi
Administrasi Pekerjaan sesuai Kontrak (Time Schedule,
20 Shop Drawing, Asbuilt Drawing, Laporan-Laporan, Buku 2,5% 55 1,375
e. Kelengkapan
5 Tamu, Buku Direksi, Buku Bahan, Buku Tenaga,
dokumen
Perizinan, dll).
Kelengkapan Kantor Administrasi: Gudang, Kantor
21 2,5% 55 1,375
Direksi, Papan Nama, dll.

Kelengkapan K3 selama Pelaksanaan Pekerjaan


f. Keselamatan 22 2,5% 55 1,375
terpenuhi: .
dan Kesehatan 5
Kerja Perlindungan tenaga kerja dipenuhi (Jamsostek,
23 2,5% 55 1,375
asuransi, dll).
Adanya Sosialisasi ke lingkungan sekitar sebelum
24 2,5% 55 1,375
pekerjaan dilaksanakan.
g. Lingkungan 5
25 Tidak ada Permasalahan dengan Lingkungan sekitar. 2,5% 55 1,375

100 100% 77,15

Keterangan: Cara penilaian setiap indikator adalah dengan memberikan nilai (angka) pada kolom yang sesuai

Mengetahui: Penilai,
PELAKSANA KONSTRUKSI Tahun: 20..

1. SKPD :

2. Nama Perusahaan :

3. Alamat Perusahaan :

4. Paket Pekerjaan :

5. Lokasi Pekerjaan :

6. Nilai Kontrak :

7. Nomor Kontrak : Tanggal:

8. Jangka W aktu Pelaksanaan hari. Tanggal:


: s.d.

INSTRUMEN Penilaian Nilai Akhir

Bobot (%)

Bobot (%)

Kurang

Kurang
Sangat

Sangat
Cukup
Aspek Indikator

Baik
Baik

(Nilai x
Bobot)
No. Kriteria

/100
Kinerja
≤50 51-60 61-70 71-80 81-100
Kuantitas Pekerjaan tepat sesuai dengan ketentuan
1 5% 100 5
kontrak (daftar kuantitas dan harga)

EVALUASI
1. Kuantitas (15%) 15 2 Fleksibilitas dalam merespon perubahan kuantitas 5% 75 3,75

Ketersediaan Bahan selama Pelaksanaan Pekerjaan


4 5% 55 2,75
terpenuhi
5 Bahan yang digunakan sesuai dengan Spesifikasi Teknis. 5% 55 2,75

Hasil memenuhi persyaratan, standar dan kualitas


6 5% 90 4,5
sesuai ketentuan dalam kontrak.

Hasil pekerjaan dapat diaplikasikan dengan baik dan


7 5% 90 4,5
tidak banyak perubahan/ perbaikan.

2. Kualitas (25%) 25 Dukungan kualitas harus sesuai dengan kontrak


8 2,5% 85 2,125
(Garansi, masa pemeliharaan, dll)
9 Respon cepat pada saat terjadi masalah kualitas 2,5% 85 2,125

Uji Fungsi/Test Laboratorium,/Uji Teknis/Kesesuaian


10 2,5% 55 1,375

NILAI AKHIR 11
Teknis dilaksanakan sesuai Kontrak.

Kualitas Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi Teknis 2,5% 55 1,375

Pelaksanaan Pekerjaan sesuai jangka waktu


12 5% 90 4,5

≤50
pelaksanaan yang ditetapkan dalam Kontrak.
Jadwal dan
3. 10
Waktu (10%) Progress/Prestasi Pekerjaan sesuai Jadwal dan Tidak
13 5% 90 4,5

KINERJA KURANG 14
ada keterlambatan.

Biaya sesuai rencana, tidak terdapat penambahan biaya 5% 90 4,5

51-60 ICHARD
KINERJA CUKUP
4. Biaya (15%)

Tingkat Layanan
15 15

16

7
Pembiayaan pelaksanaan pekerjaan efektif dan efisien

Mengutamakan inovasi dalam penurunan biaya

Kontrol pelaksanan dilakukan rutin sesuai dengan


ketentuan
5%

5%

2% 75
90

90
4,5

4,5

1,5

SMITH
(35%) Perubahan dokumen dan permasalahan dalam
5 8 2% 75 1,5
pelaksanaan segera ditindaklajuti.
a. Proses

61-70 KINERJA BAIK


Pelaksanaan
Pekerjaan
9

10
Selama pelaksanaan pekerjaan tidak ada teguran

Jumlah peralatan dan sarana prasarana selama Waktu


1%

2%
90

90
0,9

1,8
b. Input Pelaksanaan pekerjaan terpenuhi.
Peralatan dan
5 11 Kemampuan alat dan sarana sesuai ketentuan Kontrak 2% 90 1,8
Sarana
Prasarana

71-80 KINERJA MEMUASKAN


12
Kapasitas dan Jenis Peralatan dan sarana prasarna
sesuai ketentuan Kontrak

Ketaatan dan kelengkapan dalam memenuhi


1% 90 0,9

13 Administrasi Pekerjaan (Laporan-Laporan, Produk 3% 90 2,7


pelaksanaan, dll).
c. Administrasi 5

KINERJA SANGAT 14
Ketaatan dalam penyelesaian Administrasi Keuangan
2% 80 1,6

81-100 (termin, pajak, dll).

MEMUASKAN 15
Tenaga Ahli yang ditugaskan sesuai dengan yang
diusulkan.

Tenaga Pendukung yang ditugaskan memiliki


1% 90 0,9

5. 16 1% 90 0,9
d. Kesesuaian kemampuan sesuai dengan kualifikasi pekerjaan.
Kualifikasi 5
Tenaga Ahli Jumlah Tenaga kerja dan peralatan selama Waktu
17 1% 55 0,55
Pelaksanaan pekerjaan terpenuhi.

18 Kemampuan tenaga kerja sesuai ketentuan Kontrak. 1% 55 0,55

19 Kapasitas dan Jenis Peralatan sesuai ketentuan Kontrak 1% 55 0,55


Ketaatan dan kelengkapan dalam memenuhi
Administrasi Pekerjaan sesuai Kontrak (Time Schedule,
20 Shop Drawing, Asbuilt Drawing, Laporan-Laporan, Buku 2,5% 55 1,375
e. Kelengkapan
5 Tamu, Buku Direksi, Buku Bahan, Buku Tenaga,
dokumen
Perizinan, dll).
Kelengkapan Kantor Administrasi: Gudang, Kantor
21 2,5% 55 1,375
Direksi, Papan Nama, dll.

Kelengkapan K3 selama Pelaksanaan Pekerjaan


f. Keselamatan 22 2,5% 55 1,375
terpenuhi: .
dan Kesehatan 5
Kerja Perlindungan tenaga kerja dipenuhi (Jamsostek,
23 2,5% 55 1,375
asuransi, dll).
Adanya Sosialisasi ke lingkungan sekitar sebelum
24 2,5% 55 1,375
pekerjaan dilaksanakan.
g. Lingkungan 5
25 Tidak ada Permasalahan dengan Lingkungan sekitar. 2,5% 55 1,375

100 100% 77,15

Keterangan: Cara penilaian setiap indikator adalah dengan memberikan nilai (angka) pada kolom yang sesuai
Terima Kasih
https://ppsdm.lkpp.go.id
pusdiklat.pbj@lkpp.go.id
0811-9182-444
pusdiklatpbj_lkpp

Anda mungkin juga menyukai